Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

ACARA KE-5
“IDENTIFIKASI SENYAWA ORGANIK”

Disusun Oleh:
Nama : Rizki Saputra
NPM : E1J023080
Prodi : Agroekoteknologi
Kelompok : 4 (Empat)
Hari/tanggal : Kamis, 2 November 2023
Koa-ss : Dahani Sharon Simbolon
Dosen : Drs. Syafnil, M.Si.
Objek Praktikum : Identifikasi Senyawa Organik

LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kimia organik adalah percabangan studi ilmiah dari ilmu kimia mengenai struktur, sifat,
komposisi, reaksi, dan sintesis senyawa organik. Senyawa organik dibangun terutama
oleh karbon dan hidrogen, yang pada umumnya dapat mengandung unsur-unsur lain
seperti nitrogen, oksigen, fosfor, halogen dan belerang. (WIKIPEDIA,2023). kimia organik
muncul dikarenakan sebagai upaya untuk memahami kimia kehidupan. Ahli kimia bekerja
sama dengan fisikawan dan matematikawan untuk memahami bagaimana molekul
berperilaku, dan dengan para ahli biologi untuk memahami bagaimana interaksi antar molekul
mendasari semua kehidupan (Clayden et al., 2017). Senyawa organik adalah senyawa-
senyawa yang dibentuk oleh unsur karbon yang memiliki sifat-sifat fisik dan sifat-sifat kimia
yang khas.
Kimia organik adalah bagian daripada percabangan studi ilmiah kimia yang memberikan
bahasan terkait dengan struktur, sifat, komposisi, reaksi, dan sintesis senyawa organik.
Ahmad Roni (2021). Senyawa organik tersebut dapat diperoleh dari hasil suatu reaksi maupun
isolasi bahan - bahan alam . Dalam melakukan identifikasi senyawa organik yang belum
diketahui perlu dilakukan pemisahan dan pemumian komponen- komponen penyusun
campuran semua metode pemisahan disarankan pada perbedaan sifat fisik dari komponen -
komponen penyusun campuran . Teknik pemisahan seperti ekstraksi , yang di dasarkan pada
perbedaan kelarutan , destilasi fraksinasi dan destilasi uap , yang didasarkan pada perbedaan
tekanan uap (Riswayanto, 2012).
Kimia organik mempelajari senyawa karbon (organik) yang mengandung ikatan kovalen
di dalamnya, termasuk struktur molekul, reaktivitas, mekanisme reaksi, sifat-sifat fisik dan
kimia, sintesis, dan penemuan senyawa organik baru (Klein, 2021).
Kimia organik adalah cabang kimia yang mempelajari struktur, sifat, dan reaktivitas
senyawa organik yang mengandung karbon. Kimia organik modern berfokus pada
pemahaman hubungan antara struktur molekul dan sifat fisik serta kimianya (Chang &
Goldsby, 2022).
Kimia organik adalah ilmu yang mempelajari struktur, sifat, dan transformasi senyawa
organik. Senyawa organik mengandung ikatan kovalen karbon-hidrogen dan karbon-karbon
sebagai bagian utama strukturnya (McMurry, 2023).
Untuk mengetahui kandungan dalam senyawa organik dapat dilakukan dengan cara
identifikasi senyawa organik. Dalam pengidentifikasian senyawa organik ini dapat dilakukan
pengujian dengan menggunakan suatu pelarut yang khusus untuk menguji senyawa organik
diantaranya eter, air, larutan HCL dan sebagainya. Selain dengan tes kelarutan cara lain yang
dapat dipakai adalah dengan test karakteristik kimia dengan menambahkan pereaksi tertentu.
Cara sistematik untuk tes karakteristik senyawa yang mempunyai atom karbon, hidrogen dan
oksigen.

1.2 Tujuan Percobaan


Untuk tujuan percobaan ini ialah mengenal sifat-sifat yang dimiliki oleh senyawa-
senyawa karbon melalui uji reaksi kimia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Percobaan pada sampel urea dengan penambahan etanol 95%, pemanasan, dan
penambahan air tidak menghasilkan perubahan apapun. Hal ini sesuai dengan sifat urea yang
merupakan senyawa anorganik sederhana dan tidak memiliki gugus peptida, sehingga tidak
bereaksi positif pada uji biuret (Chang dkk, 2017).

Percobaan pada sampel alkohol dengan penambahan etanol 95%, pemanasan, dan
penambahan air tidak menghasilkan perubahan apapun. Hal ini dikarenakan sifat alkohol yang
mudah menguap pada pemanasan sehingga sebagian besar alkohol menguap, dan alkohol
bersifat larut dalam air sehingga tidak terjadi perubahan yang tampak (Chang, Raymond, 2017).
Sampel Poc (campuran enzim pepsin, tripsin dan protein lainnya) yang diuji dengan
penambahan etanol 95%, pemanasan, dan penambahan air tidak menunjukkan perubahan warna
pada uji biuret. Hal ini dapat terjadi karena enzim dan sebagian protein telah mengalami
denaturasi akibat perlakuan, sehingga struktur ikatan peptidanya terganggu dan tidak lagi
memberikan reaksi positif pada uji biuret (Mcmurry dkk, 2010).

Sampel minyak goreng yang diuji dengan pencampuran etanol 95% diikuti pemanasan
dan penambahan air menunjukkan kelarutan dalam air. Hal ini sesuai dengan sifat minyak
goreng yang merupakan trigliserida dan bersifat nonpolar, namun dapat larut sebagian dalam air
pada suhu tinggi karena ikatan hidrogen antara gugus polar (Chang, Raymond, 2014).
BAB III
METODOLOGI

2.1. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah :
Alat Bahan
Botol semprot Sample
Gelas piala 2,4-dinitrofenil hidrazin
Gelas ukur FeCl3
Pipet tetes Asam kromat
Erlenmeyer Etanol 95%
Tabung reaksi+rak NaOH 10%
Penjepit tabung reaksi Ammonium hidroksida encer
Pipet volume 5 ml Aseton
Batang pengaduk Aquades
2.2. Cara Kerja
2.2.1 Uji Kimia Ketidak Jenuhan
A. Reaksi dengan brom
Memasukan 4 tetes sampel masing-masing ke dalam 4 tabung reaksi bersih dan
kering. Di tambahkan 2 ml , mengocok campuran perlahan-lahan sampai tidak terjadi
perubahan warna.
B. Oksidasi dengan KMNO4
Memasukan 4 tetes sampel masing-masing ke dalam 4 tabung reaksi bersih dan
kering. Menambahkan tetes demi tetes larutan sampai terjadi endapan hitam (atau
larutan menjadi keruh).
2.2.2. Test asam kromat (test karakteristik alkohol)
Menyiapkan tabung reaksi dan memasukkan 2 ml sampel yang akan diuji
kedalamanya .Menambahkan 1 ml aseton , kemudian menambahkan 1 tetes asam kromat
.Warna orange dari asam kromat akan berubah menjadi biru kehijauan atau terbentuk
endapan jika yang ditambahkan berupa alkohol primer atau sekunder.
2.2.3. Test feCl3 ( test karakteristik untuk fenol)
Menyiapkan tabung reaksi lalu memasukkan sampel yang akan di uji.
Menambahkan 5 tetes larutan dan melalukan pengocokan. Jika tidak terbentuk warna
menunjukan bahwa senyawa tersebut bukan senyawa fenol.
2.2.4. Test karakteristik aldehid dan keton
A. Test 2,4-dinitrofenil hidrazin
Memasukan 2 ml etanol 95%, metambahkan 3 tetes sampel yang akan di uji ke
dalam tabung reaksi terebut. Kedalam tabung reaksi ini di masukan 1 ml larutan 2,4-
dinitrofenilhidrazin dan melakukan pengocokan kuat-kuat. Jika tidak di hasilkan
endapan panaskan larutan tersebut dengan pemanas air selama 1 menit dan selanjutnya
menambahkan 5 tetes air. Jika terbentuk endapan kuning sampai merah orange
menunjukan test positif untuk adanya gugus karbonil dari keton atau aldehid.
B. Test pereaksi tollens
Didalam tabung reaksi dimasukan 1 ml larutan perak nitrat 5% selanjutnya
ditambahkan 1 tetes NaOH 10% dan dilarutkan. Menambahkan kedalam campuran
tersebut larutan encer amonium hidroksida hingga endapan perak hidroksida melarut
( hindari penggunaan larutan ammonium berlebihan). Tambahkan 2 tetes larutan yang
akan di uji. Kocok dan biarkan selama 10 menit, jika reaksi tidak terjadi dalam 10
menit panaskan tabung reaksi diatas penengas air selama 5 menit. Reaksi positif akan
ditunujukan dengan terbentuknya cermin perak pada dinding atau endapan metalik.
C. Test fehling
Fehling B: 65 g NaOH dan 173 g Kna tartarat dalam 500 ml larutan dimasukkan 1
ml sampel, 1 ml reagen fehling A dan 1 m reagen B kedalam tabung reaksi.
Memanaskan tabung reaksi di dalam penangas air mendidih selama sekitar 5 menit.
Mengamati warna endapan yang terbentuk.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
3.1 Hasil Pegamatan

No. Sampel Percobaan Hasil Pengamatan Keterangan


Poc Coklat dan endapan
1. KMnO4
Etanol Endapan keruh
Urea Merah dan Endapan
Minyak goreng Coklat muda ada
endapan
2. Urea Tidak berubah
Aseton Asam Jadi lebih jernih
Asam Kromat Kromat Menjadi kuning
Poc Jadi lebih keruh

3. Alkohol Berubah warna dari putih


FeCl3 ke kunig
Poc Berubah warna ada
endapan
Minyak Berubah dari kuning
Muda ke pekat, endapan
Urea Berubah warna, putih ke
Kuning
4. Poc Tidak terjadi perubahan
Etanol Hidrazin Tidak terjadi perubahan
Urea Tidak terjadi perubahan
Minyak goreng Larut dalam air
5. Urea Biru keunguan
Alkohol Fehling Biru tua
Minyak Goreng Hijau tua
Poc Hijau muda
BAB V
PEMBAHASAN

Pada percobaan kali ini tentang identifikasi senyawa organik, senyawa organik dapat di
klafikasikan sesuai dengan sifat kelarutannya dalam sejumlah pelarut dan larutan tertentu.
Dalam pengelompokkan senyawa organik diperlukan suatu identifikasi untuk mengetahui
kedekatan sifat fisik dari senyawa organik. Salah satu identifikasi yang sederhana yang
dilakukan adalah identifikasi berdasarkan sifat kelarutannya.

Pada percobaan kali ini kami mendapatkan test karakteristiik aldehid dan keton, pada
percobaan kali ini kami mendapatkan 4 (empat) sample . Setiap sampel yang akan diuji coba
dimasukan3 (tiga) tetes sample ke 2ml Etanol 95% dalam tabung reaksi. Setelah semua bahan
dimasukan dilakukan pengojokan kuat-kuat. Jika tidak terjadi endapan maka akan dilakukan
pemanasan. Panaskan dan tambahkan 5 tetes air, amati perubahannya. Hasil dari pengamatan
kami mendapatkan hasil sebagai berikut

Pada percobaan pertama percobaan pd urea. Kami telah memasukan 3 tetes uera ke dalam
2 ml etanol 95%, setelah dikocok kami belum mendapatkan hasil. Langkah ke dua kami
memanaskan sample pada urea tadi, setelah pemanasan selesai dan ditambahkan 5 tetes air
kami tidak mendapatkan perbedaan dari hasil awal dan akhir (tidak terjadi perubahan). Hal ini
sesuai dengan sifat urea yang merupakan senyawa anorganik sederhana dan tidak memiliki
gugus peptida, sehingga tidak bereaksi positif pada uji biuret

Pada percobaan kedua percobaan pd alkohol. Kami telah memasukan 3 tetes alcohol ke
dalam 2 ml etanol 95%, Setelah memanaskan dan menambahakan 5 tetes air kami tidak
mendapatkan perbedaan dari hasil awal dan akhir (tidak terjadi perubahan). Hal ini
dikarenakan sifat alkohol yang mudah menguap pada pemanasan sehingga sebagian besar
alkohol menguap, dan alkohol bersifat larut dalam air sehingga tidak terjadi perubahan yang
tampak.

Pada percobaan ke-tiga percobaan pd alkohol. Kami telah mencampurkan 3 tetes Poc ke
dalam 2 ml etanol 95%, setelah dikocok kami pun belum mendapatkan perubahan sama
sekali. Kemudian kami mamanskan sample poc tadi. Setelah memanaskan dan
menambahakan 5 tetes air kami juga tidak mendapatkan perbedaan dari hasil awal dan akhir
(tidak terjadi perubahan). Hal ini dapat terjadi karena enzim dan sebagian protein telah
mengalami denaturasi akibat perlakuan, sehingga struktur ikatan peptidanya terganggu dan
tidak lagi memberikan reaksi positif pada uji biuret.
Pada percobaan terakhir percobaan ke-3yakni percobaan pada minyak goreng. Kami telah
mencampurkan 3 tetes minyak goreng ke dalam 2 ml etanol 95%, setelah dikocok kami pun
belum mendapatkan perubahan. Kemudian kami mamanskan sample minyak goreng tadi ke
atas pemanas. Setelah memanaskan dan menambahakan 5 tetes air kami mendapatkan hasil
minyak yang dipanaskan tadi larut ke dalam air. Hal ini sesuai dengan sifat minyak goreng
yang merupakan trigliserida dan bersifat nonpolar, namun dapat larut sebagian dalam air pada
suhu tinggi karena ikatan hidrogen antara gugus polar
BAB VI
KESIMPULAN
1 . Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dan pembahasan yang dilaporkan, dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:

1. Percobaan identifikasi dengan uji biuret pada sampel urea, alkohol, POC (pepsin,
tripsin, protein lain), dan minyak goreng menunjukkan hasil negatif karena tidak
terjadi perubahan warna setelah penambahan pereaksi. Hal ini sesuai dengan sifat
masing-masing sampel.
2. Urea sebagai senyawa anorganik sederhana tidak mengandung gugus peptida
sehingga tidak memberikan reaksi positif pada uji biuret.
3. Alkohol mudah menguap saat dipanaskan dan larut dalam air sehingga tidak
menunjukkan perubahan warna.
4. Protein dan enzim dalam POC kemungkinan mengalami denaturasi saat dipanaskan
sehingga tidak lagi memberikan reaksi positif pada uji biuret.
5. Minyak goreng yang merupakan trigliserida dapat larut sebagian dalam air pada suhu
tinggi karena adanya gugus polar meskipun bersifat nonpolar.
6. Uji identifikasi dengan metode biuret dapat digunakan untuk mengetahui keberadaan
gugus peptida pada suatu sampel senyawa organik.
7. Sifat kelarutan dan perilaku termal suatu senyawa organik dapat digunakan untuk
membantu identifikasi jenis senyawa.

2. Saran
1. Saran saya perlu dilakukan pengulangan percobaan (replikasi) untuk masing-masing
sampel guna memastikan reproduktifitas dan validitas data hasil percobaan.
2. untuk laporan praktiuk ini bila ada kesalahan dalam menulis ataupun ada pihak yang
terganggu saya memohon maaf dan pada praktikan selanjutnya bias menjadikan laporan
ini sebagai gambaran untuk laporan yang baru nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA
Clayden, J., Greeves, N., & Warren, S. (2017). Organic Chemistry (2nd Ed.). Oxford
University Press.
Pengertian Kimia Organik, Jenis Senyawa, dan Contohnya
https://www.pakarkimia.com/pengertian-kimia-organik/
Riswayanto.(2012). Kimia Organik.Jakarta:Erlangga
Kimia organic.(2023). https://id.wikipedia.org/wiki/Kimia_organik
Klein, D.R. (2021). Organic Chemistry. John Wiley & Sons.
Chang, R. & Goldsby, K.A. (2022). Chemistry. McGraw Hill.
McMurry, J. (2023). Fundamentals of Organic Chemistry. Cengage Learning.
Chang, Raymond dan Goldsby, Kenneth. Kimia Umum: Konsep-Konsep Inti Jilid 1. Edisi 11.
penerbit Erlangga, 2017. Halaman 56
Chang, Raymond. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti, Jilid 1. Erlangga, 2004. Hal 284-285.
McMurry, John, and Mary E. Castellion. Fundamentals of General, Organic, and Biological
Chemistry. 7th ed., Prentice Hall, 2010, pp. 61–63.
Chang, Raymond. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti Jilid 1. Erlangga, 2004, pp. 283-284.

Anda mungkin juga menyukai