Oleh
Harlina Elo Azizah
2117021023
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
Judul praktikum : Aldehidan dan Keton
Tanggal praktikum : 22 Oktober 2021
NPM : 2117021023
Jurusan : Biologi
Kelompok :3
Mengetahui,
Asisten
Merriezka ismaini
1717011046
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia farmasi, aldehid digunakan untuk memproduksi resin, zat
bewarna dan obat-obatan. Salah satu contoh senyawa aldehid adalah
formaldehid.penggunaan terbesarnya adalah sebagai reaksi untuk
penyiapan senyawa organik seperti bakelit, formika, dan melmac.
Fomaldehid dapat mengubah sifat protein, sehingga protein tidak dapat
larut dalam air dan tahan terhadap bakteri pembusuk. Inilah yang
menyebabkan formaldehid digunakan sebagai pengawet. Formaldehid
juga digunakan sebagai antiseptik, pelarut, dan bahan campuran parfum.
Aldehid dan keton keduanya mengandung gugus karbonil dan sering disebut
sebagai senyawa karbonil. Gugus karbonil menentukan sifat-sifat kimia aldehida
dan keton. Aldehida dan keton menunjukan sifat-sifat mirip. Perbedaan struktur
memberikan akibat sifat-sifat yang berbeda pula, yaitu aldehid sangat mudah
teroksidasi, aldehida biasanya lebih reaktif daripada keton terhadap adisi nukleofil
(Sastrohadmijojo, 2011)
Aseton adalah keton yang paling penting. Ia merupakan cairan volatil (titik didih
56o C) dan mudah terbakar. Aseton adalah pelarut yang baik untuk macam-
macam senyawa organik, banyak digunakan sebagai pelarut pernis, lak dan
plastik. Tidak seperti kebanyakan pelarut organik lain, aseton bercampur dengan
air dalam segala perbandingan. Sifat ini digabungkan dengan volatilitasnya,
membuat aseton sering digunakan sebagai pengering alat-alat laboratorium. Alat-
alat gelas laboratorium yang masih basah dibilas dengan aseton, dan lapisan
aseton yang menempel kemudian menguap dengan mudah. Salah satu metode
pembuatan aseton adalah melalui dehidrogenasi isopropil alkohol dengan bantuan
katalis tembaga (Achmadi, 1989).
Ada beberapa perbedaan antara aldehid dan keton pada sifat dan struktur yang
mempengaruhinya:
a.Aldehid sangat mudah untuk beroksidasi, sedangkan keton mengalami
kesukaran dalam beroksidasi.
b.Aldehid biasanya lebih reaktif dari keton, terhadap suau reagen yang sama. Hal
ini disebabkan karena atom karbonil dari aldehid kurang dilindungi dibandingkan
dengan keton, begitu pula aldehid lebih mudah dioksidasi dari keton.
c.Aldehid kalau teroksidasi akan menghasilkan asam karboksilat dengan jumlah
atom yang sama tetapi untuk keton tidak,dikarenakan pada keton sering
mengalami pemutusan ikatan yang menghasilkan 2 ikatan asamkarboksilat dengan
jumlah atom karbon dari keton mula-mula (akibat putusnya ikatan karbon), keton
siklik menghasilkan asam karboksilat dengan jumlah atom karbon yang sama
banyak. (Fessenden, 1992)
Aldehid dan keton mengandung gugus karbonil C = O. Jika dua gugus ini
menempel pada gugus karbonil adalah gugus karbon, maka senyawa itu
dinamakan keton. Jika salah satu dari kedua gugus tersebut adalah hidrogen, maka
senyawa tersebut adalah golongan aldehid. Oksida parsial dari alkohol
menghasilkan aldehid. Oksidasi alkohol sekunder menghaslkan keton. Oksidasi
bertahap dari etanol menjadi asetaldehida kemudian menjadi asam asetat yang
diilustrasi dengan model molekul (Petrucci, 1999).
Aldehid mempunyai paling sedikit satu atom hidrogen yang melekat pada gugus
karbonil. Gugus lainnya dapat berupa gugus hidrogen, alkil atau aril.
Dalam sistem IUPAC, aldehida diberi akhiran –al (berasal dari suku pertama
aldehida). Dalam sistem IUPAC, keton diberi akhiran –on (dari suku terakhir kata
keton). Penomoran dilakukan sehingga gugus karbonil mendapat nomor terkecil.
Biasanya keton diberi nama dengan menambahkan kata keton setelah nama-nama
gugus alkil atau aril yang melekat pada gugus karbonil. Sama halnya dengan
aldehida, nama umum sering digunakan (Hart, 1998).
Saat ini, senyawa aldehid dan keton sering digunakan sebagai bahan parfum. Hal
ini karena kedua senyawa ini memiliki aroma yang wangi. Pada pembuatan
parfum sebelumnya, bahan yang banyak dipakai adalah minyak esensial.Namun
di abad kesembilan belas, ahli kimia laboratorium sudah mengembangkan kimia
organic sintetik. Dari pengembangan ini, mereka menghasilkan kreativitas yang
berupa parfum berbahan kimiawi (Solomon, 2011)
III.METODE PERCOBAAN
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu aseton, heptanal,
benzaldehid, 3-pentanon, asetofenon, 2-propanol, fenilhidrazin, asam
cuka, air, metanol, 2,4-dinitrofenilhidrazin, dietil keton, etanol, HCL,
larutan piridina, sinamaldehida, Na bisulfit, NaOH, asam fosfat-metanol,
semikarbazida, larutan iodium, dan n-butildehida
B. DiagramAlir
FENILHIDRAZON
Pembuatan larutan fenilhidrazin
1 mmol fenilhidrazin
Hasil
Proses uji
Zat yang akan di uji
Hasil
Dilakukan uji yang sama pada cairan yang sukar larut dalam air,
contohnya asetofenon. Digunakan pelarut metanol sebagai pengganti air,
lalu kristal yang dihasilkan dicocokkan dengan titik leleh turunan yang
murni yaitu 105 derajat celcius.
2,4-DINITROFENILHIDRAZIN
Hasil
1 mmol sinamaldehid
Hasil
SEMIKARBAZON
0,5 ml larutan semikarbazida
Hasil
Hasil
TES BISULFIT
5 tetes sampel
Hasil
TES IODOFORM
Tes pada zat yang larut dalam air
4 tetes larutan (terbuat dari 50 mg zat padat + 2 ml
air)
Hasil
Bila zat tidak larut dalam air
Hasil
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
2. Tes Bisulfit
B. PEMBAHASAN
Aldehid berasal dari alkohol primer yang teroksidasi. Aldehid adalah senyawa
organik yang karbon karbonilnya selalu berikatan dengan paling sedikit satu atom
hidrogen. Aldehid sudah dikenal sejak lama sehingga penataan nama
menggunakan nama IUPAC aldehyde diturunkan dari nama senyawa alkana.
Aldehida diberi nama menurut nama trivial asam karboksilat induknya dengan
mengubah imbuhan asam-oat atau asam-at menjadi akhiran aldehid. Contohnya
asam asetat menjadi asetaldehid.
keton merupakan senyawa karbon dengan rumus umum R–CO–R'. Keton disebut
juga sebagai senyawa karbonil karena memiliki gugus fungsi C= O. Keton dapat
dibuat dari oksidasi alkohol sekunder.
Sedangkan pada senyawa Keton atau alkanon memiliki gugus karbonil (- CO-
). Berikut dalah sifat fisika dan sifat kimia yang dimiliki senyawa keton yaitu
seperti Aseton atau propanon (CH₃-CO-CH₃) dalam suhu kamar berwujud cair
sedangkan keton dengan jumlah atom C lebih tinggi berwujud padat, Aseton dan
butanon dapat larut dalam air sedangkan keton dengan jumlah atom C lebih
banyak tidak dapat larut dalam air, Keton dapat dibuat dari oksidasi alkohol
sekunder, Dapat bereaksi adisi dengan hidrogen (H₂) menghasilkan alkohol
sekunder, Keton tidak mudah teroksidasi dengan oksidator seperti pereaksi Tollen
dan Fehling bahkan oksidator kuat KMnO₄.
Reaksi yang terjadi pada senyawa aldehid yang pertama adalah reaksi oksidasi
dimana merupakan reaksi yang mengandung gugus karbonil yang mengikat atom
hidrogen sehingga dapat mengalami oksidasi. Reaksi oksidasi aldehida
menggunakan oksidator yang akan menghasilkan asam karboksilat.
(reaksi oksidasi asetaldehida menjadi asam asetat)
Lalu ada reaksi reduksi pada reaksi ini aldehid tergantung reduktornya bila
reduktornya lemah misalnya H2 , katalisator Ni atau LiAlH4 dihasilkan alkohol
Bila reduktornya kuat misalnya Zn (Mg) dalam asam halida pekat akan terbentuk
alkana (reduksi Clemmensen).
Lalu ada reaksi adisi, pada reaksi ini aldehid adalah dimana Suatu pereaksi juga
dapat masuk ke dalam ikatan rangkap karbonil. Misalnya pada senyawa karbonil
dapat terjadi hidrogenasi. Adisi aldehid bisa terjadi karena adanya air, alkohol.
Pada senyawa keton reaksi yang pertama yaitu reaksi adisi dimana keton kurang
reaktif dibandingkan dengan aldehida. Ada beberapa alasannya yaitu yang
pertama karena hambatan sterik yang artinya atom karbon karbonil lebih tertutup
atau sesak karena adanya dua gugus organik lalu alasan yang berikutnya adalah
elektronik dimana gugus alkil biasanya bersifat pendonor elektron dibandingkan
hidrogen. Sehingga gugus alkil cenderung lebih menetralkan muatan positif
parsial pada karbon karbonil, kemudian menurunkan reaktivitasnya terhadap
nukleofil.
Lalu ada reaksi oksidasi keton dimana keton dapat dioksidasi dengan
menggunakan asam peroksi yang menghasilkan ester dan asam karboksilat.
Reaksi menggunakan asam peroksi dikenal dengan nama oksidasi baeyer-villeger.
Selanjutnya ada reaksi reduksi pada senyawa keton dimana keton dapat direduksi
menjadi alkohol sekunder menggunakan hibrida logam. Hibrida logam yang
sering digunakan adalah litium aluminium hibrida(LiAlH4) dan natrium hibrida
(NaBH4).
Heptanal membentuk larutan kuning kental berminyak di bagian atas, tetapi hasil
tes positif karena di bagian bawah berwarna putih dan tidak memiliki endapan.
Benzaldehida memberikan endapan dan larutan yang sangat keruh, dan hasil uji
negatif. Pada 3-pentanon larutan jingga tidak mengendap dan hasil tes negatif.
Tidak terbentuk endapan dengan 2-propanon dan hasil uji negatif. Setelah itu,
akhirnya terbentuk endapan keruh berwarna jingga tua pada asetofenon dengan
hasil uji negatif.
Pada percobaan kedua dilakukan uji bisulfit. Metode ini mirip dengan 2,4-
dinitrofenilhidrazin, yaitu memasukkan larutan natrium bisulfit ke dalam 6 tabung
yang berbeda dan memasukkan larutan yang berbeda seperti aseton, heptanal,
benzaldehida, 3-pentanon, 2-propanon, dan asetofenon disetiap tabung. Endapan
putih terbentuk dalam aseton dan hasil tes positif. Endapan putih sedikit
berminyak terbentuk di atas heptanal dan hasil tesnya positif. Untuk benzaldehida,
endapan putih sedikit berminyak di bagian bawah dengan hasil tesnya positif.
Pada 3-pentanon dan 2-propanol berwarna jernih, tidak ada endapan, dan kedua
hasil ujinya negatif. Pada asetofenon hanya lapisan berminyak yang terbentuk dan
hasil tes negatif. Pada percobaan ketiga dilakukan uji iodoform. I2 dimasukkan
ke dalam KI dua tabung yang sudah berisi sampel. Beberapa tetes NaOH
ditambahkan ke dalam tabung pertama sampai iodine berwarna cokelat hilang.
Lakukan hal yang sama untuk tabung kedua. Tambahkan secukupnya hingga
membentuk larutan kuning jernih lalu panaskan dengan water handler. Terbentuk
endapan kuning dalam asetaldehida, larutan tidak berwarna, dan hasil uji positif.
Sebaliknya, aseton membentuk endapan kuning, larutan keruh, dan hasil uji
positif
Alkanon atau keton yang paling banyak dikenal adalah aseton. Senyawa ini
biasanya digunakan sebagai cairan pembersih cat kuku. Asetofenon (metil fenil
keton, C7H8CO) merupakan cairan tak berwarna dan berhablur. Senyawa ini
sering digunakan sebagai zat hipnotik. Asetofenon juga digunakan sebagai bahan
wewangian dalam sabun, deterjen, krim, losion. Beberapa senyawa keton atau
alkanon banyak yang berbau harum (seperti aseton dan keton siklik) sehingga
digunakan sebagai campuran pembuatan kosmetik dan parfum. Uji 2,4
dinitrofenilhidrazin biasanya digunakan untuk mengkristalkan produk-produk.
Banyak semilarbazon adalah padatan kristal, berguna untuk identifikasi aldehid
dan keton induk dengan cara titik lebur.
V. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
Achmadi, S. 1989. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi keempat Jilid
3. Erlangga. Jakarta.
2. Reaksi adisi natrium bisulfit ini bekerja dengan baik hanya pada senyawa
aldehida. Sedangkan pada senyawa keton, reaksi adisi natrium bisulfit
akan berlangsung jika salah satu gugus hidrokarbon yang terikat pada
gugus karbonil adalah gugus metil. Dari percobaan yang dilakukan,
sampel aldehida menunjukkan reaksi positif, baik pada suhu kamar
maupun pada suhu rendah. Untuk sampel 3-pentanon dan asetofenon
hasilnya negatif karena memiliki gugus metil yang terikat pada gugus
karbonil, tetapi tidak terjadi reaksi bila dicampur dengan pereaksi natrium
bisulfit, baik pada suhu kamar maupun pada suhu rendah. Ini karena keton
memiliki reaktivitas yang rendah terhadap serangan nukleofilik.