Disusun oleh : 1. ebry Puji A. (092210101042) 2. erani Cendrianti (092210101043) 3. Noermala E. (092210101044) 4. Aminah (092210101046) 5. Putri Wulandari (092210101050)
LABORATORIUM SINTESIS BAHAN OBAT BAGIAN KIMIA ARMASI AKULTAS ARMASI UNIVERSITAS JEMBER 2011
A. 1UDUL 1(4-bromoIenil)-3-(3,4-dimetoksiIenil)-2-proneon B. TU1UAN Mengenal reaksi kondensasi Claisen Schmid . DASAR TEORI Khalkon adalah salah satu kelompok Ilavonoid yang penyebarannya di alam sangat terbatas dan hanya ditemukan pada beberapa golongan tumbuhan dalam jumlah yang sedikit. Khalkon dikenal sebagai senyawa intermediet untuk sintesis berbagai senyawa heterosiklik. Senyawa yang memiliki gugus khalkon memiliki aktivitas biologi seperti antimikroba, antiinIlamasi, analgesik, dan anti platele serta antimalaria. Dari beberapa penelitian disebutkan bahwa senyawa khalkon yang mengandung gugus ( O- CH2O- ) mempunyai aktivitas sebagai antibakteri. Sintesis 1- (4-bromoIenil) 3- (3,4 dimetoksiIenil) 2- propan-on dilakukan melalui reaksi kondensasi Claisen Smidt. Reaksi kondensasi adalah reaksi yang terjadi antara dua molekul atau lebih bergabung menjadi molekul yang lebih besar dengan atau tanpa hilangnya molekul kecil seperti air. Salah satu contoh reaksi kondensasi adalah reaksi kondensasi aldol. Kondensasi aldol merupakan reaksi kondensasi antara dua molekul yang identik dari aldehid atau keton untuk membentuk hidroksi aldehid atau hidroksi keton (produk aldol). Dalam reaksi aldol ada 5 kemungkinan yang dapat terjadi untuk molekul produk aldol : 1. Dua molekul aldehid yang sama, hanya ada satu produk dan kesetimbangan terletak jauh ke kanan. 2. Dua molekul keton yang sama : terjadi kesetimbangan ke kiri tapi hal ini dapat digeser dengan menggunakan reaksi yang kontinue. 3. Dua aldehid 4. Dua keton yang berbeda 5. Aldehid dan keton disebut juga kondensasi Claisen schmid.
Reaksi kondensasi Claisen schmid adalah reaksi kondensasi aldol yang terjadi pada aldehid yang tidak mempunyai hidrogen u dan keton. Reaksi kondensasi ini dapat dijadikan dasar untuk sintesis senyawa kalkon. Kalkon merupakan senyawa intermediet hasil sintesis dari senyawa heterosiklik. (esenden. 1982) Campuran aseton tersubtitusi (0,01 mol) dan aryl aldehid (0,01 mol) diaduk dalam etanol (30 ml) dan kemudian larutan aqueous dari potassium hidroksida (15 ml) ditambahkan pada campuran, campuran dibiarkan selama semalam pada temperatur kamar dan kemudian dituang dalam gumpalan es dan diasamkan dengan HCl encer. (Prasad. 2008)
3.1Hal-Hal yang perlu diperhatikan
Suatu analisis retrosintetik dari u, keton tidak jenuh (u, unsaturated keton) mempunyai peranan penting untuk beberapa jenis metode sintesis. Metode ini dapat digunakan untuk aldehid aromatik. Aldehid aromatik bereaksi dengan aliIatik/campuran alkil aril keton dengan adanya larutan alkali (larutan basa) menjadi bentuk u, unsaturated keton (Reaksi Claisen schmid). (esenden. 1982) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam praktikum ini adalah O Melarutkan 4-bromoasetoIenon dengan 15 ml etanol dan 12 ml NaOH 2M. 4- bromoasetoIenon memiliki siIat yang sukar larut dalam air sehingga, melarutkan dengan etanol terlebih dahulu ad larut. Kemudian menambahkan 12 ml NaOH. ungsi dari NaOH yaitu sebagai katalis basa kuat dalam reaksi kondensasi Claisen schmid. O Melakukan rekristalisasi dengan menggunakan etanol panas. Bertujuan untuk memisahkan pengotor dari campuran yang didapat. O Penambahan HCl 10 bertujuan untuk membantu pengkristalan dan memisahkan kedua Iase bersiIat netral. Sedangkan Iungsi air es untuk menurunkan suhu dan mengkristalkan campuran larutan tersebut.
3.2 Kegunaan reaksi sintesis Dalam dunia pengobatan begitu banyak senyawa kimia yang digunakan. Namun, jika bahan tersebut diambil terus menerus dari alam maka bahan alam akan mengalami kekurangan. Hal ini dapat menjadikan suatu tantangan bagi para ahli Iarmasis untuk mensintesis bahan alam tersebut. Pada praktikum kali ini, dilakukan sintesis 1(4-bromophenyl)-3-(3,4-dimetoksiphenyl)-2-propene-on untuk menghasilkan senyawa murni, mengetahui sintesisnya dan cara memperoleh persen rendemen. 3.3Kegunaan produk Senyawa dengan kerangka kalkon dilaporkan memiliki berbagai kegiatan biologis seperti antimikroba, antiinIlamasi, antiplatelet, analgesik, antiulceratiI, antimalaria, antikanker, antiviral, antileishmanial, antioksidan, antitubercular, antihiperglikemik, immudulatory, hambatan kimia, mediator reliase, penghambatan leukotrien B4, penghambatan tyrosinase, penghambatan reduktase, kegiatan aldosa. Adanya u,-keto tak jenuh reaktiI berIungsi dalam kalkon yang bertanggungjawab sebagai aktivitas antimikroba. Reaksi dari berbagai macam turunan acetaIenon dengan turunan aldehid aromatik yang berbeda untuk membentuk kalkon. Struktur dari berbagai macam senyawa yang disintesis didapatkan berdasarkan analisis elemental dari data spektra IR dan NMR senyawa juga dilihat aktivitas antimikroba. (Prasad. 2008) Pada praktikum ini, dilakukan sintesis senyawa 1-(4`-bromoIenil)-3-(3`,4`- dimetoksiIenil)-2-propen-1-on yang berasal dari bahan awal 3,4-dimetoksibenzaldehid dan 4-bromoasetoIenon sehingga pada senyawa hasil sintesis terdapat penambahan subtituen metoksi dan bromo sebagai berikut :
Sedangkan mekanisme reaksi pembentukan khalkon, yaitu : Dalam sintesis senyawa kelompok khalkon ini , bahan dasar yang digunakan adalah 4- bromoasetoIenon dan 3,4-dimetoksi benzaldehid. AsetoIenon mempunyai atom Hu terhadap gugus karbonilnya sehingga dalam kondisi basa dapat membentuk ion karbanion dengan reaksi sebagai berikut:
Karbanion tersebut relatiI stabil karena dapat berkonjugasi menghasilkan ion enolat.
Sintesis senyawa kelompok khalkon ini berdasarkan reaksi Claisen-schmidt yang melibatkan dua tahap reaksi . tahap pertama adalah tahap reaksi adisi nukleoIilik. Pada tahap ini karbanion dari asetoIenon menyerang karbon dari gugus karbonil benzaldehida dengan reaksi sebagai berikut:
Hasil reaksi adisi nukleoIilik di atas mengalami transIer proton dari molekul air menghasilkan -hidroksiketon.
Reaksi tahap kedua adalah dehidrasi senyawa -hidroksiketon menghasilkan khalkon. Senyawa -hidroksiketon mempunyai Hu terhadap gugus karbonil, sehingga dalam suasana basa atom Hu mudah lepas. Hal ini mempercepat dehidrasi senyawa -hidroksiketon menghasilkan produk yang stabil karena mempunyai ikatan rangkap yang terkonjugasi dengan cincin aromatis. Reaksi dehidrasi tersebut sebagai berikut:
D. ALAT DAN BAHAN Alat : O Beakerglass 500ml O Labu alas bulat 500ml O Cawan petri O Gelas ukur 10ml O Pompa vakum O Corong Buchner O Gelas Iiltrasi O Kertas saring O Melting point tester O Pot plastic O Pendingin allihn O Gelas ukur 100ml O Batang pengaduk
Bahan : O 4-bromo asetoIenon O Etanol O 3,4 dimetoksibenzaldehid O Air es O NaOH O HCl
E. ARA KER1A
Memasukkan 4bromo aseLofenon 1 gram ke dalam beaker glass uhasllkan produk berwarna kunlng Menambahkan 13 ml eLanol dan 12 ml naoP 2 M Menambahkan 34dlmeLoksl benzaldhld 0831 gram Mengaduk selama 13 menlL Mengaduk ad homogen dan dlblarkan selama 1 [am Menuangkan 30 ml alr es yang Lelah dlberl 10 ml Pcl 10 dl dalam beaker glass 300 ml ke dalam beaker glass 300 ml yang Lelah berlsl produk berwarna kunlng Mengaduk perlahanlahan klsLal 1(4bromofenll)3(34dlmeLoksl fenll)2propenon akan memlsah Menyarlng krlsLal dengan corong buchner Mencucl beberapa kall dengan alr es kemudlan lakukan rekrlsLallsasl dengan eLanol Menlmbang dan menenLukan LlLlk leburnya Mengerlngkan dloven pada LemperaLur 30 C Memblarkan selama 13 menlL Deskripsi Bahan awal a. 4-BromoasetoIenon (C 8 H 7 BrO) 4 Berat molekul : 199 4 Mudah menguap dengan panas, larut alcohol, eter, asam asetat glacial,benzena.
b. 3,4 dimetoksibenzaldehid 4 Tetradehide : C 9 H 10 O 3
4 Berat molekul : 166,18
c. Etanol 4 Pemerian : Cairan tak berwarna,jernih,mudah menguap,dan mudah bergerak,bau khas,rasa pedas,mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap. 4 Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroIorm P dan eter P. 4 Khasiat : Zat tambahan
d. Natrium hidroksida (NaOH) 4 Pemerian : Bentuk batang, butiran,massa hablur atau keeping, kering keras, dan rapuh serta menunjukkan susunan hablur putih mudah meleleh,basah,sangat alkali dan korosiI segera menyerap CO 2 . 4 Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan etanol 95 P 4 Khasiat : Zat tambahan 4 Berat molekul : 40,0
e. Asam klorida (HCl) 4 Pemerian : Cairan tidak berwarna,bau merangsang. Jika diencerkan dengan 2 bagian air,asap dan bau hilang. 4 Keasambasaan : Larutan yang sangat encer masih bereaksi asam kuat terhadap kertas lakmus P 4 Khasiat : Zat tambahan 4 Berat molekul : 36,46
I. Air es 4 Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna,tidak berbau, dan tidak berasa. 4 Keasambasaan : Pada 10ml ditambahkan 2 tetes larutan metal merah P tidak terjadi warna merah. Pada 10ml tambahkan 5 tetes larutan biru bromtimol P tidak terjadi warna biru.
. Skema alat
. Hasil Percobaan Berat hasil percobaan: Hari I (Selasa) O Berat total (kertas saring cawan) 52,8685 gram O Berat cawan 51,7755 gram O Berat kertas saring 1,093 gram Hari II (Rabu) O Berat total (Kristal cawan kertas saring) 53,5030 gram O Berat cawan 51,7755 gram O Berat kertas Kristal 1,7625 gram O Berat Kristal 0,6335 gram Hari III (Kamis) O Berat total 53,1180 gram O Berat kertas saring Kristal 1,3425 gram O Berat Kristal 0,2495 gram Hari IV (Senin) O Berat total 53,0488 gram O Berat cawan 51,7755 gram O Berat kertas saring Kristal 1,2733 gram O Berat Kertas saring 1,0930 gram O Berat Kristal 0,1803 gram
rendemen hasII pcrcobaan pcrhItungan tcorItIs x 100
0,1803 gram 1,735 gram x 100 10,39
H. PERHITUNAN RENDEMEN
BM 199,036 g/mol 166, 17 g/mol 347,09 g/mol Berat 1,0002 g 0,831 g 1,735 g Mol 5,024 mol 5,00 x 10 mol 5,00 x 10 mol
M : 5,024 5,00 x 10 P R : 5,00 x 10 5,00 x 10 5,00 x 10
S : 5,019 P 5,00 x 10
O Perhitungan jumlah mol pereaksi 4 bromo asetoIenon 1 gram 5,024.10 -3 mol 199,036
Jarak lebur : 121 122 o C Titik lebur : 121 o C Berat rendemen : 0,1803 gram (10,39)
I. PEMBAHASAN Praktikum sintesis 1(4-bromoIenil)-3-(3,4-dimetoksiIenil)-2-propen-on bertujuan agar mahasiswa mengenal reaksi kondensasi Claisen-Schmidt. Reaksi kondensasi claisen-schmidt adalah reaksi kondensasi aldol silang yang terjadi antara aldehid aromatik dan keton dalam suasana basa sehingga terbentuk suatu senyawa baru. Reaksi kondensasi terjadi dengan atau tanpa hilangnya suatu molekul kecil seperti air. Dalam reaksi kondensasi Claisen-schmidt untuk sitesis 1(4-bromoIenil)-3-(3,4-dimetoksiIenil)-2- propenon, starting material yang dipakai adalah (4-bromoasetoIenon) dan (3,4- dimetoksibenzaldehid). 4-bromoasetoIenon memiliki atom C u dan atom H u, sehingga 4- bromoasetoIenon dapat membentuk enolat. Langkah pertama reaksi kondensasi Claisen-Schmidt untuk sintesis ini adalah pembentukan ion enolat. Ion enolat terbentuk dengan penambahan NaOH sebagai dasar reaksi dari enolisasi terjadi pada satu sisi senyawa keton yang memiliki hidrogen u (u proton). Enolat akan menyerang gugus aldehida untuk menghasilkan suatu aldol. Aldol ini kemudian didehidrasi dengan mekanisme reaksi E1. Reaksi E1 adalah reaksi yang berlangsung melalui zat antara karbokation, dimana karbokation tersebut dapat memberikan sebuah proton kepada suatu basa dalam suatu reaksi eliminasi menjadi sebuah alkena. Prosedur kerja sintesis diawali dengan pencampuran 4-bromoasetoIenon sebanyak 1gram dan 15ml etanol dan 12ml NaOh 2M, lalu diaduk selama 10 menit. Etanol digunakan sebagai pelarut , karena 4-bromoasetoIenon memiliki kelaruatan yang tingg I dalam etanol, sedangkan NaOH berIungsi untuk memberikan suasana basa, sehingga reaksi kondensasi berlangsung untuk membentuk senyawa baru. Dalam buku kimia organik I hal 197, persyaratan yang diperlukan untuk bisa terjadi reaksi E1 adalah pelarut polar dan suasana basa. Karena itu, diperlukan penambahan NaOH 2M agar terbentuk suasana basa. Setelah itu, ditambahkan 3,4-dimetoksibenzaldehid 0,831 gram aduk sampai homogen dan ditunggu selama 1jam. Pendiaman selama 1 jam ini bertujuan agar reaksi berjalan sempurna, kemudian dihasilkan produk bewarna kuning. Produk tersebut dituangkan kedalam beaker glass yang berisi 50ml air es dan HCl 10 10ml. Air es berIungsi sebagai untuk menurunkan suhu campuran sehingga terbentuk kristal seiring dengan penurunan suhu tersebut. Pendinginan/ penurunan suhu secara mendadak dapat menimbulkan bentuk kristal yang kurang bagus. Karena itu proses penurunan suhu sebaiknya dilakukan secara bertahap, sehingga terbentuk kristal yang bagus. HCl 10 berIungsi untuk menetralkan suasana basa dalam campuran. Jika suasana campuran dibiarkan basa, maka reaksi kndensasi akan berlangsung dan membentuk senyawa baru yang tidak diharapkan. Jadi, penambahan asam (HCl) ini diharapkan dapat menghentikan reaksi kondensasi tersebut. Setelah ditambah asam dan air es, campuran tersebut diaduk perlahan dan kristal 1(4- bromoIenil)-3-(3,4-dimetoksiIenil)-2-propenon akan memisah , lalu dibiarkan 15 menit. Kristal tersebut disaring dengan corong Buchner lalu dicuci dengan air es. Tujuannya adalah untuk memisahkan kristal dari pelarutnya. Lalu untuk mendapatkan kristal yang lebih murni maka perlu dilakukan direkristalisasi dengan etanol panas. Kristal dilarutkan dengan etanol panas, lalu disaring dengan kertas saring untuk memisahkan kristal dari pengotor pengotor. Campuran etanol panas dibiarkan dulu selma beberapa menit dalam suhu ruang, baru kemudian dimasukkan atau direndam dalam air es. Hal ini bertujuan agar kristal yang terbentuk bagus, karena apabila dilakukan penurunan suhu secara mendadak, bentuk kristal menjadi tidak bagus. Setelah kristal terbentuk, kristal disaring disaring lagi dengan corong buchner dan dicuci dengan air es. Hasil akhirnya diletakkan dalam oven, jika akan ditimbang dipindah di desikator10-15 menit sebelumnya kemudian disimpan kembali di oven beberapa hari lalu ditimbang bobotnya sampai diperoleh bobot konstan dan dihitung berat rendemennya. Karakterisasi senyawa untuk mengetahui titik lebur senyawa hasil sintesis dilakukan dengan mengukur titik leburnya mengunakan alat melting point tester. Berdasarkan hasil uji, didapatkan jarak lebur yaitu 121-122 o C. Titik lebur senyawa 1-(4-bromoIenil)-3-(3,4- dimetoksiIenil)-2-propen-one 109,37 0,152 o C, perbedaan ini dapat dijelaskan oleh teori Stall, yakni semakin murni suatu senyawa, semakin tinggi titik lebur dan semakin sempit titik leburnya. Kristal dikatakan murni apabila memiliki jarak suhu lebur tidak lebih dari 0,5-1 o C. Dengan demikian, dapat diyakini bahwa rendemen hasil praktikum kali ini tidak murni, masih terdapat pengotor dalam produk tersebut.
1. KESIMPULAN Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini ialah sebagai berikut : O Reaksi kondensasi Claisen-schmidth adalah reaksi yang terjadi antara aldehid aromatik dan keton dalam suasana basa sehingga terbentuk senyawa baru. O Berat Produk yang dihasilkan 0,1803 gram atau sekitar (10,39) O Senyawa kalkon memiliki titik lebur diatas 80 o C. Jarak lebur dari senyawa yang kami peroleh dari praktikum ini adalah 121 122 o C.
DATAR PUSTAKA Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. armakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan RI. essendent, Rj dan essendent Js. 1996. imia Organik Jilid II Edisi III. Jakarta : Erlangga Prasad. Y Rajendra, A. Laksamana Rao dan R. Rambabu.2008. Synthesis And Antimicrobial Activity of Some Chalcone Derivates. E-Journal oI Chemistry, 5(3) : 461-466 Pratiwi, D. 2009. Sintesis dan Ufi Bioaktivitas Senyawa 1(4-Bromofenil)-3-(3,4-Dimetoksi fenil)-2-propen-1-on. Tidak diterbitkan. Skripsi. Jember: Iakultas armasi Universitas Jember Siswando dan Soekardjo, B. 2000. imia Medisinal. Jilid I Edisi II. Surabaya: universitas Airlangga Press Stall, Gaddis dan Divenger. 2000. Microscale and Miniscake Organik Chemistry Laboratory Experiment. USA: MC. Graw Hill Compenies Inc.