Anda di halaman 1dari 27

Rumus dan persamaan Kimia

Stoichiometri dan
Perhitungannya
T-18 Menyetarakan Persamaan Kimia
Tips-tips Penyetaraan dengan
metode Inspeksi
 Jumlah atom-atom dari setiap unsur dikedua sisi
persamaan reaksi harus sama.
 Hanya koefisien yang dapat di gunakan untuk
menyamakan tidak boleh (indeks) subscript
 Untuk menentukan jumlah total atom suatu unsur
dalam suatu rumus ddiperoleh dengan cara
mengalikan antara koefisisen dengan nilai subscript
dari unsur dalam rumus Jika dalam sisi persamaan
yang sama terdapat lebih dari satu sumber unsur
harus perhatikan jumlah total unsur tersebut di sisi
yang lain.
Konsep Mol

1 mol = 6.023 X 10 23 = Bilangan avagadro


dengan Lambang = N , atau L
 1 mol telur = 6.023 X 10 23 telur
 1 mol dari molekul = 6.023 X 10 23 molekul
 Diperlukan karena atom-atom dan molekul-
molekul terlalu kecil untuk tangani
Persen Massa dan Komposisi

 PersenMassa X unsur = (massa dari X


unsur dalam senyawa / massa dari
senyawa) x 100
Rumus Empiris
Dari contoh sebelumnya, kita peroleh bahwa
komposisi senyawa adalah :

Jika kira asumsikan ada 100 g sampel, kemudian


kita bagi setiap persentase dengan massa atom
kemudian tentukan jumlah setiap mol nya
Ar C = 12, H = 1, N = 14
Rumus empiris
Rumus Empiris
Rumus empiris diperoleh dengan melihat
pernadingan bilangan bulat terkecil

Rumus empiris CH5N


Rumus struktur
Cara ini digunakan untuk menunjukkan bagaimana atom-
atom saling berikatan didalam atom
Contoh
Kedua rumus struktur berikut mempunya rumus molekul
sama yaitu C2H6O

Kedua senyawa kimia tersebut memiliki sifatsifat


yang sangat berbeda
Rumus struktur
Kita dapat gunakan beberapai cara untuk menyatakan
rumus stuktur
Penggunaan rumus struktur sering digunakan dalam
molekul organik
Atom karbon dijejerkan, kemudian apa yang akan
ditempelkan padanya.
Selanjutnya rantai karbon disusun
Rumus struktur
Model-model dapat juga digunakan untuk membantu
mengambarkan suatu molekul

Bentuk
bola dan
garis

Pengisian
ruang
Hubungan antara rumus molekul dengan
Rumus empiris

 Massa Molekul / Massa Empiris = n


 (AxBy)n = AnxBny = Rumus Molekul
Hubungan antara Stoicheometri dengan
Mol

 Untuk 2H2 + O2 -- 2H2O


 2 mol H2 = 1 mol O2
 2 mol H2 = 2 mol H2O
 1 mol O2 = 2 mol H2O
Menentukan reagen pembatas dan
Hasil teoritis
 Gram yang diberikan atau mol dari dua reagen
Rubah massa dari setiap reagen ke mol (tahap 1 tidak
biasa diberikan dalam mol reagen )
Rubah mol pereakasi 1 menjadi mol hasil mengunakan
koefisien
Ubah mol reagen 2 ke mol mengunakan koefisisen
 Jika mol dari hasil dari reagen satu 1 < dari mol dari
hasil reagen 2, Maka reagen 1 adalah pereaksi
pembatas dan mol hasil dari reagen 1 adalah hasil
teoritis
 Contoh
Contoh pereaksi pembatas
Contoh
Untuk Pernyataan reaksi berikut, mana yang
merupakan pereaksi pembatas jika kamu
mempunyai 5 g Hidrogen dan 10 g Oksigen
Reaksi yang setimbang
Contoh
Menyetarakan reaksi kimia

Kamu memerlukan 2 mol H2 untuk setiap mol O2


Kamu memerukan 2,5 mol H2 dan 0,31 mol O2
Perbandingan yang diperlukan 2 : 1
Tetapi perbandingan yang ada 2,5 : 0,31 atau 8,3 : 1
dalam hal ini hidrogen berlebih dan oksigen sebagai
pereaksi pembatas
Contoh % Hasil
Contoh. Tahap akhir dalam produksi dari aspirirn
adalah dalam reaaksi dari asam salisilat dengan
anhidrida asam asetat

48,6 g dari aspirin dihasilkan jika 50,0 g dari asam


salisilat yang direaksikan dengan asam asetat
berlebih. Berapa nilai % Hasil ?
Contoh % Hasil
Jumlah mol asam salisilat yang digunakan :
50,0 1mol/138 = 0,362 mol asam salisilat
Satu mol aspirin akan dihasilkan untuk setiap mol
asam salisilat yang dipakai.
Jumlah g aspirin yang harus dihasilkan- hasil
teoritis
(0,362 mol aspirin)(180 g/mol) = 652,2 aspirin
% Hasil
% Hasil untuk reaksi ini
Hasil teoritis = 65,2 g
Hasil nyata = 48,6
% Hasil = 48,6/65,2 x 100 = 74,5
Hasil kurang dari 100 % Cukup layak dalam
proses industri
Pereaksi Pembatas

Dalam suatu reaksi kimia, apabila kita menggunakan


reagn atau pereaksi terkadang kita menggunakan
pereaksi yang berlebih untuk satu reagn dengan
tujuan agar reagn yang lain habis bereaksi dan
diperoleh hasil yang maksimal sesuai
keinginan. Sering terjadi satu reagen dibuat berlebih,
sampai suatu reagen tertentu sudah habis digunakan
dalam reaksi sebelum reagen yang lainnya habis.
Pereaksi pembatas (limiting reactant) = zat pereaksi
yang habis bereaksi lebih dahulu, dan menjadi
penentu jumlah produk yang dihasilkan. Sedangkan
Pereaksi berlebih (excess) = pereaksi yang jumlahnya
melebihi dari jumlah yang dibutuhkan.
Mari kita ambil contoh reaksi berikut ini :

Sebanyak 2,8 gram gas Nitrogen direaksikan dengan


1,2 gram gas Hidrogen.
Manakah yang akan menjadi pereaksi pembatas
Manakah yang akan menjadi pereaksi berlebih, serta
berapa gram produk Amonia yang akan dihasilkan ?
Apabila kita lihat persamaan reaksi setaranya,
terlihat bahwa 1 mol gas nitrogen akan bereaksi dengan 3
mol gas hidrogen menghasilkan 2 mol gas amonia.
Ini berarti perbandingan mol nitrogen : hidrogen adalah 1:3.
Perbandingan ini menunjukkan kebutuhan yang harus
dipenuhi.
Selanjutnya  Setelah kita konversi massa (gram) reagn
kedalam mol, maka reagen yang tersedia adalah:
2,8 gram gas nitrogen (0,1 mol nitrogen) dan 1,2 gram gas
hidrogen (0.6 mol hidrogen).
Jadi perbandingan mol Nitrogen : hidrogen adalah 0,1: 0,6
atau dibulatkan menjadi 1:6
Dari sini kita bisa melihat bahwa dalam reaksi itu 1 mol
Nitrogen hanya membutuhkan 3 mol hidrogen, sementara
yang tersedia adalah 6 mol hidrogen.
Sehingga dalam contoh reaksi diatas gas hidrogen adalah
pereaksi berlebih dan gas nitrogen adalah pereaksi
pembatas.
Sehingga diakhir reaksi kita akan menjumpai sisa hidrogen
sebanyak:
0,3 mol dan produk amonia yang dihasilkan adalah 0,2 mol
amonia.

Anda mungkin juga menyukai