Diagram fase yang umum. Garis titik-titik merupakan sifat anomali air. Garis
berwarna hijau menandakan titik beku dan garis biru menandakan titik didih yang
berubah-ubah sesuai dengan tekanan.
Penandaan diagram fase menunjukkan titik-titik di mana energi bebas bersifat
non-analitis. Fase-fase dipisahkan dengan sebuah garis non-analisitas, di mana
transisi fase terjadi, dan disebut sebagai sempadan fase.
Pada diagaram sebelah kiri, sempadan fase antara cair dan gas tidak
berlanjut sampai tak terhingga. Ia akan berhenti pada sebuah titik pada diagaram
fase yang disebut sebagai titik kritis. Ini menunjukkan bahwa pada temperatur dan
tekanan yang sangat tinggi, fase cair dan gas menjadi tidak dapat dibedakan, yang
dikenal sebagai fluida superkritis. Pada air, titik kritis ada pada sekitar 647 K dan
22,064 MPa (3.200,1 psi)
Keberadaan titik kritis cair-gas menunjukkan ambiguitas pada definisi di atas.
Ketika dari cair menjadi gas, biasanya akan melewati sebuah sempadan fase,
namun adalah mungkin untuk memilih lajur yang tidak melewati sempadan dengan
berjalan menuju fase superkritis. Oleh karena itu, fase cair dan gas dapat dicampur
terus menerus.
Sempadan padat-cair pada diagram fase kebanyakan zat memiliki gradien
yang positif. Hal ini dikarenakan fase padat memiliki densitas yang lebih tinggi
daripada fase cair, sehingga peningkatan tekanan akan meningkatkan titik leleh.
Pada beberapa bagian diagram fase air, sempadan fase padat-cair air memiliki
gradien yang negatif, menunjukkan bahwa es mempunyai densitas yang lebih kecil
daripada
air
(Wikipedia.org).
Diagram fasa merupakan cara mudah untuk menampilkan wujud zat sebagai fungsi
suhu dan tekanan. Dalam diagram fasa, diasumsikan bahwa zat tersebut diisolasi
dengan baik dan tidak ada zat lain yang masuk atau keluar sistem. Gambar dibawah
adalah diagram fasa zat tertentu. Fasa zat yang ada di daerah A, B, C dan H dan
fasa yang ada di titik D, E, F dan G dan tunjukkan titik mana yang menyatakan titik
tripel, titik didih normal, titik beku normal, dan titik kritis.
A : padat
B : cair
C : uap (gas)
D : padat + uap
F : cair + uap
G : cair + uap
H : uap, titik tripel
G : titik beku normal
Pada saat tekanan uap campuran berada dikeadaan maksimum maka titik
didihnya minimum, inilah yang disebut titik azeotrop yang terjadi pada titik didih
minimum, begitupun sebaliknya pada saat tekanan uapnya minimum maka titik
didihnya maksimum sehingga disebut titik azeotrop yang terjadi pada titik didih
maksimum. Kurva titik didih dan kondensasi berimpit pada keadaan maksimum dan
minimum tersebut. Ini berarti bahwa pada keadaan tersebut, fase uap dan cairan
memiliki komposisi yang sama.Campuran semacam itu, yang memiliki titik didih
konstan dan komposisinya tidak berubah selama mendidih, disebut campuran
azeotrop.
Penguapan cairan terjadi karena molekul-molekul cairan di permukaan cairan
meninggalkan cairan. Molekul-molekul ini mempunyai tenaga lebih besar daripada
tenaga rata-rata dalam cairan. Penguapan tidak teradi terus menerus, sebab
sebagian dari uap kembali ke dalam cairan. Bila kecepatan penguapan dan
pengembunan sama, terjadi kesetimbangan dan tekanan uap yang terjadi disebut
tekanan uap jenuh pada tempratur tersebut atau tekanan uap.
Banyaknya panas yang diperlukan untuk menguapkan cairan tergantung dari
beberapa faktor, yaitu:
Jenis cairan
Banyaknya cairan
Tempratur