PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Batubara merupakan salah satu sumber energi primer yang memiliki riwayat
pemanfaatan yang sangat panjang. Beberapa ahli sejarah yakin bahwa batubara
pertama kali digunakan secara komersial di Cina. Ada laporan yang menyatakan
bahwa suatu tambang di timur laut Cina menyediakan batu bara untuk
mencairkan tembaga dan untuk mencetak uang logam sekitar tahun 1000 SM.
Bahkan petunjuk paling awal tentang batubara ternyata berasal dari filsuf dan
ilmuwan Yunani yaitu Aristoteles, yang menyebutkan adanya arang seperti batu.
Abu batu bara yang ditemukan di reruntuhan bangunan bangsa Romawi di
Inggris juga menunjukkan bahwa batubara telah digunakan oleh bangsa Romawi
pada tahun 400 SM.
Catatan sejarah dari Abad Pertengahan memberikan bukti pertama
penambangan batu bara di Eropa, bahkan suatu perdagangan internasional batu
bara laut dari lapisan batu bara yang tersingkap di pantai Inggris dikumpulkan
dan diekspor ke Belgia. Selama Revolusi Industri pada abad 18 dan 19,
kebutuhan akan batubara amat mendesak. Penemuan revolusional mesin uap oleh
James Watt, yang dipatenkan pada
pertumbuhan penggunaan batu bara. Oleh karena itu, riwayat penambangan dan
penggunaan batu bara tidak dapat dilepaskan dari sejarah Revolusi Industri,
terutama terkait dengan produksi besi dan baja, transportasi kereta api dan kapal
uap.
Namun tingkat penggunaan batubara sebagai sumber energi primer mulai
berkurang seiring dengan semakin meningkatnya pemakaian minyak. Dan
akhirnya, sejak tahun 1960 minyak menempati posisi paling atas sebagai sumber
energi primer menggantikan batubara. Meskipun demikian, bukan berarti bahwa
batubara akhirnya tidak berperan sama sekali sebagai salah satu sumber energi
primer.
Krisis minyak pada tahun 1973 menyadarkan banyak pihak bahwa
ketergantungan yang berlebihan pada salah satu sumber energi primer, dalam hal
ini minyak, akan menyulitkan upaya pemenuhan pasokan energi yang kontinyu.
Selain itu, labilnya kondisi keamanan di Timur Tengah yang merupakan produsen
minyak terbesar juga sangat berpengaruh pada fluktuasi harga maupun stabilitas
pasokan. Keadaan inilah yang kemudian mengembalikan pamor batubara sebagai
alternatif sumber energi primer, disamping faktor faktor berikut ini:
1. Cadangan batubara sangat banyak dan tersebar luas.
Diperkirakan terdapat lebih dari 984 milyar ton cadangan batubara
terbukti (proven coal reserves) di seluruh dunia yang tersebar di lebih dari
70 negara. Dengan asumsi tingkat produksi pada tahun 2004 yaitu sekitar
4.63 milyar ton per tahun untuk produksi batubara keras (hard coal) dan
879 juta ton per tahun untuk batubara muda (brown coal), maka cadangan
batubara diperkirakan dapat bertahan hingga 164 tahun. Sebaliknya,
dengan tingkat produksi pada saat ini, minyak diperkirakan akan habis
dalam waktu 41 tahun, sedangkan gas adalah 67 tahun. Disamping itu,
sebaran cadangannya pun terbatas, dimana 68% cadangan minyak dan
67% cadangan gas dunia terkonsentrasi di Timur Tengah dan Rusia.
2. Negara-negara maju dan negara-negara berkembang terkemuka memiliki
banyak cadangan batubara.
Berdasarkan data dari BP Statistical Review of Energy 2004, pada
tahun 2003, 8 besar Negara-negara dengan cadangan batubara terbanyak
adalah Amerika Serikat, Rusia, China, India, Australia, Jerman, Afrika
Selatan, dan Ukraina.
1. Batubara dapat diperoleh dari banyak sumber di pasar dunia dengan
pasokan yang stabil.
2. Harga batubara yang murah dibandingkan dengan minyak dan gas.
3. Batubara aman untuk ditransportasikan dan disimpan.
4. Batubara dapat ditumpuk di sekitar tambang, pembangkit listrik, atau
lokasi sementara.
5. Teknologi pembangkit listrik tenaga uap batubara sudah teruji dan
handal.
6. Kualitas batubara tidak banyak terpengaruh oleh cuaca maupun hujan.
BAB II
PEMBAHASAN
diubah oleh kombinasi pengaruh tekanan dan panas selama jutaan tahun
silam sehingga membentuk lapisan-lapisan batubara.
berlangsung antara 360 juta sampai 290 juta tahun yang lalu. Kualitas dari
setiap endapan batu bara ditentukan oleh suhu dan tekanan serta lama waktu
pembentukan, yang disebut sebagai maturitas organik.
Proses awalnya, endapan tumbuhan berubah menjadi gambut (peat), yang
selanjutnya berubah menjadi batu bara muda (lignite) atau disebut pula batu
bara coklat (brown coal). Batubara muda adalah batu bara dengan jenis
maturitas organik rendah. Setelah mendapat pengaruh suhu dan tekanan yang
terus menerus selama jutaan tahun, maka batu bara muda akan mengalami
perubahan yang secara bertahap menambah maturitas organiknya dan
mengubah batubara muda menjadi batu bara sub-bituminus (sub-bituminous).
Perubahan kimiawi dan fisika terus berlangsung hingga batu bara menjadi
lebih keras dan warnanya lebih hitam sehingga membentuk bituminus
(bituminous) atau antrasit (anthracite). Dalam kondisi yang tepat, peningkatan
maturitas organik yang semakin tinggi terus berlangsung hingga membentuk
antrasit.
Dalam
proses
pembatubaraan,
maturitas
organik
sebenarnya
Semakin tinggi mutu batubara, umumnya akan semakin keras dan kompak,
serta warnanya akan semakin hitam mengkilat. Selain itu, kelembabannya
pun akan berkurang sedangkan kadar karbonnya akan meningkat, sehingga
kandungan energinya juga semakin besar.
2. Bituminus
Bituminus mengandung 68-86% unsur karbon (C) serta berkadar
air 8-10% dari beratnya.
Ciri-ciri :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Warna hitam
Material sudah terkompaksi
Mempunyai kandungan air yang sedang
Mempunyai kandungan karbon padat sedang
Mempunyai kandungan karbon terbang sedang
Sifat oksidasi menengah
Nilai panas yang dihasilkan sedang
3. Sub-Bituminus
Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, oleh
karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan
dengan bituminus, dengan kandungan karbon 35-45%.. Meskipun
nilai panasnya rendah, batubara ini umumnya memiliki kandungan
belerang yang lebih rendah daripada jenis lainnya, yang membuatnya
disukai untuk dipakai karena hasil pembakarannya yang lebih bersih.
D kalimantan.
Ciri-ciri :
1) Warna hitam
2) Material sudah terkompaksi
3) Mempunyai kandungan air yang sedang
4) Mempunyai kandungan karbon padat sedang
5) Mempunyai kandungan karbon terbang sedang
6) Sifat oksidasi menengah
7) Nilai panas yang dihasilkan sedang
4. Lignit atau Batubara Coklat
Lignit atau biasa dikenal dengan brown coal adalah batubara yang
sangat lunak yang mengandung air 35-75% dari beratnya. Lignit
merupakan batubara geologis muda yang memiliki kandungan
karbon terendah, 25-35%. Contohnya di flores dan di sumba.
Ciri-ciri :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Warna kecoklatan
Material terkompaksi namun sangat rapuh
Mempunyai kandungan air yang tinggi
Mempunyai kandungan karbon padat rendah
Mempunyai kandungan karbon terbang tinggi
Mudah teroksidasi
Nilai panas yang dihasilkan rendah
5. Gambut (C60H6O34)
Gambut berpori dan memiliki kadar air diatas 75% serta nilai
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
10
2.3.2
11
Ribuan produk yang berbeda memiliki komponen batu bara atau hasil sampingan
batu bara:sabun, aspirin, zat pelarut, pewarna, plastik dan fiber, seperti rayon dan
nylon.
Batu bara juga merupakan suatu bahan yang penting dalam pembuatan
produk-produk tertentu, seperti :
1. Karbon teraktivasi digunakan pada saringan air dan pembersih
udara serta mesin pencuci darah.
2. Serat karbon bahan pengeras yang sangat kuat namun ringan yang
digunakan pada konstruksi, sepeda gunung dan raket tenis.
3. Metal silikon digunakan untuk memproduksi silikon dan silan,
yang pada gilirannya digunakan untuk membuat pelumas, bahan
kedap air, resin, kosmetik, shampo dan pasta gigi.
Penggunaan batubara tergantung kebutuhan sehari-hari. Misalnya, sebagai
bahan bakar minyak yang berasal dari pencairan batubara, bahan peledak dan
lainnya.
2.5.1
Pengertian Eksplorasi
Eksplorasi merupakan kegiatan lanjutan dari penyelidikan umum yang
hayati
Mengasumsikan kemungkinan lain yang berhubungan dengan resources
Peka akan perubahan (anomali) pada data
Insting geologi yang kuat
Tahapan Eksplorasi Batubara
Tahapan eksplorasi batubara terdiri dari 4 tahap, yaitu :
1. Survey Tinjau
Merupakan
tahap
eksplorasi
paling
awal
dengan
tujuan
13
endapan
bahan
galiannya
atau
batuan
dasar
15
mendapatkan
kemenerusan
lapisan
dalam
arah
16
d) Pembuatan Paritan
Parit Uji (Trenching) adalah salah satu metoda lain untuk
memperoleh
ketebalan
secara
absolut.
Teknis
pembuatan
trenching ini tidak jauh berbeda dengan pembuatan test pit yaitu
dengan cara membuat puritan sepanjang/searah dengan down dip
singkapan batubara (secara horizontal), berdimensi lebar 50 cm
dengan kedalaman parit tergantung dari posisi kontak antara
lapisan penutup (soil) dengan batubara, sedangkan panjang
paritan disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.
17
waktu
pemboran,
dan
pelaksana
(kontraktor)
pemboran.
Informasi dari lubang bor dapat diperoleh dari beberapa
sumber batuan, inti bor atau sludge, geofisika bawah permukaan;
dan informasi dari hasil pemboran. Pada bagian ini akan lebih
ditekankan pada pengamatan geologi.
Kegiatan pemboran dimaksudkan untuk melacak secara
spesifik mengenai penyebaran batubara baik ke arah down strike
maupun down dip dari masing-masing singkapan yang telah
ditemukan. Hasil data pemboran diharapkan dapat mengetahui
mengenai bentukan batubara bawah permukaan (coal modellling
sub-surface) sehingga dapat diketahui sumberdaya (resources)
batubara yang ada.
4. Eksplorasi Rinci
Eksplorasi Rinci (Detailed Exploration) dimaksudkan untuk
mengetahui kuantitas dan kualitas serta model tiga dimensi dari
endapan batubara secara lebih rinci.
2.6 Penambangan Batubara
2.6.1 Sistem Tambang Terbuka
Jenis-jenis tambang terbuka batubara dibagi menjadi :
1. Contour mining
19
diikuti
dengan
penambangan
endapan
batubaranya.
dilakukan
dengan
peledakan
dan
pemboran
atau
menggunakan dozer dan ripper serta alat muat front end leader,
kemudian langsung didorong dan ditimbun di daerah lereng yang
lebih
rendah.
Pengupasan
dengan
contour
stripping
akan
batubaranya kemudian diambil. Setelah itu lapisan blok 2 digali kirakira setengahnya dan ditimbun di blok 1. Sementara batubara blok 2
siap digali, maka lapisan tanah penutup blok 3 digali dan berlanjut
ke siklus penggalian blok 2 dan menimbun tanah buangan pada blok
awal.
Pada saat blok 1 sudah ditimbun dan diratakan kembali, maka
lapisan tanah penutup blok 4 dipidahkan ke blok 2 setelah batubara
pada blok 3 tersingkap semua. Lapisan tanah penutup blok 5
dipindahkan ke blok 3, kemudian lapisan tanah penutup blok 6
dipindahkan ke blok 4 dan seterusnya sampai selesai. Penggalian
beruturan ini akan mengurangi jumlah lapisan tanah penutup yang
harus diangkut untuk menutup final pit.
21
22
1. Lapisan miring
Cara ini dapat diterapkan pada lapisan batubara yang terdiri dari
satu lapisan (single seam) atau lebih (multiple seam). Pada cara
ini lapisan tanah penutup yang telah dapat ditimbun di kedua sisi
pada masing-masing pengupasan.
Gambar 2.22 Open Pit Method pada lapisan miring (Hartman, 1987)
2. Lapisan tebal
Pada cara ini
penambangan
dimulai
dengan
melakukan
Gambar 2.23 Open Pit Method pada lapisan tebal (Hartman, 1987)
3.4.2
Gambar 2.24 Metode room and pillar. (kiri: mekanis-konvensional, kanan: mekanis
kontinyu (Hartman, 1987)
26
27
belakang
daerah
penggalian.
Penambangan
ini
juga
dapat
(a)
(b)
28
(c)
(d)
Gambar 2.26 Auger Mining pada lapisan batubara dengan kemiringan lapisan curam
(Salem Tool Inc.,1996)
irisan
irisan
penampang
melintang
yang
29
penampang,
tiga
penampang
atau
rangkaian
banyak
penampang.
Perhitungan volume dengan menggunakan satu penampang digunakan
jika diasumsikan bahwa satu penampang mempunyai daerah pengaruh
hanya terhadap penampang yang dihitung saja.
Volume yang dihitung merupakan volume pada areal pengaruh
penampang tersebut.
30
Rumus Obelisk
31
3) Metode Triangulasi
Metode ini dilakukan dengan konsep dasar menjadikan titik yang
diketahui menjadi titik sudut suatu prisma segitiga.prisma segitiga
diperoleh dengan cara menghubungkan titik-titik yang diketahui
tanpa berpotongan.
33
2.7.2
34
BAB III
35
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Batubara merupakan salah satu bahan bakar fosil yang terbentuk dari
endapan
tumbuhan
yang
telah
membusuk
dan
terendapkan
36