Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA MEMBUAT LARUTAN

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK IV 1.PUTRA INDRAWAN (1010105027) 2.RIVO SYAPUTRA (1010105033) 3.RICI SEFNI HARNOVA (1010105030) 4.RIKA GUSNERI (1010105031) 5.RINDU TRIWULAN (1010105032) 6.SEPTIA WIHANDA (1010105035) 7.SRI YUNITA (1010105037) 8.TIYA MONICA BAMINDA (1010105039)

Sekolah Tinggi Kesehatan Alifah Padang Keperawatan A1

MEMBUAT LARUTAN

I. TUJUAN
1.Untuk mengetahui larutan dengan bermacam-macam konsentrasi.

II. LANDASAN TEORI


Larutan adalah campuran serba sama (homogen) dari dua atau lebih zat. Larutan terdiri dari dua komponen yaitu zat terlarut dan pelarut misalnya larutan garam dapur dalam air, dimana garam dapur adalah zat terlarut sedangkan air adalah pelarut. Untuk menyatakan kepekaan suatu larutan dipakai istilah konsentrasi. Dalam suatu campuran homogeny, jumlah dari salah satu komponen dapat sangat berlebihan, yaitu jauh lebih banyak dibandingkan dengan komponen lainnya, komponen yang terdapat dalam jumlah lebih banyak disebit pelarut (solvent), dan yang lebih sedikit disebut sebagai zat terlarut (solute) SIFAT-SIFAT UMUM LARUTAN(YANG BERWUJUD CAIR) 1. Partikel zat terlarut berukuran anatara 1-10Ao atau 10-8 10-7 cm) tidak dapat dipisahkan dengan kertas saring 2. Merupakan campuran homogeny dari dua atau lebih zat terlarut dan pelarut 3. Mempunyai bermacam-macam komposisi 4. Partikel zat terlarut berukuran molekul,ion atau atom 5. Partikel zat terlarut bersifat stabil dalam larutan atau tidak mengendap 6. Larutan jernih ada yang berwarna dan tidak 7. Dapat dipisahkan secara fisika dalam beberapa hal (misalnya dengan penguapan dan destilasi).

A. Kalium Permanganat, KMnO4 Kalium permanganat adalah oksidator kuat. Zat ini digunakan sebagai desinfektan dan digunakan dalam laboratorium untuk menganalisis kadar besi dalam baja dengan mengoksidasi ion Fe2+ , menyatakan bahwa kalium permanganat digunakan secara luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih. Ia merupakan suatu pereaksi yang mudah diperoleh, tidak mahal, dan tidak memerlukan suatu indikator, kecuali kalau digunakan larutan-larutan yang sangat encer. Satu tetes permanganat 0,1 N memberikan suatu warna merah muda yang jelas pada larutan yang biasanya digunakan dalam suatu titrasi. Warna ini digunakan untuk menunjukkan kelebihan pereaksi. Permanganat mengalami reaksi kimia yang bermacam-macam, karena mangan dapat berada dalam keadaan-keadaan oksidasi +2, +3, +4, +6, dan +7. Reaksi-reaksi yang dimaksud diikhtisarkan sebagai berikut : (a) MnO4- + 8H+ + 5e Mn2+ + 4H2O ; Eo = +1,51 V

Persamaaan reaksi (1) di atas merupakan sebuah reaksi yang berlangsung dalam larutanlarutan yang sangat berasam (0,1 N atau lebih). (b) MnO4- + 4H+ + 3e MnO2 + 2H2O ; Eo = +1,70 V

Pada persamaan reaksi di atas, reaksi berlangsung dalam larutan-larutan dengan tingkat keasaman rendah, dan digunakan dalam batas-batas pH antara 2 sampai 12. (c) MnO4- + 3H2P2O72- + 8H+ + 4e Mn(H2P2O7)33- + 4H2O ; Eo = +1,50 V

Pada persamaan reaksi menunjukkan bahwa keadaan oksidasi +3 tidak stabil, tetapi anion pembentuk kompleks seperti pirofosfat atau fluorida akan menstabilkan ion. (d) MnO4- + e MnO2 ; Eo = +0,54 V

Reaksi pada persamaan reaksi di atas hanya terjadi dalam larutan alkali 1 M. Dalam larutan dengan pH lebih rendah, reaksi (b) akan terjadi. Barium klorida biasanya ditambahkan untuk mengendapkan BaMnO4 yang akan menghilangkan warna hijau dari ion MnO42- dan juga mencegah terjadinya reduksi lebih lanjut (23). Kristal KMnO4 untuk pembuatan larutan sering terkontaminasi oleh MnO2; disamping itu MnO2 juga mudah terbentuk di dalam larutan karena adanya berbagai bahan organik. Pada pembuatan larutannya, sesudah kristal larut, sebaiknya larutan dipanaskan untuk mempercepat oksidasi zat-zat organik dan setelah dingin, larutan disaring untuk memisahkan MnO2. Tentu penyaringan ini tidak boleh menggunakan kertas saring karena mudah teroksidasi. Selanjutnya larutan disimpan dalam botol berwarna gelap dan tanpa penambahan basa (12).

Pada titrasi besi (II) dengan permanganat dalam medium asam klorida akan mengakibatkan terjadinya reaksi reduksi dimana klorida secara parsial akan teroksidasi menjadi klor atau asam hipoklorit, sehingga diperlukan permanganat secara berlebih. Adanya mangan(II) di dalam larutan dapat mencegah reaksi reduksi ini. Pada titrasi besi(II) oleh permanganat dalam medium asam klorida, mangan(II) ditambahkan sebelum titrasi dalam bentuk pereaksi Zimmerman-Reinhardt. Pereaksi ini terdiri dari suatu larutan mangan sulfat, MnSO4, yang dilarutkan dalam asam sulfat-posfat encer (7). Menyatakan bahwa pada media dimana asam sulfat dilibatkan, penambahan asam fosfat sebelum titrasi adalah bertujuan untuk mempertajam perubahan warna pada titik akhir. Ion fosfat membentuk suatu kompleks besi-fosfat tak berwarna yang stabil. Perubahan warna terjadi dari tidak berwarna menjadi merah muda, di mana permanganat bertindak sebagai indikator pada titik akhir. Namun sebelum mencapai titik akhir, larutan berwarna kuning atau hijau kuning yang disebabkan karena tingginya konsentrasi Fe3+. Di dalam titrasi besi(II) vs permanganat titran biasanya bertindak sebagai indikator, dimana penambahan titran secara berlebih akan memberikan warna merah muda pada larutan. B. Tembaga sulfat CuSO4 Tembaga (II) sulfat mempunyai banyak kegunaan di bidang industri diantaranya untuk mebuat campuran Bordeaux (sejenis fungisida) dan senyawa tembaga lainnya. Senyawa ini juga digunakan dalam penyepuhan dan pewarnaan tekstil serta sebagai bahan pengawet kayu. Bentuk anhidratnya digunakan untuk mendeteksi air dalam jumlah kelumit. Tembaga sulfat juga dikenal sebagai vitriol biru .

Tembaga (II) sulfat merupakan padatan kristal biru, CuSO4.5H2O triklini. Pentahidratnya kehilangan 4 molekul air pada 1100 C dan yang ke lima pada 1500C membentuk senyawa anhidrat berwarna putih. Pentahidrat ini dibuat dengan mereaksikan tembaga (II) oksida atau tembaga (II) karbonat dengan H2SO4 encer, larutannya dipanaskan hingga jenuh dan pentahidrat yang biru mengkristal jika didinginkan. Pada skala industri, senyawa ini dibuat dengan memompa udara melaluicampuran tembaga panas dengan H2SO4 encer. Dalam bentuk pentahidrat, setiap ion tembaga (II) dikelilingi oleh empat molekul air pada setiap sudut segi empat, kedudukan kelima dan keenam dari oktahedral ditempati oleh atom oksigen dari anion sulfat, sedangkan molekul air kelima terikat oleh ikatan hidrogen Salah satu sifat dari logam tembaga yaitu tembaga tidak larut dalam asam yang bukan pengoksidasi tetapi tembaga teroksidasi oleh HNO3 sehingga tembaga larut dalam HNO3. 3Cu(s) + 8H+(aq) + 2NO3-(aq) 3Cu2+(aq) + 2NO(g) + 4H2O Logam tembaga dibuat dari tembaga sulfida (Cu2S) yang dioksidasi dengan oksigen.

Cu2S 2CuO

+ +

2O2 Cu2S

2CuO SO2

+ +

SO2 4Cu

Garam tembaga dalam larutan berwarna biru pucat, karena membentuk ion Cu(H2O)42+. Jika larutan ini ditambah amonia akan menghasilkan ion Cu(NH3)42+ yang berwarna biru pekat. Senyawa CuCl2, Cu2Br2, Cu2I2 sukar larut dalam air dengan Ksp masing-masing 1,9.10-7, 5.10-9, dan 1.10-12. Senyawa Cu2O dan Cu2S dapat dibuat langsung dari unsurnya pada suhu tinggi. Kedua senyawa ini cenderung nonstoikiometrik karena dapat pula sebagian membentuk CuO dan CuS .

Senyawa-senyawa Cu (I) berwarna putih kecuali oksidasinya merah. Sedangkan senyawa Cu (II) hidratnaya biru dan anhidratnya abu-abu. Senyawa-senyawa Cu (II) lebih stabil dalam larutan. Mereka beracun dan mengion yang berwarna gelap (biru gelap) yang terbentuk dengan larutan amonia berlebihan. Cu digunakan buat kabel/kawat/peralatan listrik; dalam logam-logam paduan; monel, perunggu kuningan, perak jerman, perak nikel untuk ketel dan lain-lain .

Secara umum garam tembaga (I) tidak larut dalam air dan tidak berwarna, perilakunya mirip perilaku senyawa perak (I). Mereka mudah dioksidasi menjadi senyawa tembaga (II), yang dapat diturunkan dari tembaga(II) oksida, CuO, hitam. Garam-garam tembaga (II) umumnya berwarna biru, baik dalam bentuk hidrat, padat, maupun dalam larutan air; warna ini benar-benar khas hanya untuk ion tetraakuokuprat (II) [Cu(H2O)4]2+ saja. Batas terlihatnya warna ion kompleks tetraakuokuprat(II) (yaitu, warna ion tembaga (II) dalam larutan air), adalah 500 g dalam batas konsentrasi 1 dalam 104. Garam-garam tembaga (II) anhidrat, seperti tembaga (II) sulfat anhidrat CuSO4, berwarna putih (atau sedikit kuning).

Larutan amonia bila ditambahkan dalam jumlah yang sangat sedikit terbentuk endapan biru suatu garam basa (tembaga sulfat basa). Bila dalam keadaan basah dibiarkan terkena udara, tembaga (II) sulfida cenderung teroksidasi menjadi tembaga (II) sulfat, dan karenanya menjadi dapat larut dalam air. Banyak sekali panas yang dilepaskan pada proses ini . C. Natrium hidroksida NaOH Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium hidroksida, adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida

basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Ia digunakan di berbagai macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam laboratorium kimia. Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. Ia bersifat lembab cair dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Ia sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan. Ia juga larut dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam kedua cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH. Ia tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non-polar lainnya. Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas. D. Kalium Dikromat, K2Cr2O7 Kalium dikromat pro analisis mempunyai kemurnian tak kurang dari 99,9 persen dan memuaskan untuk kebanyakan tujuan. Dalam larutan asam, ion Cr2O72-(aq) dapat direduksi menjadi ion Cr3+(aq) yang berwarna hijau. Jumlah ion Cr2O72- yang berubah menjadi Cr3+ dapat digunakan untuk menentukan jumlah zat pereduksi. Prinsip ini digunakan dalam alat uji alkohol dalam nafas peminum minuman beralkohol (mengandung etanol). Peminum alkohol mengeluarkan napas dan dihembuskan melalui alat ini. Alkohol dalam napas mereduksi dikromat yang berwarna jingga menjadi Cr3+ yang berwarna hijau. Perubahan warna pada alat menunjukkan jumlah uap alkohol dalam udara di paru-paru seseorang . Kalium dikromat dapat diperoleh dalam derajat kemurnian yang tinggi. Ia mempunyai berat ekivalen cukup tinggi, tidak higroskopis, berwujud padatan dan larutannya sangat stabil. Berat ekivalen kalium dikromat adalah seperenam bobot molekularnya, atau 49,03 g/ek (12). Kalium dikromat merupakan pereaksi oksidasi cukup kuat, dan mempunyai persamaan reaksi reduksi : Cr2O72- + 14H+ + 6e 2Cr3+ + 7H2O

Potensial standar dari reaksi di atas adalah +1,33 V. Kalium dikromat tidak mahal dan sangat stabil dalam larutan, dan dapat diperoleh dalam bentuk cukup murni untuk pembuatan larutan standar secara langsung. Sering digunakan sebagai standar primer untuk larutan natrium tiosulfat. Penggunaan utama dari larutan dikromat adalah titrasi besi dalam asam klorida (7). Adanya ion klorida dalam jumlah sedang tidak mempengaruhi titrasi ini.Untuk titrasi Fe2+ dengan kalium dikromat dipakai indikator asam-difenilamin dalam asam sulfat (difenilamin sulfonat). Perubahan warnanya ialah dari hijau (ion Cr+3) menjadi violet (23).

III. METODE KERJA


a. Alat dan bahan Alat-alat : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Labu ukur Gelas piala 250 mL Timbangan / neraca Corong Pipet takar 10 mL Gelas ukur 50 mL

Bahan : 1. 2. 3. 4. 5. KMnO4 K2CRO4 CuSO4 NaOH K2Cr2O7

b. Cara kerja
a. Dari zat padat : Timbang dengan tepat zat yang akan dibuat sesuai dengan konsentrasi dan volume yang diinginkan. Larutkan kedalam labu ukur dengan sedikit air. Kocok sampai semua zat larut dan encerkan lagi sampai tepat batas dengan aquadest. Kocok beberapa kali supaya semua larut homogeny, kemudian dipindahkan kedalam botol / tempat reagen yang telah disediakan dan diberi label. Hitung kembali konsentrasi larutan sesuai dengan berat yang tertimbang.

b. Dari zat cair : Pipet sejumlah volume larutan yang akan diencerkan kedalam labu ukur (gelas piala). Encerkan dengan penambahan aqadest sesuai dengan volume yang diinginkan dan kocok sampai homogen. Pindahkan larutan yang telah dibuat kedalam botol (tempat reagen) dan beri label.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada percobaan kali ini, yang dilakukan praktikan adalah menimbang bahan KMnO4 5%, yaitu 2,5 gram. Lalu KMnO4 yang telah ditimbang tadi dilarutkan kedalam labu ukur dan ditambahkan dengan sedikit aquadest. Lalu di kocok sampai semua zat larut dan semua bubuk KMnO4 larut dan tercampur semua. Kocok sampai 12 kali bolak-balik, supaya semua larut homogen , lalu kemudian dipindahkan ke dalam botol kaca m-150, yang telah diberi Label. Lalu pada pengenceran tidak jauh berbeda, yaitu larutan pada percobaan pertama tadi, dimasukkan kedalam labu ukur. Diencerkan dengan penambahan aquadest sampai batas garis putih yang terlihat pada labu ukur. Kemudian dikocok bolak-balik sebanyak 12 kali, agar semua larut homogen. Selanjutnya, larutan dipindahkan kedalam botol kaca m-150 yang telah diberi label. Hasil percobaan yang telah kami lakukan adalah, larutan KMnO 4 yang bubuknya berwarna hitam, setelah dicampur dengan aquadest berubah warnanya menjadi ungu. Tapi larutan tidak panas dan tidak berbau . apabila larutan terkena kertas atau tangan akan berbekas berwarna kecoklatan, dan sukar hilang. Pada pengenceran larutan diambil dan ditambahkan aquadest, maka konsentrasinya semakin berkurang karena telah diencerkan.

KMnO4 5% yang digunakan sebanyak :

5 100

x 50 = 2,5 gram

V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Kami dari kelompok IV mendapatkan hasil dari percobaan membuat larutan adalah, Larutan KMnO4 yang awalnya bubuk berwarna hitam kemudian menjadi larutan berwarna ungu. Larutan KMnO4 ini tidak berbau dan tidak panas . tetapi apabila mengenai tangan dan kertas larutan ini berwarna coklat, dan sukar hilang. Pada proses pengenceran konsentrasi larutan akan berkurang, larutan KMnO4 ini merupakan larutan jenuh karena larutannya tidak dapat melarutkan lagi, akan terlihat ion permanganate akan bergerak dari bawah bawah kebagian atas karena permanganat lebih padat daripada air. Secara perlahan-lahan warna akan menyebar dan dalam beberapa saat akan merata keseluruhan larutan.percobaan ini menunjukkan bahwa molekul dan ion bergerak bebas dalam suatu larutan.

5.2Saran Hendaknya praktikan hati-hati dalam penggunaan alat dan zat-zat berbahaya, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA
Keenan, Kleinfelter, Wood. 1992. Kimia Untuk Universitas. Jilid 2. Edisi Keenam. Erlangga. Jakarta. Petrucci, Ralph H, 1987, alih bahasa Suminar Ahmadi, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Jilid 3, Penerbit Erlangga Shevla, G. 1990. Analisis Organik Kualitatif Makro Dan Semimakro. PT. Kalman Media Pustaka. Jakarta.Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai