Anda di halaman 1dari 9

A.

JUDUL PERCOBAAN
SENYAWA POLAR DAN NON POLAR
B. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk membedakan senyawa polar dan nonpolar serta mampu
menggambarkan struktur-struktur senyawa yang diberikan.
C. DASAR TEORI
Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa yang terdapat banyak dalam
kehidupan sehari-hari. Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa yang terdiri dari
hidrogen dan karbon. Senyawa hidrokarbon sering disebut sebagai senyawa organik
karena senyawa tersebut dapat disintesis di dalam tubuhorganisme hidup, seperti
darah, daging, kayu, serat pohon, dll. Selain dapat disintesis di dalam tubuh, senyawa
hidrokarbon banyak disintesis dilaboratorium atau di industry. Senyawa hidrokarbon
yang pertama kali disintesis di dalam laboratorium adalah senyawa urea pada tahun
1828, olehWohler (Riswiyanto, 2013).
Langkah pertama dalam menentukan struktur suatu senyawa organik adalah
menentukan rumus molekulnya. Sebelum sampai pada rumus molekul, terlebih dahulu
ditentukan rumus empiris di mana rumus empiris yaitu perbandingan relatif unsur-
unsur penyusunnya. Untuk menentukan banyaknya karbon dan hidrogen di lakukan
dengan mengoksidasi senyawa organik tersebut, dan kemudian zat hasil oksidasi
tersebut di selediki. Alkana yaitu senyawa nonpolar sehingga gaya tarik antar molekul
lemah. Alkena mudah larut dalam pelarut zat-zat organik non polar. Misalnya
benzena, karbon tetrra klorida, eter dan kloroform tidak larut dalam air dan zat-zat
pelarut polar (Arikunto, 2013).
Senyawa polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar
elektron pada unsur-unsurnya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan tersebut
mempunyai nilai keelektronegatifitas yang berbeda ( Bambang,2012).
Senyawa non polar : Senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar
elektron pada unsur-unsur yang membentuknya. Hal ini terjadi karena unsur yang
berikatan mempunyai nilai elektronegatifitas yang sama/hampir sama
(Fitrimarwaningsi,2013). Senyawa polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya
suatu ikatan antar elektron pada unsur unsurnya. Hal ini terjadi karena unsur yang
berkaitan tersebut mempunyai nilai keelektronegatifitas yang berbeda.
Senyawa non polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan
antar elektron pada unsur-unsur yan membentuknya. Hal ini terjadi karena unsur yang
berkaitan mempunyai nilai elektronegatifitas yang sama/hampir sama (Effendy, 2014).
Ikatan yang terbentuk dari pemakaian bersama sepasang elektron (atau lebih
dari satu pasang ) antara dua atom disebut ikatan kovalen. Senyawa kovalen adalah
senyawa yang terjadi antara unsur-unsur nonlogam dengan unsur-unsur nonlogam
melalui penggunaan elektron bersama (Arikunto, 2013).
Senyawa kovalen adalah senyawa yang terjadi antara unsur-unsur nonlogam
dengan unsur-unsur nonlogam melalui penggunaan elektron bersama. Senyawa-
senyawa kovalen umumnya memiliki ikatan yang kurang kuat dibandingkan senyawa-
senyawa ion. Senyawa-senyawa kovalen juga memiliki titik didih dan titik cair
rendah(Syirayukikasma,2012).
Senyawa polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar
elektron pada unsur unsurnya. Hal ini terjadi karena unsur yang berkaitan tersebut
mempunyai nilai keelektronegatifitas yang berbeda. Senyawa non polar adalah
senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron pada unsur-unsur
yang membentuknya. Hal ini terjadi karena unsur yang berkaitan mempunyai nilai
elektronegatifitas yang sama/hampir sama.(lukman afandi,2013 memliki pengertian
kemiripan dengan bambang.)
D. ALAT
1. Pipet Tetes
2. Rak Tabung Reaksi
3. Tabung Reaksi
E. BAHAN
1. Aquadest (Dirjen POM, 1979 hal: 96)
Nama Resmi : Aqua Destillata
Nama Lain : Air Suling
RM/BM : H2O/18,02g/mol
Pemerian : Cairan Jernih, tidak berwarna dan tidak mempunyai rasa.
Kelarutan : Larut dalam semua jenis larutan.
Kegunaan : Sebagai medium pada mikroskopis
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

2. Etil Asetat (Dirjen POM, 1979 hal: 673)


Nama Resmi : Ethyl Acetate
RM/BM : C4H5O2/ 88,1
Pemerian : Cairan tidak berwarna, bau seperti eter.
Kelarutan : Larut dalam air, dalam metanol, dapat bercampur dengan
asetat, dietil, eter dan benzen.
Kegunaan : Sebagai eluen
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

3. Heksana (Dirjen POM, 1979 hal: 689)


Nama Lain : Heksan
RM/BM : C6H14/140,19
Pemerian : Hablur menguap. Tidak berwarna atau serbuk hablur putih
tidak berbau, rasa membakar, lama kemudian agak pahit.
Kegunaan : Sebagai eluen
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

4. Kloroform (Dirjen POM, 1979 hal:


Nama Resmi : Chloroform
RM/BM : CHCl3/119,38
Pemerian : Cairan tidak berwarna mudah mengua, bau khas, rasa
manis dan membakar.
Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 200 bagian air, mudah larut
dalam ethanol mutlak P, dalam eter P, dalam sebagian
besar pelarut organik, dalam minyak atsiri dan dalam .
F. PROSEDUR KERJA
1. Disiapkan 4 tabung reaksi yang kosong kemudian diberi label tiap tabung A, B,
C dan D.
2. Dimasukkan kedalam tabung masing-masing 10 tetes aquades.
3. Dimasukkan kedalam tiap tabung larutan heksana (A), metanol (B), etil asetat
(C), dan kloroform (D), masing-masing 10 tetes.
4. Perhatikan apa yang terjadi didalam tabung reaksi, apakah semua larutan tersebut
larut didalam air? catat data pengamatan anda!
5. Disiapkan 2 tabung reaksi kosong dan diberi label 1 dan 2, kemudian
dimasukkan ke dalam tabung masing-masing 10 tetes aquades.
6. Dimasukkan larutan yang ada pada tabung heksana (A) dan metanol (B) ke
dalam tabung reaksi yang sudah diberi label nomor 1, begitu juga dengan tabung
etil asetat (C) dan kloroform (D) dimasukkan kedalam tabung reaksi yang sudah
diberi label nomor 2.
7. Kemudian diamati reaksi apa yang terjadi, dan catat hasil reaksinya.
G. HASIL PENGAMATAN

NO SAMPEL HASIL PENGAMATAN GAMBAR


1. Heksana Tidak dapat larut dengan sempurna
didalam air (nonpolar)

2. Metanol Dapat larut dalam air dengan


sempurna (Polar).

3. Etil asetat Tidak dapat larut dalam air dengan


sempurna atau terbentuk dua lapisan
(nonpolar).

4. Kloroform Tidak dapat larut dalam air dengan


sempurna atau terbentuk dua lapisan
(nonpolar).

5. A Dan B (1) Teridentifikasi larutan berbentuk


cincin seperti minyak dan tidak
berbau.(NonPolar)

6. C dan D (2) Teridentifikasi perubahannya tidak


dapat menyatu, dinding tabung
berembun seperti berminyak,
berwarna putih keruh dan ada
endapan. (NonPolar)

H. PEMBAHASAN
Suatu ikatan kovalen disebut polar, jika Pasanagan Elektron Ikatan (PEI).
Tertarik kebih kuat kesalah satu atom. Kepolaran suatu ikatan kovalen disebabkan
oleh adanya perbedaan keelektronegatifan antara atom-atom yang berikatan.
Sebaliknya, suatu ikatan kovalen dikatakan nonpolar (tidak berkutub) jika, PEI
tertarik sama kuat ke semua atom.
Senyawa polar larut dalam pelarut polar sedangkan senyawa nonpolar
larut dalam pelarut nonpolar. Air merupakan pelarut universal yang bersifat polar.
Oleh karena itu, air akan melarutkan senyawa-senyawa yang bersifat polar dan
sebaliknya, tidak melarutkan senyawa nonpolar. Berdasarkan sifat pelarut air
tersebut, maka kita dapat mengetahui kepolaran suatu senyawa dengan menguji
kelarutan dalam air.
Percobaan ini bertujuan untuk memahami dan menentukan kepolaran
suatu senyawa. Percobaan ini menggunakan pelarut universal yaitu air (aquades)
yang bersifat polar. Kepolaran suatu senyawa dipengaruhi oleh selisih
keelektronegatifan antar atom penyusun senyawa tersebut. Berpatokan pada prinsip
kelarutan, maka senyawa yang bersifat polar akan larut dalam pelarut yang polar,
begitupun untuk senyawa yang bersifat nonpolar akan larut dalam pelarut
nonpolar.
Pada pengujian pertama, dicampurkan sepuluh tetes Heksana kedalam
tabung reaksi yang berisi sepuluh tetes aquades sehingga hasil yang didapat yaitu
larutan heksana tidak mampu larut di dalam air. Ini membuktikan bahwa larutan
heksana termasuk kedalam golongan senyawa nonpolar karena heksana tidak
dapat larut ke dalam aquades yang bersifat polar.
Pada pengujian kedua, dicampurkan sepuluh tetes Metanol kedalam
tabung reaksi yang berisi sepuluh tetes aquades. Hasilnya adalah metanol dapat
melarut dengan sempurna dalam aquades. Ini membuktikan bahwa metanol bersifat
polar.
Pada percobaan ketiga, dicampurkan sepuluh tetes etil asetat kedalam
tabung reaksi yang berisi sepuluh tetes aquades. Hasilnya ialah etil asetat tidak
dapat larut dalam aquades hal ini membuktikan bahwa etil asetat bersifat nonpolar
dan mudah menguap.
Pada pengujian keempat, dicampurkan sepuluh tetes klorofirm kedalam
tabung yang berisi sepuluh tetes aquades sehingga membentuk dua fase, ini
membuktikan bahwa larutan kloroform termasuk ke dalam golongan senyawa
nonpolar karena kloroform tidak mampu larut didalam air yang bersifat polar.
Setelah dilakukan pengujian dari ke empat larutan diatas dengan aquades
di dapatkan hasil bahawa heksana, etil asetat dan kloroform termasuk dalam
senyawa non polar karena tidak mampu larut dengan sempurna di dalam air
(aquades) dan metanol sendiri termasuk dalam senyawa polar karena mampu
melarut dengan sempurna ke dalam air (aquades).
Selanjutnya, setelah diketahui senyawa dari keempat larutan tersebut.
Tabung A yang berisi larutan Heksana ( C6H14) dan tabung B yang berisi Metanol
(CH3OH) digabungkan kedalam tabung nomor 1 yang berisi sepuluh tetes aquades
teridentifikasi perubahan seperti 2 lapisan yang berbentuk cincin, seperti minyak
dan tidak berbau.
Senyawa yang terdapat pada tabung adalah non polar karena ketika polar
dan non polar disatukan tetap non polar, hal ini karena pada senyawa non polar
terdapat tidak ada daya tarik antara sisi-sisi bermuatan listrik pada molekul non
polar dan molekul air. akibatnya tidak ada daya gaya yang melarutkan senyawa ini.
Tabung C yang berisi larutan Etil asetat (C 4H8O2) dan tabung D yang
berisi larutan Kloroform (CHCl3) digabungkan kedalam tabung nomor 2 yang
berisi sepuluh tetes aquades teridentifikasi perubahan yang tidak menyatu dan
dinding tabung terlihat berembun seperti minyak dan berwarna putih keruh serta
memiliki endapan.

I. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari percobaan ini, dapat diketahui bahwa senyawa


polar dapat terjadi apabila dua atom unsur yang berikatan mempunyai harga
keelektronegatifan yang besar dan mampu larut dalam air. contohnya pada larutan
metanol yang ketika di campurkan dengan aquades dia mampu melarut dengan
sempurna. Sedangkan, nonpolar dapat terjadi apabila dua unsur yang berikatan
mempunyai harga keelektronegatifan yang berbeda dan senyawa nonpolar tidak
mampu larut dalam air. contohnya pada larutan heksana, etil asetat dan kloroform
yang ketika di campurkan dengan aquades dia tidak mampu melarut dalam air.
J. DAFTAR PUSTAKA

Afandi, Muhammad. 2013. Teori dan Praktek Penelitian Tindakan Kelas.


Semarang: Sultan Agung Pres
Arikunto, Suharsini. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rieneka Cipta.
Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi ketiga. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia: Jakarta.
Effendy. 2014. Seri Buku Ikatan dan Kimia Anorganik Teori VSEPR Kepolaran
dan Gaya Antar Molekul. Banyumedia Publishing: Malang.
Riswayanto, 2013. Kimia Organik. Erlangga: Jakarta.
Tim Dosen Kimia Organik. 2016. Petunjuk Praktikum Kimia Organik. FKIP
UNLAM: Banjarmasin.
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK

JUDUL

SENYAWA POLAR DAN NON POLAR

ANJAS BIMANTORO
NPM. 09412111034

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
2022

Anda mungkin juga menyukai