Anda di halaman 1dari 6

Pendahuluan

Gugus fungsi adalah suatu atom atau kumpulan atom yang melekat pada suatu senyawa dan
berperan memberikan sifat yang khas dan berpengaruh pada sifat fisik dan kimia senyawa
tersebut. Senyawa organik yang mempunyai gugus fungsional sama akan ditempatkan pada deret
homolog yang sama. Ikatan tunggal karbon-karbon dan karbon-oksigen dalam senyawa organik
biasanya tidak reaktif karena mereka non polar. Golongan polar membentuk bagian yang reaktf
dalam suatu molekul organik yaitu gugus fungsional tersebut. Misal, alkohol adalah suatu golongan
senyawa yang mengandung gugus fungsi hodroksil (-OH) terikat pada karbon. Semua alkohol
mempunyai reaksi kimia yang sama karena mengandung gugus fungsional ini. Ikatan rangkap dua
dan ikatan rangkap tiga yang menghubungkan atom-atom karbon juga dianggap gugusan
fungsional, sebab lebih reaktif daripada ikatan tunggal karbon-karbon (Prasojo, 2010). Tujuan dari
identifikasi adalah untuk mengenali gugus fungsi tertentu yang terdapat dalam suatu senyawa
melalui reaksi kimia tertentu yang spesifik, yaitu reaksi kimia yang hanya dapat bereaksi dengan
senyawa yang mengandung gugus fungsi tertentu dan tidak dapat  bereaksi dengan gugus fungsi
yang lain. Masing-masing senyawa organik memiliki sifat tertentu yang bergantung pada gugus
fungsionil yang dimilikinya. Beberapa senyawa dengan gugus fungsi berbeda dapat memiliki sifat
yang sama/mirip (Prasojo, 2010). Gugus fungsi tertentu bereaksi hanya dengan pereaksi tertentu
dengan memberikan gejala yang khas, karena itu gugus fungsi menjadi ciri suatu kelompok
senyawa dan dapat dikenali dengan peraksi pengenalnya. Beberapa pereaksi pengenal gugus fungsi
adalah sebagai  berikut :

Kesimpulan
Sampel yang akan diidentifikasi gugus fungsinya dapat dilakukan dengan mereaksikannya dengan
beberapa reagen khusus. Dalam uji kimia ketidakjenuhan menggunakan reagen brom, semua
sampel menunjukkan hasil negatif. Pada oksidasi KMnO
4
, hanya bensaldehid yang memberikan hasil positif. Pada uji adanya halogen menggunakan reagen
AgNO
3
, kedua sampel memberi hasil positif namun saat menggunakan reagen NaI, hasil keduanya negatif.
Pada uji adanya alkohol, hanya sampel metil klorida yang menghasilkan negatif. Pada uji aldehida
dan keton menggunakan reagen dinitrofenilhidrazin, semua sampel memberikan hasil positif,
namun pada tes fehling dan tollens hanya bensaldehida yang memberikan hasil  positif. Pada uji
fenol, hanya fenol yang memberikan hasil positif.
Referensi
Hoffman, Robert V. 2004.
Organic Chemistry Second Edition
. America : John Wiley and Sons. Prasojo. 2010.
 Kimia Organik I 
. Yogyakarta : Gajah Mada Press
D a s a r Te o r i
Senyawa organik yang paling sederhana terdiri dari karbon dan hidrogen,
y a k n i hidrokarbon. Hidrokarbon yang paling sederhana ialah metana, , yaitu bagian utama dari
gasalam. Berikut ini adalah cara menggambarkan molekul metana melalui tiga cara.
Struktur l e w i s m e n u n j u k k a n s e m u a p e n y e b a r a n e l e k t r o n v a l e n s i d a l a m
molekul. Rumus struktur menitikberatkan pada elektron yang terlibat dalam
p e m b e n t u k a n i k a t a n , d a l a m h a l i n i digunakan sebuah garis untuk membentuk ikatan
tunggal (Petrucci,1987:250).S e n y a w a k a r b o n y a n g a t o m k a r b o n n y a m e n g i k a t
e m p a t a t o m a t a u g u g u s l a i n dikelompokkan dalam hidrokarbon jenuh, sedangkan
rantai atom karbon yang mengandungikatan rangkap dikelompokkan dalam hidrokarbon
tidak jenuh. Alkana adalah hidrokarbon  jenuh yang tahan terhadap asam, basa, oksidator dan
reduktor. Alkohol dapat bereaksi denganhalida seperti Cl atau Br pada temperatur atau pada
temperatur kamar dengan bantuan sinar ultraviolet. Sedangkan pada hidrokarbon tidak
jenuh, seperti alkena umumnya mengalami rekasi-reaksi adisi (Tim Dosen Kimia
Dasar,2016:19).Sifat penting dari hidrokarbon alkana ialah hanya terdapat ikatan
kovalen tunggal.Dalam senyawa ini, ikatan-ikatannya dikatakan jenuh. Alkana dikenal
sebagai hidrokarbon jenuh. Kerumitan alkana dimulai dari metana, (menyusun lebih 90% dari
gas alam), sampaike molekul yang terdiri dari 50 atom karbon (terdapat dalam minyak
bumi). Setiap alkana berbeda dari yang lainnya berdasarkan gugus metilena, . Perbadaan unit ini
secara tetapmembentuk deret homolog. Anggota-anggota dari seri ini mempunyai sifat
kimia dan fisik yang hampir sama. Misalnya, dengan kenaikan bobot molekul akan ditandai
dengan kenaikantitik didih. Kenaikan titik didih ini dapat dimengerti sehubungan dengan gaya
london. Gayaini naik diikuti dengan meningkatnya bobot molekul (Petrucci,1987:256).Alkena
termasuk golongan hidrokarbon alifatik tidak jenuh yang cukup reaktif. Istilahtidak jenuh dalam hal
ini menunjukkan bahwa kandungan atom hidrogen didalamnya kurangd a r i j u m l a h y a n g
seharusnya bila dikaitkan dengan jumlah atom karbonnya.
A l k e n a mempunyai gugus fungsi yang berupa ikatan rangkap (C=C). Gugus
f u n g s i i n i l a h y a n g memberikan ciri khas pada reaksi-reaksi golongan alkena (Rasyid,2009:61).
Unsur selain karbon dan hidrogen dalam senyawa organik memberikan kekhasan
bagisekelompok senyawa tersebut. Dalam beberapa kasus, pengelompokkan ini terjadi
karena beberapa atom H digantikan, atau kadang-kadang atom C-nya sendiri.
Pengelompokkanatom-atom ini dinamakan gugus fungsi (functional group)
(Petrucci,1987:255).Alkohol merupakan nama suatu golongan senyawa organik yang tersusun dari
unsur C, H, O dengan struktur yang khas. Bila ditinjau dari kemanfaatannya dalam sintesis
senyawaorganik, alkohol mempunyai peranan penting. Hal ini dikarenakan alkohol
dapat dibuatm e n j a d i b e r b a g a i s e n y a w a o r g a n i k y a n g t e r m a s u k g o l o n g a n l a i n ,
m i s a l n y a a l k i l h a l i d a , aldehida, keton, dan asam karboksilat. Disamping manfaatnya
yang cukup banyak, alkohol  juga mempunyai struktur yang cukup beragam yang semuanya
ditandai oleh adanya gugus – O H ( a l k o h o l ) s e b a g a i g u g u s f u n g s i g o l o n g a n a l k o h o l .
D a l a m r e a k s i - r e a k s i n y a a l k o h o l memperlihatkna dua sifat yang berlawanan, yaitu
dapat menerima proton dan juga dapat m e l e p a s k a n p r o t o n . K e d u a s i f a t i n i d a p a t
d i a m a t i d a r i s e j u m l a h r e a k s i y a n g t e r j a d i p a d a alkohol (Parlan,2003:121).Alkohol
merupakan bahan alami yang dihasilkan dari proses fermentasi yang banyak ditemui dalam
bentuk bir, anggur, spiritus dan sebagainya. Dalam pembentukan alkohol melalui proses
fermentasi peran mikroorganisme sangat besar dan biasanya mikroorganismey a n g
digunakan untuk fermentasi mempunyai beberapa syarat.
B e b e r a p a j e n i s mikroorganisme yang digunakan dalam fermentasi
a l k o h o l . P e n g g u n a k a n b e b e r a p a mikroorganisme tersebut disesuaikan dengan
substrat atau bahan yang akan difermentasi dankondisi proses yang berlangsung (Santi,2008:104-
105).G u g u s – O H a t a u h i d r o k s i l a d a l a h c i r i k h a s a l k o h o l . T e r g a n t u n g p a d a
s i f a t a t o m karbon dimana gugus OH menempel alkohol digolongkan menjadi tiga kelas. Lebih
dari satugugus –OH mungkin terdapat dalam satu molekul, senyawa ini dinamakan alkohol
polihidrat.Sebagai suatu kelompok senyawa, alkohol alifatik merupakan cairan yang
sifatnya sangatdipengaruhi oleh ikatan hidrogen. Dengan bertambah panjangnya
rantai, pengaruh gugush i d r o k s i l y a n g p o l a r t e r h a d a p s i f a t m o l e k u l
m e n u r u n . S i f a t m o l e k u l y a n g s e p e r t i a i r    berkurang, sebaliknya sifatnya lebih
seperti hidrokarbon (Petrucci,1987:268-269).G o l o n g a n alkohol dapat
d i k e l o m p o k k a n b e r d a s a r k a n j e n i s a t o m k a r b o n y a n g mengikat gugus –OH,
yaitu terdiri dari : (1) alkohol primer, yaitu dengan gugus –OH yang terikat pada atom C
primer. (2) alkohol sekunder, dengan gugus –OH yang terikat pada atomC sekunder, dan (3)
alkohol tersier, dengan gugus –OH terikat pada atom C tersier. Biladitinjau dari
jumlah gugus –OH yang terdapat dalam masing-masing strukturnya, golongan alkohol
dapat dibedakan menjadi alkohol monohidroksi (yang mempunyai satu gugus –OH)
  alkohol dihidroksi (yang mempunyai dua gugus –OH), dan seterusnya. Perlu diketahui
bahwaapabila dalam suatu rumus struktur senyawa terdapat gugus –OH yang langsung terikat
padac i n c i n a r o m a t i k , m a k a s e n y a w a t e r s e b u t b u k a n t e r m a s u k g o l o n g a n
a l k o h o l , m e l a i n k a n golongan fenol (Parlan,2003:122-123).Alkohol dan fenol adalah asam-
asam lemah. Alkohol mempunyai keasaman 10-100 kali lebih lama dari air. Tetapan ionisasi
untuk kesetimbangan kira-kira . Untuk kebanyakanalkohol, tetapan ionisasi untuk kira-kira
sampai . Alkohol bereaksi dengan logam seperti n a t r i u m a t a u k a l i u m d e n g a n
membebaskan hidrogen dan membentuk
a l k o k s i d a (Rasyid,2009:129).Aldehida dan keton adalah nama dua golongan senyawa organik
yang masing-masingm e n g a n d u n g u n s u r - u n s u r C , H , d a n O . K e d u a g o l o n g a n
s e n y a w a i n i m e m p u n y a i g u g u s fungsi karbonil oleh karena itu diantara keduanya terdapat
beberapa persamaan sifat. Rumusu m u m a l d e h i d a a d a l a h d a n u n t u k k e t o n . D a r i
r u m u s u m u m t e r s e b u t d a p a t d i k e t a h u i  perbedaan antara atom atau gugus yang
terikat pada gugus karbonil dalam aldehida danketon. Perbedaan inilah yang mengakibatkan
aldehida dan keton tidak memiliki sifat identik (Parlan,2003:163).Asam karboksilat adalah
senyawa karbon yang memiliki gugus fungsional . Gugus fungsi ini dinamakan karboksilat
terdiri atas satu gugus karbonil dan sebuah gugus hidroksil.Kelompok senyawa ini cukup penting
karena dalam kehidupan sehari-hari banyak digunakandalam industri maupun laboratorium
(Rasyid,2009:167).Asam karboksilat gugus –COOH terikat pada gugus alkil (R-) atau
gugus aril (Ar-).Meskipun mengikat gugus –COOH dapat berupa gugus alifatik atau
aromatik, jenuh atautidak jenuh, tersubtitusi atau tidak tersubtitusi, sifat yang
diperlihatkan oleh gugus –COOHtersebut pada dasarnya sama. Disamping terdapat
asam yang mengandung sebuah guguskarboksil (asam monokarboksilat), diketahui
ada juga asam yang memiliki dua buah gugus k a r b o k s i l ( a s a m d i k a r b o k s i l a t )
m a u p u n t i g a b u a h g u g u s k a r b o k s i l ( a s a m t r i k a r b o k s i l a t ) Perbedaan banyaknya
gugus –COOH ini tidak mengakibatkan perubahan sifat kimia yang mendasar
(Parlan,2003:186).Gugus karboksil mempunyai sifat kimia dari gugus karbonil dan hidroksil.
Pelepasan proton kepada basa dapat membentuk garam. Pemanasan garam amonium dari
asamkarboksilat menyebabkan lepasnya molekul air dan terbentuklah amida. Lebih
lanjut lagi,amida dapat melepaskan molekul air jika diberi zat pengering seperti .
Hasil akhirnya dapat berupa senyawa dengan gugus nitril. Sementara itu, hasil reaksi asam
dengan alcohol d i n a m a k a n e s t e r . R e a k s i i n i j u g a d i p a n d a n g s e b a g a i e l i m i n a s i
m o l e k u l a i r d a r i g u g u s hidroksil dari asam dan alkohol (Petrucci,1987:274-275).Metil ester
sulfonat (MES) merupakan salah satu jenis surfaktan amonik yang dapat d i b u a t
dengan menggunakan bahan baku metil ester. Surfaktan merupakan bahan
a k t i f    permukaan yang dapat menurunkan tegangan permukaan antara dua fasa yang
berbedak e p o l a r a n n y a s e p e r t i m i n y a k d a n a i r . F a k t o r - f a k t o r y a n g
m e n e n t u k a n k u a l i t a s M E S diantaranya adalah rasio mol reaktan, suhu,
l a m a r e a k s i , k o n s e n t r a s i g u g u s s u l f a t y a n g ditambahkan, agen pensulfonasi, waktu, pH
dan suhu netralisasi (Hidayanti,2007:60). Metil ester lemak merupakan senyawa ester alkil
yang berasal dari minyak nabatidengan alkohol yang dihasilkan melalui proses
esterifikasi. Reaksi esterifikasi adalah suatu r e a k s i a n t a r a a s a m k a r b o k s i l a t d a n
alkohol membentuk ester. Turunan asam karboksilatmembentuk ester asam
k a r b o k s i l a t . E s t e r a s a m k a r b o k s i l a t i a l a h s u a t u s e n y a w a y a n g mengandung
gugus dengan R dapat berupa alkil maupun aril.

Dapus
rita, Susila., Meta Berlian Dara., dan Jaya Irawan.2008. Pembuatan Metil Ester Asam Lemak Dari CPO Off
Grade Dengan Metode Esterifikasi-Transterifikasi. Jurnal Teknik  Kimia. Vol.15 No.2 Hidayanti, Sri.2007.
Pengaruh Suhu, Lama Pemanasan, Konsentrasi Metanol dan Suhu Pemurnian Terhadap Bilangan Iod dan
Bilangan Asam Surfaktan Dari Minyak IntiSawit. Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian. Vol.12
No.2 Parlan dan Wahjudi.2003. Kimia Organik I. Malang:JICA Petrucci, Ralph H.1987. Kimia Dasar Edisi
Keempat Jilid 3. Bogor:Erlangga

Tim Dosen Kimia Organik. 2016: 20-21

Anda mungkin juga menyukai