OLEH : NAMA : WAHYUNI SAHDI KELAS : IIA KELOMPOK : II TGL PRAKTIKUM : 5, Oktober, 2022 ASISTEN : PUTRI RAMADANI Hi. TARAJU
LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI
PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI PRODI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNKHAIR 2022 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tanaman binahong (Anredera Cordifolia. L) adalah tanaman obat potensial yang dapat mengatasi berbagai jenis penyakit. Tanaman ini termasuk dalam famili Basellaceae yang merupakan salah satu tanaman obat yang mempunyai potensi besar ke depan untuk diteliti sebagai bahan fitofarmaka. Binahong adalah tanaman obat dari tiongkok yang dikenal dengan nama asli Dheng San Chi. Tumbuhan ini telah dikenal memiliki khasiat penyembuhan, Di Indonesia tanaman ini dikenal sebagai gendola yang sering digunakan sebagai gapura yang melingkar di atas jalan taman (Manoi, 2009). Banyaknya terjadi kasus bakteri yang resisten terhadap antibakteri. Terjadinya resistensi ini disebabkan dikarenakan penggunaan obat yang tidak terkontrol sehingga obat tersebut tidak mampu menghambat atau membunuh bakteri yang bersangkutan, akibatnya pengobatan. Oleh karena itu, resistensi terhadap antibakteri menjadi masalah, sehingga diperlukan usaha untuk mengembangkan obat tradisional berasal dari tanaman yang dapat membunuh bakteri untuk menghindari terjadinya resistensi seperti dalam penggunaan antibakteri. Salah satu tanaman yang secara empiris digunakan sebagai obat antibakteri adalah Binahong (Anredera Cordifolia. L) (Setiaji, 2009). Tanaman binahong mempunyai khasiat sangat banyak terutama dalam bidang farmasi. Ekstrak etanol daun binahong dapat menurunkan kreatinin dan ureum dalam darah serta memperbaiki sel ginjal yang rusak. Ekstrak metanol daun binahong menunjukkan efek anti inflamasi serta memiliki efek antioksidan serta memiliki aktivitas hepatoprotektor. Kandungan utama daun binahong adalah flavonoid. Disamping itu ekstrak etanol binahong menunjukkan dapat menurunkan kolesterol pada tikus Wistar (Sukandar, 2011). B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Tujuan umum pada praktikum ini adalah untuk dapat membedakan dan mengetahui ciri khas makroskopik dari berbagai jenis simplisia. 2. Tujuan khusus Tujuan khusus pada praktikum ini adalah agar dapat mengetahui uji organoleptis (bentuk, warna,bau, dan rasa) dari simplisia tanaman binahong (Anredera Cordifolia. L) C. RUMUSAN MASALAH 1. Apa saja yang di uji secara organoleptis pada tanaman binahong (Anredera Cordifolia. L)? 2. Bagaiamana tahapan dilakukan uji secara organoleptis pada tanaman binahong dalam bentuk serbuk? D. MANFAAT PRAKTIKUM 1. Agar praktikan dapat mengetahui dan dapat membedakan (bau, warna, bentuk,dan rasa) pada simplisia tanaman binahong (Anredera Cordifolia. L) 2. Untuk dapat mengetahui tahapan uji organoleptis dan ciri khas dari tanaman binahong yang akan diolah menjadi produk mutu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TANAMAN BINAHONG (Anredera Cordifolia. L) Binahong (Anredera Cordifolia. L) adalah tanaman yang berupa tumbuhan menjalar, panjangnya bisa mencapai lebih dari 10 m. Akar berbentuk rimpang, berdaging lunak. Batang lunak, silindris, saling membelit, berwarna kemerahan, bagian dalam solid, permukaan halus, jika tanaman sudah tua batangnya berubah berwarna putih kusam dan agak mengeras. Panjang batang dan cabang bisa mencapai 20-30 m dan diameter pangkal batang mencapai 3,5 cm pada tanaman umur 3 tahun, membentuk semacam umbi atau rimpang yang melekat di ketiak daun dengan bentuk tak beraturan dan bertekstur kasar (Yellia, 2009). Pada kultur in vitro daun binahong terkandung senyawa aktif flavonoid, alkaloid, terpenoid dan saponin. Kandungan kimia, Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, kemampuan binahong untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit ini berkaitan erat dengan senyawa aktif yang terkandung di dalamnya seperti flavonoid. Flavonoid dapat berperan langsung sebagai antibiotik dengan menggangu fungsi dari mikroorganisme seperti bakteri dan virus. Alkaloid adalah bahan organik yang mengandung nitrogen sebagai bagian dari sistem heterosiklik. Alkaloid memiliki aktivitas hipoglikemik (Yellia, 2009). Klasifikasi tanaman binahong (Anredera Cordifolia. L) sebagai berikut : Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Superdivisio : Spermatophyta Divisio : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Caryophyllales Familia : Basellaceae Genus : Anredera Species : Anredera Cordifolia (Tenore) Steenis (Astuti, 2011) B. MAKROSKOPIK Makroskopik adalah uji organoleptik dilakukan dengan analisis menggunakan panca indera yang diarahkan untuk mendeteksi, bau, warna, bentuk, dan rasa, dari bahan baku simplisia yang target. Tujuannya adalah untuk mengetahui kebenaran jenis simplisia yang dipilih. Umumnya pada setiap jenis simplisia memiliki bau, bentuk, warna, maupun rasa. Bau aromatik ataupun rasa yang khas dari tiap-tiap jenis simplisia dapat digunakan sebagai acuan dalam penyeleksian (Emelda, 2021). Rasa merupakan salah satu indikator terpenting dalam penentuan diterima atau tidaknya suatu produk. Suatu produk akan tidak berarti walaupun secara uji kimia, fisik, dan nilai gizinya tinggi, tetapi bila rasanya tidak enak akan sulit diterima oleh konsumen (Winarno, 2008). Aroma merupakan bau yang ditimbulkan oleh rangsangan kimia yang tercium oleh syaraf-syaraf olfaktori. Aroma yang dihasilkan oleh makanan atau bahan tertentu dapat dideteksi melalui indera penciuman. Reaksi dari makanan yang mempengaruhi konsumen sebelum konsumen menikmati makanan adalah aroma yang dihasilkan akan baik jika bahan yang digunakan mudah menguap (Winarno, 2008). Warna merupakan karakteristik yang menentukan penerimaan atau penolakan suatu produk oleh konsumen. Warna juga merupakan atribut penting, walaupun suatu produk bernilai gizi tinggi dan rasanya yang enak namun jika warna yang dihasilkan tidak menarik maka menyebabkan produk kurang diminati (Winarno, 2008). C. UJI ORGANOLEPTIK Parameter organoleptik dilakukan dengan penggunaan panca indera dalam mendeskripsikan bentuk, warna, bau, dan rasa, yang mencangkup : a. Bentuk : padat, serbuk-kering, kental, cair b. Warna : kuning, coklat, hijau, dll c. Bau/aroma : aromatik, tidak berbau, menyengat d. Rasa : pahit, manis, kelat, dll BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat/Lokasi dan Waktu Praktikum Lokasi Pelaksanaan Praktikum di Laboratorium Biologi Farmasi Fakultas Kedokteran Tanggal 05, Oktober, 2022 B. Populasi dan Sampel Sampel yang digunakan adalah daun tanaman binahong (Anredera Cordifolia. L) diolah dalam bentuk serbuk, diambil dari Pulau Ternate, Maluku Utara. C. Alat dan Bahan Bahan yang digunakan pada praktikum makroskopik adalah tanaman daun binahong yang sudah diolah dalam bentuk serbuk. D. Prosedur Kerja Uji organoleptik : 1. Uji organoleptik yang pertama adalah bau atau aroma dari simplisia, bau disini berupa, aromatik, menyengat, ataupun tidak berbau 2. Untuk uji organoleptik yang kedua adalah warna dari simplisia, maksud dari warna disini adalah praktikan mengamati warna pada simplisia atau sampel yang digunakan 3. Uji organoleptik yang ketiga adalah bentuk, untuk bentuk disini berupa, padat, serbuk-kering, kental, maupun cair 4. Tahapan yang terakhir adalah mendeteksi rasa pada simplisia, untuk rasa disini berupa, pahit, manis, kelat, dll BAB IV PEMBAHASAN Pada praktikum makroskopik (uji organoleptik) dengan mendeteksi warna, bentuk, rasa, bau atau aroma, pada simplisia dari tanaman daun binahong (Anredera Cordifolia. L), hasil pengamatan yang didapat adalah : Nama simplisia : daun binahong (Anredera Cordifolia. L) Bau : Menyengat Warna : Hijau lumut Bentuk : Serbuk halus Rasa : Hambar
Aroma yang dihasilkan oleh makanan atau bahan tertentu dapat
dideteksi melalui indera penciuman. Reaksi dari makanan yang mempengaruhi konsumen sebelum konsumen menikmati makanan adalah aromanya dan aroma yang dihasilkan akan baik jika bahan yang digunakan mudah menguap. Hasil uji oraganoleptik pada tanaman daun binahong untuk bau atau aroma menunjukan terdapat bau yang menyengat (Astuti, 2011) Warna juga merupakan atribut penting, walaupun suatu produk bernilai gizi tinggi dan rasanya yang enak namun jika warna yang dihasilkan tidak menarik maka menyebabkan produk kurang diminati. Hasil uji organoleptik pada tanaman daun binahong terdapat gambar pada table menunjukan warna hijau lumut (Astuti, 2011). Pada hasil uji organoleptik untuk bentuk sendiri terdapat gambar pada tablel menunjukan bahwa simplisia tanaman daun binahong sudah dalam bentuk serbuk halus, karena sebelumnya sudah mengalami proses pengolahan. Rasa merupakan salah satu indikator terpenting dalam penentuan diterima atau tidaknya suatu produk. Pada hasil uji organoleptik menunjukan bahwa rasa pada tanaman binahong terasa hambar atau tidak memiliki rasa (Rofida, 2010). BAB V PENUTUP a. Kesimpulan Dari pengamatan dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa tanaman binahong, diuji makroskopik secara organoleptik, menunjukan untuk bau atau aroma tanaman binahong sangat menyengat, untuk warna sendiri seperti terlihat pada gambar tanaman binahong berwarna hijau, bentuk pada tanaman binahong dalam bentuk serbuk karena sebelumnya sudah diolah, dan untuk rasa pada tanaman binahong sangat hambar atau tidak memiliki rasa apapun. Selain itu pada tanaman binahong terdapat senyawa berupa alkoloid, saponin, flavonoid, triterpenoid, steroid, dan fenolik.Kandungan senyawa utama dari daun binahong adalah flavonoid. Flavonoid yang terkandung pada ekstrak daun binahong dari sampel segar dan kering adalah 7,81 mg/kg dan 11,23 mg/kg. Jenis flavonoid yang diperoleh dari hasil isolasi dan identifikasi serbuk segar dan serbuk kering ekstrak etanol daun binahong ialah flavonol. b. Saran 1. Saran untuk laboratorium Sebaiknya lebih memperhatikan keyamanan praktikan agar dapat mengontrol praktikan 2. Saran untu asisten Alangka baiknya lebih memperhatikan dan mendampingi praktikan agar hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi. DAFTAR PUSTAKA Astuti, 2011, Determination Of Saponin Compound From Anredera Cordifolia (Ten) Steenis Plant (Binahong) To Potential Treatment For Several Diseases. Journal Of Agricultural Science, Volume 3. Universitas Malasya, Pahang. Depkes RI, 2000, Farmakognosi Jilid III, Deapertemen Kesehatan Repoblik Indonesia, Jakarta. Emelda M, 2021, Buku Farmakognosi, hal 49, Yogyakarta. Endarini, 2016, Farmakognosi Dan Fitokimia, Ebook, Pusat Pendidikan SDM Kesehatan, Jakarta. Manoi, Dkk, 2009, Binahong (Anredera Cordifolia) Sebagai Obat, Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Bogor. Rofida, 2010, Studi Etnobotani Dan Etnofarmakologi Umbi Binahong (Anredera Cordifolia (Ten) Steenis), Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur. Setiaji, 2009, Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Petroleum Eter, Etil Asetat Dan Etanol 70% Rhizoma Binahong (Anredera Cordifolia (Tenore) Steen) Terhadap Staphylococcus Aureus Dan Escherichia Coli Atcc Serta Skrining Fitokimianya, Universitas Muhammadiyah, Surakarta. Sukandar, Dkk, 2011, Effect Of Methanol Extract Hearhleaf Madeiravine (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) Leaves On Blood Sugar In Diabetes Mellitus Model Mice, School Of Pharmacy, Institut Teknologi, Jurnal Medika, Bandung. Winarno, 2008, Kimia Pangan dan Gizi, MBrio Press, Bogor. Yellia, 2009, Solusi Sehat Mencegah dan Mengatasi Kanker, PT Agromedia Pustaka, Jakarta.