Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN RESMI PRATIKUM

FARMAKOGNOSI

Di Susun Oleh:

Nama: Ni Wayan Eka Laras Apriani

NIM: 2019E0B038

Kelas: 3B

Kelompok: B.1.1

Dosen Pengampu: Ibu Yuli Fitriana M.Farm.,Apt

Program Study D3 Farmasi

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Mataram

Jl. K.H. Ahmad Dahlan No.1 Pagesangan, Mataram

KEGIATAN PRAKTIKUM II
PEMERIKSAAN HAKSEL SECARA MAKROSKOPIK

A. Tujuan Pratikum
Sesudah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat melakukan
identifikasi beberapa haksel yang biasa digunakan dalam ramuan untuk pengobatan.

B. Dasar Teori
Proses pemanenan dan preparasi simplisia merupakan proses yang dapat
menentukan mutu simplisia dalam berbagai artian, yaitu komposisi senyawa kandungan,
kontaminasi dan stabilitas bahan. Standarisasi suatu simplisia merupakan pemenuhan
terhadap persyaratan sebagai bahan dan penetapan nilai berbagai parameter dari produk.
Standarisasi simplisia mempunyai pengertian bahwa simplisia yang akan digunakan
untuk obat sebagai bahan baku harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam
monografi Materia Medika Indonesia (MMI).
Haksel merupakan bagian-bagian tanaman seperti akar, batang, daun, bunga, biji
dan lain-lain yang dikeringkan tetapi belum dalam bentuk serbuk. Sedangkan, Simplisia
adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan
apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang dikeringkan. Simplisia dianggap
bermutu rendah jika tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan,
khususnya persyaratan kadarnya. Dianggap rusak jika oleh sebab tertentu, keadaannya
tidak lagi memenuhi syarat, misalnya basah oleh air laut, tercampur minyak pelumas dan
lain-lain. Dinyatakan bulukan jika kualitasnya turun karena dirusak oleh bakteri,
cendawan atau serangga. Dinyatakan tercampur jika secara tidak sengaja terdapat
bersama bahan-bahan atau bagian tanaman lain. Dianggap dipalsukan jika secara sengaja
diganti, diolah atau ditambahi bahan lain yang tidak semestinya.
Untuk mengetahui kebenaran dan mutu obat tradisional termasuk simplisia, maka
dilakukan identifikasi dan analisis yang meliputi analisis kuantitatif dan kualitatif.
Analisis kuantitatif terdiri atas pengujian organoleptik, pengujian makroskopik, pengujian
mikroskopik, dan pengujian histokimia.
1. Identifikasi
Identifikasi bertujuan untuk mengetahui kebenaran jenis tumbuhan obat yang
akan diolah lebih lanjut. Jenis tumbuhan dari sudut keragaman hayati dapat
dikonfirmasi sampai informasi genetik sebagai faktor internal untuk validasi jenis
(spesies).
2. Uji Organoleptik
Uji organoleptik dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui khususnya bau dan
rasa simplisia yang diuji.
3. Uji Makroskopik
Uji makroskopik dilakukan dengan menggunakan kaca pembesar atau tanpa
menggunakan alat. Cara ini dilakukan untuk mencari khususnya morfologi,
ukuran, dan warna simplisia yang diuji.
Uji Mikroskopik
4. Uji mikroskopik dilakukan dengan menggunakan mikroskop yang derajat
pembesarannya disesuaikan dengan keperluan. Simplisia yang diuji dapat berupa
sayatan melintang, radial, paradermal maupun membujur atau berupa serbuk.
Pada uji mikroskopik dicari unsur – unsur anatomi jaringan yang khas. Dari
pengujian ini akan diketahui jenis simplisia berdasarkan fragmen pengenal yang
spesifik bagi masing–masing simplisia.
Uji Histokimia
5. Uji histokimia bertujuan untuk mengetahui berbagai macam zat kandungan yang
terdapat dalam jaringan tanaman. Dengan pereaksi spesifik, zat–zat kandungan
tersebut akan memberikan warna yang spesifik pula sehingga mudah dideteksi.

Haksel adalah simplisia dalam bentuk rajangan, irisan, fragmen atau utuh yang
biasanya didapat dalam ramuan obat tradisional ( haksel tidak berbentuk serbuk).
Pemerian yang perlu dideskripsikan meliputi tanaman atau tumbuhan asal, suku atau
familia, bentuk sediaan dan pemerian secara organoleptis, ciri khas (bila ada), ukuran
(bila perlu) secara gambar haksel tersebut.
C. BAHAN DAN ALAT
Bahan/simplisia yang diperiksa yaitu simplisia yang berasal dari daun, kulit
batang, batang, kayu, akar, rimpang, biji dan bunga:
1. Daun Jambu Biji
2. Daun Keji Beling
3. Daun Kumis Kucing
4. Daun Sembung
5. Daun Sirih
6. Daun Ungu
7. Daun Sirsak
8. Daun Tapak Dara
9. Rimpang jahe
10. Rimpang kunyit
11. Rimpang Kencur
12. Rimpang Temulawak
13. Rimpang Lengkuas
14. Rimpang Bengle
15. Rimpang Temu Giring
16. Umbi bawang tiwai
Alat yang digunakan adalah:
1. Pensil
2. Penggaris
3. kertas gambar dan kamera digital/kamera handphone

D. KEGIATAN PRAKTIKUM
Ambil sedikit contoh yang dapat mewakili (representatif) simplisia yang akan
diperiksa. Deskripsikan wujudnya secara umum, dan sebutkan ciri-ciri khas / spesifik
yang mungkin dimiliki. Lakukan uji secara organoleptis (warna, bau, dan rasa), jika perlu
haksel dapat dirobek, dipatahkan atau diremuk.

E. EVALUASI
1. Gambarlah dan fotolah contoh simplisia yang telah anda periksa sehingga anda dapat
mengingatnya.
2. Catatlah karakteristik dari masing-masing simplisia.
3. Sebutkan tanaman asal dari simplisia, nama latin dan nama simplisia yang anda
periksa, beserta kandungan kimia dan sebutkan pula kegunaan masing-masing
simplisia secara empiris di masyarakat maupun aplikasinya dalam dunia farmasi.
4. Buatlah laporan

PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini pemeriksaan heksel secara makroskopis. Heksel
merupakan bagian-bagian tanaman seperti akar, batang, daun, bunga, biji dan lain-lain
yang dikeringkan tetapi tetapi belum dalam bentuk serbuk. Sedangkan, simplisia adalah
bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun
juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang dikeringkan.
Cara-cara pemeriksaan untuk menilai simplisia ada 5 cara. Pemeriksaan heksel
dilakukan dengan cara pemeriksaan simplisia secara organoleptis, mikroskopik, dan
makroskopik. Secara organoleptis : dengan panca indra meliputi pemeriksaan bentuk,
bau, rasa pada lidah dan tangan, kadangkala dengan pendengaran. Dalam hal ini harus
diperhatikan bentuk, ukuran, warna bagian luar dan dalam, retakan-retakan atau
gambaran dan susunan bahannya berserat-serat. Mikroskopik : umumnya pemeriksaan
terhadap serbuk dalam irisan melintang. Sedangkan pemeriksaan secara makroskopik
dilakukan dengan melihat simpisia dan serbuk simplisia secara langsung dengan mata
telanjang, memperhatikan bentuk dari simplisia.Simplisia yang digunakan pada
praktikum kali ini dengan pemeriksaan heksel secara makroskopis yaitu daun sirih, daun
jambu biji, bunga melati, rimpang kelapa, batang ketapang. Prosedur pemeriksaan heksel
secara makroskopis meliputi pengujian idetifikasi, organoleptis, makroskopis.
1. Pengujian secara Organoleptis
Pengujian secara organoleptis yang meliputi bau dan rasa.Sampel yang pertama
yaitu daun sirih memiliki bau yang aromatic, setelah pengujian daun sirih memiliki rasa
sepat. Sempel yang kedua yaitu daun jambu biji memiliki khas seperti simplisianya,
setelah diuji daun jambu biji memiliki rasa yang kelat atau sepat. Sampel ketiga yaitu
bunga melati memiliki bau harum lemah, setelah pengujian bunga melati tidak memiliki
rasa. Sampel keempat yaitu rimpang kelapa disini rimpang kelapa memiliki bau seperti
pohon kayu pada umumnya, setelah diuji rimpang kelapa tidak memiliki rasa. Sampel
terakhir yaitu batang ketapang memiliki bau yang tidak sedap, dan sampel tersebut tidak
memiliki rasa.
2. Pengujian secara Makroskopis
Uji secara makroskopis meliputi morfologi dan warna. Sampel yang pertama
yaitu sampel daun sirih memiliki warna yang hijau tua, setelah proses perajangan terlihat
daun sirih ini masih memiliki tulang daun dan urat daun. Sampel kedua yaitu daun jambu
biji memiliki warna hijau muda, setelah proses perajangan terlihat daun jambu biji ini
masih memiliki tulang daun dan urat daun. Sampel ketiga yaitu bunga melati sampel ini
berwarna kuning muda, setelah diperhatikan tampak epidermis dan mahkota berbentuk
bulat lonjong dan tidak nampak tulang daun maupun urat daun. Sampel yang keempat
yaitu rimpang kelapa sampel ini memiliki akar tunggang berwarna coklat tua, dan saat
dipatahkan rimpang kelapa ini memiliki cambium yang masih memiliki warna coklat
susu atau menandakan bahwa rimpang kelapa ini masih muda. Sampel yang terakhir
yaitu sampel batang ketapang bentuk batang yg bulat memiliki cambium yang masih
berwarna coklat susu atau menandakan masih muda dan memiliki sifat permukaan batang
yang beralur atau sulkatus yaitu jika membujur batang terdapat alur-alur yang jelas dan
sampel ini berwarna coklat tua.

KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan
secara makroskopis meliputi morfologi dan warna, sedangkan uji secara organoleptis
dilakukan dengan cara mengidentifikasi warna, rasa, dan bau dari heksel tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Tim penyusun. 2020. Buku petunjuk pratikum Farmakognosi. Mataram: Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammdiyah Mataram
Anonim, 2009, Farmakope Herbal Indonesia Edisi I, Departemen Kesahatan Republik
Indonesia, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai