PERCOBAAN 5
IDENTIFIKASI KOMPONEN JAMU
Disusun oleh :
Nama : 1. Kintyas Asokawati (G1F014069)
2. Irenne Agustina Tanto (G1F014071)
3. Alifah Itmi Mushoffa (G1F014073)
4. Gasti Giopenra Benarqi (G1F014075)
Golongan / Kelompok : IVA / Radix 2
Nama Asisten : Nisadiyah, Curie, Retno
Tanggal Praktikum : 7 Desember 2015
Dosen Pembimbing : Harwoko, M.Sc.,Apt.
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Mampu mengidentifikasi komponen penyusun jamu secara
organoleptik, makroskopik, dan mikroskopik.
II. PENDAHULUAN
Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional Indonesia telah
dilakukan oleh nenek moyang kita sejak berabad-abad yang lalu, terbukti
dari adanya naskah lama. Kandungan bahan organik dari hasil metabolisme
sekunder yang terdapat pada tanaman sebagai bahan baku obat baru
tradisional merupakan identitas kimiawi dan ciri spesifik tanaman yang
berhubungan dengan efek farmakologis ditimbulkannya, karena metabolit
sekunder yang dihasilkan tanaman memiliki karakteristik untuk tiap genus,
spesies, dan varietas tertentu (Frans, 2007).
Penggunaan tanaman obat sebagai bahan baku obat dalam dunia
kesehatan semakin berkembang, hal ini didukung oleh perubahan cara pikir
masyarakat yang cenderung back to nature. Dewasa ini berbagai produk
obat-obatan untuk berbagai jenis penyakit telah diciptakan dan
dikembangkan dengan menggunakan tumbuhan obat sekitar. Beberapa
produk tumbuhan obat yang beredar dan menjadi primadona dipasaran yaitu
tumbuhan obat dalam bentuk simplisia dan jamu. Simplisia merupakan
bentuk kering dari tumbuh obat, dimana bentuk, aroma, rasa masih tampak
seperti aslinya, karena simplisia merupakan usaha pengawetan tumbuhan
obat dengan cara menurunkan kadar airnya sehingga komponen kimia yang
dikandung tanaman obat tersebut tidak berubah selama waktu penyimpanan
sebelum obat tersebut dikonsumsi. Sedangkan tumbuhan obat dalam bentuk
jamu biasanya sediaan obat dalam bentuk serbuk, dimana bentuk, aroma,
rasa pada tumbuhan obat sulit dikenali karena selain bentuknya yang seperti
serbuk biasanya sediaan obat dalam bentuk jamu terdiri dari beberapa jenis
tumbuhan obat yang diracik dengan tujuan penggunaan untuk beberapa jenis
penyakit (Pramono, 2002).
2
minyak atsiri, alkaloid, glikosida atau zat berkhasiat lainnya, tidak perlu
memenuhi persyaratan yang tertera pada monografi yang bersangkutan.
Identifikasi simplisia dapat dilakukan berdasarkan uraian mikroskopik serta
identifikasi kimia berdasarkan kandungan senyawa yang terdapat
didalamnya (MMI, 1995).
IV.CARA KERJA
1. Jamu Rajangan
Jamu Rajangan
Hasil
4
2. Jamu Serbuk
Jamu Serbuk
Hasil
V. DATA PENGAMATAN
a. Piring IA
Uji organoleptik
Simplisia Warna Rasa Bau
Zingiber officinale Rhizoma Coklat susu Pedas Khas
Orthosiphon aristatus Folium Coklat kehijauan Pahit Tidak berbau
Apium graveolens Herba Coklat terang Pahit khas
Allamanda cathartica Flos Coklat terang Pahit Khas
Uji Makroskopik
Simplisia Panjang (cm) Lebar (cm)
Zingiber officinale Rhizoma 1,8 1,1
Orthosiphon aristatus Folium 3 1,2
Apium graveolens Herba 3,6 0,9
Allamanda cathartica Flos 2,6 2,5
b. Piring IB
Uji Organoleptik
Simplisia Warna Rasa Bau
Curcuma domestica Rhizoma Orange Khas Khas
Citrus sinensis Pericarpium Coklat Pahit Khas
kekuningan
Allamanda cathartica Flos Coklat gelap Sepet khas
5
Uji Makroskopik
Simplisia Panjang (cm) Lebar (cm)
Curcuma domestica Rhizoma 1,8 1,1
Citrus sinensis Pericarpium 2,3 2
Allamanda cathartica Flos 4,9 2
Orthosiphon aristatus Folium 3 1,2
3. Piring IIA
Uji Organoleptik
Simplisia Warna Bau Rasa
Uji Makroskopik
Simplisia Panjang (cm) Lebar (cm)
4. Piring IIB
Uji Organoleptik
Simplisia Warna Bau Rasa
Uji Makroskopik
Simplisia Panjang (cm) Lebar (cm)
5. Piring IIIA
Uji Organoleptik
Simplisia Bau Warna Rasa
Zingiberis officinalis Rhizoma Khas aromatik Krem Pedas, sedikit
kecoklatan manis
Allamanda cathartica Flos Khas Hitam Pahit
kecoklatan
Carica papaya Folium Daun kering Atas: hijau Pahit
tua, bawah:
hijau muda
Orthosiphon aristatus Folium Daun kering Hijau Tidak berasa
kecoklatan
7
Uji Makroskopik
Simplisia Panjang (cm) Lebar (cm)
Zingiberis officinalis Rhizoma 2 1,5
Allamanda cathartica Flos 7 2
Carica papaya Folium 3,5 1,5
Orthosiphon aristatus Folium 4,5 1
6. Piring IIIB
Uji Organoleptik
Simplisia Bau Warna Rasa
Curcuma domestica Rhizoma Khas Orange Pedas, sedikit
manis
Citrus L Pericarpium Khas minyak Luar: Asam
atsiri coklat,
dalam:
putih
kekuningan
Carica papaya Folium Daun kering Atas: hijau Pahit
tua, bawah:
hijau muda
Orthosiphon aristatus Folium Daun kering Hijau Tidak berasa
kecoklatan
Uji Makroskopik
Simplisia Panjang (cm) Lebar (cm)
Curcuma domestica Rhizoma 1,7 0,7
Citrus L Pericarpium 2 1,5
Carica papaya Folium 3,5 1,5
Orthosiphon aristatus Folium 4,5 1
7. Piring IVA
Uji Organoleptik
Simplisia Warna Bau Rasa
Uji Makroskopik
Simplisia Panjang (cm) Lebar (cm)
8. Piring IVB
Uji Organoleptik
Simplisia Warna Bau Rasa
Uji Makroskopik
Simplisia Panjang (cm) Lebar (cm)
rajangan. Hasil yang diperoleh pada piring IA berisi simplisia rimpang jahe,
daun kumis kucing, herba seledri, dan bunga terompet emas sedangkan
piring IB berisi simplisia rimpang kunyit, kulit jeruk, bunga terompet emas,
dan daun kumis kucing. Piring II A berisi simplisia daun pepaya, rimpang
jahe, bunga terompet emas, dan batang seledri sedangkan pada piring II B
berisi simplisia daun pepaya, batang seledri, rimpang kunyit, dan kulit jeruk.
Piring III A berisi simplisia rimpang jahe, bunga terompet emas, daun
pepaya, dan daun kumis kucing sedangkan piring III B berisi simplisia
rimpang kunyit, kulit jeruk, daun pepaya, dan daun kumis kucing. Piring
IVA berisi simplisia daun bayam, rimpang kunyit, daun kumis kucing, dan
daun pepaya sedangkan piring IV B berisi simplisia rimpang jahe, batang
seledri, daun seledri, dan bunga terompet emas. Maka simplisia penyusun
jamu pada percobaan ini adalah simplisia yang telah dibuat sebelumnya
yaitu, Apium graveolens Herba (Herba Seledri), Citrus L Pericarpium (Kulit
Jeruk), Curcuma domestica Rhizoma (Rimpang Kunyit), Amaranthus
tricoloris Folium (Daun Bayam), Zingiberis officinalis Rhizoma (Rimpang
Jahe), Orthosiphon aristatus Folium (Daun Kumis Kucing), Allamanda
cathartica Flos (Bunga Terompet Emas), dan Carica papaya Folium (Daun
Pepaya). Berikut adalah hasil vs pustaka untuk pengujian organoleptik dan
makroskopik.
lebar 3 cm. Uji organoleptik daun bayam yang diperoleh adalah berwarna
hijau, tidak berbau dan tidak berasa. Hasil ini sudah sesuai dengan literatur
yang didapatkan.
VII. KESIMPULAN
Secara umum analisis obat tradisional jamu dikelompokkan menjadi
analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
Analisis kualitatif sediaan jamu meliputi pengujian organoleptik, dan
uji makroskopik.
Identifikasi komponen jamu rajangan dapat dilakukan dengan cara
dipisahkan rajangan dan dikelompokkan berdasarkan simplisia
penyusunnya lalu diuji makroskopik dan organoleptis pada setiap
simplisia penyusun jamu.
Uji organoleptik dan uji makroskopik pada percobaan yang
dilakukan sudah sesuai dengan literatur.
Setiap komponen jamu mempunyai senyawa kimia dan khasiat yang
berbeda-beda.
18
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 1989, Vademekum Bahan Obat Alam, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Depkes RI, 1989, Materia Medika Indonesia Jilid V, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta, 29-34.
Depkes RI, 1995, Materia Medika Indonesia Jilid VI, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Depkes RI, 2008, Farmakope Herbal Indonesia, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Depkes RI, 2011, Suplemen II Farmakope Herbal Indonesia Edisi 1,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Dharma, A.P., 1985, Tanaman Obat Tradisional Indonesia, PN Balai Pustaka,
Jakarta.
Chang, H, But, P., Pharmacology and Application of Chinese Materia Medica,
Vol I, World Scientific, Singapura, 210-213.
Dalimartha, Setiawan, 2008, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 5, Pustaka
Bunda, Jakarta.
Dharma, A.P, 1985, Tanaman Obat Tradisional Indonesia (Medicinal Plants in
Indonesian Traditional Medicine, Balai Pustaka, Jakarta.
Egon, S., 1985, Analisis Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopis, ITB,
Bandung.
Frans A. Rumate, A.Ilham Makhmud, 2007, Peraturan Perundang-undangan
Bidang Farmasi dan Kesehatan, Fakultas Farmasi Universitas
Hasanuddin, Makassar.
Herliana, Ersi, 2013, Penyakit Asam Urat Kandas Berkat Herbal, Fmedia,
Jakarta.
Hermanto, N. S., 2007, Pilih Jamu dan Herbal Tanpa Efek Samping, Elex Media
Komputindo, Jakarta.
Heyne, K, 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia III, Balitbang Kehutanan RI,
1755.
Nani, S. dan Dian S., 1996, Tinjauan Hasil Penelitian Tanaman Obat di
Berbagai Institut III, Jakarta.
19
LAMPIRAN I
Pertanyaan
1. Apakah perbedaan antara jamu rebusan(godhogan) dengan seduhan?
Jawab: jamu godhogan merupakan jamu tradisional yang terbuat dari
bahan-bahan segar atau kering yang direbus dalam waktu tertentu
kemudian air rebusan diminum. Sedangkan jamu seduhan merupakan
jamu yang terbuat dari berbagai macam tanaman obat yang disajikan
dengan cara langsung diseduh dengan air panas kemudian air seduhan
diminum.
3. Berikan satu contoh ramuan jamu yang beredar di pasaran dan jelaskan
fungsi dari masing-masing bahan penyusunnya!
Jawab:
Jamu buyung upik:
1. Curcumae Rhizome 400 mg
Berfungsi untuk penambah nafsu makan.
2. Zingiberis aromaticae Rhizome 500 mg
Berfungsi untuk penambah nafsu makan dan meringankan rasa nyeri.
3. Myristicae Semen 50 mg
Berfungsi untuk karminativa.
4. Burmani Cortex 50 mg (kulit kayu manis)
Berfungsi untuk antioksidan dan pewangi.
5. Bahan-bahan lainnya hingga 7.8 gr yang terdiri dari Curcumae
domestica Rhizome, Zingiberis Rhizome, Curcumae Aeruginosae,
Kaempferia Rhizome dll.
LAMPIRAN II
IVA : Daun Bayam, Rimpang Kunyit, Daun Kumis Kucing, Daun Pepaya
24