Anda di halaman 1dari 2

Rickettsia

Rickettsia adalah genus bakteri gram-negatif. Rickettsia bersifat parasit


intraselular obligat, dan dapat menyebabkan penyakit Rickettsia. Menjadi Parasit intra
seluler obligat ,kelangsungan hidup Rickettsia tergantung pada entri, pertumbuhan,
dan replikasi dalam sitoplasma dari eukariotik sel inang (sel endotel biasanya).
Metode perkembangan Rickettsia dalam embrio ayam ditemukan oleh Ernest
William Goodpasture dan koleganya di Universitas Vanderbilt pada tahun 1930-an.

A. Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Alpha Proteobacteria
Ordo : Rickettsiales
Family : Rickettsiaceae
Genus : Rickettsia

B. Morfologi Rickettsia
Berdasarkan morfologi dinding selnya menunjukkan bahwa bakteri ini
merupakan bakteri gram negatif berbentuk basil. Rickettsia merupakan genus
organisme non-meotile, tidak memiliki bentuk spora, termasuk bakteri pleomorfik yang
dapat berbentuk coccus (diameter 0,1) maupun batang (diameter 1,4 ). Bakteri ini
memiliki membran luar dan lapisan muiren yang tipis. Muiren merupakan polimer yang
ditemukan pada dinding sel dari organisme prokariotik. Lipoposakarida yang
merupakan ciri bakteri gram negatif dapat ditemukan jelas pada membran luarnya.
Rickettsia dapat berbentuk batang, kokoid atau pleomorf. Rickettsia bersifat Gram
negatif, berukuran 1 0,3 mikron, merupakan parasit intraseluler obligat
kecuali Rochalimaea quintana yang dapat hidup dalam pembenihan tanpa sel.
Kelangsungan hidup Rickettsia tergantung pada entri, pertumbuhan, dan
replikasi dalam sitoplasma dari eukariotik sel inang (sel endotel biasanya). Karena itu,
Rickettsia tidak bias hidup dalam lingkungan nutrisi buatan dan tumbuh baik dalam
jaringan atau embrio budaya (biasanya, embrio ayam yang digunakan). Di masa lalu
rickettsia ditempatkan di suatu tempat antara virus dan bakteri . Namun tidak seperti
Chlamydia , Mycoplasma , dan Ureaplasma , organisme rickettsia memiliki dinding
sel yang mirip dengan lainnya bakteri gram negatif. Mayoritas bakteri
Rickettsia rentan terhadap antibiotik dari kelompok tetrasiklin.

C. Metabolisme Rickketsia
a. Enzim
Rickettsia mempunyai enzim yang penting untuk metabolisme. Dapat
mengoksidasi asam piruvat, suksinat dan glutamat serta mengubah asam menjadi
asam apartat. Rickettsia juga dapat tumbuh dalam biakan sel. Seperti bakteri,
perbandingan kadar RNA dan DNA pada Rickettsia adalah 3,5 : 1. Dinding sel serupa
dengan dinding sel kuman Gram negatif yang terdiri dari peptidoglikan yang
mengandung asam muramat.
b.Pertumbuhan
Meskipun sangat kecil dan selalu terdapat didalam sel, Rickettsia bukanlah
termasuk virus melainkan golongan bakteri. Rickettsia mempunyai sifat-sifat yang
sama dengan sifat-sifat bakteri yaitu mengandung asam nukleat yang terdiri dari RNA
dan DNA , berkembang biak dengan pembelahan biner , dinding sel mangandung
mukopeptida, mempunyai ribosom, mempunyai enzim yang aktif pada metabolisme,
dihambat oleh obat-obat anti bakteri dan dapat membentuk ATP sebagai sumber
energi. Spesies Rickettsia dibawa oleh beberapa jenis parasit seperti kutu
dan dapat menyebabkan penyakit seperti thypus, rickettsialpox, Boutonneuse
fever dan Rocky Mountain spotted fever pada tubuh manusia. Bakteri ini
juga dihubungkan dengan beberapa penyakit pada tanaman. Seperti virus, bakteri
ini juga dapat hidup pada sel yang hidup. Nama Rickettsia sering digunakan untuk
banyak jenis dari ordo Rickettsiales. Rickettsia lebih dapat dimasukkan dalam
keluarga bakteri karena Rickettsia mempunyai organella mitokondria yang tetap ada
pada sebagian besar sel eukariot. Metode untuk menumbuhkan Rickettsia pada
embrio ayam ditemukan oleh Ernest William Goodpasture dan universitas Vanderbilt
pada awal tahun 1930. Segmen tertentu dari genom Rickettsia menyerupai
mitokondria. Genom dari Rickettsia prowazekii adalah 1,111,523 bp panjang dan
berisi 834 protein-kode gen. Genus Rickettsia sendiri dinamai menurut Howard Taylor
Ricketts (1871-1910) yang bekerja dan mati disebabkan penyakit thypus.

c. Pemeliharaan
Jika disimpan pada suhu 00C Rickettsia akan kehilangan aktivitas biologiknya
yang serupa aktivitas hemolitik dan respirasinya, toksisitas dan infektivitasnya. Semua
aktivitas tersebut dapat dipulihkan jika ditambahkan Nicotinamida adenine
dicnucleatide (NAD). Aktivitas biologiknya juga dapat hilang jika disimpan pada
suhu 360C kecuali jika ditambahkan glutamat, piruvat atau ATP. Rickettsia tumbuh
dalam berbagai bagian dari sel. Rickettsia prowazekii dan Rickettsia typhi ( Rickettsia
mooseri ) tumbuh dalam sitoplasma sedangkan golongan penyebab stopped fever
tumbuh dalam inti sel. Rochalimaea quintana dapat tumbuh dalam
pembenihan tanpa sel. Rickettsia dapat tumbuh subur jika metabolisme sel hospes
dalam tingkat rendah, misalnya dalam telur bertunas pada suhu 320C. Perkembangan
kuman akan sangat berkurang jika suhunya dinaikkan sampai 400C. Pemberian
sulfonamida akan memperberat penyakit yang disebabkan oleh Rickettsia karena
obat ini meningkatkan pertumbuhan kuman. Sebaliknya para- amino benzoic acid (
PABA ) yang struktur molekulnya analog sulfonamida yang dapat
menghambat pertumbuhan rickettsia. Efek hambatan ini dapat dihilangkan oleh
parahydroxybenzoic acid. Tetrasiklin dan khloramfenikol dapat menghambat
pertumbuhan kuman , keduanya dapat dipakai untuk pengobatan rickettsiosis. Pada
umumnya rickettsia dapat dimatikan dengan cepat pada pemanasan dan
pengeringan atau oleh bahan-bahan bakterisid. Rickettsia mudah mati jika disimpan
pada suhu kamar tetapi dalam tinja serangga yang telah mengering dapat tetap infektif
selama berbulan bulan meskipun dalam suhu kamar. Penyebab fever tahan
terhadap tindakan pasteurisasi pada suhu 600C selama 30 menit

Anda mungkin juga menyukai