Anda di halaman 1dari 15

ANATOMI TUMBUHAN

AKAR

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Anatomi Tumbuhan
KATA  PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil Alamin.


Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkatNyalah sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan lancar. Tak lupa shalawat serta salam kami kirimkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari Alam yang gelap gulita menuju
alam yang terang benderang.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Anatomi Tumbuhan,
selain itu juga kami ingin lebih banyak belajar tentang akar yang memiliki banyak manfaat bagi
kehidupan ummat. Kami berharap dengan informasi yang kami dapat dan kemudian kami sajikan
ini dapat memberikan penjelasan yang cukup tentang Akar.
Demikian satu dua kata yang bisa kami sampaikan kepada seluruh pembaca makalah ini.
Jika ada kesalahan baik dalam penulisan maupun kutipan, kami terlebih dahulu memohon maaf
dan kami juga berharap semua pihak dapat memakluminya. Semoga semua pihak dapat
menikmati dan mengambil esensi dari makalah ini.

Indramayu, April 2016

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................i


DAFTAR ISI................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
                                      1.1         Latar Belakang..................................................................1
                                      1.2         Rumusan Masalah.............................................................1
                                      1.3         Manfaat.............................................................................1

BAB II     PEMBAHASAN

                                      2.1         Definisi Akar....................................................................2


                                      2.2         Struktur Anatomi Akar.....................................................3
                                      2.3         Bagian-Bagian Akar.........................................................4
                                      2.4         Fungsi Akar......................................................................5
                                      2.5         Sifat-Sifat akar..................................................................7
                                      2.6         Jenis-Jenis Akar................................................................8
                                      2.7         Proses Pengangkutan pada Akar.......................................8
                                      2.8         Pertumbuhan pada Akar...................................................9

BAB III   PENUTUP


4.1         Kesimpulan................................................................................................17
4.2         Saran..........................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................18


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang


Akar merupakan bagian bawah dari sumbu tanaman dan biasanya berkembang di bawah
permukaan tanah, meskipun ada pula akar yang tumbuh di luar tanah. Akar pertama pada
tumbuhan berbiji berkembang dari meristem apeks di ujung akar embrio dalam biji yang
berkecambah. Akar embrio juga dinamakan radikula.
Pada gymnospermae dan dikotil, akar tersebut berkembang dan membesar menjadi akar
primer dengan cabang yang berukuran lebih kecil. Sistem akar seperti itu disebut akar tunggang.
Pada monokotil, akar primer tidak lama bertahan dalam kehidupan tanaman dan segera
mengering. Dari dekat pangkalnya atau didekatnya akan muncul akar baru yang disebut akar
tambahan atau akar adventif. Keseluruhan akar adventif seperti itu dinamakan sususnan akar
serabut.

1.2    Rumusan Masalah


1)        Apa definisi dari akar?
2)        Bagaimana struktur anatomi akar?
3)        Apa saja bagian-bagian dari akar?
4)        Apa fungsi dan sifat dari akar?
5)        Bagaimana proses pengangkutan air pada akar?
6)        Bagaimana pertumbuhan pada akar?

1.3    Manfaat
1)        Dapat mengetahui definisi dari akar
2)        Dapat mengetahui struktur anatomi akar.
3)        Dapat mengetahui bagian-bagian akar.
4)        Dapat menjelaskan fungsi dan sifat akar.
5)        Dapat menjelaskan proses pengangkutan air pada akar.
6)        Dapat menjelaskan pertumbuhan pada akar.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1          Definisi Akar


Salah satu bagian penting tumbuhan adalah akar. Akar merupakan bagian tumbuhan yang
arah tumbuhnya kedalam tanah. Pada kelompok tumbuhan berbiji, ada dua sistem perakaran,
yaitu sistem perakaran tunggang dan serabut. Sistem perakaran tunggang mempunyai bagian
besar yang disebut akar utama. Disekitar akar utama tumbuh akar-akar kecil sebagai akar
cabang.
Jadi, sitem perakaran akar tunggang terdiri atas akar utama dan akar cabang. Sistem
perakaran tunggang terdapat pada tumbuhan dikotil misalnya mangga, wortel dan rambutan.
Sistem perakaran akar serabut tidak mempunyai akar utama. Akar tumbuh dari pangkal batang
dan bercabang-cabang membentuk struktur seperti serabut. Sistem perakaran akar serabut
terdapat pada tumbuhan monokotil, misalnya rumput, padi, dan jagung.
Akar merupakan organ vegetatif utama yang memasok air, mineral dan bahan-bahan yang
penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Walaupun memiliki sumbangan yang
sangat penting, seringkali, bahkan terlalu sering, akar itu tidk di perdulikan, karena akar itu tidak
tampak, maka tidak dipikirkan.
Agak jauh dari promeristem apikal pada akar, dapat dibeda-bedakan epidermis, korteks dan
silinder vaskuler. Perisikel dapat pula diidentifiksi dekat meristem apikal. Karena tidak mungkin
membedakan secara jelas antara meristem jaringan pembuluh dan meristem jaringan bukan
pembuluh, maka belum jelas apakah perisikel itu berkembang dari prokambium atau dari
meristem dasar. Sel-sel prokambium yang berdiferensiasi kedalam unsur-unsur trakea segera
dapat diperbedakan dari sel-sel yang akan membentuk unsur-unsur floem. Sel-sel yang disebut
lebih dahulu itu membesar dan vakuolanya besar-besar, yang disebut kemudian mengalami
banyak sekali pembelahan tanpa menjadi besar, sehingga menjadi amat kecil.
Tingkat pemunculan berbagai unsur trakea, dibandingkan dengan tingkatan pematangan
yang harus dijalani, sangat menarik. Sel-sel yang berkembang menjadi unsur-unsur metaxilem
itu menjadi besar, bersama-sama dengan vakuola yang ada didalamnya, sebelum sel-sel tersebut
berdiferensiasi kedalam unsur-unsur protoxilem, sedangkan tentu saja tingkat pematangan justru
sebaliknya. Karena itu dimensi akhir unsur-unsur metaxilem jauh lebih besar dibandingkan
dengan ukuran akhir. Hal ini terutam nyata pada protoxilem (Heimsch,1951).

2.2     Struktur Anatomi Akar

Struktur anatomi akar terdiri atas epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat.
Mari kita pelajari satu persatu :

Gambar 2.1 Struktur anatomi akar


Sumber : http://2.bp.blogspot.com/-
OudgmiaaJtk/T1BKMwWMvsI/AAAAAAAAAv8/vkmcQIeI-
q0/s1600/anatomi-akar-tumbuhan.jpg

a.    Epidermis
Epidermis terdiri atas satu lapis sel yang tersusun rapat tanpa ruang antar sel. Pada
permukaan luar epidermis, terdapat rambut akar yang berfungsi memperluas bidang penyerapan
serta menyerap air dan garam mineral.
b.    Korteks
Disebelah dalam epidermis, terbentuk suatu lapisan yang terdiri atas sel-sel parenkimia
yang disebut korteks. Dinding selnya tipis dan membpunyai banyak ruang antar sel untuk
petukaran gas. Korteks berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan.
c.    Endodermis
Korteks dan silinder pusat dibatasi oleh selapis sel yang disebut endodermis. Dinding sel
endodermis mengalami penebalan lignin dan suberin. Penebalan ini membentuk struktur seperti
pita yang disebut pita caspary. Penebalan ini menyebabkan dinding sel endodermis tidak dapat
ditembus air dan zat lainnya.
d.   Silinder pusat (stele)
Silinder pusat terletak disebelah dalam endodermis. Pada silinder pusat terdapat berkas
pengangkut dan jaringan-jaringan lainnya. Dua lapisan terluar dari silinder pusat terdapat
perisikel atau perokambium. Aktivitas periseikel membentuk cabang-cabang akar. Berkas
pengangkut terdiri atas xilem dan floem yang tersusun teratur membentuk jari-jari atau radial.
Floem terletak disebelah luar xilem. Pada akar dikotil, xilem berbentuk bintang dan berada
dipusat akar. Pada akar tumbuhan monokotil, letak xilem dan floem berselang-seling membentuk
lingkaran. Selain itu, pada akar tumbuhan monokotil terdapat empulur, sedangkan pada
tumbuhan dikotil tidak terdapat empulur.

2.3     Bagian-Bagian Akar

Sumber : http://2.bp.blogspot.com/-UfP0f4d0pYY/UeDF_kIZRMI/AAAAAAAAABI/-jal6BjSmtM/s400/AKAR.jpg

a)    Inti akar


Inti akar terdiri atas pembuluh kayundan pembuluh tapis. Pembuluh kayu berfungsi
mengangkut air dari akar ke daun. Pembuluh tapis berfungsi mengangkut hasil fotosintesis dari
daun ke seluruh bagian tumbuhan.
b)   Rambut akar
Rambut akar atau bulu-bulu akar berbentuk serabut halus. Rambut akar terletak di dinding
luar akar. Fungsi rambut akar adalah mencari jalan di antara butiran tanah. Hal inilah yang
menyebabkan akar dapat menembus masuk ke dalam tanah. Selain itu, rambut akar juga
berfungsi menyerap air dari dalam tanah.
c)    Tudung akar
Tudung akar diinterpretasikan sebagai struktur proteksi meristem apeks dan membantu
pertumbuhan akar menembus tanah. Tudung akar terdiri sel-sel parenkim yang berasal dari
meristem apeks. Bagian dari meristem apeks tersebut sering tampak sebgai meristem yang
berbeda dan disebut calyptrogen
Tudung akar yang tumbuh di tanah dilapisi oleh lendir. Efek dari lapisan lendir tersebut
membantu ujung akar menembus partikel-partikel tanah. Lendir tersebut terdiri atas polisakarida
dan zat-zat pektin. Pada tudung akar, lendir disekresikan oleh sel-sel terluar.
2.4     Fungsi Akar
Secara umum, semua akar berfungsi untuk menguatkan dan menegakkan tumbuhan serta
menyerak air dan garam-garam mineral dari tanah. Beberapa jenis tumbuhan menggunakan akar
sebagai alat bantu pernapasan berupa akar napas., akar lutut, akar udara, atau akar gantung.
Tumbuhan rawa-rawa yang hidup ditanah basah mengandung sedikit oksigen (O2) mempunyai
akar napas yang mencua tegak lurus ke permukaan tanah untuk mendapatkan oksigen.
Tumbuhan bakau yang tumbuh di daerah pasang surut memiliki akar lutut yang tumbuh keudara
lalu membengkok dan masuk lagi ke dalam tanah. Anggrek memiliki akar udara yang berfungsi
untuk mengambil oksigen dari udara. Beberapa jenis
tumbuhan menggunakan akar untuk menyimpan cadangan makanan, misalnya ketelah pohon,
wortel, bengkuang dan bit. Bagian akar yang mampu menyimpan cadangan makanan, yaitu akar
pokok, akr cabang, atau hipokotil. Akar benalu berfungsi sebagai alat penghisap (haustorium)
untuk menyerap air dan mineral dari tumbuhan inang. Tumbuhan epifit, misalnya vanili,
memiliki akar pembelit untuk memanjat tumbuhan inang dengan cara memeluk batangnya.
Fungsi akar bagi tumbuhan:

1. Untuk menyokong dan memperkokoh berdirinya tumbuhan di tempat hidupnya


2. Untuk menyerap air dan garam-garam mineral (zat-zat hara) dari dalam tanah
3. Mengangkut air dan zat-zat makanan yang sudah diserap ke tempat-tempat pada
tubuh tumbuhan yang memerlukan santo.
4. Pada beberapa macam tumbuhan ada yang berfungsi sebagai alat respirasi,
misalnya tumbuhan bakau
5. Pada beberapa jenis tumbuhan, ada yang berguna sebagai tempat menyimpan
cadangan makanan atau sebagai alat reproduksi vegetatif. Misalnya wortel yang
memiliki akar tunggang yang membesar, berfungsi sebagai tempat menyimpan
makanan. Pada tumbuhan sukun, dari bagian akar dapat tumbuh tunas yang akan
tumbuh menjadi individu baru.

 Hubungan Antara Fungsi Struktur Akar dan Penyerapan Air


Tumbuhan membutuhkan air sepanjang hidupnya. Setelah diserap akar, air
digunakan semua dalam reaksi kimia., mengangkut zat hara, membangun turgor, dan akhirnya
keluar dari daun sebagai uap atau air. Tumbuhan mempunyai sistem pengangkutan air dan garam
mineral yang diperoleh dari tanah agar air tetap tersedia. Pada tumbuhan tingkt tinggi terdapat
dua macam cara pengangkutan air dan garam mineral yang diperoleh dari tanah, yaitu
ekstravaskuler dan intravaskuler. Pengangkutan ekstravaskuler adalah pengangkutan diluar
berkas pembuluh. Pengangkutan ini bergerak dari permukaan akar menuju ke bagian-bagian
yang letaknya lebih dalam dan menuju ke berkas pembuluh.sementara itu, pengangkutan
intravaskuler adalah pengangkutn melalui berkas pembuluh dari akar menuju bagian atas
tumbuhan.

1)        Proses Pengangkutan Ekstravaskuler


Pada pengangkutan ini, air akan masuk melalui sel epidermis akar kemudianbergerak
diantara sel-sel korteks. Air harus melewati sitoplasma sel-sel endodermis untuk memasuki
silinder pusat (stele). Setelah sampai di stele, air akan bergerak bebas diantara sel-sel.
2)         Proses Pengangkutan Intravaskuler
Pengangkutan intravaskuler adalah pengangkutan emlalui berkas pembuluh (xilem) dari
akar menuju bagian atas tumbuhan. Pengangkutan air dan mineral dimulai dari xilem akar ke
xilem batang menuju xilem tangkai daun dan ke xilem tulang daun. Pada tulang daun terdapat
ikatan pembuluh. Air dari xilem tulang dun ini msuk ke sel-sel bunga karang, air dan garam-
garam mineral disimpan untuk digunakan dalam proses fotosintesi dan transportasi. Transportasi
pada trakea lebih cepat daripada transpotasi pada trakeida.
Intinya fungsi akar yaitu menyerap air dan zat hara, berfungsi sebagai alat penyokong
tumbuhan, sebagai alat dalam pernapasan tumbuhan, untuk menyimpan cadangan makanan,
sebagai wadah dalam melekatnya tumbuhan ke tanah, dan sebagai alat perkembangbiakan
vegetatif.

2.5     Sifat-Sifat Akar


Akar merupakan bagian tumbuhan didalam tanah yang dapat terus menerus tumbuh. Arah
geraknya dipengaruhi oleh gravitasi (geotropi) atau oleh air (hidrotropi). Akar dapat tumbuh
menembus tanah karena mempunyai ujung yang berbentuk runcing. Pada akar tidak dijumpa
buku-buku yang berbentuk ruas-ruas. Akar umumnya berwarna pucat dan tidak berklorofil
sehingga tidak dapat melakukan fotosintesis.
Akar tidak berbuku-buku, dan warna tidak hijau biasanya keputih-putihan atau kekuning-
kuningan. Serta bentuk akarnya seringkali meruncing, hingga lebih mudah untuk menembus
tanah.

2.6     Jenis-jenis Akar


Akar serabut umumnya tardapat pada tumbuhan monokotil. Walaupun kadang-kadang,
tumbuhan dikotil juga memilikinya (dengan catatan, tumbuhan dikotil tersebut
dikembangbiakkan dengan cara cangkok atau stek). Fungsi utama akar serabut adalah untuk
memperkokoh berdirinya tumbuhan. Akar tunggang umumnya terdapat pada tumbuhan dikotil.
Fungsi utamanya adalah untuk menyimpan makanan, sebagai contoh : wortel, ubi, dan
sebagainya dalam bentuk umbi-umbian.
Akar gantung tumbuh dari bagian atas batang dan tumbuh ke arah tanah. Oleh karena
itu, akar tersebut terlihat menggantung di udara. Namun, bila telah mencapai tanah, akar tersebut
masuk kedalam tanah dan berfungsi menyerap air dan garam-garam mineral. Tumbuhan yang
memiliki akar gantung misalnya beringin.
Akar nps tumbuh keluar dari batang bagian bawah. Akar tersebut sebagian muncul di
permukaan tanah dan sebagian lagi berada di dalam tanah. Akar ini terlihat seperti menopang
tegaknya batang,. Akar napas mempunyai banyak celah trmpat masuknya udara. Jadi, sesuai
namanya, akar napas berfungsi untuk bernapas. Tumbuhan yang mempunyai akar napar,
misalnya bakau dan pandan.
Akar pelekat tumbuh di sepanjang batang. Akar pelekat terdapat pada tumbuhan yang
tumbuh menmanjat. Akar ini berfungsi untuk melekatkan batang pada tembok maupun tumbuhan
lain. Tumbuhan yang mempunyai akar pelekat, contohnya sirih.

2.7     Proses Pengangkutan pada Akar


Pengangkutan ekstrafasikular, pengangkutan diluar berkas pembuluh angkut. Mula-mula
air dan garam mineral yang larut dalm tanah diserap oleh bulu-bulu akar. Pada dasarnya cairan
dalam sel tumbuhan lebih pekat dari larutan dalam tanah. Adanya perbedaan kepekatan ini
menyebabkan larutan dalam tanah merembes kedalam sel tumbuhan melalui membran
semipermeable yang ada di epidermis pada bulu akar. Peristiwa inilah yang disebut dengan
peristiwa osmosis. Setelah melewati bulu akar, air selanjutnya bergerak melewati korteks,
endodermis dan silinder pusat.
Pengangkutan intrafasikular, prngangkutan yag berlangsung didalam berkas pembuluh
angkut terus bergerak hingga mencapai pembuluh xilem yang terdapat pada silinder pusat. Air
akan kan bergerak menuju daun menuju pembuluh xilem akibat adany daya kapilaritas pada
pembuluh xilem. Pembuluh xilem membentuk seperti pipa-pipa kecil yang dapat mengangkut air
yang lebih kuat dibandingkan dengan pipa yang besar. Selanjutnya pada daun terjadi transpirasi
(penguapan). Adanya peristiwa transprasi akan mengakibatkan aliran air dan garam mineral dari
batang ke daun, hal ini disebut senbagai kemampuan daun mengisap air dan garam mineral.

2.8          Pertumbuhan Pada Akar


1.    Pertumbuhan Akar Primer
Pada jarak tertentu dari sel inisial pucuk akar, dapat di bedakan jaringan tudung akar,
epidermis, korteks akar, dan silinder pusat. Tudung akar terletak pada ujung akar, yang berfungsi
melindungi meristem akar dan alat pemantakan akar yang tumbuh ke dalam tanah. Tudung akar
terdiri dari sel parenkim hidup yang sering kali berisi tepung. Pada kebanyakan tumbuhan,
bentuk sel pusat tudung akar berbeda dan strukturnya tetap, yang di sebut kolumela.
Sel tudung akar menyekresikan lendir yang mengandung polisakarida. Sekresi diiringi
dengan pembengkakan (hipertropi) sisternadiktiosom yang membentuk gelembung besar. Isi
gelembung terlepas dari protoplas karena adanya peleburan antara selaput gelembung dan
plasmalema. Sel tudung akar ada yang berisi butir tepung yang di sebut statolit, yang berfungsi
memindahkan rangsang gravitasi ke plasmalema. Sel yang berisi statolit disebut statosis. Statosis
berisi amiloplas dan RE. Tudung akar berkembang secara terus menerus. Sel paling tua akan
mati, kemudian di ganti sel baru yang di hasilkan oleh sel inisial. Tudung akar terdapat pada
semua tmbuhan kecuali pada parasit dan beberapa akar mikorhiza.
Sel epodermis akar berdinding tipis, biasanya tidak mempunyai kutikula meskipun sering
kali dinding terluar sel, termasuk rambut akar, mengalami kutinisasi. Epidermis akar biasanya
selapis, kecuali pada akar udara Orchidaceae dan tumbuhan epifit, epidermisnya multilapis dan
mempunyai bentuk khusus yang di sebut velamen. Epidermis akar dapat membentuk tonjolan
menjadi rambut akar yang berfungsi untuk menyerap air dan garam. Daerah rambut akar hanya
terbatas pada sekitar satu sampai beberapa cm dari ujung akar.
Sebagian besar korteks pada akar Dicotyledoneae dan Gynnospermae terdiri dari sel
parenkim. Korteks akar biasanya lebih besar dari korteks batang, dan biasanya berfungsi unyuk
penyimpanan. Lapisan terdalam dari korteks adalah endodermis. Pada tumbuhan tertentu,
misalnya Smilax, Iris, Citrus, dan Phoenix, terdapat lapisan khusus di bawah epidermis yang di
sebut eksodermis. Pada korteks akar sering terdapat ruang antar sel yang berbentuk secara
skizogen. Pada tumbuhan tertentu, yaitu Gramineae dan Cyperaceae, ruang antar sel berbentuk
secara lisigen. Pada korteks akar Palmae sering terdapat saluran udara yang besar. Sel parenkim
korteks tidak mempunyai klorofil, tetapi pada tumbuhan air, akar udara, dan epifit terdapat
klorofil. Pada kebanyakan tumbuhan, dinding sel subepidermis bagian luar dari korteks menjadi
bergabus. Sel ini di sebut eksodermis, dan mempunyai sitokimia dan struktur sama dengan
endodermis. Sel eksodermis berisi protopas hidup.
Gambar 2.3 Penampang melintang akar iris
Sumber : http://2.bp.blogspot.com/-PubAZLhFeu4/TwvcG11FY-
I/AAAAAAAAAAg/dvQalR7EBEk/s1600/dikotil%2Bmonokotil.JPG

Endodermis membatasi bagian dalam akar dengan korteks. Pada akar primer tampak pita
Caspary pada dinding menjari endodermis. Sel endodermis akar tumbuhan tertentu terus menerus
membelah antiklin selama tahap penebalan sekunder.
Silinder pusat terletak di bagian tengah akar dan di batasi oleh endodermis. Di sebelah
dalam endodermis terdapat satu atau beberapa lapisan sel parenkim berdinding ipis yang di
sebut perisiklus (perisikel) . perisikel tetap bersifat meristematis. Pesikel Angiospermae hanya
selpais, tetapi pada kebanyakan Monocotyledoneae, pesikel terdiri atas beberapa lapisan sel.
Pertumbuhan primer akan mendorong akar menembus tanah. Ujung akar ditutupi oleh
tudung akar, yang secara fisik melindungi meristem yang rapuh pada saat akar memanjang
menembus tanah yang abrasif. Tudung akar juga mensekresikan lendir polisakarida yang
melumasi tanah disekitar ujung akar yang sedang tumbuh. Pertumbuhan panjang akar
terkonsentrasi didekat ujung akar, dimana terletak tiga zona sel dengan tahapan pertumbuhan
primer yang berurutan dari ujung akar ke arah atas, terdapat zona pembelahan sel, zona
pemanjangan, dan zona pematangan. Daerah-daerah ini melebur bersama, tanpa perbatasan yang
jelas (Campbell, 2003)

Mikorhiza
Epidermis dan korteks akar pada kebanyakan tumbuhan sering kali bergabung atau
bersimbiosis dengan jamur tanah. Gabungan antara hifa jamur dengan akar muda tumbuhan
tumbuhhan tinggi di sebut mikorhiza (bahasa yunani mykes= jamur; rhiza= akar). Hubungan
antara kedua organisme ini sebagai simbiosis mutualisme, yang artinya kedua organisme ini
saling mendapat keuntungan dari hidup bersama tersebut.
Gambar 2.4 struktur mikoriza
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQawtywBLI5MmqnwPXEHm-RT-1YEn-
T4pDuPd3Fmm6H1I_MecemtQ

Terdapat dus tipe mikorhiza, yaitu ektomikorhiza dan endomikorhiza. Pada


ektomikorhiza, jamur menghasilkan miselium di permukaan akar.Akar ektomikorhiza pendek,
biasanya bercabang dikotom dan lebih tebal dari pada akar normal. Ada mikorhiza yang di sebut
ekto-endomikorhiza karena adanya pemantakan hifaa dari tipe ektomikorhiza pada sel inang.
Mikorhiza berfungsi dalam penyerapan air tanah dan menjaga tumbuhan dari
kekeringan. Sebalinya, klorofil tumbuhan inang memasok karbohidrat, asam amino, vitamin, dan
senyawa organik lain kepada jamur. Pada sel korteks akar yang memiliki ektomikorhiza, plastida
tidak mengandung tepung. Hal ini menunjukkan bahwa gula terlarut yang di pindahkan ke akar
dengan cepat di pindahkan ke jamur mikorhiza.

Bintil Akar
Tipe lain gabungan antara akar tumbuhan tingkat tinggi dan organisme tingkat rendah
terjadi dalam Leguminosae. Pada akar Leguminosae terdapat benjolan yang di sebut bintil akar.

Gambar 2.4 Bintil Akar


Sumber : http://4.bp.blogspot.com/-
JL8rdaxS3HE/Upf4uffIjeI/AAAAAAAAAzE/uTDYb640e74/s1600/download+(13).jpg

Bintil akar berkembang sebagai hasil pemantakan bakteri pengikat nitrogen (Rhizobium) ke
dalam korteks akar. Hubungan antara bakteri Rhizobium dengan akar Leguminose merupakan
simbiosis mutualisme. Artinya, kedua pihak medapat keuntungan. Tumbuhan tidak dapat
memanfaatkan N2 bebas di udara. Oleh bakteri Rhizobium, N2 diikiat sebagai senyawa zat lemas
sehingga dapat dimanfaatkan oleh akar Leguminose. Sementara Rhizobium mendapatkan
makanan berupa karbohidrat sebagai sumber energi.

Diferensiasi Jaringan Dalam Akar


Sel prokambium yang berdiferensiasi menjadi unsur trakea dapat di bedakan dengan sel
yang akan menjadi usur floem. Sel ini membesar dan mempunyai vakuola besar. Selanjutnya, sel
akan mengalami pembelahan beberapa kali tanpa pembesaran sehingga terbentuk sel kecil.
Sistem pembuluh akar berkembang bebas dari organ samping. Prokambium berkembang
secara akropetal bersambungan dengan jaringan pembuluh dalam akar yang lebih dewasa.
Diferensiasi maupun pemasakan xilem dan floem juga secara akropetal.
Ujung akar lateral Gymnospermae dan Dicotyledoneae berkayu biasanya mempunyai
penebalan sekunder, kecuali pada cabang yang kecil. Beberapa akar dicotyledoneae menerna
tidak mengalami penebalan sekunder, misalnya pada Ranunculus, tetapi pada Medicago
berkembang baik. Akar Monocotyledoneae umumnya tidak mengalami penebalan sekunder,
tetapi pada Dracaena terjadi penebalan sekunder. Pada akar Gymnospermae dan Dicotyledoneae
yang menunjukan penebalan sekunder, kambium pertama kali tampak pada sisi dalam floem.
Mula-mula bentuk kambium berombak. Karena perkembangan xilem sekunder pada sisi dalam
untaian floem menghasilkan xilem sekunder di luar kelompok protpxilem, kambium pada
penampang melintangnya menjadi melingkar.

2.    Pertumbuhan Akar Sekunder


Pertumbuhan sekunder pada akar seperti pada batang terdiri atas pembentukan jaringan
pembuluh sekunder dari kambium pembuluh dan periderm felogen. Pertumbuhan sekunder di
jumpai khas pada akar Gymnospermae dan Dicotylenodeae. Akar Monocotyledoneae biasanya
tidak mengalami pertmbuha sekunder.
Pada awalnya, kambium pembuluh berbentuk pita yang jumblahnya tergantung tipe
akar. Sel perisiklus yang terdapat di luar daera xilem juga menjadi aktif seperti kambium.
Selanjutnya, kambium melengkapi lingkaran dengan xilem sebagai pusatnya. Pembentukan
periderm mengikuti pertumbuhan pembuluh sekunder. Sel perisiklus terus membelah secara
periklin dan antiklin. Pembelahan periklin menyebabkan peningkatan jumblah lapisan perisiklus.
Peningkatan ketebalan jaringan pembuluh dan perisiklus menekan korteks ke arah luar sehingga
korteks menjadi pecah. Felogen di luar perisiklus akan membentuk felem ke arah luar dan
feloderm ke arah dalam. Pada akar tumbuhan menahun (perennial), keaktifan kambium
pembuluh dan felogen terus terjadi sepanjang tahun. Perkembangan akar, seperti halnya pada
batang, juga akan membentuk ritidom.
Kedua meristem lateral, yaitu kambium vaskuler dan kambium gabus, juga
berkembang dan menghasilkan pertumbuhan sekunder pada akar. Kambium vaskuler dibentuk
didalam stele dan menghasilkan xilem sekunder kearah dalam dan floem sekunder kearah luar.
Setelah diameter stele tambah besar, korteks dan epidermis akan pecah dan lepas. Kemudian
kambium gabus akan terbentuk dari perisikel stele dan menghasilkan periderm, yang menjadi
jaringan dermal sekunder. Berbeda dari epidermis primer suatu akar yang lebih muda, periderm
tidak permeable terhadap air. Dengan demikian, hanya akar yang paling muda, yaitu yang
mewakili tubuh primer tumbuhan, yang menyerap air dan mineral dari tanah. Akar yang lebih
tua, dengan tumbuhan pertumbuhan sekunder, terutama berfungsi untuk menambatkan tumbuhan
dan mengangkut air serta zat terlarut antara akar yang lebih muda dan sistem tunas. (Campbell.
2003)

Adaptasi Akar Pada Kondisi Kering


Pada Kondisi kering, akar berdaptasi dengan membentuk kulit yang tebal, sklerefikasi sel
korteks, dan isolasi silinder pembuluh dengan pembentukan periderm atau nekroris parenkim
korteks. Xilem berkembang dengan baik sehingga dapat membantu pengangkutan air dengan
cepat. Sejumblah lapisan korteks akar primer tumbuhan gurun pasir berkurang sehingga jarak
antara tanah dengan stele semakin pendek. Selain itu, pita Caspary-nya lebih lebar di bandingkan
dengan tumbuhan mesofit.

Hubungan Antara Sistem Pembuluh Akar dan Batang


Sistem pembuluh akar dan batang berbeda struktur dan arah perkembangan menjarinta.
Protoxilem pada akar bersifat abstrak. Sedangkan, pada batang bersifat endrak. Susunan xilem
dan dloem pada akar berselanf-seling, sedangkan pada batang menyamping. Pada berkas
pengangkut batang tidak sama dengan akar. Pada pertemuan sistem pembuluh akar dan batang
terjadi adaptasi satu dengan yang lain. Daerah peralihan atau leher akar (Mulyani Sri, 2006)
 
BAB III
PENUTUP

4.1     Kesimpulan
Akar merupakan organ vegetatif utama yang memasok air, mineral dan bahan-bahan yang
penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Walaupun memiliki sumbangan yang
sangat penting, seringkali, bahkan terlalu sering, akar itu tidk di perdulikan, karena akar itu tidak
tampak, maka tidak dipikirkan. Struktur anatomi akar terdiri atas epidermis, korteks, endodermis,
dan silinder pusat. Bagian-bagian akar terdiri atas rambut akar, inti akar dan tudung akar. Secara
umum, semua akar berfungsi untuk menguatkan dan menegakkan tumbuhan serta menyerak air
dan garam-garam mineral dari tanah. Beberapa jenis tumbuhan menggunakan akar sebagai alat
bantu pernapasan berupa akar napas., akar lutut, akar udara, atau akar gantung.

4.2     Saran
Dengan adanya pembahasan mengenai anatomi tumbuhan khususunya akar, kami
sarankan agar semua dapat menjaga keseimbangan alam, dapat melestarikan tumbuh-tumbuhan
yang ada di alam serta mampu memanfaatkan secara bijak.
DAFTAR PUSTAKA

Sugianto. 2016. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta. K-media.

Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.

Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta. Kanisius.

Suradinata, Tatang. 1998. Struktur Tumbuhan. Bandung. Angkasa.

https://id.wikipedia.org/wiki/Akar. Diakses pada tanggal 20 April 2016. Pulul 11.20 WIB.

Anda mungkin juga menyukai