Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN SEMENTARA

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

Disusun oleh :
Nama : Ni Wayan Eka Laras Apriani
NIM : 2019E0B038
Kelas : 2B
Kelompok : B.1.2
DosenPengampuh: Ibu Nur Furqani, M.Farm.,Apt

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIII FARMASI
TAHUN AJARAN 2019/2020
Jln. K.H. Ahmad Dahlan No. 1 Nusa Tenggara Barat
Telp. (0370)6610732
PERCOBAAN II : KUALITATIF SENYAWA KARBON

A. TUJUAN
Untuk membedakan senyawa karbon (organik) dan anorganik
B. DASAR TEORI
Apabila kita membakar kayu, maka akan didapat suatu zat berwarna hitam yang
kita sebut arang. Arang yang dihasilkan dari peristiwa pembakaran adalah karbon
(C). Hampir semua makhluk hidup baik hewan, tumbuhan, bahkan manusia
apabila dibakar akan menghasilkan karbon, sehingga orang beranggapan bahwa
senyawa yang mengandung karbon hanya berasal dari makhluk hidup
(organisme). Berdasarkan kesimpulan itu, senyawa karbon disebut juga senyawa
organik, Senyawa karbon lain yang tidak berasal dari makhluk hidup disebut
senyawa anorganik, misalnya plastik, serat sintetik, obatobatan, dan lain-lain
(Budimarwanti, 2009)
Senyawa organik adalah senyawa yang diperoleh dari makhluk hidup, seperti
hewan dan tumbuhan. Dalam istilah modern, senyawa organik adalah senyawa
yang mengandung sedikitnya satu ikatan antara karbon dengan karbon dan/atau
karbon dengan hidrogen. Selain karbon dan hidrogen, unsur yang paling sering
dijumpai yang terdapat dalam senyawa organik adalah oksigen, nitrogen, fosfor,
belerang, dan halogen. Dari segelintir unsur ini, telah ditemukan jutaan senyawa
organik, dan ribuan senyawa baru disintetis setiap tahunnya (Goldberg, 2004).
Meskipun tidak ada perbedaan sifat yang tegas antara senyawa organik dengan
senyawa anorganik, kedua kelompok senyawa tersebut mempunyai ciri umum
yang berbeda. Dari segi stabilitas terhadap pemanasan, senyawa organik kurang
stabil terhadap pemanasan dibandingkan senyawa anorganik, umumnya senyawa
organik sudah terurai pada suhu 700˚C, sedangkan senyawa anorganik belum bisa
terurai dan akan menyisakanendapan oksida logam. Hal itu terjadi karena senyawa
organik berikatan kovalen yang relatif lebih lemah dibandingkan ikatan ion yang
sering terdapat dalam senyawa anorganik (Purba dan Hidayat, 2000).
Pada umumnya senyawa organik mudah terbakar, sedangkan senyawa anorganik
sangat sukar terbakar. Bila dibakar, mula-mula senyawa organik menjadi hitam
atau mengarang kemudian menjadi uap atau gas. Pengarangan ini menunjukan
adanya karbon (Sumardjo, 2008).
Dari segi titik lebur dan titik didih, senyawa organik umumnya mempunyai titik
lebur dan titik didih yang relatif rendah dibandingkan senyawa anorganik. Hal itu
terjadi karena senyawa organik umumnya berupa molekul yang nonpolar sehingga
gaya tarik-menarik antar molekulnya lemah (Purba dan Hidayat, 2000).
Senyawa organik jarang mempunyai titik lebur diatas 300 ˚C, sedangkan
senyawa-senyawa anorganik jarang mempunyai titik lebur di bawah 700˚C.
Perbedaan lainnya, dalam keadaan cair atau bentuk larutan, senyawa organik tidak
dapat menghantarkan arus listrik, sebaliknya senyawa anorganik yang dalam
keadaan cair atau bentuk larutan dapat menghantarkan arus listrik (Sumardjo,
2008).
Dari segi kelarutan, senyawa organik umumnya lebih mudah larut dalam pelarut
yang nonpolar dari pada dalam pelarut polar seperti air, sebaliknya senyawa
anorganik lebih mudah larut dalam air. Hal itu terjadi karena senyawa organik
umumnya bersifat nonpolar, sedangkan senyawa anorganik bersifat polar atau
ionik. Dan dari segi keraktifan, reaksi senyawa organik umumnya berlangsung
lebih lambat dari pada reaksi senyawa anorganik, kecuali dalam reaksi
pembakaran. Senyawa organik kurang reaktif terhadap pereaksi lain (Purba dan
Hidayat, 2000).
Pada mulanya perbedaan senyawa karbon (senyawa organik) dengan senyawa
anorganik didasarkan atas asal – usul senyawa tersebut.Senyawa yang berasal dari
makhluk hidup disebut senyawa organik, sedangkan senyawa yang berasal dari
benda – benda mati dinamakan senyawa anorganik.Walaupun sekarang batasan
itu kurang tepat namun perbedaan senyawa – senyawa masih dibedakan menjadi
senyawa karbon (senyawa organik) dan senyawa anorganik.
Untuk membedakan senyawa organik dengan senyawa anorganik, secara
kualitatif dapat dilakukan dengan jalan membakar senyawa – senyawa tersebut.
Umumnya senyawa – senyawa organik lebih mudah terbakar dan apabila
pembakaran dilanjutkan, akan berubah menjadi caramel lalu menguap menjadi
CO2, CO ataupun gas NH3. Tetapi senyawa anorganik tidak dapat terbakar
sampai habis (masih saja tersisa berupa oksida – oksida logam), kecuali beberapa
senyawa anorganik yang mudah menguap mudah terurai menjadi gas atau mudah
menyublim, seperti HCl, HNO3, H2SO4, NH4Cl, S, Hg, H2O, I2, Br2 dan lain –
lain.

C. ALAT DAN BAHAN


Alat:
-Cawan porselen
-Gelas Ukur
-Kompor
Bahan:
-Garam
-Gula
-Asam Asetat
-Asam Posfat

D. CARA KERJA

Asam Asetat Asam Posfat Gula Garam

Panaskan

Hasil
E. DAFTAR PUSTAKA

Freddy, dkk. 2013. Laporan praktikum kimia organik.Fakultas Teknologi


Pertanian. Universitas Udayana Bukit Jimbaran
(https://www.academia.edu/5473998/laporan_kimia_KUALITATI
F_SENYAWA_KARBON) diakses pada 2 Juli 2020

Tim penyusun, 2020. Buku petunjuk praktikum kimia organik. Program


Studi D3 Farmasi.Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas
Muhammadiyah Mataram.

(https://www.academia.edu/20354943/LAPORAN_PRAKTIKUM_KIMI
A_KUALITATIF_SENYAWA_KARBON) diakses pada 2 Juli
2020

Anda mungkin juga menyukai