Laporan Praktikum Kimia Organik I1
Laporan Praktikum Kimia Organik I1
KIMIA ORGANIK II
“IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI”
OLEH :
NAMA : NURLIAN
NIM : A1L1 19 011
KELOMPOK : I (SATU)
JURUSAN : PENDIDIKAN KIMIA
ASISTEN PEMBIMBING : FIRDAMAYANTI
Telah diperiksa secara teliti dan disetujui oleh Asisten Pembimbing Praktikum
pada:
Firdamayanti
BAB I
PENDAHULUAN
makhluk hidup dan hasil sintesis, memiliki bentuk struktur yang rumit, mudah
terbakar, tidak dapat terionisasi, larut dalam pelarut organik, bersifat non
elektrolit, serta memiliki ikatan kovalen dan isomer. Senyawa organik dibangun
terutama oleh karbon dan hidrogen, dan dapat mengandung unsur-unsur lain
seperti nitrogen, oksigen, fosfor, halogen dan belerang. Senyawa organik meliputi
karbohidrat, protein, lemak, asam format polimer, glukosa dan lain sebagainya.
Gugus karbonil ialah dan satu atom oksigen yang dihubungkan dengan ikatan
ganda dua. Gugus ini merupakan salah satu gugus fungsi yang paling lazim dialam
dan terdapat dalam karbohidrat, lemak, protein dan steroid gugus fungsi ini dijumpai
dalam senyawa aldehid dan keton. Aldehid dalah senyawa organik yang karbon-
karbonilnya selalu berikatan dengan paling sedikit satu atom hidrogen. Sedangkan
keton adalah senyawa organik yang karbon karbonilnya dihubungkan dengan dua
atom karbon lain. Aldehid merupakan sebuah senyawa organik yang memiliki gugus
karbonil terminal yang mana gugus ini terletak pada ujung rantai karbon induk yang
diakhiri sebuah atom hidrogen atau berikatan dengan atom oksigen. Sedangkan tollen
merupakan senyawa organik yang memiliki sebuah gugus karbonil yang terikat pada
gugus alkil dengan rumus R-CO-R’. karakteristik dari sebuah keton ialah berupa
cairan tidak berwarna, umumnya larut dalam air, bersifat polar, lebih mudah menguap
daripada alkoholdan asam karboksilat, mempunyai titik didih yang relatif tinggi
(Wardiyah, 2016).
terminal yang mana gugus ini terletak pada ujung rantai karbon induk yang diakhiri
sebuah atom hydrogen atau berikatan dengan atom oksigen. Karakteristik dari sebuah
keton ialah berupa cairan tidak berwarna, umumnya larut dalam air, bersifat polar,
lebih muda menguap dari pada alkohol dan asam karboksilat, mempunyai titik didih
yang relative tinggi (Dzarnisa, 2014). Susunan gugus karbonil dari aldehida
membentuk senyawa yang lebih baik untuk dioksidasi menjadi asam karboksilat.
Semetara keton, itu sulit untuk dilakukan karena harus memisahkan salah satu ikatan
karbon (C-C). karakteristik ini adalah salah satu perbedaan fungsional yang paling
penting antara keduanya. Karena keton tidak memiliki partikel atom hidrogen, maka
tahan terhadap oksidasi. Hanya agen pengoksidasi sangat kuat seperti kalium
manganat (VII) (Larutan kalium permanganat) yang dapat mengoksidasi dengan cara
Identifikasi senyawa aldehid dan keton merupakan suatu cara yang dilakukan
untuk mengetahui adanya gugus aldehid dan keton dalam suatu senyawa. Beberapa
sampel yang sering dijumpai dalam laboratorium yaitu glukosa, fruktosa. Sampel-
sampel tersebut ada yang mempunyai gugus fungsi aldehid dan ada juga yang
mempunyai gugus fungsi keton. Untuk mengidentifkasi adanya aldehid atau keton
dapat dilakukan uji barfoed, uji benedict, uji bial orsinal. Uji barfoed digunakan untuk
membedakan disakarida pereduksi, uji ini mengandung kupri asetat yang dilarutkan
dalam aquades dan ditambahkan dengan asam laktat. Uji benedict digunakan untuk
mengetahui kandungan gula pereduksi, uji benedict berisi larutan larutan alkali.
Larutan alkali dari tembaga direduksi oleh gula yang mengandung gugus aldehid dan
keton bebas dengan membentuk kupro oksid berwarna (Nurjannah, dkk., 2017). Uji
bial orsina merupakan uji yang didasari oleh konversi pada gula pentose seperti
ribosedidalam keadaan asam dan panas menjadi senyawa furtural, yang kemudian
utama dalam kimia kehidupan. Dalam struktur glukosa, kita dapat melihat semua ciri
khas gula.Gugus hidroksil tcrdapat pada setiap karbon kecuali satu, yang berikatan
ganda dengan oksigen untuk membenk gugus karbonil. Tergantung pada lokasi gugus
karbonil itu, gula bisa scbagai aldosa (gula aldchida) atau sebagai ketosa (gula keton)
(Kim, dkk., 2017). Fruktosa adalah derivat gula tebu atau bit yang banyak ditemukan
diproduksi dalam bentuk high fructosecorn syrup (HFCS). Fruktosa dikenal juga
dengan nama levulosa atau gula buah merupakan monosakarida yang paling manis
yang banyak ditemukan pada buah-buahan, madu dan sayur (Desmawati, 2017).
Berdasarkan uraian di atas maka dilakukanlah percobaan identifikasi senyawa
aldehid dan keton dalam suatu sampel untuk mengetahui adanya gugus karbonil dan
Prinsip dasar percobaan ini yaitu didasarkan pada praktikum suatu aldehid
Manfaat dari percobaan ini bagi mahasiswa adalah dapat mengetahui dan
melakukan identifikasi senyawa aldehid dan keton pada glukosa, dan fruktosa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
organic, oleh karena itu jika sutu molekul memiliki dua gugus fungsi berlainan
dengan jarak yang berjauhan, maka senyawa itu akan mempunyai sifat dan
karakteristik dari masing-masing gugus fungsi. Namun apabila letak kedua gugus
fungsi tersebut berdekatan maka gugus fungsi itu akan saling berinteraksi sehingga
akan memberikan sifat-sifat khusus pada senyawa yang bersangkutan yaitu akan
memiliki sifat hasil gabungan dari kedua gugus yang diikatkan (Saraswati, 2018).
kimia molekul induk. Molekul berbeda yang mengandung gugus fungsi yang sama
mengalami reaksi yang serupa. Gugus fungsi yang telah dikenal seperti alkohol, eter,
aldehida dan keton, asam karboksilat dan amina. Pada aldehid setidaknya satu atom
hydrogen terikat pada karbon dalam gugus karbonil. Pada keton atom karbon pada
gugus karbonil terikat pada dua gugus hidrokarbon. Aldehida yang paling sederhana
satu sama lain untuk membentuk senyawa dengan massa molar tinggi. Keton
biasanya kurang efektif dibandingkan aldehida. Keton yang paling sederhana adalah
aseton, suatu cairan berbau sedap yang digunakan terutama sebagai pelarut untuk
hidrogen pada atom karbon karbonil.Aldehida (RCHO) dan keton (R 2CO) lazim
terdapat dalam system makhluk hidup.Contoh yang penting secara biologis dari
aldehida adalah gula ribose dan keton adalah hormone progesteron. Aldehida yang
paling sederhana adalah formaldehida (H2C=O) atau metanal yang mempunyai nama
dagang formalin. Propanon atau aseton ((CH3)2C=O) merupakan keton yang paling
satu atom hydrogen yang terikat pada karbon karbonilnya. Gugus lain yaitu R, bisa
berupa alkil, aril atau H. Keton mempunyai dua gugus alkil (aril) yang terikat pada
2.3 Karbohidrat
Karbohidrat adalah hasil alam yang memiliki banyak fungsi penting dalam
menjadi karbohidrat, yaitu dalam bentuk selulosa, pati dan gula-gula. Karbohidrat
dalam tepung terdiri dari karbohidrat dalam bentuk gula sederhana, pentose, dextrin,
selulosa, dan pati. Sebagian besar karbohidrat, terutama golongan monosakarida dan
mereduksi. Sifat mereduksi dari karbohidrat disebabkan oleh adanya gugus aldehida
atau gugus keton bebas dan gugus –OH bebas (Qalsum, dkk., 2015).
2.4 Glukosa
Glucose (C6H12O6) the most common monosaccharide, has a major role in the
chemistry of life. In the structure of glucose, we can see all the characteristics of
sugar. A hydroxyl group is present on every carbon except one, which doubles with
oxygen to form a carbonyl group. Depending on the location of the carbonyl group,
the sugar can be an aldose (aldchide sugar) or a ketose (ktone sugar). Glucose, for
sugar names end in -ose). Glucose plays an important role in human life, generating
energy and balancing the body in non-nutritive aspects. Glucose helps improve
utama dalam kimia kehidupan. Dalam struktur glukosa, kita dapat melihat semua ciri
khas gula.Gugus hidroksil tcrdapat pada setiap karbon kecuali satu, yang berikatan
ganda dengan oksigen untuk membenk gugus karbonil. Tergantung pada lokasi gugus
karbonil itu, gula bisa scbagai aldosa (gula aldchida) atau sebagai ketosa (gula keton).
Glukosa, misalnya, adalah aldosa: fruktosa, isomer struktural glukosa adalah ketosa.
(Sebagian besar nama gula berakhiran -osa). Glukosa memainkan peran penting
Glukosa adalah gula monosakarida yang dapat langsung diserap oleh tubuh dan
meliputi monosakarida yang sudah tersedia atau berasal dari pemecahan polisakarida
(pati/amilum) dalam bahan tersebut. Proses pemecahan polisakarida menjadi
monosakarida dapat terjadi selama proses pengolahan pangan atau melalui hidrolisis
selama polisakarida yang dikatalisis oleh asam dan enzim dalam saluran cerna
2.5 Fruktosa
Fruktosa adalah derivat gula tebu atau bit yang banyak ditemukan dalam
diproduksi dalam bentuk high fructosecorn syrup (HFCS). Fruktosa dikenal juga
dengan nama levulosa atau gula buah merupakan monosakarida yang paling manis
yang banyak ditemukan pada buah-buahan, madu dan sayur. Sebagian besar buah-
buahan mengandung 1-7% fruktosa, atau bahkan lebih banyak. Fruktosa juga terdapat
dalam sayuran dan madu. Sumber terbanyak fruktosa adalah selulosa, yaitu
disakarida yang meupakan derivat gula tebu dan gula bit. Sukrosa terdiri dari 50%
The principle of the Barfoed test is that monosaccharides will reduce acidic
barfood reagents so that the hydrolysis strength decreases and results in the inability
ions to detect reducing sugars in acidic solutions. This test is different from other
tests that detect reducing sugars, both mono- and disaccharides (Elzagheid, 2018).
Prinsip uji barfoed adalah monosakarida akan mereduksi reagen barfood yang
bersifat asam sehingga kekuatan hidrolisis menurun dan mengakibatkan tidk dapat
tembaga untuk mendeteksi gula pereduksi dalam larutan asam. Tes ini berbeda
dengan tes lain yang mendeteksi gula pereduksi baik mono- maupun disakarida
( Elzagheid,2018).
monosakarida produksi pada tetes. Uji barefood mengandung kupri asetat yang
dilarutkan dalam aquades dan ditambahkan dengan asam laktat. Pereaksi barfoed
dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula pereduksi monosakarida
daripada disakarida dan menghasilkan Cu2O (kupro oksida) berwarna merah bata
with citrate in an alkaline medium. The free aldehyde or keto group of reducing
carbohydrates reduces copper ions to copper ions with the formation of a yellow or
red precipitate of copper oxide. Sodium citrate prevents the spontaneous reduction of
namun dapat digunakan untuk menganalisis glukosa secara kuantitatif dengan cara
penyusun tetapi teliti dan akurat. .Prinsip Pereaksi kualitatif Benedict mengandung
ion Cu2+ yang dikomplekskan dengan sitrat dalam medium basa. Gugus aldehida atau
keto bebas dari karbohidrat pereduksi mereduksi ion tembaga menjadi ion tembaga
dengan pembentukan endapan kuning atau merah oksida tembaga. Natrium sitrat
dilaksanakan pada hari Selasa, 31 Juni 2021, pukul 10.00 WITA–selesai. Bertempat
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu tabung reaksi 6 buah, pipet tetes
3 buah, pipet volume 10 mL, filler, batang pengaduk, botol timbang dan penangas air,
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu glukosa, fruktosa, aquades,
tabung reaksi lalu tabung reaksi 1, 2 dan 3. Masing-masing tabung reaksi diisi sampel
glukosa sebanyak 0,5 gram. Kemudian, kedalam tabung reaksi masing-masing
ditambahkan aquades 5 mL. Diaduk dengan batang pengaduk hingga sampel glukosa
larut. Kemudian di tambahkan 3 tetes pereaksi benedict kedalam tabung reaksi 1 yang
berisi sampel glukosa. Ditambahkan 3 tetes pereaksi biol orisol kedalam tabung
reaksi 2 yang berisi sampel glukosa. Ditambahkan 3 tetes pereaksi barfoed kedalam
tabung reaksi 3 yang berisi sampel glukosa. Kemudian, dikocok hingga homogen.
Kemudian, ketiga tabung reaksi dipanaskan dalam penangas air selama ± 15 menit.
Diamati hasil reaksi pemanasan yang dilakukan pada masing-masing tabung reaksi.
tabung reaksi lalu tabung reaksi 1, 2 dan 3. Masing-masing tabung reaksi diisi sampel
ditambahkan aquades 5 mL. Diaduk dengan batang pengaduk hingga sampel fruktosa
larut. Kemudian di tambahkan 3 tetes pereaksi benedict kedalam tabung reaksi 1 yang
berisi sampel fruktosa. Ditambahkan 3 tetes pereaksi barfoed kedalam tabung reaksi 2
yang berisi sampel fruktosa. Ditambahkan 3 tetes pereaksi biol orsinol kedalam
tabung reaksi 3 yang berisi sampel fruktosa. Kemudian, dikocok hingga homogen.
Kemudian, ketiga tabung reaksi dipanaskan dalam penangas air selama ± 15 menit.
Diamati hasil reaksi pemanasan yang dilakukan pada masing-masing tabung reaksi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.1.2 Data Hasil Praktikum Identifikasi Gugus Fungsi pada Sampel
Fruktosa
No Perlakuan Hasil Pengamatan
.
1. Ditimbang sampel Serbuk putih
fruktosa 0,5 gram dan
dimasukkan ke dalam 3
tabung reaksi
2. Dilarutkan dengan Larut sempurna dan berwarna bening
aquades 5 mL dan
diaduk dengan spatula
3. Ditambahkan 3 tetes Tabung 1 (barfoed) = biru muda
reagen barfoed, benedic Tabung 2 (benedic) = biru
dan bial orsinal. Tabung 3 (bial orsinal) = kuning
4. Dimasukkan tabung 15 menit
reaksi ke dalam
penangas air
5. Diamati perubahan Tabung 1 (barfoed) = larutan kuning, timbul
warna dan endapan endapan
yang terjadi Tabung 2 (benedic) = larutan kuning
Tabung 3 (bial orsinal) = larutan merah bata
O
‖ ‖
-C- + Cu2+ Cu2O + R-C-H
Gugus Karbonil Ion Endapan
Bebas Kompleks Merah Bata
O O
‖ ‖
R-C-H + 2Cu2+ R-C-OH + Cu2O + 3H2O
Gula Benedict Asam Tembaga (1)
Karboksilat Oksida
O OH
H-C-CH-CH-CH-CH2OH + HCl pekat + Orsinol Senyawa
Kompleks Biru
OH OH
Pentosa Furfural
4.3 Pembahasan
Gugus karbonil ialah satu atom karbon dan satu atom oksigen yang
dihubungkan dengan ikatan ganda dua. Gugus ini merupakan salah satu gugus fungsi
yang paling banyak terdapat di alam. Aldehida adalah senyawa karbonil yang karbon
karbonilnya (karbon yang terikat pada oksigen) selalu berikatan dengan paling sedikit
satu hidrogen. Sedangkan keton adalah senyawa organik yang karbon karbonilnya
karbonil, sifat kimia aldehid dan keton hampir serupa. Baik aldehid dan keton sangat
reaktif, tetapi aldehida lebih reaktif dibandingkan dengan keton. Aldehida dan keton
dapat membentuk ikatan hidrogen antar molekul. Titik didihnya lebih rendah
dibandingkan dengan alkohol karena tidak terdapat gugus hidroksil (-OH) pada
aldehida dan keton. Percobaan yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah
identifikasi senyawa Aldehid dan Keton yang bertujuan untuk mempelajari dan
gugus fungsi serta identifikasi secara kimia senyawa yang termasuk dalam golongan
Percobaan ini dilakukan uji senyawa aldehid dan keton pada senyawa
karbohidrat seperti glukosa, dan fruktosa dengan menggunakan metode uji bial
orsiniol, uji benedict, dan uji barfoed. dilakukan pada senyawa karbohidrat
disebabkan karena pada senyawa yang termaksud karbohidrat terdapat gugus fungsi
yaitu gugus –OH, gugus aldehid atau gugus keton. Pada percobaan ini menggunakan
Hal pertama yang dilakukan dalam percobaan ini yaitu menguji sampel
glukosa dan fruktosa dengan reagen barefoed, reagen bial arsenal, reagen benedict.
Tetapi sebelumnya ditimbang terlebih dahulu masing-masing sampel yang akan diuji
sebanyak 0,5 gram dan dimasukan kedalam masing-masing tabung reaksi. Kemudian
sebanyak 5 mL. Tujuan penambahan aquades yaitu sebagai pelarut karena glukosa
dan fruktosa merupakan molekul yang bersifat polar, dimana glukosa dan fruktosa
dapat larut dalam air yang bersifat sebagai pelarut polar. Ketika sampel telah larut
sempurna, sampel di tambahkan dengan pereaksi Barfoed, pereaksi bial orsinal, dan
menit. Tujuan dari pemanasan tersebut adalah agar dapat menghidrolisis larutan,
sehingga larutan akan bereaksi yang mana akan menunjukan hasil uji positif pada
larutan yang diuji sehingga dapat dengan mudah mengidentifikasi perubahan yang
terjadi. Adapun pemanasan ini dilakukan selama 15 menit karena apabila gula yang
telah mencair dipanaskan terus hingga suhunya melampai titik leburnya. Maka
terjadilah kremalisasi.
dengan reagen barefod menghasilkan endapan merah bata pada glukosa, warna
larutan memudar, yang menandakan hasil uji positif dikarenakan pada saat 15 menit
pertama sebelum pemanasan telah terjadi perubahan warna yang semula berwarna
biru. Hal ini dikarenakan reagen barfoed yang merupakan campuran dari kupri
asetat dan asam asetat dalam air, akan bereaksi dengan gula-gula pereduksi
Reagen ini bersifat asam lemah sehingga memberikan hasil positif endapan merah
bata bila didihkan cukup lama hingga terjadi hidrolisis, yang menunjukan adanya
gugus aldehid dan keton bebas dalam molekul karbohidrat yaitu glukosa.
dan timbul gelembung gas, yang menandakan hasil uji negative. Jika dilihat dari
literature menunjukan bahwa fruktosa merupakan gula pereduksi yang mana pada uji
barefoed akan menunjukan hasil positif yang ditandai dengan perubahan warna
menjadi merah bata. Tetapi hasil menunjukan negative, hal ini bisa disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu yaitu dapat berupa kesalahan dalam melakukan prosedur
misalnya penambahan regaen yang krang atau lebih, waktu pengamatan yang tidak
akurat atau mngkin disebabkan oleh peralatan yang tidak dicuci dengan bersih
sehingga masih meninggalkan bekas sampel sebelumnya yang ikut bereaksi dengan
endapan dan berwarna kuning kehijauan dimana hasil awal setelah dicampurkan
endapan warna kuning keruh dimana hasil awal setelah dicampurkan dengan reagen
barfoed berwarna biru. Dari hasil pengujian menunjukan hasil positif dengan
terbentuknya endapan berwarna kuning. Berdasarkan literatur, hasil positif pada uji
benedict tidak hanya dapat ditunjukan dengan terbentuknya endapan merah bata saja
tetapi endapan yang dapat terbentuk dapat berwarna hijau kebiruan hijau dan kuning.
Hal ini tergantung pada konsentrasi gula reduksinya, semakin berwarna merah bata
maka gula reduksinya semakin banyak. Prinsip dari uji ini adalah gugus aldehid atau
keton bebas pada gula reduksi yang terkandung dalam sampel mereduksi ion Cu 2+
dari CuSO4.5H2O dalam suasana alkalis menjadi Cu+ yang mengendap menjadi
Cu2O. Suasana alkalis diperoleh dari Na2CO3 dan Na sitrat yang terdapat pada reagen
Benedict.
larutan yang kemudian di panasi menghasilkan endapan merah bata pada glukosa
Pada percobaan ini menunjukan hasil negative, dimana ditandai dengan warna larutan
yang ditimbulkan tidak tampak warna biru melainkan warna merah bata. Sementara
pada fruktosa yang ditambahkan dengan reagen benedict menghasilkan warna kuning
dimana hasil awal setelah dicampurkan dengan reagen bial orsinal berwarna
kuning, yang menunjukkan tidak terjadi perubahan pada larutan fruktosa, Sehingga
bahwa pada uji bial orsinal seharusnya menunjukan perubahan warna menjadi warna
biru. Tetapi hasil menunjukan negative, hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor
yaitu yaitu dapat berupa kesalahan dalam melakukan prosedur misalnya penambahan
regaen yang krang atau lebih, waktu pengamatan yang tidak akurat atau mngkin
disebabkan oleh peralatan yang tidak dicuci dengan bersih sehingga masih
meninggalkan bekas sampel sebelumnya yang ikut bereaksi dengan sampel yang
sedang diuji.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
identifikasi senyawa aldehid dan keton pada glukosa, fruktosa dapat dilakukan
dengan uji barfoed, uji benedict, uji bial orisinal. Pada uji barfoed glukosa
menunjukan hasil uji positif dan pada fruktosa menunjukan hasil uji negative yang
mana glukosa dan fruktosa ini merupakan gula pereduksi yang mengandung gugus
aldehid atau keton bebas. Pada uji benedict menunjukkan bahwa glukosa dan fruktosa
terhidrolisis yang ditunjukan dengan hasil uji positif pada keduanya. Pada uji bial
5.2 Saran
percobaan harus mengetahui prinsip kerja dan mengetahui prosedur kerja dengan
Chang, R. 2005. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1.Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Kumar, K.D. 2018. To Perform Qualitative Test For Reducing Substance in Urine.
Concepts in Clinical Biochemistry : A Prastical Guide.
Nurjannah, L., Suryani., Achmadi, S. S., dan Azhari, A. 2017. Produksi Asam Laktat
Oleh Lactobacillus Delbrueckii Subsp. Bulgaricus dengan Sumber Karbon
Tetes Tebu. Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia. 9(1).
Qalsum, U., Anang, W. M. Diah., dan Supriadi. 2015. Analisis Kadar Karbohidrat,
Lemak dan Protein dari Tepung Biji Mangga (Mangifera Indica L) Jenis
Gadung. Jurnal Akademika Kimia. 4(4).