Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
Munawwarah S. Pd M. Pd
NIP. 19930531 2019 03 2019
A. Judul Percobaan
Identifikasi Gugus Fungsi
B. Tujuan Percobaan
Untuk mempelajari sifat-sifat senyawa organik melalui identifikasi gugus
fungsinya.
C. Landasan Teori
Gugus-gugus fungsi penting yang sebagian besar menyebabkan masalah
reaktivitas adalah alkohol, keton, dan amina. Asam karboksilat yan
mengandung gugus COOH, juga dapat menimbulkan masalah, tetapi hal ini
biasanya dapat diproteksi dengan mudah sebagai ester. Untuk senyawa
alkohol, keasaman hidrogen O-H menimbulkan masalah, dan gugus pelindung
harus menyingkirkan hidrogen tersebut. Cara yang paling mudah untuk
menyingkirkn sementara keasaman hidrogen adalah konversi alkohol menjadi
eter,asetal, atau ester. Keton dn aldehida merupakan sasaran terhadap reaksi
adisi asil nukleofil, dan gugus karbonil biasanya diproteksi dengan cara
mengkonversikannya menjadi asetal atau ketal, rioasetal atau tioketal, atau
turunan hidrazon ( Sastrohamidjojo,2009:194)
Gugus fungsi (fungsional group) adalah sekelompok atom yang
menyebabkan perilaku kimia molekul induk. Molekul berbeda yang
mengandung gugus fungsi yang sama mengalami reaksi yang serupa. Jadi, kita
dapat belajar memahami gugs fungsi ( Chang, 2004: 332)
Karbon tidak hanya dapat membentuk ikatan karbon-karbon tunggal,
rangkap dua dan ragkap tiga. Tetapi juga dapat terkait satu sama lain
membentuk struktur rantai dan cincin. Oleh karena itu, karbon dapat
membentuk lebih banyak senyawa karbon dibandingkan dengan unsur lain.
Cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang senyawa karbon adalah kimia
organik. Senyawa organik dapat dibedakan menurut gugus fungsi yang
dikandungnya. semua senyawa organik merupakan turunan dari golongan
senyawa yang dikenal sebagai hidrokarbon sebab senyawa tersebut hanya
terbuat dari hidrogen dan karbon. Berdasarkan strukturnya hidrokarbon dibagi
menjadi dua golongan utama, yaitu hidrokarbon alifatik dan aromatik.
Hidrokarbon alifatik yang tidak mengandung gugus benzena dan cincin
benzena, sedangkan hidrokarbon aromatik yang mengandung satu atau lebih
cincin benzene (Chang, 2004: 332).
Menurut Subandi (2010,9-10) Senyawa organik dapat dikelompokkan
berdasarkan : struktur rantai karbonnya, gugus fungsionalnya dan tingkat
kejenuhan rantai karbonnya.
a. Berdasarkan rantai karbonnya
Senyawa alifatik , senyawa organik yang rantai atom karbonnya
terbuka, baik lurus maupun bercabang
Senyawa siklik, senyawa organik yang rantai karbonnya tertutup
melingkar dan dapat bercabang.
Halida
Salah satu gugus fungsi yang paling sederhana terdiri atas satu atom
halogen, dalam hal ini kita ambil klorin sebagai contoh , Alkali Halida terbentuk
bila campuran alkana dan halogen(kecuali iodin) dipanaskan atau dipaparkan
pada cahaya.
Alkohol memiliki gugus fungsi -OH yang melekat pada rantai alkali.
Alkohol yang paling sederhana adalah metanol ( CH3OH), yang dibuat dari gas
sintesis. Alkohol yang lebih tinggi berikutnya , etanol (CH3CH2OH), dapat
dibuat dari fermentasi gula. Meskipun fermentasi merupakan sumber utama
etanol untuk minuman beralkohol da untuk “gasohol”( bahan bakar mobil yang
terbuat dari 90% bensin dan 10% etanol). Fenol ialah senyawa yang gugus -
OH nya melekat langsung pada cincin aromatik. Contoh yang paling sederhana
ialah fenol itu sendiri ( C6H5OH). Fenol berbeda dari alkohol dalam sifat fisis
dan kimianya. Perbedaan yang paling penting ialah keasamannya. Fenol, juga
disebut asam karbolat memiliki tetapan ionisasi asam 1 × 10−10 jauh lebih
besarm darpada nilai Ka alkohol pada umumnya , yang berkisar dari 10-16
sampai 10-18.
Eter
Eter dicirikan oleh gugus fungsi -O- dimana atom oksigen terikat
diantara dua gugus alkil atau aromatik yang terpisah. Salah satu eter paling
penting adalah dietil eter, dengan duag gugus alkil etil terikat pada atom
oksigen yang sama:
𝐶2 𝐻5 − 𝑂 − 𝐶2 𝐻5
Dietil eter merupakan pelarut yang berguna untuk reaksi organik dan dulu
digunakan sebagai anestetik. Senyawa ini dapat diproduksi melalui reaksi
kondensasi.
Metode yang umum digunakan untuk sintesis eter adalah metode sintesis
Williamson, yaitu reaksi antara halida organik dengan anion alkoksida atau
fenoksida. Tetapi banyak juga eter yang dibuat dengan metode dehidrasi alkohol,
metode ini memerlukan suhu yang tinggi sekitar 140-145ºC. Jika suhu reaksi
lebih tinggi yaitu 165-185ºC maka senyawa yang terbentuk adalah alkena dan
aldehida. Salah satu contoh sintesis eter dengan metode dehidrasi alkohol yaitu
sintesis dietil eter, dengan persamaan reaksi :
Senyawa vanilil alkohol memiliki dua gugus fungsi hidroksil (-OH), yaitu
gugus -OH fenolik dan gugus -OH alkohol primer. Vanilil alkohol apabila dikenai
reaksi eterifikasi dengan amil alkohol dan asam sulfat pekat diharapkan dapat
menghasilkan senyawa ( Budimarwanti dan theresih,2015:100-101).
Adapun contoh gugus fungsi pada cangkang kelapa sawit yaitu Adanya uap
air pada proses aktivasi arang aktif dan pada persiapan sampel, ternyata masih
berperan dengan teridentifikasinya gugus OH pada arang aktif. Gugus tersebut
dapat berasal dari reaksi antara uap air dengan senyawa bebas pada permukaan
arang/karbon yang diaktivasi dan bukan berasal dari bahan baku arang cangkang
kelapa sawit. Arang cangkang kelapa sawit yang dihasilkan memiliki pola
serapan dengan jenis ikatan OH, C-H, C-O, C=C. Adanya ikatan OH dan C-O
menunjukkan bahwa karbon cangkang kelapa sawit yang dihasilkan cenderung
bersifat lebih polar (mudah menguap). Dengan demikian arang yang dihasilkan
dapat digunakan sebagai adsorben zat yang cenderung polar, seperti untuk
penjernihan air, gula, alkohol atau sebagai penyerap emisi formaldehid dan juga
untuk manfaat lainnya. Gugus fungsi C=C adalah gugus berupa karbon dengan
jumlah kemurnian yang tinggi, dimana terjadi pelepasan unsur O atau H yang
pada awalnya menyatu dengan unsur C. Penelitian ini dimaksudkan untuk
mendapatkan kondisi dari proses pirolisa dengan jumlah rendemen yang tinggi
dan ikatan gugus C=C.Ikatan rangkap karbon juga mengindikasikan semakin
murninya unsur C yang dihasilkan (Nasution dan Rambe,2013:112)
E. Prosedur Kerja
1. Hidrokarbon jenuh dan tak jenuh
a. Sebanyak 5 tetes sikloheksana dan 5 tetes benzena dimasukkan dalam
tabung reaksi yang berbeda.
b. Sebanyak 7 tetes KMnO4 ditambahkan dalam masing-masing tabung.
c. Tabung reaksi digoyangkan selama 2 menit, kemudian diamati dan
dicatat apa yang terjadi.
2. Alkohol dan fenol
a. Reaksi dengan NaOH
1) Disediakan dua tabung reaksi
2) Sebanyak 1 mL etanol dimasukkan dalam tabung reaksi 1
3) Sebanyak 1 mL fenol pekat dimasukkan dalam tabung reaksi 2.
4) Masing-masing tabung ditambahkan 10 tetes larutan NaOH( tabung
reaksi digoyang setiap penambahan 1 tetes) setelah itu diamati
peristiwa yang terjadi.
5) Pada tabung reaksi 2 ditambahkan 5 tetes HCl pekat.
6) Mengamati dan mencatat apa yang terjadi.
b. Reaksi dengan FeCl3
1) Dua tabung reaksi di sediakan.
2) Sebanyak 1 mL etanol dimasukkan dalam tabung reaksi 1 dan 1 mL
fenol 5% ke tabung reaksi 2.
3) Sebanyak 5 tetes FeCl3 ditambahkan masing-masing dalam tabung
reaksi, diamati dan di bandingkan warnanya.
3. Aldehid dan keton
a. 2 mL reagen Benedict dipipet dan dimasukkan ke tabung reaksi.
b. Sebanyak 5 tetes formaldehid ditambahkan dalam tabung reaksi 1
c. Sebanyak 5 tetes aseton ditambahkan dalam tabung reaksi 2.
d. Kedua tabung reaksi dipanaskan dalam penangas air.
e. Diamati dan dicatat apa yang terjadi.
4. Asam karboksilat
a. Sebanyak 5 mL asam asetat 0,1M dimasukkan kedalam tabung reaksi,
b. Sebanyak 5 mL etanol 95% ditambahkan kedalam tabung reaksi. Diamati
perubahan yang terjadi.
c. Sebanyak 5 mL NaOH 2 M ditambahkan kedalam tabung reaksi,
kemudian diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.
F. Hasil Pengamatan
4. Asam karboksilat
Perlakuan Hasil
Asam asetat 5 M ditambahkan 5 ml Sedikit gelembung tidak terjadi
etanol perubahan suhu
G. Pembahasan
2. Alkohol
Percobaan alkohol dan fenol dilakukan dengan dua kegiatan yaitu direaksikan
dengan NaOH dan direkasikan dengan FeCl3.
b. Tabung II
Sedangkan pada pencampuran aseton yang bening dicampurkan dengan
benedict yang berwarna biru menghasilkan larutan yang baik sebelum
dipanaskan maupun setelah dipanaskan tetap berwarna biru. Tidak berubahnya
warna larutan (tetap berwarna biru) artinya tidak terjadi reaksi antara aseton
dengan benedict. Hal ini sesuai dengan teori dimana dalam reaksi oksidasi
dengan ion tembaga (II) keton yang sederhana tidak menjalankan reaksi
tersebut, hal ini karena sudah tidak terdapat atom hidrogen yang dapat dioksidasi.
Adapun reaksi yang terjadi :
C6H6O + 2Cu2+ +OH-↛ tidak terdapat endapan
4. Asam karboksilat dan ester
H. KESIMPULAN
Oxtoby, dkk. 2003. Prinsip Prinsip Kimia Modern Edisi Keempat Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Jawaban :
2. Tuliskan gugus fungsi alkohol, aldehid, dan asam karboksilat dan berikan
masing-masing 2 contohnya dengan nama IUPAC
Jawaban
.
Dokumentasi