Anda di halaman 1dari 55

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Lengkap Praktikum Kimia Dasar yang berjudul “Identifikasi


Gugus Fungsi” disusun oleh:
Nama : Muarifah
NIM : 200107502005
Kelas/ kelompok : Pendidikan Biologi A/ 2
telah diperiksa dan dikonsultasikan dengan Asisten dan Koordinator Asisten maka
laporan ini dinyatakan diterima.

Makassar, 9 Desember 2020


Kordinator Asisten Asisten

Yustika Ayu Lestari Rasyid Ahmad Rafidi


NIM. 1513140007 NIM. 1713041017

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Munawwarah S. Pd M. Pd
NIP. 19930531 2019 03 2019
A. Judul Percobaan
Identifikasi Gugus Fungsi
B. Tujuan Percobaan
Untuk mempelajari sifat-sifat senyawa organik melalui identifikasi gugus
fungsinya.
C. Landasan Teori
Gugus-gugus fungsi penting yang sebagian besar menyebabkan masalah
reaktivitas adalah alkohol, keton, dan amina. Asam karboksilat yan
mengandung gugus COOH, juga dapat menimbulkan masalah, tetapi hal ini
biasanya dapat diproteksi dengan mudah sebagai ester. Untuk senyawa
alkohol, keasaman hidrogen O-H menimbulkan masalah, dan gugus pelindung
harus menyingkirkan hidrogen tersebut. Cara yang paling mudah untuk
menyingkirkn sementara keasaman hidrogen adalah konversi alkohol menjadi
eter,asetal, atau ester. Keton dn aldehida merupakan sasaran terhadap reaksi
adisi asil nukleofil, dan gugus karbonil biasanya diproteksi dengan cara
mengkonversikannya menjadi asetal atau ketal, rioasetal atau tioketal, atau
turunan hidrazon ( Sastrohamidjojo,2009:194)
Gugus fungsi (fungsional group) adalah sekelompok atom yang
menyebabkan perilaku kimia molekul induk. Molekul berbeda yang
mengandung gugus fungsi yang sama mengalami reaksi yang serupa. Jadi, kita
dapat belajar memahami gugs fungsi ( Chang, 2004: 332)
Karbon tidak hanya dapat membentuk ikatan karbon-karbon tunggal,
rangkap dua dan ragkap tiga. Tetapi juga dapat terkait satu sama lain
membentuk struktur rantai dan cincin. Oleh karena itu, karbon dapat
membentuk lebih banyak senyawa karbon dibandingkan dengan unsur lain.
Cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang senyawa karbon adalah kimia
organik. Senyawa organik dapat dibedakan menurut gugus fungsi yang
dikandungnya. semua senyawa organik merupakan turunan dari golongan
senyawa yang dikenal sebagai hidrokarbon sebab senyawa tersebut hanya
terbuat dari hidrogen dan karbon. Berdasarkan strukturnya hidrokarbon dibagi
menjadi dua golongan utama, yaitu hidrokarbon alifatik dan aromatik.
Hidrokarbon alifatik yang tidak mengandung gugus benzena dan cincin
benzena, sedangkan hidrokarbon aromatik yang mengandung satu atau lebih
cincin benzene (Chang, 2004: 332).
Menurut Subandi (2010,9-10) Senyawa organik dapat dikelompokkan
berdasarkan : struktur rantai karbonnya, gugus fungsionalnya dan tingkat
kejenuhan rantai karbonnya.
a. Berdasarkan rantai karbonnya
 Senyawa alifatik , senyawa organik yang rantai atom karbonnya
terbuka, baik lurus maupun bercabang
 Senyawa siklik, senyawa organik yang rantai karbonnya tertutup
melingkar dan dapat bercabang.
Halida
Salah satu gugus fungsi yang paling sederhana terdiri atas satu atom
halogen, dalam hal ini kita ambil klorin sebagai contoh , Alkali Halida terbentuk
bila campuran alkana dan halogen(kecuali iodin) dipanaskan atau dipaparkan
pada cahaya.

𝐶𝐻4 + 𝐶𝑙2 𝐶𝐻3 𝐶𝑙 + 𝐻𝐶𝑙

𝑚𝑒𝑡𝑎𝑛𝑎 𝑘𝑙𝑜𝑟𝑖𝑛 𝑘𝑙𝑜𝑟𝑜 𝑚𝑒𝑡𝑎𝑛𝑎 ℎ𝑖𝑑𝑟𝑜𝑔𝑒𝑛 𝑘𝑙𝑜𝑟𝑖𝑑𝑎

Klorometana juga dinamakan metil klorida digunakan dalam sintesis untuk


menambahkan gugus metil pada molekul organik. Jika klorin yang ada cukup
banyak, bentuk metana berklorin yang lebih tinggi dapat terjadi.

Alkohol dan Fenol

Alkohol memiliki gugus fungsi -OH yang melekat pada rantai alkali.
Alkohol yang paling sederhana adalah metanol ( CH3OH), yang dibuat dari gas
sintesis. Alkohol yang lebih tinggi berikutnya , etanol (CH3CH2OH), dapat
dibuat dari fermentasi gula. Meskipun fermentasi merupakan sumber utama
etanol untuk minuman beralkohol da untuk “gasohol”( bahan bakar mobil yang
terbuat dari 90% bensin dan 10% etanol). Fenol ialah senyawa yang gugus -
OH nya melekat langsung pada cincin aromatik. Contoh yang paling sederhana
ialah fenol itu sendiri ( C6H5OH). Fenol berbeda dari alkohol dalam sifat fisis
dan kimianya. Perbedaan yang paling penting ialah keasamannya. Fenol, juga
disebut asam karbolat memiliki tetapan ionisasi asam 1 × 10−10 jauh lebih
besarm darpada nilai Ka alkohol pada umumnya , yang berkisar dari 10-16
sampai 10-18.

Eter

Eter dicirikan oleh gugus fungsi -O- dimana atom oksigen terikat
diantara dua gugus alkil atau aromatik yang terpisah. Salah satu eter paling
penting adalah dietil eter, dengan duag gugus alkil etil terikat pada atom
oksigen yang sama:

𝐶2 𝐻5 − 𝑂 − 𝐶2 𝐻5

Dietil eter merupakan pelarut yang berguna untuk reaksi organik dan dulu
digunakan sebagai anestetik. Senyawa ini dapat diproduksi melalui reaksi
kondensasi.

Aldehida dan Keton O

Aldehida mempunyai ciri berupa gugus fungsi C H dalam molekulnya


dan dapat dideskripsikan sebagai hasil dehidrogenasi alkohol primer.
Contohnya, formaldehida dihasilkan dari dehidrogenasi metanol pada suhu
tinggi dengan katalis besi oksida-molibdenun oksida.Keton mempunyai gugus
fungsi C =O dimana satu atom karbon membentuk satu ikatan rangkap dengan
satu atom oksigen dan membentu ikatan-ikatan tunggal dengan dua gugus alkil
atau guus aromatik yang terpisah. Senyawa seperti ini dapat dideskripsikan
sebagai produk dehidrogenasi atau oksidasi alkohol sekunder, sama seperti
aldehida dari alkohol primer. Keton yang paling sederhana adalah aseton.

Asam karboksilat dan Ester


Asam karboksilat mmempunyai gugys fungsi C OH yang merupakan
produk oksidasi aldehida, sama seperti aldehida yang merupakan produk
oksidasi alkohol primer. Reaksi yang sekarang untuk produksi asam asetat ialah
kombinasi dari metanol dengan karbon monoksida dengan katalis yang
mengandung rodium dan iodin. Penamaan ester diawali dengan nama gugus
alkil dari alkhol diikuti dengan nama asam karboksilat dengan akhiran -
at(asetat). Salah satu ester yang paling penting dalam produksi komersial ialah
vinil asteta (Oxtoby dkk,2003: 121-127)

Vanilin atau 4-hidroksi-3-metoksibenzaldehida, vanilik aldehida, metil


vanilin merupakan senyawa aldehida aromatik dengan rumus molekul C8H8O3
.Dilihat dari struktur kimianya, vanilin merupakan senyawa fenol tersubstitusi
gugus metoksi pada posisi orto dan gugus aldehida pada posisi . Dari strukturnya
tersebut vanilin dapat dikelompokkan sebagai senyawa antioksidan .Aldehida
dapat direduksi menjadi suatu alkohol primer. Secara umum reduksi aldehida
dapat dilakukan dengan metode hidrogenasi katalitik, reduksi dengan logam
hidrida dan reaksi reduksi dengan logam dalam suatu larutan. Logam hidrida
mempunyai dua keuntunganutama ,yaitu:

1. tidak mereduksi ikatan karbon-karbon rangkap dua dan tiga dan


2. mempunyai jumlah hidrogen yang lebih besar dalam reagen yang kecil,
misalnya LiAlH4, ke-4 hidrogennya dapat digunakan untuk mereduksi.
Selain LiAlH4 senyawa logam hidrida yang sering digunakan adalah
NaBH4, meskipun kurang reaktif, tetapi lebih selektif daripada LiAlH4
Apabila vanilin dikenai reaksi reduksi dengan NaBH4 maka gugus aldehida
akan tereduksi menjadi gugus alkohol primer, dan akan diperoleh senyawa
vanilil alkohol

Metode yang umum digunakan untuk sintesis eter adalah metode sintesis
Williamson, yaitu reaksi antara halida organik dengan anion alkoksida atau
fenoksida. Tetapi banyak juga eter yang dibuat dengan metode dehidrasi alkohol,
metode ini memerlukan suhu yang tinggi sekitar 140-145ºC. Jika suhu reaksi
lebih tinggi yaitu 165-185ºC maka senyawa yang terbentuk adalah alkena dan
aldehida. Salah satu contoh sintesis eter dengan metode dehidrasi alkohol yaitu
sintesis dietil eter, dengan persamaan reaksi :

2C2H5OH+ H2SO4 140oC+C2H5O+C2H5 + H2O

Senyawa vanilil alkohol memiliki dua gugus fungsi hidroksil (-OH), yaitu
gugus -OH fenolik dan gugus -OH alkohol primer. Vanilil alkohol apabila dikenai
reaksi eterifikasi dengan amil alkohol dan asam sulfat pekat diharapkan dapat
menghasilkan senyawa ( Budimarwanti dan theresih,2015:100-101).

Adapun contoh gugus fungsi pada cangkang kelapa sawit yaitu Adanya uap
air pada proses aktivasi arang aktif dan pada persiapan sampel, ternyata masih
berperan dengan teridentifikasinya gugus OH pada arang aktif. Gugus tersebut
dapat berasal dari reaksi antara uap air dengan senyawa bebas pada permukaan
arang/karbon yang diaktivasi dan bukan berasal dari bahan baku arang cangkang
kelapa sawit. Arang cangkang kelapa sawit yang dihasilkan memiliki pola
serapan dengan jenis ikatan OH, C-H, C-O, C=C. Adanya ikatan OH dan C-O
menunjukkan bahwa karbon cangkang kelapa sawit yang dihasilkan cenderung
bersifat lebih polar (mudah menguap). Dengan demikian arang yang dihasilkan
dapat digunakan sebagai adsorben zat yang cenderung polar, seperti untuk
penjernihan air, gula, alkohol atau sebagai penyerap emisi formaldehid dan juga
untuk manfaat lainnya. Gugus fungsi C=C adalah gugus berupa karbon dengan
jumlah kemurnian yang tinggi, dimana terjadi pelepasan unsur O atau H yang
pada awalnya menyatu dengan unsur C. Penelitian ini dimaksudkan untuk
mendapatkan kondisi dari proses pirolisa dengan jumlah rendemen yang tinggi
dan ikatan gugus C=C.Ikatan rangkap karbon juga mengindikasikan semakin
murninya unsur C yang dihasilkan (Nasution dan Rambe,2013:112)

1. Alkana dikenal sebagai hidrokarbon jenuh (saturated hydrocarbon) karena


mengandung jumlah maksimum atom hidrogen yang dapat berikatan dengan
sejumlah atom karbon yang ada. Alkena (alkenes) (juga disebut olefin)
mengandung sedikitnya satu ikatan rangkap dua karbon-karbon. Alkena
digolongkan dalam hidrokarbon tak jenuh (unsaturated hydrocarbon).
Hidrokarbon tak jenuh umumnya mengalami reaksi adisi (addition reaction)
dimana satu molekul ditambahkan pada molekul yang lain untuk membentuk
produk tunggal.
2. Alkuna (alkynes) mengandung sedikitnya satu ikatan rangkap tiga karbon-
karbon. Karena termasuk hidrokarbon tidak jenuh, asetilena dapat
dihidrogenasi menghasilkan etilena.
3. Benzena (C6H6) adalah senyawa induk dari golongan besar zat organik ini.
benzena berupa cairan tidak berwarna yang mudah terbakar yang diperoleh
terutama dari minyak bumi dan aspal cair. Alkohol mengandung gugus fungsi
hidroksil, -OH. Etanol mempunyai penerapan tidak terbilang sebagai pelarut
untuk bahan kimia organik dan sebagai senyawa awal untuk pembuatan zat
warna, obat-obatan sintetis, kosmetik, dan bahan peledak. Etanol juga
merupakan bagian dari minuman beralkohol. Etanol adalah satu-satunya jenis
alkohol rantai lurus yang tidak beracun (lebih tepatnya, paling sedikit beracun);
badan kita menghasilkan suatu enzim, yang disebut alkohol dehidrogenase.
Etanol dapat juga dioksidasi oleh zat pengoksidasi anorganik, seperti kalium
dikromat yang diasamkan, menjadi asam asetat.
4. Etanol disebut alkohol alifatik karena diturnkan dari alkana (etana). Etanol
yang mengandung metanol atau zat beracun lainnya disebut alkohol denaturasi.
Alkohol merupakan asam yang sangat lemah,alkohol tidak bereaksi dengan
basa kuat, seperti NaOH. Eter mengandung ikatan R-O-R’,dimana R dan R’
adalah gugus hidrokarbon (aromatik atau alifatik) eter dihasilkan oleh
reaksi antara dua alkohol. Pada kondisi oksidasi yang lemah, alkohol mungkin
diubah menjadi aldehid dan keton. Pada aldehid sedikitnya satu atom hidrogen
terikat pada karbon dalam gugus karbonil. Pada keton, atom karbon pada gugus
karbonil terikat pada dua gugus hidrokarbon. (Chang, 2004:332-351)
D. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Tabung reaksi 8 buah
b. Rak tabung reaksi 1 buah
c. Pipet tetes 10 buah
d. Hot Plate 1 buah
e. Gelas kimia 100 ml 1 buah
f. Gelas ukur 10 ml 1 buah
g. Lap kasar 1 buah
2. Bahan
a. Larutan Kalium permanganat 1% KMnO4
b. Sikloheksana C6H12
c. Benzena C6H6
d. Etanol 95% C2H5OH

E. Prosedur Kerja
1. Hidrokarbon jenuh dan tak jenuh
a. Sebanyak 5 tetes sikloheksana dan 5 tetes benzena dimasukkan dalam
tabung reaksi yang berbeda.
b. Sebanyak 7 tetes KMnO4 ditambahkan dalam masing-masing tabung.
c. Tabung reaksi digoyangkan selama 2 menit, kemudian diamati dan
dicatat apa yang terjadi.
2. Alkohol dan fenol
a. Reaksi dengan NaOH
1) Disediakan dua tabung reaksi
2) Sebanyak 1 mL etanol dimasukkan dalam tabung reaksi 1
3) Sebanyak 1 mL fenol pekat dimasukkan dalam tabung reaksi 2.
4) Masing-masing tabung ditambahkan 10 tetes larutan NaOH( tabung
reaksi digoyang setiap penambahan 1 tetes) setelah itu diamati
peristiwa yang terjadi.
5) Pada tabung reaksi 2 ditambahkan 5 tetes HCl pekat.
6) Mengamati dan mencatat apa yang terjadi.
b. Reaksi dengan FeCl3
1) Dua tabung reaksi di sediakan.
2) Sebanyak 1 mL etanol dimasukkan dalam tabung reaksi 1 dan 1 mL
fenol 5% ke tabung reaksi 2.
3) Sebanyak 5 tetes FeCl3 ditambahkan masing-masing dalam tabung
reaksi, diamati dan di bandingkan warnanya.
3. Aldehid dan keton
a. 2 mL reagen Benedict dipipet dan dimasukkan ke tabung reaksi.
b. Sebanyak 5 tetes formaldehid ditambahkan dalam tabung reaksi 1
c. Sebanyak 5 tetes aseton ditambahkan dalam tabung reaksi 2.
d. Kedua tabung reaksi dipanaskan dalam penangas air.
e. Diamati dan dicatat apa yang terjadi.
4. Asam karboksilat
a. Sebanyak 5 mL asam asetat 0,1M dimasukkan kedalam tabung reaksi,
b. Sebanyak 5 mL etanol 95% ditambahkan kedalam tabung reaksi. Diamati
perubahan yang terjadi.
c. Sebanyak 5 mL NaOH 2 M ditambahkan kedalam tabung reaksi,
kemudian diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.

F. Hasil Pengamatan

1. Hidrokarbon jenuh dan tak jenuh


Perlakuan Hasil
a. C6H12 + KMnO4 a. Terbentuk dua lapisan bening
(bening) (ungu) seperti minyak Bening → ungu
b. C6H6 + KMnO4 b. Terbentuk warna ungu tua
(bening) (ungu)
2. Alkohol dan Fenol
Perlakuan Hasil
a. Reaksi dengan NaOH
fenol + NaOH Berwarna hitam
(coklat) (bening)
Etanol + NaOH Bening (tidak berwarna)
(bening) (bening)
b. Reaksi dengan larutan FeCl3
etanol + FeCl3 Kuning
(bening) (kuning)
Fenol 5% + FeCl3 Kuning Muda
(bening) (kuning)

3. Aldehid dan Keton


Perlakuan Hasil
1.Sebelum dipanaskan
a. Fehling B + Asetaldehid Berubah warna menjadi merah
(biru) (biru) bata
b. Fehling B + Aseton Tidak berubah warna
(biru) (biru)
2.Setelah dipanaskan
a. Fehling B + Asetaldehid Ada endapan
(biru) (biru)
b. Fehling B + Aseton Tidak ada endapan
(biru) (biru)

4. Asam karboksilat
Perlakuan Hasil
Asam asetat 5 M ditambahkan 5 ml Sedikit gelembung tidak terjadi
etanol perubahan suhu

Ditambahkan 5 ml NaOH 2 M Terdapat banyak gelembung dan


terjadi perubahan suhu menjadi
hangat

G. Pembahasan

Percobaan identifikasi gugus fungsi bertujuan untuk mempelajari sifat-sifat


senyawa organik melalui identifikasi gugus fungsinya. Prinsip kerja dari percobaan
ini adalah mereaksikan beberapa larutan dengan larutan lain sesuai dengan gugus
fungsi yang akan diidentifikasi.
1. Hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh
Dalam percobaan untuk menguji antara hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh
digunakan sikloheksana dan benzena, kedua bahan tersebut dimasukkan dalam
tabung reaksi yang berbeda. Kemudian sikloheksana dan benzena yang bening
tersebut ditambahkan masing-masing larutan KMnO4 yang berwarna ungu
sebanyak 7 tetes ke setiap tabung. Sikloheksana yang direaksikan dengan KMnO4
menghasilkan larutan yang berwarna ungu.Sedangkan benzena yang direaksikan
dengan KMnO4 menghasilkan larutan tetap berwarna ungu.

2. Alkohol
Percobaan alkohol dan fenol dilakukan dengan dua kegiatan yaitu direaksikan
dengan NaOH dan direkasikan dengan FeCl3.

a. Reaksi dengan NaOH


Pada percobaan ini etanol dan fenol direaksikan dengan larutan NaOH.
Pada tabung 1 etanol yang berwarna bening direaksikan dengan NaOH yang
berwarna bening sebanyak 10 tetes dan menghasilkan larutan tetap berwarna
bening. Pada tabung 2 Untuk penambahan fenol pekat yang berwarna merah
dengan NaOH yang berwarna bening. Setelah penambahan larutan NaOH
larutan berubah menjadi warna hitam.

b. Reaksi dengan FeCl3


Pada percobaan ini tabung reaksi I etanol yang berwarna bening
ditambahkan dengan larutan FeCl3 yang berwarna kuning sebanyak 5 tetes
Yang berfungsi sebagai reduktor. Dan dihasilkan larutan yang berwarna
kuning.Hal ini menandakan bahwa tidak terjadi reaksi karena tidak adanya
perubahan warna.Warna kuning setelah penambahan FeCl3 itu disebabkan
karena warna dari larutan FeCl3 adalah kuning.Tidak terjadinya reaksi karena
FeCl3 termasuk golongan alkali. Reaksinya adalah:
C2H5OH + FeCl3
(Etanol) (Ferro Klorida)
Sedangkan pada tabung reaksi II fenol yang berwarna bening dicampurkan
dengan FeCl3 yang berwarna kuning berubah menjadi warna hitam direaksikan
dengan FeCl3.Hal ini menunjukkan adanya reaksi yang terjadi. Karena adanya
cincin benzena yang bersifat asam yang dapat mengikat elektron sehingga dapat
bereaksi dengan FeCl3.
3. Aldehid dan keton
a. Tabung I

Dalam percobaan yang digunakan adalah reagen fehling B untuk sebagai


penguji dan sebagai oksidator. Dan identifikasi senyawa keton dan aldehid
digunakan senyawa formaldehid dan aseton. Pada kegiatan ini, sampel yang
digunakan adalah formaldehid yang bening direaksikan dengan fehling B yang
berwarna biru, kemudian larutan dipanaskan, fungsi pemanasan untuk
mempercepat reaksi antara formldehid dengan Fehling. Setelah dipanaskan
hasilnya adalah terbentuk endapan. yang artinya terjadi reaksi antara
formaldehid dan benedict, hal ini sesuai dengan teori atau menghasilkan reaksi,
dengan reaksi sebagai berikut:
HCOH + 2Cu2+ + OH-→ HCOOH + Cu2O + H2O

b. Tabung II
Sedangkan pada pencampuran aseton yang bening dicampurkan dengan
benedict yang berwarna biru menghasilkan larutan yang baik sebelum
dipanaskan maupun setelah dipanaskan tetap berwarna biru. Tidak berubahnya
warna larutan (tetap berwarna biru) artinya tidak terjadi reaksi antara aseton
dengan benedict. Hal ini sesuai dengan teori dimana dalam reaksi oksidasi
dengan ion tembaga (II) keton yang sederhana tidak menjalankan reaksi
tersebut, hal ini karena sudah tidak terdapat atom hidrogen yang dapat dioksidasi.
Adapun reaksi yang terjadi :
C6H6O + 2Cu2+ +OH-↛ tidak terdapat endapan
4. Asam karboksilat dan ester

Percobaan ini dilakukan dengan mencampurkan asam asetat yang berwarna


bening dengan etanol 95% yang berwarna bening dan dihasilkan larutan bening dan
berminyak.Reaksi antara asam asetat dengan etanol tidak terjadi perubahan warna
dan memiliki bau. Reaksinya adalah:
CH3COOH + CH3CH2CH CH3COOC2H5 + H2O
(asam asetat) (etanol) (etil asetat) (air)
Setelah itu ditambahkan larutan NaOH sebanyak 5 mL dan menghasilkan larutan
yang tetap bening tetapi terasa panas dan terbentuk banyak gelembung, hal ini
menunjukkan bahwa etil asetat bereaksi dengan NaOH secara hidrolisis dan
kembali menghasilkan natrium asetat dan etanol. Reaksinya adalah :
CH3COOC2H5 + NaOH CH3COONa + CH3CH2OH
(etanol) (etil asetat) (natrim hidroksid) (natrium asetat

H. KESIMPULAN

1. Sikloheksana (sikloalkana) yang merupakan hidrokrbon jenuh tidak reaktif


dibandingkan dengan senyawa organik yang memiliki gugus fungsional.
Sehingga sikloheksana tidak dapat bereaksi dengan asam kuat, basa kuat,
zat pengoksidasi ataupun zat pereduksi sedangkan benzena yang merupakan
hidrokrbon tidak jenuh sulit mengalami oksidasi dan lebih mudah
disubstitusi daripada di adisi sehingga diperlukan perlakuan khusus seperti
pemanasan agar dapat mengalami reaksi adisi.
2. Berdasarkan keasamannya, alkohol memiliki tingkat keasaman yang lebih
rendah dibandingkan dengan fenol.
3. Aldehid (formaldehid) memiliki atom hidrogen yang terikat pada gugus
karbonilnya sehingga formaldehid sangat mudah bereaksi dan teroksidasi.
Sedangkan keton (aseton) tidak dapat mereduksi pereaksi benedict karena
gugus ketonnya (C=O) tidak memiliki atom hydrogen yang terikat pada
gugus karbonilnya sehingga keton sulit teroksidasi. Keton hanya bisa
dioksidasi dengan menggunakan agen pengoksidasi kuat yang memiliki
kemampuan untuk memutus ikatan karbon-karbon.
4. Apabila asam karboksilat direaksikan dengan alkohol maka akan terbentuk
ester dan air. Kemudian apabila ester ini mengalami hidroklisis makan akan
akan kembali terbentuk asam karboksilat dan alkohol.

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat


senyawa hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh dapat diidentifikasi dengan
mereaksikannya dengan larutan kalium permanganat. Tetapi hidrokarbon
jenuh tidak dapat bereaksi dengan larutan sikloheksana dan benzena.
Sementara itu, alkohol dan fenol dapat diidentifikasi dengan
mereaksikannya dengan NaOH dan FeCl3, dan alkohol tidak bereaksi
dengan NaOH dan FeCl3. Aldehid dan keton dapat diidentifikasi dengan
mereaksikannya dengan reagen benedict dan dari hasil percobaan aldehid
dan keton dapat bereaksi dengan reagen fehling A dan B.

I. Kesimpulan Dan Saran

1. Untuk Laboran, sebaiknya menyediakan dan melengkapi alat dan bahan


yang akan digunakan dalam praktikum
2. Untuk Asisten, sebaiknya asisten memberikan arahan kepada praktikan agar
kesalahan pada percobaan tidak terjadi dan dapat dicegah.
3. Untuk praktikan, sebaiknyan menghafal dan memahami prsedur kerja
sebelum melakukan praktikum sehingga hasil yang diperoleh dapat sesuai
dengan teori.
DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Jakarta: Erlangga.

C.Budimarwanti dan Karim Theresih. 2015. Sintesis”Warming Agent” Amil


Vanilil Eter dari Bahan Dasar Vanilin. Jurnal Sains Dasar. Vol 4(2).

Ir.Subandi,MP. 2010. Kimia Organik. Yogyakarta: Dee Publish.

Nasution,Zainal Abidin; Siti Masriani Rambe. 2013. Karakterisasi dan Identifikasi


Gugus Fungsi dari Karbon Cangkang Kelapa Sawit dengan metode
Methano-Pyrolisis. Jurnal Dinamika Penelitian Industri. Vol 24 (2).

Oxtoby, dkk. 2003. Prinsip Prinsip Kimia Modern Edisi Keempat Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.

Sastrohamidjojo, Hardjono. 2018. Kimia Dasar. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.
PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Jelaskan pengertian hidrokarbon jenuh dan hidrokarbontidak jenuh.


Berikan
masing-masing 2 contoh dengan nama IUPAC

Jawaban :

Hidrokarbon jenuh adalah senyawa hidrokarbon yang mengandung hanya


ikatan angkap satu antara unsur karbonnya (alkena). Dengan rumus umum
CnH2n +2 Hidrokarbon tidak jenuh adalah senyawa hidrokarbon yang
memiliki ikatan rangkap antara senyawa karbonnya (alkuna dan alkena).
Dengan rumus umum alkena adalah CnH2n-2

2. Tuliskan gugus fungsi alkohol, aldehid, dan asam karboksilat dan berikan
masing-masing 2 contohnya dengan nama IUPAC

Jawaban

.
Dokumentasi

Dimasukkan 5 tetes Siklpheksana ke tabung 1

Dimasukka 5 tetes benzene ketabung 2


Tambahkan masing-masing 7 tetes larutan KMnO4 ke tabung 1 dan 2

Masukkan etanol dan fenol ke dalam Hasil akhir kedua larutan


tabung yang berbeda

Tambahkan masing-masing larutan NaOH Hasil akhir kedua larutan


Tambahkan masing-masing larutan FeCl3 Masukkan Etanol dan Fenol
ke
tabung reaksi 1 dan 2

goyangkan tabung reaksi


v

Anda mungkin juga menyukai