NIM : 200107500020
Kelompok : I (Satu)
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
B. Tujuan Percobaan
C. Landasan Teori
C6H12O6(aq)→2CH3CH2OH(aq)+2CO2(g)
CH2=CH2(g)+H2O(g)→CH3CH2OH(g)
Gugus fungsi dalam senyawa ini adalah gugus fungsi, >C=O. Pada
aldehida sedikitnya suatu atom hidrogen terikat pada karbon dalam gugus
karbonil. Pada keton atom karbon pada gugus karbonil terikat pada dua
gugus hidrokarbon. Aldehida yang paling sederhana fermaldehida
mempunyai kecenderungan untuk berpolimesasi, yaitu setiap molekul
bergabung satu sama lain untuk membentuk senyawa dengan molar tinggi.
Reaksi ini melepaskan banyak kalor dan seringkali meledak, segingga
formaldehida biasanya dibuat dalam larutan air (untuk mengurangi
konsentrasi). Cairan yang baunya agak tidak enak digunakan sebagai bahan
dasar dalam industri polimer dan laboratorium sebagai bahan pengawet
untuk contoh binatang. (Chang :2005)
Gugus fungsi C=C dan C≡C adalah gugus berupa karbon dengan jumlah
kemurnian yang tinggi, dimana terjadi pelepasan usur O atau H yang pada
awalnya menyatu dengan unsur C. Penelitian ini dimaksudkan untuk
mendapatkan kondisi dari proses pirolisa dengan jumlah randemen yang
tinggi dan ikatan gugus C=C dan C≡C. Ikatan rangkap karbon juga
mengidentifikasi semakin murninya unsur C yang dihasilkan. (Abidin 2013)
Sitronelal memiliki dua gugus fungsi yaitu gugus fungsi aldehida dan
gugus alkena. Transformasi sitronelal menjadi turunnya ditentukan
kerektifan kedua gugus fungsi tersebut. Permasalahan muncul jika
transformasi melibatkan gugus alkena dengan mempertahankan gugus
aldehida. Dalam suasana asam sitronelal memiliki kecenderungan untuk
mengalami reaksi intramolekular menjadi isomer isopilegol. Untuk perlu itu
dilakukan perlindungan gugus aldehida. Metode perlindungan gugus fungsi
aldehida umumnya dilakukan dengan pembentukan asetal dan enamina.
Asetal dibentuk oleh reaksi antara gugus karbonil dengan alkohol pada
kondisi anhidrat dengan adanya katalis asam. Katalis asam yang umum
digunakan adalah gas asam klorida, gas asam sulfat, BF3OEt2 atau p-tuleena
sulfonat. Kental atau asetal stabil pada pH 4-12. (E Cahyono:2013)
Senyawa yang terbentuk dari 2 unsur, karbon dan hydrogen, dan bagaimana
memperoleh senyawa – senyawa tersebut dari minyak bumi. Pengaruh
pelekatan atau penyisipan unsur kimmia tambahan, seperti oksigen, nitrogen,
atau halogen, kedalam hidrokarbon. Dalam mempelajari hal itu, Kita alihkan
perhatian dari struktur molekul secara keseluruhan kesifat – sifat gugus Fungsi
(functional group), yang terdiri atas atom nonkarbon serta bagian – bagian
molekul yang tepat bersebelahan dengannya. Gugus fungsi cenderung menjadi
tapak reaktif dalam molekul organic, dan sifat kimianya kurang bergantung
pada sifat hidrokarbon yang dilekatinya. Kenyataan ini menyebabkan kita
memandang molekul organic sebagai kerangka hidrokarbon, yang terutama
mengendalikan ukuran dan bentuk, dengan gugus fungsi yang melekat pada
kerangka tersebut adalah yang paling menentukan sifat kimia molekulnya .
Alkohol memiliki gugus fungsi – OH yang melekat pada rantai alkil.
Alkohol yang paling sederhana ialah methanol (CH3OH), yang dibuat dari gas
sintesis, sebagaimana akan dijelaskan bahwa Alkohol yang lebih tinggi
berikutnya, etanol (CH3CH2OH), dapat dibuat dari fermentasi gula. Meskipun
fermentasi merupakan sumber utana etanol untuk minuman beralkohol dan
untuk “gasohol” (bahan bakar mobil yang terbuat dari 90% bensin dan 10%
etanol), cara ini tidak banyak dimanfaatkan dalam produksi skala industry, yang
menggunakan hidrasi langsung pada etilena :
CH2 = CH2 + H2O → CH3CH2OH
Reaksi diatas menggunakan suhu 300 sampai 400 derajat C dan tekanan 60
sampai 70 atm, dengan katalis asam fosfat. Baik methanol maupun etanol
banyak digunakan sebagai pelarut dan sebagai zat antara untuk sintesis kimia
lebih lanjut.
Fenol adalah senyawa yang gugus – OH-nya melekat langsung pada
cincin aromatic. Contoh yang paling sederhana ialah fenol itu sendiri ( C6H5OH)
. Fenol berbeda dari alcohol dalam sifat fisis dan kimianya. Perbedaan yang
paling penting ialah keasamannya. Fenol (Juga disebut asam karbolat) memiliki
tetapan ionisasi asam 1 x 10-10, jauh lebih besar daripada nilai Ka untuk alcohol
pada umumnya, yang berkisar dari 10-6 sampai 10-18. Alasan perbedaan ini ialah
lebih tingginya kestabilan basa terkonjugasi (ion fenoksida, C6H5O-) akibat
muatan negative yang tersebar diseluruh cincin aromatic. Fenol, meskipun
bukan asam kuat, mudah bereaksi dengan natrium hidroksida untuk membentuk
garam natrium fenoksida:
C6H5OH + NaOH → C6H5O-Na+ + ½ H2O
Reaksi yang berkaitan antara NaOH dan alcohol tidak berlangsung dalam
jumlah yang signifikan, meskipun natrium oksida dapat dibuat melalui reaksi
logam natrium dengan etanol anhidrat.
Aldehida mempunyai ciri berupa gugus fungsi – C – H = O dalam
molekulnya dan dapat dideskripsikan sebagai hasil dehidrogenasi alcohol
primer. Contohnya, formaldehida dihasilkan dari dehidrogenasi methanol pada
suhu tinggi dengan katalis besi oksida – molibdenum oksida:
H
CH3OH → C = O + H2
H
reaksi lain yang menghasilkan produk utama sama ialah reaksi oksidasi
H
CH3OH + ½ O2 → C = O + H2O
H
Formaldehida mudah larut dalam air dan larutan berair 40% -nya, yang
disebut formalin digunakan untuk mengawetkan specimen biologis. Kegunaan
utamanya ialah dalam pembuatan adhesive (perekat) polimer dan busa
isolator.(Oxtoby, 2001)
Gugus fungsional yaitu suatu gugus yang terikat pada rantai karbon
senyawa organic . gugus fungsional berpengaruh besar terhadap sikap dari
keseluruhan dari suatu senyawa. Gugus fungsional merupakan bagian yang
mengalami perubahan bila senyawa organic direaksikan.
Alcohol (R-OH) dinamakan dengan menghilangkan huruf paling akhir
“a” dari alkane dan dipasangkan aliran “-ol” dengan imbuhan angka yang
mengindikasikan posisi ikatan gugus alcohol : CH3CH2CH2OH dinamakan 1-
propanol (methanol dan etanol ttidak memerlukan imbuhan angka karena tidak
ada ambiguasi dalam strukturnya). Akhiran –dinol, -trinol, -tetraol. Dll
digunakan jika gugus alcohol dalam suatu senyawa lebih dari satu.
Ikatan rangkap yang lebih dari satu diberikan imbuhan majemuk –
ediana, -atriena, dll. Sesuai dengan berapa banyaknya ikatan rangkap tersebut:
CH2=CHCH=CH2 Dinamakan –butediena.
Senyawa hidrokarbon alifatik adalah senyawa hidrokarbon dengan
struktur rantai karbon terbuka. Senyawa yang termasuk hidrokarbon alifatik
antara lain: alkana (senyawa golongan ini banyak terdapat dalam minyak bumi),
alkena dan alkuna. Senyawa hidrokarbon alisiklik merupakan senyawa
hidrokarbon yang memiliki struktur rantai karbon tertutup. Contoh senyawa
hidrokarbon alisklik yaitu: siklopronana (C3H6). Senyawa hidrokarbon aromatic
merupakan senyawa hidrokarbon yang memiliki rantai karbon tertutup dan
mengandung 2 atau lebih ikatan rangkap yang letaknya berselang seling.
Contohnya adalah benzene(C6H6).
Senyawa hidrokarbon adalah senyawa organic yang hanya mengandung
unsur karbon dan hydrogen. Hidrokarbon walaupun hanya terdiri atas dua jenis
unsur, tetapi merupakan kelompok besar senyawa. Jumlah atom karbon dalam
satu molekul hidrokarbon alami dapat mencapai puluhan. Karena jumlahnya
yang sangat banyak tersebut, maka dilakukan penggolongan terhadap senyawa
hidrokarbon. Secara garis besar, penggolongan senyawa hidrokarbon
berdasarkan struktur molekul dan kejenuhan ikatan. (Marzuki dkk,2010: 151)
1.Alat
F. Hasil Pengamatan
No Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Kesimpulan
2.. Saran
Abidin Zinail dkk, 2013. Karakterisasi gugus fungsi dari karbon cangkang
kelapa sawit dengan metode merhanopyroysis.Medan:Vol 24 no
2:112.
• Tabung II
Memasukkan 5 tetes Benzena kedala tabung 2,kemudian
menambahkan 7 tetes larutan KMnO4. Goyangkan tabung reaksi
selama 2 menit,lalu amati dan catat perubahan yang terjadi.