Anda di halaman 1dari 42

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Lengkap Praktikum Kimia Dasar dengan Judul “Identifikasi


Gugus Fungsi” disusun oleh:

Nama : Adinda Aspar

NIM : 200107500020

Kelas : Pendidikan Biologi B

Kelompok : I (Satu)

Setelah diperiksa dan dikonsultasikan oleh Asisten dan Koordinator Asisten


maka laporan ini diterima.

Makassar, 07 Desember 2020

Koordinator Asisten Asisten

Nur Intan. S, S.Si Resky Awaliah Azis


NIM. 1613142004

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Munawwarah, S.Pd., M.Pd.


NIP. 19930531 2019 03 2019
A. Judul Percobaan

Identifikasi Gugus Fungsi

B. Tujuan Percobaan

Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari sifat-sifat senyawa organik


melalui identifikasi gugus fungsinya.

C. Landasan Teori

Sekarang kita akan membahas beberapa gugus fungsi organik, yaitu


gugus fungsi yang bertanggung jawab untuk sebagian besar reaksi senyawa-
senyawa induknya. Secara khusus, kita memutuskan perhatian pada senyawa
yang mengandung oksigen dan mengandung nitrogen.

Semua alkohol mengandung gugus fungsi hidroksil-OH. Beberapa


alkohol yang umum. Etil alkohol atau etanol sejauh ini adalah yang paling
dikenal. Etanol dihasilkan secara biologis melalui fermentasi gula atau pali.
Dengan tanpa oksigen, enzim yang ada dalam ragi atau kultur bakteri
mengkatalis reaksi iitu.

C6H12O6(aq)→2CH3CH2OH(aq)+2CO2(g)

Proses ini menghasilkan, dimana mikroorganisme, pada gilirannya


menggunakannya untuk pertumbuhan dan manfaat-manfaat lainnya. Secara
komersial etanol dibuat melalui reaksi adisi dimana air digabungkan dengan
etilena pada sekitar 280 derajat celcius dan 300 atm :

CH2=CH2(g)+H2O(g)→CH3CH2OH(g)

Etanol mempunyai penerapan tidak terbilang sebagai pelarut untuk


bahan kimia organik dan sebagai senyawa awal untuk pembuatan zat warna,
obat-obatan sinetis, kosmetik dan bahan peledak. Etanol juga merupakan
bagian dari minuman beralkohol. Etanol adalah satu-satunya jenis alkohol
rantai lurus yang tidak beracun (lebih tepatnya paling sedikit beracun).

Gugus fungsi dalam senyawa ini adalah gugus fungsi, >C=O. Pada
aldehida sedikitnya suatu atom hidrogen terikat pada karbon dalam gugus
karbonil. Pada keton atom karbon pada gugus karbonil terikat pada dua
gugus hidrokarbon. Aldehida yang paling sederhana fermaldehida
mempunyai kecenderungan untuk berpolimesasi, yaitu setiap molekul
bergabung satu sama lain untuk membentuk senyawa dengan molar tinggi.
Reaksi ini melepaskan banyak kalor dan seringkali meledak, segingga
formaldehida biasanya dibuat dalam larutan air (untuk mengurangi
konsentrasi). Cairan yang baunya agak tidak enak digunakan sebagai bahan
dasar dalam industri polimer dan laboratorium sebagai bahan pengawet
untuk contoh binatang. (Chang :2005)

Gugus fungsi C=C dan C≡C adalah gugus berupa karbon dengan jumlah
kemurnian yang tinggi, dimana terjadi pelepasan usur O atau H yang pada
awalnya menyatu dengan unsur C. Penelitian ini dimaksudkan untuk
mendapatkan kondisi dari proses pirolisa dengan jumlah randemen yang
tinggi dan ikatan gugus C=C dan C≡C. Ikatan rangkap karbon juga
mengidentifikasi semakin murninya unsur C yang dihasilkan. (Abidin 2013)

Sitronelal memiliki dua gugus fungsi yaitu gugus fungsi aldehida dan
gugus alkena. Transformasi sitronelal menjadi turunnya ditentukan
kerektifan kedua gugus fungsi tersebut. Permasalahan muncul jika
transformasi melibatkan gugus alkena dengan mempertahankan gugus
aldehida. Dalam suasana asam sitronelal memiliki kecenderungan untuk
mengalami reaksi intramolekular menjadi isomer isopilegol. Untuk perlu itu
dilakukan perlindungan gugus aldehida. Metode perlindungan gugus fungsi
aldehida umumnya dilakukan dengan pembentukan asetal dan enamina.
Asetal dibentuk oleh reaksi antara gugus karbonil dengan alkohol pada
kondisi anhidrat dengan adanya katalis asam. Katalis asam yang umum
digunakan adalah gas asam klorida, gas asam sulfat, BF3OEt2 atau p-tuleena
sulfonat. Kental atau asetal stabil pada pH 4-12. (E Cahyono:2013)

Senyawa yang terbentuk dari 2 unsur, karbon dan hydrogen, dan bagaimana
memperoleh senyawa – senyawa tersebut dari minyak bumi. Pengaruh
pelekatan atau penyisipan unsur kimmia tambahan, seperti oksigen, nitrogen,
atau halogen, kedalam hidrokarbon. Dalam mempelajari hal itu, Kita alihkan
perhatian dari struktur molekul secara keseluruhan kesifat – sifat gugus Fungsi
(functional group), yang terdiri atas atom nonkarbon serta bagian – bagian
molekul yang tepat bersebelahan dengannya. Gugus fungsi cenderung menjadi
tapak reaktif dalam molekul organic, dan sifat kimianya kurang bergantung
pada sifat hidrokarbon yang dilekatinya. Kenyataan ini menyebabkan kita
memandang molekul organic sebagai kerangka hidrokarbon, yang terutama
mengendalikan ukuran dan bentuk, dengan gugus fungsi yang melekat pada
kerangka tersebut adalah yang paling menentukan sifat kimia molekulnya .
Alkohol memiliki gugus fungsi – OH yang melekat pada rantai alkil.
Alkohol yang paling sederhana ialah methanol (CH3OH), yang dibuat dari gas
sintesis, sebagaimana akan dijelaskan bahwa Alkohol yang lebih tinggi
berikutnya, etanol (CH3CH2OH), dapat dibuat dari fermentasi gula. Meskipun
fermentasi merupakan sumber utana etanol untuk minuman beralkohol dan
untuk “gasohol” (bahan bakar mobil yang terbuat dari 90% bensin dan 10%
etanol), cara ini tidak banyak dimanfaatkan dalam produksi skala industry, yang
menggunakan hidrasi langsung pada etilena :
CH2 = CH2 + H2O → CH3CH2OH
Reaksi diatas menggunakan suhu 300 sampai 400 derajat C dan tekanan 60
sampai 70 atm, dengan katalis asam fosfat. Baik methanol maupun etanol
banyak digunakan sebagai pelarut dan sebagai zat antara untuk sintesis kimia
lebih lanjut.
Fenol adalah senyawa yang gugus – OH-nya melekat langsung pada
cincin aromatic. Contoh yang paling sederhana ialah fenol itu sendiri ( C6H5OH)
. Fenol berbeda dari alcohol dalam sifat fisis dan kimianya. Perbedaan yang
paling penting ialah keasamannya. Fenol (Juga disebut asam karbolat) memiliki
tetapan ionisasi asam 1 x 10-10, jauh lebih besar daripada nilai Ka untuk alcohol
pada umumnya, yang berkisar dari 10-6 sampai 10-18. Alasan perbedaan ini ialah
lebih tingginya kestabilan basa terkonjugasi (ion fenoksida, C6H5O-) akibat
muatan negative yang tersebar diseluruh cincin aromatic. Fenol, meskipun
bukan asam kuat, mudah bereaksi dengan natrium hidroksida untuk membentuk
garam natrium fenoksida:
C6H5OH + NaOH → C6H5O-Na+ + ½ H2O
Reaksi yang berkaitan antara NaOH dan alcohol tidak berlangsung dalam
jumlah yang signifikan, meskipun natrium oksida dapat dibuat melalui reaksi
logam natrium dengan etanol anhidrat.
Aldehida mempunyai ciri berupa gugus fungsi – C – H = O dalam
molekulnya dan dapat dideskripsikan sebagai hasil dehidrogenasi alcohol
primer. Contohnya, formaldehida dihasilkan dari dehidrogenasi methanol pada
suhu tinggi dengan katalis besi oksida – molibdenum oksida:
H
CH3OH → C = O + H2
H
reaksi lain yang menghasilkan produk utama sama ialah reaksi oksidasi
H
CH3OH + ½ O2 → C = O + H2O
H
Formaldehida mudah larut dalam air dan larutan berair 40% -nya, yang
disebut formalin digunakan untuk mengawetkan specimen biologis. Kegunaan
utamanya ialah dalam pembuatan adhesive (perekat) polimer dan busa
isolator.(Oxtoby, 2001)
Gugus fungsional yaitu suatu gugus yang terikat pada rantai karbon
senyawa organic . gugus fungsional berpengaruh besar terhadap sikap dari
keseluruhan dari suatu senyawa. Gugus fungsional merupakan bagian yang
mengalami perubahan bila senyawa organic direaksikan.
Alcohol (R-OH) dinamakan dengan menghilangkan huruf paling akhir
“a” dari alkane dan dipasangkan aliran “-ol” dengan imbuhan angka yang
mengindikasikan posisi ikatan gugus alcohol : CH3CH2CH2OH dinamakan 1-
propanol (methanol dan etanol ttidak memerlukan imbuhan angka karena tidak
ada ambiguasi dalam strukturnya). Akhiran –dinol, -trinol, -tetraol. Dll
digunakan jika gugus alcohol dalam suatu senyawa lebih dari satu.
Ikatan rangkap yang lebih dari satu diberikan imbuhan majemuk –
ediana, -atriena, dll. Sesuai dengan berapa banyaknya ikatan rangkap tersebut:
CH2=CHCH=CH2 Dinamakan –butediena.
Senyawa hidrokarbon alifatik adalah senyawa hidrokarbon dengan
struktur rantai karbon terbuka. Senyawa yang termasuk hidrokarbon alifatik
antara lain: alkana (senyawa golongan ini banyak terdapat dalam minyak bumi),
alkena dan alkuna. Senyawa hidrokarbon alisiklik merupakan senyawa
hidrokarbon yang memiliki struktur rantai karbon tertutup. Contoh senyawa
hidrokarbon alisklik yaitu: siklopronana (C3H6). Senyawa hidrokarbon aromatic
merupakan senyawa hidrokarbon yang memiliki rantai karbon tertutup dan
mengandung 2 atau lebih ikatan rangkap yang letaknya berselang seling.
Contohnya adalah benzene(C6H6).
Senyawa hidrokarbon adalah senyawa organic yang hanya mengandung
unsur karbon dan hydrogen. Hidrokarbon walaupun hanya terdiri atas dua jenis
unsur, tetapi merupakan kelompok besar senyawa. Jumlah atom karbon dalam
satu molekul hidrokarbon alami dapat mencapai puluhan. Karena jumlahnya
yang sangat banyak tersebut, maka dilakukan penggolongan terhadap senyawa
hidrokarbon. Secara garis besar, penggolongan senyawa hidrokarbon
berdasarkan struktur molekul dan kejenuhan ikatan. (Marzuki dkk,2010: 151)

D. Alat dan Bahan

1.Alat

a) Tabung reaksi kecil ( 8 buah )

b) Tabung reaksi sedang ( 2 buah )

c) Rak tabung reaksi ( 1 buah )

d) Pipet tetes (10 buah)

e) Pembakar Spiritus ( 1 buah )

f) Kaki tiga dan kasa ( 1 buah )


g) Batang Pengaduk ( 1 buah )

h) Gelas Kimia 100 ml ( 1 buah )

i) Botol semprot ( 1 buah )


2. Bahan
a) Larutan kalium permaganat (KmnO4) 1%
b) Sikloheksana (C6H12)
c) Benzena (C6H6)
d) Etanol (C2H5OH) 95%
e) Fenol pekat (C6H5OH) 5%
f) Natrium hidroksida (NaOH) 2M
g) Besi III klorida 0,2M
h) Asam klorida pekat (HCl)
i) Reagen bendict
j) Formal dehid
k) Aseton
i) Asam Asetat (CH3COOH) 0,1 M
E. Prosedur Kerja

a. Hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh

a) Dua buah tabung reaksi disiapkan

b) Masing-masing 5 tetes sikloheksana dan benzena dimasukkan ke


dalam tabung reaksi yang berbeda.
c) Tujuh tetes larutan KMnO4 dimasukkan ke dalam masing-masing
tabung reaksi.
d) Kedua tabung reaksi digoyangkan selama 2 menit.

e) Diamati kemudian dicatat hasil yang terjadi.


b.Alkohol dam Fenol

1.Reaksi dengan NaOH

1) Duah buah tabung reaksi disediakan.


2) 1 mL etanol dimasukkan ke dalam tabung reaksi 1 dan 1 mL fenol
pekat dimasukkan ke dalam tabung reaksi 2.
3) Masing - masing 10 tetes larutan NaOH ditambahkan ke dalam
masing-masing tabung reaksi (digoyangkan setiap penambahan 1
tetes).
4) Perubahan yang terjadi diamati.

5) Ke dalam tabung reaksi 2, ditambahkan 5 tetes HCl pekat, kemudian


diamati dan dicatat hasil yang terjadi.

2. Reaksi dengan larutan FeCl3

1) Dua buah tabung reaksi disiapkan

2) 1 mL etanol dimasukkan ke dalam tabung reaksi 1 dan 1 mL fenol


pekat 5% dimasukkan ke dalam tabung reaksi 2.
3) Masing - masing 5 tetes larutan FeCl3 0,2 M
ditambahkan ke dalam masing-masing tabung reaksi.
4) Warna kedua larutan dibandingkan kemudian dicatat hasil yang
terjadi.
3. Aldehid dan Keton

1) Dua buah tabung reaksi disediakan.

2) Dipipet 2 mL reagen Benedict/Fehling kemudian dimasukkan ke


dalam masing-masing tabung reaksi (tabung reaksi 1 dan tabung reaksi
2

3) Ditambahkan 5 tetes formaldehid/asetaldehid ke dalam tabung reaksi


1 dan 5 tetes aseton ke dalam tabung reaksi 2.
4) Kedua tabung reaksi dipanaskan dalam penangas air.

5) Diamati kemudian dicatat apa yang terjadi.


4. Asam karboksilat

1) 5 ml asam asetat 0,1 M dimasukkan ke dalam sebuah tabung reaksi.

2) 5 mL etanol 95 % ditambahkan kemudian diamati apa yang terjadi.


3) Selanjutnya 5 mL NaOH 2 M ditambahkan ke dalam tabung reaksi.
4) Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.

F. Hasil Pengamatan
No Perlakuan Hasil Pengamatan

1. Hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh Larutan yang dihasilkan


Benzena (C6H6) + KmnO4 berwarna ungu.
(Keruh) (ungu)
2. Alkohol dan Fenol
a. Reaksi dengan NaOH
Etanol(C2H3OH) + NaOH Larutan yang dihasilkan
(bening) (bening) berwarna bening.
Fenol (C6H6O)+NaOH +HCL
(bening) (bening) (bening) Larutan yang dihasilkan
berwarna kuning.
b. Reaksi dengan larutan FeCl3
Etanol(C2H3OH)+ FeCl3 Larutan yang dihasilkan
(bening) (kuning) berwarna kuning.

Fenol (C6H6O) 5% +FeCl3 Larutan yang dihasilkan


(bening) (kuning) berwarna ungu.

3. a. Fehling A+Asetaldehid (5 tetes) a. Biru bening(terdapat


gelembung)
b. Fehling A+Asetaldehid dipanaskan b. Tidak ada
endapan(terdapat
gelembung)
c. Fehling B + Aseton (5 tetes) c. Biru bening(terdapat
gelembung)

d. Fehling B + Aseton dipanaskan d. Tidak ada


endapan(terdapat
gelembung)
4. Reaksi Asam Karboksilat
a. Asam asetat 0,1 M a. Bening (5 mL)
b. Etanol 95% b. Bening (5 mL)
c. Asam asetat +etanol+NaOH c. Bening,terdapat
gelembung,hangat.
G. Pembahasan

Percobaan yang telah dilakukan yaitu tentang identifikasi gugus


fungsi.Gugus fungsi adalah gugus yang memberikan karakteristik kepada
senyawa organik.oleh karena itu , jika suatu molekul memiliki dua gugus
fungsi berlainan dengan jarak yang berjauhan, maka senyawa itu akan
mempunyai sifat-sifat atau karakteristik dari masing-masing gugus fungsi itu
akan saling berinteraksi sehingga akan memberikan sifat-sifat khusus pada
senyawa yang bersangkutan yaitu akan memiliki sifat hasil gabung dari kedua
gugus yang diikatnya .
Tujuan dari percobaan ini adalah adalah untuk mempelajari sifat-sifat
dari senyawa organik melalui identifikasi gugus fungsinya.Prinsip kerja pada
percobaan kali ini adalah mereaksikan sampel tertentu sesuai dengan gugus
fungsi yang akan diidentifikasi.Senyawa organik yang diamati dalam
percobaan ini adalah hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh, alkohol, fenol,
aldehid, keton dan asam karboksilat.
Terdapat beberapa alat yang digunakan dalam percobaan ini yakni
tabung reaksi kecil yang berfungsi untuk melakukan reaksi kimia dan skala
kecil, tabung reaksi sedang, rak tabung berfungsi sebagai tempat untuk
meletakkan tabung reaksi yang berjumlah banyak, pipet tetes berfungsi untuk
membantu memindahkan cairan dari suatu wadah ke wadah yang lainnya,
pembakar spiritus berfungsi sebagai untuk membakar zat atau memanaskan
larutan, kaki tiga dan kasa, batang pengaduk, gelas kimia, dan botol semprot.
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini yakni kalium
permanganate 1 % berfungsi untuk sebagai oksidator yang kuat, sikloheksana
berfungsi sebagai pelarut nonpolar pada industri kimia, benzene, etanol 95%,
fenol 5%, natrium hidroksida 2 M, asam klorida berfungsi sebagai bahan
pembuatan cairan pembersih porselen, besi ( III ) klorida 0,2 M,
reagen/fehling (A dan B) berfungsi untuk menguji kandungan glukosa dalam
suatu zat makanan, formaldehid/asetaldehid, aseton, dan asam asetat 0,1 M.
1. Hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh

Hidrokarbon jenuh merupakan komposisi utama pada bahan bakar


fosil dan ditemukan dalam bentuk rantai lurus maupun bercabang dan
dsebut juga ikatan kovalen tunggal.Sedangkan hidrokarbon tak jenuh,
terdapat satu atau dua ikatan rangkap ataupun ikatan rangkap tiga.
Kegiatan pada percobaan pertama ini bertujuan untuk
membedakan antara hidrokarbon jenuh dan larutan tak jenuh.Adapun
pada percobaan ini, benzena dan sikloheksana dimasukkan ke dalam
tabung reaksi yang berbeda, kemudian ditambahkan masing-masing
larutan KMnO4.Tabung reaksi yang berbeda masing-masing tabung
ditambahkan larutan KMnO4.Larutan KMnO4 ini berfungsi sebagai
oksidator.
Setelah diamati, pada perlakuan bagian hidrokarbon jenuh dan tak
jenuh yaitu C6H12 ditambahkan dengan KMnO4 berwarna ungu.MnO4
terbentuk dua lapisan.Dimana lapisan tersebut yaitu lapisan atas minyak,
lapisan bawah berwarna hitam.Setelah itu C6H6+ KMnO4 hasil
pengamatannya yaituberwarna ungu.
2. Alkohol dan fenol

Alkohol adalah senyawa yang molekulnya memiliki suatu gugus


hidroksil, yang terikat pada suatu atom karbon jenuh.Alkohol memiliki
fungsi –OH yang melekat pada rantai alkil, alkohol yang paling sederhana
ialah methanol yang dibuat dari gas sintesis.Alkohol dibagi menjadi 3
yaitu alkohol primer, alkohol sekunder dan alkohol tersier. Sifat fisika
alkohol yaitu mudah bercampur dengan air , suku pertama dan keempat
pada suhu kamar berwujud gas maupun cair,mempunyai titik didih yang
tinggi. Sedangkan sifat kimia alkohol yaitu mudah terbakar atau bereaksi
dengan oksigen, bereaksi dengan logam natrium, bereaksi dengan
fosforus pentaklorida.
a. Reaksi dengan NaOH

Pada tabung reaksi 1 dimana fenol yang berwarna ungu mudah


+ NaOH berwarna bening sehingga hasil pengamatannya warna hitam
kecoklatan
Setelah penambahan NaOH pada tabung reaksi 2, dimana NaOH
dan etanol sama sama berwarna bening sebelum dicampurkan, setelah
dicampurkan hasil pengamatannya tetap berwarna bening atau dapat
dikatakan tidak terjadi suatu reaksi.

b. Reaksi dengan FeCl3

Percobaan ini menggunakan alkohol yang berupa etanol dan


fenol yang direaksikan dengan FeCl3.Penambahan FeCl3 berfungsi
untuk mengidentifikasi gugus hidroksil pada etanol dan fenol karena
FeCl3 sangat mudah bereaksi dengan gugus hidroksil.Pada tabung
reaksi pertama etanol berwarna bening dicampurkan dengan FeCl3
berwarna kuning menghasilkan larutan berwarna kuningcerah . Hal ini
disebabkan fenol tidak bereaksi dengan alkali atau basa. Adapun
reaksinya, yaitu:
C2H5OH + FeCl3 ↛

Pada tabung reaksi kedua fenol berwarna bening dicampurkan


dengan FeCl3 berwarna kuning menghasilkan perubahan menjadi
warna kuning . Hal ini menandakan bahwa terjadi reaksi antara fenol
dan FeCl3.
c. Aldehid dan Keton

Pada tabung reaksi pertama, fehling ditambahkan asetaldehid


hasil pengamatannya yaitu biru ( terdapat gelembung). Setelah itu
dipanaskan hasil pengamatannya yaitu ada endapan (terdapat
gelembung). Selajutnya keton ditambah dengan asetaldehid
menghasilkan biru ( terdapat gelembung). Setelah itu dipanaskan hasil
pengamatannya tidak ada endapan (gelembung sedikit).
Pada percobaan ini, asam karboksilat, dimana asam asetat hasil
pengamatannya bening, begitupun juga dengan etanol, pada saat asam
asetat dicampurkan dengan etanol hasil pengamatannya reaksi
eterifikasi (bening ada gelembung).
Setelah itu, ditambahkan larutan NaOH 2 M ke dalam tabung
reaksi.Kemudian diperoleh hasil, banyak gelombung (agak hangat
).Hal ini membuktikan bahwa asam asetat bereaksi positif pada
pembentukan garam karboksilat. Adapun reaksinya :
CH3COOC2H5 + NaOH CH3COONa + CH3CH2OH

H. Kesimpulan dan saran

1. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa


senyawa organik memiliki sifat yang berbeda-beda melalui identifikasi gugus
fungsinya.Untuk senyawa hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh dapat
diidentifikasi melalui reaksinya dengan KMnO4. Untuk alkohol dan fenol
dapat diidentifikasi dengan reaksi NaOH dan etanol.Alkohol dan fenol
bereaksi dengan NaOH yang dimana hasil akhirnya tidak terjadi reaksi.Untuk
aldehid dan keton dapat diidentifikasi dengan reaksinya fehling dan keton
bereaksi dengan asetaldehid.

2.. Saran

Untuk praktikan selanjutnya, diharapkan lebih menguasai lagi materi


yang akan dipraktikumkan, membawa alat yang lengkap, dan lebih berhati-
hati dalam melakukan praktikum agar tidak terjadi kesalahan dalam
praktikum yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Abidin Zinail dkk, 2013. Karakterisasi gugus fungsi dari karbon cangkang
kelapa sawit dengan metode merhanopyroysis.Medan:Vol 24 no
2:112.

Cahyono E, 2013. Sintetis dimetil asetalsitronelal dengan katalis gas


Hcl.semarang:vol 1. No 1:145.

Chang Raymon, 2005,Kimia dasar konsep-konsep inti edisi ketiga jilid


1.Jakarta:Erlangga.

Marzuki Ismail dkk,2010.Kimia dalam keperawatan.Makassar:Pustaka AS


salam.

Oxtoby, dkk. 2001,Prinsip-prinsip kimia modern edisi keempat jilid


ke11.jakarta:Erlangga.

Subandi.2010,Kimia Organik. Yogyakarta:Dee publish


LAPORAN SEMENTARA
JAWABAN PERTANYAAN
JURNAL PERCOBAAN
DOKUMENTASI

1. Hidrokarbon Jenuh dan Tidak Jenuh


• Tabung I
Memasukkan 5 tetes sikloheksana kedalam tabung 1,kemudian
menambahkan 7 tetes larutan KmMnO4. Goyangkan tabung reaksi
selama 2 menit.lalu amati dan catat apa yang terjadi.

• Tabung II
Memasukkan 5 tetes Benzena kedala tabung 2,kemudian
menambahkan 7 tetes larutan KMnO4. Goyangkan tabung reaksi
selama 2 menit,lalu amati dan catat perubahan yang terjadi.

• Hasil dari Sikloheksana + KMnO4 dan Benzena + KMnO4


LITERATUR

Anda mungkin juga menyukai