Anda di halaman 1dari 19

ALDEHID DAN KETON

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam dunia kefarmasian, kita akan di pertemukan dengan
berbagai macam larutan, dan salah satu dari sekian banyak larutan
tersebut adalah aldehid dan keton. Karena mempunyai gugus fungsi
yang sama, maka dalam banyak hal, kedua senyawa ini mempunyai sifat
yang sama terutama sifat fisiknya.Dalam kimia organik, gugus fungsi
merupakan bagian dari struktur molekul yang dicirikan oleh komposisi
dan ikatan tertentu dari penyusunnya, yang menentukan reaktifitas
molekul secara keseluruhan. Aldehid dan keton merupakan dua dari
sekian banyak contoh kelompok senyawa organik yang mengandung
gugus karbonil. Aldehid itu sendiri merupakan salah satu senyawa
karbon yang mengandung gugus karbonil (-CO-), dimana satu tangan
mengikat gugus alkil dan tangan yang lain mengikat atom hidrogen.
Sedangkan keton hampir sama dengan aldehid, hanya saja pada keton
kedua tangan atom karbon mengikat gugus alkil. Kebanyakan aldehid
dan keton mengalami reaksi pada atom karbon a (alfa), yaitu atom
karbon yang bersebelahan dengan gugus karbonil. Reaksi yang terjadi
pada atom karbon a ini dapat berupa reaksi subtitusi, adisi, maupun
eliminasi, yang dapat berlangsung dengan mekanisme elektrofilik
maupun nukleofilik. Sedangkan reaksi oksidasi dan/atau reduksi
biasanya terjadi pada atom karbon dari gugus karbonil itu sendiri
Walaupun sama-sama memiliki gugus karbonil, ternyata aldehid
dan keton dapat mengalami reaksi yang berbeda. Reaksi-reaksi spesifik
ini dapat digunakan untuk membedakan senyawa-senyawa aldehid
dengan keton, atau untuk mengidentifikasi apakah suatu senyawa tak
dikenal termasuk golongan aldehid atau keton. Aldehid dan keton
menyumbangkan manfaat yang cukup besar dalam kehidupan, salah
satu contohnya yaitu metanal yang merupakan contoh dari senyawa
aldehid. Metanal ini lebih dikenal dengan nama formaldehida. Larutan
formaldehida 40% digunakan sebagai antiseptik atau yang dikenal
dengan sebutan formalin. Sedangkan pada keton yang paling banyak

INSAN KAMIL SRI WAHYUNI


15020160020
ALDEHID DAN KETON
dikenal yaitu aseton yang digunakan sebagai pelarut dan pembersih
kaca. Oleh karena banyak manfaatnya maka kita harus mampu
membedakan mana senyawa keton dan senyawa aldehid agar tidak
terjadi kekeliruan dalam pemanfaatannya.
1.2 Maksud Praktikum
Adapun maksud dari praktikum ini adalah untuk membedakan
antara aldehid dan keton berdasarkan reaksi-reaksi kimia.

1.3 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:


1. untuk mengetahui kelarutan aldehid dan keton dalam air
2. untuk mengetahui reaksi aldehid keton dengan KMnO4
3. untuk mengetahui reaksi aldehid keton dengan AgNO3 dan NH4OH
(pereaksi tollens)
4. untuk mengetahui reaksi aldehid dan keton dengan fehling A + fehling
B

INSAN KAMIL SRI WAHYUNI


15020160020
ALDEHID DAN KETON
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum


Aldehida adalah suatu senyawa yang mengandung sebuah gugus
karbonil yang terikat pada sebuah atau dua buah atom hidrogen. Aldehid
memiliki sifat lebih reaktif daripada alkohol, dapat mengalami reaksi
adisi, dapat mengalami reaksi oksidasi, aldehid dapat dioksidasi menjadi
asam, dapat mengalami reaksi poli-merisasi. Karakteristik dari aldehid ini
adalah berwujud gas pada suhu kamar dengan bau tidak enak, berwujud
cair pada suhu kamar dengan bau sedap, senyawa polar sehinggan titik
didihnya tinggi dan tidak berwarna. Struktur aldehid yaitu mengandung
unsur C, H, dan O dengan rumus R-CHO, dimana R =adalah alkil dan –
CHO adalah Gugus fungsi aldehida (Petrucci, 1987:233). 
Aldehid merupakan senyawa organik yang mengandung gugus –
CO; namanya diturunkan dari asam yang terbentuk bila senyawa
dioksidan lebih lanjut. Aldehid diperoleh pada pengoksidasian sebagian
alkohol primer. Misalnya etil alkohol bila dioksidan menjadi asetaldehide
yang bila dioksidan lagi akan menjadi asam asetat. Sedangkan keton
senyawa dengan gugus karboksil terikat pada dua radikal hidrokarbon;
keton yang paling sederhana adalah aseton. Aseton (dimetilketon)
CH3COOH3 merupakan zat cair tanpa warna yang mudah terbakar
mempunyai baud an rasa yang khas, digunakan sebagai pelarut dalam
industri dan dalam laboratorium (Chang, 2009:344).
Keton adalah suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah
gugus karbonil terikat pada dua gugus alkil. Keton ini bersifat polar
karena gugus karbonilnya polar dan keton lebih mudah menguap
daripada alkohol dan asam karboksilat. Karak teristik dari keton ini
adalah berupa cairan tak berwarna, umumnya larut dalam air,
mempunyai titik didih yang relatif lebih tinggi daripada senyawa non
polar dan dapat direduksi oleh gas H2 menghasilkan alkohol
sekundernya. Struktur dari keton yaitu mengandung unsur C, H, dan O
dengan rumus R-CO-R’, dimana R adalah alkil dan -CO- adalah gugus
fungsi keton (karbonil) (Petrucci, 1987:235).

INSAN KAMIL SRI WAHYUNI


15020160020
ALDEHID DAN KETON
Perbedaan dari aldehid dan keton sendiri antara lain senyawa
aldehid mengandung sebuah gugus karbonil yang terikat pada sebuah
atau dua buah atom hidrogen sedangkan keton yaitu senyawa organik
yang mempunyai sebuah gugus karbonil terikat pada dua gugus alkil.
Aldehida mudah teroksidasi sedangkan keton agak sukar teroksidasi.
Aldehida lebih reaktif dibandingkan dengan keton terhadap adisi
nukleofilik (Chang, 2009:354).
Aldehid dan keton tidak mengandung hydrogen yang terikat pada
oksigen , maka tidak dapat terjadi ikatan hydrogen seperti pada alcohol.
Sebaliknya alcohol dan fenol adalah polar dan dapat membentuk gaya
tarik menarik elektrostatik yang relative kuat antara molekulnya, bagian
positif dari sebuah molekul akan tertarik pada bagian negative dari yang
lain (Fessenden, 1997:547).
Aldehid dan keton bereaksi dengan berbagai senyawa, tetapi pada
umumnya aldehid lebih reaktif dibanding keton. Kimiawan
memanfaatkan kemudahan oksidasi aldehid dengan mengembangkan
beberapa uji untuk mendeteksi gugus fungsi ini (Willbraham, 1992:538).
Aldehid dan keton merupakan dua dari sekian banyak kelompok
senyawa organik yang mengandung gugus karbonil. Suatu keton
menghasilkan dua gugus alkil yang terikat pada karbon karbonilnya.
Gugus lain dalam suatu aldehid dapat berupa alkil, aril atau H. Aldehid
dan keton lazim terdapat dalam system mahluk hidup. Banyak aldehid
dan keton mempunyai bau khas, yang membedakannya umumnya
aldehid berbau merangsang dan keton berbau harum (Fessenden,
1997:469).
Aldehid dan keton mengandung gugus karbonil C = O. Jika dua
gugus ini menempel pada gugus karbonil adalah gugus karbon, maka
senyawa itu dinamakan keton. Jika salah satu dari kedua gugus tersebut
adalah hidrogen, maka senyawa tersebut adalah golongan aldehid.
Oksida parsial dari alkohol menghasilkan aldehid. Oksidasi alkohol
sekunder menghaslkan keton. Oksidasi bertahap dari etanol menjadi
asetaldehida kemudian menjadi asam asetat yang diilustrasi dengan
model molekul (Petrucci, 1987:564).
INSAN KAMIL SRI WAHYUNI
15020160020
ALDEHID DAN KETON
Walaupun reaksi adisi umum untuk aldehida, hanya sejumlah
terbatas dari keton yang dapat membentuk hasil bisulfit dalam jumlah
yang berarti. Aldehida yang lebih tinggi berlaku hampir sama, tergantung
dari ukuran gugusan yang melekat, karena semua zat-zat ini mempunyai
lebih kesamaan gugus formil, -CHO. Aseton bereaksi lebih lambat dan
kurang luas, tetapi perubahannya tetap melampaui dari keadaan yang
dapat diamati dari pencaran yang lebih tinggi. Dalam deret keton, yang
mempunyai satu gugusan metil, reaksi berkurang (Fessenden,
1997:527).
Lignin dapat dihidrolisa menggunakan nitrobensen atau kombinasi
etanol dan asam hidroklorat yang menghasilkan senyawa vanilin,
siringaldehid, p-hydroksibenzaldehid, alfa-etoksipropioguaiakon,
guaiasilaton, vaniloil metil keton atau hidroksibenzoil metil keton. Pada
hasil penelitian ini hidrolisa secara kimiawi menghasilkan kenaikan
monosakarida sampai 88% kandungan gula, tetapi proses ini merupakan
kontrol positif dan diharapkan tidak diterapkan secara luas karena
menggunakan zat toksik asam sulfat pekat dan encer (Petrucci,
1987:472).
Senyawa aldehid, keton dan ester mengalami reaksi pada gugus
karbonil. Gugus karbonil bersifat polar dan memiliki orbital hibrida sp 2
sehingga ketiga atom yang terikat pada atom karbon terletak pada
bidang datar dengan sudut ikatan 120°. Ikatan rangkap karbon-oksigen
pada gugus karbon terdiri atas satu ikatan σ dan satu ikatan π. Ikatan σ
adalah hasil tumpang tindih satu orbital sp 2 atom karbon dengan satu
orbital p atom oksigen. Sedangkan ikatan π adalah hasil tumpang tindih
orbital p atom karbon dengan orbital p yang lain dari oksigen. Dua orbital
sp2 lainnya dari atom karbon digunakan untuk mengikat atom lain.atom
oksigen gugus karbonil masih memiliki dua orbital dan terisi dua buah
elektron, kedua buah elektron ini adalah orbital 2s dan 2p (Fessenden,
1997:547).
Keton terlibat dalam berbagai macam reaksi organik seperti contoh
adalah Adisi nukleofilik atau reaksi keton dengan nukleofil menghasilkan
senyawa adisi karbonil tetrahedral. Reaksi dengan reagen Grignard
INSAN KAMIL SRI WAHYUNI
15020160020
ALDEHID DAN KETON
menghasilkan magnesium alkoksida dan setelahnya alkohol tersier
reaksi dengan alkohol, asam atau basa menghasilkan hemiketal dan air,
reaksi lebih jauh menghasilkan ketal dan air. Ini adalah bagian dari
reaksi pelindung karbonil. reaksi RCOR' dengan natrium amida
menghasilkan pembelahan dengan pembentukan amida RCONH2 dan
alkana R'H, reaksi ini dikenal sebagai reaksi Haller-Bauer (Petrucci,
1987:456).
Reaksi keton juga merupakan Adisi elektrofilik yaitu reaksi dengan
sebuah elektrofil menghasilkan kation yang distabilisasi oleh resonansi.
Reaksi enol dengan halogen menghasilkan haloketon-α, misalnya yang
paling umum digunakan sebagai sumber antioksidan adalah α-
tocopherol bermanfaat untuk mencegah atau menghambat autooksidasi
dari lemak dan minyak. Reaksi pada karbon-α keton dengan air berat
menghasilkan keton-d berdeuterium fragmentasi pada fotokimia reaksi
Norrish (Willbraham, 1992:544).
Rendemen vanili yang dihasilkan dari oksidasi produk isomerisasi
(yang masih berupa campuran reaksi). Produk oksidasi, yang berupa
vanili 4, sangat mudah dikarakterisasi dengan spektrofotometer infra
merah (IR), yaitu dengan mengamati munculnya pita serapan pada
bilangan gelombang, (ν) = 1670 cm -1, yang merupakan pita serapan
spesifik karbonil dari gugus aldehida pada vanili yang terikat langsung
pada cincin aromatik (benzena). Reaksi penataan ulang sigmatropic
hidrogen (1,3) dapat dilihat sebagai proses perpindahan hidrogen atau
ikatan σ (sigma) pada sistem allil, yang berlangsung melalui mekanisme
radikal bebas (Willbraham, 1992:539).
2.2 Uraian bahan
1 Air ( Ditjen POM 1979 : hal 96 )
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air suling
RM / BM : H2O / 18,02 gram/mol
Rumus struktur :H–O–H
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak
berbau, tidak mempunyai rasa.
INSAN KAMIL SRI WAHYUNI
15020160020
ALDEHID DAN KETON
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai pelarut
2. AgNO3 (Ditjen POM 1979 : hal 97)
Nama resmi : ARGENTI NITRAS
Nama lain : Perak Nitrat
RS / BM : AgNO3 / 169,87 gram/mol
Pemerian : Hablur transparan atau serbuk hablur
berwarna putih; tidak berbau; menjadi
gelap jika terkena cahaya.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung
daricahaya.
Kegunaan : sebagai pereaksi
3. Aseton ( Ditjen POM 1995 : hal 655)
Nama resmi : ACETONUM
Nama lain : Aseton
RS / BM : C3H6O / 58,08 gram/mol
Pemerian : Cairan transparan, tidak berwarna
mudah menguap; bau khas.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan
etanol, dengan eter, dan dengan
kloroform.
Kegunaan : Sebagai sampel
4. Formaldehid ( Ditjen POM 1995 : hal 1157)
Nama lain : Formaldehida
RS : HCHO
BM : 30,03 gram/mol
Pemerian : Cairan tidak berwarna, uap dapat
mengeluarkan air mata.
Kelarutan : Larut dalam air
Kegunaan : Sebagai sampel
5. KMnO4 ( Ditjen POM 1979 : hal 330)
Nama resmi : KALII PERMANGANAS
INSAN KAMIL SRI WAHYUNI
15020160020
ALDEHID DAN KETON
Nama lain : Kalium permanganat
RS / BM : KMnO4 / 158,03 gram/mol
Pemerian : Hablur mengkilap; ungu tua atau
hamper hitam; tidak berbau ; rasa
manis atau sepat.
Kelarutan : Larut dalam 16 bagian air; mudah larut
dalam air mendidih.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Antiseptikum pereaksi
6. NH4OH (Ditjen POM 1995 : hal 1126)
Nama resmi : Ammonium hydroxide
Nama lain : Amonia hidroksida
RS / BM : NH4OH / 35,04 gram/mol
Pemerian : Larutan
Kelarutan : Larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi
7. Pereaksi Fehling ( Ditjen POM 1979 : hal 692)
Fehling A : CuSO4 dalam H2SO4
Fehling B : Kalium Natrium Tartrat dalam NaOH
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Sebagai pereaksi
2.3 Prosedur Kerja(Anonim , 2017)
a. Kelarutan dalam air
A. Siapkan 2 buah tabung reaksi
B. Tabung reaksi (1) diisi dengan 0.5 ml formaldehid dan tabung (2)
dengan 0.5 ml aseton
C. Perhatikan warna dan baunya
D. Kemudian tambahkan setetes demi setetes air dan kocok ( +10
tetes).
E. Catat pengamatan saudara (larutan jangan dibuang)
b. Dengan KMnO4 0.1 N
1. Ambil larutan (a) di atas
INSAN KAMIL SRI WAHYUNI
15020160020
ALDEHID DAN KETON
2. Tiap tabung ditambah 1-2 tetes KMnO4 0,1 N
3. Perhatikan warna KMnO4 tersebut
4. Catat pengamatan saudara
c. Dengan AgNO3 0,1 N dan NH4OH 0.5 N
1. Siapkan 2 buah tabung reaksi
2. Masing-masing diisi dengan tabung 1 ml AgNO3 0.1 N
3. Tambahkan setetes demi setetes NH4OH 0.5 N sampai endapan
yang terbentuk larut kembali (NH4OH berlebih = pereaksi
Tollens).
4. Ke dalam tabung (1) tambahkan 0.5 ml formaldehid dan tabung
(2) dengan 0.5 aseton.
5. panaskan beberapa menit diatas penangas air
6. perhatikan dan catat pengamatan saudara.
d. Dengan Fehling A dan Fehling B
1. Siapkan 2 buah tabung reaksi
2. Masing-masing tabung diisi dengan 1 ml larutan Fehling A dan 1
ml larutan Fehling B
3. Ke dalam tabung (1) tambahkan 0.5 formaldehid dan tabung (2)
dengan 0.5 ml aseton, kocok.
4. Panaskan beberapa menit di atas penangas air.
5. Perhatikan perubahan yang terjadi dan catat pengamatan
saudara.

INSAN KAMIL SRI WAHYUNI


15020160020
ALDEHID DAN KETON

BAB 3 METODE KERJA

3.1 Alat Praktikum


Adapun alat yang digunakan dalam praktikum adalah Gelas Piala,
Kaki Tiga, Kasa, Lampu Spirtus, Pipiet Tetes, Rak Tabung, dan Tabung
Reaksi.
3.2 Bahan praktikum
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum adalah Aquadest,
Aluminium foil, Tissue, Aldehid (formaldehid), Keton (aseton), KMnO 4 0,1
N, AgNO3 0,2 N, NH4OH 0,5 N, dan Pereaksi fehling A dan B.
3.3 Cara Kerja
1. Kelarutan dalam air
Disiapkan 2 buah tabung reaksi, kemudian tabung (1) diisi
dengan 0,5 ml formaldehid dan tabung (2) dengan 0,5 ml aseton,
kemudian perhatikan warna dan baunya, selanjutnya tambahkan
setetes demi setetes air dan kocok (+10 tetes). Catat pengamatan
(larutan jangan dibuang)
2. Dengan KMnO4
Diambil larutan A diatas lalu tiap tabung ditambahkan 1-2
tetes KMnO4 0,1 N, kemudian perhatikan warna KMnO 4 lalu catat
pengamatan.
3. Dengan AgNO3
Disiapkan 2 buah tabung reaksi, masing-masing tabung
reaksi diisi dengan reaksi 1 ml AgNO 3 0,1 N, kemudian tambahkan
setetes demi setetes NH4OH 0,5N sampai endapan yang terbentuk
laruta kembali (NH4OH berlebih = pereaksi tollens) kemudian tabung
(1) ditambahkan 0,5 ml formaldehid dan tabung (2) dengan 0,5 ml
aseton, kemudian panaskan beberapa menit di atas penangas air, lalu
perhatikan dan catat pengamatan.
4. Dengan Fehling
Disiapkan dua buah tabung reaksi, masing-masing diisi
dengan 1 ml larutan fehling A dan 1 ml fehling B, kemudian tabung(1)
ditambahkan 0,5 ml formaldehid dan tabung (2) dengan 0,5 ml aseton
INSAN KAMIL SRI WAHYUNI
15020160020
ALDEHID DAN KETON
kocok, kemudian panskan beberapa menit diatas penangas air, lalu
perhatikan perubahan yang terjadi dan catat pengamatannya.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Data pengamatan :
A. kelarutan formaldehid dan keton dalam air
Kelarutan
Zat Warna Bau
dalam air
Formaldehid Bening Bau khas Larut
Aseton Bening Menyengat Larut
B. formaldehid dan keton + KmnO4
Zat Perubahan warna KMnO4
Formaldehid Coklat, Mengedap,Teroksidaasi
Aseton Ungu, Tidak mengndap, tidak teroksidasi
C. aldehid dan keton + pereaksi tollens
Zat Pereaksi Tollens
Formaldehid (+) cincin perak
Aseton (-) ≠ cincin perak
D. aldehid dan keton + pereaksi fehling
Zat Pereaksi Fehling
Formaldehid Merah bata
Aseton Berwarna Hijau kehitaman, tidak ada endapan
Reaksi :
A. Reaksi dengan KMnO4
O O

3H-C-H + KMnO4 3H-C-OH + 2MnO4 + H2O


Aldehid Asam metanoat

O
3H-C-H3 + KMnO4

B. Reaksi dengan pereaksi tollens


O OH O
H-C-H +Ag(NH3)2 2Ag+ + H-C-OH +4NH3 +H2O
INSAN KAMIL SRI WAHYUNI
15020160020
ALDEHID DAN KETON
cermin
O perak
H3C-C-CH3 + Ag(NH3)2
C. Reaksi dengan fehling
O O
H-C-H + Cu2+ Cu2O+CH3-CH-OH+3H2O
Endapan
Merah bata
O
H-C-CH3 + Cu2+
4.2 Pembahasan
Aldehid adalah senyawa yang mengandung sebuah gugus karbonil
yang terikat pada satu atau dua buah atom hidrogen. Aldehid memiliki
sifat lebih reaktif daripada alkohol, dapat mengalami reaksi adisi, dapat
mengalami reaksi oksidasi, aldehid dapat dioksidasi menjadi asam,
dapat mengalami reaksi poli-merisasi. Karakteristik dari aldehid ini
adalah berwujud gas pada suhu kamar dengan bau tidak enak, berwujud
cair pada suhu kamar dengan bau sedap, senyawa polar sehinggan titik
didihnya tinggi dan tidak berwarna. Struktur aldehid yaitu mengandung
unsur C, H, dan O dengan rumus R-CHO, dimana R =adalah alkil dan –
CHO adalah Gugus fungsi aldehida
Keton adalah suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah
gugus karbonil terikat pada dua gugus alkil. Keton ini bersifat polar
karena gugus karbonilnya polar dan keton lebih mudah menguap
daripada alkohol dan asam karboksilat. Karak teristik dari keton ini
adalah berupa cairan tak berwarna, umumnya larut dalam air,
mempunyai titik didih yang relatif lebih tinggi daripada senyawa non
polar dan dapat direduksi oleh gas H2 menghasilkan alkohol
sekundernya. Struktur dari keton yaitu mengandung unsur C, H, dan O
dengan rumus R-CO-R’, dimana R adalah alkil dan -CO- adalah gugus
fungsi keton
Perbedaan dari aldehid dan keton adalah senyawa aldehid
mengandung sebuah gugus karbonil yang terikat pada sebuah atau dua
INSAN KAMIL SRI WAHYUNI
15020160020
ALDEHID DAN KETON
buah atom hidrogen sedangkan keton yaitu senyawa organik yang
mempunyai sebuah gugus karbonil terikat pada dua gugus alkil.
Aldehida mudah teroksidasi sedangkan keton agak sukar teroksidasi.
Aldehida lebih reaktif dibandingkan dengan keton
Dalam praktikum aldehid dan keton ini, praktikan melakukan
beberapa percobaan untuk dapat mengetahui perbedaan antara aldehid
dan keton. Pada beberapa percobaan juga ada yg dilakukan dengan
pemanasan. Pemanasan ini bertujuan agar mempercepat reaksi.
Percobaan pertama yaitu menguji kelarutan aldehid dan keton di
dalam pelarut air. Aldehid dan keton yang kecil dapat larut secara bebas
dalam air tetapi kelarutannya berkurang seiring dengan pertambahan
panjang rantai. Sebagai contohnya metanal, etanal dan propanan yang
merupakan aldehid dan keton berukuran kecil dapat bercampur dengan
air pada semua perbandingan volume. Hal ini disebabkan karena aldehid
dan keton mampu berikatan dengan hidrogen molekul air meskipun pada
dasarnya baik aldehid maupun keton tidak dapat berikatan dengan
hidrogen sesamanya.
Dari hasil percobaan, pada uji kelarutan sampel yang diujikan
dilarutkan ke dalam air, dimana sampel yang diujikan yaitu formaldehid
dan aseton. Pada uji kelarutan ini, formaldehid dan keton larut dalam
air.Berdasarkan literatur farmakope 3 pun juga dikatakan, dimana
formaldehid warnanya bening (tetap) dan mempunyai bau yang khas,
sedangkan aseton warnanya putih dan mempunyai bau menyen gat
Percobaan kedua adalah mereaksikan formaldehid dan aseton
dengan KMnO4 akan merubah warna dari larutan formaldehida yang
berwarna putih setelah ditambahkan dengan KMnO 4 maka akan
membentuk larutan berwarna ungu dan setelah beberapa saat larutan
menjadi coklat kemudian bening dan terdapat endapan hitam. Endapan
hitam yang terbentuk merupakan hasil oksidasi senyawa aldehid dengan
KMnO4.
Aseton yang direaksikan dengan KMnO 4 akan merubah warna dari
larutan aseton yang berwarna putih keruh setelah ditambahkan dengan

INSAN KAMIL SRI WAHYUNI


15020160020
ALDEHID DAN KETON
KMnO4 maka larutan menjadi warna ungu. Tujuan penambahan KMnO4
adalah sebagai oksidator.
Percobaan ketiga adalah mereaksikan formaldehid dan aseton
dengan pereaksi Tollens. Pereaksi Tollens merupakan suatu oksidator
atau pengoksidasi lemah yang dapat digunakan untuk mengoksidasi
gugus aldehid, -CHO menjadi asam karboksilat, -COOH. Senyawa-
senyawa yang mengandung gugus aldehid dapat dikenali dengan uji
tollens. Uji Tollens ini digunakan untuk membedakan senyawa-senyawa
yang mengandung gugus karbonil,-CO-. Senyawa karbonil ini dapat
berupa aldehid,-CHO jika gugus karbonilnya terletak di ujung (atom C
nomor 1),dan dapat berupa keton,-CO- jika gugus karbonilnya berada di
tengah rantai C,atau paling tidak pada atom C nomor 2. Karena sifat
pengoksidasinya lemah, maka Tollens tidak dapat mengoksidasi
senyawa keton. Hal utama dalam larutan Tollens ini harus mengandung
perak amoniakal. Larutan kompleks perak beramoniak inilah yang dapat
mengoksidasi gugus aldehid menjadi asam yang disertai dengan
timbulnya cermin perak.
Aseton, hasil pengamatan terhadap sampel ini ketika direaksikan
dengan uji Tollen, ternyata tidak terdapat adanya endapan. Hal ini
mengidentifikasikan bahwa sampel ini tergolong keton, sesuai refrensi
bahwa suatu keton tidak akan mengalami perubahan bila di uji dengan
reagensia Tollen dan untuk warnanya sendiri juga tidak mengalami
perubahan setelah dipanaskan. Tidak terjadi pengendapan karena
aseton tidak teroksidasi . reagen tollens
Percobaan keempat adalah mereaksikan formaldehid dan aseton
dengan fehling A dan Fehling B. Dari hasil pengamatan pada uji Fehling,
formaldehid memperlihatkan adanya pembentukan endapan merah bata
pada dasar tabung setelah dipanaskan. Adanya endapan merah bata
dikarenakan formaldehid mempunyai gugus OH bebas yang ketika
direaksikan dengan fehling A dan Fehling B akan terjadi endapan.
Sedangkan pada aseton, tidak terjadi perubahan warna .
BAB 5 PENUTUP

INSAN KAMIL SRI WAHYUNI


15020160020
ALDEHID DAN KETON
E.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang dipraktikumkan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Kelarutan aldehid dan keton dalam air diperoleh bahwa aldehid dan
keton mudah larut dalam air
2. Reaksi aldehid dan keton dengan KMnO 4 diperoleh bahwa aldehid
menghasilkan perubahan endapan coklat dan sedangkan keton
menghasilkan peubahan berwarna ungu
3. Reaksi aldehid dan keton dengan pereaksi fehling diperoleh bahwa
aldehid menghasilkan perubahan endapan cermin perak dan
sedangkan keton tidak terbentuk endapan
4. Reaksi aldehid dan keton dengan pereaksi tollens diperoleh bahwa
aldehid menghasilkan perubahan endapan merah bata dan
sedangkan keton menghasilkan perubahan hijau kecoklatan
5.2 Saran
Untuk asisten, sebaiknya mendampingi praktikan agar praktikum
berjalan dengan baik
Untuk lab, alat dan bahan agar dapat dilengkapi agar praktikum
berjalan dengan maksimal

DAFTAR PUSTAKA

INSAN KAMIL SRI WAHYUNI


15020160020
ALDEHID DAN KETON

Anonim, 2017, Penuntun Praktikum Kimia Organik Farmasi, Makassar,


Universitas Muslim Indonesia

Ditjen POM., 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Jakarta, Departemen


Kesehatn RI

Fessenden, R. J. dan Joan, S, Fessenden, 1997. Dasar-Dasar Kimia


Organik, Erlangga, Jakarta

Petrucci,R. H. 1987, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Erlangga,


Jakarta

Chang, Raymond, 2009, Kimia Organik I, ITB, Bandung

Wilbraham, C Anthony & Matta, S Michael, 1992, “Pengantar Kimia


Organiki”, ITB, Bandung

LAMPIRAN GAMBAR

INSAN KAMIL SRI WAHYUNI


15020160020
ALDEHID DAN KETON

Uji kelarutan dalam air Perubahan warna KMnO4

Percobaan pereaksi tollens percobaan preaksi fehling

INSAN KAMIL SRI WAHYUNI


15020160020
ALDEHID DAN KETON
SKEMA KERJA

A. Kelarutan dalam air


Siapkan 2 buah tabung reaksi

Tabung reaksi (1) diisi dengan 0.5 ml formaldehid dan tabung (2)
dengan 0.5 ml aseton

Perhatikan warna dan baunya

Kemudian tambahkan setetes demi setetes air dan kocok ( +10


tetes).

Catat pengamatan saudara (larutan jangan dibuang)


B. Dengan KMnO4 0.1 N
Ambil larutan (a) di atas

Tiap tabung ditambah 1-2 tetes KMnO4 0,1 N

Perhatikan warna KMnO4 tersebut

Catat pengamatan saudara


C. Dengan AgNO3 0,1 N dan NH4OH 0.5 N
Siapkan 2 buah tabung reaksi

Masing-masing diisi dengan tabung 1 ml AgNO3 0.1 N


Tambahkan setetes demi setetes NH4OH 0.5 N sampai endapan
yang terbentuk larut kembali (NH4OH berlebih = pereaksi
Tollens).

Ke dalam tabung (1) tambahkan 0.5 ml formaldehid dan tabung


(2) dengan 0.5 aseton.

INSAN KAMIL SRI WAHYUNI


15020160020
ALDEHID DAN KETON
panaskan beberapa menit diatas penangas air

perhatikan dan catat pengamatan saudara.


D. Dengan Fehling A dan Fehling B
Siapkan 2 buah tabung reaksi

Masing-masing tabung diisi dengan 1 ml larutan Fehling A dan 1


ml larutan Fehling B

Ke dalam tabung (1) tambahkan 0.5 formaldehid dan tabung (2)


dengan 0.5 ml aseton, kocok.

Panaskan beberapa menit di atas penangas air.

Perhatikan perubahan yang terjadi dan catat pengamatan saudara

INSAN KAMIL SRI WAHYUNI


15020160020

Anda mungkin juga menyukai