Anda di halaman 1dari 9

Nama : Jesaya Hansel

NIM: 24030121140112
Sumber Aldehid/Keton serta kegunaannya

Aldehid dan keton


Aldehid memiliki sifat lebih reaktif dari pada alkohol, dapat mengalami reaksiadisi,
reaksi oksidasi, dapat dioksidasimenjadi asam dan dapat mengalami reaksi polimerisasi
(Acton, 2013). Ketonmerupakan senyawa karbonil yang identikdengan gugus karbonil yang
terikat oleh 2atom karbon. Keton merupakan senyawa polar yang dapat larut dalam air
(Hart,dkk, 2003). Asam karboksilat merupakansenyawa yang bersifat polar danmembentuk
ikatan hidrogen satu samalain. Kelarutan asam karboksilat dalam airlebih besar dari alkohol,
eter, aldehid danketon (Riswiyanto, 2009)
Aldehid digunakan untukmemproduksi resin, zat warna dan obat-obatan. Salah satu
contoh senyawa aldehidadalah formaldehid. Penggunaanterbesarnya adalah sebagai reaksi
untuk penyimpanan senyawa organik dan untuk pembuatan polimer seperti bakelit, formikadan
melmac. Keton banyak digunakandalam industri parfum. Aseton adalahketon yang paling
sederhana dan penting.Aseton digunakan sebagai pengering alat-alat labaratorium, pembuatan
kloroform,iodoform dan pewarna (Wilbraham, 1992).Manfaat senyawa bibenzil yakni
memilikiaktivitas biologis, dan ketersediaannya di alam terbatas, maka perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut untuk mensintesissenyawa bibenzil dengan bahan awal yangmudah
diperoleh, murah, dan denganmetode yang mudah dilakukan dilaboratorium (Budimarwanti,
2007).Keberadaan senyawa bibenzil dialam sangat terbatas. Karena senyawa bibenzil memiliki
aktivitas biologis yang penting, maka berbagai usaha pengadaansenyawa bibenzil melalui
sintesisdikembangkan di laboratorium. Senyawa bibenzil dapat diperoleh dari
reaksihidrogenasi katalitik senyawa stilbena.Senyawa stilbena tersusun atas 2 cincin benzena
yang dihubungkan satu sama lainoleh gugus C=C olefinik (alkena).Senyawa alkena dapat
disintesis melaluireaksi Wittig menggunakan senyawakarbonil dan fosfonium ilida.
Vanilinmengandung gugus fungsi karbonilaldehida sehingga dapat dikenai reaksiWittig.
Fosfonium ilida dapat dibuatmelalui reaksi substitusi nukleofilik (SN2)suatu alkil halida
dengan fosfina tersier(Budimarwanti, 2007).
Aldehida adalah suatu senyawa yang mengandung sebuah guguskarbonil yang terikat
pada sebuah atau dua buah atom hidrogen. Aldehidmemiliki sifat lebih reaktif daripada
alkohol, dapat mengalami reaksi adisi,dapat mengalami reaksi oksidasi, aldehid dapat
dioksidasi menjadi asam,dapat mengalami reaksi poli-merisasi. Karakteristik dari aldehid ini
adalahberwujud gas pada suhu kamar dengan bau tidak enak, berwujud cairpada suhu kamar
dengan bau sedap, senyawa polar sehinggan titikdidihnya tinggi dan tidak berwarna. Struktur
aldehid yaitu mengandungunsur C, H, dan O dengan rumus R-CHO, dimana R =adalah alkil
dan – CHO adalah Gugus fungsi aldehida (Petrucci, 1987:233). Aldehid merupakan senyawa
organik yang mengandung gugus – CO; namanya diturunkan dari asam yang terbentuk bila
senyawadioksidan lebih lanjut. Aldehid diperoleh pada pengoksidasian sebagianalkohol
primer. Misalnya etil alkohol bila dioksidan menjadi asetaldehideyang bila dioksidan lagi akan
menjadi asam asetat. Sedangkan ketonsenyawa dengan gugus karboksil terikat pada dua radikal
hidrokarbon;keton yang paling sederhana adalah aseton.
Aseton (dimetilketon)CH3COOH3 merupakan zat cair tanpa warna yang mudah
terbakarmempunyai baud an rasa yang khas, digunakan sebagai pelarut dalamindustri dan
dalam laboratorium (Chang, 2009:344).
Aldehid merupakan salah satu kelompok senyawa karbon yang memiliki gugus
karbonil (C=O), gugus karbonil tersebut terletak diujung rantai karbon induk yang diakhiri
dengan atom hidrogen. Aldehid diturunkan dari nama alkana dengan mengganti –a menjadi –
al, oleh karena itu aldehid juga disebut alkanal. Nama lazim aldehid diturunkan dari nama lazim
asam karboksilat dengan menggantikan akhiran –at menjadi aldehid dan membuang kata asam
(Sunarya, 2007).
Aldehid rantai pendek mencakup formaldehida, asetaldehida, gloksal, dan metil
gloksal. Aldehid merupakan senyawa organik teroksigenasi dengan berat molekul yang lebih
rendah (Ali, dkk, 2015). Senyawa aldehid mempunyai rantai utama yang mengandung gugus
–CHO dan karbon pada CHO diberi prioritas utama dengan nomor terendah (Riswiyanto,
2009). Aldehid merupakan senyawa yang mampu berikatan secara kovalen sehingga dapat
terjadi modifikasi protein
(Sitorus, 2010).
Aldehid merupakan senyawa polar dan mendididh pada suhu tinggi dari pada senyawa
non- polar dengan berat molekul yang sama. Aldehid mempunyai sekurangnya satu atom
hidrogen yang terikat pada karbon-karbonnya (Fessenden & Fessenden, 1982).

Gambar 1. 1. Struktur Aldehid Keton mempunyai suatu


Gugus asli dengan gugus alkil yang lain atau gugus aril yang terikat dengan karbon
karbonil. Beberapa hormon steroid mengandung gugus fungsional keton, seperti testoteron dan
progesteron. Keton yang paling sederhana adalah aseton (CH3COCH3), yang mana atom
karbonil mengikuti 2 gugus metil (Sarker & Lutfun, 2009). Keton mempunyai aroma fruity dan
aroma floral dan berperan penting pada produk pangan fermentasi (Dzarnisa & Latif, 2014).
Keton memiliki struktur dan tata nama yang mengandung gugus karbonil (C=O), tata
nama keton adalah alkil keton atau propanon. Keton larut dalam air dan titik didihnya
sebanding dengan kenaikan berat molekul (Basri, 2003). Keton adalah senyawa yang jika R
atau gugus R’ adalah alkil atau aromatik keton yang paling penting adalah aseton dengsistem
penamaan IUPAC menggunakan akhiran –on. Pembuatan keton yang paling umum adalah
oksidasi dari alkohol skunder (Petrucci, 2008).

Gambar 1. 2. Struktur Keton


Asam karboksilat adalah senyawa organik yang mengandung sebuah gugus karboksil
(-COOH). Gugus karboksil mengandung sebuah gugus karbonil dan sebuah gugus hidroksil
dengan rumus umum R-COOH. Asam karboksilat bereaksi dengan alkohol dan fenol
menghasilkan ester dan membentuk air sebagai produk sampingan (Fessenden & Fessenden,
1994). Asam karboksilat memiliki titik didih lebih tinggi daripada senyawa organik lainnya
yang bobot molekulnya sebanding (Riswiyanto, 2009). Beberapa anggota asam karboksilat
berwujud cairan tak bewarna dengan bau yang tajam, bersifat polar dan membentuk ikatan
hidrogen dengan molekul lain (Hart, 2003).

Gambar 1. 3. Struktur Asam Karboksilat


Aldehid digunakan sebagai antiseptik, pengawet mayat, bahan baku industri plastik
melamin dan bakelit. Keton digunakan sebagai pelarut, pembersih kaca, bahan baku pembuatan
industri plastik, hormon testosteron dan progesteron. Asam karboksilat digunakan sebagai
bahan pembuatan sabun, pembuatan cuka, dan digunakan sebagai koagulan dalam pembuatan
karet (Martin, 2012).
Keton adalah suatu senyawa organik yang mempunyai sebuahgugus karbonil terikat
pada dua gugus alkil. Keton ini bersifat polar karenagugus karbonilnya polar dan keton lebih
mudah menguap daripadaalkohol dan asam karboksilat. Karak teristik dari keton ini adalah
berupacairan tak berwarna, umumnya larut dalam air, mempunyai titik didih yangrelatif lebih
tinggi daripada senyawa non polar dan dapat direduksi olehgas H2 menghasilkan alkohol
sekundernya. Struktur dari keton yaitumengandung unsur C, H, dan O dengan rumus R-CO-
R’, dimana R adalah alkil dan -CO- adalah gugus fungsi keton (karbonil) (Petrucci, 1987:235).
Perbedaan dari aldehid dan keton sendiri antara lain senyawaaldehid mengandung
sebuah gugus karbonil yang terikat pada sebuahatau dua buah atom hidrogen sedangkan keton
yaitu senyawa organikyang mempunyai sebuah gugus karbonil terikat pada dua gugus alkil.
Aldehida mudah teroksidasi sedangkan keton agak sukar teroksidasi. Aldehida lebih reaktif
dibandingkan dengan keton terhadap adisinukleofilik (Chang, 2009:354). Aldehid dan keton
tidak mengandung hydrogen yang terikat padaoksigen , maka tidak dapat terjadi ikatan
hydrogen seperti pada alcohol.Sebaliknya alcohol dan fenol adalah polar dan dapat membentuk
gayatarik menarik elektrostatik yang relative kuat antara molekulnya, bagianpositif dari sebuah
molekul akan tertarik pada bagian negative dari yanglain (Fessenden, 1997:547). Aldehid dan
keton bereaksi dengan berbagai senyawa, tetapi padaumumnya aldehid lebih reaktif dibanding
keton. Kimiawan memanfaatkankemudahan oksidasi aldehid dengan mengembangkan
beberapa uji untukmendeteksi gugus fungsi ini (Willbraham, 1992:538). Aldehid dan keton
merupakan dua dari sekian banyak kelompoksenyawa organik yang mengandung gugus
karbonil. Suatu ketonmenghasilkan dua gugus alkil yang terikat pada karbon
karbonilnya.Gugus lain dalam suatu aldehid dapat berupa alkil, aril atau H. Aldehiddan keton
lazim terdapat dalam system mahluk hidup. Banyak aldehid danketon mempunyai bau khas,
yang membedakannya umumnya aldehidberbau merangsang dan keton berbau harum
(Fessenden, 1997:469). Aldehid dan keton mengandung gugus karbonil C = O. Jika duagugus
ini menempel pada gugus karbonil adalah gugus karbon, makasenyawa itu dinamakan keton.
Jika salah satu dari kedua gugus tersebutadalah hidrogen, maka senyawa tersebut adalah
golongan aldehid.Oksida parsial dari alkohol menghasilkan aldehid. Oksidasi alkoholsekunder
menghaslkan keton. Oksidasi bertahap dari etanol menjadiasetaldehida kemudian menjadi
asam asetat yang diilustrasi denganmodel molekul (Petrucci, 1987:564)
Walaupun reaksi adisi umum untuk aldehida, hanya sejumlahterbatas dari keton yang
dapat membentuk hasil bisulfit dalam jumlahyang berarti. Aldehida yang lebih tinggi berlaku
hampir sama, tergantungdari ukuran gugusan yang melekat, karena semua zat-zat ini
mempunyailebih kesamaan gugus formil, -CHO. Aseton bereaksi lebih lambat dankurang luas,
tetapi perubahannya tetap melampaui dari keadaan yangdapat diamati dari pencaran yang lebih
tinggi. Dalam deret keton, yangmempunyai satu gugusan metil, reaksi berkurang (Fessenden,
1997:527).Lignin dapat dihidrolisa menggunakan nitrobensen atau kombinasietanol dan asam
hidroklorat yang menghasilkan senyawa vanilin,siringaldehid, p-hydroksibenzaldehid, alfa-
etoksipropioguaiakon,guaiasilaton, vaniloil metil keton atau hidroksibenzoil metil keton.
Padahasil penelitian ini hidrolisa secara kimiawi menghasilkan kenaikanmonosakarida sampai
88% kandungan gula, tetapi proses ini merupakankontrol positif dan diharapkan tidak
diterapkan secara luas karenamenggunakan zat toksik asam sulfat pekat dan encer
(Petrucci,1987:472).Senyawa aldehid, keton dan ester mengalami reaksi pada guguskarbonil.
Gugus karbonil bersifat polar dan memiliki orbital hibrida sp2
sehingga ketiga atom yang terikat pada atom karbon terletak pada bidangdatar dengan
sudut ikatan 120°. Ikatan rangkap karbon-oksigen pada gugus karbon terdiri atas satu ikatan σ
dan satu ikatan π. Ikatan σ adalah hasil tumpang tindih satu orbital sp 2 atom karbon dengan
satu orbital p atom oksigen. Sedangkan ikatan π adalah hasil tumpang tindih orbital patom
karbon dengan orbital p yang lain dari oksigen. Dua orbital sp2
lainnya dari atom karbon digunakan untuk mengikat atom lain.atomoksigen gugus
karbonil masih memiliki dua orbital dan terisi dua buahelektron, kedua buah elektron ini adalah
orbital 2s dan 2p (Fessenden,1997:547).Keton terlibat dalam berbagai macam reaksi organik
seperti contohadalah Adisi nukleofilik atau reaksi keton dengan nukleofil
menghasilkansenyawa adisi karbonil tetrahedral. Reaksi dengan reagen Grignardmenghasilkan
magnesium alkoksida dan setelahnya alkohol tersier reaks dengan alkohol, asam atau basa
menghasilkan hemiketal dan air, reaksilebih jauh menghasilkan ketal dan air. Ini adalah bagian
dari reaksipelindung karbonil. reaksi RCOR' dengan natrium amida menghasilkanpembelahan
dengan pembentukan amida RCONH2 dan alkana R'H,reaksi ini dikenal sebagai reaksi Haller-
Bauer (Petrucci, 1987:456).Reaksi keton juga merupakan Adisi elektrofilik yaitu reaksi
dengansebuah elektrofil menghasilkan kation yang distabilisasi oleh resonansi.Reaksi enol
dengan halogen menghasilkan haloketon- α, misalnya yangpaling umum digunakan sebagai
sumber antioksidan adalah α-tocopherolbermanfaat untuk mencegah atau menghambat
autooksidasi dari lemakdan minyak. Reaksi pada karbon- α keton dengan air berat
menghasilkan keton-d berdeuterium fragmentasi pada fotokimia reaksi Norrish(Willbraham,
1992:544).Rendemen vanili yang dihasilkan dari oksidasi produk isomerisasi(yang masih
berupa campuran reaksi). Produk oksidasi, yang berupavanili 4, sangat mudah dikarakterisasi
dengan spektrofotometer inframerah (IR), yaitu dengan mengamati munculnya pita serapan
pada bilangan gelombang, (ν) = 1670 cm-1 , yang merupakan pita serapanspesifik karbonil dari
gugus aldehida pada vanili yang terikat langsungpada cincin aromatik (benzena). Reaksi
penataan ulang sigmatropichidrogen (1,3) dapat dilihat sebagai proses perpindahan hidrogen
atau ikatan σ (sigma) pada sistem allil, yang berlangsung melalui mekanisme radikal bebas
(Willbraham, 1992:539)
Oleh karena aldehida dan keton tidak mengandung hidrogen yang terikat pada
oksigen, maka tidak dapat terjadi ikatan hidrogen seperti pada alkohol. Aldehid dan keton
adalah polar dan dapat membentuk gaya tarik-menarik elektrostatik yang relatif kuat antar
molekulnya. Bagian positif dari sebuah molekul akan tertarik pada bagian negatif dari yang
lain.
Walaupun aldehid dan keton murni tidak dapat membentuk ikatan hidrogen,
senyawa-senyawa ini dapat membentuk ikatan hidrogen dengan atom hidrogen dari air atau
alkohol. Salah satu pembuatan aldehida adalah oksidasi dari alkohol primer
(Rismiyanto, 2009).
Aldehida dan keton dapat membentuk ikatan hidrogen antar molekul karena tidak
adanya gugus hidroksil (–OH). Dengan demikian titik didihnya lebih rendah dibanding
alkohol. Tetapi, aldehida dan keton dapat saling tarik melalui interaksi polar-polar, sehingga
titik didihnya lebih tinggi dibanding alkana.
Aldehida dan keton ialah keluarga besar dari senyawa organik yang masuk ke dalam
kehidupan sehari-hari kita. Aldehid dan keton dicirikan oleh adanya gugus karbonil. Aldehida
memiliki sedikitnya 1 atom hidrogen melekat pada atom karbon karbonil. Gugus sisanya dapat
berupa atom hidrogen lain atau gugus organik alifatik atau aromatik. Gugus –CH=O yang
merupakan ciri dari aldehida sering disebut gugus formil. Pada keton, atom karbon karbonil
terhubung dengan dua atom karbon lain. Senyawa–senyawa aldehid dan keton menimbulkan
bau wangi pada banyak buah-buahan dan parfum mahal, contohnya sinamaldehida (suatu
aldehida) menyebabkan bau kayu manis (sinaman), dan siveton (suatu keton) yang digunakan
untuk bau musky (menyengat, sumber asli dari semacam rasa) pada banyak parfum.
Formaldehida merupakan komponen dari berbagai material dalam bangunan rumah.
(Riawan, 2010).
Gugus aldehid dapat dikenal reaksi kondensasi dengan senyawa aldehid atau keton.
Kondensasi antara senyawa aldehid dengan aldehida atau keton dengan keton lain dikenal
sebagai reaksi kondensasi aldol. Emisi dari aldehid atau keton menyebabkan bau yang tidak
menyenangkan di ruang penyimpanan.
Seperti pada ikatan rangkap karbon, suatu pereaksi juga dapat masuk ke dalam ikatan
rangkap karbonil. Misalnya pada senyawa karbonil dapat terjadi hidrogenasi. Pada reaksi
hidrogenasi ini, suatu aldehida akan direduksi menjadi alkohol primer, sedangkan keton akan
direduksi menjadi alkohol sekunder. Gugus karbonil adalah polar. Tidak seperti ikatan rangkap
karbon-karbon, gugus ini dapat dimasuki suatu nukleofil pada karbon karbonil dan suatu
elektrofil pada oksigen karbonil. Aldehida bereaksi lebih cepat dan lebih sempurna dari pada
keton. Penyebab perbedaan kereaktifan adalah keton lebih stabil dari pada aldehida. Stabilitas
keton yang lebih besar disebabkan oleh adanya delokalisasi muatan positif karbonil karbon
secara induksi. Alasan lain mengapa keton kurang reaktif adalah adanya hambatan sterik dalam
hasil adisi dan keadaan transisinya. Karbonil karbon dari aldehida lebih terbuka dan hasil
adisinya memiliki hambatan sterik yang lemah.
Reagen (RMgX) adalah suatu nukleofil kuat yang apabila direaksikan dengan aldehida
dan keton akan menghasilkan alkoksida. Penambahan asam pada alkoksida akan menghasilkan
alkohol. Reagen Grignard bereaksi dengan formaldehida menghasilkan alkohol primer, dengan
aldehida lain akan menghasilkan alkohol sekunder, dan dengan alkohol akan menghasilkan
alkohol tersier. Oleh sebab itu,sedikit asam diperlukan sebagai katalis agar terjadi adisi pada
gugus karbonil. Reaksi adisi disini adalah reversibel. Hanya aldehida yang paling reaktif seperti
formaldehida dan kloral yang dapat membentuk hidrat yang stabil.
(Riswiyanto, 2009)
Aldehida dan keton adalah senyawa yang sangat penting. Beberapa dari padanya
seperti aseton (CH3COCH3) dan metilketon (CH3COCH2CH3) dipakai dalam jumlah besar
sebagai pelarut. Larutan pekat formaldehida (HCHO) dalam air dipakai untuk mengawetkan
jaringan hewan dalam penelitian biologi. Gugus karbonil tak jenuh dan juga polar sehingga
reaksinya mudah dihubungkan dengan teori elektron. Salah satu reaksi penting yang terjadi
pada gugus karbonil aldehida dan keton adalah adisi pada ikatan rangkap karbon-oksigen (Pine,
1988).
Formaldehida (H2C=O) adalah gas yang mudah terbakar, tak berwarna, gas beracun
dengan bau yang menusuk dan menyesakkan. Pembuatan dalam industri dilakukan dengan cara
oksidasi dari metanol. Larutan 37% formaldehida dalam air (dengan metanol sebagai zat
penstabil) disebut formalin. Formalin dipakai sebagai desinfektan, insektisida, fumigan, larutan
pengawet mayat, dalam industri bahan peledak, resin, plastik, tekstil, zat warna dan senyawa
lainnya. Apabila larutan formaldehida ini dikentalkan akan terbentuk polimer putih yang
dinamakan paraformaldehida. Polimer ini dipakai dalam desinfektan dan industri. Apabila
dipanaskan, paraformaldehida membentuk gas formaldehida.
Asetaldehida (CH3C=O) adalah cairan yang mudah terbakar, tak berwarna, larut dalam
air dan baunya merangsang. Senyawa yang mudah menguap ini merupakan suatu narkotika
dan penyebab gatal yang beracun. Apabila dosisnya tinggi dan uapnya terhisap, kematian dapat
terjadi karena tak dapat bernafas. Asetaldehida dipakai dalam pembuatan zat warna, plastik,
karet sintetik dan senyawa lainnya. Asetaldehida dapat dipolimerisasi menjadi senyawa
siklik paraldehida dan metaldehida.
(Pine, 1988).
Asetaldehida mendidih didekat suhu kamar (titik didih 20°C). Senyawa ini dibuat
terutama melalui oksidasi etilena dengan bantuan katalis paladium- tembaga. Aseton (CH3)2
C=O merupakan suatu zat cair yang mudah terbakar dengan bau yang manis, tak berwarna dan
mudah menguap. Dibuat dalam industri dengan cara oksidasi isopropil alkohol (2-propanol)
dan juga sebagai hasil samping pada pembuatan fenol. Aseton relatif tidak beracun, bercampur
dalam air dan hampir semua pelarut organik lain, dapat larut dalam hampir semua senyawa
organik. Oleh sebab itu, aseton banyak dipakai sebagai pelarut. Metil etil keton dipakai sebagai
pelarut dan dalam sintesis zat lain. Aseton yaitu keton paling sederhana, sekitar 2 miliar kilo
gram setiap tahun. Metode yang paling sering digunakan untuk sintesis komersialnya ialah
oksidasi propena, oksidasi isopropil alkohol dan oksidasi isopropil benzena. Sekitar 30%
aseton digunakan secara langsung, sebab aseton tidak saja bercampur sempurna dengan air
tetapi juga merupakan pelarut yang baik untuk banyak zat. Sisanya digunakan untuk pembuatan
bahan kimia komersial lain, seperti bisfenol-A untuk resin epoksi. Berbagai aldehida dan keton
telah diisolasi dari tanaman dan hewan. Banyak diantaranya terutama yang berbobot
molekul tinggi, berbau sedap. Senyawa tersebut umum dikenal dengan nama biasa yang
menyatakan sumber alam atau sifat khasnya. Aldehid aromatik sering digunakan sebagai
penyedap. Benzaldehida,yang dikenal dengan minyak buah badam pahit adalah komponen
dari buah badam, cairan tak berwarna.
Kamfer adalah keton yang diperoleh dari kulit pohon kamfer, berbau tajam dan
enak. Sejak dulu dikenal sebagai obat, sebagai analgetika dalam obat gosok. Dua keton alam
lainnya, beta-ionin dan muskon, digunakan dalam minyak wangi. Beta-ionin berbau bunga
violet. Formalin digunakan untuk mengawetkan spesimen hayati. Formaldehida dalam larutan
bergabung dengan protein dari jaringan sehingga membuatnya keras dan tak larut air. Hal ini
mencegah pembusukan spesimen. Aldehida dan keton bereaksi dengan berbagai senyawa,
tetapi pada umunya aldehida lebih reaktif dibanding keton. Uji yang paling banyak digunakan
untuk deteksi aldehida adalah uji Tollens, Benedict dan Fehling.
a. Uji Tollens
Pengoksidasi ringan yang digunakan dalam uji ini, adalah larutan basa dan
perak nitrat. Larutannya jernih dan tidak berwarna. Untuk mencegah pengendapan ion perak
sebagai oksida (Ag2O) pada suhu tinggi, ditambahkan beberapa tetes larutan amonia. Amonia
membentuk kompleks larut air dengan ion perak. Jika aldehida dioksidasi dengan pereaksi
tollens, terbentuk asam karboksilat, dan pada saat itu ion perak direduksi menjadi logam perak.
b. Uji Benedict dan Fehling
Pereaksi benedict dan fehling adalah larutan basa berwarna biru dari
tembaga sulfat yang susunannya agak berbeda. Jika aldehida dioksidasi dengan pereaksi
benedict dan fehling diperoleh endapan tembaga oksida (Cu2O) yang merah cerah. Aldehida
teroksidasi menjadi asam asetat.
(Budhikarjono, 2007).
Daftar Pustaka

Acton,Q.A., 2013, Aldehidc-Keton Transformaces-Advancesm Reaserch and Application,


Sholar edition, Alanta
Ali, P., Samadi, M. T., Azarian, G., Seifipour, F., Huang, C. P., & Yang, X., 2015, The
Formation of Aldehydes and Ketone Ozonation by Products and Their Variation
Through General Water Treatment Plant in Hamadan Iran, Global NEST Journal,
17(4):682-691.
Ayob,M.K., Hassan,O., and Othman,m., 2001, A Rapid Method for Detection of Aldehyde-
based Flavour Compounds In Polygonum Minus cultured Tissue, “Malaysian Journal
of Analytical Sciences”, Vol.7(1) Hal : 29-33
Basri, S., 2003, Kamus Kimia, Jakarta, Rineka Cipta.
Binapura Aksara. Dzarnisa., & Latif, H., 2014, Analisis Komponen Aktif Cita Rasa pada
Susu Fermentasi dengan Kromotografi Gas, Jurnal Agripet, 14(1): 25-30.
Brady, J. E., 1986, Kimia Universitas Asan dan Struktur, Jakarta
Budhikarjono Kusno, 2007. Perbaikan Kualitas Minyak Sawit Sebagai Bahan Baku Sabun

Melalui Proses Pemucatan dengan Oksidasi. Jurnal Teknik Kimia. Vol.1 No.2 hal 54-

59.

Budimarwanti,C., 2007, Sintesis Senyawa Bibenzil dari Bahan Awal Vanilin Malaui Reaksi

wittig Hodrogenasi Katalitik, “ISSN : 978-979-99314-2-9” Erlangga. Fessenden, R. J.,

& Fessenden, J. S., 1994, Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid Dua, Jakarta, Erlangga.

Fessenden, R. J., & Fessenden, J. S., 1982, Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid Satu, Jakarta,

Fessenden, R.J., dan fessenden,J.S., 1986, “Kimia Organik”, Erlangga, Jakarta


Hart,H., 2004, Organic chemistry, 11rd Edition, Michigan Stage, New York
Hart, H., 2003, Kimia Organik, Jakarta, Erlangga. Martin, E. A., 2012, Kamus Sains,
Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
Hart,H., Craine,L.E., dan Hart,D.I., 2003, Kamus Organik, Erlangga, Jakarta
Keenan,C.W., dan Kleinfleiter,W., 1986, Kimia untuk Universitas, Erlangga, Jakarta

Mulyono, 1996, Kamus Kimia, Bandung, PT. Genesindo. Mulyono, 2005, Kamus Kimia,
Jakarta, PT. Bumi Akasara
Petrucci, R. H., 2008, Kimia Dasar Prinsip Aplikasi Modern, Jakarta, Erlangga.
Pine Stanley H. dkk. 1980. Kimia organik I. ITB: Jakarta.

Raymond, 2009, Kimia Dasar, Erlangga, Jakarta


Riawan. S. 2010. Kimia Organik Mahasiswa Kedokteran, Kedokteran Gigi dan Perawat.

Binarupa Aksara Publisher: Tanggerang.

Rismiyanto. 2009. Kimia Organik. Erlangga: Jakarta.

Riswiyanto, 2009, “Kimia Organik Jilid I”, Erlangga, Jakarta


Riswiyanto, 2009, Kimia Organik, Jakarta, Erlangga. Sarker, S. D., & Lutfun, N., 2009, Kimia
untuk Mahasiswa Farmasi, Yogyakarta, Pustaka Pelajar. Sitorus, S. M., 2010, Kimia
Organik Umum, Yogyakarta, Graha Ilmu. Sunarya, Y., & Agus, S. S., 2007, Mudah
dan Aktif Belajar Kimia, Bandung, Setya Purna Inves.
Stepanenko Viatchesla, Ortiz-Marciales Margarita dkk. 2005. Highy Enantioselektive

Carbonyl Reduction With Borane Catalyzed by Chiral Spiroborate Esters Derived From

Chiral 1,2-aminoalcohols. Tetrahedron: Asymmetry 17 (2006) 112-115.

Sudarmo,U., 2006, Kimia 3, Erlangga, Jakarta


Wilbraham,A.L., 1992, Pengantar Kimia Organik dan Hayati, ITB, Bandung

Anda mungkin juga menyukai