A. Tujuan
Mengidentifikasi dan membedakan antara senyawa aldehid dan keton
serta mengetahui perubahan dan reaksi reduksi yang terjadi pada aldehid dan
keton.
B. Dasar Teori
Gugus (C=O) dimiliki oleh golongan senyawa aldehid dan keton, asam
karboksilat, ester, dan turunan lainnya. Aldehid mempunyai paling sedikit satu
atom melekat pada gugus karbonil. Gugus lainnya dapat berupa gugus
hidrogen alkil atau aril (Hart, 1983).
Gugus fungsional karbonil (C=O) merupakan karbon ikatan rangkap dua
yang diikatkan pada atom oksigen. Senyawa-senyawa yang mengandung
gugus karbonil dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok luas: satu
kelompok mencakup senyawa-senyawa yang mempunyai atom hidrogen atau
atom karbon yang terikat pada karbon karbonil, dan kelompok yang lain
mengandung atom elektronegatif yang terikat pada karbon karbonil (Sarker,
2009).
Aldehid mempunyai gugus asil dengan hidrogen terikat pada karbonil.
Senyawa aldehid alami yang paling melimpah adalah glukosa. Aldehid yang
paling sederhana adalah formaldehid (CH2O) yang mana karbonil mengikat 2
atom H. Pada semua aldehid selain formaldehid, karbon karbonil mengikat 1
atom hidrogen dan satu gugus alkil atau aril misalnya asetaldehid (CH3CHO).
(Sarker, 2009)
Keton adalah suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah gugus
karbonil terikat pada dua gugus alkil, dua gugus alkil, atau sebuah alkil.
Keton juga dapat dikatakan senyawa organik yang karbon karbonilnya
dihubungkan dengan dua karbon lainnya. Keton tidak mengandung atom
hidrogen yang terikat pada gugus karbonil (Wilbraham, 1992).
O
CH3
H3C
metanal
etanal
(Formaldehida)
(asetaldehida)
O
H3C CH2 C H
(propionaldehida)
Karena aldehid telah lama dikenal, nama-nama umum masih sering
digunakan. Nama-nama tersebut dicantumkan dibawah nama IUPACnya. Dalam sistem IUPAC, keton diberi akhiran on (dari suku kata
terakhir keton). Penomoran
mendapat
nomor
kecil.
keton
diberi
nama
karbonil
dengan
menambahkan kata keton setelah nama-nama gugus alkil atau aril yang
melekat pada gugus karbonil. Sama halnya dengan aldehid, nama umum
sering digunakan. Contohnya adalah sebagai berikut:
O
CH3
C
H2C
H2C
CH
CH2
2 metil siklopentanon
CH3
CH3
propanon (aseton)
(Hart, 1983)
Pada keton terdapat 2 buah karbon lain yang terikat pada gugus
karbonil. Karbon yang terikat pada gugus karbonil dapat merupakan
Aldehid
1) Dapat dioksidasi oleh asam kromat, dari coklat kemerahan
menjadi hijau.
2) Mudah teroksidasi Ag menimbulkan cermin perak.
3) Hanya asetaldehid yang memberikan hasil positif uji iodoform.
b.
Keton
1) Tidak dapat dioksidasi oleh asam kromat.
2) Tidak atau sulit teroksidasi Ag menimbulkan cermin perak.
3) Hanya metil keton yang memberikan hasil positif dari uji
iodoform.
(Rahmawati, 2009)
aldehidnya
menjadi
asam
karboksilat.
Oksidasi
aromatik selektif
D. Prosedur Kerja
1. Reduksi Pereaksi Tollens
a. Dimasukkan 1 mL larutan sampel ke dalam tabung reaksi.
b. Ditambahkan 4 tetes pereaksi Tollens, dikocok.
c.
E. Hasil Pengamatan
1. Tabel Pengamatan
a. Reduksi dengan Pereaksi Tollens
No
Sampel
Pereaksi
Asetaldehid
Larutan Tollens
Formalin
Larutan Tollens
Glukosa
Larutan Tollens
4
5
Fruktosa
Laktosa
Larutan Tollens
Larutan Tollens
Hasil
hitam dan cermin
perak
perak (abu-abu)
abu-abu dan cermin
perak
cermin perak
kuning
Sampel
Asetaldehid
Formalin
Glukosa
Fruktosa
Laktosa
Pereaksi
Larutan Fehling
Larutan Fehling
Larutan Fehling
Larutan Fehling
Larutan Fehling
Hasil
bening dan gumpalan
cokelat
jingga keruh
merah bata
jingga
Sampel
Asetaldehid
Formalin
Glukosa
Fruktosa
Pereaksi
NaOH 10%
NaOH 10%
NaOH 10%
NaOH 10%
Laktosa
NaOH 10%
Hasil
merah kecoklatan
bening
jingga
merah bata
cermin perak dan
abu-abu
2. Reaksi
a. Asetaldehid
1) Asetaldehid + Tollens
2) Asetaldehid + Fehling
3) Asetaldehid + NaOH
b. Formalin
1) Formalin + Tollens
2) Formalin + Fehling
3) Formalin + NaOH
c. Glukosa
1) Pembukaan rantai tertutup struktur Howart Glukosa
2) Glukosa + Tollens
3) Glukosa + Fehling
4) Glukosa + NaOH
d. Laktosa
1) Pembukaan rantai tertutup struktur Howart Laktosa
2) Laktosa + Tollens
3) Laktosa + Fehling
4) Laktosa + NaOH
e.
Fruktosa
1) Reaksi Tautomerasi pada Fruktosa
2) Fruktosa + Tollens
3) Fruktosa + Fehling
4) Fruktosa + NaOH
F. Pembahasan
Aldehida dan keton adalah senyawa organik yang mempunyai gugus
fungsi gugus karbonil. Aldehida mempunyai gugus aril dengan hidrogen
terikat pada karbonil. Aldehida merupakan senyawa alkena yang salah satu
atom hidrogennya diganti dengan gugus fungsi aldehida. Gugus fungsi
aldehida disebut gugus formil. Sedangkan keton merupakan senyawa organik
yang mempunyai dua gugus alkil (aril) pada karbon karbonilnya. Aldehida
dan keton memiliki rumus struktur yang sama yaitu CnH2nO, tetapi kedua
senyawa itu dibedakan oleh gugus fungsi yang dimilikinya.
Keton berisomer dengan aldehida sehingga reaksi mengidentifikasi
gugus fungsi pada keton dikaitkan dengan identifikasi gugus fungsi pada
aldehida, dapat diidentifikasi melalui reaksi oksidasi atau reaksi reduksi
dengan pereaksi Fehling atau Tollens, dan juga dapat melalui reaksi dengan
alkohol.
Praktikum kali ini menggunakan beberapa sampel yang akan
mengidentifikasi senyawa aldehid dan keton. Sampel-sampel tersebut adalah
asetaldehid, laktosa, glukosa, fruktosa, dan formalin. Dan selanjutnya, kelima
sampel ini direaksikan dengan pereaksi yaitu pereaksi Tollens, Fehling, dan
larutan NaOH.
Tollens merupakan pereaksi yang memiliki sifat oksidasi lemah, yang
terdiri dari larutan basa ion kompleks perak amonia [Ag(NH3)2+]+. Oleh
sebab itu pembuatan Tollens dilakukan dengan meneteskan larutan amonia
dalam larutan AgNO3 tetes demi tetes hingga larutan tersebut tidak terdapat
endapan lagi atau endapannya larut. Semua sampel menghasilkan cermin
perak saat direaksikan dengan pereaksi Tollens. Hal ini menunjukkan bahwa
kelima sampel tersebut bereaksi dengan Tollens secara positif. Prinsip dari
reaksi ini adalah aldehida yang merupakan reduktor kuat sehingga dapat
mereduksi oksidator lemah seperti Tollens. Aldehida mereduksi Tollens
sehingga membebaskan unsur perak nitrat (Ag). Bila dilanjutkan dalam
bejana yang jelas, endapan perak akan terbentuk melapisi bejana, membentuk
cermin perak.
dengan
mengidentifikasi
terbentuknya
aldehid
endapan
pereaksi
merah
Fehling
bata.
juga
Selain
untuk
digunakan
untuk
biru dengan larutan bening. Hal ini mungkin terjadi akibat kesalahan dalam
penetesan pereaksi ke dalam sampel, kemungkinan perbandingan antara
pereaksi dan asetaldehid yang tidak tepat sehingga pereaksi tidak mampu
mereduksi sampel.
G. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa:
1. Senyawa golongan aldehid adalah glukosa, astaldehid, formalin, dan
laktosa.
2. Senyawa golongan keton adalah fruktosa tetapi fruktosa dapat mengalami
tautomerasi sehingga gugusnya dapat berubah menjadi aldehid.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden R. J dan
Jakarta.
Hart, Harold. 1983. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat. Erlangga: Jakarta.
Petrucci, R. H, 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Erlangga:
Jakarta.
Pudjono. 2005. Kimia Organik-Sintesis. UGM Press: Yogyakarta.
Respati, Ir.1986.Pengantar Kimia Organik. Aksara Baru: Yogyakarta.
Sarker , Satya dkk. 2005. Kimia Organik Untuk Mahasiswa Farmasi Bahan
Kimia Organik, alam dan Umum. Jakarta: Pustaka Pelajar.
Steven V, ley dkk. 2006. Hydrogenation of Aromatic Ketones, Aldehydes and
Epoxides with Hydrogen and Pd(o) EncatTM 30 NP. Beilstein Journal of
Organic Chemistry. Vol.2. No.15.
Wilbraham, Antony C. Matta, dan Michael S. 1992. Pengantar Kimia Organik
Dan Hayati. Bandung: ITB.