Mengetahui
Dosen Penanggungjawab
b. Uji benedict/fehling
No Perlakuan Hasil pengamatan
1 mL benedict (biru) + 10 tetes Larutan terbagi menjadi 2 lapisan,
1
benzaldehid (bening) atas kuning, bawagh biru kehijauan
1 mL benedict (biru) + 10 tetes Larutan terbagi menjadi 2 lapisan,
2
sikloheksanon (bening) atas hijau pudar, bawah cokelat
1 mL benedict (biru) + 10 tetes n-
3 Larutan berwarna biru tua
heptaldehid
c. Uji fenilhidrazin
No
Perlakuan Hasil pengamatan
.
5 mL fenilhidrazin + 10 tetes Larutan berwarna orange dan tidak
1
benzaldehid (kocok) terdapat kristal
5 mL fenilhidrazin + 10 tetes Larutan berwarna orange dan tidak
2
sikloheksanon (kocok) terdapat kristal
d. Pembuatan oksim
No Perlakuan Hasil pengamatan
1 gram hidroksilamin klorida + 1,5
1 Berwarna putih bening
gram kristan natrium asetat trihidrat
+ 4 mL air
2 Dipanaskan sampai suhu 35oC Berwarna bening
Ditambahkansikloheksanon
3 Terdapat endapan berwarna putih
(dikocok)
Disaring dan ditentukan titik Terbentuk kristal dengan titik leleh
4
lelehnya 1010C
e. Kondensasi aldol
No
Perlakuan Hasil pengamatan
.
0,5 mL asetaldehid + 4 mL NaOH
Berbau tengik
1% (dikocok)
1
0,5 mL asetaldehid + 4 mL NaOH Bau tengik asetaldehid menyebar
1% (dikocok) + panaskan dan tajam baunya
10 mL etanol + 1 mL aseton + 2
Terbentuk kristal dengan titik leleh
2 mL benzaldehid + 5 mL NaOH 5%
100oC
(dipanaskan) + uji titik leleh
G. PEMBAHASAN
Gugus fungsi merupakan kelompok atom di dalam molekul yang mampu
memberi sifat kimia atau fisika tertentu pada molekul tersebut. Reaksi dalam
kimia organik ternyata tidak lain adalah transformasi gugus fungsional yang satu
menjadi gugus fungsional yang lain. Dua zat atau lebih yang mempunyai sifat
kimia yang sama diduga mempunyai gugus fungsi yang sama (Rasyid, 2009: 3).
Percobaan identifikasi gugus-gugus fungsi senyawa organik bertujuan
untuk : (1) membedakan senyawa jenuh dan tak jenuh; (2) membedakan alkohol
primer, alkohol sekunder dan alkohol tersier; (3) membedakan aldehid dan keton.
1. Senyawa Jenuh dan Tak Jenuh
a. Reaksi hidrokarbon dengan larutan brom
Dalam percobaan ini digunakan dilakukakan 2 perlakuan. Pada perlakuan
pertama larutan benzena yang ditambahkan dengan beberapa potongan besi Dan
pada perlakuan kedua ditambahkan beberapa potongan besi dan ditmbahakan
dengan larutan benzena untuk menurunkan potongan besi yang menempel.
Masing-masing tabung ditambhkan dengan larutan brom.Larutan brom berfungsi
sebagai larutan baku yang akan diuji. Kemudian kedua tabung tersebut
dipanaskan. Apabila ada warna menjadi merah kecoklatan maka terjadi
pelepasan HBr.
Adapun reaksinya yaitu:
(fenol) (air)
b. Reaksi dengan alkali
Pada percobaan reaksi alkohol dengan alkali bertujuan untuk menentukan
tingkat keasaman suatu alkohol. Larutan penguji yang digunakan adalah NaOH
yang merupakan basa kuat. Adapun jenis alkohol yang digunakan yaitu n-butil
alkohol, sikloheksanol, fenol dan 2-naftol.
Tabung 1 berisi larutan n-butil alkohol yag dicampur dengan NaOH
menghasilkan 2 lapisan, lapisan atas keruh dan lapisan bawah bening. Hasil ini
menandakan bahwa n-butil alkohol tidak beraksi dengan NaOH. Adapun
reaksinya yaitu :
+ NaOH + H 2O
(fenol) (natrium hidroksida) (natrium fenolat) (air)
+ NaOH + H 2O
c. Uji Lucas
Uji lucas pada percobaan ini bertujuan untuk membedakan alkohol primer,
sekunder, dan tersier. Adapun larutan uji yang digunakan yaitu n-butanol, 2-
butanol, tert-butanol dan sikloheksanol. Reagen lucas merupakan suatu campuran
asam klorida pekat dan seng klorida. Seng klorida adalah suatu asam lewis, yang
ketika ditambahkan asam klorida akan membuat larutan menjadi lebih asam.
Pada tabung I berisi larutan n-butil alkohol dan reagen lucas yang
mengalami suatu reaksi yaitu larutan berubah menjadi 2 lapisan. Lapisan atas
berwarna putih dan lapisan bawah berwarna hitam pekat setelah dipanaskan.
Adapun reaksinya yaitu :
OH
(resorsinol) (besi(III) klorida)
Tabung 3 berisi 2-propanol yang ditambahkan dengan H 2O dan FeCl3
berwarna kuning menghasilkan larutan berwarna kuning atau tidak mengalami
perubahan warna yaitu tetap berwarna kuning. Hal ini telah sesuai dengan teori
yang ada karena 2-propanol gugus pada alkoholnya terikat pada karbon jenuh,
bukan pada karbon tak jenuh.
CH 3 – CH – CH 3 + FeCl3
OH
(2-propanol) (besi (III) klorida
3. Aldehid dan Keton
a. Uji Cermin Kaca Tollens
Uji cermin kaca Tollens ini bertujuan untuk membedakan antara aldehid dan
keton dari segi tingkat oksidasi kedua senyawa. Pereaksi Tollens sering disebut
sebagai perak amoniakal yang merupakan campuran dari AgNO3 dan amonia
berlebih. Gugus aktif pada pereaksi tollens adalah Ag 2O yang bila tereduksi akan
menghasilkan endapan perak. Endapan perak akan menempel pada tabung reaksi
yang akan menjadi cermin perak. Adapun larutan uji yang digunakan pada uji
cermin kaca Tollens yaitu benzaldehid, aseton, formaldehid, dan sikloheksanon.
Tabung 1 yang berisi reagen Tollens yang ditambahkan benzaldehid setelah
dipanaskan menghasilkan larutan berwarna putih susu dan terdapat endapan
kuning. Hasil ini belum sesuai dengan teori yang ada bahwa aldehid yang
direaksikan dengan reagen Tollens akan menghasilkan cermin perak yang
menempel pada dinding tabung setelah dipanaskan. Adapun reaksinya yaitu :
Tabung 2 yang berisi reagen Tollens yang ditambahkan dengan aseton
setelah dipanaskan menghasilkan larutan yang berwarna kuning tuas. Hasil ini
bahwa aseton yang merupakan golongan keton tidak dapat bereaksi dengan reagen
tollens. Adapun reaksinya yaitu :
d. Pembuatan Oksim
Pembuatan oksim merupakan salah satu pemanfaatan aldehid dan keton.
Oksim merupakan rumus turunan amonia yang dibuat dari hidroksilamin NH2OH
yang berupa kristal padat yang dapat digunakan untuk mengenali senyawa
karbonil tertentu. Reaksi ini hanya terjadi pada senyawa keton yang pada akhir
reaksi ditandai dengan adanya padatan/kristal. Berdasarkan pada percobaan,
terbentuk kristal oksim yang memiliki titik leleh 101 0C. Adapun reaksi yang
yaitu:
e. Kondensasi Aldol
Kondensasi aldol merupakan suatu reaksi antara dua molekul aldehid atau
dua molekul keton membentuk senyawa yang mengandung gugusan aldehida
(karbonil) dan alkohol (-OH). Pada percobaan ini dilakukan dengan
mencampurkan etanol, NaOH, aseton, dan benzaldehid. Pada proses
pencampuran terbentuk aldol. Fungsi dari penggunaan NaOH yaitu sebagai
katalis. Pada proses pendinginan, larutan terbentuk kristal. Kristal ini kemudian
disaring dengan menggunakan corong biasa yang dilengkapi kertas saring agar
kristal yang disaring dapat tertampung semua dan kristal dapat cepat kering.
Adapun kristal yang diperoleh memiliki titik leleh 1000C. Adapun reaksi yang
terjadi yaitu:
2. Saran
a. Diharapkan kepada praktikan selanjutnya agar lebih memahami prosedur kerja
sehingga tidak ada prosedur yang terlupakan serta lebih teliti dalam
mencampur dan mengukur volume bahan yang digunakan.
b. Diharapkan kepada praktikan selanjutnya agar berhati-hati dalam
menggunakan alat di dalam laboratorium dan mereaksikan bahan kimia yang
akan digunakan.
c. Diharapkan kepada pratikan selanjutnya tetap tenang pada saat melakukan
praktikum dan mengurangi melaukan hal-hal yang dapat mengganggu jalannya
praktikum, serta tetap menjaga keselamatan dalam laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Berlian, Zainal. Fitratul Aini dan Resti Ulandari. 2016. Uji Kadar Alkohol pada
Tapai Ketan Putih dan Singkong melalui Fermentasi dengan Dosis Ragi
yang Berbeda. Jurnal Biota. Vol II No 1.
Hart, Harold. Leslie E Craine dan David J Hart. 2003. Kimia Organik Suatu
Kuliah Singkat (Edisi Kesebelas). Jakarta : Erlangga.
Parlan dan Wahjudi. 2003. Kimia Organik 1 Common Textbook (Edisi Revisi).
Malang : JICA.
fenilhidrazin
d) Pembuatan sikloheksanon oksim
OH
H2O
H2O = O + H2N – OH H2O H2O = NOH
NO
O C – OH NOH
H2O
+ H2N – OH
NH4OH