PENDAHULUAN
Kelompok unsur halogen meliputi empat unsur stabil Fluor (F), klor (Cl),
brom (Br), dan iodium (I), dan unsur radioaktif berumur pendek astatin (At), yang
haya ada sesaat dikerak bumi, Halogen menempati kelompok 17 dalam dari tabeel
dalam garam yang terikat secara ionik. Halogen berat bisa ada di beberapa
keadaan valensi, bagaimanapun jari-kari atom halogen dan jari-jari atom ion dari
gas mulia dengan cara menarik elektron sehingga membentuk anion. Kemampuan
menarik elektron ini disebut afinitas elektron. Unsur pada bagian kanan tabel
ionisasi rendah dan afinitas elektron tinggi disebut dengan ikatan ion. Contohnya
berubapa ikatan dalam senayawa NaCl. Molekul NaCl terbentuk dari ikatan ion
Oleh sebab itu perlu dilakukan percobaan agar kita mengetahui lebih
dalam mengenai apa itu senyawa halogen organik, berdasarkan kelarutan dan
kereaktifitasnya dengan beberapa senyawa lain yang memiliki jenis yang sangat
berbeda-beda yang mungkin dapat kita ketahui dan terdapat dalam kehidupan
sehari-hari.
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
non-polar
non-polar.
organic dalam senyawa polar yaitu air, dan senyawa non-polar yaitu minyak dan
mentega cair, serta mengetahui reaktifitas senyawa halogen organik yaitu benzil
TINJAUAN PUSTAKA
karbon dan halogen, yang biasanya ditemukan dari hasil sumber daya laut seperti
ganggang (rumput laut). Hal ini sangat penting karena senyawa ini sebagai reagen
awal atau substrat yang dapat digunakan dalam sintesis kimia seperti alkil halida
dan aril halida. Mekanisme reaksi kimia adalah deskripsi langkah demi langkah
Gugus fungsi halogen diawali dengan kata-kata fluoro, kloro, bromo, iodo,
tergantung dari halogennya. Gugus yang lebih dari satu dinamai dikloro, trikloro,
dan gugus yang berbeda dinamai sesuai urutan abjad. Contohnya, kloroform
suatu penyusun dari harmone tiroitiroglobulin, adalah suatu senyawa iod yang
terdapat dalam alam. Senyawa halogen agak lebih lazim dalam organisme laut,
seperti ganggang dan rumput laut. Banyak senyawa organohalogen bersifat racun
digunakan secara meluas dalam dunia pertanian pada saat ini (Legiso, 2021).
pembentukan satu ikatan kovalen, paling banyak kasus umum, ada daerah
hampir semua kasus, yang membentuk sabuk ortogonal terhadap ikatan kovalen,
dan wilayah kepadatan elektron yang lebih rendah (sigma) di mana potensinya
seringkali positif, terutama pada yang lebih berat halogen, yang menghasilkan
tutup kerapatan elektron yang habis perpanjangan ikatan kovalen. Wilayah ini
dapat terbentuk interaksi menarik dengan daerah yang penuh elektron, secara
elektron situs donor (nukleofil) telah sepenuhnya dikenali dan dipahami secara
dalam pelarut pada suhu tertentu. Telah didefinisikan bahwa sejenis melarutkan
tersebut menyatakan bahwa dua zat dengan jenis dan besar gaya antar molekul
yang sama akan cenderung saling melarutkan. Sebagai contoh, baik karbon
tetraklorida (CCl4) maupun benzena (C6H6) adalah cairan non polar. Bila kedua
antara molekul CCl4 dan C6H6 setara besarnya dengan tarik-menarik antara
sesama molekul CCl4 dan C6H6. Bila dua cairan saling melarutkan dengan
(miscible). Alkohol seperti metanol, etanol, dan etilena glikol mampu bercampur
tertentu dalam air. Bila natrium klorida dilarutkan dalam air, maka ion-ionnya
distabilkan dalam larutan melalui hidrasi, yang melibatkan interaksi dengan ion
Secara umum, telah dijelaskan bahwa senyawa ionik akan lebih larut
dalam pelarut polar, seperti air, cairan amonia, dan cairan hidrogen florida,
dibandingkan dalam pelarut non polar, seperti benzena dan karbon tetraklorida.
Dalam hal ini dikarenakan molekul pelarut non polar tidak memiliki momen
dipol. Interaksi antar molekul yang menonjol antara ion-ion dan senyawa non
polar ialah dalam interaksi ion dipol yang terinduksi, yang jauh lebih lemah
Reaktivitas fluorin yang besar sebagian besar berasal dari energi asosiasi
yang relatif rendah, ukuran standar untuk energi ikatan, dari ikatan F―F (37,7
kilokalori per mol) dan kemampuannya untuk membentuk ikatan kuat yang stabil
dengan semua elemen lainnya. Fluorin (F2) dan klorin (Cl2) adalah gas pada suhu
kamar. Bromin (Br2) adalah cairan berwarna cokelat kemerahan pada suhu kamar,
selain merkuri satu-satunya unsur yang berwujud cair pada 20°C (68°F) dan
tekanan atmosfer. Yodium (I) membentuk kristal ungu tua pada kondisi ini.
Dalam keadaan padat unsur-unsur halogen terbentuk kisi-kisi molekul, dan energi
bersama yaitu ikatan kovalen atau non ionik, kecenderungan atom untuk menarik
dalam molekul untuk menarik elektron ke dirinya sendiri. Fluorin (F) memiliki
keelektronegatifan tertinggi dari semua unsur, dan terjadi penurunan
keelektronegatifan dalam unsur halogen dari fluorin (F) melalui klorin (Cl),
bromin (Br), dan yodium (I) menjadi astatin (At). Namun, semua unsur halogen
halogen meningkat kuat dari yodium menjadi fluorin. Hidrogen fluorin dalam
keadaan kristal terdiri dari rantai tak terhingga. Energi ionisasi halogen umumnya
tinggi, tetapi turun secara nyata dengan bertambahnya jumlah atom. Fluorin (F)
METODE PERCOBAAN
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, rak
reaksi diisi dengan 0,5 mL karbon tetraklorida (CCl 4). Tabung pertama
kelarutannya. Tabung kedua diisi dengan beberapa tetes mentega cair, kemudian
kocok lalu perhatikan kembali kelarutannya. Tabung ketiga diisi dengan beberapa
dalam alkohol yang berkadar 2%. Tabung pertama ditambahkan beberapa tetes
kloroform, kemudian kocok lalu perhatikan perubahan yang terjadi. Tabung kedua
Kelarutan dalam
dalam tiga tabung reaksi yang berisi 0,5 mL CHCl 3 yang kemudian akan
Berdasarkan tabel 1, hasil yang diperoleh dari percobaan ini yaitu tabung
reaksi yang berisi air ketika diteteskan dengan CHCl 3 terbentuk dua fasa. Hal ini
disebabkan karena senyawa air bersifat polar sedangkan senyawa CHCl 3 bersifat
nonpolar, sehingga ketika dicampurkan maka membentuk dua fasa. Fasa yang
terbentuk adalah CHCl3 yang berada pada dasar tabung reaksi, sedangkan air
berada pada bagian permukaan, ini diakibatkan oleh perbeda an massa jenis air
dan CHCl3, dimana CHCl3 memiliki massa jenis yang lebih berat sehingga saat
bercampur dengan air yang lebih kecil nilai massa jenisnya, CHCl3 terletak didasar
tabung.
Selain itu, untuk tabung reaksi yang diisi dengan minyak dan
mentega cair yang dicairkan, terbentuk satu fasa ketika diteteskan dengan CHCl 3.
Hal ini terjadi karena adanya kesamaan kepolaran antara minyak, mentega, dan
CHCl3 yaitu sama-sama bersifat nonpolar sehingga mudah untuk larut. Sehingga
hasil yang ditunjukkan pada percobaan ini sesuai dengan teori like dissolve like
yaitu senyawa polar akan larut dalam senyawa polar dan senyawa nonpolar akan
Berdasarkan tabel 2, hasil yang diperoleh dari percobaan ini yaitu ketika
AgNO3/alkohol tidak mengalami reaksi karena tidak ada perubahan yang terjadi
bahwa larutan NaI/aseton dapat bereaksi dengan benzil klorida. Hasil yang tidak
sesuai dengan teori biasanya terjadi karena kekurangan atau keakuratan alat-alat
5.1 Kesimpulan
1. senyawa halogen organik (CCl4 dan CHCl3) tidak dapat larut dalam air,
non polar.
5.2 Saran
Saran untuk praktikum ialah agar menyiapkan laporan harian yang berisi
tabel data pengamatan, sehingga laporan harian ini akan memudahkan praktikan
dalam mencatat hasil pengamatan selain dokumentasi yang ada dan juga
Cavallo, G., Metrangolo, P., Milani, R., Pilati, T., Priimagi, A., Resnati, G., and
Terraneo, 2016, The Halogen Bond, Chemical Reviews, 116(4): 2478–2601.
Lee, J., Park, S. A., Ryu, S. U., Chung, D., Park, T., dan Son, S. Y., 2020, Green
Solvent Processable Organic Semiconductors and Future Directions For
Advanced Organic Electronics, Journal of Materials Chemistry, 8(41): 22-
25.
CCl4 CHCl3
reaksi (3).
Hasil
B. Reaksi Hidrokarbon
NaI/aseton
label.