Anda di halaman 1dari 15

Laporan Hasil Praktikum

Kimia Dasar II

SENYAWA HALOGEN ORGANIK

DHEA SAGITA
H041201016

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK DASAR


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
HASIL PRAKTIKUM

SENYAWA HALOGEN ORGANIK

Disusun dan diajukan oleh :

DHEA SAGITA
H041201016

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh:

Makassar, 07 April 2021


Asisten, Praktikan,

SEPTIAN PRATAMA PASERU DHEA SAGITA


NIM. H31116307 NIM. H041201016
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelarutan juga didefinisikan dalam besaran kuantitatif sebagai konsentrasi

zat terlarut dalam larutan jenuh pada temperatur tertentu. Kelarutan suatu

senyawa, tergantung pada sifat fisika kimia zat pelarut dan zat terlarut,

temperatur, pH larutan, tekanan untuk jumlah lebih kecil tergantung pada hal

terbaginya zat terlarut. Bila suatu pelarut sampai batas daya melarutkannya,

larutan ini disebut larutan jenuh (Heaton, 2006).

Menurut farmakope Indonesia, pernyataan kelarutan adalah zat dalam

bagian tertentu pelarut, kecuali dinyatakan lain menunjukkan bahwa, satu bagian

bobot zat padat atas satu bagian volume zat cair larut dalam bagian volume

tertentu pelarut. Istilah kelarutan digunakan untuk menyatakan jumlah maksimal

zat yang dapat larut dalm sejumlah tertentu zat pelarut atau larutan. Kelarutan

bergantung pada jenis zat terlarut , konsentrasi dari larutan jenuh, yaitu kelarutan,

tergantung pada sifat solvent yaitu kelarutan yang besar terjadi bila molekul-

molekul solute mempunyai kesamaan dalam struktur dan sifat kelistrikan dari

molekul solvent. Sifat solute yaitu pengubahan interaksi-interaksi sulote-solute

dan solute-solvent. Suhu kelarutan gas dalam air dan terakhir tekanan sama dan

gas yang terletak di atas larutan dinaikkan (Herlina, 2008).

Berdasarkan latar belakang ini, maka dilaksanakan praktikum mengenai

senyawa halogen organik sehingga dapat dibuktikan kelarutan dan reaktifitas

sesuai teori-teori yang ada.


1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Mengetahui reaktifitas beberapa senyawa halogen organic dan fungsinya

sebagai pelarut.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:


1. Mempelajari kelarutan senyawa halogen organik dalam beberapa pelarut.

2. Mengetahui kereaktifan senyawa halogen organik.

1.3 Prinsip Percobaan

Pada percobaan ini, dilarutkan beberapa senyawa halogen organik dalam

beberapa pelarut untuk dilihat kelarutannya dalam pelarut tertentu. Selain itu,

direaksikan beberapa senyawa halogen organik dengan reagen tertentu untuk

dilihat kereaktifan senyawa halogen organik tersebut.

1.4 Landasan Teori

Asal kata halogen adalah bahasa Yunani yang berarti produksi garam

dengan reaksi langsung dengan logam. Karena kereaktifannya yang sangat tinggi,

halogen ditemukan di alam hanya dalam bentuk senyawa. Konfigurasi elektron

halogen kekurangan satu elektron untuk membentuk struktur gas mulia yang

merupakan kulit tertutup. Jadi atom halogen mengeluarkan energi bila menangkap

satu elektron. Walaupun afinitas elektron didefinisikan sebagai perubahan energi

penangkapan elektron, tanda positif biasanya digunakan. Agar konsisten dengan

perubahan entalpi, sebenarnya tanda negatif yang lebih tepat (Saito, 1996).

Senyawa organik ini terdiri dari unsur halogen (F, Cl, Br, I) sebagai atom

utama seperti khloroform (CHCl3), diklorometana, dan karbon tetraklorida (CCl4).


Dalam senyawa organohalogen (C, H, X dimana X = F, Cl, Bratau I), jadi suatu

senyawa hidrokarbon seperti C4H6Br2 ekuivalen dengan C4H8, dengan demikian

memiliki derajat ketidakjenuhan sama dengan satu (Prasojo, 2012).

Pelarut logam, oksida atau karbonat dalam larutan asam halogen yang

diikuti oleh penguapan atau pengkristalan memberikan halide terhidrat. Kadang-

kadang zat ini dapat didehidrasi dengan pamanasan dalam vakum, namun ini

sering menjurus kepada hasil tidak murni atau oksohalida. Dehidrasi klorida dapat

dilaksanakan oleh thionil klorida, dan pada umumnya halide dapat dikelola

dengan 2,2-dimetoksipropana (Cotton dkk, 1998).

Banyak halida bereaksi baik dengan halogen unsur, asamnya, atau halida

yang larut, atau halida lain yang berlebih sedemikian hingga satu halogen ditukar

oleh yang lain. Klorida sering dapat diubah menjadi bromide dan apalagi menjadi

iodide oleh KBr atau KI dalam aseton, di mana KCl kurang larut. Pertukaran

halogen istimewa pentingnya bagi sintesis fluoride dari klorida dengan

menggunakan berbagai fluoride logam, seperti COF3 atau AsF5. Jenis penggantian

ini banyak digunakan untuk senyawaan fluor organik (Cotton dkk, 1998).

Trihalomethane adalah senyawa organik derivat methan (CH 4) yang mana

tiga buah atom hidrogen (H) nya diganti oleh atom halogen yakni khlor (Cl),

Brom (Br) dan Iodium (I). Beberapa senyawa trialomethane yang umum dijumpai

antara lain yakni kloroform (CHCl3), dibromokhloromethane (CHBr2Cl) dan

bromoform (CHBr3). Jumlah senyawa tersebut sering disebut total trihalomethan

(TTHM). Selain keempat senyawa tersebut di atas, masih ada beberapa senyawa

trihalomethan lainnya tetapi biasanya kurang stabil (Said dkk, 2007).


BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Metode Percobaan

2.1.1 Alat Percobaan

Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah labu semprot, tabung

reaksi, dan pipet tetes.

2.1.2 Bahan Percobaan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah minyak,

klorobenzena, mentega cair, NaI dalam aseton, benzil klorida, CHCl3, dan AgNO3

dalam alkohol.

3.2 Prosedur Kerja

3.2.1 Kelarutan Senyawa Halogen Organik

Disiapkan tiga buah tabung reaksi. Masing-masing tabung reaksi diisi

dengan 0,5 mL CHCl3. Tabung pertama ditambah dengan 1 mL air, tabung kedua

dengan 1 mL minyak dan tabung ketiga dengan 1 mL mentega yang sudah

dicairkan. Dikocok dan diperhatikan kelarutannya masing-masing dan dicatat.

3.2.2 Reaktifitas Senyawa Halogen Organik

Disiapkan empat buah tabung reaksi. Masing-masing tabung reaksi diisi

dengan 1 mL AgNO3/alkohol yang berkadar 2%. Tabung pertama ditambah

dengan benzil klorida, tabung kedua dengan kloro benzena, tabung ketiga dengan

kloroform dan tabung keempat dengan diklorometan, masing-masing 3 tetes.

Dikocok agak kuat, diamati dan dicatat. Prosedur tersebut dikerjakan, diganti

AgNO3/alkohol dengan NaI/aseton.


2.2 Hasil dan Pembahasan

2.2.1 Tabel

Tabel 2.1 Kelarutan Senyawa Halogen Organik

Bahan Kelarutan dalam CHCl3 Keterangan

Air 2 fase Polar

Minyak 1 fase Nonpolar

Mentega 1 fase Nonpolar

Tabel 2.2 Reaktifitas Senyawa Halogen Organik


Perubahan yang terjadi
Bahan Keterangan
AgNO3/Alkohol NaI/Aseton

Bereaksi dengan
Benzil klorida Terdapat endapan Terdapat endapan
AgNO3 dan NaI

Tidak bereaksi dengan


Klorobenzen Larutan bening Larutan bening
AgNO3 dan NaI

Kloroform Larutan bening Larutan bening


Tidak bereaksi dengan
AgNO3 dan NaI

Diklorometan Larutan bening Larutan bening


Tidak bereaksi dengan
AgNO3 dan NaI
2.2.2 Reaksi Senyawa Halogen Organik
2.2.3 Pembahasan

2.2.3.1 Kelarutan Senyawa Halogen Organik

Pada percobaan ini, untuk mengetahui kelarutan suatu senyawa halogen

organik, direaksikan CHCl3 dengan air, minyak dan dicairkan). Dari hasil

percobaan yang dilakukan, terlihat bahwa CHCl3 tidak larut dalam air. Hal yang

terjadi yaitu kedua senyawa halogen organik tersebut tenggelam ke dasar wadah,

yang disebabkan karena kedua senyawa tersebut (CHCl3) bersifat nonpolar

sedangkan air bersifat polar. Hasil tersebut sesuai dengan teori yang ada bahwa

perbedaan kepolaran diantara dua senyawa menyebabkan senyawa-senyawa

tersebut tidak dapat membentuk ikatan. Selain itu, juga dikarenakan kedua

senyawa tersebut mempunyai berat molekul yang lebih berat dari pada air (1

g/cm3) sehingga menyebabkan CHCl3 (1,6 g/cm3) tenggelam ke dasar wadah.

Sedangkan ketika CHCl3 direaksikan dengan minyak dan mentega, terlihat bahwa

CHCl3 larut dalam keduanya. Hal ini terjadi karena CHCl3 dengan minyak dan

mentega sama-sama bersifat nonpolar sehingga dapat membentuk ikatan.

2.2.3.1 Reaktifitas Senyawa Halogen Organik

Pada percobaan ini, akan dilihat kereaktifan senyawa halogen organik.

Reaktifitas senyawa halogen organik dilihat dengan terbentuknya laju

pembentukan endapan yang terjadi ketika ditambahkan dengan AgNO3/alkohol

dan NaI/aseton.

Ketika AgNO3 /alkohol direaksikan dengan benzil klorida, terjadi

reaksi yang ditandai terbentuknya endapan putih, ketika direaksikan dengan

kloroform, diklorometan, dan klorobenzena tidak terjadi reaksi dan larutan


tetap bening. Reaksi yang terjadi pada kloro benzena telah sesuai dengan teori,

begitupun kloroform, diklorometan, dan klorobenzena yang juga sesuai dengan

teori. Teori yang ada menyatakan, penyebab kloroform dan diklorometan tidak

bereaksi karena keelektronegatifannya rata selain itu kloroform dan

diklorometan tidak bisa melepas Cl dikarenakan strukturnya yang simetris

kloro benzena tidak bereaksi dikarenakan ketika kloro benzena bereaksi dengan

AgNO3 dan menhasilkan AgCl maka kloro benzena tidak aromatis lagi.

Pada reaksi antara NaI/aseton dengan benzil klorida, terjadi reaksi yang

ditandai dengan adanya perubahan warna larutan menjadi berwarna kuning dan

adanya endapan putih. Ketika NaI/aseton direaksikan dengan kloroform,

diklorometan, dan kloro benzena tidak terjadi reaksi dan larutan tidak berubah

berubah warna dan tetap berwarna bening. Teori menyatakan bahwa I (iodin)

tidak dapat mendesak Cl sebab Cl mempunyai kereaktifan dan

keelektronegatifan lebih besar dibanding I (iodin), begitupun jika dalam bentuk

senyawa, tidak dapat bereaksi dengan NaI sebab I tidak dapat mendesak Cl.

Jadi pada percobaan kereaktifan senyawa halogen organik, kloro benzena,

benzil klorida, kloroform, dan diklorometan sesuai dengan teori. Dimana kloro

benzena dapat bereaksi dengan NaI dikarenakan ia dapat dengan mudah

melepaskan Cl sedangkan penyebab kloroform dan diklorometan tidak bereaksi

karena keelektronegatifannya rata selain itu kloroform dan diklorometan tidak

bisa melepas Cl dikarenakan strukturnya yang simetris kloro benzena tidak

bereaksi dikarenakan ketika kloro benzena bereaksi dengan NaI dan

menghasilkan NaCl maka kloro benzena tidak aromatis lagi.


BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan adalah:

1. Senyawa halogen organik CHCl3 tidak dapat larut dalam pelarut polar seperti

air, namun larut minyak dan mentega yang bersifat nonpolar. Sehingga

senyawa halogen organik CHCl3 termasuk senyawa nonpolar.

2. Pada percobaan kereaktifan senyawa halogen organik, hanya senyawa benzil

klorida yang dapat bereaksi dengan AgNO3/alkohol dan NaI sedangkan

kloroform, diklorometana, dan klorobenzena tidak dapat bereaksi dengan

AgNO3 /alkohol dan NaI.

3.2 Saran

3.2.3 Saran Untuk Praktikum

Praktikum kali ini dilaksanakan melalui media oline atau biasa yang

disebut sebagai daring. Dengan demikian alangkah baiknya dalam pemaparan

materi dan penjelasan mengenai keberlangsungan praktikum dapat berjalan

dengan baik dan lancar terutama masalah yang mungkin timbul karena jaringan.
DAFTAR PUSTAKA

Cotton dan Wilkinson. 1998. Kimia Anorganik Dasar. Erlangga: Jakarta.

Heaton, A. 2006. An Introduction to Industrial Chemistry. Blackie New York.

Herlina, N. 2002. Lemak dan Minyak. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Sumatra Utara: Medan.

Said, N.I. 2007. Pilot Plant Pengolahan Air Minum dengan Proses Biofiltrasi dan
Ultrafiltrasi. Jurnal Pusat Teknologi Lingkungan. 2(1): 1-2.
Saito, T. 1996. Inorganic Chemistry. Amazon: Southern America.
Prasojo, S.L. 2012. Kimia Organik I Jilid 1. Universitas Diponegoro: Semarang.
Lampiran 1. Bagan Kerja

A. Kelarutan Senyawa Halogen Organik

CHCl3

- Diisi 3 tabung reaksi dengan 0,5 mL larutan CHCl3

-Dimasukkan ke dalam tabung 1 beberapa tetes air,


tabung 2 dengan minyak, dan pada tabung 3 dengan
mentega yang dicairkan

-Dikocok dan dipehatikan kelarutan masing-masing lalu


dicatat.

Hasil

B. Reaktifitas Senyawa Halogen Organik.

AgNO3 /Alkohol
dan NaI/Aseton

- Diisi 4 tabung reaksi dengan 1 mL


AgNO3/Alkohol berkadar 2%.
- Ditambahkan 1-2 tetes Klorobenzen pada
tabung 1, kloroform pada tabung 2, benzil
klorida pada tabung 3, dandiklorometan
pada tabung 4.
- Dikocok agak kuat dan diamati perubahan
yang terjadi.
- Dilakukan prosdur yang sama dengan
mengganti AgNO3/Alkohol dengan
NaI/Aseton.

Hasil
Lampiran 2. Dokumentasi Percobaan

1. Kelarutan Senyawa Halogen Organik

2. Reaktifitas Senyawa Halogen Organik

Anda mungkin juga menyukai