Anda di halaman 1dari 9

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PERBANDINGAN JUMLAH MOL ZAT-ZAT YANG


TERLIBAT DALAM REAKSI

Oleh :

Nama : Arbaatun Luh Noviati


NIM : 181910201016
Kelas/Kelompok : A/1
Asisten : Armala Fidiyanti

LABORATORIUM KIMIA DASAR


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2021
I. Judul : Perbandingan Jumlah Mol Zat-zat yang Terlibat dalam Reaksi
II. Tujuan
Praktikum kali ini memiliki beberapa tujuan diantaranya sebagai berikut:
2.1 Menggunakan konsep mol untuk menyatakan hubungan jumlah mol antara zat-
zat yang terlibat dalam reaksi.
2.2 Menentukan perbandingan jumlah mol zat-zat yang terlibat dalam reaksi
penguraian soda kue berdasarkan beratnya.
III. Pendahuluan
3.1 MSDS (Material Safety Data Sheet)
3.1.1 Barium Klorida (BaCl2)
Barium Klorida memiliki rumus molekul yaitu BaCl 2. Barium klorida berbentuk
padatan, biasanya berupa kristal atau bubuk. Barium klorida memiliki titik lebur 963oC,
titik didih 1560oC dan tidak memiliki titik beku. Barium klorida memiliki massa jenis
yaitu 3100 kg/m3 dan massa molekuler 244,28 g/mol. Barium klorida sangat berbahaya
bila tertelan dan berbahaya pula bagi kehidupan di air. Barium klorida dapat dicegah
bial terkena kulit dengan mencuci kulit yang terpapar secara menyeluruh, jangan makan
atau minum saat menggunakan produk ini dan hindari pelepasan atau tumpah ke
lingkungan. Barium klorida bila tertelan, segera hubungi dokter (Labchem,2021).
3.1.2 Natrium Sulfat (Na2SO4)
Natrium sulfat memiliki rumus molekul yaitu Na 2SO4. Natrium sulfat berbentuk
padatan dan berwarna putih. Natrium sulfat memiliki titik lebur 884oC, tidak memiliki
titik beku dan titik didih. Massa molekuler natrium sulfat adalah 142,04 g/mol. Natrium
sulfat tidak ada berbahaya dan tetap dilakukan dengan kehati-hatian (Labchem,2021).
3.1.3 Soda Kue (NaHCO3)
Soda kue atau bisa disebut dengan Natrium Bikarbonat memiliki rumus molekul
NaHCO3. Soda kue berbentuk padatan, biasanya berupa bubuk berwarna putih. Soda
kue memiliki titik lebur 270oC, tidak memiliki titik didih dan titik beku. Soda kue
memiliki massa jenis sebesar 2,159 g/cm 3 dan massa molekuler 84,01 g/mol. Natrium
Bikarbonat dapat menyebabkan iritasi pada mata. Natrium Bikarbonat bila terkena mata
dapat ditangani dengan membilas secara hati-hati dengan air selama beberapa menit,
apabila iritasi mata berlanjut maka perlu bantuan medis untuk menanganinya
(Labchem,2021).
3.2 Tinjauan Pustaka
3.2.1 Stoikiometri
Stoikiometri adalah hubungan kuantitatif antara zat-zat yang terkait dalam suatu
reaksi kimia. Contohnya apabila 1,00 gram kalsium karbonat dipanaskan sampai terurai
seluruhnya, berapa gram kalsium oksida dan erapa gram karbondioksida akan
dihasilkan. Jawabannya 0,56 gram kalsium oksida dan 0,44 gram karbondioksida.
Reaksi penguraiannya adalah :
CaCO3 → CaO + CO2 (3.1)

Ditanyakan : dari 0,56 gram kalsium oksida yang direaksikan dengan


karbondioksida, berapa gram kalsium karbonat paling banyak dapat diperoleh dan
berapa gram karbondioksida diperlukan. Jawabannya adalah 1,00 gram kalsium
karbonat dan 0,a44 gram karbondioksida. Reaksi penggabungannya adalah :
CaO + CO2 → CaCO3 (3.2)

Hubungan stoikiometri di atas dapat dihitung antara lain :

a. Berapa CaO atauoun CO2 yang dapat dihasilkan bila sejumlah CaCO3 diuraikan
dengan persamaan.
b. Berapa gram CO2 diperlukan dan berapa gram CaO3 dapat dihasilkan bila sejumlah
CaO direaksikan dengan CO2 tadi.
c. Berapa CaO diperlukan dan berapa gram CaCO3 dapat dihasilkan bila sejumlah CO2
direaksikan dengan CaO (W. Haryadi, 2018).
3.2.2 Pereaksi Pembatas
Ditanyakan 1,00 gram CaO direaksikan dengan 0,55 gram CO2? Apakah akan
diperoleh CaCO3 sebanyak 1,55 gram yaitu jumlah berat kedua pereaksi yang tersedia
untuk bereaksi itu? Tidak, sebab dalam reaksi, terikat pada hubungan stoikiometri diatas.
Bereaksi bukan sekadar bercampur, mereaksikan bukan sekedar mencampur atau
membuat campuranalam membuat camapuran bebas memilih perbandingan berat
bahan-bahan yang dicampur, tetapi dalam reaksi ada hubungan stoikiometri : berat
bahan-bahan yang bereaksi mempunyai perbandingan tertentu, tidak dapat ditentukan
sendiri tetapi bergantung pada reaksi itu. Contoh tadi yaitu 1,00 gram CaCO 3
menghasilkan 0,56 gram CaO dan 0,44 gram CO2, dengan kata lain, perbandingan berat
dalam reaksi tersebut ialah :
CaCO3 : CaO : CO2 = 1 : 0,56 : 0,44

= 25 : 14 : 11 (3.3)
Perbandingan ini berlaku untuk penguraian CaCO3 maupun untuk
pembentukannya dari hasil-hasil penguraian tersebut. Berdasarkan pada perbandingan
stoikiometri tersebut, dapat menghitung :
a. Berapa gram CO2 diperlukan untuk menghabiskan 1,oo gram CaO yang tersedia itu.
Jawabannya: 11/14 × 1,00 gram = 0,79 gram CO2 yang diperlukan, sedangkan yang
tersedia 0,55 gram, jadi tidak cukup untuk menghabiskan 1,00 gram CaO itu.
b. Sebaliknya, berapa gram CaO diperlukan untuk menghabiskan 0,55 gram CO2 yang
14
tersedia? Jawabannya /11 × 0,55 gram = 0,7 gram CaO, sedang yang disediakan
1,00 gram.
Menurut W. Haryadi, 2018, perhitungan ini dapat melihat bahwa reaksi antara
CaO dan CO2 dengan masing-masing 1,00 dan 0,55 gram, CO2 akan habis tetapi CaO
akan meninggalkan sisa yang tetap bereaksi. Reaksi ini akan didapati CaCO3 dan sisa
CaO; CaCO3 sebanyak (0,55 + 0,7) gram dan sisa CaO sebanyak (1,00-0,7) gram. Pada
kenyataannya, dalam banyak reaksi, zat pereaksi atau zat hasil reaksi masih tersisa, hal
ini dapat disebabkan ada zat yang bertindak sebagai pereaksi pembatas atau terjadi
reaksi kesetimbangan (reversible) (Suandi Sidauruk, 2005).
Contoh CO2 ini membatasi jumlah CaO yang dapat bereaksi sehingga
meninggalkan sisa yang tak tereaksikan, maka CO 2 dalam contoh ini disebut “pereaksi
pembatas”. Pereaksi pembatas ialah pereaksi yang terdapat dalam jumlah relative kecil
(dalam hubungan stoikiometrinya). Pereaksi pembatas akan habis bereaksi, sedangkan
pereaksi-pereaksi yang lain akan meninggalkan sisa (W. Haryadi, 2018).
3.2.3 Persamaan Reaksi
Reaksi kimia merupakan suatu proses perubahan suatu senyawa menjadi
senyawa baru, persamaan reaksi atau persamaan kimia digunakan untuk menyatakan
proses reaksi dan perubahan senyawa dari senyawa semula menjadi senyawa baru.
Persamaan reaksi memberikan informasi gambaran singkat mengenai suatu reaksi
kimia. Gas hidrogen terbakar di udara yang mengandung oksigen menghasilkan air.
Reaksi yang terjadi dapat dituliskan persamaan reaksinya sebagai berikut:
H2 + O2 → 2H2O (3.4)

Tanda + berarti bereaksi dengan, tanda → berarti menghasilkan. Persamaan reaksi diatas
dibaca molekul hydrogen bereaksi dengan oksigen menghasilkan air, arah reaksi
berlangsung ke kanan sesuai dengan arah anak panah. Persamaan reaksi tersebut belum
lengkap karena atom oksigen pada sebelah kiri tanda panah lebih banyak (berjumlah 2)
dari pada jumlah atom oksigen pada sebelah kanan anak panah (berjumlah 1). Senyawa
tersebut belum lengkap, untuk memenuhi hukum kekekalan massa, dimana banyaknya
atom-atom di kedua sisi kiri dan kanan harus dalam jumlah yang sama atau dengan bahsa
lain jumlah atom sebelum dan sesudah reaksi harus sama. Reaksi tersebut harus
disetarakan, dengan cara menempatkan koefisien yang sesuai agar jumlah atom sebelum
dan sesudah reaksinya sama. Persamaan reaksi menjadi :
2H2 + O2 → 2H2O (3.5)

Perbandingan jumlah molekul sama dengan perbandingan jumlah mol, sehingga


persamaan reaksi tersebut dapat dibaca 2 mol molekul hydrogen bereaksi dengan satu
mol molekul oksigen menghasilkan dua mol molekul air. Diketahui bahwa massa 1 mol
gas hydrogen adalah 2 gram, 1 mol gas oksigen 32 gram, dan 1 mol air massanya 18
gram, jadi 4 gram gas hydrogen bereaksi dengan 32 gram gas oksigen menghasilkan 36
gram air.
Pada reaksi diatas gas hidrogen dan gas oksigen disebut reaktan atau pereaksi,
yaitu material awal dalam reaksi kimia. Air disebut produk atau hasil reaksi yaitu zat
yang terbentuk sebagai hasil dari suatu reaksi kimia. Informasi tambahan lainnya juga
perlu disediakan. Persamaan reaksi diatas belum terdapat informasi wujud fisik reaktan
dan produknya. Wujud fisik zat memiliki empat macam, yakni larutan (dalam air),
dinotasikan dengan aq, berasal dari kata aqueous. Zat yang berwujud fisik padat
dinotasikan dengan s, berasal dari kata solid. Zat yang berwujud fisik. Zat murni yang
tidak bercampur dengan pelarut atau air dinotasikan dengan l. berasal dari kata liquid
dan zat yang berwujud fisik gas dinotasikan dengan g yang berasal dari kata gas. Contoh
: (Sulastri, dkk, 2017)
2H2 (g) + O2 (g) → 2H2O (g) (3.6)

2CO (g) + O2 → 2CO2 (g) (3.7)

2HgO2 (s) → 2Hg (l) + O2 (g) (3.8)

Penyetaraan reaksi kimia, dimana dasarnya adalah teori atom Dalton dan hukum
Lavoisier, menyatakan dalam reaksi kimia tidak ada atom yang hilang atau tercipta, yang
terjadi hanyalah penataan ulang. Jumlah atom di sebelah kiri sama dengan jumlah atom
di sebelah kanan (Lidyawati, dkk, 2018).
Secara umum, langkah-langkah penyetaraan persamaan reaksi adalah sebagai berikut :
1. Menuliskan persamaan reaksi yang belum setara sesuai rumus kimia antara zat yang
bereaksi dan zat hasil reaksi secara benar.
2. Memberikan koefisien reaksi untuk tiap rumus kimia pada persamaan reaksi
sehingga menjadi reaksi yang setara (jumlah atom di kiri sama dengan jumlah atom
di ruas kanan).
3. Menuliskan wujud zat untuk masing-masing pereaksi dan hasil reaksi.

Contoh :

Menyetarakan reaksi secara langsung untuk reaksi berikut.

NaNO3 (aq) + K2SO4 (aq) → Na2SO4 (aq) + KNO3 (aq) (3.9)


Jawaban : Reaksi tersebut dapat disetarakan dengan cara mengalikan 2 pada senyawa
NaNO2 dan KNO3 untuk menyetarakan atau menyeimbangkan jumlah unsur-unsur pada
pereaksi maupun hasil reaksi, yaitu : (Sulastri,dkk, 2017).
2NaNO3 (aq) + K2SO4 (aq) → Na2SO4 (aq) + 2KNO3 (aq) (3.10)

3.2.4 Konsep Mol


Istilah mol mulai resmi digunakan dalam stoikiometri sejak tahun 1860 ketika
Stanislao Cannizzaro menampilkan system berat atom yang dihitungnya berdasarkan
hipotesis Avogadro. Hipotesis Avogadro menimbulkan konsep massa gram molekul
(massa suatu zat sama dengan massa molekulnya dinyatakan dalam gram) dan konsep
bilangan Avogadro yang merupakan bilangan jumlah molekul yang dikandung oleh
berat gram molekul suatu zat. Bilangan Avogadro atau sering disebut juga konstanta
Avogadro adalah banyaknya “entitas” (atom atau molekul) dalam satu mol, yang
merupakan jumlah atom karbon-12 dalam 12 gram (0,012 kilogram) dalam keadaan
standar. Bilangan Avogadro sebesar 6,022 x 1023 pertama kali diperkirakan oleh Johann
Josef Loschmidt pada 1865 dengan menghitung jumlah partikel dalam satu sentimeter
kubik gas dalam keadaan standar.
Pengertian mol sebagai satuan jumlah zat dapat diibaratkan dengan
menggunakan satuan tertentu untuk menyebutkan bilangan yang besar dalam
mempermudah perhitungan. Diterapkan ketika akan menghitung jumlah partikel suatu
zat (atom, molekul, dan ion), yang sangat sulit menghitung jumlah atom atau molekul
dari suatu zat atau materi. Beberapa jumlah atom besi (Fe) yang terdapat pada 100 gram
batang besi. Pertanyaan ini dapat lebih mudah dijawab dengan mengemas atom-atom
besi dalam suatu kemasan. Kemasan untuk perhitungan jumlah partikel dalam ilmu
kimia adalah mol. Satu mol itu sama dengan bilangan/konstanta Avogadro yaitu 6,02 x
1023 partikel.
Contoh :

• 1 mol besi (Fe) mengandung 6,02 x 1023 atom besi (partikel Fe adalah atom).
• 1 mol air (H2O) mengandung 6,02 x 1023 molekul air (partikel senyawa air adalah
molekul).
• 1 mol K+ mengandung 6,02 x 1023 ion K+ (partikel ion K+ adalah ion).
• 3 mol CO2 mengandung 3 x 6,02 x 1023 = 1,806 x 1023 molekul CO2.

• 0,4 mol Nitrogen mengandung 0,4 x 6,02 x 1023 = 2,408 x 1023 (Sulakhudin, 2019).

IV. Metodelogi Percobaan


4.1 Alat dan Bahan
4.1.1 Alat
- Cawan porselin
- Pemanas (spiritus atau Bunsen)
- Gelas Kimia 50 mL
- Spatula
- Corong
4.1.2 Bahan
- Suda Kue (Kristal NaHCO3)
- Barium Klorida 2M (BaCl2 2M)
- Natrium Sulfat 2M (Na2SO4 2M)
4.2 Diagram Alir
4.2.1 Reaksi Pembentukan Barium Sulfat (BaSO4)

BaCl2

- Dimasukkan BaCl2 2 M kedalam gelas kimia 50 mL,


ditambahkan Na2SO4 2 M dan diaduk dengan spatula
sampai terbentuk endapan
- Dikeringkan kertas saring selama 5 menit dalam oven,
diamkan dan timbang kertas saring. Digunakan kertas
saring tersebut untuk menyarng padatan
- Dikeringkan dalam oven 15 menit lalu ditimbang.
Ditentukan massa padatan yang diperoleh
- Diulangi perlakuan dengan volume Na2SO4, masing-
masing yaitu 10 mL dan 15 mL

Hasil
4.2.2 Reaksi Penguraian Soda Kue

NaHCO3

- Ditimbang cawan porselin, dengan cawan tersebut


ditimbang 2,5 sampai 3 g NaHCO3 dan dicatat massanya.
- Dipanaskan dalam cawan tersebut selama 12 menit,
diangkat cawan dan didiamkan. Ditimbang cawan beserta
isinya dan ditentukan massa Na2CO3.
- Dipanaskan sekali lagi dalam cawan selama 10 menit,
diangkat cawan dan didiamkan, ditimbang massanya.
Catatan : tanyakan pada asisten bagaimana cara
memanaskan.

Hasil

4.3 Prosedur Kerja


4.3.1 Reaksi Pembentukan Barium Sulfat (BaSO4)
Dimasukkan 10 mL larutan BaCl2 2 M kedalam gelas kimia 50 mL, ditambahan
5 mL Natrium Sulfat (Na2SO4) 2 M, diaduk perlahan dengan spatula sampai terbentuk
endapan. dikeringkan kertas saring dalam oven 5 menit, diamkan sebentar dan timbang
kertas saring tersebut. digunakan kertas saring untuk menyaring padatan, keringkan
dalam oven selama 15 menit lalu ditimbang. Ditentukan massa padatan yang diperoleh.
Diulangi perlakuan dengan merubah volume Natrium Sulfat (Na2SO4), masing-masing
yaitu 10 mL dan 15 mL.
4.3.2 Reaksi Penguraian Soda Kue
Ditimbang cawan porselin untuk menentukan massanya. Dengan cawan yang
sudah ditentukan massanya, digunakan cawan tersebut untuk menimbang 2,5 sampai 3
gram NaHCO3 dan dicatat massa tepatnya dalam tabel pengamatan. Dipanaskan dalam
cawan tersebut selama kurang lebih 12 menit, diangkat cawan dan diamkan sampai
dingin. Setelah dingin ditimbang cawan porselin beserta isinya dan tentukan massa
Na2CO3 yang dihasilkan. Dipanaskan sekali lagi dalam cawan yang berisi analit selama
10 menit, diangkat cawan dan diamkan sampai dingin, timbang massanya. Catatan :
tanyakan pada asisten bagaimana cara memanaskan.
DAFTAR PUSTAKA

Harjadi, W. 2018. Stoikiometri Berhitung Kimia Itu Mudah Edisi Kedua. Bogor : IPB
Press.
LabChem. 2021. Material Safety Data Sheet of Natrium Bicarbonate. [Serial Online]
http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC22943.pdf (Diakses pada tanggal
8 November 2021).
LabChem. 2021. Material Safety Data Sheet of Barium Chloride. [Serial Online]
http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC11560.pdf (Diakses pada tanggal
8 November 2021).
LabChem. 2021. Material Safety Data Sheet of Sodium Sulfate. [Serial Online]
http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC24880.pdf (Diakses pada tanggal
8 November 2021).
Lidyawati. Bukhari. Muhammad. 2018. Aplikasi Ilmu Matematika Dalam Memahami
Konsep Persamaan Reaksi Kimia. Jurnal Dedikasi Pendidikan. Vol. 2. No. 1
Sidauruk, Suandi. 2005. Miskonsepsi Stoikiometri Pada Siswa SMA. Jurnal Penelitian
dan Evaluasi Pendidikan. No. 2
Sulastri. Rahmadani, Fazlia, Ratu. 2017. Buku Ajar – Dasar Kimia I. Banda Aceh:
Syiah Kuala University Press.
Sulakhudin. 2019. Kimia Dasar : Konsep Dan Aplikasi Dalam Ilmu Tanah. Sleman :
Deepublish
Tim Praktikum Kimia Dasar. 2021. Modul Praktikum Kimia Dasar. Jember:
Universitas Jember.

Anda mungkin juga menyukai