Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PENENTUAN PERBANDINGAN JUMLAH MOL PEREAKSI

Diajukan Untuk Memenuhi Laporan Praktikum Kimia Dasar

Disusun Oleh :
Kelompok 7 (Romawi)(A3)

1. Maghfira Khauli NIM. 190140085


2. M. irvan Maulana Lubis NIM. 190140087
3. Rahmad Hidayat NIM. 190140099
4. Ayu Lidya Panjaitan NIM. 190140102

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2019
ABSTRAK

Dalam suatu reaksi kimia, bahwa perbandingan jumlah mol yang bereaksi sangat
menentukan jumlah hasil reaksi. Percobaan ini bertujuan untuk menentukan jumlah
zat yang bereaksi dalam suatu reaksi kimia. Karena berdasar teori perbandingan
jumlah mol reaksi sangat menentukan jumlah hasil reaksi. Dimana larutan Pb(NO3)2
dicampurkan dengan larutan KI dan dengan volume yang berbeda-beda. Dari
percobaan diperoleh hasilnya ternyata campuran Pb(NO3)2 dan KI berlangsung sangat
cepat, ini terjadi karena pengaruh volume yang digunakan yaitu larutan Pb(NO3)2
cepat turun membentuk endapan. Pada campuran yang kedua, Pb(NO3)2 ditambahkan
K2Cr2O4 endapan pada reaksi ini berlangsung sempurna. Proses ini terdapat pada
tabung A yang memiliki endapan yang paling banyak, dan yang paling sedikit
terdapat pada tabung E. Hal ini membuktikan bahwa perbandingan jumlah mol
pereaksi sangat berpengaruh pada endapan dan hasil reaksi. Jadi memang benar
jumlah mol reaksi sangat menentukan hasil reaksi.
Kata kunci : Mol, Perubahan Larutan, Reaksi Kimia.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Judul Praktikum : Penentuan Perbandingan Jumlah Mol Pereaksi


1.2 Tanggal Praktikum : 8 juni 2020
1.3 Pelaksana Praktikum : 1.Maghfira Khauli Nim.190140085
2.M.irvan Maulana Lbs Nim.190140087
3.Rahmad Hidayat Nim.190140099
4.Ayu Lidya Panjaitan Nim.190140102
1.4 Tujuan Praktikum : Menentukan jumlah mol zat yang berlaku
dalam suatu rekasi kimia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Mol


Menurut perbandingan dalam 1 gram besi terkandung 1,075 x 1023 atom besi.
Dalam 1 ml air terkandung 3,345 x 1023 molekul air. Angka – angka sebesar itu tidak
efektif jika diterapkan dalam pengukuran zat – zat skala besar. Agar lebih efektif,
para ahli kimiawan menetapkan suatu larutan jumlah zat yang menyatukan
banyaknya partikel itu. Satuan itu dinamakan mol (Sunarya, 2010).

2.2 Konsep Mol


Untuk mengetahui hubungan antara massa zat dalam satuan gram dengan Ar
atau Mr zat ini memerlukan besaran lain dinamakan mol. Mol adalah suatu satuan zat
yang dapat menghubungkan antara massa (dalam satuan gram), jumlah partikel dan
Ar atau Mr zat itu (Sunarya, 2010).

Dalam reaksi kimia terjadi perubahan suatu zat lain seperti

Fe + S (FeS 2H2O)

Artinya dalam 1atom Fe bergabung (bersenyawaan) dengan 1 atom S yang


membentuk FeS. Seterusnya, 2 molekul 2H2O. Dengan kata lain reaksi kimia adalah
reaksi antara partikel – partikel perekasi menjadi partikel hasil pereaksi. Jumlah
partikel tersebut mempunyai perbandingan tertentu dan tetap.

Dengan mereaksikan suatu zat dengan zat lain, kita harus mengambil jumlah
partikel pereaksi sesuai dengan perbandingan. Akan tetapi kita tidak mungkin
menghitung atau molekul satu persatu karena sangat kecil, yang dapat dilakukan
hanya menimbang maka harus dicari hubungan massa zat dengan jumlah partikelnya.
(Syukri, 1999)
2.2.1 Massa Molar
Hubungan antara jumlah partikel dan satuan mol zat – zat yang menggunakan
tetapan Avogadro yang digunakan untuk menghubungkan antara satuan gram dan
mol dengan menerapkan massa atom relatif atau massa molekul relatif zat itu.
Dari uraian tersebut diperoleh informasi bahwa :
1. Didalam 32.00 gram gas oksigen terkandung 6,002 x 1023 molekul O2
2. Didalam 12,00 gram atom karbon terkandung 6,022 x 1023 molekul atom C
3. Didalam 3,99 gram atom helium terkandung 6,022 x 1023 molekul He
Disamping itu diketahui bahwa atom molekul relatif gas oksigen adalah 32,00
dengan massa atom relatif karbon adalah 13,00. Berdasarkan informasi ini, tampak
adanya hubungan antara massa zat dalam satuan gram, massa atom akan relatif atau
massa molekul relatif dengan jumlah partikel zat itu (Sunarya, 2010).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa massa (gram) suatu zat yang
besarnya sama dengan massa atom relatif. Zat berupa molekul atau senyawa ion
adalah besarnya massa (gram) untuk suatu mol zat.
2.2.2 Pengubahan Massa dari Mol
Jumlah mol suatu zat A dari massa zat A dapat ditentukan dengan
menggunakan massa molar.
1 Mol A
Mol zat A = Massa A x
Massamolar A
……………………………………………(2.1)
Penyusunan ulang untuk persamaan diatas dpat digunakan untuk menentukan
massa zat A yang sama dengan jumlah mol zat A dalam satuan mol.
1 Mol A
Massa zat A = Mol A x ……………………………………………
Massamolar A
(2.2)
2.2.3 Pengubahan volume dan massa melalui kecepatannya
Kecepatan atau massa jenis didefinisikan sebagai massa pervolume.
Persamaaan tersebut dapat disusun ulang guna mencari massa suatu zat lain dari
kecepatan volume yang massanya dan kecepatannya diketahui.
Banyak permasalahan dalam stoikiometri sukar oleh sebagian siswa, tapi
sesungguhnya tidak begitu rumit asalkan kata kuncinya diketahui. Kata kunci
stoikiometri adalah pengubah satuan suatu zat (baik gram, volume, atau jumlah
partikel) menjadi mol (Sunarya, 2010).

2.3 Perhitungan Stoikiometri


Telah diterangkan bahwa koefisien dalam persamaan kimia menyatakan
jumlah molekul massa molekul, yang penting dalam perhitungan reaksi kimia adalaah
menuliskan persamaan kimia – kimia yang seimbang (Sastrohamidjo, 2001).
Contoh nya ialah reaksi propana dengan oksigen akan membentuk O2 dan
H2O.
C3H8 + SO2 (g) → 3CO2 + 4H2O (g)

Reaksi ini berarti 1 mol C 3H8 akan bereaksi dengan mol O2 menghasilkan 3
mol CO2 dan 4 mol H2O. Berapa massa O2 akan bereaksi dengan 96,1 gr propana.
Berapa mol propana yang terdapat dalam 96,1 gr propana ?
Banyaknya mol propana yang dihitung sebagai berikut :
1 MolC 3 H 8
96,1 gr C3H8 x = 2,18 mol C3H8
44,1 gr C 3 H 8
Dan persamaan diketahui 5 mol O2 dibutuhkan untuk setiap mol C3H8. Jumlah
mol yang dibutuhkan
5 Mol C 3 H 8
2,18 mol C3H8 x = 10,9 mol C3H8
1 Mol C 3 H 8
Massa O2 yang diperlukan untuk bereaksi dengan 9,6 gram propana adalah :
32 gr C 3 H 8
10,9 mol C3H8 x = 349 gram O2
1 Mol C 3 H 8
Dari persamaan dapat diketahui bahwa 3 mol CO2 dihasilkan untuk setiap mol
C3H8 yang bereaksi hingga jumlah mol yang dihasilkan adalah :
3 Mol C 3 H 8
2,18 mol C3H8 x = 6,54 mol CO2
1 Mol C 3 H 8
Massa zat yang dihasilkan :
44 gramCO 2
6,54 mol CO2 x = 288 gr O2
1 Mol C O 2
Dari persamaan diatas diperoleh lah massa CO2 sebesar 288 gr

2.4 Reaksi – Reaksi Kimia


Terdapat beberapa macam reaksi kimia, yaitu :
1. Reaksi Sintesa
Reaksi sintesa yaitu reaksi yang pembentukan senyawa berasal dari unsur –
unsurnya. Contoh reaksi sintesa :

Fe + Cl2 → FeCl2

2. Reaksi Metanesis
Reaksi metanesis adalah reaksi yang pembetukannya terjadi pertukaran antar
senyawa. Contoh reaksi metanesis :

NaCl + AgNO3 → AgCl +NaNO3

3. Reaksi Asam Basa


Reaksi asam basa biasanya disebut dengan reaksi penetralan. Contoh reaksi
asam basa :

HCl + NaOH → NaCl + H2O

2.5 Cara Menentukan Mol Zat di Laboraturium


Dalam percobaan, sering dilakukan zat dengan jumlah mol tertentu, misalnya
2 mol 0,5 mol dan sebagainya. Dilaboraturium, biasanya tersedia zat dalam keadaan
murni atau campuran. Zat murni biasanya berupa padatan atau cairan, sedangkan
campuran dalam bentuk larutan atau koloid (Syukri, 1999).
Untuk mengambil zat murni yang padat atau cairan sebanyak n mol,
diperlukan zat tersebut sebanyak 11 gram. Massa cairan juga dapat ditentukan dengan
mengukur volume bila diketahui kerapatannya (volume, massa, kerapatan). Walaupun
dalam laboraturium tidak tersedia zat dalam bentuk gas murni, tetapi juga dapat
dibuat atau dihasilkan dari suatu reaksi (Syukri, 1999).
2.5 Menentukan Perbandingan Mol Dan Rumus Kimia
Apabila kita ingin mendapatkan perbandingan mol dari suatu rumus kimia
haruslah di ingat bahwa perbandingan mol adalah sama dengan perbandingan atom.
Misalnya perbandingan mol pada C2Cl2 (Brady, 1999).
Perbandingan atom Perbandingan mol
2 atom C 2 mol C
atau
2 atom Cl 6 mol Cl
Ada juga yang lainya, rumus ini menyatakan bahwa 1 molekul C2Cl6
mengandung 2 atom C dan 6 atom Cl. Kita dapat mengubahnya langsung hl mol. 1
mol C2Cl6 mengandung 2 mol C dan 6 mol C. Ini akan memberikan dua macam
ekivalen (Brady, 1999).

JANGAN COPY PASTE. CARI REFERENSI LAIN


BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Adapun alat–alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
1. Gelas Ukur 1 buah
2. Rak Tabung 1 buah
3. Tabung Reaksi 10 buah
4. Penggaris 1 buah

3.1.2 Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan sebagai berikut:
1. Larutan Pb(NO3)2 0,2 M 50 ml
2. Larutan KI 0,2 M 50 ml
3. Larutan K2Cr2O4 0,1 M 50 ml

3.2 Prosedur kerja


Adapun prosedur kerja yang dilakukan sebagai berikut:
1. Masukkan larutan Pb(NO3)2 0,2 M dan larutan KI 0,2 M kedalam 5 buah
tabung reaksi berikut :
Tabung A B C D E
Pb(NO3)2 0,2 M 1 3 5 7 9
KI 0,2 M 9 7 5 3 1

2. Kocok tiap – tiap campuran kemudian biarkan endapan turun selama lebih
kurang 20 menit
3. Ulangi cara kerja diatas dengan menggantikan larutan KI dengan larutan
K2Cr2O4
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Adapun hasil yang diperoleh dalam percobaan ini adalah :
Tabel 4.1. Hasil Pengamatan Praktikum Penentuan Perbandingan Jumlah Mol
Pereaksi Pb(NO3)2 dengan KI (Contoh)
Diatas tabel dibuat reaksinya

N Tabung Pb(NO3)2 KI Tinggi Endapan Warna


O

1 A 1 9 0,5 Kuning Kunyit


B 3 7 0,8 Kuning Kunyit
C 5 5 0,9 Kuning Kunyit
D 7 3 0,6 Kuning Kunyit
E 9 1 0,4 Kuning Kunyit
Sumber : (Praktikum kimia dasar penentuan perbandingan jumlah mol pereaksi,
2019) (HAPUS)

Tabel 4.1.2 Hasil pengamatan praktikum penentuan perbandingan jumlah mol


pereaksi Pb(NO3)2 dengan K2Cr2O4 (ikut contoh diatas)

NO Tabung Pb(NO3)2 K2Cr2O4 Tinggi Endapan Warna

2 A 1 9 0,4 Kuning Pucat


B 3 7 1,5 Kuning Pucat
C 5 5 1,5 Kuning Pucat
D 7 3 0,8 Kuning Pucat
E 9 1 0,4 Kuning Pucat
Sumber : (Praktikum kimia dasar penentuan perbandingan jumlah mol pereaksi,
2019)

4.2 Pembahasan
Pada percobaan Pb(NO3)2 + KI dengan perbandingan 1 : 9 terdapat tinggi
endapan 0,5 cm dan larutan berwarna kuning kunyit. Perbandingan 3 : 7 terdapat
tinggi endapan 0,8 cm yang larutannya berwarna kuning kunyit. Perbandingan 5 : 5
terdapat tinggi endapan 0,9 cm dan larutan berwarna kuning kunyit. Pada
perbandingan 7 : 3 terdapat tinggi endapan 0,6 cm serta larutan berwarna kuning
kunyit. Dan perbandingan 9 : 1 terdapat tinggi endapan 0,4 cm yang larutannya
berwarna kuning kunyit. Pada percobaan ini tinggi tingkat perbandingan volume akan
berpengaruh pada endapan yang diperoleh. Adapun Grafik 4.2.1 (Gambar 4.1) dari
perbandingan Pb(NO3)2 dengan KI

Pb(NO3)2 dengan KI
1
0.9 0.9
0.8 0.8
0.7
0.6 0.6
0.5 0.5
0.4 0.4
0.3
0.2
0.1
0
A B C D E

Grafik 4.2.1. Hubungan perbandingan volume Pb(NO3)2 dengan KI terhadap tinggi


endapan (Koreksi Gambar “grafik diperjelas untuk sumbu X dan Y beri keterangan)

Pada percobaan Pb(NO3)2 + K2Cr2O4 dengan perbandingan 1 : 9 terdapat tinggi


endapan 0,4 cm dan larutan berwarna kuning pucat. Perbandingan 3 : 7 terdapat
tinggi endapan 1,5 cm dan larutannya berwarna kuning pucat. Perbandingan 5 : 5
terdapat tinggi endapan 1,5 cm dan larutan berwarna kuning pucat. Pada
perbandingan 7 : 3 terdapat tinggi endapan 0,8 cm yang larutannya berwarna kuning
pucat. Dan perbandingan 9 : 1 terdapat tinggi endapan 0,4 cm yang larutannya
berwarna kuning pucat. Pada percobaan ini perbandingan mol sangat berpengaruh
pada endapan dan hasil reaksi yang dihasilkan.
Sebelum menggambarkan atau membuat grafiknya, apakah kalian tau
mengapa tinggi endapan yang dihasilkan berbeda – beda ? Tinggi endapan yang
dihasilkan berbeda – beda disebabkan karena endapan yang dapat dihasilkan dari
suatu reaksi kimia serta juga dapat dipengaruhi oleh koefisien volume bahan reaktan.
Dan juga pengendapan dapat terjadi jika konsentrasi pada senyawa melebihi
kelarutan.

Perbedaan tinggi endapan juga dikarenakan penambahan volume pada setiap


perbandingan volume seperti perbandingan volume Pb(NO3)2 0,2 M dengan KI 0,2
M, endapan yang paling tinggi terlihat pada perbandingan 5 : 5 dengan tinggi
endapan 0,9 cm, dikarenakan dalam proses ini terjadi keseimbangan dalam
stoikiometri antara volume Pb(NO3)2 dan KI. Adapun Grafik 4.2.2 dari Pb(NO3)2
dengan K2Cr2O4 . Tambahkan pembahasan mengenai reaksi dan senyawa mana yang
dapat membentuk endapan didalamnya. Kenapa bisa terdapat endapan? Bagaimana
sifat senyawanya.

Pb(NO3)2 dengan K2Cr2O4


1.6
1.5 1.5
1.4
1.2
1
0.8 0.8
0.6
0.4 0.4 0.4
0.2
0
A B C D E

Grafik 4.2.2. Hubungan perbandingan volume Pb(NO3)2 dengan K2Cr2O4 terhadap


tinggi endapan. Ikut contoh diatas perbaikannya.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada percobaan ini, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Semakin tinggi atau semakin rendah perbandingan maka semakin rendah dan
semakin tinggi pula hasil dari reaksi tersebut.
2. Penentuan perbandingan volume reaktan sangat berpengaruh juga terhadap
hasil endapan.
3. Penentuan jumlah mol zat yang bereaksi didalam suatu reaksi kimia sangat
besar pengaruhnya, bahwa perbandingan jumlah mol yang bereaksi sangat
menentukan jumlah mol hasil reaksi.

Tambah kesimpulan pada point tambahan pembahasan.

5.2 Saran
Dalam percobaan ini pada saat melakukan setiap percobaan dalam percobaan
ini harus lebih efektif dalam melakukan pengukuran suatu percobaan dan lebih hati-
hati dalam menggunakan peralatan praktikum. Pada percobaan ini praktikan harus
memahami dan menguasai percobaan ini agar praktikum ini berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA

A,I. Underwood, RA, Day, Jr. 1876. Analisa Kimia Kuantitatif edisi V. Jakarta :
Erlangga
Brady, James E. 1999. Kimia Universitas Asal dan Struktur. Jakarta : Binarupa
Aksara
Keenan, Charles W. 1990. Kimia untuk Universitas jilid 1 edisi VI. Jakarta : Erlangga

Keenan, Kleinfelter, Wood A. 1999. Kimia untuk Universitas jilid VI jilid 1. Jakarta :
Erlangga
Rosenberg, Jeroinel. 1996. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga
LAMPIRAN B

TUGAS DAN PERTANYAAN

1. Buatlah grafik tinggi endapan pada masing–masing nomor untuk masing–


masing percobaan.

Jawab:

a. Grafik tinggi endapan Pb(NO3)2 0,2 M dengan KI 0,2 M RAPIKAN GRAFIK


T 1
i 0.9
n 0.8
g
g 0.7
i 0.6
0.5
E 0.4
n
d 0.3
a 0.2
p 0.1
a 0
n A B C D E
Tabung

b. Grafik tinggi endapan Pb(NO3)2 0,2 M dengan K2Cr2O4 0,1 M

T 1.6
i 1.4
n
g 1.2
g 1
i
0.8
E
n 0.6
d 0.4
a
p 0.2
a
n 0
A B C D E
Tabung
LAMPIRAN C
GAMBAR ALAT

N Gambar Nama Alat Fungsi Alat


O
1 Tabung Reaksi Untuk mereaksikan dua
atau lebih zat

2 Gelas Ukur Untuk mengukur volume


larutan

3 Rak Tabung Tempat untuk Tabung


reaksi

4 Penggaris Mengukur tinggi


endapan yang dihasilkan
dalam larutan

Anda mungkin juga menyukai