Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PENENTUAN PERBANDINGAN JUMLAH MOL


PEREAKSI

DiajukanuntukmemenuhiTugasLaporanPraktikum Kimia Dasar

DisusunOleh :
Kelompok VI (A1)

Syilvie Anastasya Utami NIM. 220190007 Suhailah


Silalahi NIM. 220190015 M. Aldi
Zuwanda NIM. 220190018 Reina Melinda H
Hasibuan NIM. 220190020 Kasral
NIM. 220190022

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH LHOKSEUMAWE 2022
ABSTRAK
Koefisien reaksi pada persamaan kimia menunjukkan perbandingan jumlah mol zat-
zat yang bereaksi dan zat-zat hasil reaksi. Dalam ilmu kimia, mol adalah satuan
pengukuran jumlah yang standar. Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk
menentukan jumlah mol zat yang bereaksi di dalam suatu reaksi kimia. Percobaan ini
dilakukan dengan metodelogi pencampuran larutan Pb(NO3)2 dengan KI dan larutan
Pb(NO3)2dengan K2CrO4 masing-masing dalam tabung dan volume yang berbeda
hingga terlihat hasil dari perbandingannya. Hasil dari percobaan ini adalah berupa
endapan yang berbeda-beda. Penentuan perbandingan volume sangat berpengaruh
terhadap hasil endapan.

Kata Kunci:Endapan, Koefisien, Metodoligi, Perbandingan mol, danStoikiometri.


BAB I PENDAHULUAN

1.1 JudulPraktikum : PenentuanPerbandinganJumlah Mol Reaksi


1.2 TanggalPraktikum : 1 Desember 2021 1.3 PelaksanaPraktikum :
Kelompok l (A1)
1. Syilvie Anastasya Utami NIM.220190007
2. Suhailah Silalahi NIM.220190015
3. M. Aldi Zuwanda NIM.220190018
4. Reina Melinda H Hasibuan NIM.220190020
5. Kasral NIM.220190022
1.4 TujuanPraktikum : Menentukan jumlah mol zat yang bereaksi di
dalam suatu reaksi kimia
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Mol merupakan jumlah tertentu untuk menyatakan banyaknya suatu zat yang
berukuran mikroskopis. Satu mol menunjukkan banyaknya partikel yang
terkandung dalam suatu zat yang jumlahnya sama dengan jumlah partikel dalam
12 gram atom C-12. Memang, ada berapa sih partikel dalam 12 gram atom C-12?
Seorang ilmuwan bernama Avogadro berhasil menghitung banyaknya partikel
dalam 12 gram atom C-12, yaitu sebanyak 6,02 × 10 23 partikel. Sungguh besaran
yang tidak dapat dijangkau dengan indera manusia. Bilangan tersebut lebih dikenal
sebagai bilangan Avogadro. Untuk 1 mol zat mengandung 6,02 × 1023 partikel.
Dengan demikian, hubungan antara jumlah mol dan jumlah partikel dirumuskan
sebaga iberikut.

(2.1)

2.1 Konsep Mol


Dalam ilmu kimia mol adalah satuan pengukuran jumlah yang standar.
Ketika kita mereaksikan zat-zat tertentu, zat tersebut bereaksi dengan
perbandingan mol yang bulat dan sederhana tetapi kita tidak dapat menghitung
jumlah zat-zat tersebut secara langsung dengan neraca. Neraca tidak dalam satuan
kimia, yaitu mol. Mol menyatakan jumlah zat, satuan jumlah zat ini sama halnya
dengan penyederhanaan jumlah suatu barang. Dalam satuan SI satu mol tersusun
dari 6,02×1023 molekul, nilai ini disebut sebagai tetapan Avogadro.
Tetapan Avogadro adalah bilangan yang menyatakan jumlah atom karbon yang
terdapat dalam 12 gram δ-20, dengan lambang L atau N. Dalam kehidupan
seharihari, jika lusin menyatakan 12 buah maka mol menyatakan jumlah
6,022×1023 partikel zat, kata partikel zat NaCl, H2SO4, N2 dapat dinyatakan dengan
ion dan molekul. Sedangkan pada unsur seperti seperti Zn, C, Af, dapat dinyatakan
dengan atom.

Tabel 2.1Jumlah Partikel Dalam Beberapa Zat


Nama zat Rumus Jumlah Jenispartikel Jumlahpartikel

Seng Zn 1 mol Atom 1x(6,002x1023)

Alumunium Al 1 mol Atom 1x(6,002x1023)

Natriumklorida NaCl 1 mol Ion 1x(6,002x1023)

Air H2O 1 mol Molekul 1x(6,002x1023)

(Underwood, 1986).

Rumus molekul kimia suatu menunjukkan perbandingan jumlah atom yang ada
dalam senyawa tersebut. Para ahli kimia mencari satuan jumlah zat yang dapat
dipakai untuk menghitung jumlah partikel. Dalam reaksi kimia dikenal dengan
konsep mol. Satu mol adalah banyaknya zat yang mengandung partikelpartikel
zatitu sebanyak atom yang terkandung dalam12 gram C sebanyak 6,023 × 10²³
(tetapan Avogadro). Dengan demikian berarti:
1 mol = 6,02 x 1023 atom unsur
= 6,02 x 1023 molekul senyawa

mol x 23
2 1
Jumlah partikel dalam suatu zat juga sangat banyak dan hal itu membuat kita sulit
untuk menghitungnya. Namun, para ahli kimia berhasil menemukan cara
menghitung jumlah partikel, massa zat, dan volume gas. Hubungan kuantitatif
antara zat-zat yang terlibat dalam reaksi disebut juga dengan stoikiometri.

2.1.1 Penggunaan Konsep Mol


Konsep mol dapat digunakan untuk menentukan rumus kimia suatu senyawa yang
belum diketahui. Rumus kimia suatu senyawa dapat menjelaskan atau meyatakan
jumlah relatif atom yang terdapat dalam senyawa itu. Ada dua jenis rumus kimia,
yaitu rumus empiris dan rumus molekul.
a. RumusEmpiris
Rumus empiris adalah rumus yang paling sederhana yang menyatakan
perbandingan atom-atom dari berbagai unsur dari senyawa. Rumus
empiris digunakan untuk zat-zat yang tidak terdiri dari molekul-molekul
distift, misalnya NaCl untuk natrium klorida MgO untuk magnesium
oksida dan CaCO3 untuk kalsium karbonat. Rumus empiris dapat
ditentukan dari data :
1. Macam unsur dalam senyawa (analisa kualitatif)
2. Persen komposisi unsur analisa (kuantitatif)
3. Massa relatif unsur-unsur yang bersangkutan
Cara menentukan rumus empiris suatu senyawa dapat dilakukan dalam
tahap-tahap berikut :
1. Tentukan massa dalam setiap unsur dalam senyawa massa tertentu,
senyawa atau persen massa setiap unsur-unsur dari data ini dapat
diperoleh massa relatif unsur yang terdapat dalam senyawa.
2. Membagi massa setiap unsur dengan massa atom relatif, sehingga
memperoleh perbandingan mol setiap unsur atau perbandingan atom.
3. Mengubah perbandingan yang diperoleh diatas menjadi bilangan
sederhana dengan cara membagi dengan bilangan bulat.
b. Rumus Molekul
Rumus molekul memberikan jumlah molekul atau mol. Data yang
diperlukan untuk menentukan rumus molekul, yaitu:
1. Rumus Empiris
2. Massa Molekul Relatif
Rumus kimia menentukan perbandingan atom unsur-unsur yang
menyusun suatu zat. Dengan mengetahui reaksi kimia zat tersebut, kita
dapat mereaksikan pereaksi-pereaksi sedemikian rupa. Sehingga zat yang
terbentuk mamiliki perbandingan atom unsure-unsur penyusun yang
sesuai dengan rumus kimianya. Sebagai contoh, karbonmonoksida (CO)
mempunyai perbandingan antara atom C dengan atom O yang berarti
perbandingan atom-atom dalam rumus kimianya. Rumus molekul
merupakan kelipatan bulat dan rumus empiris. Oleh karena itu, rumus
molekul suatu senyawa dapat dituliskan sebagai (RE)x dengan RE
sebagai rumus empiris dan x sebagai bilangan bulat.

2.2 Reaksi Kimia


2.2.1 Persamaan Reaksi
Persamaan reaksi didefinisikan sebagai persamaan yang menyatakan
kesetaraan jumlah zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia dengan menggunakan
rumus kimia. Dalam reaksi kimia terdapat zat-zat pereaksi dan zat-zat hasil reaksi.
Dalam menuliskan persamaan reaksi, rumus kimia pereaksi dituliskan di ruas kiri
dan rumus kimia hasil reaksi dituliskan di ruaskanan. Antara kedua ruas itu
dihubungkan dengan anak pana (→) yang m nyata an arah reaksi kimia.Contoh:
logam magnesium bereaksi dengan gas klorin membentuk magnesium klorida.
Persamaan reaksinya:
Mg + C ₂ → MgC ₂
(2.3)
N2 + 3H2 → 2NH3 (2.4)
Persamaan (2.4) menjelaskan bahwa 1 molekul hydrogen menghasilkan 2 molekul
amonia. Setiap jumlah nitrogen dan hydrogen dengan perbandingan 1: 3
menghasilkan ammonia sebanyak 2 kali molekul nitrogen yang bereaksi 1 mol
nitrogen bereaksi dengan 3 mol amonia.

2.2.2 Macam-Macam Reaksi Kimia


1. Reaksi sintesa
Reaksi sintesa yaitu pembentukan senyawa dari unsur-unsurnya.
Contoh : Fe + Cl2→FeCl2 (2.5)
2. Reaksi metatesis
Reaksi metatesis yaitu pertukaran antara senyawa.
Conto : NaC + NaOH → AgC + NaNO3
(2.6)
3. Reaksi asam-basa
Disebut juga reaksi penetralan.
Conto : HC + NaOH → NaC + H2O
(2.7)
4. Reaksi redoks
Contoh : K2SO4 + O2 → K2SO4
(2.8)

2.2.3 Penyetaraaan Persamaan Reaksi


Penyetaraan persamaan reaksi ialah sebagai berikut :
a. Harus diketahui rumus zat pereaksi dengan rumus produk reaksinya.
b. Jumlah atom relative setiap unsur dalam pereaksi sama dengan jumlah
atom unsur dalam produk relatif.
c. Koefisien rumus diubah menjadi bilangan bulat, terkecil, koefisien reaksi
merupakan perbandingan jumlah pereaksi dari zat yang terlihat dalam
reaksi.

2.2.4 Bilangan Oksidasi


a. Bilangan oksidasi setiap atom adalah unsur bebas sama dengan nol
(hydrogen dalam H2, belerang dalam SI, fosfor dalam P4, semuanya
mempunyai bilangan oksidasi nol).
b. Dalam senyawa bilangan oksidasificur sama dengan -1.
c. Bilangan oksidasi dalam ion sederhana sama dengan muatannya dalam
senyawa bilangan oksidasi unsure golongan AI, sama dengan +1,
sedangkan AII sama dengan +2.
d. Bilangan oksidasi hidrogen, dalam senyawa hydrogen sama dengan +1
kecuali dalam hibrida logam seperti NaOH, C4H2 sama dengan -1.
e. Bilangan oksidasi oksigen dalam senyawa sama dengan -2, kecuali dalam
peroksida sama dengan -1 dalam OF2 sama dengan +2, dan seperoksida.
f. Untuk senyawa netral, jumlah bilanga noksidasi dikalikan jumlah setiap
atom sama dengan nol.
g. Untuk semua ion, jumlah mol bilangan oksidasi dikalikan jumlah setiap
atom sama dengan muatan nol
(Brady, 1999).
2.2.5 Pereaksi pembatas
Pereaksi yang habis bereaksi disebut pereaksi pembatas, karena
membatasi kemungkinan pereaksi itu bereaksi kembali. Produk reaksi ditentukan
oleh pereaksi pembatas.Contoh :
2Zn + O2 → 2ZnO (2.9)
Reaksi pembatas adalah reaksi yang terdapat dalam jumlah stoikiometri terkecil.
Reaktan berlebih adalah reaktan yang terdapat lebih dari pada reaktan pembatas.
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat - alat
Adapun alat-alat yang digunakan sebagai berikut :
1. Gelas ukur 1 buah
2. Rak tabung 1buah
3. Tabungreaksi 10 buah
4. Penggaris 1 buah
5. Stopwatch 1buah
6. Pipet Tetes 1 buah

3.1.2 Bahan – bahan


Adapun bahan -bahan yang digunakan sebagai berikut :
1. Larutan KI 0,2 M 50 ml
2. LarutanPb(NO3)2 0,2 M 50 ml
3. Larutan K2Cr2O4 0,2 M 50 ml

3.2 ProsedurKerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan sebagai berikut :
1. Dimasukkan larutan Pb(NO3)2 0,2 M dan larutan KI 0,2 M kedalam 5 buah
tabung reaksi berikut :
Tabung A B C D E
Pb(NO3)2 0,2 M 1 3 5 7 9
KI 0,2 M 9 7 5 3 1
2. Dikocok tiap-tiap campuran kemudian dibiarkan endapan turun selama lebih
kurang 20 menit.
3. Diulangi cara kerja diatas dengan menggantikan larutan KI dengan larutan
K2Cr2O4.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Adapun hasil dari percobaan yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Percobaan Penentuan Perbandingan Jumlah Mol Pereaksi Pb(NO3)2
+ KI→2KNO3(aq) + PbI(s)
Hasil Pengamatan
Perbandingan
Tabung Nama Campuran Tinggi
Mol WarnaEndapan
Endapan
A 1:9 0,5 cm Kuning keruh
B 3:7 0,6 cm Kuning keruh
PB(NO3)2 0,2M +
C 5:5 0,8 cm Kuning keruh
KI 0,2 M
D 7:3 0,7 cm Kuning keruh
E 9:1 0,6 cm Kuning keruh
Tabel 4.2 Hasil Percobaan Penentuan Perbandingan Jumlah Mol Pereaksi Pb(NO3)2
0,2 M + K2Cr2O4 0,2 M→ PbCr2O4 +KNO3
Hasil Pengamatan
Perbandingan
Tabung Nama Campuran Tinggi
Mol WarnaEndapan
Endapan
A 1:9 0,5 cm Kuning cerah
B 3:7 1,4 cm Kuning cerah
Pb(NO3)2 0,2 M +
C 5:5 1,4 cm Kuning pucat
K2Cr2O4 0,2 M
D 7:3 1,1 cm Kuning pucat
E 9:1 0,4 cm Kuning bening
4.2 Pembahasan
Pada percobaanini, pencampuran antara larutan Pb(NO₃)₂ + KI m ng as an
endapan. Untuk tabung A perbandingannya 1 : 9 dengan tinggi endapan 0,5 cm dan
warna endapan berwarn akuning keruh. Tabung B perbandingan 3 : 7 tinggi endapan
0,6 cm dengan warna endapan kuning keruh. Kemudian pada tabung C perbandingan
5 : 5 dengan warna endapan kuning keruh dan tinggi endapan 0,8 cm. Tabung D
perbandingan 7 : 3 tinggien dapan 0,7 cm berwarna kuning keruh. pada tabung E
perbandingan 9 : 1 tinggi endapan 0,6 cm warna endapan kuning keruh. Dalam
percobaan ini, tingginya tingkat perbandingan volume sangat berpengaruh terhadap
hasilen dapan yang diperoleh. Sebagai contoh bisa kita lihat pada tabung A dengan
perbandingan 1:9 dengan endapan 0,5 cm, sedangkan pada tabung E perbandingannya
9 : 1 endapannya 0,6 cm.
Hal ini membuktikan bahwa tingkat perbandingan jumlah mol pereaksi sangat
berpengaruh pada endapan dan hasil reaksi:
Pb(NO₃)₂ + 2KI → 2KNO₃ + PbI₂ (4.1)
Pada arutanK₂Cr₂O₄ + Pb(NO₃)₂ p rband ngan tabung A 1 : 9 menghasilkan tinggi
endapan 0,5 cm dan warna endapan adalah kuning cerah. Tabung B perbandingan 3 :
7 endapan setinggi 1,4 cm berwarna kuning cerah, pada tabung C perbandingan 5 : 5
tinggi endapan 1,4 cm warnanya kuning pucat. Tabung D perbandingan7 : 3
endapannnya setinggi 1,1 cm berwarna kuning pucat dan pada tabung E perbandingan
9 : 1 tinggi endapan 0,4 cm warna kuning bening. Pada percobaan ini, juga
membuktikan bahwa tingkat perbandingan jumlah mol pereaksi sangat berpengaruh
pada endapan dan hasil reaksi semakin rendah perbandingan
[K₂Cr₂O₄] ma a semakin tinggilah endapan. Sedangkan pada percobaan pertama,
semakin rendah perbandingan maka semakin rendah pula tinggi endapan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Penentuan jumlah mol yang bereaksi didalam suatu reaksi kimia sangat
berpengaruh, bahwa perbandingan jumlah mol yang bereaksi sangat
menentukan jumlah hasil reaksi.
2. Semakin tinggi atau semakin rendah perbandingan maka semakin rendah dan
semakin tinggi pula hasil reaksi tersebut.
3. Penentuan perbandingan volume reaktan sangat berpengaruh juga terhadap
hasil endapan.
4. Pada reaksi Pb(NO3)2 dengan KI menghasilkan endapan berupa Pbl2 yang
berwarna kuning keruh dan didapat tinggi endapan sedangkan pada reaksi
Pb(NO3)2 dengan K2CrO4 menghasilkan endapan berupa Pb(CrO4) + KNO3
yang berwarna kuning dan didapat tinggi endapan.

5.2 Saran
Dalam melakukan percobaan ini sebaiknya menggunakan perlengkapan laboratorium
yang lengkap agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Dan juga diharapkan
dalam pengukuran dan pencampuran bahan-bahan dalam percobaan ini dilakukan
dengan teliti dan tentu juga hati-hati.
DAFTAR PUSTAKA

Alfian, Zul. 2009. Kimia Dasar. Medan : USU Press.


Brady, James E.1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta: Binarupa
Aksara.
Imam Rahayu, Praktis Belajar Kimia. PT Grafindo Media Pratama.
Julia Hafitri. 2016.Dasar Teori Praktikum Kimia Dasar: Stoikiometri Reaksi.
Keenan, Charles W. 1984. Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
L. Underwood, R.A. Day.JR.1986. Analisa Kimia Kuantitatif Edisi:5. Jakarta:
Erlangga
Sunarya, Yayan & Agus Setia budi. 2007. Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Bandung:
Setia Purna Inves
LAMPIRAN B
TUGAS DAN PERTANYAAN

1. Berapa perbandingan jumlah mol Pb(NO3)2 dan KI yang bereaksi


berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana?

Penyelesaian:

Diketahui: Pb(NO3)2

KI

Volume Pb(NO3)2

Volume KI

Ditanyak: Perbandingan jumlah mol Pb(NO3)2 dan KI

Jawab:

Mol Pb(NO3)2 = Mol KI

M.V Pb(NO3)2 = M.V KI

0,2M.50ml = 0,2M.50 ml

1 = 1
LAMPIRAN C GAMBAR
ALAT
No
Nama dan Gambar Alat Fungsi Alat
.
1. TabungReaksi Untukmereaksikanduaataulebihzat.

2. Penggaris Untukmengukurendapandalamtabungreaks
i.

3. Pipet Volume Untuk mengukur volume larutan.

4. Stopwatch Untuk mengukur lamanya waktu yang


diperlukan.
5. Tabung reaksi Untuk mengukur volume atau zat cair
dengan cepat.

6. Raktabungreaksi Tempat untuk tabung reaksi.

Anda mungkin juga menyukai