KIMIA
2014
KIMIA
KIMIA 3(2-1)
(MKK 931)
BAB 1.
YA TIDAK
Seragam ?
HETEROGEN
HOMOGEN (dua fasa atau lebih)
Hipotesis Avogadro
Pada volume yang sama, gas-gas yang
berbeda (T & P sama) mengandung partikel
yang jumlahnya sama.
Setiap kubus merupakan wadah dengan volume yang
sama di bawah kondisi yang sama.
Hipotesis Avogadro
Hukum Penggabungan Volume (Gay-Lussac)
4. STRUKTUR FISIK ATOM
Elektron
Sinar katoda (beta)
Thomson : e = 1,7588196 x 1012 C kg-1
m
Millikan : e = 1,6021773 x 10-19 C
(1,59 X 10-19 C)
Inti
Partikel bermuatan positif: sinar kanal
Rutherford : partikel -foil emas
Proton, Neutron,
A
dan Isotop
Z
Radas Thomson untuk mengukur muatan listrik-
terhadap-massa, e / me.
Radas Millikan untuk mengukur muatan satu
elektron, e.
Percobaan Rutherford, Kilatan cahaya menandai datangnya
partikel alfa pada layar detektor.
5. TABEL BERKALA
Golongan
Unsur utama (8)
Logam transisi (10)
Unsur utama :
Logam, non-logam, metaloid
Unsur lantanida (57-71)
Unsur aktinida (89-103)
Tabel Berkala : Charles Janet, 1928
6. KONSEP MOL
Bilangan Avogadro No = 6,022137 x 1023
Penyelesaian
Buatlah tabel berikut :
Isotop Massa Isotop x Kelimpahan
12C 12,000000 x 0,98892 = 11,867
13C 13,003354 x 0,01108 = 0,144
Massa atom relatif kimia = 12,011
Konsep Mol (Latin: mole, artinya tumpukan)
Penyelesaian
a) Dari tabel massa molar nitrogen (14,007 g mol-1) dan oksigen
(15,999 g mol-1), massa molar NO2 ialah :
14,007 g mol-1 + (2 x 15,999 g mol-1) = 46,005 g mol-1
4,000 g NO2
Σ mol NO2 = -------------------- = 0,8695 mol NO2
46,005 g mol-1
b) Untuk mengkonversi mol menjadi banyaknya molekul, kalikan
dengan bilangan Avogadro :
Σ molekul NO2 = (0,8695 mol NO2) x 6,0221 x 1023 mol-1
= 5,236 x 1022 molekul NO2
7. KONSEP ENERGI
Bentuk Energi
Energi kimia : Fotosintesis
Energi kinetik
KE = ½ mv2 (J = kg m2 s-2)
Energi potensial
△PE = gaya . pergeseran
= mgh
Massa % V Massa % O
76,10 23,90
67,98 32,02
61,42 38,58
56,02 43,98
Bagaimana jumlah relatif atom oksigen
dalam senyawa untuk massa tertentu atom
vanadium?
2. Isotop plutonium yang digunakan untuk fisi
nuklir ialah 239Pu. Tentukan (a) nisbah
jumlah neutron dalam satu inti 239Pu
terhadap jumlah proton dan (b) jumlah
elektron dalam satu atom Pu.
Isotop % Massa
Kelimpahan Atom
10B 19,61 10,0131
11B 80,39 ?
STOIKIOMETRI
OLEH :
Ion Cl- yang terkandung = 1,05 x (6,023 x 1023) = 6,32 x 1023 ion
SUSUNAN SENYAWA KIMIA
• Rumus kimia
• Bobot molekul (Masa Rumus)
Contoh : DDT
• Rumus kimia : C14H9Cl5
• Bobot molekul : 354,5
• Per mol DDT terdapat 14 mol atom C, 9 mol
atom H dan 5 mol atom Cl
MR.C14H9Cl5 354,5
Diperoleh : % C, % H, dan % Cl
SUSUNAN SENYAWA KIMIA
LATIHAN :
1. Berapa persen susunan unsur berdasarkan berat
dalam DDT (C14H9Cl5)
Jawab :
% Cl = 5 mol Cl x MA. Cl = 5 x 35,5 = 0,5
MR.DDT 354,5
MR.DDT 354,5
0,474 x 100% = 47,4%
SUSUNAN SENYAWA KIMIA
% H = 100% - %C - %Cl
= 100% - 47,4% - 50%
= 2,6%
2. Senyawa metil benzoat yang digunakan dalam industri
mengandung 70,58% C, 5,93% H dan 23,48% O,
berdasarkan masa. Berdasarkan percobaan, bobot
molekulnya 136. Bagaimana rumus molekulnya?
Jawab :
• Tentukan saja sampel dianggap 100 gram
% menjadi gram
• Cari mol masing-masing unsur
• Tulis rumus molekul
SUSUNAN SENYAWA KIMIA
mol C = gr C = 70,58 = 5,88 mol C
MA.C 12
• mol H = gr H = 5,93 = 5,87 mol H
MA.H 1,01
• mol O = gr O = 23,49 = 1,47 mol O
MA.O 16
(Rumus empiris)
Persen unsur-unsur
%C= gr C x 100% = 0,08181 x 100% = 40,90%
gr sampel 0,2
ANALISIS PENGABUAN
% H = gr H x 100% = 0,00918 x 100% = 4,59%
gr sampel 0,2
Elektron Valensi
• Elektron yang berada di lapisan paling luar dari inti atom.
Ionisasi
• Proses hilangnya elektron valensi.
Elektron Bebas
• Elektron yang keluar dari lintasan.
Jumlah Elektron dalam Lintasan
• Jumlah maksimum elektron yang mungkin dalam satu
lintasan diberikan dengan rumus :
Ne = 2n2
dimana n adalah jumlah lintasan.
PITA ENERGI
Hukum dasar yang menjelaskan hubungan antara elektron
dengan kulit orbit :
• elektron bergerak dalam kulit orbit. Elektron tidak dapat
mengelilingi inti atom dalam ruangan yang ada antara dua
buah kulit orbit.
• setiap kulit orbit berhubungan dengan sebuah range energi
khusus,elektron-elektron yang bergerak dalam suatu kulit
orbit akan memilki sejumlah energi yang sama.
Catatan : level energi dalam kulit akan meningkat ketika
makin jauh dari inti atom. Hal ini dapat disimpulkan maka
elektron valensi selalu memilki level energi yang tertinggi
dalam setiap atom.
• elektron untuk berpindah dari suatu kulit ke kulit yang lain
menyerap energi untuk menyesuaikan level energi antara
level energi kulit awal dengan level energi kulit yang dituju.
• Jika suatu atom menyerap cukup energi untuk berpindah dari
suatu kulit yang satu kekulit yang lain, sebenarnya elektron
ini kembali melepaskan energi yang diserapnya dan
mengembalikannya ke kulit energi yang rendah
• Pita energi : tingkat energi yang sangat
berdekatan, tapi besar sekali cacahnya.
• Pita valensi : pita yang diduduki oleh
elektron.
• Pita konduksi : pita kosong yang berada
di atas pita terlarang
• Pita terlarang : pita yang tidak memiliki
energi di dalamnya.
KONDUKTOR, ISOLATOR &
SEMIKONDUKTOR
• Konduktor merupakan penghantar listrik yang
paling mudah.
Contoh : Perak, tembaga, Emas, Alumunium.
– Konduktor dicirikan dengan adanya satu elektron
valensi bebas dimana elektron valensi ini dapat
melepaskan diri dari atom dan menjadi atom bebas.
– Banyaknya atom bebas dapat menyebabkan arus
listrik.
• Isolator bukan merupakan penghantar listrik
yang baik
– Elektron valensinya mengikat kuat pada atom dan
memiliki sedikit elektron bebas serta dicirikan
dengan memiliki 8 elektron valensi.
Contoh : Intan
• Semikonduktor merupakan penghantar listrik
yang berada di antara konduktor dan isolator.
– Jumlah elektron valensi pada semikonduktor
biasanya terdiri dari 4 elektron valensi.
Contoh : Silikon, Germanium, Karbon.
Conduction
Band
Conduction
Band
Energy
Gap
Energy Gap
Conduction Overlap
Band
PERIODE
Periode ditunjukan dengan nomor kulit yang paling besar
(dari 1 sampai 7)
Contoh
1. Unsur dengan nomor atom 11, konfigurasinya : 1s2 2s2 2p6 3s1
- n = 3, berarti periode 3 (kulit M).
- elektron valensi (terluar) 3s sebanyak 1 elektron, berarti termasuk
golongan IA.
2. Unsur Ga dengan nomor atom 31, konfigurasinya : 1s2 2s2 2p6 3s2
3p6 4s2 3d10 4p1
- n = 4, berarti perioda 4 (kulit N).
- elektronvalensi 4s2 4p1, berarti golongan IIIA.
3. Unsur Sc dengan nomor atom 21, konfigurasinya : 1s2 2s2 2p6 3s2
3p6 4s2 3d1
- n = 4, berarti perioda 4 (kulit N).
- 3d1 4s2 berarti golongan IIIB.
4. Unsur Fe dengan nomor atom 26, konfigurasinya : 1s2 2s2 2p6 3s2
3p6 4s2 3d10
- n = 4, berarti perioda 4 (kulit N).
- 3d6 4s2 , berarti golongan VIII.
Soal Latihan
1. Unsur- unsur dengan nomor atom 24
dan 37 termasuk unsur golongan
berapa dan blok mana?
2. Mengapa Unsur golongan III A sampai
VIII A disebut unsur blok p?
3. Sebutkan semua unsur-unsur golongan
A?
JAWABAN
1. 24X : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d5
Golongan VI B ,blok d dan periode 4
37 Y : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s1
* UNSUR NONLOGAM
- GAS HIDROGEN : SEBAGAI H2 ; BUKAN : H
- GAS OKSIGEN : ,, O2 ,, O
- GAS NITROGEN : ,, N2 ,, N
MOLEKUL STABIL
ATOM TIDAK STABIL
IKATAN
IONIK
pengalihan elektron antaratom
IKATAN
KOVALEN POLAR
pemindahan muatan secara parsial
IKATAN
KOVALEN
penggunaan elektron bersama antaratom
3.2. IKATAN IONIK
ELEKTRON
VALENSI
– KULIT
– ATOM
Unsur golongan utama (kecuali He):
– + INTI e- val. atom netral = no. golongan
ATOM
ELEKTRON
TERAS
Li Be B C N O F Ne
Na Mg Al Si P S Cl Ar
(IKATAN IONIS/ IKATAN IONIK/
IKATAN ELEKTROVALEN)
11Na 9F Na+ F-
2.8.1 2.7 2.8 2.8
NaF
Atom Mg dan 2 atom F bereaksi membentuk MgF2
9F F-
9F F-
2.7 2.8
Kristal NaCl
11
Sifat-sifat Ikatan Ionik
• Keras
• Kaku
• Rapuh
Model Ikatan Kovalen
• Jika kita membuka literatur kimia berupa
hand book atau ensiklopedi maka akan
didapati sebagian besar senyawa kimia
yang ada dialam berupa senyawa kovalen
• Senyawa kovalen mengambil porsi
terbesar dan yang utama dalam model
ikatan kimia antar unsur-unsur dialam
Sifat Ikatan Kovalen
Sifat Ikatan Kovalen 2
Dipol Ikatan dalam Molekul
16
Ikatan Kovalen Polar dan Polaritas
Ikatan
• Dalam ikatan kovalen dengan perbedaan
elektronegatifitas besar, elektron
cenderung tertarik lebih besar kearah satu
atom
• Pada posisi ini ikatan bersifat polar dan
digambarkan dengan dua cara:
• Dengan panah polar → atau
• Dengan pemberian tanda δ+ dan δ-
Soal Latihan
• Tunjukkan polaritas ikatan berikut dengan
bantuan panah polar: N – H, F – N, I – Cl
• Susun berdasarkan urutan kenaikan
polaritas beberapa ikatan berikut: H – N, H
– O, H – C.
• Susun berdasarkan kenaikan polaritas
ikatan dan beri tanda dengan δ+ dan δ-
pada atom yang sesuai: (a) Cl – F,Br – Cl,
Cl – Cl,
(b) Si – Cl, P – Cl, S – Cl, Si – Si.
Ikatan KOORDINASI
a) x + xy x x y
Kovalen
b) x + y x y
Kovalen
Koordinasi
c) x + y x y
• adalah sejenis gaya tarik antarmolekul yang
terjadi antara dua muatan listrik parsial
dengan polaritas yang berlawanan.
• Lebih kuat dari kebanyakan gaya
antarmolekul, namun jauh lebih lemah dari
ikatan kovalen dan ikatan ion.
• Ikatan hidrogen dapat terjadi jika :
1. Ada atom H berikatan kovalen dengan
unsur electron negatif (F, N, O).
Contoh : H F H F
HF
Ikatan Hidrogen
O H O H H 2O
H H
• Terdapat atom yang mempunyai pasangan
elektron bebas, dapat disumbangkan pada
atom H pada molekul lain. Contoh : NH3
• Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi
oleh perbedaan elektronegativitas. Semakin
besar perbedaannya, semakin besar ikatan
hidrogen yang terbentuk.
• Ikatan hidrogen mempengaruhi titik didih
suatu senyawa. Semakin besar ikatan
hidrogennya, semakin tinggi titik didihnya.
• Senyawa yang dapat membentuk ikatan
hidrogen dengan air kelarutannya menjadi
lebih besar.
• Mengapa titik didih H2O >>> HF ????
Senyawa Titik didih Senyawa Titik didih
CH4 - 164C NH3- - 33C
SiH4 - 112C PH3 - 87C
GeH4 - 90C AsH3 - 55C
SnH4 - 52C SbH3 - 18C
H2O + 100C HF + 20C
H2S - 61C HCl - 85C
H2Se - 41C HBr - 67C
H2Te - 2C HI - 35C
• Khusus pada air (H2O), terjadi dua ikatan
hidrogen pada tiap molekulnya. Akibatnya
jumlah total ikatan hidrogennya lebih besar
daripada asam florida (HF) yang seharusnya
memiliki ikatan hidrogen terbesar (karena paling
tinggi perbedaan elektronegativitasnya)
sehingga titik didih air lebih tinggi daripada asam
florida.
• Ikatan hidrogen antar molekul (Ikatan
antara 2 atau lebih molekul yang
sama atau berbeda)
• Contoh :
R
O H O
R
H H F
O H
R
N
O H O
H H
CH3 C C CH3 H
O H O
• Ikatan hidrogen intramolekul (Antara 2
gugus fungsi dalam sebuah molekul)
• Contoh :
- Hidroksi benzaldehid
- Hidroksi asam benzoat
- klorofenol
O O O
H H
H
O O
C C Cl
H OH
LARUTAN
PENGANTAR :
B. Masalah Konsentrasi
C. Elektrolit
E. pH
A. SATUAN KONSENTRASI
1. Persentase (%) : jumlah gram zat
terlarut dalam tiap 100 gram larutan.
2. Fraksi mol (X) : perbandingan jumlah
mol suatu zat dalam larutan terhadap
jumlah mol seluruh zat dalam larutan.
3. Kemolaran (M) : jumlah mol zat
terlarut dalam tiap liter larutan.
4. Kemolalan (m) : jumlah mol zat
terlarut dalam tiap 1000 gram
pelarut.
5. Kenormalan (N) : jumlah grek zat
terlarut dalam tiap liter larutan.
RUMUS –RUMUS :
% = gram zat terlarut x 100 %
gram larutan
X = mol suatu zat : mol seluruh zat
M = mol : liter
= mmol : ml
m = (1000 : p) X (gram : BM)
N = grek : liter
= mgrek : ml
Grek = mol x jumlah H+ atau OH -
B. MASALAH KONSENTRASI
PERBANDINGAN :
LANJUTAN ELEKTROLIT :
2
KLASIFIKASI ZAT
Unsur
Zat tunggal
Senyawa homogen
Materi larutan
Campuran koloid
Suspensi heterogen
3
Larutan : campuran yang homogen ( mempunyai
bag yg sama )
Komponen larutan : -zat pelarut ( solvent)
-zat terlarut (solute)
Contoh larutan :1 gr gula dlm 1000 ml air >lart gula
10 ml alkohol dalam 100 ml air
Air sebagai pelarut universal, jika tanpa ket. khusus
--------> pelarut air
Zat organik > sbg pelarut organik ( mis: petroleum,
alkohol, ether dll)
4
Larutan terdiri atas cairan yang melarutkan zat
(pelarut) dan zat yang larut di dalamnya (zat
terlarut).
Pelarut tidak harus cairan, tetapi dapat berupa
padatan atau gas asal dapat melarutkan zat
lain.
Sistem semacam ini disebut sistem dispersi.
Untuk sistem dispersi, zat yang berfungsi
seperti pelarut disebut medium pendispersi,
sementara zat yang berperan seperti zat
terlarut disebut dengan zat terdispersi
(dispersoid).
5
Baik pada larutan ataupun sistem dispersi, zat
terlarut dapat berupa padatan, cairan atau
gas.
Bahkan bila zat terlarut adalah cairan, tidak
ada kesulitan dalam membedakan peran
pelarut dan zat terlarut bila kuantitas zat
terlarut lebih kecil dari pelarut.
Namun, bila kuantitas zat terlarut dan pelarut,
sukar untuk memutuskan manakah pelarut
mana zat terlarut. Dalam kasus yang
terakhir ini, Anda dapat sebut komponen 1,
komponen2, dst.
6
Kecepatan melarut zat padat dalam air,
tergantung kepada:
1. Suhu, naiknya suhu mempercepat
proses pelarutan
2. Pengadukan, smakin banyak
pengadukan > mempercepat proses
3. Ukuran partikel,
smakin kecil partikel > cepat larut
7
Dlm sistem pelarutan, ada kemungkinan interaksi :
9
Pemanfaatan larutan yang ada di sekitar kita :
Udara sebagai sarana bagi kita untuk tetap hidup
Mineral dan makanan melarut lebih dahulu sebelum
dapat diserap sbg bahan makanan dalam tubuh.
Kebanyakan zat lebih cepat bereaksi dalam bentuk
padat yang sudah dilarutkan.
Minuman kopi, teh dll dibuat dalam bentuk larutan
Bahan kebutuhan rumah tangga : sabun, pewangi,
sampo dll, dipakai dlm bentuk larutan
Pesawat berat /angkasa luar, menggunakan varitas
alloy
Industri obat : obat-obatan medis agar enak maka
dicampur dg gula ( obat batuk, anti septik, tetes
mata, minuman bervitamin dll. )
10
Pengaruh Suhu dan Tekanan dalam Kelarutan
Umumnya daya larut padat ke dlm cair akan meningkat
dg naiknya suhu, tetapi daya larut gas dalam cair justru
menurun.
Kelarutan : Jumlah zat yg dapat larut dalam pelarut
sampai terbentuk larutan jenuh.
Cara menentukan kelarutan :
- Dibuat larutan lewat jenuh ( mis: suatu zat 10 gr dg
pelarut 1 L ) , diaduk, kocok dan didiamkan.
- Endapan disaring, dan ditimbang ( mis: 6 gr)
- Maka zat terlarut : 10 – 6 = 4 gr
- ------ kelarutan :4 gr/Liter
11
Pengaruh suhu
Kesetimbangan lewat jenuh adalah dinamis,
akan berubah jika keadaan berubah, misal
suhu di naikkan.
Pengaruh kenaikan suhu berbeda pada setiap
zat dlm pelarut, hal ini sbg dasar pemisahan
kristalisasi bertingkat.
Kelarutan zat padat bertambah pd kenaikan
suhu, tetapi kelarutan gas berkurang jika suhu
naik.hal ini terjadi pd minuman yg banyak
mengandung CO2 jika diletakkan dlm lemari es
dan dibandingkan dg di udara terbuka.
12
Pengaruh Tekanan
13
Hubungan antara kelarutan dan tekanan parsial suatu gas
Cg =Kg X Pg
Hukum Hendry :
C=konsentrasi gasdlm cairan
K= konstantra hendry P = Tekanan parsiil gas di permukaan
14
Contoh : Hitunglah kelarutan O2 pada 25 º C bila tekanan
total 1 atm, dan udara kering mengandung 20,95 % Oksigen
Diketahui tekanan parsiil uap pada suhu yg sama adalah
0,0313 atm.
15
KONSENTRASI LARUTAN
A. Konsep mol
Mol : Satuan jumlah suatu zat dalam perhitungan kimia
( 1mol =12 gr atom C-12)
= 6,02 x 1023 atom
Contoh: 1mol atom Zn = 6,02 x 1023 atom Zn
0,5 mol Zn = 0,5 x 6,02 x 1023 atom Zn
5 mol molekul air = 5 x 6,02 x 1023 molekul air
0,4 mol besi = 0,4 x 6,02 x 1023 atom Fe
= 2,4 x 1023 atom Fe
B. Massa Molar
Massa 1 mol zat dalam satuan gram
16
C. Konsentrasi larutan
1.Larutan : zat terdispersi dalam zat lain dengan diameter < 100 µm
Jumlah pelarut > zat terlarut
pelarut universal = air
2. Konsentrasi
(Kadar = kepekatan )
Banyaknya zat terlarut dalam suatu larutan
D. Satuan Konsentrasi
1. Fisika : *Persen % ( B/B, B/V, V/B, V/V )
banyaknya zat (gr)
*Perseribu 0/00 = ------------------------ x 1000 0/00
jumlah larutan
*BPJ = ppm
zat
= -------- x 1000.000 bpj ( mg/Kg atau mg/L )
larutan
17
E. Satuan Kimia
1. Molaritas ( M ) : banyaknya mol zat ddalam I L larutan
mol
M = ------
L
2. Normalitas ( N ) : banyaknya mol ekivalen zat dalam 1 L larutan
mol ekivalen = mol x valensi
rumus ; N = mol x valensi zat
3. Molalitas ( m ) : banyaknya mol zat dalam 1000 gr pelarut
mol zat
m = ----------------
1000 gr pelarut
19
PENGENCERAN
Membuat larutan supaya lebih encer dengan cara
menambah pelarutnya.
Rumus : Vp x Kp = Ve x Ke
Atau V1 . N1 = V2 . N2
V = Volume
N = Normalitas
20
Contoh
Botol asam klorida yg diambil dari gudang beretiket 35 %.
Kita membutuhkan larutan asam dengan kadar 25 % sebanyak 100 ml.
Berapa liter kita harus mengambil HCl yang berasal dari botol tersebut ?
Jawab:
Vp = ? Ve = 100 ml
Kp = 35 % Ke = 25 %
Maka : Vp x 35 = 100 x 25
100 x 25
Vp =------------------ = 71,428 ml
35
Sehingga HCl yang harus diambil dari botol sebanyak 71,428 ml
21
PERSAMAAN REAKSI
1.
Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi
selalu sama
2.
Jumlah masing-masing atom sebelum dan sesudah
reaksi selalu sama
3.
Perbandingan koefisien reaksi menyatakan
perbandingan mol (khusus yang berwujud gas
perbandingan koefisien juga menyatakan
perbandingan volume asalkan suhu den
tekanannya sama)
22
Contoh: Tentukanlah koefisien reaksi dari
23
Berdasarkan reaksi di atas maka
atom N : a = c (sebelum dan sesudah reaksi)
atom O : 3a = c + e 3a = a + e e = 2a
atom H : a + 2b = 2e = 2(2a) = 4a 2b = 3a
b = 3/2 a
atom S : b = d = 3/2 a
24
Hukum2 kimia
HUKUM KEKEKALAN MASSA = HUKUM LAVOISIER
"Massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap".
Contoh:
hidrogen + oksigen ® hidrogen oksida
(4g) (32g) (36g)
HUKUM PERBANDINGAN TETAP = HUKUM PROUST
"Perbandingan massa unsur-unsur dalam tiap-tiap senyawa
adalah tetap"
Contoh:
a. Pada senyawa NH3 : massa N : massa H
= 1 Ar . N : 3 Ar . H
= 1 (14) : 3 (1) = 14 : 3
b. Pada senyawa SO3 : massa S : massa 0
= 1 Ar . S : 3 Ar . O
= 1 (32) : 3 (16) = 32 : 48 = 2 : 3
25
Keuntungan dari hukum Proust:
bila diketahui massa suatu senyawa atau massa salah
satu unsur yang membentuk senyawa tersebut maka
massa unsur lainnya dapat diketahui.
Contoh:
Berapa kadar C dalam 50 gram CaCO3 ?
(Ar: C = 12; 0 = 16; Ca=40)
Massa C = (Ar C / Mr CaCO3) x massa CaCO3
= 12/100 x 50 gram = 6 gram
Kadar C = massa C / massa CaCO3 x 100%
= 6/50 x 100 % = 12%
26
Perhitungan menggunakan hukum dasar kimia
27
Sebanyak 5.4 gram logam alumunium (Ar = 27)
direaksikan dengan asam klorida encer berlebih sesuai
reaksi :
2 Al (s) + 6 HCl (aq) 2 AlCl3 (aq) + 3 H2 (g)
Berapa gram aluminium klorida dan berapa liter gas
hidrogen yang dihasilkan pada kondisi standar ?
Jawab:
Dari persamaan reaksi dapat dinyatakan
2 mol Al x 2 mol AlCl3 3 mol H2
5.4 gram Al = 5.4/27 = 0.2 mol
Jadi:
AlCl3 yang terbentuk = 0.2 x Mr AlCl3 = 0.2 x 133.5 = 26.7 gram
Volume gas H2 yang dihasilkan (0o C, 1 atm) = 3/2 x 0.2 x 22.4 =
6.72 liter
28
Untuk menentukan air kristal tembaga
sulfat (CuSO4) 24.95 gram, garam
tersebut dipanaskan sampai semua air
kristalnya menguap. Setelah pemanasan
massa garam tersebut menjadi 15.95
gram.
Berapa banyak air kristal yang terkandung
dalam garam tersebut ?
29
Jawab :
misalkan rumus garamnya adalah CuSO4 . xH2O
30
HUKUM-HUKUM GAS
Untuk gas ideal berlaku persamaan : PV = nRT
dimana:
P = tekanan gas (atmosfir)
V = volume gas (liter)
n = mol gas
R = tetapan gas universal = 0.082 lt.atm/mol Kelvin
T = suhu mutlak (Kelvin)
Jawab:
P1 V1 = P2 V2
2 x 5 = P2 . 10
-> P2 = 1 atmosfir
32
.
HUKUM GAY-LUSSAC
33
Contoh:
Hitunglah massa dari 10 liter gas nitrogen
(N2) jika pada kondisi tersebut 1 liter gas
hidrogen (H2) massanya 0.1 g.
Diketahui: Ar untuk H = 1 dan N = 14
Jawab:
V1/V2 = n1/n2
10/1 = (x/28) / (0.1/2)
x = 14 gram
Jadi massa gas nitrogen = 14 gram.
34
.
P1 . V1 / T1 = P2 . V2 / T2
35
HUKUM
. AVOGADRO
"Pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang
volumenya sama mengandung jumlah mol yang
sama. Dari pernyataan ini ditentukan bahwa pada
keadaan STP (0o C 1 atm) 1 mol setiap gas
volumenya 22.4 liter volume ini disebut sebagai
volume molar gas.
Contoh:
Berapa volume 8.5 gram amoniak (NH3) pada suhu
27o C dan tekanan 1 atm ?
(Ar: H = 1 ; N = 14)
36
Jawab:
85 g amoniak = 17 mol = 0.5 mol
P1 . V1 / T1 = P2 . V2 / T2
1 x 112.1 / 273 = 1 x V2 / (273 + 27) ® V2 =
12.31 liter
37
TERIMA KASIH
38
KIMIA ANALISIS
1. ANALISIS KUALITATIF
Cara Klasik
Cara Modern
2. ANALISIS KUANTITATIF
Anal. Gravimetri
Anal.Volumeri
♠ Anal. Instrument/Elekrometri
CARA KLASIK :
● Uji Pendahuluan ;
- Warna - Wujud
- Bau - Bentuk Kristal dll.
- Rasa - Nyala
● Uji Reaksi Kimia ;
- Terjadi Endapan
- Terjadi Gas
- Terjadi Perubahan warna dll.
Analisis Kualitatif.
Analisis kualitatif dilaksanakan untuk mengetahui jenis
zat atau komponen yang terkandung dalam suatu
sampel. Analisis kualitatif dilakukan sebelum analisis
kuatitatif, karena suatu analisis kuantitatif tidak dpt
dilakukan sebelum diketahui komponen yg terkandung
dlm suatu sampel.
PENDAHULUAN
Arie BS
Analisis Instrumen I
Definisi
1. Pengumpulan data
3. Judgement, pengambilan
keputusan/kesimpulan
Arie BS
Analisis Instrumen I
Arie BS
Analisis Instrumen I
Arie BS
Analisis Instrumen I
METODE INSTRUMENTAL
mengeksploitasi sifat fisik suatu analit untuk memperoleh informasi, baik
kualitatif maupun kuantitatif.
1. Pemisahan Analit — dapat dilakukan dengan 2 cara:
a. Pemisahan secara fisik :
— kromatografi
— elektroforesis
b. Pemisahan secara spektroskopik :
mengisolasi sinyal yang muncul secara spektrokskopik
Arie BS
Analisis Instrumen I
METODE INSTRUMENTAL
mengeksploitasi sifat fisik suatu analit untuk memperoleh informasi, baik
kualitatif maupun kuantitatif.
1. Pemisahan Analit
2. Analisis Kualitatif
• Spektroskopi X-ray
• Spektroskopi Infrared (IR)
• Spektroskopi massa (MS)
• Spektroskopi magnetik inti (NMR)
3. Analisis Kuantitatif
• Spektroskopi UV-Vis
• Spektroskopi absorpsi & emisi atomik (AAS & AES)
• Konduktifitas (pH)
Arie BS
Analisis Instrumen I
Arie BS
Analisis Instrumen I
Komponen Instrumentasi
General Instrument Components
Analytical
Analytical Detector Transduced
Transduced
Signal Signal
Signal or Signal
Signal Signal
Generator Input Transducer
Electrical or
or
Processor
Electrical
M echanical
Mechanical
Signal
Signal
Display Unit
Display Unit
or
Output
Transducer
Arie BS
Analisis Instrumen I
Arie BS
Analisis Instrumen I
Performance characteristics
Arie BS
Analisis Instrumen I
Performance characteristics
Kriteria lain yang perlu untuk dipertimbangkan dalam pemilihan metode analisis:
1. Kecepatan analisis
2. Kemudahan metode analisis
3. Tingkat kemahiran operator
4. Biaya dan ketersediaan peralatan (instrumen)
5. Biaya analisis per sampel
Arie BS
Analisis Instrumen I
Performance characteristics
1. PRECISION
Mengukur reprodusibilitas dari satu set penetapan.
N
_
( xi - x ) 2
s
b) Relative standard deviation (RSD) RSD = _
x
s
c) Coefficient of variance (CV) CV = _ 100%
x
Performance characteristics
2. ACCURACY (BIAS)
Mengukur kesalahan dari suatu metode analisis.
x-
a) Persen bias (% error) % Error = 100
Arie BS
Analisis Instrumen I
Performance characteristics
3. SENSITIVITY
Kemampuan untuk membedakan pengaruh penambahan konsentrasi terhadap
respon instrumen.
a) Calibration sensitivity (m) S = mc S bl S = signal or instrument response
Sbl = signal from blank sample
c = sample concentration
Signal (S )
100
m = calibration sensitivity
m2
80
(slope of calibration curve)
60
DSm2 40 m1
DSm1 20
Sbl 0
0 0 .2 0 .4 0 .6 0 .8 1
Conce ntration (c )
DC
g = analytical sensitivity
m
b) Analytical sensitivity (g) g = m = calibration sensitivity
sS sS = std. dev. in signal measurement
Arie BS
Analisis Instrumen I
Performance characteristics
4. DETECTION LIMIT
Konsentrasi/massa analit minimal yang masih dapat dideteksi
(masih dapat dibedakan dengan noise) oleh suatu metode analisis
pada tingkat kepercayaan tertentu (biasanya 95%)
a) Minimum detectable signal (Sm) Sm = minimum detectable signal
Savg,bl = average signal of the blank
S m = S avg,bl ksbl sbl = standard deviation in the blank signal
k = multiple of variation in the blank signal
• The analytical signal must be larger than the blank signal (Savg,bl) by some factor (k) of
the standard deviation in the blank (sbl). k is usually set to a value of three.
Arie BS
Analisis Instrumen I
Performance characteristics
5. DYNAMIC RANGE
LOL a) Limit of quantitation (LOQ)
10sbl
Instrume nt Re sponse
LOQ =
m
sbl = standard deviation in the blank signal
m = slope of the calibration curve
LOQ
cm
Dynamic Range
b) Limit of linearity (LOL)
Titik dimana kurva
Conce ntration
kalibrasi sudah tidak linier
Arie BS
Analisis Instrumen I
Performance characteristics
6. SELECTIVITY
Tingkatan dimana suatu metode analisis bebas dari interferensi
dari matriks yang terkandung dalam sampel.
mB = slope kB,A = mB / mA
S
mC = slope k = m /m
C,A C A
Sbl S = m (c k c k c ) S
A A B,A B C,A C bl
cA cB cC
k adalah koefisien selektivitas
4. Reaksi redoks
Fe2+ + Ce4+ Fe3+ + Ce3+
2MnO4- + 5C2O42- 2Mn2++10CO2+8H2O
Larutan standar
1. Zat Standar Primer
Pada reaksi asam-basa :
Na2CO3,Na2B4O7, KHP, KIO3, HCl dgn
td.konstan,C6H5COOH, H2C2O4.2H2O
Pada reaksi pengendapan : AgNO3,
NaCl, KCl, KBr
Pada reaksi pembentukkan kompleks :
AgNO3, NaCl, KCl, EDTA
Pada reaksi redoks : K2Cr2O7, KBrO3,
KIO3,I2, As2O3, Na2C2O4, KH(IO3)2
2. Zat standar sekunder
Terdiri dari asam-asam, NaOH, KOH,
Ba(OH)2, KMnO4, KCNS,NH4CNS,
dan Na2S2O3
g Na+ = 8,10 g
1) berapa gram Na+ ( 22,99 g/mol) terkandung
dalam 25 g Na2SO4 (142,0 g /mol)
2) berapa mol atau milimol yang terkandung
dalam 2 gram asam benzoat murni (122,1
g/mol) ?
3. Suatu sampel senyawa ionik seberat 0,5662 g
yang mengandung ion klorida dilarutkan
dalam air dan ditambahkan AgNO3 berlebih.
Bila berat endapan dr Cl yang terbentuk
adalah 1,0882 g, hitung persen berat Cl dalam
sampel.
Jawab:
ASAM DAN BASA
ASAM DAN BASA
7 TEORI ASAM DAN BASA
3 TEORI ASAM DAN BASA YANG UMUM DIGUNAKAN : ARRHENIUS, BRONSTED-LOWRY,
DAN LEWIS
TEORI ARRHENIUS
• DIPAKAI UNTUK ASAM DAN BASA DALAM LARUTAN (NETRALISASI)
• ASAM + BASA GARAM + AIR
• KATION (ION POSITIF) BERASAL DARI BASA DAN ANION (ION NEGATIF)
BERASAL DARI ASAM
• GARAM : SENYAWA YANG DAPAT MELEPAS ION POSITIF YANG BUKAN H+
DAN ION NEGATIF YANG BUKAN OH-
• CONTOH GARAM : NaCl, NaCN, MgCl2
Asam Arrhenius : senyawa penghasil H+ (H3O+) dalam air
Asam Basa
asam terkonjugasi terkonjugasi
ASAM BRONSTED
• CAN BE MOLECULAR COMPOUNDS
HNO3 (aq) + H2O(l) NO3 (aq) + H3O (aq)
ACID
• CAN BE ANIONS
NH4+ (aq) + H2O (l) NH3 (aq) + H3O+ (aq)
ACID
• CAN BE CATION
H2PO4- (aq) + H2O (l) HPO42- (aq) + H3O+ (aq)
ACID
BASA BRONSTED
• Pada MOLEKUL
NH3 (aq) + H2O (l) NH4+ (aq) + OH- (aq)
• Pada ANION
CO32- (aq) + H2O (l) HCO3- (aq) + OH- (aq)
BASE
• Pada KATION
Al(H2O)5(OH)2+ (aq) + H2O (l) Al (H2O)6 (aq) + OH- (aq)
BASE
CONTOH
+ +
PROTON PROTON
HIDRONIUM
ACCEPTOR DONOR
ION
BRONSTED –LOWRY FASE GAS
AUTOIONISASI AIR
H3O+
• [H+] = [OH-] NEUTRAL pH DAN pOH
• [H+] > [OH-] ACIDIC
• [H+] < [OH-] BASIC
• SKALA pH
pH = - log [H+]
pOH = - log [OH-]
pH + pOH = 14
Kw = [H+] [OH-]
ICE TABLE
I 0,1 0 0
C -x +x +x
E 0,1-x x x
MENGHITUNG PERSENTASE ZAT YANG TERDISOSIASI
KONSENTRASI
PERSENTASE ZAT YANG TERURAI
TERDISOSIASI ----------------------------- X 100 %
KONSENTRASI
ZAT SEMULA
HF H+ + F-
I 1 0 0
C -x +x +x
E 0.1-x x x
Ka = (X2 / 0.1) = 1.8 X 10-5
X = 1.3 x 10-3 M = [H+]
% dissosiasi = (1.3 x 10-3)/ 0.1 x 100 % = 1.3 %
BASA
• ARRHENIUS : SENYAWA YANG MENGHASILKAN OH- DALAM
LARUTAN
• BRONSTED-LOWRY : ASEPTOR PROTON
• BASA KUAT : TERDISSOSIASI SEMPURNA
• BASA LEMAH : TERDISSOSIASI TIDAK SEMPURNA
• CONTOH : HIDROKSIDA LOGAM ALKALI : NaOH DAN KOH
• CONTOH LAIN : HIDROKSIDA LOGAM ALKALI TANAH
• ANTASIDA : PENGHILANG ASAM LAMBUNG
KONSTANTA KESEIMBANGAN
BASA LEMAH
+ OH-(aq)
I NH3(aq) + H2O (l) NH4+(aq) 0
15 - 0
C +x
-x - +x
E x
15-x - x
Kb= 1.8 X 10-5 = [NH4+][OH-]/[NH3]= (x)(x)/ 15-x = x2/15.0
X = √1,8 X 10-5 X 15 = 1.6 X 10-2 = [OH-]
pOH = - log [OH-]
= - log 1.6 X 10-2 = 1.7959
pH = 12.2
KESETIMBANGAN BASA
Contoh lain :
••
•• O—H ••
+ H O—H
H
H
H
ACID BASE
Reaksi Asam/Basa Lewis
HUBUNGAN ASAM DAN BASA LEWIS
DALAM BIOLOGI
Kompleks Heme
BERBAGAI CONTOH ASAM-BASA LEWIS
• H+ + OH- H2 O
asam basa
• H+ + H2O H3O+
asam basa
• H+ + NH3 NH4+
asam basa
• H+ + CN- HCN
asam basa
LOGO
Kimia analisis
TITRASI
“Titrasi adalah suatu metode
penentuan kadar
(konsentrasi) suatu larutan
dengan larutan lain yang telah
diketahui konsentrasinya”
LOGO
Larutan yang akan ditentukan kadarnya
disebut sebagai “analit” dan biasanya
diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan
larutan yang telah diketahui konsentrasinya
disebut sebagai “larutan standart atau titer”
dan diletakkan di dalam buret.
LOGO
www.themegallery.com
PERALATAN
Buret
Untuk tempat larutan standar, yang dipakai biasanya yang
memiliki skala 50 mL, skala 0 terletak diatas dan 50
dibawah, sebelum dipakai ada baiknya buret dibersihkan
dengan larutan K2Cr2O7, kemudian bilas dengan aquades.
Erlenmeyer
Tempat analit diletakkan, gunakan Erlenmeyer ukuran
sedang 250 mL untuk proses titrasi sebab Erlenmeyer
ukuran ini enak dipegang dang kita lebih leluasa untuk
megocok Erlenmeyer.
Pipet
Alat untuk mengambil indicator, ingat 1 pipet volumenya
kira-kira 1 mL
Statif
Alat untuk meletakkan burette agar bisa berdiri tegak,
sebelum meletakkan buret ke statis ada baiknya anda
melapisi dengan kertas atau tisu agar pegangan statis
tidak langsung kena dinding luar buret,
Company Logo
www.themegallery.com
PERALATAN
Labu Ukur
Digunakan pada untuk membuat larutan
standar.
“ingat waktu menambahkan pelarut”
Pipet Ukur
Ingat untuk mengambil larutan analit
dengan volume tertentu misalnya 10 mL, 20
mL
Karet Penghisap
Alat ini digunakan untuk menghisap larutan
pada waktu kita mengambil larutan dengan
menggunakan pipet ukur
Company Logo
www.themegallery.com
Company Logo
www.themegallery.com
LARUTAN STANDAR
Company Logo
www.themegallery.com
Contoh : NaOH
NaOH tidak bisa dipakai sebagai larutan standart primer
disebabkan sifatnya yang higroskopis. Jadi NaOH menyerap uap
air dari lingkungan disekitarnya
Company Logo
www.themegallery.com
Syarat-syarat titrasi:
Reaksi kimia antar analit dan titrant diketahui
dengan pasti dan jelas produk-produk apa yang
akan dihasilkan nantinya. Mana reaktan dan
produk apa yang akan dihasilkan harus jelas dan
pasti
Company Logo
www.themegallery.com
Syarat-syarat titrasi:
titik equivalent
Titik dimana titrasi mencapai
setara secara stoikiometri
Titik equivalen
Indikator
2
5HOC2O2OH 2MnO 6H
4 10CO2 2Mn 8H 2O
purple colorless
Company Logo
www.themegallery.com
Jenis Titrasi
Asam Basa
Pembentukan kompleks
Pengendapan (Precipitasi)
Oxidasi/reduksi
Company Logo
www.themegallery.com
Titrasi Balik
Company Logo
www.themegallery.com
Carbonate OH-
H+
Equivalence Point
Company Logo
LOGO
Company Logo
www.themegallery.com
Indikator
Company Logo
www.themegallery.com
Company Logo
www.themegallery.com
Company Logo
www.themegallery.com
Remember…. ?
Company Logo
www.themegallery.com
Persamaan Reaksi :
HCl + NaOH → NaCl + H2O
Reaksi ionnya :
H+ + OH- → H2O
Company Logo
www.themegallery.com
Company Logo
www.themegallery.com
SAMPLE PROBLEM
Company Logo
www.themegallery.com
SAMPLE ANSWER
The balanced equation for the reaction is:
3HNO3(aq) + Al(OH)3(aq) → Al(NO3)3(aq) + 3H2O(l)
Company Logo
www.themegallery.com
Contoh lain
contoh :
Asam kuat : HCl
Basa lemah : NH4OH
Persamaan Reaksi :
HCl + NH4OH → NH4Cl + H2O
Reaksi ionnya :
H+ + NH4OH → H2O + NH4+
Company Logo
www.themegallery.com
Company Logo
www.themegallery.com
Persamaan Reaksi :
CH3COOH + NaOH → NaCH3COO + H2O
Reaksi ionnya :
H+ + OH- → H2O
Company Logo
www.themegallery.com
Company Logo
www.themegallery.com
contoh :
- Asam kuat : HCl
- Garam dari asam lemah : NH4BO2
Persamaan Reaksi :
HCl + NH4BO2 → HBO2 + NH4Cl
Reaksi ionnya :
H+ + BO2- → HBO2
Company Logo
www.themegallery.com
contoh :
- Basa kuat : NaOH
- Garam dari basa lemah : CH3COONH4
Persamaan Reaksi :
NaOH + CH3COONH4 → CH3COONa + NH4OH
Reaksi ionnya :
OH- + NH4- → NH4OH
Company Logo
www.themegallery.com
Company Logo
LOGO
HD
Setiap instansi atau setiap unit kegiatan
kerja, terutama menyangkut banyak jiwa
manusia, selalu harus dipikirkan pula
”keselamatannya”. Karena laboratorium
adalah tempat bekerja karyawan, dosen,
asisten dan mahasiswa maka perlu
dipikrkan keselamatan kerja dalam
laboratorium tersebut.
Laboratorium adalah tempat menyimpan alat-alat
yang mahal harganya demikian pula data-data
berharga lainnya, maka keselamatan ini meliputi:
• Tempat bekerjanya
• Alat dan bahan yang tersedia
• Pekerjaan dan hasil karyanya
• Hubungan antara pekerjaannya
• Praktikan, asisten, mahasiswa, dosen
(pengguna lab)
• Lingkungan
Keselamatan kerja di dalam Lab
• Laboratorium dengan perabotnya
• Listrik
• Kecelakaan akibat kebakaran
• Kecelakaan akibat bahan kimia
• Label bahan kimia berbahaya
• Pencegahan terhadap bahan kimia
berbahaya
Beberapa catatan mengenai laboratorium
yang menyimpan bahan-bahan kimia
• Semua bahan kimia harus tersimpan dalam botol atau
kaleng yang sesuai dan tahan lama. Sebaiknya di
simpan di tempat-tempat yang kecil dan cukup untuk
pemakaian sehari-hari.
• Tempat persediaan untuk jangka panjang harus
tersimpan dalam gudang bahan kimia yang khusus/
gudang dalam tanah misalnya.
• Setiap saat bahan kimia harus diperiksa secara rutin,
untuk menentukan apakah bahan-bahan tersebut masih
dapat digunakan atau tidak, dan perbaikan label yang
biasanya rusak. Bahan-bahan yang tak dapat digunakan
lagi harus dibuang/ dimusnahkan secara kimia.
Beberapa catatan mengenai laboratorium
yang menyimpan bahan-bahan kimia
Semua bahan harus diberi tanda-tanda
khusus, diberi label dengan semua keterangan
yang diperlukan misalnya.:
• nama bahan
• tanggal pembuatan
• jumlah (isi)
• asal bahan (merek pabrik dan lain-lain)
• tinhgkat bahaya yang mungkin (racun, korosiv,
higroskopis dll)
• keterangan-keterangan yang perlu
(presentase, smbol kimianya dan lain-lain)
Di bawah ini tanda-tanda yang sering
digunakan secara internasional:
CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3
(heksana)
sikloheksana
ALKANA
PEMBUATAN ALKANA :
Hidrogenasi senyawa Alkena
Reduksi Alkil Halida
Reduksi metal dan asam
PENGGUNAAN ALKANA :
Metana : zat bakar, sintesis, dan carbon black
(tinta,cat,semir,ban)
Propana, Butana, Isobutana : zat bakar LPG (Liquified
Petrolium Gases)
Pentana, Heksana, Heptana : sebagai pelarut pada sintesis
ALKANA
Fraksi tertentu dari Destilasi langsung Minyak Bumi/mentah
TD (oC) Jumlah C Nama Penggunaan
Sisa destilasi :
Minyak mudah menguap, minyak pelumas, lilin dan vaselin
Bahan yang tidak mudah menguap, aspal dan kokas dari m. bumi
ALKENA
PENGGUNAAN ETENA :
Dapat digunakan sebagai obat bius (dicampur dengan O2)
Untuk memasakkan buah-buahan
Sintesis zat lain (gas alam, minyak bumi, etanol)
PEMBUATAN ALKENA :
Dehidrohalogenasi alkil halida
Dehidrasi alkohol
Dehalogenasi dihalida
Reduksi alkuna
ALKUNA
CH2-Cl CH2=CH2-Cl
PEMBUATAN ALKOHOL :
Oksi mercurasi – demercurasi
Hidroborasi – oksidasi
Sintesis Grignard
Hidrolisis alkil halida
PENGGUNAAN ALKOHOL :
Metanol : pelarut, antifreeze radiator mobil, sintesis
formaldehid,metilamina,metilklorida,metilsalisilat, dll
Etanol : minuman beralkohol, larutan 70 % sebagai antiseptik,
sebagai pengawet, dan sintesis eter, koloroform, dll
FENOL
Fenol : mengandung gugus benzen dan hidroksi
Mempunyai sifat asam
Mudah dioksidasi struktur
OH
Mempunyai sifat antiseptik
Penggunaan sbg antiseptikum dan sintesis
ETER
Eter : isomer atau turunan dari alkohol (unsur H pada OH
diganti oleh alkil atau aril)
Eter : mengandung unsur C, H, dan O
Sifat fisika eter :
Senyawa eter rantai C pendek berupa cair pada suhu kamar
dan TD nya naik dengan penambahan unsur C.
Eter rantai C pendek medah larut dalam air, eter dengan
rantai panjang sulit larut dalam air dan larut dalam pelarut
organik.
Mudah terbakar
Unsur C yang sama TD eter o
> TD alkana dan
o
< TD alkohol
(metil,
o
n-pentil eter 100 C, n-heptana 98 C, heksil alkohol
157 C).
ETER
Struktur eter : R – O – R
CH3-CH2-O-CH2-CH3 (dietil eter)
CH3-CH2-O-C6H5 (fenil etil eter)
PEMBUATAN ETER :
Sintesis Williamson
Alkoksi mercurasi – demercurasi
PENGGUNAAN ETER :
Dietil eter : sbg obat bius umum, pelarut dari minyak, dsb.
Eter-eter tak jenuh : pada opersi singkat : ilmu kedokteran
gigi dan ilmu kebidanan.
AMINA
Senyawa organik bersifat basa lemah, dibanding air lebih
basa.
Jumlah unsur C kecil sangat mudah larut dalam air.
Sifat fisika Amina :
Suku-suku rendah berbentuk gas.
Tak berwarna, berbau amoniak, berbau ikan.
Mudah larut dalam air
Amina yang lebih tinggi berbentuk cair/padat.
Kelarutan dalam air berkurang dengan naiknya BM.
AMINA
Struktur amina : R-NH2, (R)2NH, (R)3N =primer, sekunder,
tersier
CH3-CH2-CH2-CH2-NH2 (CH3)2NH (CH3)3N
Primer sekunder tersier
O
O
CH3-CH2-C CH3
CH3
PEMBUATAN KETON
Oksidasi dari alkohol sekunder
Asilasi Friedel-Craft
Reaksi asam klorida dengan organologam
ASAM KARBOKSILAT
Mengandung gugus COOH yang terikat pada gugus alkil
(R-COOH) maupun gugus aril (Ar-COOH)
Kelarutan sama dengan alkohol
Asam dengan jumlah C 1 – 4 : larut dalam air
Asam dengan jumlah C = 5 : sukar larut dalam air
Asam dengan jumlah C > 6 : tidak larut dalam air
Larut dalam pelarut organik seperti eter, alkohol, dan
benzen
TD asam karboksilat > TD alkohol dengan jumlah C sama.
ASAM KARBOKSILAT
Struktur Asam Karboksilat : R – COOH dan Ar – COOH
CH3-CH2-CH2-CH2-COOH
Valelat COOH