Anda di halaman 1dari 394

HANDOUT

KIMIA

TRI IDA WAHYU KUSTYORINI, S.Pt., MP

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS KANJURUHAN


MALANG

2014
KIMIA

KIMIA 3(2-1)
(MKK 931)
BAB 1.

KONSEP KIMIA MODERN

1. Sifat Kimia modern


2. Metode dan Pendekatan Makroskopik
3. Hukum Dasar Kimia
4. Struktur Fisik Atom
5. Tabel Berkala
6. Konsep Mol
7. Konsep Energi
1. SIFAT KIMIA MODERN

• Kimia mengkaji sifat zat, dan secara khusus, reaksi


yang mentransformasi satu zat menjadi zat lain
termasuk perubahan energinya.

Sistem kimia sistem kimia


△energi

Contoh produk kimia :


garam → pemucat pakaian
pasir → transistor, chip komputer
karbon → nanotubes
crude oil → plastik, pestisida, detergen
Berpikir: Mikroskopik (atom & molekul)
Bekerja: Makroskopik
Konsep kimia bertumpu pada
dua asas dasar:
 Kekekalan materi
 Kekekalan energi
Jumlah materi dan jumlah total energi
yang terlibat dalam reaksi kimia
selalu kekal
2. METODE DAN
PENDEKATAN MAKROSKOPIK
Transformasi
 Analisis (pembongkaran)
 Sintesis (penyatuan)
Zat dan Campuran
Unsur dan Senyawa

Kenyataannya tidak ada satu materipun yang


mutlak murni
Paling murni: Si & Ge ( zat pengotor < 1 ppb)
MATERI

YA TIDAK
Seragam ?

HETEROGEN
HOMOGEN (dua fasa atau lebih)

Dapatkah TIDAK Fasa-fasa terpisah


dipisahkan?
YA ZAT
CAMPURAN
HOMOGEN
YA Dapatkah TIDAK
diuraikan?
UNSUR
SENYAWA

Garis besar langkah-langkah dalam analisis materi


(C)
(A)
(B)

(A) Kristal Cu(NO3)2·6H2O biru dan CdS kuning


dimasukkan ke dalam air.
(B) Cu(NO3)2·6H2O larut dan CdS tidak larut dalam
air.
(C) Terbentuk kristal Cu(NO3)2·6H2O murni apabila
diuapkan.
3. HUKUM DASAR KIMIA
 Hukum Kekekalan Massa
 Lavoisier
 2HgO  2Hg + O2
 Hukum Proporsi Tetap
 Teori Atom Dalton
 Hukum Proporsi Ganda
 Hukum Penggabungan Volume
 Hipotesis Avogadro
• Hukum Kekekalan Massa (Lavoisier)
Dalam setiap reaksi kimia, jumlah massa sebelum
dan sesudah reaksi selalu sama.

• Hukum Proporsi Tetap (Proust)


Dalam suatu senyawa kimia, proporsi berdasar
massa dari unsur-unsur penyusunnya adalah tetap,
tidak bergantung pada asal usul senyawa tersebut
atau cara pembuatannya.

• Hukum Proporsi Ganda (Dalton)


Bila dua unsur membentuk sederet senyawa, massa
dari satu unsur yang bergabung dengan massa
yang tertentu dari unsur lainnya merupakan
nisbah bilangan bulat.
Teori Atom Dalton
1. Materi terdiri atas atom yang tak dapat dibagi lagi.

2. Semua atom dari unsur kimia tertentu mempunyai


massa yang sama begitu pula semua sifat lainnya.

3. Unsur kimia lain akan memiliki jenis atom yang


berbeda; terutama, massa atomnya yang berbeda.

4. Atom tak dapat dihancurkan dan identitasnya selalu


tetap selama reaksi kimia.

5. Suatu senyawa terbentuk dari unsur-unsurnya melalui


penggabungan atom yang tak sejenis dengan nisbah
jumlah keseluruhan yang kecil.
Hukum Penggabungan Volume
(Gay-Lussac)
Volume dua gas yang bereaksi (T & P sama),
merupakan nisbah dari bilangan-bilangan
bulat sederhana. Demikian pula, nisbah
volume dari setiap produk gas terhadap
volume dari masing-masing volume gas yang
bereaksi.

Hipotesis Avogadro
Pada volume yang sama, gas-gas yang
berbeda (T & P sama) mengandung partikel
yang jumlahnya sama.
Setiap kubus merupakan wadah dengan volume yang
sama di bawah kondisi yang sama.
Hipotesis Avogadro
Hukum Penggabungan Volume (Gay-Lussac)
4. STRUKTUR FISIK ATOM
 Elektron
 Sinar katoda (beta)
 Thomson : e = 1,7588196 x 1012 C kg-1
m
 Millikan : e = 1,6021773 x 10-19 C
(1,59 X 10-19 C)
 Inti
 Partikel bermuatan positif: sinar kanal
 Rutherford : partikel -foil emas
 Proton, Neutron,
A
dan Isotop
Z
Radas Thomson untuk mengukur muatan listrik-
terhadap-massa, e / me.
Radas Millikan untuk mengukur muatan satu
elektron, e.
Percobaan Rutherford, Kilatan cahaya menandai datangnya
partikel alfa pada layar detektor.
5. TABEL BERKALA
 Golongan
Unsur utama (8)
Logam transisi (10)
 Unsur utama :
Logam, non-logam, metaloid
 Unsur lantanida (57-71)
 Unsur aktinida (89-103)
Tabel Berkala : Charles Janet, 1928
6. KONSEP MOL
Bilangan Avogadro No = 6,022137 x 1023

Metode paling akurat untuk menentukan


massa atom relatif dan massa molekul relatif secara
langsung adalah spektrometri massa (alat :
SPEKTROMETER MASSA)

Massa molekul relatif H2O =


2 x massa atom relatif H +
1 x massa atom relatif O
= 2 (1,0079) + 1 (15,9994)
= 18,0152
Gambar sederhana spektrometer massa modern.
Contoh 1.2
Hitunglah massa atom relatif kimia dari karbon, dengan
menggunakan massa atom relatif 13C sebesar 13,003354
pada skala 12C.

Penyelesaian
Buatlah tabel berikut :
Isotop Massa Isotop x Kelimpahan
12C 12,000000 x 0,98892 = 11,867
13C 13,003354 x 0,01108 = 0,144
Massa atom relatif kimia = 12,011
Konsep Mol (Latin: mole, artinya tumpukan)

Satu mol zat ialah banyaknya atom, molekul, atau


entitas lain yang mengandung sejumlah bilangan
Avogadro (No)

1 mol O = No atom oksigen


1 mol O2 = No molekul oksigen

Massa satu mol atom suatu unsur disebut


massa molar dengan satuan gram per mol

Massa molar H2O = 18,0152 g mol-1


Kuantitas satu mol: grafit (C), kalium permanganat
(KMnO4), tembaga sulfat pentahidrat (CuSO4·5H2O),
tembaga (Cu), natrium klorida (NaCl), dan kalium bikromat
(K2Cr2O7). Antimoni (Sb) terletak di tengah.
Contoh 1.3
Nitrogen dioksida (NO2) ialah komponen utama pencemar udara
kota. Dalam sampel yang mengandung 4,000 g NO2, hitunglah (a)
jumlah mol NO2 dan (b) jumlah molekul NO2.

Penyelesaian
a) Dari tabel massa molar nitrogen (14,007 g mol-1) dan oksigen
(15,999 g mol-1), massa molar NO2 ialah :
14,007 g mol-1 + (2 x 15,999 g mol-1) = 46,005 g mol-1

4,000 g NO2
Σ mol NO2 = -------------------- = 0,8695 mol NO2
46,005 g mol-1
b) Untuk mengkonversi mol menjadi banyaknya molekul, kalikan
dengan bilangan Avogadro :
Σ molekul NO2 = (0,8695 mol NO2) x 6,0221 x 1023 mol-1
= 5,236 x 1022 molekul NO2
7. KONSEP ENERGI
Bentuk Energi
Energi kimia : Fotosintesis

Energi kinetik
KE = ½ mv2 (J = kg m2 s-2)

Energi potensial
△PE = gaya . pergeseran
= mgh

Satuan energi dalam joule (J)


Latihan Soal

1. Vanadium dan oksigen membentuk sederet


senyawa dengan komposisi berikut :

Massa % V Massa % O
76,10 23,90
67,98 32,02
61,42 38,58
56,02 43,98
Bagaimana jumlah relatif atom oksigen
dalam senyawa untuk massa tertentu atom
vanadium?
2. Isotop plutonium yang digunakan untuk fisi
nuklir ialah 239Pu. Tentukan (a) nisbah
jumlah neutron dalam satu inti 239Pu
terhadap jumlah proton dan (b) jumlah
elektron dalam satu atom Pu.

3. Kelimpahan alami dan massa isotop unsur


silikon (Si) relatif terhadap 12C = 12,00000
ialah :
Isotop % Kelimpahan Massa Isotop
28Si 92,21 27,97693
29Si 4,70 28,97649
30Si 3,09 29,97376
Hitunglah massa atom silikon alami
4. Hitunglah massa, dalam gram, satu atom
iodin jika massa atom relatif iodin ialah
126,90447 berdasarkan skala massa atom
yang diterima (didasarkan pada 12 sebagai
massa atom relatif 12C).

5. Molekul vitamin A mempunyai rumus


C20H30O, dan satu molekul vitamin A2
rumusnya C20H28O. Tentukan berapa mol
vitamin A2 mengandung jumlah atom yang
sama dengan 1,000 mol vitamin A.
6. Hanya dua isotop boron (B) yang ada
dialam, massa atom dan kelimpahannya
diberikan pada tabel berikut. Lengkapi
tabel dengan menghitung massa atom
relatif 11B sampai empat angka signifikan,
bila massa atom relatif boron menurut tabel
berkala adalah 10,811

Isotop % Massa
Kelimpahan Atom
10B 19,61 10,0131
11B 80,39 ?
STOIKIOMETRI

OLEH :

TRI IDA WAHYU K., S.Pt., MP


STOIKIOMETRI
ISTILAH
• Asal : Yunani “ stoicheion” : unsur
• Arti luas : perhitungan zat dan campuran kimia

BILANGAN AVOGADRO DAN KONSEP MOL


• Bilangan avogadro : 6,0225 x 1023

• 1 mol suatu zat : sejumlah X partikel yang terkan


dung dalam suatu zat (unsur, senyawa atau ion).
X : bilangan avogadro
• Zat : unsur, senyawa dan/ ion.
BILANGAN AVOGADRO DAN
KONSEP MOL
 1 mol suatu unsur (misal : Na) = 6,0225 x 1023 atom

 1 mol suatu senyawa (misal : H2O) = 6,0225 x 1023 molekul

 1 mol suatu ion (misal : Cl-) = 6,0225 x 1023 ion

 Mol suatu unsur = gram / masa atom (MA)

 Mol suatu senyawa = gram / masa rumus (MR)


BILANGAN AVOGADRO DAN
KONSEP MOL
 Molekul : sekumpulan atom-atom yang terikat & merupakan
kesatuan,memiliki sifat-sifat fisik & kimiawi yang khas.
Contoh : H2O

 Satuan rumus : sepasang atom atau ion dari sekumpulan atom


atau ion yang banyak. Contoh : NaCl, MgCl2
 Rumus kimia yang didasarkan pada satuan rumus disebut
rumus sederhana / rumus empiris

 Rumus kimia yang didasarkan pada satuan molekul disebut


rumus molekul. Rumus molekul sering merupakan kelipatan
dari rumus empiris.
BILANGAN AVOGADRO DAN
KONSEP MOL
Perhitungan yang Melibatkan Konsep Mol

1. Berapa atom yang terdapat dalam 2,8 mol logam besi?


Jawab : 2,8 x (6,023 x 1023 ) = 16,9 x 1023 atom
2. Berapa mol magnesium (Mg) yang terdapat dalam
kumpulan 3,05 x 1020 atom Mg?
Jawab : 3,05 x 1020
= 0,507 x 10-3 mol Mg
6,023 x 1023
BILANGAN AVOGADRO DAN
KONSEP MOL
3. Berapa atom Na yang terkandung pada 15,5 gram Na?
Diketahui MA Na = 23.
Jawab :
mol Na = gram Na
= 15,5 = 0,674 mol Na
MA. Na
23
Jumlah atom Na = 0,674 x 6,023 x 1023 = 4,06 x 1023 atom Na

4. Berapa masa 6,12 mol Ca. Diketahui MA. Ca = 40,08

Jawab : Masa Ca = mol Ca x MA. Ca


BILANGAN AVOGADRO DAN
KONSEP MOL
= 6,12 x 40,08 = 245 gram Ca.

5. Berapa ion Cl- dalam 50 gram MgCl2?


Jawab : MgCl2 Mg2+ + 2Cl-
mol MgCl2 = Gram MgCl2 = 50 = 0,525 mol
MR. MgCl2 95,2

mol Cl- = 0,525 mol x 2/1 = 1,05 mol

Ion Cl- yang terkandung = 1,05 x (6,023 x 1023) = 6,32 x 1023 ion
SUSUNAN SENYAWA KIMIA
• Rumus kimia
• Bobot molekul (Masa Rumus)
Contoh : DDT
• Rumus kimia : C14H9Cl5
• Bobot molekul : 354,5
• Per mol DDT terdapat 14 mol atom C, 9 mol
atom H dan 5 mol atom Cl

• 1 mol C14H9Cl5 ~ 14 mol C ~ 9 mol H ~ 5 mol Cl

• Kesetaraan di atas digunakan untuk menulis


faktor konversi
SUSUNAN SENYAWA KIMIA
Contoh soal :
• Berapa banyaknya atom H yang terdapat dalam 75
gram DDT (C14H9Cl5). Diketahui : masa atom H = 1,01
Jawab :
• mol H = 9 x MA. H = 9 x 1 X 75 gr = 1,923 mol

MR.C14H9Cl5 354,5

Jadi banyaknya atom H = 1,923 x (6,023 x 1023) =


11,582 x 1023 atom = 1,15 x 1024 atom
Perhitungan Persen Susunan Suatu
Rumus Kimiawi
Mencari persentase masing-masing unsur dalam
DDT (C14H9Cl5) :
• Memulai dengan perbandingan mol
• Merubahnya menjadi perbandingan masa
• Kalikan dengan 100%

Diperoleh : % C, % H, dan % Cl
SUSUNAN SENYAWA KIMIA
LATIHAN :
1. Berapa persen susunan unsur berdasarkan berat
dalam DDT (C14H9Cl5)
Jawab :
% Cl = 5 mol Cl x MA. Cl = 5 x 35,5 = 0,5
MR.DDT 354,5

0,5 x 100% = 50%


% C = 14 mol C x MA.C = 14 x 12,01 = 0,474

MR.DDT 354,5
0,474 x 100% = 47,4%
SUSUNAN SENYAWA KIMIA
% H = 100% - %C - %Cl
= 100% - 47,4% - 50%
= 2,6%
2. Senyawa metil benzoat yang digunakan dalam industri
mengandung 70,58% C, 5,93% H dan 23,48% O,
berdasarkan masa. Berdasarkan percobaan, bobot
molekulnya 136. Bagaimana rumus molekulnya?
Jawab :
• Tentukan saja sampel dianggap 100 gram
% menjadi gram
• Cari mol masing-masing unsur
• Tulis rumus molekul
SUSUNAN SENYAWA KIMIA
 mol C = gr C = 70,58 = 5,88 mol C
MA.C 12
• mol H = gr H = 5,93 = 5,87 mol H
MA.H 1,01
• mol O = gr O = 23,49 = 1,47 mol O
MA.O 16

Rumus : C5,88 H5,87 O1,47 Dibuat tidak desimal


C5,88 H5,87 O1,47
1,47 1,47 1,47
SUSUNAN SENYAWA KIMIA
Rumus = C4 H3,99 O1 = C4 H4 O (Rumus empiris)
Bobot rumus = (4x12) + (4x1,01) + (1x16) =68
Bobot molekul yang diminta : 136, maka
Rumus molekul adalah : 2x rumus empiris, yaitu :
C8H8O2

Latihan : Bagaimana rumus empiris suatu senyawa


yang mengandung 59,53% C: 5,38% H;
10,68% O dan 24,40% N
ANALISIS PENGABUAN
Pendahuluan
Cara menemukan persen susunan suatu senyawa melalui
percobaan dilakukan dengan analisis pengabuan.
Prinsip :
bahwa pembakaran senyawa organik akan menghasilkan
CO2 dan H2O
CxHyOz + O2 CO2 + H2O
Contoh : Pembakaran 0,2 gram contoh senyawa yang
mengandung C,H dan O, yaitu vitamin C menghasilkan
0,2998 gram CO2 dan 0,0819 gram H2O. Bagaimana
rumus empiris vitamin C. Tentukan % susunan unsur –
unsur vitamin C.
ANALISIS PENGABUAN
Langkah :
• Cari mol C dari gram CO2 yang diketahui, C dalam CO2
hanya 1 atom. Cari gram C dari mol C yang diperoleh.

• Cari mol H dari gram H2O yang diketahui, H dalam H2O


ada 2 atom, sehingga harus dikalikan 2. Cari gram H dari
mol H yang diperoleh.

• Cari gram O, dengan cara : gram sampel – gram C –


gram H. Dari gram O dicari mol O

• Susun mol-mol C, H dan O menjadi rumus empiris


ANALISIS PENGABUAN
mol C = gram CO2 = 0,2998 = 0,006812 mol C
MR. CO2 44,01
Gram C = mol C x MA.C = 0,006812 x 12.01 = 0,08181

mol H = gram H2O = 0,0819 = 0,00454 4495 ) x 2 = 0,00909


MR.H2O 18,02
Gram H = mol H x MA.H = 0,00909 x 1,01 = 0,00918
Gram O = gr sampel – gr C – gr H = 0,2 – 0,08181 – 0,00918
= 0,10901

mol O = gram O = 0,10901 = 0,006812


MA.O 16
ANALISIS PENGABUAN
Rumus sementara : C0,006812 H0,00909 O0,006812
C0,006812 H 0,00909 O0,006812

0,006812 0,006812 0,006812

C H1,33 O ) x 3 = C3 H3,99 O3 C3 H4O3

(Rumus empiris)
Persen unsur-unsur
%C= gr C x 100% = 0,08181 x 100% = 40,90%
gr sampel 0,2
ANALISIS PENGABUAN
% H = gr H x 100% = 0,00918 x 100% = 4,59%
gr sampel 0,2

% O = 100% -%C - %H = 100% - 40,9% - 4,59% = 54,51%


MODEL ATOM
&
STRUKTUR MOLEKUL
PENDAHULUAN
Definisi
• Atom adalah partikel terkecil dari suatu elemen.
• Setiap elemen memiliki struktur atom yang unik.
• Menurut model atom Bohr, atom terdiri dari inti atom
(nucleus) yang dikelilingi oleh elektron.
• Nucleus terdiri dari proton (positif) dan neutron
(netral).
• Elektron yang mengelilingi inti atom berupa negatif.
Nomor Atom
• Semua elemen diurutkan dalam tabel periodik sesuai
dengan nomor atomnya.
Contoh : Hidrogen memiliki nomor atom 1
Helium memiliki nomor atom 2
Struktur Atom Model Atom Bohr
TEORI ATOM
Teori Atom Carl H. Synder
• Ambil segenggam paper clip dengan ukuran & warna yang sama :
1.Bagi kedalam tumpukan yang sama.
2.Bagi kembali tumpukan yang lebih kecil kedalam 2 tumpukan yang
sama.
3.Ulangi langkah 1 & 2 sampai ke suatu tumpukan yang hanya terdiri
dari sebuah paper clip. Paper clip tersebut masih memiliki fungsi
sebagai penjepit kertas yaitu menjepit kertas agar tidak berantakan.
4.Sekarang ambil gunting potong sebuh paper clip tersebut menjadi
dua bagian. Pertanyaan :
Dapatkah setengah paper clip tersebut memiliki fungsi yang sama
dengan sebuah paper clip?
• Jika kita lakukan hal yang sama dengan elemen apa saja, maka kita
akan mencapai suatu kondisi dimana bagian suatu benda tidak
dapat dibagi lagi tetapi masih memiliki sifat yang sama seperti
sebuah paper clip tadi. Bagian yang tidak dapat dibagi lagi inilah
yang disebut Atom.
Teori Atom John Dalton
• Setiap Elemen terbentuk dari Atom-atom – Tumpukan
paper clip.
• Semua atom-atom dari suatu elemen memilki sifat yang
sama – Semua paper clip dalam tumpukan memiliki
ukuran dan warna yang sama.
• Atoms dari elemen yang berbeda adalah berbeda(ukuran
dan ciri-ciri) – seperti perbedaan ukuran dan warna paper
clip.
• Atoms dari elemen yang berbeda dapat dikombinasikan
untuk membentuk campuran – Kita dapat
menghubungkan ukuran dan warna yang berbeda dari
paper clip untuk membentuk struktur baru.
• Dalam reaksi kimia, atom tidak dapat dibuat, di
musnahkan, atau dirubah – tidak ada paper clip baru yang
muncul, tidak ada paper clip yang hilang dan tidak ada
paper clip yang berubah dari satu ukuran/warna ke
ukuran/warna lainnya.
• Dalam berbagai campuran, nomor dan jenis dari atom
tetap sama – Jumlah total dan type paper clip pada saat
mulai dan akhir adalah sama.
PARTIKEL BERMUATAN
• Muatan negatif elektron yaitu 1.6 x 10-19 Coulomb
• Massa elektron yaitu 9.11 x 10-31 kg
• Muatan ion positif : suatu kelipatan dari muatan
elektron dengan tanda muatan yang berlawanan.
• Partikel yang diionisasikan tunggal, besar
muatannya sama dengan muatan elektron.
• Partikel yang diionisasikan rangkap, muatan ion
menjadi dua kali muatan elektron.
• Massa suatu atom sama dengan berat atom
dikalikan dengan 1.66 x 10-27 kg.
• Jari – jari elektron kira-kira 10-15 m , jari – jari atom
10-10 m
SIFAT DASAR ELEKTRON
• Elektron bergerak mengelilingi inti atom.
• Elektron bermuatan negatif.
• Elektron bergerak dengan arah yang sama
dan menghasilkan arus listrik.
• Elektron direpresentasikan dengan e-.
• Elektron yang letaknya jauh dari nucleus
memiliki energi yang lebih besar
dibandingkan elektron yang berada dekat
dengan nucleus.
IKATAN ELEKTRO VALENSI
• Ikatan kovalen terjadi apabila dua elektron
dimiliki bersama oleh sepasang ion yang
berdekatan atau bertetangga.
• Dalam ikatan ini, sebuah elektron berpeluang
hilang dari struktur ini dalam keadaan tertentu
yang akan meninggalkan sebuah lubang.
• Kekosongan dalam ikatan kovalen dapat pindah
dari ion ke ion dalam kristal dan menghasilkan
suatu arus yang setara dengan arus yang
dihasilkan oleh gerakan muatan positif yang
bebas.
TINGKAT ENERGI ATOM
• Diketahui persamaan tingkat energi setiap keadaan
dalam Joule :
mq4 1
Wn = -
8h202 n2

• Untuk setiap bilangan bulat n, dalam persamaan tersebut


ditarik satu garis horizontal. Garis – garis ini disusun
secara vertikal menurut harga numerik terhitung dari
persamaan tersebut. Penyajian dengan gambar tersebut
dinamakan diagram tingkat energi.
• Bilangan di sebelah kiri merupakan energi dari tiap
tingkatan dalam elektron volt.
• Bilangan di sebelah kanan merupakan harga n.
• Keadaan energi yang paling rendah disebut dengan
tingkatan normal atau tingkatan dasar.
• Keadaan stasioner lainnya dari atom disebut keadaan
tereksitasi, kritis atau resonan.
• Semakin banyak energi yang diberikan
kepada elektron, elektron tersebut
bergerak ke keadaan stasioner, di mana
elektron tersebut menjauhi inti.
• Apabila energi yang diberikan cukup
besar untuk mengeluarkan elektron
tersebut dari medan ion, elektron tersebut
akan terlepas dari ion tersebut. Energi
yang diperlukan untuk proses ini adalah
potensial ionisasi.
• Sebagai contoh hidrogen besarnya 13.60
eV.
Orbit
• Lintasan yang mengelilingi inti atom dimana memiliki
elektron dimana disebut juga level energi.

Elektron Valensi
• Elektron yang berada di lapisan paling luar dari inti atom.
Ionisasi
• Proses hilangnya elektron valensi.
Elektron Bebas
• Elektron yang keluar dari lintasan.
Jumlah Elektron dalam Lintasan
• Jumlah maksimum elektron yang mungkin dalam satu
lintasan diberikan dengan rumus :
Ne = 2n2
dimana n adalah jumlah lintasan.
PITA ENERGI
Hukum dasar yang menjelaskan hubungan antara elektron
dengan kulit orbit :
• elektron bergerak dalam kulit orbit. Elektron tidak dapat
mengelilingi inti atom dalam ruangan yang ada antara dua
buah kulit orbit.
• setiap kulit orbit berhubungan dengan sebuah range energi
khusus,elektron-elektron yang bergerak dalam suatu kulit
orbit akan memilki sejumlah energi yang sama.
Catatan : level energi dalam kulit akan meningkat ketika
makin jauh dari inti atom. Hal ini dapat disimpulkan maka
elektron valensi selalu memilki level energi yang tertinggi
dalam setiap atom.
• elektron untuk berpindah dari suatu kulit ke kulit yang lain
menyerap energi untuk menyesuaikan level energi antara
level energi kulit awal dengan level energi kulit yang dituju.
• Jika suatu atom menyerap cukup energi untuk berpindah dari
suatu kulit yang satu kekulit yang lain, sebenarnya elektron
ini kembali melepaskan energi yang diserapnya dan
mengembalikannya ke kulit energi yang rendah
• Pita energi : tingkat energi yang sangat
berdekatan, tapi besar sekali cacahnya.
• Pita valensi : pita yang diduduki oleh
elektron.
• Pita konduksi : pita kosong yang berada
di atas pita terlarang
• Pita terlarang : pita yang tidak memiliki
energi di dalamnya.
KONDUKTOR, ISOLATOR &
SEMIKONDUKTOR
• Konduktor merupakan penghantar listrik yang
paling mudah.
Contoh : Perak, tembaga, Emas, Alumunium.
– Konduktor dicirikan dengan adanya satu elektron
valensi bebas dimana elektron valensi ini dapat
melepaskan diri dari atom dan menjadi atom bebas.
– Banyaknya atom bebas dapat menyebabkan arus
listrik.
• Isolator bukan merupakan penghantar listrik
yang baik
– Elektron valensinya mengikat kuat pada atom dan
memiliki sedikit elektron bebas serta dicirikan
dengan memiliki 8 elektron valensi.
Contoh : Intan
• Semikonduktor merupakan penghantar listrik
yang berada di antara konduktor dan isolator.
– Jumlah elektron valensi pada semikonduktor
biasanya terdiri dari 4 elektron valensi.
Contoh : Silikon, Germanium, Karbon.

Apakah perbedaan atom semikonduktor


dengan atom konduktor ???

Mengapa Silikon banyak digunakan pada


material semikonduktor dibandingkan
dengan germanium ???
Energy Energy Energy

Conduction
Band

Conduction
Band
Energy
Gap

Energy Gap

Conduction Overlap
Band

Valence Band Valence Band Valence Band

Insulator Semikonduktor Konduktor

Diagram Level Energi


ISOLATOR
• Pada isolator, pita terlarang yang lebar memisahkan daerah valensi
yang penuh dari pita konduksi yang kosong.
• Energi yang dapat diberikan kepada elektron terlalu kecil untuk
memindahkan elektron dari pita yang penuh ke pita yang kosong
• Karena elektron tidak dapat memperoleh energi yang mencukupi,
maka penghantaran tidak mungkin berlangsung.
SEMIKONDUKTOR
• Suatu bahan dengan lebar pita terlarang yang relatif kecil.
• Pita valensi tetap penuh dan pita konduksi kosong sehingga
bersifat isolator yang dinamakan semikonduktor intrinsik
(murni).
• Bila sebagian elektron valensi memperoleh panas termal yang
lebih besar, maka elektron akan memasuki pita
konduksi.Elektron bebas ini akan mudah bergerak walaupun
dipengaruhi oleh medan yang kecil. Isolator ini dinamakan
semikonduktor karena mulai dapat menghantarkan arus.
• Lubang dalam semikonduktor menunjuk pada tingkatan energi
yang kosong yang biasanya penuh dalam pita valensi.
• Lubang ini berperan sebagai pembawa listrik yang sama
efektifnya dengan elektron yang bebas.
• Bila kristal diberi atom takmurni, takmurnian ini akan
mempunyai tingkat energi yang berada dalam pita
terlarang. Tingkatan takmurnian ini juga akan
mempengaruhi penghantaran.
• Suatu semikonduktor dimana pita konduksi sangat
dikuasai oleh adanya takmurnian maka disebut
semikonduktor ektrinsik (takmurnian).
KONDUKTOR
• Pita konduksi dan pita valensi saling tumpang tindih
dan memiliki elektron bebas yang banyak.
• Dibawah pengaruh medan listrik yang dikenakan,
elektron dapat memperoleh energi tambahan dan
memasuki tingkat energi yang lebih tinggi.
• Karena elektron yang dapat berpindah tempat ini
membentuk arus, maka pita energi yang terisi sebagian
merupakan pita konduksi.
ELEKTRON KONDUKSI
DAN HOLE
• Elektron konduksi dinamakan juga elektron
bebas.
• Ketika elektron berpindah ke pita konduksi,
elektron tersebut meninggalkan hole pada pita
valensi.
• Setiap elektron yang pindah ke pita konduksi
dan meninggalkan hole dinamakan pasangan
elektron-hole.
• Proses rekombinasi terjadi bila elektron pada
pita konduksi kehilangan energinya dan jatuh
kembali ke hole yang ada di pita valensi.
SISTEM PERIODIK
UNSUR-UNSUR
SEJARAH PENYUSUNAN
Dobereiner (1828) Hukum triade:untuk 3 buah yang sifatnya mirip
Triad yang ditunjukkan oleh Dobereiner tidak begitu banyak sehingga
berpengaruh terhadap penggunaannya.
Newland (1863)  Hukum oktaf:unsur-unsur disusun menurut kenaikan
berat atom,ternyata sifat unsur terulang pada unsur ke-8
Hukum oktaf Newlands ternyata hanya berlaku untuk unsur-unsur
dengan massa atom relatif sampai 20 (kalsium). Kemiripan sifat
terlalu dipaksakan apabila pengelompokan dilanjutkan.

Mendeleyev & L Meyer (1869) Berbentuk tabel dan berdasarkan


kenaikan berat atom

Sistem Periodik Moseley (1914 )


Henry G. Moseley yang merupakan penemu cara menentukan nomor
atom pada tahun 1914 kembali menemukan bahwa sifat-sifat
unsur merupakan fungsi periodik nomor atomnya.
Jumlah proton merupakan sifat khas unsur. Setiap unsur
mempunyai jumlah proton tertentu yang berbeda dari unsur lain.
Jumlah proton suatu unsur dinyatakan sebagai nomor atom.

Sistem periodik modern  Kenaikan nomor atom dan konfigurasi elektron


sesuai dengan banyaknya kulit yaitu K, L, M, N, O, P, Q maka sistem
periodik mempunyai 7 perioda
Triad Dobereiner
massa atom relatif stronsium berdekatan dengan
massa rata-rata dua unsur lain
yang mirip dengan stronsium yaitu kalsium dan
barium.

Tabel Oktaf Newlands


Sistem Periodik Mendeleev
Mendeleev 1869 mengamati 63 unsur yang dikenal dan
mendapat hasil bahwa sifat unsur merupakan fungsi periodik dari
massa atom relatifnya. Sifat tertentu akn berulang scr periodik
bila unsur unsur disusun sesuai kenaikan massa atom relatifnya.
Mendeleev menempatkan unsur-unsur dgn kemiripan sifat pd
satu lajur vertikal yg disebut golongan.
Sistem Periodik Modern
 Sistem periodik modern tersusun berdasarkan kenaikan nomor
atom dan kemiripan sifat.
 Lajur horisontal yang disebut periode, tersusun berdasarkan kenaikan
nomor atom sedangkan lajur vertikal
yang disebut golongan tersusun berdasarkan kemiripan sifat.
 Unsur golongan A disebut golongan utama sedangkan golongan B disebut
golongan transisi.
 Golongan dapat diberi tanda nomor 1 sampai 18
berurutan dari kiri ke kanan.
 Berdasarkan penomoran ini, golongan transisi mempunyai nomor 3
sampai 12.
 Sistem periodik modern tersusun atas 7 periode dan 18 golongan yang
terbagi menjadi 8 golongan utama atau golongan A dan 8 golongan transisi
atau golongan B.
Menentukan Golongan & Periode
Golongan Utama
Dasar Penentuan golongan : elektron valensi
1. Blok S
SX  Golongan X A
Contoh : 12Mg = 1S2 2S2 2P6 3S2  Golongan II A
2. Blok P
SX Py  Golongan (X + Y )A
Contoh : 15P = 1S2 2S2 2P6 3S2 3P3  Golongan V A
Golongan Transisi
1. Blok d (transisi dalam )
SX dy  ( X + Y ) B untuk 3 ≤ x+y < 7
VIII B untuk 8 ≤ x+y < 10
I B untuk x+y = 11
II B untuk x+y = 12

2. Blok f (transisi luar )


4f  Lantanida (II B)
5f  aktinida (III B)

PERIODE
Periode ditunjukan dengan nomor kulit yang paling besar
(dari 1 sampai 7)
Contoh
1. Unsur dengan nomor atom 11, konfigurasinya : 1s2 2s2 2p6 3s1
- n = 3, berarti periode 3 (kulit M).
- elektron valensi (terluar) 3s sebanyak 1 elektron, berarti termasuk
golongan IA.

2. Unsur Ga dengan nomor atom 31, konfigurasinya : 1s2 2s2 2p6 3s2
3p6 4s2 3d10 4p1
- n = 4, berarti perioda 4 (kulit N).
- elektronvalensi 4s2 4p1, berarti golongan IIIA.

3. Unsur Sc dengan nomor atom 21, konfigurasinya : 1s2 2s2 2p6 3s2
3p6 4s2 3d1
- n = 4, berarti perioda 4 (kulit N).
- 3d1 4s2 berarti golongan IIIB.

4. Unsur Fe dengan nomor atom 26, konfigurasinya : 1s2 2s2 2p6 3s2
3p6 4s2 3d10
- n = 4, berarti perioda 4 (kulit N).
- 3d6 4s2 , berarti golongan VIII.
Soal Latihan
1. Unsur- unsur dengan nomor atom 24
dan 37 termasuk unsur golongan
berapa dan blok mana?
2. Mengapa Unsur golongan III A sampai
VIII A disebut unsur blok p?
3. Sebutkan semua unsur-unsur golongan
A?
JAWABAN
1. 24X : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d5
Golongan VI B ,blok d dan periode 4
37 Y : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s1

Golongan I A, blok s dan periode 5


Cara praktis :
Berpedoman pada nomor atom gas mulia
Golongan VIII A +1 =IA
37Y : ( 36 + 1 ) = I A
2. Unsur golongan III A s.d VIIIA disebut blok p
karena konfigurasi elektronya berakhir
dengan orbital p
3. Unsur Golongan A
I A : H, Li, Na, K, Rb, Cs, Fr
Her Li Na Kawin Rubi Cs Frustasi
II A : Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra
Beta Memang Calon Sri Baginda Raja
III A : B, Al, Ga, In, Ti
Bulu Alis Gadis Indah canTik
IV A : C, Si, Ge, Sn, Pb
Cina Siap Gempur Senang Pembom
V A : N, P, As, Sb, Bi
Nita Paling Asoy Sebab Binal
VI A : O, S, Se, Te, Po
Orang Suka Senyum Teringat Poto
VII A : F, Cl, Br, I, At
Fuji Colour Berhadiar Intan Antik
VIII A : He, Ne, Ar, Kr, Xe, Rn
Heboh Negara Arab Karena Xerangan Ranjau
SIFAT – SIFAT PERIODIK UNSUR
1. Jari jari atom adalah jarak dari inti atom ke
lintasan elektron terluar.
- Dalam satu perioda, dari kiri ke kanan jari
jari atom berkurang.
- Dalam satu golongan, dari atas ke bawah
jari-jari atom bertambah
- Jari-jari atom netral lebih besar daripada
jari-jari ion positifnya tetapi lebih kecil dari
jari-jari ion negatifnya.
Contoh:
jari-jari atom Cl < jari-jari ion Cl-
jari-jari atom Ba > jari-jari ion Ba2+
2.Potensial ionisasi
adalah energi yang diperlukan
untuk melepaskan elektron
yang paling lemah/luar dari
atom suatu unsur atau ion
dalam keadaan gas.

- Dalam satu perioda, dari kiri


ke kanan potensial ionisasi
bertambah.
- Dalam satu golongan, dari
atas ke bawah potensial
ionisasi berkurang.
SIFAT-SIFAT PERIODIK UNSUR
3.Affinitas elektron adalah
besarnya energi yang
dibebaskan pada saat
atom suatu unsur dalam
keadaan gas menerima
elektron.
-Dalam satu perioda, dari
kiri ke kanan affinitas
elektron bertambah.
- Dalam satu golongan,
dari atas ke bawah affinitas
elektron berkurang.
4. Keelektronegativan
adalah kemampuan atom
suatu unsur untuk menarik
elektron ke arah intinya
dan digunakan bersama.

Pada Satu Periode


yang sama nilai
kelekteronegativan
akan semakin besar

Pada Satu Golongan


yang sama nilai
kelektronegativan
akan semakin kecil
Selisih Keelektronegativan
Pauling mendefinisikan perbedaan keelektronegativan
antara dua atom A dan B sebagai perbedaan energi ikatan
molekul diatomik AB, AA dan BB

D(A-B), D(A-A) dan D(B-B) adalah energi ikatan masing-


masing untuk AB, AA dan BB ,
D(A-B) lebih besar daripada rata-rata geometri D(A-A) dan
D(B-B). Hal ini karena molekul hetero-diatomik lebih stabil
daripada molekul homo-diatomik karena kontribusi struktur
ionik
Dengan menggunakan nilai ini, Pauling mendefinisikan
keelektronegativan x sebagai ukuran atom menarik elektron.
xA dan xB adalah keelektronegativan atom A dan B.
5. Bilangan oksidasi atom
bilangan oksidasi dalam banyak kasus adalah jumlah elektron yang akan
dilepas atau diterima untuk mencapai konfigurasi elektron penuh, ns2 np6
(kecuali untuk periode pertama) atau konfigurasi elektron nd10 (gambar 5.2).
FENOMENA KEBERADAAN ZAT DI ALAM

* UNSUR NONLOGAM
- GAS HIDROGEN : SEBAGAI H2 ; BUKAN : H
- GAS OKSIGEN : ,, O2 ,, O
- GAS NITROGEN : ,, N2 ,, N

MOLEKUL STABIL
ATOM TIDAK STABIL

* UNSUR GAS MULIA :


•SEBAGAI ATOM : He , Ne, Ar, Kr, Xe dan Rn
 STABIL
KONFIGURASI ELEKTRON STABIL GAS MULIA.
2
2 He : 1s
Ne : 2 , s2 , p6
10 1s 2 2
2 2 6 2 6
18 Ar : 1s , 2s , 2p , 3s , 3p
dst
Tabel Periodik: Logam dan Non
Logam
Kombinasi Ikatan antara Logam dan
Non Logam
Selisih elektronegativitas besar e- berpindah IKATAN IONIK
Selisih elektronegativitas kecil e- digunakan bersama
IKATAN KOVALEN

IKATAN
IONIK
pengalihan elektron antaratom

IKATAN
KOVALEN POLAR
pemindahan muatan secara parsial

IKATAN
KOVALEN
penggunaan elektron bersama antaratom
3.2. IKATAN IONIK
ELEKTRON
VALENSI
– KULIT
– ATOM
Unsur golongan utama (kecuali He):
– + INTI e- val. atom netral = no. golongan
ATOM
ELEKTRON
TERAS

Model titik-elektron Lewis


1. Elektron valensi digambarkan dengan titik.
2. Elektron teras tidak digambarkan.
3. Empat titik pertama ditulis satu per satu di keempat sisi
lambang unsur.
4. Titik-titik berikutnya dipasangkan pada yang sudah ada.
H He

Li Be B C N O F Ne

Na Mg Al Si P S Cl Ar
(IKATAN IONIS/ IKATAN IONIK/
IKATAN ELEKTROVALEN)

Ikatan yang terjadi karena adanya serah terima elektron

Senyawanya → Senyawa ion/ senyawa ionik/ senyawa ionis/


senyawa elektrovalen
Kadang-kadang disebut juga senyawa polar
INGAT!!! Senyawa ionik pasti polar…
Senyawa polar belum tentu ionik…..
Atom Na dan atom F bereaksi membentuk NaF

11Na 9F Na+ F-
2.8.1 2.7 2.8 2.8

NaF
Atom Mg dan 2 atom F bereaksi membentuk MgF2

9F F-

12Mg 2.7 Mg2+ 2.8


2.8.2 2.8 MgF2

9F F-
2.7 2.8
Kristal NaCl

11
Sifat-sifat Ikatan Ionik

• Keras
• Kaku
• Rapuh
Model Ikatan Kovalen
• Jika kita membuka literatur kimia berupa
hand book atau ensiklopedi maka akan
didapati sebagian besar senyawa kimia
yang ada dialam berupa senyawa kovalen
• Senyawa kovalen mengambil porsi
terbesar dan yang utama dalam model
ikatan kimia antar unsur-unsur dialam
Sifat Ikatan Kovalen
Sifat Ikatan Kovalen 2
Dipol Ikatan dalam Molekul

16
Ikatan Kovalen Polar dan Polaritas
Ikatan
• Dalam ikatan kovalen dengan perbedaan
elektronegatifitas besar, elektron
cenderung tertarik lebih besar kearah satu
atom
• Pada posisi ini ikatan bersifat polar dan
digambarkan dengan dua cara:
• Dengan panah polar → atau
• Dengan pemberian tanda δ+ dan δ-
Soal Latihan
• Tunjukkan polaritas ikatan berikut dengan
bantuan panah polar: N – H, F – N, I – Cl
• Susun berdasarkan urutan kenaikan
polaritas beberapa ikatan berikut: H – N, H
– O, H – C.
• Susun berdasarkan kenaikan polaritas
ikatan dan beri tanda dengan δ+ dan δ-
pada atom yang sesuai: (a) Cl – F,Br – Cl,
Cl – Cl,
(b) Si – Cl, P – Cl, S – Cl, Si – Si.
Ikatan KOORDINASI

a) x + xy x x y
Kovalen

b) x + y x y
Kovalen
Koordinasi
c) x + y x y
• adalah sejenis gaya tarik antarmolekul yang
terjadi antara dua muatan listrik parsial
dengan polaritas yang berlawanan.
• Lebih kuat dari kebanyakan gaya
antarmolekul, namun jauh lebih lemah dari
ikatan kovalen dan ikatan ion.
• Ikatan hidrogen dapat terjadi jika :
1. Ada atom H berikatan kovalen dengan
unsur electron negatif (F, N, O).
Contoh : H F H F
 

HF

Ikatan Hidrogen
 
O H O H H 2O

 H H

• Terdapat atom yang mempunyai pasangan
elektron bebas, dapat disumbangkan pada
atom H pada molekul lain. Contoh : NH3
• Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi
oleh perbedaan elektronegativitas. Semakin
besar perbedaannya, semakin besar ikatan
hidrogen yang terbentuk.
• Ikatan hidrogen mempengaruhi titik didih
suatu senyawa. Semakin besar ikatan
hidrogennya, semakin tinggi titik didihnya.
• Senyawa yang dapat membentuk ikatan
hidrogen dengan air kelarutannya menjadi
lebih besar.
• Mengapa titik didih H2O >>> HF ????
Senyawa Titik didih Senyawa Titik didih
CH4 - 164C NH3- - 33C
SiH4 - 112C PH3 - 87C
GeH4 - 90C AsH3 - 55C
SnH4 - 52C SbH3 - 18C
H2O + 100C HF + 20C
H2S - 61C HCl - 85C
H2Se - 41C HBr - 67C
H2Te - 2C HI - 35C
• Khusus pada air (H2O), terjadi dua ikatan
hidrogen pada tiap molekulnya. Akibatnya
jumlah total ikatan hidrogennya lebih besar
daripada asam florida (HF) yang seharusnya
memiliki ikatan hidrogen terbesar (karena paling
tinggi perbedaan elektronegativitasnya)
sehingga titik didih air lebih tinggi daripada asam
florida.
• Ikatan hidrogen antar molekul (Ikatan
antara 2 atau lebih molekul yang
sama atau berbeda)
• Contoh :
R
O H O
R
H H F
O H
R
N
O H O
H H
CH3 C C CH3 H
O H O
• Ikatan hidrogen intramolekul (Antara 2
gugus fungsi dalam sebuah molekul)
• Contoh :
 - Hidroksi benzaldehid
 - Hidroksi asam benzoat
 - klorofenol
O O O
H H
H
O O
C C Cl
H OH
LARUTAN
PENGANTAR :

Larutan adalah campuran homogen


atau serba sama antara dua zat atau
lebih.
Zat yang jumlahnya banyak disebut
pelarut dan zat yang jumlahnya
sedikit disebut zat terlarut.
Larutan = pelarut + zat terlarut
Pelarut : biasanya air, jumlahnya
banyak
Zat terlarut : jumlahnya lebih sedikit
MATERI POKOK BAHASAN :
A. Satuan Konsentrasi

B. Masalah Konsentrasi

C. Elektrolit

D. Sifat Koligatif Larutan

E. pH
A. SATUAN KONSENTRASI
1. Persentase (%) : jumlah gram zat
terlarut dalam tiap 100 gram larutan.
2. Fraksi mol (X) : perbandingan jumlah
mol suatu zat dalam larutan terhadap
jumlah mol seluruh zat dalam larutan.
3. Kemolaran (M) : jumlah mol zat
terlarut dalam tiap liter larutan.
4. Kemolalan (m) : jumlah mol zat
terlarut dalam tiap 1000 gram
pelarut.
5. Kenormalan (N) : jumlah grek zat
terlarut dalam tiap liter larutan.
RUMUS –RUMUS :
% = gram zat terlarut x 100 %
gram larutan
X = mol suatu zat : mol seluruh zat
M = mol : liter
= mmol : ml
m = (1000 : p) X (gram : BM)
N = grek : liter
= mgrek : ml
Grek = mol x jumlah H+ atau OH -
B. MASALAH KONSENTRASI

Perhitungan jumlah zat terlarut:


Mol zat terlarut = liter x M
Pengenceran Larutan:
V1M1 = V2 M2
Pencampuran konsentrasi yang
berbeda:
M camp = V1 M1 + V2M2
V1 + V 2
C. ELEKTROLIT

Definisi : zat yang jika dilarutkan ke


dalam air akan terurai menjadi ion-ion
(terionisasi), sehingga dapat
menghantarkan listrik.
Elektrolit kuat : zat yang dalam air
akan terurai seluruhnya menjadi ion-
ion (terionisasi sempurna)
Elektrolit lemah : zat yang dalam air
tidak seluruhnya terurai menjadi ion-
ion (terionisasi sebagian)
ELEKTROLIT KUAT : ELEKTROLIT LEMAH :

1. Asam-asam kuat ( asam 1. Asam –asam lainnya


halogen, HNO3, H2SO4 ) adalah asam-asam lemah.
2. Basa-basa kuat ( Basa 2. Basa-basa lainnya adalah
alkali, Sr(OH)2, Ba(OH)2 ) basa-basa lemah.
3. Garam yang tergolong
3. Hampir semua garam elektrolit lemah adalah
adalah elektrolit kuat garam merkuri (II)
4. Reaksinya berkesudahan 4. Reaksinya kesetimbangan
(berlangsung sempurna ke (elektrolit hanya
arah kanan) terionisasi sebagian).

PERBANDINGAN :
LANJUTAN ELEKTROLIT :

Besaran lain untuk menentukan kekuatan


elektrolit adalah DERAJAD IONISASI
(α )
α = mol zat yang terionisasi dibagi mol
zat yang dilarutkan.
Elektrolit kuat : α = 1
Elektrolit lemah : 0 < α < 1
Non Elektrolit : α = 0
D. SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
Definisi : sifat yang ditentukan oleh
konsentrasi.
Ada 4 hal yaitu :
1. Kenaikan titik didih ( ΔTd)
2. Penurunan titik beku ( ΔTb)
3. Tekanan osmotik ( π )
4. Penurunan tekanan uap (Δp)
Keempatnya ditentukan oleh
konsentrasi atau banyaknya partikel
zat terlarut. Makin besar konsentrasi
makin besar pula sifat koligatifnya.
E. PH

H2O memiliki sedikit sifat elektrolit,


artinya air dapat terionisasi
menghasilkan ion H+ dan ion OH-
Jika air dilarutkan asam, maka asam
akan melepaskan ion H+
Jika air dilarutkan basa, maka basa
akan melepaskan ion OH-
Jadi besarnya [H+] dalam larutan
dapat digunakan untuk menyatakan
larutan basa, asam atau netral.
Ingat : Larutan netral : pH =7
Larutan asam : pH < 7
Larutan basa : pH > 7

Makin rendah harga pH larutan makin


bersifat asam dan sebaliknya makin
tinggi bersifat basa.
SOAL-SOAL :

Berapa gramkah NaOH (BM=40) yang


terlarut dalam 250 ml larutan NaOH
0,4 M.
Berapa volume air yang harus
ditambahkan pada 250 ml larutan HCl
0,3 M untuk mendapatkan larutan HCL
dengan konsentrasi 0,1 M.
150 ml larutan H2SO4 0,2 M
dicampurkan dengan 100 ml larutan
H2SO4 0,3 M. Berapa konsentrasi
larutan setelah dicampurkan?
SOAL – SOAL :
30 gram asam asetat (BM=60) dilarutkan dalam
45 gram air (BM=18). Hitunglah : Konsentrasi
larutan dalam % dan fraksi mol masing-masing
zat.
2 gram NaOH (BM=40) dilarutkan dalam air
sehingga volume larutan 250 ml. Hitung
kemolaran larutan.
12 gram Urea (BM=60) dilarutkan dalam 500
gram air. Hitung kemolalan larutan.
4,9 gram H2SO4 (BM=98) dilarutkan dalam air
sehingga volume larutan 400 ml. Hitunglah
kenormalan larutan.
KESIMPULAN :

Dalam suatu industri fungsi suatu


larutan sangat penting, baik yang
berfungsi sebagai pelarut maupun
zat terlarut.

Air merupakan pelarut yang paling


murah, paling mudah dan paling
banyak digunakan sebagai pelarut
dalam banyak industri.
1
A. CAMPURAN
Ketika 2 zat berbeda dalam satu wadah, ada kemungkinan :
1. Bereaksi : terbentuk zat baru
2. Bercampur : terbentuk zat yg sifatnya realatif sama
(dapat dipisahkan secara fisik )
3. Tidak bercampur
Suatu zat dikatakan bercampur, jika terdistribusi pada wadah
yang sama shg bersentuhan satu sama lain dan interaksi
antar partikel.
a. Campuran gas-gas
b. Campuran gas-cair
c. Campuran gas-padat
d. Campuran cair-cair
e. Campuran cair-padat
f. Campuran padat-padat.

2
KLASIFIKASI ZAT

Unsur
Zat tunggal
Senyawa homogen
Materi larutan
Campuran koloid
Suspensi heterogen

3
Larutan : campuran yang homogen ( mempunyai
bag yg sama )
Komponen larutan : -zat pelarut ( solvent)
-zat terlarut (solute)
Contoh larutan :1 gr gula dlm 1000 ml air >lart gula
10 ml alkohol dalam 100 ml air
 Air sebagai pelarut universal, jika tanpa ket. khusus
--------> pelarut air
 Zat organik > sbg pelarut organik ( mis: petroleum,
alkohol, ether dll)

Kelarutan: banyaknya gram zat maksimal yg dapat


larut dalam 1000 gram zat pelarut, pd suhu tertentu.

misal :100 gram air dpt melarutkan 36,5 gr NaCl


pada suhu 20ºC atau dpt melarutkan 200 gr
gula dll.

4
Larutan terdiri atas cairan yang melarutkan zat
(pelarut) dan zat yang larut di dalamnya (zat
terlarut).
Pelarut tidak harus cairan, tetapi dapat berupa
padatan atau gas asal dapat melarutkan zat
lain.
Sistem semacam ini disebut sistem dispersi.
Untuk sistem dispersi, zat yang berfungsi
seperti pelarut disebut medium pendispersi,
sementara zat yang berperan seperti zat
terlarut disebut dengan zat terdispersi
(dispersoid).

5
Baik pada larutan ataupun sistem dispersi, zat
terlarut dapat berupa padatan, cairan atau
gas.
Bahkan bila zat terlarut adalah cairan, tidak
ada kesulitan dalam membedakan peran
pelarut dan zat terlarut bila kuantitas zat
terlarut lebih kecil dari pelarut.
Namun, bila kuantitas zat terlarut dan pelarut,
sukar untuk memutuskan manakah pelarut
mana zat terlarut. Dalam kasus yang
terakhir ini, Anda dapat sebut komponen 1,
komponen2, dst.

6
Kecepatan melarut zat padat dalam air,
tergantung kepada:
1. Suhu, naiknya suhu mempercepat
proses pelarutan
2. Pengadukan, smakin banyak
pengadukan > mempercepat proses
3. Ukuran partikel,
smakin kecil partikel > cepat larut

Kelarutan gas dalam zat cair, umumnya


menurun bila suhu dinaikkan

7
Dlm sistem pelarutan, ada kemungkinan interaksi :

1. Zat terlarut bereaksi dg pelarut. ---> zat baru


contoh : Oks asam dan Oks basa dalam air -->Asam
SO2 + H2O ------ H2SO4

2. Zat terlarut berinteraksi kuat dg pelarut.


Terutama jika terlarut bersifat ion atau molekul polar
dan pelarut juga bersifat polar, maka terdapat gaya
dipol antara pelarut dan terlarut yg lbh besar dr gaya
dipol dipol antara molekul pelarut. Akhirnya terjadi
solvasi yaitu pengurungan zat terlarut oleh molekul
pelarut. Jika pelarutnya air --- Hidrasi
Contoh : NaCl dalam air
Glukosa dalam air
8
3. Zat berinteraksi lemah dg pelarut, terutama
jika molekul kedua zat bersifat non polar,
terdapat gaya tarik ( gaya London ) yg sangat
lemah, shg proses pelarutan lama di banding
Solvasi.kedua zat dapat saling melarutkan dlm
berbagai komposisi ( miscible)
Contoh : Benzena dan CCl4
4. Zat tidak larut dalam pelarut.
Kelarutan sangat kecil /dianggap tdk larut
(insolube) jika kelarutan < 0,1 gr dalam 1000 gr
pelarut
Contoh : kaca dan plastik dalam air

9
Pemanfaatan larutan yang ada di sekitar kita :
 Udara sebagai sarana bagi kita untuk tetap hidup
 Mineral dan makanan melarut lebih dahulu sebelum
dapat diserap sbg bahan makanan dalam tubuh.
 Kebanyakan zat lebih cepat bereaksi dalam bentuk
padat yang sudah dilarutkan.
 Minuman kopi, teh dll dibuat dalam bentuk larutan
 Bahan kebutuhan rumah tangga : sabun, pewangi,
sampo dll, dipakai dlm bentuk larutan
 Pesawat berat /angkasa luar, menggunakan varitas
alloy
 Industri obat : obat-obatan medis agar enak maka
dicampur dg gula ( obat batuk, anti septik, tetes
mata, minuman bervitamin dll. )

10
Pengaruh Suhu dan Tekanan dalam Kelarutan
 Umumnya daya larut padat ke dlm cair akan meningkat
dg naiknya suhu, tetapi daya larut gas dalam cair justru
menurun.
 Kelarutan : Jumlah zat yg dapat larut dalam pelarut
sampai terbentuk larutan jenuh.
 Cara menentukan kelarutan :
- Dibuat larutan lewat jenuh ( mis: suatu zat 10 gr dg
pelarut 1 L ) , diaduk, kocok dan didiamkan.
- Endapan disaring, dan ditimbang ( mis: 6 gr)
- Maka zat terlarut : 10 – 6 = 4 gr
- ------ kelarutan :4 gr/Liter

11
Pengaruh suhu
 Kesetimbangan lewat jenuh adalah dinamis,
akan berubah jika keadaan berubah, misal
suhu di naikkan.
 Pengaruh kenaikan suhu berbeda pada setiap
zat dlm pelarut, hal ini sbg dasar pemisahan
kristalisasi bertingkat.
 Kelarutan zat padat bertambah pd kenaikan
suhu, tetapi kelarutan gas berkurang jika suhu
naik.hal ini terjadi pd minuman yg banyak
mengandung CO2 jika diletakkan dlm lemari es
dan dibandingkan dg di udara terbuka.
12
Pengaruh Tekanan

 Tekanan udara di atas cairan berpengaruh kecil


thd kelarutan padat dan cair. Jika tekanan parsial
gas di permukaan bertambah besar maka
kelarutan gas akan bertambah. Dg alasan ini
pabrik minuman memberikan tekanan CO2 tinggi
agar konsentrasi CO2 di dalam besar.

 Gas dapat larut dlm cairan karena sbgian molekul


gas di permukaan menabrak permukaan cairan
itu dan ada juga yg larut/ masuk ke dalamnya

 Pada keadaan setimbang jumlah molekul zat yg


larut dan kelauar adalah sama ;Zn + Pelarut ---
- Larutan

13
Hubungan antara kelarutan dan tekanan parsial suatu gas
Cg =Kg X Pg
 Hukum Hendry :
C=konsentrasi gasdlm cairan
K= konstantra hendry P = Tekanan parsiil gas di permukaan

Konstanta Hendry beberapa gas dalam air:

NO Gas K ( mol/ atm)


1 O2 1,28x 10-1
2 CO2 3,38x 10-2
3 H2O 7,10x 10-4
4 N2 6,48x 10-4
5 CH4 1,34x 10-3

14
 Contoh : Hitunglah kelarutan O2 pada 25 º C bila tekanan
total 1 atm, dan udara kering mengandung 20,95 % Oksigen
Diketahui tekanan parsiil uap pada suhu yg sama adalah
0,0313 atm.

Maka harus dicari P parsiil O2 ( P O2 )


P = (1 atm - 0,0313 atm ) x 20,95 % = 0,2029 atm

Hk Hendry : ( C = K x P ) -- C = 1,28 x 10-1 x


0,2029 M
= 2,6 x 10-2 M

Maka kelarutan O2 = 2,6 x 10-2 x 32 g/ L


= 0,832 mg / L

15
KONSENTRASI LARUTAN

A. Konsep mol
Mol : Satuan jumlah suatu zat dalam perhitungan kimia
( 1mol =12 gr atom C-12)
= 6,02 x 1023 atom
Contoh: 1mol atom Zn = 6,02 x 1023 atom Zn
0,5 mol Zn = 0,5 x 6,02 x 1023 atom Zn
5 mol molekul air = 5 x 6,02 x 1023 molekul air
0,4 mol besi = 0,4 x 6,02 x 1023 atom Fe
= 2,4 x 1023 atom Fe
B. Massa Molar
Massa 1 mol zat dalam satuan gram

massa (gr) massa (gr )


mol = ----------- atau mol = ----------
Ar Mr

16
C. Konsentrasi larutan
1.Larutan : zat terdispersi dalam zat lain dengan diameter < 100 µm
Jumlah pelarut > zat terlarut
pelarut universal = air

2. Konsentrasi
(Kadar = kepekatan )
Banyaknya zat terlarut dalam suatu larutan

D. Satuan Konsentrasi
1. Fisika : *Persen % ( B/B, B/V, V/B, V/V )
banyaknya zat (gr)
*Perseribu 0/00 = ------------------------ x 1000 0/00
jumlah larutan
*BPJ = ppm
zat
= -------- x 1000.000 bpj ( mg/Kg atau mg/L )
larutan

17
E. Satuan Kimia
1. Molaritas ( M ) : banyaknya mol zat ddalam I L larutan
mol
M = ------
L
2. Normalitas ( N ) : banyaknya mol ekivalen zat dalam 1 L larutan
mol ekivalen = mol x valensi
rumus ; N = mol x valensi zat
3. Molalitas ( m ) : banyaknya mol zat dalam 1000 gr pelarut
mol zat
m = ----------------
1000 gr pelarut

4. Fraksi mol ( X ) : menyatakan perbandingan antara mol zat


terlarut atau pelarut dg jumlah mol seluruh zat
mol zat terlarut
X =-----------------------------------------------
mol zat terlarut + mol zat pelarut
18
Contoh:

4 gram Natrium hidroksida dilarutkan dengan air


sampai massanya 100 gr
(diketahui Mr NaOH = 40 , Air = 18 , massa
jenis air = 1 )

Hitunglah kadarnya dalam :

a. % b/v b. perseribu c. bpj


d. Molar e. Normal f. Fraksi mol

19
PENGENCERAN
Membuat larutan supaya lebih encer dengan cara
menambah pelarutnya.

Rumus : Vp x Kp = Ve x Ke

Vp = volume pekat Kp = Konsentrasi pekat


Ve = vol encer Ke = Konsentrasi encer

Atau V1 . N1 = V2 . N2
V = Volume
N = Normalitas

20
Contoh
Botol asam klorida yg diambil dari gudang beretiket 35 %.
Kita membutuhkan larutan asam dengan kadar 25 % sebanyak 100 ml.
Berapa liter kita harus mengambil HCl yang berasal dari botol tersebut ?
Jawab:

Vp = ? Ve = 100 ml
Kp = 35 % Ke = 25 %

Maka : Vp x 35 = 100 x 25

100 x 25
Vp =------------------ = 71,428 ml
35
Sehingga HCl yang harus diambil dari botol sebanyak 71,428 ml

21
PERSAMAAN REAKSI

1.
Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi
selalu sama
2.
Jumlah masing-masing atom sebelum dan sesudah
reaksi selalu sama
3.
Perbandingan koefisien reaksi menyatakan
perbandingan mol (khusus yang berwujud gas
perbandingan koefisien juga menyatakan
perbandingan volume asalkan suhu den
tekanannya sama)

22
Contoh: Tentukanlah koefisien reaksi dari

HNO3 (aq) + H2S (g) ------ NO (g) + S (s) +


H2O (l)

Cara yang termudah untuk menentukan koefisien


reaksinya
adalah dengan memisalkan koefisiennya
masing-masing a, b, c, d dan e sehingga:

a HNO3 + b H2S ---- c NO + d S + e H2O

23
 Berdasarkan reaksi di atas maka
 atom N : a = c (sebelum dan sesudah reaksi)
atom O : 3a = c + e  3a = a + e  e = 2a
atom H : a + 2b = 2e = 2(2a) = 4a  2b = 3a 
b = 3/2 a
atom S : b = d = 3/2 a

Maka agar terselesaikan kita ambil sembarang harga


misalnya a = 2 berarti: b = d = 3, dan e = 4
sehingga persamaan reaksinya :

2 HNO3 + 3 H2S  2 NO + 3 S + 4 H2O

24
Hukum2 kimia
 HUKUM KEKEKALAN MASSA = HUKUM LAVOISIER
"Massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap".
Contoh:
hidrogen + oksigen ® hidrogen oksida
(4g) (32g) (36g)
 HUKUM PERBANDINGAN TETAP = HUKUM PROUST
"Perbandingan massa unsur-unsur dalam tiap-tiap senyawa
adalah tetap"

Contoh:
a. Pada senyawa NH3 : massa N : massa H
= 1 Ar . N : 3 Ar . H
= 1 (14) : 3 (1) = 14 : 3
b. Pada senyawa SO3 : massa S : massa 0
= 1 Ar . S : 3 Ar . O
= 1 (32) : 3 (16) = 32 : 48 = 2 : 3

25
Keuntungan dari hukum Proust:
bila diketahui massa suatu senyawa atau massa salah
satu unsur yang membentuk senyawa tersebut maka
massa unsur lainnya dapat diketahui.

Contoh:
Berapa kadar C dalam 50 gram CaCO3 ?
(Ar: C = 12; 0 = 16; Ca=40)
Massa C = (Ar C / Mr CaCO3) x massa CaCO3
= 12/100 x 50 gram = 6 gram
Kadar C = massa C / massa CaCO3 x 100%
= 6/50 x 100 % = 12%

26
Perhitungan menggunakan hukum dasar kimia

 Berapa persen kadar kalsium (Ca) dalam kalsium


karbonat ? (Ar: C = 12 ; O= 16 ; Ca=40)
Jawab :
1 mol CaCO3, mengandung 1 mol Ca + 1 mol C + 3 mol O
Mr CaCO3 = 40 + 12 + 48 = 100
Jadi kadar kalsium dalam CaCO3 = 40/100 x
100% = 40%

27
 Sebanyak 5.4 gram logam alumunium (Ar = 27)
direaksikan dengan asam klorida encer berlebih sesuai
reaksi :
2 Al (s) + 6 HCl (aq)  2 AlCl3 (aq) + 3 H2 (g)
Berapa gram aluminium klorida dan berapa liter gas
hidrogen yang dihasilkan pada kondisi standar ?

Jawab:
Dari persamaan reaksi dapat dinyatakan
2 mol Al x 2 mol AlCl3  3 mol H2
5.4 gram Al = 5.4/27 = 0.2 mol
Jadi:
AlCl3 yang terbentuk = 0.2 x Mr AlCl3 = 0.2 x 133.5 = 26.7 gram
Volume gas H2 yang dihasilkan (0o C, 1 atm) = 3/2 x 0.2 x 22.4 =
6.72 liter

28
Untuk menentukan air kristal tembaga
sulfat (CuSO4) 24.95 gram, garam
tersebut dipanaskan sampai semua air
kristalnya menguap. Setelah pemanasan
massa garam tersebut menjadi 15.95
gram.
Berapa banyak air kristal yang terkandung
dalam garam tersebut ?

29
Jawab :
 misalkan rumus garamnya adalah CuSO4 . xH2O

CuSO4 . xH2O  CuSO4 + xH2O


24.95 gram CuSO4 . xH2O = 159.5 + 18x mol
15.95 gram CuSO4 = 159.5 mol = 0.1 mol
menurut persamaan reaksi di atas dapat dinyatakan
bahwa:
banyaknya mol CuS04 . xH2O = mol CuSO4;
sehingga persamaannya
24.95/ (159.5 + 18x) = 0.1  x = 5
 Jadi rumus garamnya adalah CuS04 . 5H2O

30
HUKUM-HUKUM GAS
Untuk gas ideal berlaku persamaan : PV = nRT

dimana:
P = tekanan gas (atmosfir)
V = volume gas (liter)
n = mol gas
R = tetapan gas universal = 0.082 lt.atm/mol Kelvin
T = suhu mutlak (Kelvin)

Perubahan-perubahan dari P, V dan T dari keadaan 1


ke keadaan 2 dengan kondisi-kondisi tertentu
dicerminkan dengan hukum-hukum berikut:
31
HUKUM BOYLE
Hukum ini diturunkan dari persamaan keadaan gas ideal
dengan n1 = n2 dan T1 = T2 ;
sehingga diperoleh : P1 V1 = P2 V2
Contoh:
Berapa tekanan dari 0 5 mol O2 dengan volume 10 liter jika pada
temperatur tersebut 0.5 mol NH3 mempunyai volume 5 liter dgn
tekanan 2 atmosfir ?

Jawab:
P1 V1 = P2 V2
2 x 5 = P2 . 10
-> P2 = 1 atmosfir

32
.

HUKUM GAY-LUSSAC

"Volume gas-gas yang bereaksi den volume gas-gas


hasil reaksi bile diukur pada suhu dan tekanan yang
sama, akan berbanding sebagai bilangan bulat dan
sederhana".

Jadi untuk: P1 = P2 dan T1 = T2


berlaku : V1 / V2 = n1 / n2

33

Contoh:
Hitunglah massa dari 10 liter gas nitrogen
(N2) jika pada kondisi tersebut 1 liter gas
hidrogen (H2) massanya 0.1 g.
Diketahui: Ar untuk H = 1 dan N = 14

Jawab:
V1/V2 = n1/n2
10/1 = (x/28) / (0.1/2)
x = 14 gram
Jadi massa gas nitrogen = 14 gram.

34
.

HUKUM BOYLE-GAY LUSSAC


Hukum ini merupakan perluasan hukum
terdahulu diturunkan dengan keadaan
harga n = n2
shg diperoleh persamaan:

P1 . V1 / T1 = P2 . V2 / T2

35
HUKUM
. AVOGADRO
"Pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang
volumenya sama mengandung jumlah mol yang
sama. Dari pernyataan ini ditentukan bahwa pada
keadaan STP (0o C 1 atm) 1 mol setiap gas
volumenya 22.4 liter volume ini disebut sebagai
volume molar gas.

Contoh:
Berapa volume 8.5 gram amoniak (NH3) pada suhu
27o C dan tekanan 1 atm ?
(Ar: H = 1 ; N = 14)

36
 Jawab:
85 g amoniak = 17 mol = 0.5 mol

Volume amoniak (STP) = 0.5 x 22.4 = 11.2 liter

Berdasarkan persamaan Boyle-Gay Lussac:

P1 . V1 / T1 = P2 . V2 / T2
1 x 112.1 / 273 = 1 x V2 / (273 + 27) ® V2 =
12.31 liter

37
TERIMA KASIH

38
KIMIA ANALISIS

1. ANALISIS KUALITATIF
Cara Klasik
Cara Modern

2. ANALISIS KUANTITATIF
Anal. Gravimetri
Anal.Volumeri
♠ Anal. Instrument/Elekrometri
CARA KLASIK :
● Uji Pendahuluan ;
- Warna - Wujud
- Bau - Bentuk Kristal dll.
- Rasa - Nyala
● Uji Reaksi Kimia ;
- Terjadi Endapan
- Terjadi Gas
- Terjadi Perubahan warna dll.
Analisis Kualitatif.
 Analisis kualitatif dilaksanakan untuk mengetahui jenis
zat atau komponen yang terkandung dalam suatu
sampel. Analisis kualitatif dilakukan sebelum analisis
kuatitatif, karena suatu analisis kuantitatif tidak dpt
dilakukan sebelum diketahui komponen yg terkandung
dlm suatu sampel.

 Analisis kualitatif secara konvensional dapat dilakukan


secara visual, baik dalam keadaan kering maupun
basah. Dalam keadaan kering analisis dapat
dilakukan melalui pengenalan bentuk dan warna, bau
serta nyala.
 Pada analisis basah, langkah pertama adalah
melarutkan sampel dengan pelarut yang sesuai.
Pelarut pertama yang digunakan adalah air, kalau
sampel tidak larut dalam air, maka dapat
digunakan asam klorida, asam nitrat dan air raja.

Untuk keperluan pengujian kelarutan ini, dipakai


selalu zat dalam jumlah sedikit mungkin dalam
keadaan dingin dan setelah dikocok dgn kuat tdk
memberikan hasil, dilanjutkan dgn pamanasan.
Jika keadaan panas tidak juga larut walaupun
sudah dilakukan pengocokan atau pengadukan,
maka dilanjutkan dengan menggunakan pelarut
yang sesuai, dapat dilakukan analisis lebih lanjut,
yaitu analisis pengenalan kation.
 Untuk mempermudah pengujian kation dan anion
dilakukan sekaligus dengan cara membuat
ekstrak soda, dimana endapan yang dihasilkan
digunakan untuk uji kation dan ekstraknya untuk
uji anion.
 Pengujian kation yang diendapkan sebagai
karbonat kemudian dilarutkan dengan HCl dan
dipanaskan untuk menghilangkan karbonatnya.
Pengendapan selanjutnya hanya dikelompokkan
sebagai golongan klorida, hidroksida dan
karbonat.
 Dengan adanya pengelompokan, diharapkan dpt
lebih mempersingkat pada analisis selanjutnya.
Pengujian selanjutnya adalah uji identifikasi
dengan menggunakan pereaksi khusus.

Contoh uji reaksi :

Sampel (Kation) + HCl p

Endapan Filrat (Gol.II,III,IV dan V)


(Ag,Hg,Pb)
Gol.I
HCl, H2O2,H2S

Endapan Filtrat (Gol.III, IV dan V)


(CuS,HgS,CdS dll)
Gol.II
Endapan Filtrat
(Gol.III)
Analisis Kuantitatif :

● Anal. Gravimetri ( Proses Pengendapan)


● Anal. Volumetri ;
- Alkalimetri ( Asam-Basa), Argentometri,
Titrasi Redoks, Kompleksometri, Nitrimetri,
Iodometri, Iodimetri, Permanganometri dll.
● Anal. Instrument ;
- Kromatografi, Spektrofotometri, Potensio-
metri, Konduktometri dll.
ANALISIS INSTRUMEN I

PENDAHULUAN

Arie BS
Analisis Instrumen I

Definisi

 ANALISIS, meliputi 3 aspek secara komprehensif:

1. Pengumpulan data

2. Proses pengolahan data, interpretasi

3. Judgement, pengambilan
keputusan/kesimpulan

Arie BS
Analisis Instrumen I

Klasifikasi Metode Analitik

• Kimia Analisis adalah ilmu untuk mengidentifikasi jenis komponen dalam


suatu sampel (analisis kualitatif) dan menetapkan jumlah relatif masing-
masing komponen (analisis kuantitatif).

• Umumnya, tahap pemisahan diperlukan untuk mengisolasi komponen dalam


sampel yang dianalisis.

• Metode yang digunakan dibedakan dalan 2 golongan, yaitu:


– Metode Klasik
– Metode Instrumental

Arie BS
Analisis Instrumen I

Klasifikasi Metode Analitik

 METODE KLASIK — disebut juga metode basah

1. Pemisahan Analit — ekstraksi, destilasi, presipitasi (pengendapan),


filtrasi (penyaringan), dll.

2. Analisis Kualitatif — titik didih, titik beku, warna, bau, densitas,


reaktivitas, indeks bias, dll.

3. Analisis Kuantitatif — analisis gravimetri dan volumetri.

Arie BS
Analisis Instrumen I

Klasifikasi Metode Analitik

 METODE INSTRUMENTAL
mengeksploitasi sifat fisik suatu analit untuk memperoleh informasi, baik
kualitatif maupun kuantitatif.
1. Pemisahan Analit — dapat dilakukan dengan 2 cara:
a. Pemisahan secara fisik :
— kromatografi
— elektroforesis
b. Pemisahan secara spektroskopik :
mengisolasi sinyal yang muncul secara spektrokskopik

Arie BS
Analisis Instrumen I

Klasifikasi Metode Analitik

 METODE INSTRUMENTAL
mengeksploitasi sifat fisik suatu analit untuk memperoleh informasi, baik
kualitatif maupun kuantitatif.
1. Pemisahan Analit
2. Analisis Kualitatif
• Spektroskopi X-ray
• Spektroskopi Infrared (IR)
• Spektroskopi massa (MS)
• Spektroskopi magnetik inti (NMR)
3. Analisis Kuantitatif
• Spektroskopi UV-Vis
• Spektroskopi absorpsi & emisi atomik (AAS & AES)
• Konduktifitas (pH)

Arie BS
Analisis Instrumen I

Klasifikasi Metode Analitik


JENIS METODE INSTRUMENTAL

Arie BS
Analisis Instrumen I

Komponen Instrumentasi
General Instrument Components
Analytical
Analytical Detector Transduced
Transduced
Signal Signal
Signal or Signal
Signal Signal
Generator Input Transducer
Electrical or
or
Processor
Electrical
M echanical
Mechanical
Signal
Signal

Display Unit

Display Unit
or
Output
Transducer

Computer Digital Readout Chart Recorder Meter

Digital Data Analog Data

Arie BS
Analisis Instrumen I

Pemilihan Metode Analitik

Untuk menentukan metode analisis yang tepat (terbaik), analis hendaknya


menanyakan hal-hal berikut:

• Apakah akurasi diperlukan?


• Berapa banyak sampel yang tersedia?
• Berapa rentang konsentrasi yang terdapat dalam sampel?
• Apakah terdapat komponen dalam sampel yang menyebabkan interferensi?
• Bagaimana sifat fisik dan kimia dari matriks yang terdapat pada sampel?
• Berapa banyak sampel yang akan dianalisis?

Arie BS
Analisis Instrumen I

Performance characteristics

Kriteria yang digunakan untuk membandingkan beberapa metode analitik

 Precision  Detection Limit


 Absolute standard deviation  Blank plus three times Std.
 Relative standard deviation Dev. of blank
 Coefficient of variation
 Dynamic Range
 Variance
 Limit of Quantitation
 Accuracy/Bias (LOQ)
 Absolute systematic error  Limit of Linearity (LOL)
 Relative systematic error
 Selectivity
 Sensitivity
 Effects of interferences
 Calibration
 Coefficient of Selectivity
 Analytical

Arie BS
Analisis Instrumen I

Performance characteristics

Kriteria lain yang perlu untuk dipertimbangkan dalam pemilihan metode analisis:

1. Kecepatan analisis
2. Kemudahan metode analisis
3. Tingkat kemahiran operator
4. Biaya dan ketersediaan peralatan (instrumen)
5. Biaya analisis per sampel

Arie BS
Analisis Instrumen I

Performance characteristics
1. PRECISION
Mengukur reprodusibilitas dari satu set penetapan.
N

_
( xi - x ) 2

a) Absolute standard deviation (s) s= i =1


N -1

s
b) Relative standard deviation (RSD) RSD = _
x
s
c) Coefficient of variance (CV) CV = _  100%
x

c) Standard error of mean (SE) SE = s / n


Arie BS
Analisis Instrumen I

Performance characteristics
2. ACCURACY (BIAS)
Mengukur kesalahan dari suatu metode analisis.

a) Absolute bias (Ea) Ea = x - 

x-
a) Persen bias (% error) % Error =  100

Arie BS
Analisis Instrumen I

Performance characteristics
3. SENSITIVITY
Kemampuan untuk membedakan pengaruh penambahan konsentrasi terhadap
respon instrumen.
a) Calibration sensitivity (m) S = mc  S bl S = signal or instrument response
Sbl = signal from blank sample
c = sample concentration
Signal (S )

100
m = calibration sensitivity
m2
80
(slope of calibration curve)

60

DSm2 40 m1

DSm1 20

Sbl 0
0 0 .2 0 .4 0 .6 0 .8 1

Conce ntration (c )
DC

g = analytical sensitivity
m
b) Analytical sensitivity (g) g = m = calibration sensitivity
sS sS = std. dev. in signal measurement
Arie BS
Analisis Instrumen I

Performance characteristics
4. DETECTION LIMIT
Konsentrasi/massa analit minimal yang masih dapat dideteksi
(masih dapat dibedakan dengan noise) oleh suatu metode analisis
pada tingkat kepercayaan tertentu (biasanya 95%)
a) Minimum detectable signal (Sm) Sm = minimum detectable signal
Savg,bl = average signal of the blank
S m = S avg,bl  ksbl sbl = standard deviation in the blank signal
k = multiple of variation in the blank signal

• The analytical signal must be larger than the blank signal (Savg,bl) by some factor (k) of
the standard deviation in the blank (sbl). k is usually set to a value of three.

b) Minimum detectable concentration (cm)


S m - S avg, bl cm = minimum detectable concentration
• Limit of Detection (LOD) cm = m = slope of the calibration curve
m
• Expressed in terms of sbl ksbl
cm =
m

Arie BS
Analisis Instrumen I

Performance characteristics
5. DYNAMIC RANGE
LOL a) Limit of quantitation (LOQ)

10sbl
Instrume nt Re sponse

LOQ =
m
sbl = standard deviation in the blank signal
m = slope of the calibration curve
LOQ
cm
Dynamic Range
b) Limit of linearity (LOL)
Titik dimana kurva
Conce ntration
kalibrasi sudah tidak linier

Arie BS
Analisis Instrumen I

Performance characteristics
6. SELECTIVITY
Tingkatan dimana suatu metode analisis bebas dari interferensi
dari matriks yang terkandung dalam sampel.

mA = slope S = mAcA  mBcB  mC cC  Sbl

mB = slope kB,A = mB / mA
S
mC = slope k = m /m
C,A C A

Sbl S = m (c  k c  k c ) S
A A B,A B C,A C bl

cA cB cC
k adalah koefisien selektivitas

Nilai k berkisar dari 0 (tidak selektif) hingga angka


tertentu. Makin besar k, semakin selektif metode tsb.
Arie BS
Analisis Volumetri

 Definisi Analisis Volumetri


 Dasar Reaksi Analisis Volumetri
 Pembagian Reaksi dalam Analisis
Volumetri
 Larutan Standar
 Titik Ekuivalensi dan Titik Akhir Titrasi
 Satuan Konsentrasi
Definisi Analisis Volumetri
 Ialah analisis yang didasarkan pada
pengukuran volume suatu larutan yang
konsentrasinya diketahui dengan pasti,
yang dibutuhkan untuk bereaksi
sempurna dengan suatu zat yang akan
ditentukan konsentrasinya.
 Prosesnya disebut titrasi, larutan yang
diketahui konsentrasinya disebut larutan
standar atau larutan baku
Dasar Reaksi Analisis
Volumetri
 Didasarkan pada suatu reaksi kimia :
mC + nR CmRn
dimana :
C = zat penitrasi
R = zat yang dititrasi
m = jumlah mol C
n = jumlah mol R
Syarat-syarat reaksi :
 Reaksi harus sederhana yang dapat
ditunjukkan dengan persamaan kimia; zat
yang ditentukkan harus bereaksi sempurna
dengan pereaksi secara stokiometri
 Reaksi harus berlangsung cepat
 Harus ada perubahan sifat fisika atau kimia
yang dapat ditandai pada ttk ekuivalen
 Indikator yang digunakan harus jelas
menunjukkan titik akhir titrasi
Pembagian Reaksi dalam
Analisis Volumetri
1. Reaksi asam basa atau netralisasi
H3O+ + OH- 2H2O
H3O+ + A- HA + H2O
B+ + OH- BOH
2. Reaksi pengendapan
Ag+ + Cl- AgCl
Pb2+ + CrO42- PbCrO4
3. Reaksi pembentukkan kompleks yang
mudah larut atau molekul-molekul
yang tak berdissosiasi
Ag+ +2CN- Ag(CN)2- larut
Hg2+ + 2Cl- HgCl2 tak berdissosiasi

4. Reaksi redoks
Fe2+ + Ce4+ Fe3+ + Ce3+
2MnO4- + 5C2O42- 2Mn2++10CO2+8H2O
Larutan standar
1. Zat Standar Primer
 Pada reaksi asam-basa :
Na2CO3,Na2B4O7, KHP, KIO3, HCl dgn
td.konstan,C6H5COOH, H2C2O4.2H2O
 Pada reaksi pengendapan : AgNO3,
NaCl, KCl, KBr
 Pada reaksi pembentukkan kompleks :
AgNO3, NaCl, KCl, EDTA
 Pada reaksi redoks : K2Cr2O7, KBrO3,
KIO3,I2, As2O3, Na2C2O4, KH(IO3)2
2. Zat standar sekunder
 Terdiri dari asam-asam, NaOH, KOH,
Ba(OH)2, KMnO4, KCNS,NH4CNS,
dan Na2S2O3

 Syarat zat standar primer :


1. Harus murni,pengotor harus < 0,02%
2. Harus stabil
3. Mudah dikeringkan,tidak higroskopis
4. Mempunyai berat ekuivalen yang
besar
Titik Ekivalen dan Titik Akhir
Titrasi
 Titik ekivalen (ttk akhir teoritis titrasi)
adalah titik (saat) dimana jumlah
ekivalen zat penitrasi sama dengan
jumlah ekivalen zat yang dititrasi
 Titik akhir titrasi adalah saat timbul
perubahan warna indikator
 Jika ttk akhir titrasi tdk berimpit dengan
ttk ekivalensi kesalahan titrasi
Titik akhir titrasi dapat di
deteksi berdasarkan
 Perubahan warna indikator
 Terjadinya kekeruhan yang disebabkan
oleh terbentuk atau melarutnya
endapan
 Perubahan DHL larutan
 Perubahan arus listrik dalam larutan
Satuan Konsentrasi
 Satuan Fisika
a. Persen berat (% w/w)
g zat terlar ut
% berat  x 100
g zat terlar ut  g pelarut
b. Persen volume (%v/v)
mL zat terlar ut
% berat  x 100
mL zat terlar ut  mL pelarut
c. Persen berat/volume (%w/v)
g zat terlar ut
% w/v  x 100
mL larutan
d. Parts Per Million dan Parts Per Billion
1 ppm (bag. per sejuta) = 1mg zat/L larutan
1 ppb (bag. per milliard) = 1g/L larutan
Satuan kimia
a. Kemolaran (M)
Jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan
b. Kenormalan (N)
ekivalen zat terlarut dalam liter larutan
Berat satu ekivalen disebut berat ekivalen
(BE)
 Reaksi asam-basa
1 ekivalen  1 mol H+ atau 1 mol OH-
 Reaksi pengendapan dan pembentukan
kompleks
BE = BM/ muatan ion
 Reaksi redoks
1 ek  1 mol elektron
c. Titer (T)

Satuan titer adalah berat / volume,


tetapi berat yang digunakan pereaksi
yang bereaksi dengan larutan, bukan
dengan zat terlarut.
T = N X BE
GRAVIMETRI
• Analisis gravimetri merupakan salah satu
metode analisis kuantitatif dengan
penimbangan.
• Tahap awal analisis gravimetri adalah
pemisahan komponen yang ingin
diketahui dari komponen-komponen lain
yang terdapat dalam suatu sampel
kemudian dilakukan pengendapan.
• Pengukuran dalam metode gravimetri adalah
dengan penimbangan, banyaknya komponen
yang dianalisis ditentukan dari hubungan
antara berat sampel yang hendak dianalisis,
massa atom relatif, massa molekul relatif dan
berat endapan hasil reaksi.
• Persyaratan pd analisa gravimetri:
1. Zat yg ditentukan hrs dpt diendapkan secara
terhitung (99%)
2. Endapan yg terbentuk hrs cukup murnidan
dapat diperoleh dlm bentuk yg cocok untuk
pengolahan selanjutnya.
• Analisis gravimetri dapat dilakukan dengan
cara pengendapan, penguapan dan
elektrolisis.
1. Metode Pengendapan
sampel yg akan ditentukan dg gravimetri
ditimbang secara kuantitatif, dilarutkan dalam
pelarut tertentu kemudian diendapkan
kembali dengan reagen tertentu. Senyawa
yang dihasilkan harus memenuhi sarat yaitu
memiliki kelarutan sangat kecil sehingga bisa
mengendap kembali dan dapat dianalisis
dengan cara menimbang.
• Endapan yang terbentuk harus berukuran
lebih besar dari pada pori-pori alat penyaring
(kertas saring), kemudian endapan tersebut
dicuci dengan larutan elektrolit yang
mengandung ion sejenis dengan ion endapan.
• Hal ini dilakukan untuk melarutkan pengotor
yang terdapat dipermukaan endapan dan
memaksimalkan endapan. Endapan yang
terbentuk dikeringkan pada suhu 100-130
derajat celcius atau dipijarkan sampai suhu
800 derajat celcius tergantung suhu
dekomposisi dari analit.
• Pengendapan kation misalnya, pengendapan
sebagai garam sulfida, pengendapan perak
dengan klorida atau logam hidroksida dengan
mengatur pH larutan. Penambahan reagen
dilakukan secara berlebihan untuk
memperkecil kelarutan produk yang
diinginkan.

aA +rR ———-> AaRr(s)

Penambahan reagen R secara berlebihan akan


memaksimalkan produk AaRr yang terbentuk.
• 2. Metode Penguapan
digunakan untuk menetapkan komponen-
komponen dari suatu senyawa yang relatif mudah
menguap.
• Cara yang dilakukan dalam metode ini dengan
cara pemanasan dalam gas tertentu atau
penambahan suatu pereaksi tertentu sehingga
komponen yang tidak diinginkan mudah
menguap atau penambahan suatu pereaksi
tertentu sehingga komponen yang diinginkan
tidak mudah menguap.
• Metode penguapan ini dapat digunakan untuk
menentukan kadar air(hidrat) dalam suatu
senyawa atau kadar air dalam suatu sampel
basah.
• Berat sampel sebelum dipanaskan merupakan
berat senyawa dan berat air kristal yang
menguap. Pemanasan untuk menguapkan air
kristal adalah 110-130 derajat celcius, garam-
garam anorganik banyak yang bersifat
higroskopis sehingga dapat ditentukan kadar
hidrat/air yang terikat sebagai air kristal.
• 3. Metode Elektrolisis

Metode elektrolisis dilakukan dengan cara


mereduksi ion-ion logam terlarut menjadi
endapan logam.
• Ion-ion logam berada dalam bentuk kation
apabila dialiri dengan arus listrik dengan besar
tertentu dalam waktu tertentu maka akan
terjadi reaksi reduksi menjadi logam dengan
bilangan oksidasi 0.
• Endapan yang terbentuk selanjutnya dapat
ditentukan berdasarkan beratnya, misalnya
mengendapkan tembaga terlarut dalam suatu
sampel cair dengan cara mereduksi. Cara
elektrolisis ini dapat diberlakukan pada
sampel yang diduga mengandung kadar logam
terlarut cukup besar seperti air limbah.
• Suatu analisis gravimetri dilakukan apabila
kadar analit yang terdapat dalam sampel
relatif besar sehingga dapat diendapkan dan
ditimbang. Apabila kadar analit dalam sampel
hanya berupa unsurpelarut, maka metode
gravimetri tidak mendapat hasil yang teliti.
Kinerja Metode Gravimetri
• Relatif lambat
• Memerlukan sedikit peralatan ⇒ Neraca dan oven
• Tidak memerlukan kalibrasi ⇒ Hasil didasarkan
pada berat molekul
• Akurasi 1-2 bagian per seribu
• Sensitivitas: analit > 1%
• Selektivitas: tidak terlalu spesifik
• Soluble dan insoluble
• Bila suatu zat yg mudah larut (soluble)
• Sukar larut (insoluble)
• PROSEDUR GRAVIMETRI
• Penyiapan larutan
• Pengendapan
• Pencernaan
• Penyaringan
• Pencucian
• Pengeringan / pemanggangan
• Penimbangan
• Perhitungan
• PENYIAPAN LARUTAN
• pH sangat berpengaruh pada kelarutan
endapan
• CaC2O4 insoluble pada pH >
• C2O4 membentuk asam lemah pada pH<
• 8-hidroksikuinolin (oksin) mengendapkan
sejumlah besar unsur, tetapi dengan
• pengontrolan pH, unsur-unsur dapat
diendapkan secara selektif
PENGENDAPAN
• ENDAPAN YANG DIKEHENDAKI:
1. Mudah disaring dan dibersihkan dari
pengotor
2. Memiliki kelarutan cukup rendah sehingga
tidak ada analit yang terbuang pada saat
penyaringan dan pencucian
3. Tidak reaktif terhadap udara
4. Setelah dikeringkan atau dibakar,
menghasilkan produk yang diketahui
komposisinya
• AGEN PENGENDAP
• Agen pengendap spesifik: bereaksi hanya
dengan satu spesi kimia (jarang)
• Agen pengendap selektif: bereaksi dengan
spesi tertentu
• UKURAN PARTIKEL
• Endapan yang dapat disaring harus memiliki
ukuran partikel yang cukup besar
• Von Weimarn menemukan bahwa ukuran
partikel endapan berbanding terbalik dengan
kelewatjenuhan relatif dari larutan.

RELATIVE SUPERSATURATION= Q-S


S
Dimana:
• Q = konsentrasi spesi
• S = kesetimbangan kelarutan
• RSS dapat digunakan untuk memperkirakan/
mengontrol endapan yang terbentuk
• Jika RSS >> endapan berbentuk koloid
• Jika RSS << endapan berbentuk kristalin
• FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UKURAN
ENDAPAN
• Untuk memperoleh endapan yang besar
• RSS<< S↑ DAN Q↓
• S↑ suhu ditingkatkan (pemanasan larutan)
• pH rendah
• Q↓ pengendapan dari larutan encer,
• penambahan reagen sedikit demi sedikit
disertai pengadukan
• MEKANISME PEMBENTUKAN ENDAPAN
• Terbentuknya endapan dimulai dari terbentuknya
larutan lewat jenuh (super saturated
solution).
• Nukleasi, sejumlah partikel (ion, atom atau
molekul) membentuk inti mikroskopik dari fasa
padat, semakin tinggi derajat lewat jenuh,
semakin besar laju nukleasi. Pembentukan
nukleasi dapat secara langsung atau dengan
induksi
Proses pengendapan selanjutnya merupakan
kompetisi antara nukleasi dan PARTICLE
GROWTH
PARTICLE GROWTH: Begitu suatu situs nukleasi
terbentuk, ion-ion lain tertarik sehingga
membentuk partikel besar yang dapat disaring
ENDAPAN KOLOID
Contoh:
AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3
AgCl cenderung membentuk endapan
koloid
• Pada awalnya hanya terdapat sangat sedikit Cl-
bebas di dalam larutan disebabkan Ag+
berlebih
• Lapisan terluar dari endapan yang
mengandung kedua ion cenderung untuk
menarik Ag+ ke lapisan primer
Ukuran koloid dapat ditingkatkan dg pemanasan,
pengadukan dan penambahan elektrolit
Proses merubah koloid sehingga dapat disaring
disebut koagulasi atau aglomerasi
Koagulasi

Beberapa koloid bila berkoagulasi, mengangkut turun sejumlah


besar air menghasilkan
endapan mirip selai / gel.
Liofilik/hidrofilik/emulsoid: koloid yg mempunyai afinitas kuat
terhadap pelarut/air
contoh: Fe(OH)3
liofobik/suspensoid: koloid yg mempunyai afinitas terhadap
pelarut/air rendah,
contoh: AgCl
• Suspensi koloid stabil karena partikelnya bermuatan
sama
• Muatan tersebut dihasilkan dari kation atau anion yang
terikat ke permukaan partikel
• proses yg dinamakan adsorpsi
• NaCl ditambahkan pada larutan AgNO3 maka AgCl
yang terbentuk bermuatan positip
• (adanya ion Ag+ berlebih dalam larutan).
• Muatan akan berubah negatip bila NaCl ditambahkan
terus ke dalam larutan
• Lapisan adsorpsi primer dan lapisan counter-ion
membentuk electric double layer yg
• menstabilisasi koloid
• Ag+ Cl-
• Dua pendekatan yang biasa dipakai agar
koloid berkoagulasi:
1. Pemanasan disertai pengadukan secara nyata
menurunkan jumlah ion yang terabsorb
per partikel mengurangi ukuran lapisan
counter ion, shg memudahkan partikel untuk
berdekatan. Pemanasan mengakibatkan
berkurangnya jumlah ion yg teradsorpsi
mengurangi double layer
2. Meningkatkan konsentrasi elektrolit larutan
senyawa ionik yang tidak mengganggu
dapat ditambahkan ke dalam larutan. Hal ini
dapat menetralisasikan partikel.
PENAMBAHAN ELEKTROLIT YG SESUAI AKAN
MENGURANGI DOUBLE LAYER
• KOPRESIPITASI
• Fenomena dimana senyawa soluble ikut
mengendap bersama dengan analit (senyawa
• tersebut bukanlah merupakan material yang
seharusnya mengendap)
• Contoh: H2SO4 ditambahkan pada BaCl2 yang
mengandung sedikit nitrat, ternyata endapan
BaSO4 mengandung BaNO3 (nitrat itu
dikopresipitasikan bersama dengan sulfatnya)
Perhitungan gravimetri:

• Setelah sampel berisi analit yang dikehendaki


diperoleh, lakukan penimbangan
• Tahap berikutnya, merubah sampel ke bentuk
yang dapat ditimbang (dalam hal ini:
• endapan)
• Bila endapan yang didapat adalah analit yang
dikehendaki maka
• % Analit = (berat Analit / berat sampel) x 100 %
Biasanya endapan yang didapat mengandung
analit bersama dengan unsur lain. Untuk itu,
• berat analit ditentukan dengan faktor gravimetri
• Faktor Gravimetri =
Ar atau MR senyawa yg ditentukan
MR senyawa bentuk timbang
• Perhitungan Stoikhiometri
Contoh soal:
1) berapa mol atau milimol yang terkandung
dalam 2 gram asam benzoat murni (122,1
g/mol) ?
• jawab:
untuk memudahkan, asam benzoat dinotasikan
sebagai HBz
2) berapa gram Na+ ( 22,99 g/mol) terkandung
dalam 25 g Na2SO4 (142,0 g /mol)
jawab: dari rumus kimianya terlihat bahwa
setiap mol Na2SO4 terkandung 2 mol Na+.

g Na+ = 8,10 g
1) berapa gram Na+ ( 22,99 g/mol) terkandung
dalam 25 g Na2SO4 (142,0 g /mol)
2) berapa mol atau milimol yang terkandung
dalam 2 gram asam benzoat murni (122,1
g/mol) ?
3. Suatu sampel senyawa ionik seberat 0,5662 g
yang mengandung ion klorida dilarutkan
dalam air dan ditambahkan AgNO3 berlebih.
Bila berat endapan dr Cl yang terbentuk
adalah 1,0882 g, hitung persen berat Cl dalam
sampel.
Jawab:
ASAM DAN BASA
ASAM DAN BASA
7 TEORI ASAM DAN BASA
3 TEORI ASAM DAN BASA YANG UMUM DIGUNAKAN : ARRHENIUS, BRONSTED-LOWRY,
DAN LEWIS

TEORI ARRHENIUS
• DIPAKAI UNTUK ASAM DAN BASA DALAM LARUTAN (NETRALISASI)
• ASAM + BASA GARAM + AIR
• KATION (ION POSITIF) BERASAL DARI BASA DAN ANION (ION NEGATIF)
BERASAL DARI ASAM
• GARAM : SENYAWA YANG DAPAT MELEPAS ION POSITIF YANG BUKAN H+
DAN ION NEGATIF YANG BUKAN OH-
• CONTOH GARAM : NaCl, NaCN, MgCl2
Asam Arrhenius : senyawa penghasil H+ (H3O+) dalam air

Basa Arrhenius : senyawa OH- dalam air


TEORI BRONSTED - LOWRY
• DEFINISI LEBIH : LUAS DARIPADA ARRHENIUS
• ASAM : PENDONOR PROTON
• BASA : ASEPTOR PROTON
• TIDAK HANYA BERLAKU UNTUK LARUTAN, TAPI BISA
UNTUK MOLEKUL, ION, DAN GAS
Asam Brønsted : pendonor proton
Basa Brønsted-Lowry : aseptor proton

Asam Basa
asam terkonjugasi terkonjugasi
ASAM BRONSTED
• CAN BE MOLECULAR COMPOUNDS
HNO3 (aq) + H2O(l) NO3 (aq) + H3O (aq)
ACID

• CAN BE ANIONS
NH4+ (aq) + H2O (l) NH3 (aq) + H3O+ (aq)
ACID

• CAN BE CATION
H2PO4- (aq) + H2O (l) HPO42- (aq) + H3O+ (aq)
ACID
BASA BRONSTED
• Pada MOLEKUL
NH3 (aq) + H2O (l) NH4+ (aq) + OH- (aq)

• Pada ANION
CO32- (aq) + H2O (l) HCO3- (aq) + OH- (aq)
BASE

• Pada KATION
Al(H2O)5(OH)2+ (aq) + H2O (l) Al (H2O)6 (aq) + OH- (aq)
BASE
CONTOH

H2O + HCl [H3O]+ + [Cl]-

+ +

PROTON PROTON
HIDRONIUM
ACCEPTOR DONOR
ION
BRONSTED –LOWRY FASE GAS

NH3 + HCl [NH4]+ + [Cl]-


Pasangan asam dan basa konjugasi
DISOSIASI ASAM SECARA UMUM
DISOSIASI ASAM :
HA + H2O H3O+ + A-
 HA : ASAM
H2O : BASA
H3O+ : ASAM REKONJUGASI, DIBENTUK DARI
BASA SETELAH MENDAPATKAN PROTON
A- : BASA TERKONJUGASI, DIBENTUK DARI
ASAM SETELAH MELEPAS PROTON
SIFAT ASAM
• Have a sour taste. Vinegar is a solution of
acetic acid. Citrus
• Buah-buahan mengandung asam sitrat.
• Reaksi dengan logam tertentu hasilkan gas
hidrogen.
• Reaksi dengan karbonat dan bikarbonat
menghasilkan gas CO2
KESETIMBANGAN ASAM
• HA + H2O H3O+ + A-
CONTOH :
HCl H+ + Cl-
CH3COOH H+ + CH3COO-
NH4 H+ + NH3
C6H5NH3+ H+ + C6H5NH2
[Al (H2O)6]3+ H+ + [Al(H2O)5(OH-)]2+
ASAM KUAT DAN LEMAH
Contoh : HNO3, HCl, H2SO4,HClO4, HBr, HI, HBrO4
dan HIO4

Asam kuat terionisasi sempurna atau hampir


sempurna dlm air (100%)
ASAM KUAT DAN LEMAH
 Asam lemah terionisasi kurang dari 100% dalam air.
 Contoh : Asam asetat = CH3CO2H
• ASAM KUAT HASILKAN BASA TERKONJUGASI YANG LEMAH

• ASAM LEMAH HASILKAN BASA TERKONJUGASI YANG KUAT

• ASAM KUAT : H2SO4, HCl, HNO3 DAN HClO4

• ASAM LEMAH : H3PO4, HNO2, HOCl, ASAM ORGANIK


KEKUATAN ASAM DAN BASA

• NAMA ASAM BASA KONJUGAT


HClO4 ClO4
HCl Cl -
H2SO4 HSO4-
HNO3 NO3-
H3O+ H2O
H2SO3 HSO3-
H2SO4- SO42-
H3PO4- H2PO4-
HF F-
HC2H3O2 KEKUATAN C2H302- KEKUATAN
H2CO3 MENURUN HCO3- MENINGKAT
H2S HS-
Lanjutan : KEKUATAN ASAM DAN BASA
Nama Asam Basa Konjugat
HSO4- SO32-
HCN CN-
NH4+ NH3
HCO3- CO32-
HS- Kekuatan S2- Kekuatan
meningkat
H2O menurun OH-
NH3 NH2-
OH- O2-
ASAM MONOPROTIK DAN DIPROTIK

• ASAM MONOPROTIK : MENDONOR 1 PROTON


CONTOH : HF, HCl, HNO3
• ASAM POLIPROTIK : MENDONOR LEBIH DARI 1 PROTON
• ASAM DIPROTIK : MENDONOR 2 PROTON, CONTOH :
H2SO4.

• H2SO4 + H2O HSO4- + H3O+


• HSO4- + H2O SO42- + H3O+
AMPHIPROTIK
• SENYAWA YANG BISA BERPERAN SEBAGAI ASAM BRONSTED
ATAU BASA BRONSTED
• CONTOH : ION HIDROGEN FOSFAT (HPO42-)
HPO42- (aq) + H2O (l) H3O+ (aq) + PO43- (aq)
ACID
HPO42- (aq) + H2O (l) H2PO4- (aq) + OH- (aq)
BASE
• AIR SEBAGAI AMFOTIR
• AMFOTIR : SENYAWA YANG BISA BERFUNGSI SEBAGAI ASAM DAN
BASA
• AUTOIONISASI PADA AIR
2H2O (l) H3O+ (aq) + OH- (aq)
K = [H3O+][OH-] = [H+][OH-]
• K = TETAPAN IONISASI AIR , Kw
NILAI Kw TETAP PADA SUHU 250C. BILA SUHU BERUBAH Kw AKAN
BERUBAH
• [H+] = [OH-] = 1.0 x10-7 M
• Kw = [H+][OH-]=(1.0 x 10-7 M)2 = 1.0 x 10-14 M (SUHU 250C)
OH-

AUTOIONISASI AIR
H3O+
• [H+] = [OH-] NEUTRAL pH DAN pOH
• [H+] > [OH-] ACIDIC
• [H+] < [OH-] BASIC

• SKALA pH
pH = - log [H+]
pOH = - log [OH-]
pH + pOH = 14
Kw = [H+] [OH-]

Contoh : pH Coca Cola = 3,12 Berapa [H3O+]


Jawab : pH = -log [H3O+]
log [H3O+] = - pH
[H3O+] = 10-pH (antilog)
= 10-3,12
= 7,6 x 10-4
KONSTANTA KESETIMBANGAN PADA ASAM
LEMAH

Ka ASAM LEMAH < 1


pH : 2 - 7
Contoh : KESETIMBANGAN
1. Diketahui pH darah manusia 7,41 ASAM
Berapa pOH, [H+], [OH-] ?
pOH :
pH + pOH = 14
7,41 + pOH = 14
pOH = 6,59
[H+] :
pH = - log [H+]
7,41 = - log [H+]
10-7,41 = [H+]= 3,89 x 10-8 M
[OH-] :
pOH = - log [OH-]
6,59 = - log [OH-]
10-6,59 = [OH-] = 2,57 x 10-7 M
Berapa pH pada 0,1 M HNO3
pH = - log [H+]
= - log 0,01
= 1
KESETIMBANGAN PADA ASAM
• DISSOSIASI ASAM LEMAH TIDAK SEMPURNA
CONTOH : Berapa pH larutan 1 M HF, diketahui Ka = 7,2 x 10-4
Jawab :
HF (aq) H+(aq) + F-(aq) Ka= 7,2 x10-4 x2
Ka =
H2O (l) + -
H (aq) + OH (aq) Kw= 1,0 x10 -14 1- x

ICE TABLE

HF = 1 –x, karena x dianggap


HF H+ + F kecil, maka HF = 1

I 1 0 0 Jadi : Ka = 7.2 x 10-4 = x2


x = 0.00268 = [H+]
C -x +x +x pH = - log [H+]
E 1-x x x pH = - log 0.00268
pH = 2.57
KESETIMBANGAN ASAM
Ka = X2 / 0,1-X = 3,5 x 10-8
Contoh lain :
X = 5,916 x 10-5 = [H+]
Berapa pH larutan 0,1 M HOCl? Bila
diketahui pH = - log [H+]
Ka = 3,5 x 10-8 = - log 5,916 x 10-5
Jawab :
= 4,23
HOCl H+ + OCl-

I 0,1 0 0

C -x +x +x

E 0,1-x x x
MENGHITUNG PERSENTASE ZAT YANG TERDISOSIASI

KONSENTRASI
PERSENTASE ZAT YANG TERURAI
TERDISOSIASI ----------------------------- X 100 %
KONSENTRASI
ZAT SEMULA

CONTOH : BERAPA PERSENTASE TERDISSOSIASI PADA LARUTAN 1 M HF .


DIKETAHUI [H+] PADA KEADAAN SETIMBANG = 2.7 X 10-2

JAWAB : 2.7 X 10-2/1.00 X 100% = 2.7 %


Hitung % dissosiasi asam HF (Ka = 1.8 x 10-5) pada
larutan dengan konsentrasi 0,1 M
Jawab :

HF H+ + F-
I 1 0 0
C -x +x +x
E 0.1-x x x
Ka = (X2 / 0.1) = 1.8 X 10-5
X = 1.3 x 10-3 M = [H+]
% dissosiasi = (1.3 x 10-3)/ 0.1 x 100 % = 1.3 %
BASA
• ARRHENIUS : SENYAWA YANG MENGHASILKAN OH- DALAM
LARUTAN
• BRONSTED-LOWRY : ASEPTOR PROTON
• BASA KUAT : TERDISSOSIASI SEMPURNA
• BASA LEMAH : TERDISSOSIASI TIDAK SEMPURNA
• CONTOH : HIDROKSIDA LOGAM ALKALI : NaOH DAN KOH
• CONTOH LAIN : HIDROKSIDA LOGAM ALKALI TANAH
• ANTASIDA : PENGHILANG ASAM LAMBUNG
KONSTANTA KESEIMBANGAN
BASA LEMAH

Kb BASA LEMAH < 1


pH : 7 - 12
KONSTANTA BASA
• BASA SEBAGAI ASEPTOR PROTON
• KONSTANTA DISSOSIASI :
B (aq) + H2O (l) BH+(aq) + OH- (aq)
[BH+] [OH-]
Kb = ----------------
[B]
Contoh :
Hitung pH larutan NH3 15 M (Kb = 1.8 x 10-5)
Jawab :
NH3 (aq) + H2O (l) NH4+ (aq) + OH- (aq)
H2O (l) H+ (aq) + OH- (aq)

+ OH-(aq)
I NH3(aq) + H2O (l) NH4+(aq) 0
15 - 0
C +x
-x - +x
E x
15-x - x
Kb= 1.8 X 10-5 = [NH4+][OH-]/[NH3]= (x)(x)/ 15-x = x2/15.0
X = √1,8 X 10-5 X 15 = 1.6 X 10-2 = [OH-]
pOH = - log [OH-]
= - log 1.6 X 10-2 = 1.7959
pH = 12.2
KESETIMBANGAN BASA
Contoh lain :

• HITUNG pH DARI 5,0 X 10-2 NaOH


• JAWAB :
pOH = - log [OH-]
= - log 5,0 x 10-2 = 1,3
pOH + pH = 14
jadi pH = 14 – 1,3
= 12,7
Hubungan
Ka, Kb, [H3O]
dan pH
ASAM – BASA MODEL LEWIS

• TEORI LEWIS LEBIH UMUM DARIPADA TEORI ARRHENIUS DAN


BROSTED-LOWRY
• ASAM LEWIS ADALAH SENYAWA ASEPTOR PASANGAN
ELEKTRON DARI ATOM LAIN UNTUK MEMBENTUK IKATAN
BARU
• BASA LEWIS ADALAH SENYAWA PENDONOR PASANGAN
ELEKTRON UNTUK MEMBENTUK IKATAN BARU
TIGA MODEL ASAM BASA
MODEL ASAM BASA

ARRHENIUS H+ PRODUCER OH- PRODUCER


BRONSTED- H+ DONOR H+ ACCEPTOR
LOWRY
LEWIS ELECTRON-PAIR ELECTRON-PAIR
ACCEPTOR DONOR
Asam dan Basa Lewis
• Ikatan kimia baru dibentuk dengan menggunakan
pasangan elektron dari basa Lewis.
• Ikatan kimia yg terbentuk : ikatan kovalen koordinasi
• Contoh : Pembentukan ion hidronium (H3O+) dari H2O
+ H+

••
•• O—H ••
+ H O—H
H
H
H
ACID BASE
Reaksi Asam/Basa Lewis
HUBUNGAN ASAM DAN BASA LEWIS
DALAM BIOLOGI

• Hemoglobin : heme dan globin


• Heme : interaksi antara O2 dengan CO
• Fe dalam Hb sebagai asam Lewis
• O2 dan CO sebagai basa Lewis.

Kompleks Heme
BERBAGAI CONTOH ASAM-BASA LEWIS
• H+ + OH- H2 O
asam basa

• H+ + H2O H3O+
asam basa

• H+ + NH3 NH4+
asam basa

• H+ + CN- HCN
asam basa
LOGO
Kimia analisis

TITRASI
“Titrasi adalah suatu metode
penentuan kadar
(konsentrasi) suatu larutan
dengan larutan lain yang telah
diketahui konsentrasinya”

LOGO
Larutan yang akan ditentukan kadarnya
disebut sebagai “analit” dan biasanya
diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan
larutan yang telah diketahui konsentrasinya
disebut sebagai “larutan standart atau titer”
dan diletakkan di dalam buret.

LOGO
www.themegallery.com

PERALATAN
 Buret
Untuk tempat larutan standar, yang dipakai biasanya yang
memiliki skala 50 mL, skala 0 terletak diatas dan 50
dibawah, sebelum dipakai ada baiknya buret dibersihkan
dengan larutan K2Cr2O7, kemudian bilas dengan aquades.

 Erlenmeyer
Tempat analit diletakkan, gunakan Erlenmeyer ukuran
sedang 250 mL untuk proses titrasi sebab Erlenmeyer
ukuran ini enak dipegang dang kita lebih leluasa untuk
megocok Erlenmeyer.

 Pipet
Alat untuk mengambil indicator, ingat 1 pipet volumenya
kira-kira 1 mL

 Statif
Alat untuk meletakkan burette agar bisa berdiri tegak,
sebelum meletakkan buret ke statis ada baiknya anda
melapisi dengan kertas atau tisu agar pegangan statis
tidak langsung kena dinding luar buret,
Company Logo
www.themegallery.com

PERALATAN
 Labu Ukur
Digunakan pada untuk membuat larutan
standar.
“ingat waktu menambahkan pelarut”

 Pipet Ukur
Ingat untuk mengambil larutan analit
dengan volume tertentu misalnya 10 mL, 20
mL

 Karet Penghisap
Alat ini digunakan untuk menghisap larutan
pada waktu kita mengambil larutan dengan
menggunakan pipet ukur
Company Logo
www.themegallery.com

Company Logo
www.themegallery.com

LARUTAN STANDAR

adalah larutan yang disiapkan dengan cara


menimbang secara akurat suatu zat yang
memiliki kemurnian tinggi dan
melarutkannya dengan sejumlah tertentu
pelarut dalam labu ukur

Company Logo
www.themegallery.com

Syarat zat yang bisa dijadikan standart primer

 Harus 100% murni


 Zat tersebut harus stabil baik pada suhu kamar
ataupun pada waktu dilakukan pemanasan,
standart primer biasanya dikeringkan terlebih
dahulu sebelum ditimbang.
 Mudah diperoleh
 Biasanya zat standart primer memiliki Masa
molar (MR) yang besar hal ini untuk memperkecil
kesalahan relative atau eror pada waktu proses
penimbangan. Menimbang zat dalam jumlah
besar memiliki kesalahan relative yang lebih kecil
dibanding dengan menimbang zat dalam jumlah
yang kecil.
 Zat tersebut juga harus memenuhi persyaratan
teknik titrasi
Company Logo
www.themegallery.com

larutan standart sekunder


Adalah larutan dengan konsentrasi tertentu
dan kemudian kita menitrasinya dengan
larutan standart primer

Contoh : NaOH
NaOH tidak bisa dipakai sebagai larutan standart primer
disebabkan sifatnya yang higroskopis. Jadi NaOH menyerap uap
air dari lingkungan disekitarnya

Company Logo
www.themegallery.com

Syarat-syarat titrasi:
 Reaksi kimia antar analit dan titrant diketahui
dengan pasti dan jelas produk-produk apa yang
akan dihasilkan nantinya. Mana reaktan dan
produk apa yang akan dihasilkan harus jelas dan
pasti

 Reaksi harus berjalan dengan cepat

 Harus ada sesuatu yang bisa menandakan atau


mengindikasikan bahwa reaksi antara analit
dengan titrant sudah equivalent secara
stoikiometri, baik itu dengan perubahan warna,
perubahan arus listrik, perubahan pH, dengan
penambahan indicator atau apapun yang bisa
digunakan untuk mengamati perubahan tersebut.

Company Logo
www.themegallery.com

Syarat-syarat titrasi:

Tidak ada hal lain yang mengganggu


reaksi antara analit dengan titrant

Reaksi antara analit dengan titrant


harus memiliki kesetimbangan jauh
kearah kanan (artinya
kesetimbangannya mengarah kearah
pembentukan produk) hal ini untuk
memastikan secara kuantitatif reaksi
bisa dihitung, dan memastikan titik
akhir titrasi bisa diamati.
Company Logo
www.themegallery.com

titik equivalent
Titik dimana titrasi mencapai
setara secara stoikiometri

titik akhir titrasi


titik dimana proses titrasi diakhiri disebut
sebagai, ditandai dengan indicator sehingga
mudah dilihat secara manual.

Jarak antara titik equivalent dan titik akhir titrasi tidak


boleh terlalu jauh sehingga akan mempengaruhi hasil
akhir titrasi.
Company Logo
www.themegallery.com

Titik equivalen

 Adalah keadaan dimana konsentrasi


titran tepat sama secara
stoikiometri dengan analit
 Menemukan titik equivalen adalah
tujuan akhir titrasi.

 Contoh : jika kita mempunyai senyawa basa yang


mengandung 0,250 mol OH- , kemudian dititrasi
dengan H+, titik equivalen tercapai ketika 0,250
mol H+ ditambahkan.

0.250mol OH- 1 mol H  


 0.250mol H
1 mol OH-
Company Logo
www.themegallery.com

Titik akhir titrasi

 Titik akhir titrasi tercapai ketika titik


equivalen telah terlewati.

 Biasanya terjadi setelah terdapat


sedikit titran yang tidak lagi
bereaksi (berlebih).

 Pada sebagian besar kasus,


perbedaan antara titik akhir titrasi
dan titik equivalen tidak signifikan
dan dapat diabaikan.
Company Logo
www.themegallery.com

Indikator

 Adalah senyawa yang sensitif


(berubah warna) pada saat analit
habis atau pada saat titran berlebih

  2
5HOC2O2OH  2MnO  6H 
4 10CO2  2Mn  8H 2O
purple colorless

Company Logo
www.themegallery.com

Jenis Titrasi

 Asam Basa

 Pembentukan kompleks

 Pengendapan (Precipitasi)

 Oxidasi/reduksi

Company Logo
www.themegallery.com

Titrasi Balik

 Titrasi balik digunakan ketika reaksi


anatara analit dan titran berjalan
lambat, atau apabila tidak ada
indikator yang cocok.
 Caranya :
 Tambahkan titran secara berlebih sehingga
semua analit habis bereaksi dan ada sedikit
titran berlebih.
 Titrasi kembali kelebihan titran dengan titran
kedua untuk memperoleh titik equivalen.

Company Logo
www.themegallery.com

Back Titration: Example

Carbonate OH-

H+

Equivalence Point

Amount of H+ needed to reach the equivalence point =


moles of H+ added – moles of OH- added

Company Logo
LOGO

TITRASI ASAM BASA


www.themegallery.com

Titrasi asam basa adalah reaksi


penetralan

Jika larutan bakunya asam disebut


asidimetri

jika larutan bakunya basa disebut


alkalimetri.

Company Logo
www.themegallery.com

Indikator

adalah asam lemah atau basa lemah


(senyawa organik) yang dalam
larutannya warna molekul-
molekulnya berbeda dengan warna
ion-ionnya
Indikator asam-basa terletak pada
titik ekivalen dan ukuran dari pH

Company Logo
www.themegallery.com

Perubahan warna indikator

Company Logo
www.themegallery.com

Jenis-Jenis Titrasi Asam Basa

 Asam kuat - Basa kuat


 Asam kuat - Basa lemah
 Asam lemah - Basa kuat
 Asam kuat - Garam dari asam lemah
 Basa kuat - Garam dari basa lemah

Company Logo
www.themegallery.com

Remember…. ?

Apa itu asam kuat dan asam lemah?


Bagaimana cara menghitung
equivalensi?
Bagaimana cara menghitung
molaritas dan normalitas?

“Pertanyaan yang sama untuk basa”

Company Logo
www.themegallery.com

Asam kuat - Basa kuat

- Asam kuat : HCl


- Basa kuat : NaOH

Persamaan Reaksi :
HCl + NaOH → NaCl + H2O
Reaksi ionnya :
H+ + OH- → H2O

Company Logo
www.themegallery.com

Kurva Titrasi Asam Kuat Basa Kuat

Company Logo
www.themegallery.com

SAMPLE PROBLEM

In an acid-base titration, 17.45 mL of


0.180 M nitric acid, HNO3, were completely
neutralized by 14.76 mL of aluminium
hydroxide, Al(OH)3. Calculate the
concentration of the aluminium hydroxide.

Company Logo
www.themegallery.com

SAMPLE ANSWER
 The balanced equation for the reaction is:
3HNO3(aq) + Al(OH)3(aq) → Al(NO3)3(aq) + 3H2O(l)

 The number of moles of nitric acid used is:


y mol = 0.180 mol/L x 0.01745 L = 3.14 x 10-3 mol
HNO3

 From the stoichiometry of the reaction, the number of


moles of aluminium hydroxide reacted is:
3.14 x 10-3 mol HNO3 x 1 mol Al(OH)3 = 1.05 x 10-3
mol
3 mol HNO3

 Therefore, the concentration of the aluminium hydroxide


is:
1.05 x 10-3 mol Al(OH)3 = 0.0711 M
0.01476 L

Company Logo
www.themegallery.com

Contoh lain

1. Untuk mentitrasi Asam sulfat


sebanyak 25,00 mL diperlukan titran
NaOH 0,10 M sebanyak 26,50mL.
Berapakah konsentrasi asam?
2. Pada pembakuan NaOH titrasi titik
akhir titrasi diperoleh pada 20,35mL.
Baku primer yang dipakai asam
oksalat yang dibuat dengan
menimbang 1,250 g dan dilarutkan
sampai 100mL, indikator yang
dipakai fenoftalein. Hitung
konsentrasi NaOH.
Company Logo
Secara Kelompok

tentukan reaksi dan kurva titrasi


untuk titrasi:
Asam kuat - Basa lemah
Asam lemah - Basa kuat
Asam kuat - Garam dari asam lemah
Basa kuat - Garam dari basa lemah
www.themegallery.com

Titrasi Asam Kuat - Basa Lemah

contoh :
Asam kuat : HCl
Basa lemah : NH4OH

Persamaan Reaksi :
HCl + NH4OH → NH4Cl + H2O

Reaksi ionnya :
H+ + NH4OH → H2O + NH4+

Company Logo
www.themegallery.com

Kurva Titrasi Asam kuat – Basa Lemah

Company Logo
www.themegallery.com

Titrasi Asam Lemah - Basa Kuat


contoh :
- Asam lemah : CH3COOH
- Basa kuat : NaOH

Persamaan Reaksi :
CH3COOH + NaOH → NaCH3COO + H2O

Reaksi ionnya :
H+ + OH- → H2O

Company Logo
www.themegallery.com

Kurva Titrasi Asam Lemah – Basa Kuat

Company Logo
www.themegallery.com

Titrasi Asam Kuat - Garam dari Asam Lemah

contoh :
- Asam kuat : HCl
- Garam dari asam lemah : NH4BO2

Persamaan Reaksi :
HCl + NH4BO2 → HBO2 + NH4Cl

Reaksi ionnya :
H+ + BO2- → HBO2

Company Logo
www.themegallery.com

Titrasi Basa Kuat - Garam dari Basa Lemah

contoh :
- Basa kuat : NaOH
- Garam dari basa lemah : CH3COONH4

Persamaan Reaksi :
NaOH + CH3COONH4 → CH3COONa + NH4OH

Reaksi ionnya :
OH- + NH4- → NH4OH

Company Logo
www.themegallery.com

Cara Melakukan Titrasi Asam Basa


1. Zat penitrasi (titran) yang merupakan larutan baku
dimasukkan ke dalam buret yang telah ditera
2. Zat yang dititrasi (titrat) ditempatkan pada wadah
(gelas kimia atau erlenmeyer).Ditempatkan tepat
dibawah buret berisi titran
3. Tambahkan indikator yang sesuai pada titrat,
misalnya, indikator fenoftalien
4. Rangkai alat titrasi dengan baik. Buret harus berdiri
tegak, wadah titrat tepat dibawah ujung buret, dan
tempatkan sehelai kertas putih atau tissu putih di
bawah wadah titrat
5. Atur titran yang keluar dari buret (titran
dikeluarkan sedikit demi sedikit) sampai larutan di
dalam gelas kimia menunjukkan perubahan warna
dan diperoleh titik akhir titrasi. Hentikan titrasi !

Company Logo
LOGO

Sampai ketemu minggu depan


KESELAMATAN KERJA DI
LABORATORIUM

HD
Setiap instansi atau setiap unit kegiatan
kerja, terutama menyangkut banyak jiwa
manusia, selalu harus dipikirkan pula
”keselamatannya”. Karena laboratorium
adalah tempat bekerja karyawan, dosen,
asisten dan mahasiswa maka perlu
dipikrkan keselamatan kerja dalam
laboratorium tersebut.
Laboratorium adalah tempat menyimpan alat-alat
yang mahal harganya demikian pula data-data
berharga lainnya, maka keselamatan ini meliputi:

• Tempat bekerjanya
• Alat dan bahan yang tersedia
• Pekerjaan dan hasil karyanya
• Hubungan antara pekerjaannya
• Praktikan, asisten, mahasiswa, dosen
(pengguna lab)
• Lingkungan
Keselamatan kerja di dalam Lab
• Laboratorium dengan perabotnya
• Listrik
• Kecelakaan akibat kebakaran
• Kecelakaan akibat bahan kimia
• Label bahan kimia berbahaya
• Pencegahan terhadap bahan kimia
berbahaya
Beberapa catatan mengenai laboratorium
yang menyimpan bahan-bahan kimia
• Semua bahan kimia harus tersimpan dalam botol atau
kaleng yang sesuai dan tahan lama. Sebaiknya di
simpan di tempat-tempat yang kecil dan cukup untuk
pemakaian sehari-hari.
• Tempat persediaan untuk jangka panjang harus
tersimpan dalam gudang bahan kimia yang khusus/
gudang dalam tanah misalnya.
• Setiap saat bahan kimia harus diperiksa secara rutin,
untuk menentukan apakah bahan-bahan tersebut masih
dapat digunakan atau tidak, dan perbaikan label yang
biasanya rusak. Bahan-bahan yang tak dapat digunakan
lagi harus dibuang/ dimusnahkan secara kimia.
Beberapa catatan mengenai laboratorium
yang menyimpan bahan-bahan kimia
Semua bahan harus diberi tanda-tanda
khusus, diberi label dengan semua keterangan
yang diperlukan misalnya.:
• nama bahan
• tanggal pembuatan
• jumlah (isi)
• asal bahan (merek pabrik dan lain-lain)
• tinhgkat bahaya yang mungkin (racun, korosiv,
higroskopis dll)
• keterangan-keterangan yang perlu
(presentase, smbol kimianya dan lain-lain)
Di bawah ini tanda-tanda yang sering
digunakan secara internasional:

• POISON : Bahan-bahan yang bersifat


racun
Flammable
Bahan yang mudah terbakar
Corrosive
bahan yang dapat merusak jaringan hidup
Irritant
Sedikt saja masuk ke tubuh dapat
membakar kulit, selaput lendir atau sistem
pernapasan
Toxic
Sedikit saja masuk ke tubuh dapat
menyebabkan kematian atau sakit keras
Oxidising Agent
Bahan yang dapat menghasilkan panas bila
bersentuhan dengan bahan lain terutama
bahan-bahan yang mudah terbakar
Explosive
Bahan yang mudah meledak bila kena
panas, api atau sensitif terhadap gesekan
atau goncangan
Radioactive
Bahan-bahan yang bersifat radioaktif
High voltage
Peringatan tegangan tinggi
No Smoking
Area dilarang merokok
Area dilarang menyalakan api
Sampah
Setiap laboratorium harus memiliki tempat
sampah yang khusus., sampah cair tidak
dibuang di saluran air hujan atau saluran
saptiktang.
• tempat sampah cair bahan kimia
• tempat sampah reaktif
• sampah radioaktif
• sampah biasa
• pembuangan air cucian
PPPK
• Luka bakar
• Mata kemasukan benda asing
• Luka tergores/teriris
• Bahan kimia masuk dalam mulut
• Keracunan
• Kejutan listrik
• Membalut luka
• Pingsan
• Radiasi dan zat radioaktif
SENYAWA HIDROKARBON
Disebut Hidrokarbon : mengandung
unsur C dan H
Terdiri dari :
1. Alkana (CnH2n+2)
2. Alkena (CnH2n)
3. Alkuna (CnH2n-2)
ALKANA

 Hidrokarbon jenuh (alkana rantai lurus dan siklo/cincin alkana)


 Disebut golongan parafin : affinitas kecil (=sedikit gaya gabung)
 Sukar bereaksi
 C1 – C4 : pada t dan p normal adalah gas
 C4 – C17 : pada t dan p normal adalah cair
 > C18 : pada t dan p normal adalah padat
 Titik didih makin tinggi : terhadap penambahan unsur C
 Jumlah atom C sama : yang bercabang mempunyai TD rendah
 Kelarutan : mudah larut dalam pelarut non polar
 BJ naik dengan penambahan jumlah unsur C
 Sumber utama gas alam dan petrolium
ALKANA

Struktur ALKANA : CnH2n+2

CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3
(heksana)

sikloheksana
ALKANA
PEMBUATAN ALKANA :
 Hidrogenasi senyawa Alkena
 Reduksi Alkil Halida
 Reduksi metal dan asam
PENGGUNAAN ALKANA :
 Metana : zat bakar, sintesis, dan carbon black
(tinta,cat,semir,ban)
 Propana, Butana, Isobutana : zat bakar LPG (Liquified
Petrolium Gases)
 Pentana, Heksana, Heptana : sebagai pelarut pada sintesis
ALKANA
Fraksi tertentu dari Destilasi langsung Minyak Bumi/mentah
TD (oC) Jumlah C Nama Penggunaan

< 30 1-4 Fraksi gas Bahab bakar gas

30 - 180 5 -10 Bensin Bahan bakar mobil

180 - 230 11 - 12 Minyak tanah Bahan bakar memasak

230 - 305 13 - 17 Minyak gas ringan Bahan bakar diesel

305 - 405 18 - 25 Minyak gas berat Bahan bakar pemanas

Sisa destilasi :
Minyak mudah menguap, minyak pelumas, lilin dan vaselin
Bahan yang tidak mudah menguap, aspal dan kokas dari m. bumi
ALKENA

 Hidrokarbon tak jenuh ikatan rangkap dua


 Alkena = olefin (pembentuk minyak)
 Sifat fisiologis lebih aktif (sbg obat tidur) : 2-metil-
2-butena
 Sifat sama dengan Alkana, tapi lebih reaktif

STRUKTUR ALKENA : CnH2n


CH3-CH2-CH=CH2 (1-butena)
ALKENA
ETENA == ETILENA == CH2=CH2
 Sifat-sifat : gas tak berwarna, dapat dibakar, bau yang khas, eksplosif
dalam udara (pada konsentrasi 3 – 34 %)
 Terdapat dalam gas batu bara biasa pada proses “cracking”
 Pembuatan : pengawahidratan etanaol

PENGGUNAAN ETENA :
 Dapat digunakan sebagai obat bius (dicampur dengan O2)
 Untuk memasakkan buah-buahan
 Sintesis zat lain (gas alam, minyak bumi, etanol)

PEMBUATAN ALKENA :
 Dehidrohalogenasi alkil halida
 Dehidrasi alkohol
 Dehalogenasi dihalida
 Reduksi alkuna
ALKUNA

 Hidrokarbon tak jenuh mempunyai ikatan rangkap


tiga
 Sifat-sifatnya menyerupai alkena, tetapi lebih reaktif

Struktur ALKUNA : CnH2n-2


CH=CH (etuna/asetilen)
ALKUNA
ETUNA = ASETILEN => CH=CH
 Pembuatan : CaC2 + H2O ------ C2H2 + Ca(OH)2
 Sifat-sifat :
 Suatu senyawaan endoterm, maka mudah meledak
 Suatu gas, tak berwarna, baunya khas
 Penggunaan etuna :
 Pada pengelasan : dibakar dengan O2 memberi suhu yang
tinggi (+- 3000oC), dipakai untuk mengelas besi dan baja
 Untuk penerangan
 Untuk sintesis senyawa lain
ALKUNA
PEMBUATAN ALKUNA
 Dehidrohalogenasi alkil halida
 Reaksi metal asetilida dengan alkil halida primer
SENYAWA AROMATIK
 Senyawa alifatis : turunan metana
 Senyawa aromatis : turunan benzen (simbol Ar = aril)
 Permulaan abad ke-19 ditemukan senyawa-senyawa
organik yang mempunyai bau (aroma) yang
karakteristik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
(damar benzoin, cumarin, asam sinamat dll)
SENYAWA AROMATIK
BENZEN =C6H6
 Senyawa aromatis yang paling sederhana
 Berasal dari batu bara dan minyak bumi
o
 Sifat fisika : cairan, td. 80 C, tak berwarna, tak larut dalam
air, larut dalam kebanyakan pelarut organik, mudah
terbakar dengan nyala yang berjelaga dan berwarna
(karena kadar C tinggi)
Pengunaan Benzen :
 Dahulu sebagai bahan bakar motor
 Pelarut untuk banyak zat
 Sintesis : stirena, fenol, nilon, anilin, isopropil benzen,
detergen, insektisida, anhidrida asam maleat, dsb
ALKIL HALIDA
 Senyawa alkil halida merupakan senyawa hidrokarbon baik
jenuh maupun tak jenuh yang satu unsur H-nya atau lebih
digantikan oleh unsur halogen (X = Br, Cl. I)
 Alkil halida = haloalkana = RX struktur primer, sekunder,
tersier
 Aril halida = ArX = senyawa halogen organik aromatik
Sifat fisika Alkil Halida :
 Mempunyai TD lebih tinggi dari pada TD Alkana dengan
jumlah unsur C yang sama.
 Tidak larut dalam air, tapi larut dalam pelarut organik
tertentu.
 Senyawa-senyawa bromo, iodo dan polikloro lebih berat
dari pada air.
ALKIL HALIDA
Struktur Alkil Halida : R-X (X=Br, Cl, I)

CH3-CH2-CH2-CH2-Cl (CH3)2CH-Br (CH3)3C-Br


Primer sekunder tersier

CH2-Cl CH2=CH2-Cl

Benzil khlorida Vinil khlorida


ALKIL HALIDA
PEMBUATAN ALKIL HALIDA :
 Dari alkohol
 Halogenasi
 Adisi hidrogen halida dari alkena
 Adisi halogen dari alkena dan alkuna
PENGGUNAAN ALKIL HALIDA :
 Kloroform (CHCl3) : pelarut untuk lemak, obat bius (dibubuhi etanol,
disimpan dalam botol coklat, diisi sampai penuh).
 Tetraklorometana = karbontetraklorida (CCl4) : pelarut
o
untuk lemak,
alat pemadam kebakaran (Pyrene, TD rendah 77 C, uapnya berat.
 Freon (Freon 12 = CCl2F2, Freon 22 = CHCl2F) : pendingin lemari es, alat
“air conditioner”, sebagai propellant (penyebar) kosmetik, insektisida,
dsb.
ALKOHOL
 Alkohol : tersusun dari unsur C, H, dan O
 Struktur alkohol : R-OH primer, sekunder dan tersier
Sifat fisika alkohol :
 TD alkohol > TD alkena dengan jumlah unsur C yang sama
o o
(etanol = 78 C, etena = -88,6 C)
 Umumnya membentuk ikatan hidrogen
O - H--------------------O - H
 R R
 Berat jenis alkohol > BJ alkena
 Alkohol rantai pendek (metanol, etanol) larut dalam air
(=polar)
Struktur Alkohol : R - OH
R-CH2-OH (R)2CH-OH (R)3C-OH
Primer sekunder tersier

PEMBUATAN ALKOHOL :
 Oksi mercurasi – demercurasi
 Hidroborasi – oksidasi
 Sintesis Grignard
 Hidrolisis alkil halida

PENGGUNAAN ALKOHOL :
 Metanol : pelarut, antifreeze radiator mobil, sintesis
formaldehid,metilamina,metilklorida,metilsalisilat, dll
 Etanol : minuman beralkohol, larutan 70 % sebagai antiseptik,
sebagai pengawet, dan sintesis eter, koloroform, dll
FENOL
 Fenol : mengandung gugus benzen dan hidroksi
 Mempunyai sifat asam
 Mudah dioksidasi struktur
OH
 Mempunyai sifat antiseptik
 Penggunaan sbg antiseptikum dan sintesis
ETER
 Eter : isomer atau turunan dari alkohol (unsur H pada OH
diganti oleh alkil atau aril)
 Eter : mengandung unsur C, H, dan O
Sifat fisika eter :
 Senyawa eter rantai C pendek berupa cair pada suhu kamar
dan TD nya naik dengan penambahan unsur C.
 Eter rantai C pendek medah larut dalam air, eter dengan
rantai panjang sulit larut dalam air dan larut dalam pelarut
organik.
 Mudah terbakar
 Unsur C yang sama TD eter o
> TD alkana dan
o
< TD alkohol
(metil,
o
n-pentil eter 100 C, n-heptana 98 C, heksil alkohol
157 C).
ETER
Struktur eter : R – O – R
CH3-CH2-O-CH2-CH3 (dietil eter)
CH3-CH2-O-C6H5 (fenil etil eter)
PEMBUATAN ETER :
 Sintesis Williamson
 Alkoksi mercurasi – demercurasi
PENGGUNAAN ETER :
 Dietil eter : sbg obat bius umum, pelarut dari minyak, dsb.
 Eter-eter tak jenuh : pada opersi singkat : ilmu kedokteran
gigi dan ilmu kebidanan.
AMINA
 Senyawa organik bersifat basa lemah, dibanding air lebih
basa.
 Jumlah unsur C kecil sangat mudah larut dalam air.
Sifat fisika Amina :
 Suku-suku rendah berbentuk gas.
 Tak berwarna, berbau amoniak, berbau ikan.
 Mudah larut dalam air
 Amina yang lebih tinggi berbentuk cair/padat.
 Kelarutan dalam air berkurang dengan naiknya BM.
AMINA
Struktur amina : R-NH2, (R)2NH, (R)3N =primer, sekunder,
tersier
CH3-CH2-CH2-CH2-NH2 (CH3)2NH (CH3)3N
Primer sekunder tersier

Struktur Amina berdasarkan rantai gugus alkil/aril :


 Amina aromatis
 Amina alifatis
 Amina siklis
 Amina campuran
AMINA
PEMBUATAN AMINA :
 Reduksi senyawa nitro
 Reaksi alkil halida dengan amonia dan amina
PENGGUNAAN AMINA :
 Sebagai katalisator
 Dimetil amina : pelarut, absorben gas alam,
pencepat vulkanisasi, membuat sabun, dll.
 Trimetil amina : suatu penarik serangga.
ALDEHID
 Aldehid adalah suatu senyawa yang mengandung gugus
karbonil (C=O) yang terikat pada sebuah atau dua buah
unsur hidrogen.
 Aldehid berasal dari “ alkohol dehidrogenatum “ (cara
sintesisnya).
 Sifat-sifat kimia aldehid dan keton umumnya serupa,
hanya berbeda dalam derajatnya. Unsur C kecil larut
dalam air (berkurang + C).
 Merupakan senyawa polar, TD aldehid > senyawa non
polar
 Sifat fisika formaldehid : suatu gas yang baunya sangat
merangsang
 Akrolein == propanal == CH2=CH-CHO : cairan, baunya
tajam, sangat reaktif.
ALDEHID
FORMALDEHID = METANAL = H-CHO
 Sifat-sifat : satu-satunya aldehid yang berbentuk gas pada
suhu kamar, tak berwarna, baunya tajam, larutanya dalam
H2O dari 40 % disebut formalin.
 Penggunaan : sebagai desinfektans, mengeraskan protein
(mengawetkan contoh-contoh biologik), membuat damar
buatan.
O
Struktur Aldehid : R – CHO O
CH3-CH2-C H
H
 PEMBUATAN ALDEHID : Propionaldehid Benzaldehid
 Oksidasi dari alkohol primer
 Oksidasi dari metilbenzen
 Reduksi dari asam klorida
KETON
 Keton adalah suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah gugus
karbonil (C=O) terikat pada dua gugus alkil, dua gugus aril atau sebuah
alkil dan sebuah aril.
 Sifat-sifat sama dengan aldehid.

PROPANON = DIMETIL KETON = ASETON = (CH3)2-C=O


 Sifat : cairan tak berwarna, mudah menguap, pelarut yang baik.
 Penggunaan : sebagai pelarut

ASETOFENON = METIL FENIL KETON


 Sifat : berhablur, tak berwarna
 Penggunaan : sebagai hipnotik, sebagai fenasil klorida (kloroasetofenon)
dipakai sebagai gas air mata
KETON
Struktur : (R)2-C=O

O
O
CH3-CH2-C CH3
CH3

Etil metil keton Asetofenon

PEMBUATAN KETON
 Oksidasi dari alkohol sekunder
 Asilasi Friedel-Craft
 Reaksi asam klorida dengan organologam
ASAM KARBOKSILAT
 Mengandung gugus COOH yang terikat pada gugus alkil
(R-COOH) maupun gugus aril (Ar-COOH)
 Kelarutan sama dengan alkohol
 Asam dengan jumlah C 1 – 4 : larut dalam air
 Asam dengan jumlah C = 5 : sukar larut dalam air
 Asam dengan jumlah C > 6 : tidak larut dalam air
 Larut dalam pelarut organik seperti eter, alkohol, dan
benzen
 TD asam karboksilat > TD alkohol dengan jumlah C sama.
ASAM KARBOKSILAT
Struktur Asam Karboksilat : R – COOH dan Ar – COOH

CH3-CH2-CH2-CH2-COOH
Valelat COOH

CH3-COOH (asam asetat) Asam benzoat


ASAM FORMAT = HCOOH
 Sifat fisika : cairan, tak berwarna, merusak kulit, berbau
tajam, larut dalam H2O dengan sempurna.
 Penggunaan : untuk koagulasi lateks, penyamakkan kulit,
industri tekstil, dan fungisida.
ASAM KARBOKSILAT
ASAM ASETAT = CH3-COOH
o o
 Sifat : cair, TL 17 C, TD 118 C, larut dalam H2O dengan
sempurna
 Penggunaan : sintesis anhidrat asam asetat, ester, garam,
zat warna, zat wangi, bahan farmasi, plastik, serat
buatan, selulosa dan sebagai penambah makanan.

PEMBUATAN ASAM KARBOKSILAT


 Oksidasi alkohol primer
 Oksidasi alkil benzen
 Carbonasi Reagen Grignard
 Hidrolisin nitril
AMIDA
 Amida adalah turunan asam karboksilat, dimana
gugus –OH digan-ti dengan –NH2 atau amoniak,
dimana 1 H diganti dengan asil.
 Sifat fisika : zat padat kecuali formamida yang
berbentuk cair, tak berwarna, suku-suku yang rendah
larut dalam air, bereaksi kira-kira netral.
 Struktur Amida : R – CONH2
AMIDA
PEMBUATAN AMIDA :
 Reaksi asam karboksilat dengan amoniak
 Garam amoniumamida dipanaskan
 Reaksi anhidrid asam dengan amponiak
PENGGUNAAN AMIDA :
 Formamida berbentuk cair, sebagai pelarut.
 Untuk identifikasi asam yang berbentuk cair.
 Untuk sintesis nilon, ds.
ESTER
 Ester adalah turunan asam karboksilat, dimana gugus
H pada –OH diganti dengan gugus R.
 Sifat fisika : berbentuk cair atau padat, tak berwarna,
sedikit larut dalm H2O, kebanyakan mempunyai bau
yang khas dan banyak terdapat di alam.
 Struktut ester : R – COOR
ESTER
 Ester adalah turunan asam karboksilat, dimana gugus
H pada –OH diganti dengan gugus R.
 Sifat fisika : berbentuk cair atau padat, tak berwarna,
sedikit larut dalm H2O, kebanyakan mempunyai bau
yang khas dan banyak terdapat di alam.
 Struktut ester : R – COOR
ESTER
PEMBUATAN ESTER :
 Reaksi alkohol dan asam karboksilat
 Reaksi asam klorida atau anhidrida
PENGGUNAAN ESTER :
 Sebagai pelarut, butil asetat (pelarut dalam industri
cat).
 Sebagai zat wangi dan sari wangi.

Anda mungkin juga menyukai