MAKALAH
KIMIA REKAYASA
OLEH
SYAHRUL RAMADHAN
NIM : E1A1122130
KENDARI 2022
2
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim,
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Puji syukur saya haturkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini, dengan judul
"KIMIA REKAYASA” Solawat serta salam juga tak lupa senantiasa kita sampaikan
kepada Nabi Muhammad S.A.W. beserta keluarga dan para sahabatnya “Allahumma
dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena
itu, saya dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar dapat
Saya berharap, semoga makalah ini memberikan manfaat dan juga inspirasi
untuk pembaca.
Penyusun
3
BAB I
IKATAN KIMIA DAN STOIKIOMETRI
"pada setiap reaksi kimia, massa zat yang bereaksi dengan sejumlah zat
tertentu lain,selalu tetap,atau suatu senyawa murni selalu terdiri atas unsur-
Contoh:
= 1 Ar . N : 3 Ar . H
= 1 (14) : 3 (1) = 14 : 3
bila diketahui massa suatu senyawa atau massa salah satu unsur yang membentuk
4
Contoh:
3. KONSEP MOL
1 mol adalah satuan bilangan kimia yang jumlah atom-atomnya atau molekul-
L = 6.023 x 1023
Contoh:
5
Jawab:
Mr NaOH = 23 + 16 + 1 = 40
merupakan perbandingan antara massa 1 atom dengan 1/12 massa 1 atom karbon
12
Contoh:
Jawab:
5. PERSAMAAN REAKSI
selalu sama
tekanannya sama)
7
sehingga:
atom O : 3a = c + e 3a = a + e e = 2a
atom S : b = d = 3/2 a
BAB II
Perpindahan panas terjadi melalui tiga mekanisme dasar: konduksi, konveksi dan
radiasi. Dalam praktek, lebih daripada satu mekanisme mungkin terlibat dalam
proses perpindahan.
9
massa yang setara dengan konduksi (perpindahan massa konduktif) adalah difusi
konvektif) merujuk kepada keadaan dimana difusi molekuler terjadi secara serempak
Dalam media tanpa ada gerakan internal (mis.: padatan), panas berpindah oleh
konduksi dan massa oleh difusi molekuler. Perpindahan ini diatur oleh hukum
(1)
10
(2)
Dalam persamaan (1) dan (2), qz dan JA adalah flux panas (W/m^2.K) dan massa
(K), DAB adalah difusivitas (koefisien difusi) molekul A dalam media B (m^2/s) dan
Pada keadaan tunak, semua sifat yang mendefinisikan keadaan sistem (suhu,
tekanan, komposisi kimia, dll.) tetap tidak berubah dengan waktu. Mereka mungkin
saja bervariasi dengan lokasi dalam sistem. Ingat bahwa pada keadaan tunak, suhu
dan konsentrasi hanya tergantung pada lokasi (z), sehingga persamaan (1) dan (2)
(3)
(4)
satu muka dinding yang tebalnya 0,2 m adalah pada 22 oC dan muka yang lain pada
Penyelesaian:
Contoh 2. Difusivitas uap aroma mudah menguap dalam udara diukur dengan
menguap ditaruh dalam bejana yang dihubungkan dengan tabung, melalui mana
aliran udara dilewatkan (Gambar 1). Aliran udara cukup besar untuk membawa pergi
uap secara sempurna dari zona penghubung antara bejana dan tabung. Jarak z dari
30 mm, setelah 6 jam jarak z berubah menjadi 95 mm. Berapakah difusivitas uap
(Data: berat molekul aroma = 110 g/mol; densitas cairan aroma = 940 kg/m^3; tekanan uap aroma
Penyelesaian:
Metode didasarkan pada pengetahuan bahwa konsentrasi uap dalam udara adalah
nol pada bidang 2 dan jenuh pada bidang 1. Keduanya adalah tidak berubah dengan
waktu sehingga persamaan keadaan tunak dapat digunakan, walaupun sistem tidak
Integralkan memberikan
Konsentrasi jenuh dalam udara (kg/m^3) dapat dengan mudah dicari dari data
tekanan uap.
Konduktivitas panas adalah sifat bahan. Sifat ini berubah dengan suhu dan sangat
tergantung pada tekanan dalam hal gas. Dalam sistem SI, satuannya adalah W/m.K.
dimana k0 dan a adalah tetapan dan T adalah suhu. Pendekatan linier tersebut
Difusivitas panas ‘alfa’ adalah konsep yang berguna dalam analisis perpindahan
bahan disajikan pada Tabel 1. Salah satu metode yang diusulkan untuk evaluasi
air.
Hitung konduktivitas panas roti daging yang mengandung 21% protein, 12% lemak,
Penyelesaian:
Koefisien difusi D dalam hukum Fick tergantung pada spesies molekul yang
berdifusi, media dimana molekul berdifusi dan suhu. Dalam sistem SI koefisien difusi
Difusivitas gas dapat diperkirakan dengan cukup akurat, dengan bantuan teori
kinetika gas. Difusivitas dalam campuran biner pada suhu ruang dan tekanan
Salah satu yang paling dikenal adalah persamaan Einstein-Stokes untuk difusivitas
Brownian zat terlarut. Menurut model ini difusivitas zat terlarut dengan jejari r
(dianggap berbentuk bola) dalam cairan yang viskositasnya ‘miu’ diberikan oleh:
(2)
kB adalah tetapan Boltzman (1,38 x 10^-23 J/K), r adalah jejari partikel dan T adalah
suhu absolut. Difusivitas zat terlarut dalam air pada suhu ruang berkisar dari 10^-9
untuk molekul kecil sampai 10^-11 untuk molekul besar (mis.: protein). Difusivitas
Difusi dalam padatan sebenarnya adalah amat sangat kecil. Dalam kristal dan
logam, perpindahan molekuler terutama terjadi melalui cacat (lubang) kisi kristal,
melalui proses ‘lompatan tunggal’. Koefisien difusi ion kecil dalam gelas padat
mungkin bisa serendah 10^-25 m^2/s. Dalam padatan berpori, perpindahan massa
besar terjadi melalui gas atau cairan yang mengisi pori-pori dan tidak melalui matriks
(3)
‘epsilon’ (tak bersatuan) adalah porositas, yakni: fraksi volume rongga padatan
berpori dan ‘tau’ (tak bersatuan) adalah faktor liku-liku, sebagai akibat lintasan
Perpindahan panas dan massa dalam fluida hampir selalu terjadi secara serempak dengan
gerakan fluida besarnya. Konveksi ada dua jenis, yaitu: konveksi alami dan konveksi paksa.
Konveksi alami (atau bebas): gerakan disebabkan oleh perpindahan panas dan massa itu
sendiri, biasanya oleh beda densitas. Sebagai contoh, pandang air di dalam panci yang
dipanaskan di atas kompor. Air yang bersentuhan dengan permukaan bawah panci yang
terkena api menjadi panas lebih dulu, kemudian memuai dan densitasnya menjadi turun. Air
panas ini kemudian bergerak ke atas dan digantikan oleh air yang lebih dingin, lebih berat.
‘Arus konveksi’ berputar alami terus menggerakkan air, sepanjang ada beda suhu pada air di
dalam panci. Jenis yang sama dari arus yang digerakkan densitas akan terjadi dan teramati
dalam secangkir teh yang tidak diaduk dimana sesendok gula ditambahkan.
Konveksi paksa: Gerakan (aliran) fluida disebabkan oleh faktor yang tidak tergantung
perpindahan. Pandang air yang direbus di dalam panci atau cangkir teh seperti di atas, kali ini
dengan mengaduk air dengan sendok. Panas atau gula, selain berpindah karena beda densitas
Berlawanan dengan konduksi, laju perpindahan panas dan massa konveksi amat sangat sulit
untuk diperkirakan secara analitik, khususnya dalam kasus aliran turbulent. Salah satu model
sederhana yang paling umum digunakan dalam perpindahan konvektif antara permukaan dan
fluida yang sedang bergerak adalah model lapisan tipis batas. Lapisan batas ini selalu dalam
Pandang perpindahan panas dari permukaan batas (mis.: dinding) pada suhu T1 ke fluida
dalam aliran turbulent yang bersentuhan dengannya (Gambar 1). Berdasarkan teori lapisan
tipis:
19
1. Ada lapisan tipis fluida diam yang bersentuhan dengan dinding (suhu T1) yang
tebalnya ‘delta’.
2. Fluida besar diluar lapisan tipis bercampur sempurna oleh aliran turbulent, yang
(Catatan: Sejauh yang dibahas adalah perpindahan panas, lapisan tipis laminar juga akan
diperlakukan sebagai fluida diam karena tidak ada gerakan fluida ke arah aliran panas.)
(1)
Pembagian fluida menjadi lapisan tipis diam dan aliran fluida besar turbulent tentu saja
murni model teoritis dan tidak nyata. Dengan demikian, tebal ‘delta’ lebih merupakan
20
simbol daripada nilai fisik yang dapat diukur. Koefisien perpindahan panas konvektif h
didefinisikan sebagai:
(2)
Maka laju perpindahan panas oleh konveksi dinyatakan dengan persamaan berikut:
(3)
Satuan SI nya adalah W/m^2.K. Koefisien ini ditentukan dari percobaan dan nilainya
tergantung pada sifat fluida (panas jenis, vikskositas, densitas dan konduktivitas
parameter tersebut lebih mudah bila dikelompokkan dalam bilangan tak berdimensi.
Bilangan Reynolds
Bilangan Nusselt
21
Bilangan Prandtl
Bilangan Grashof
d adalah ukuran linier (diameter, panjang, tinggi, dll.) yang mencirikan geometri
sistem. Catat bahwa bilangan Prandtl hanya mengandung sifat fluida. Bilangan
bilangan Nusselt sebagai fungsi dari bilangan Reynolds, Parndtl, Grashof atau
(4)
Jika gaya penggerak untuk perpindahan massa dinyatakan dalam istilah beda
(5)
Dalam hal perpindahan massa dalam gas, gaya penggerak biasanya diberikan
diberikan dalam istilah beda tekanan parsial komponen yang berpindah daripada
konsentrasi. Koefisien perpindahan massa kemudian diberi indeks sebagai kg. Maka
flux adalah:
(6)
massa:
23
Bilangan Sherwood
Bilangan Schmidt
Seperti halnya bilangan Prandtl, bilangan Schmidt hanya mengandung sifat fluida.
dipengaruhi oleh, selain sifat fluida, juga geometri dari sistem. Dalam praktek, sistem
seringkali melibatkan geometri yang kompleks dan tidak beraturan. Oleh sebab itu,
hubungan antara koefisien perpindahan dengan sifat bahan dan kondisi operasi
tersebut bisa dinyatakan dalam bentuk grafik, tabel atau persamaan korelasi.
Untuk konveksi alami, yang intinya berdasarkan pada densitas, yang dari sini muai
(7)
Dalam hal ini ukuran linier d dalam kedua kelompok tak bersatuan adalah tinggi
permukaan.
Untuk bola yang terendam dalam fluida, bisa digunakan persamaan berikut:
(8)
Perlu diingat bahwa persamaan empiris seperti di atas hanya berlaku untuk geometri
berdimensi diganti dengan mitranya yang sesuai (Nu dengan Sh, Pr dengan Sc,
dst.).
Perpindahan massa dari satu fasa ke fasa yang lain merupakan peristiwa yang
perpindahan molekul air dari fasa cair atau bahan basah ke fasa gas (biasanya
udara). Aerasi dalam kolam pengolahan air limbah terdiri atas perpindahan oksigen
25
yang ada di udara ke air limbah cair dimana oksigen menjadi terlarut. Ekstraksi cair-
cair didasarkan pada perpindahan zat terlarut dari satu pelarut cair ke pelarut cair
lain.
Sebuah model yang berguna dalam analisis peristiwa perpindahan massa antar fasa
adalah model dua selaput, yang dirumuskan oleh Lewis dan Whitman pada tahun
Asumsi yang digunakan dalam model tersebut adalah bahwa ada dua selaput diam
atau laminar, masing-masing pada salah satu sisi batas (antarmuka) antara kedua
fasa. Kedua fasa tersebut bisa berupa gas dan cair atau dua cairan yang tidak saling
larut. Gaya penggerak yang menyebabkan senyawa berpindah dari satu fasa ke
Gambar 1 menunjukkan profil konsentrasi atau tekanan parsial sepanjang dua fasa
yang bersentuhan menurut model dua selaput. Anggap bahwa zat A berpindah dari
26
gas ke cair. Pada keadaan tunak, flux A dari gas ke antarmuka sama dengan flux
(1)
dan cair, pA,g dan pA,i adalah tekanan parsial A pada gas dan antarmuka, dan CA,L
Karena kesetimbangan pada antarmuka, CA,i dan pA,i saling berhubungan dengan
fungsi kesetimbangan yang relevan. Sebagai contoh, untuk larutan encer gas dalam
(2)
27
dimana pA,i adalah tekanan parsial gas A, CA,i adalah konsentrasi jenuh (kelarutan)
gas A dalam fasa cair dan H tetapan Henry. Jika tekanan parsial dalam atm dan
kedua selaput. Didasarkan pada selaput pada fasa gas, dan koefisien perpindahan
massa keseluruhan didefinisikan sebagai Kg, maka flux A melalui selaput dapat
dinyatakan sebagai:
(3)
Jika didasarkan pada sisi cairan dengan koefisien perpindahan massa keseluruhan
(4)
(5)
28
Seringkali, satu sisi hambatan jauh lebih besar daripada sisi yang lain. Anggap,
sebagai contoh, hambatan untuk perpindahan A dalam gas jauh lebih kecil daripada
dalam cair, dengan kata lain, kg >>> kL. Dalam hal ini
(6)
Persamaan yang dikembangkan di atas hanya berlaku dalam kasus pasangan cair-
gas yang mengikuti hukum Henry. Jika tidak, fungsi kesetimbangan atau data
BAB III
DESTILASI
DEFINISI DESTILASI
perbedaan titik didih senyawa Secara sederhana destilasi dapat diartikan sebagai
PRINSIP DESTILASI
Perbedaan titik didih zat‐zat cair dalam campuran zat caiR tersebut sehingga zat
29
(senyawa) yang memiliki titik didih terendah menguap lebih dahulu, kemudian bila
Kolom kontinyu diklasifikasikan sesuai dengan : Sifat umpan yang diproses, kolom
umpan mengandung lebih dari dua komponen Jumlah aliran produk yang dimiliki
kolom multi-produk - kolom mempunyai lebih dari pada dua arus produk Distilasi
JENIS-JENIS DESTILASI
berdasar beda titik didih yang jauh berbeda Destilasi Fraksinasi (bertingkat): sama
rangkaian alat kondensor lebih baik sehingga mampu memisahkan dua komponen
lain yg dapat memisahkan ikatan azeotrop atau dengan tekanan tinggi. Destilasi
Kering : memanaskan material padat untuk mendapatkan fasa uap dan cairnya.
Biasa untuk mengambil cairan bahan bakar dari kayu atau batubara. Destilasi
6 TIPE INTERNAL KOLOM Kolom baki (tray) - dimana tray dengan macam-macam
disain digunakan untuk menahan cairan untuk menghasilkan kontak yang lebih baik
antara uap dan cairan sehingga diperoleh pemisahan yang lebih baik Kolom packed
sebuah “shell” vertikal dimana pemisahan komponen cairan dilakukan internal kolom
meninggalkan bagian atas kolom sebuah drum “reflux” untuk menahan uap
terkondensasi dari bagian atas kolom sehingga cairan ( “reflux”) dapat didaur ulang
8 Skema tipe unit distilasi dengan sebuah arus umpan dan dua arus produk
Campuran cairan yang akan diproses dikenal umpan dan dimasukkan biasanya di
tempat dekat dengan tengah-tengah kolom sebuah tray disebut tray umpan. Tray
umpan membagi kolom menjadi bagian atas (pengayaan dan rektifikasi) dan bagian
31
bagian bawah dalam reboiler. Kalor dipasok ke reboiler untuk menghasilkan uap.
Sumber masukan kalor dapat berupa fluida namun kebanyakan steam. Dalam
refinasi, sumber pemanas dapat arus keluaran dari kolom lain. Uap diangkat di
dalam reboiler kembali dimasukkan ke unit pada bagian bawah kolom. Cairan yang
dilepas dari reboiler dikenal dengan produk bawah (bottom product) atau bottom
saja.
Uap bergerak ke kolom bagian atas dan keluar pada bagian atas unit, didinginkan
oleh kondensor. Cairan embun disimpan di dalam bejana yang dikenal dengan reflux
drum. Sebagian cairan ini didaur ulang kembali ke bagian atas kolom dan disebut
reflux . Cairan kondensasi yang dilepas sistem disebut distilat atau produk atas. Jadi
terdapat aliran internal uap dan cairan di dalam kolom seperti juga aliran eksternal
tergantung atas konsentrasi komponen yang ada, campuran cairan akan memiliki
karakteristik titik didih yang berbeda. Karenanya, proses distilasi tergantung atas
Tekanan uap suatu cairan pada suhu tertentu merupakan tekanan kesetimbangan
yang dilakukan oleh molekul-molekul yang keluar dan masuk permukaan cairan.
Berikut beberapa butir penting melihat tekanan uap : masukan energi menaikkan
tekanan uap tekanan uap terkait dengan pendidihan Suatu cairan dikatakan
tekanan uap tinggi ( cairan volatil) akan mendidih pada suhu lebih rendah Tekanan
uap dan titik didih campuran cairan tergantung atas jumlah relatip komponen di
bagaimana akan mudah atau sukarnya suatu pemisahan tertentu. Volatilitas Relativ
suatu komponen “i” terhadap komponen “j” didefinisikan seperti : dimana : yi = mol
fraksi komponen ‘i’ di dalam uap xi = mol fraksi komponen ‘i’ di dalam cairan
Kondisi umpan Status umpan Komposisi umpan Elemen-elemen kecil yang dapat
cairan internal dan aliran fluida Keadaan trays (packings) Kondisi cuaca
BAB IV
HUMIDIFIKASI
Fenomena transfer massa pada interface antara gas dan cair dimana gas sama
sekali tidak larut dalam cairan Sistem : gas-cair Yang khusus : udara-air
psychrometric chart
Tekanan uap sebagai fungsi temperatur tergambar sebagai kurva TBDC (di Gambar
7.1) Setiap cairan memberikan tekanan kesetimbangan dengan fasa uapnya disebut
34
sebagai tekanan uap, yang besarnya tergantung pada temperatur. ,= Gambar 7.1
Tekanan uap cairan murni Kurva memisahkan dua daerah, yaitu kondisi dimana
materi dalam keadaan uap. Cairan dan uap yang ditunjukkan oleh kondisi pada
kurva tekanan uap dinamakan cairan jenuh dan uap jenuh. Uap diatas temperatur
jenis dinamakan uap pada keadaan “superheated”. Titik T adalah “triple point”
4 Campuran Uap-Gas Uap : kondisi uap relatif dekat dengan temperatur kondensasi
adalah rasio massa uap/massa gas Kelembaban absolut molal, Y adalah rasio mol
uap/mol gas Untuk kondisi yang memenuhi gas ideal (7.8) Dimana :
5 Contoh perhitungan Campuran benzene(A) dan nitrogen (B) pada tekanan total
800mmHg suhu 60oC. Tekanan parsial benzene 100 mmHg. Berapa konesntrasi
benzene? Mole fraksi benzene yA = pA’/Pt = 0,125 Mole fraksi nitrogen = 1 – 0125 =
700/800 = 0,875 Molal Absolute humidity (Y) = yA/YB = 0,143 mol benzene/ mol N2
Kalau gas kering tak terlarut B dikontakkan dengan cairan A dan membiarkan A
uapnya (pA) pada temperatur campuran. Harga kelembaban absolut jenuh (YS’) dan
kelembaban absolut molal jenuh (YS) menjadi tak terhingga pada titik didih cairan
35
pada tekanan total yang ada. Pelajari contoh perhitungan 7.5 Campuran Uap-Gas
Tak Jenuh Kalau tekanan parsial uap dalam campuran uap-gas kurang dari tekanan
uap cairan pada temperatur yang sama, campuran dalam keadaan tak jenuh.
Temperatur Bola Kering Temperatur bola kering adalah temperatur campuran uap-
Dimana : pA adalah tekanan uap dan adalah tekanan parsial pada temperatur yang
sama.
8 Persentase Kelembaban
Titik embun adalah temperatur dimana campuran uap-gas menjadi jenuh ketika
didinginkan pada tekanan total konstan tanpa kontak dengan cairan. Sebagai
contoh, kalau campuran tak jenuh di titik F didinginkan pada tekanan total konstan,
lintasan proses pendinginan mengikuti garis FG. Campuran menjadi lebih jenuh
ketika temperatur diturunkan dan benar-benar jenuh pada tDP. Kalau temperatur
dikurangi di bawah tDP, uap akan mengkondensasi menjadi cairan (misalnya hingga
10 Humid Volume Humid volume vH suatu campuran uap-gas adalah campuran per
unit massa gas kering. Untuk campuran dengan kelembaban absolut Y’ pada tG dan
Pt, humid volume adalah: (7.9) Dimana : vH dalam m3/kg gas kering tG dalam oC Pt
dalam N/m2 Pada keadaan jenuh, Y’ = Ys’ ; Pada keadaan kering, Y’ = Untuk
100%
11 Humid Heat Humid heat Cs adalah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan
temperatur campuran uap-gas per unit massa gas kering sebesar satu dderajat pada
tekanan total konstan. Untuk campuran dengan kelembaban absolut Y’, adalah : CS
Dipakai Tabel Psychrometric untuk sistem udara (B) – air (A) pada 1 atm (1,0133 x
14 Contoh Soal 1 (7.6) Udara (B) - Uap air (A) mempunyai temperatur bola kering
55oCdan kelembaban absolut 0,030 kg uap air/kg udara kering pada tekanan 1 atm.
55oC adalah YS’ = 0,115 dan % kelembaban di titik D = 0,030/0,115 x 100% = 26,1
37
kmol uap air/kmol udara kering Tekanan parsial uap air, melalui pers. (7.8) adalah :
= N/m2 = pA Kelembaban relatif = Titik embun. Dari titik D tarik garis ke kurva
penjenuhan pada titik E dimana temperatur titik embun adalah 31,5oC Humid
Volume. Pada 55oC, VH pada udara kering adalah 0,93 m3/kg ; dan vH pada udara
jenuh adalah 1,10 m3/kg. Interpolasi untuk kelembaban 26,1 % Humid Heat, pers.
16 Entalpi. Pada 55oC entalpi udara kering adalah J/kg udara kering; entalpi udara
56000)x 0,261 = J/kg udara kering Alternatif lain, pers (7.13) H’ = CS (tG – tO) + Y’lO
= ( Y’) tG Y’ = [ (0,030)] x 0,03 = 133,4 kJ/kg udara kering Alternatif lain, tarik garis
DF yang paralel dengan kurva penjenuhan adiabatis. Pada F, entalpi adalah 134