Anda di halaman 1dari 28

KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN TUGAS TAMBAHAN

FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL OKTOBER 2021


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALUOLEO

MCQ

OLEH :

Siti Hariyati Nur Amalia, S.Ked


K1A1 15 115

PEMBIMBING:
dr. Raja Al Fath Widya Iswara, MH, Sp.FM

KEPANITERAANKLINIKBAGIANKEDOKTERAN
FORENSIKDANMEDIKOLEGAL
FAKULTASKEDOKTERAN
UNIVERSITASHALUOLEO
KENDARI
2021
A. Kematian Akibat Kerja Berlebih
1. Seorang pekerja kantoran, usia 45 tahun ditemukan meninggal dikantornya
setelah melakukan pekerjaan selama 2x24 jam tanpa berhenti. Bos korban
selalu memberikan deadline tugas 2 hari setelah di berikan dan jika terlambat
akan dikenakan potong gaji. Hal tersebut membuat beban pada pekerja
sehingga pekerja mau tidak mau harus menyelesaikan pekerjaannya sebelum
waktu deadline berakhir. Apa yang mendasari kematian tersebut.
A. Workholic
B. Karoushi
C. Kematian Akibat Kerja
D. Gagal jantung
E. Pembunuhan
Jawaban :
Karoushi merupakan suatu fenomena kematian di Jepang yang biasanya
terjadi kepada para pekerja di Jepang yang diakibatkan karena kelelahan
dalam bekerja. Jam kerja yang sangat panjang dan kurangnya istirahat
menjadi penyebab seseorang mengalami karoushi. Fenomena ini disebut
dengan karoshi, yaitu kelebihan bekerja hingga menyebabkan kematian.
Permasalahan ini muncul karena para pekerja tersebut dituntut untuk bekerja
semaksimal mungkin bagi perusahaannya, mereka bekerja setiap hari tanpa
libur, bahkan mereka bekerja melebihi batas waktu normal bekerja (8 jam)
sampai 12 jam dalam sehari, sering di istilahkan dengan service-overtime. 5
Selain tekanan dalam pekerjaan, pada umumnya pekerja di Jepang digaji
rendah. Hal inilah yang membuat tekanan mental memuncak yang
menyebabkan kematian (karoshi).1,2
2. Tn. Andi merupakan karyawan yang baru diterima di perusahaan PT Kerja
Keras 6 hari yang lalu. Tiba-tiba ia ditemukan oleh karyawan senior, tidak
sadarkan diri di toilet kantornya pukul 01.00 WITA dan segera di bawa ke
RS namun tidak dapat ditolong dan dinyatakan meninggal. Diketahui waktu
kerja pada perusahaan tersebut adalah 8 jam. Yang termaksud prinsip kerja
karoushi adalah.
A. Tugas adalah urusan belakangan
B. pantang menyerah, rasa loyalitas, serta pengoptimalan kinerja yang
sangat tinggi
C. Semakin lama ia bekerja di perusahaan tersebut maka, akan semakin
tinggi gaji yang diterima
D. Rela untuk mengorbankan kehidupan mereka hanya untuk mendapatkan
predikat
E. Tidak mendahulukan diri sendiri dibangding orang lain.
Jawaban :
Karoushi ( 過 労 死 ) adalah kata yang berasal dari bahasa Jepang.
Karoushi ini terdiri dari kata 過 (ka) = terlalu atau berlebih, 労 (rou) =
bekerja, dan kata 死 (shi) = meninggal atau kematian. Sehingga dapat
disimpulkan karoushi ini berarti kematian karena terlalu banyak bekerja.
Penyebab utama kematian karoushi secara medis biasanya disebabkan oleh
serangan jantung dan stroke (Furuya, 2004). Penyakit – penyakit tersebut
bisa terjadi karena dipicu oleh jam kerja seseorang yang terlalu tinggi. Salah
satu penyebab tingginya jam kerja di Jepang ialah karena etos kerja orang
Jepang itu sendiri. Pola kerja seperti ini berasal dari budaya bangsa Jepang
sendiri, salah satunya yaitu penerapan prinsip kerja samurai dan bushido.
Salah satu contoh prinsip bushido yang sangat kuat dalam diri pekerja
Jepang ialah rasa loyalitas dan pengorbanan diri mereka yang sangat tinggi
ketika sedang bekerja. Hal tersebut merupakan ciri utama dari prinsip kerja
samurai dan bushido.1
3. Penyebab utama kematian pada Fenomena karoushi adalah.
A. Penyakit bawaan yang diderita
B. Kerja yang berlebih menimbulkan kecelakaan kerja
C. Stress akibat tekanan tinggi di lingkungan kerja
D. Gagal jantung
E. Kematian Mendadak
Jawaban :
Konsekuensi lain dari etos kerja Jepang yang harus dihadapi oleh pekerja
Jepang adalah Karoshi (Work To Death), atau disebut juga KaroJisatsu
(Suicide by Overwork). Dalam bahasa Jepang, Karoshi ( 過 労 死 )berasal
dari kanji 過 yang berarti berlebihan, kanji 労 yang memiliki arti bekerja dan
kanji 死 yang berarti meninggal atau mati. Dengan demikian, dapat diartikan
bahwa Karoshi adalah fenomena dimana kematian seseorang yang
diakibatkan oleh kelelahan akibat kerja berlebihan.7Penyebab utama dari
karoshi adalah stress akibat tekanan tinggi di lingkungan kerja, kebiasaan
kerja melebihi standar waktu normal bekerja (8 jam). Disamping itu, waktu
ekstra dalam bekerja biasanya tidak diimbangi dengan gaji yang sesuai.
Inilah yang memunculkan fenomena Salary-Man dan Freeter.2
Istilah karoshi muncul pada tahun 1970-an, dan tercatat pada tahun 1978
terdapat 17 kasus karoshi. Penggunaan istilah karoshi adalah untuk
menjelaskan kondisi seseorang yang meninggal tiba-tiba akibat terlalu lelah
bekerja. Penyebab utama dari karoshi umumnya adalah serangan jantung,
stroke, yang diakibatkan dari terlalu lelah dan lama bekerja. Dengan kondisi
perekonomian yang akhir-akhir ini mengalami penurunan, masyarakat
Jepang menganggap bahwa untuk memulihkan perekonomian kembali, maka
mereka harus bekerja lebih giat lagi. Dengan demikian fenomena karoshi ini
menjadi suatu permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat Jepang
khususnya di antara para pekerja Jepang. Awalnya karoshi banyak terjadi
pada mereka yang bekerja di sektor non managerial seperti supir truk, buruh
dari pedesaan. Namun, akhir-akhir ini kasus karoshi banyak juga ditemukan
pada jenis pekerjaan managerial.2
4. Seorang pelatih taekwondo berlatih keras untuk meningkatkan performanya.
Namun keesokan harinya ia ditemukan meninggal dirumahnya beberapa jam
setelah mengajar. Sebelum meninggal ia berlatih dua kali sehari dan
memiliki dua pekerjaan - shift pagi dan malam. Ia juga diketahui ingin resign
dari perkerjaannya akibat tekanan dari bosnya. Hal yang seharusnya
dilakukan agar tidak terjaadi kematian akibat kerja berlebih adalah.
A. Melakukan pekerjaan yang di sukai
B. Melakukan refreshing agar beban kerja berkurang
C. Menghindari kerja lembur
D. Tidak bekerja dengan waktu lebih dari ketentuan yang ditetapkan
E. Bekerja untuk mendapatkan bonus
Jawaban :
Banyak masalah kesehatan akibat kelelahan karena pekerjaan terlalu
banyak. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC),
kebiasaan itu berisiko memicu penyakit kardiovaskular, gangguan
muskuloskeletel, gangguan psikologis, bunuh diri, kanker, bisul, dan
gangguan fungsi kekebalan sebagai masalah kesehatan utama yang terkait
dengan perasaan terlalu banyak bekerja. Sebuah studi di Journal of
Occupational and Environmental Medicine menarik korelasi antara jam kerja
dalam seminggu dengan risiko serangan jantung. Orang yang bekerja 55 jam
seminggu, 16% lebih mungkin mengembangkan risiko serangan jantung
dibanding mereka yang bekerja 45 jam seminggu. Lebih lama waktu bekerja
maka akan semakin besar risiko kesehatan yang mengancam. Studi itu
menemukan, orang yang bekerja 65 jam seminggu memiliki peluang
mengalami serangan jantung sebesar 33%. Kemudian studi lain yang terbit
2014 di jurnal Psychosomatic Medicine mengungkap bahwa tingginya beban
pekerjaan berkaitan dengan diabetes,  peluang risikonya bisa mencapai 45%.
Merasa terlalu banyak bekerja juga dapat merusak kesehatan mental.
Menurut American Institute of Stress, stres dapat memicu seseorang
mengunjungi pusat kesehatan 75-90%. 3
5. Kabar duka menyelimuti Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara
(KPPS). Menghitung jumlah petugas KPPS yang meninggal dunia dari
media masa dan menemukan setidaknya ada 31 petugas meninggal setelah
bertugas dan penyebabnya karena terlalu lelah. Dibawah ini yang termaksud
istilah bekerja seumur hidup dalam satu lapangan kerja adalah.
A. Shushin Koyo Seido
B. Nenko Joretsu
C. Kigyo betsu kumiai
D. oya-bun dan ko-bun
E. Karoshi
Jawaban :
Shushin Koyo Seido dapat diartikan sebagai sistem kerja seumur hidup,
yaitu seseorang akan bekerja di suatu perusahaan mulai dari lulus
Universitas sampai dengan masa pensiun. perusahaan Jepang sadar bahwa
karyawan adalah asset perusahaan yang harus dididik, dilatih sehingga dapat
memberikan kontribusi pada perusahaan.3
Nenko Joretsu adalah sistem penggajian berdasarkan senioritas. Sistem ini
menjamin bahwa gaji seseorang sudah ditetapkan sesuai masa kerjanya
dalam perusahaan. Dengan sistem ini, maka perusahaan menjamin harmoni
yang tetep terjaga antara pekerja baru dengan pekerja senior. Hubungan
senpai (senior) kohai (junior) begitu kuat dalam perusahaan Jepang,
tercermin dari seorang karyawan baru tetaplah seorang kohai bagi rekan
kerjanya yang telah lebih dahulu bekerja di perusahaan tersebut.3
Kigyo betsu kumiai adalah serikat pekerja berbasis korporasi menjamin
setiap pekerja yang bekerja dalam perusahaan. Anggota dari serikat pekerja
terdiri dari semua lapisan dalam perusahaan mulai dari level manajemen
sampai dengan nonmanajemen. Serikat pekerja melindungi dan
menyuarakan aspirasi dari para pekerja, bahkan pada beberapa perusahaan
besar serikat pekerja seringkali bertindak seperti “pihak manajemen”.3
6. Pada kasus kematian akibat kerja berlebih merupakan kejadian yang sangat
banyak ditemui di dunia. Segala upaya dilakukan oleh pihak perusahaan
untuk mengurangi tingkat kejadian tersebut. Sebagai pekerja upaya untuk
meminimalkan kejadian kematian akibat kerja berlebih adalah.
A. Menggunakan waktu cuti untuk beristirahat sejenak dalam bekerja
B. Mengganti pekerjaan setiap 10 tahun sekali
C. Memberikan usulan kepada pimpinan terkait waktu kerja
D. Tidak melakukan pekerjaan yang berat
E. Istirahat tiap 30 menit dengan cara merelekskan diri
Jawaban :
Cuti adalah periode waktu istirahat/cuti di mana pekerja tetap mendapatkan
upah atau gaji, yang dapat digunakan oleh pekerja untuk keperluan apapun
sesuai keinginan dan kebutuhannya. Berdasarkan Pasal 79 ayat (3) UU
Ketenagakerjaan 13/2003 jo. UU Cipta Kerja 11/2020, seorang pekerja
berhak atas cuti tahunan paling sedikit 12 hari kerja setelah pekerja/buruh
yang bersangkutan bekerja selama 12 (dua belas) bulan secara terus
menerus. Cuti merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk
mengurangi kejadian kematian akibat kerja berlebih. Dalam penelitian
dikatakan cuti dalam pekerjaan dapat menurunkan penyakit terkait stress,
kematian dini, dan bunuh diri. Menurut data resmi, sekitar 200 orang
meninggal setiap tahun karena serangan jantung, stroke, dan peristiwa
karoshi lainnya akibat hukuman jam kerja.4  
7. Seorang wanita 35 tahun ditemukan meninggal di tempat tidurnya, korban
adalah karyawan yang bekerja di sebuah perusaan. Menurut teman kerjanya
korban selalu bekerja melebihi jam kerjanya untuk menyelesaikan tugas
yang diberikan. Stress merupakan salah satu penyebab terjadinya kematian
akibat kerja berlebih. Mekanisme dasar stress dapat menyebabkan kematian
adalah.
A. Stress  konsumsi obat-obatan terlarang  intoksikasi  kematian
B. Depresi  gangguan prilaku  kematian
C. Stress  penyakit- penyakit sistemik muncul  kematian
D. Beban kerja  kurang minat bekerja  berhenti bekerja
E. Stress  depresi berat  bunuh diri
Jawaban :
Stres adalah keadaan internal yang dapat diakibatkan oleh tuntutan fisik dari
tubuh atau kondisi lingkungan dan sosial yang dinilai potensial
membahayakan, tidak terkendali atau melebihi kemampuan individu untuk
mengatasinya. Stres psikologis adalah sebuah hubungan antara individu
dengan lingkungan yang dinilai oleh individu tersebut sebagai hal yang
membebani atau sangat melampaui kemampuan seseorang dan
membahayakan kesejahteraannya.5
General adaptation syndrome (GAS) melibatkan sistem tubuh seperti sistem
saraf otonom dan sistem endokrin. GAS dikenal sebagai respon
neuroendokrin. Gas terdiri dari tiga tahap yaitu: 5
a. Reaksi Waspada (Alarm Reaction Stage) Reaksi alarm melibatkan
pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh dan pikiran untuk menghadapi
stresor. Secara fisiologi, respons stres adalah pola reaksi saraf dan hormon
yang bersifat menyeluruh dan tidak spesifik terhadap setiap situasi apapun
yang mengancam homeostasis.
b. Reaksi Resistensi (Resistance Stage) Merupakan tahap adaptasi di mana
sistem endokrin dan sistem simpatis tetap mengeluarkan hormon-hormon
stres tetapi tidak setinggi pada saat reaksi waspada. Akan tetapi jika stresor
terus menetap seperti pada kehilangan darah terus menerus, penyakit
melumpuhkan, penyakit mental parah jangka panjang, dan ketidakberhasilan
mengadaptasi maka invidu masuk ke tahap kelelahan.
c. Reaksi Kelelahan (Exhaustion Stage) Adalah fase penurunan resistensi,
meningkatnya aktivitas para simpatis dan kemungkinan deteriorasi fisik.
Yaitu apabila stresor tetap berlanjut atau terjadi stresor baru yang dapat
memperburuk keadaan. Tahap kelelahan ditandai dengan dominasi cabang
parasimpatis dari ANS. Sebagai akibatnya, detak jantung dan kecepatan
nafas menurun. Apabila sumber stres menetap, kita dapat mengalami
”penyalit adaptasi” (disease of adaptation), penyakit yang rentangnya
panjang, mulai dari reaksi alergi sampai penyakit jantung, bahkan sampai
kematian.
8. Perempuan 30 tahun ditemukan meninggal di rumahnya dalam kondisi
gantung diri. Sebelumnya korban sempat bercerita pada temannya bahwa ia
merasa tertekan dalam pekerjaannya dikarenakan tugas yang banyak dan
waktu kerja yang panjang. Dari kasus diatas dokter melakukan pemeriksaan
menyeluruh penyebab dasar kematian dari jenazah tersebut adalah.
A. Asfiksia
B. Perdarahan hebat
C. Hanging
D. Jerat
E. Bunuh diri
Jawaban :
Asfiksia adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh gangguan pada
pertukaran udara pernapasan, mengakibatkan oksigen (O2) darah berkurang
dan peningkatan karbon dioksida (CO2) dalam tubuh. Gantung atau hanging
bentuk asfiksia yang disebabkan oleh tumpuan tubuh dengan pengikat yang
melingkari leher, kekuatan konstriksi menjadi setidaknya bagian dari berat
tubuh. Hanging (pengantungan) adalah suatu keadaan di mana terjadi
kontriksi dari leher oleh alat penjerat yang ditimbulkan oleh berat
badanseluruh atau sebagian. Dengan demikian berarti alat penjerat bersifat
pasif, sedangkan berat badan bersifat aktif, sehingga terjadi kontriksi pada
leher.6
1). Mekanisme Kematian6
a) Iskemia otak akibat terhambatnya aliran darah
b) Syok karena terjadi reflex vagal,
c) Asfiksia
d) Kerusakan batang otak dan medulla spinalis Saluran udara tertutup
karena pangkal lidah terdorong keatas belakang, kearah dinding
posterior faring. Palatum mole dan uvula terdorong keatas, menekan
epiglottis sehingga menutup lubang faring.
1). Cara kematian6
a) Bunuh diri. Kejadian paling banyak dijumpai.
b) Pembunuhan. Biasanya sebelum digantung dibunuh lebih dahulu
dengan cara lain.
B. Penurunan Suhu
9. Seorang perempuan 39 tahun ditemukan meninggal di bak mandi kosnya.
Korban ditemukan terendam air. Dari pemeriksaan luar ditemukan buih pada
mulut dan hidung, terdapat resapan darah pada mata korban. Dari
pemeriksaan dalam didapatkan buih haus sepanjang tenggorokan. Yang
bukan termaksud faktor yang mempengaruhi cepat lambatnya penurunan
suhu.
A. Massa tubuh
B. Keadaan tubuh
C. Usia
D. Suhu ruangan
E. Penyebab kematian
Jawaban :
Faktor- faktor yang mempengaruhi cepat lambatnya kaku mayat :6
1) Faktor internal
a. Massa tubuh
b. Usia
c. Riwayat penyakit/Kondisi tubuh
d. Suhu internal jenazah
2) Faktor Eksternal
a. Suhu Sekitar
b. Ada tidaknya pakaian, jika tidak ada pakaian maka proses evaporasi
akan berlangsung dengan cepat
10. Jenazah laki-laki ditermukan tergeletak dilantai rumahnya. Polisi dan
keluarganya segera membawa jenazah tersebut ke rumah sakit forensik
untuk dilakukan visum. jika dari pemeriksaan didapatkan suhu rektel 32 oC,
berapa perkiraan waktu kematian.
A. 1 jam
B. 2 jam
C. 4 jam
D. 5 jam
E. 6 jam
Jawaban :
Dalam menentukan waktu kematian berdasankan pengukuran suhu dapat
digunakan 2 formula, yaitu :6
a. Formula untuk suhu dalam Celsius
Post mortem interval (PMI) = 37OC – (Suhu rectal + 3)
Dalam soal didapatkan Suhu rectal = 32oC
PMI = 37OC – (Suhu rectal + 3)
PMI = 37 – (32+3)
PMI = 2 jam
b. Formula untuk suhu dalam Fahrenheit
98,6−Suhu rektal
Post mortem interval (PMI) =
1,5
11. Seorang jenazah laki-laki ditemukan tergeletak di trotoar. Pihak kepolisian
membawa jenzah lelaki tersebut ke rumah sakit dan membawa surat agar
dilakukan visum. Kemudian didapatkan salah satu pemeriksaan suhu tubuh
jenazah 36C. Pada kasus tersebut, bagaimana cara pemeriksaan suhu yang
paling efektif.
A. Rektal
B. Aksilar
C. Sublingual
D. perabaan
E. termometer tembak
Jawaban :
Lokasi pengukuran suhu juga bervariasi. Lokasi yang bisa dipilih adalah
rongga mulut, membran timpani, arteri pulmonal, aksila, rektum, esofagus,
dan saluran cerna. Namun, area permukaan tubuh yang paling mudah
diakses untuk pengukuran suhu dalam praktik sehari-hari adalah mulut, dahi,
telinga, dan aksila. Saat ini belum ada konsensus mengenai metode
pengukuran suhu tubuh yang terbaik.7
Dalam praktik klinis, terdapat tiga tipe suhu tubuh yang umum digunakan,
yakni suhu tubuh inti (core body temperature), suhu tubuh
permukaan (surface body temperature), dan suhu tubuh basal (basal body
temperature).7
1) Suhu Tubuh Inti, Core body temperature (CBT) lebih disukai untuk
mengevaluasi suhu tubuh fisiologis yang diperlukan agar fungsi tubuh
berlangsung normal. CBT merupakan suhu bagian dalam tubuh yang
dianggap paling mendekati suhu operasional organ dalam, seperti otak,
jantung, dan liver. Lokasi pengukuran CBT adalah rektum, esofagus,
saluran cerna, nasofaring, kandung kemih, uterus, dan arkus aorta. CBT
pada arkus aorta dianggap sebagai suhu tubuh yang paling akurat.
Namun, secara klinis, standar baku emas pemeriksaan CBT adalah suhu
pada rectum.
2) Suhu Tubuh Permukaan, Lokasi pengukuran surface body
temperature (SBT) yang umum digunakan adalah sublingual, aksila,
selangkangan, leher, telinga (membran timpani maupun saluran
auditorius eksternal), toraks, dahi, dan permukaan tubuh lainnya. SBT
biasanya lebih rendah daripada CBT, dengan selisih sekitar 0,5° Celsius.
Pengukuran SBT bersifat lebih mudah dan noninvasif tetapi lebih mudah
dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan. Kontak yang kurang tepat
antara permukaan tubuh dan termometer dapat menghasilkan suhu yang
tidak akurat akibat artefak. Minuman panas, minuman dingin, atau aliran
napas dapat memengaruhi suhu tubuh oral.
3) Suhu Tubuh Basal, Basal body temperature (BBT) merupakan suhu
tubuh dalam laju metabolik terendah, yang biasanya terjadi saat tidur.
BBT umum digunakan untuk mengevaluasi siklus menstruasi. Suhu
tubuh basal ini diukur secara sublingual pada pagi hari tepat setelah
bangun tidur, sebelum pasien melakukan aktivitas fisik apa pun.
12. Seorang anak laki-laki 13 tahun ditemukan meninggal di bawah jembatan.
Saat diperiksa suhu rectal jenazah 30oC. Dalam hal penurunan suhu terjadi
perubahan suhu yang signifikan setelah beberapa jam setelah kematian. Hal
yang dimaksud pada pernyataan tersebut adalah.
A. Kurva Z
B. Kurva sigmoid
C. Proses evaporasi
D. Pugilistik
E. Proses konduksi
Jawaban :
Setelah korban mati, metabolisme yang memproduksi panas terhenti,
sedangkan pengeluaran panas berlangsung terus sehingga suhu tubuh akan
turun menuju suhu udara atau medium disketiranya. Penurunan suhu pada
saat-saat pertama kematian sangat lamban karena masih adanya proses
gilogenolisis, tetapi beberapa saat kemudian suhu tubuh menurun dengan
cepat. Setelah mendekati suhu lingkungan penurunan suhu tubuh lambat lagi.
Penurunan suhu mayat akan terjadi setelah kematian dan berlanjut sampai
tercapainya suatu keadaan di mana suhu mayat sama dengan suhu
lingkungan. Panas yang dilepaskan melalui permukaan tubuh, dalam hal ini
kulit, adalah secara radiasi dan oleh karena tubuh terdiri dari berbagai lapisan
yang tidak homogen, maka lapisan yang berada di bawah kulit akan
menyalurkan panasnya ke arah kulit, sedangkan lapisan tersebur juga
menerima panas dari lapisan dibawahnya.8
13. Seorang wanita ditemukan tenggelam di sungai. Pihak kepolisian membawa
jenzah wanita tersebut ke rumah sakit dan membawa surat agar dilakukan
visum. Kemudian pemeriksaan luar dilakukan, didapatkan suhu jenazah 35C.
Saat ditemukan, wanita tersebut mengenakan pakaian tipis berupa baju tidur
dan tidak mengenakan pakaian dalam. Dari visum et repertum dan
penyelidikan diketahui bahwa wanita tersebut dibunuh oleh mantan pacarnya
dengan cara di tenggalamkan disungai. Apa mekanisme kematian pada kasus.
A. Tenggelam
B. Asfiksia
C. Masuknya cairan kesaluran nafas
D. Pembunuhan
E. Kekerasan
Jawaban :
Tenggelam adalah suatu bentuk dari sufokasi yang terjadi ketika korban
berada di bawah permukaan air ataupun cairan lain yang terhirup masuk ke
dalam saluran pernafasan dan alveoli pulmonal. Penyebab kematian pada 90%
dari kasus tenggelam adalah karena terjadi asfiksia yang disebabkan oleh
masuknya air ke dalam alveoli pulmonal dan bronkus serta keluarnya udara
dari paru-paru. Sekitar I sampai 2% dari kematian terjadi karena adanya
kolaps sirkulasi atau sinkope, yang disertai dengan syok pada imersi pada air
yang dingin, khususnya ketika korban dalam keadaan lemah atau sakit. Sekitar
8 atau 9% dari kasus tenggelam yang meninggal karena terjadinya kombinasi
dari asfiksia dan kolapsnya sirkulasi darah. Tenggelam hanya terjadi jika
mulut dan hidung dari korban tertutup oleh cairan tanpa terjadinya imersi pada
seluruh tubul. Pada peristiwa tenggelam (drowning). seluruh tubuh tidak harus
tenggelam di dalam air. Asalkan lubang hidung dan mulut berada di bawah
permukaan air maka hal itu sudah cukup memenuhi kriteria sebagai peristiwa
tenggelam. Berdasar pengertian tersebut maka peristiwa tenggelam tidak
hanya dapat terjadi di laut atau sungai tetapi dapat juga terjadi di dalam
wastafel atau ember berisi air.6
14. Jenazah perempuan 15 tahun di bawah oleh polisi ke RS forensic UHO untuk
dilakukan visum. Jenazah merupakan korban kekerasan dan pelaku
merupakan orangtua jenazah. Dari hasil pemeriksaan ditemukan kulit tampak
pucat, ujung kuku pucat, terdapat 2 buah luka robek di perut. Dari hasil
pemeriksaan dalam didapat pembuluh darah bedar dan jantung kosong, limfa
melisut, serta organ dalam pucat. Dalam kasus diatas berapa derajat
penurunan suhu terjadi setiap jamnya.
A. 0,9-1oC
B. 1-2oC
C. 0,5-0,9 oC
D. >2 oC
E. <1oC
Jawaban :
Perkiraan waktu kematian, setiap jamnya terjadi penurunan suhu sebanyak
0,9-1oC. hal ini terjadi akibat beberapa faktor yang mempengaruhi cepat
lambatnya terjadi penurunan suhu. Faktor- faktor yang mempengaruhi cepat
lambatnya kaku mayat :6
1) Faktor internal
e. Massa tubuh
f. Usia
g. Riwayat penyakit/Kondisi tubuh
h. Suhu internal jenazah
2) Faktor Eksternal
c. Suhu Sekitar
d. Ada tidaknya pakaian, jika tidak ada pakaian maka proses evaporasi
akan berlangsung dengan cepat
15. Seorang pria setengah baya ditemukan tergeletak di trotoar pasar. Diketahui
usia pria tersebut 70 tahun. Pihak kepolisian membawa jenzah wanita tersebut
ke rumah sakit dan membawa surat agar dilakukan visum. Kemudian
pemeriksaan luar dilakukan, didapatkan suhu jenazah 36C. Saat ditemukan,
lelaki tersebut mengenakan kemeja, celana jeans dan mengenakan pakaian
dalam lengkap. Diketahui pada saat itu suhu sekitar lingkungan 27C. Mengapa
pada orang tua terjadi penurunan suhu tubuh yang lebih cepat.
a. Karena cadangan glikogen yang lebih sedikit
b. Karena cadangan glikogen lebih tinggi
c. Masih ada metabolisme yang mengatur
d. Metabolisme tubuh telah berhenti
e. ATP semakin meningkat
Jawaban :
Penurunan suhu terjadi akibat berbedaan suhu jenazah dan suhu sekitar.
Penurunan suhu dengan kurva sigmoid/Z. pada awal kematian penurunan suhu
belum terjadi metabolisme masih berlangsung sehingga suhu masih ada dan
tubuh jenazah masih bias mempertahankan suhu tubuhnya. Namun saat
cadangan glikogen menurun atau habis maka penurunan suhu menjadi drastic
hamper mendekati suhu lungkungan dan akan datar hingga cadangan glikogen
habis. Selain itu, pada saat kematian, terjadi proses pemindahan panas dari
badan ke benda-benda di sekitar yang lebih dingin secara radiasi, konduksi,
evaporasi dan konveksi.10
Penurunan suhu badan dipengaruhi oleh:10
1) Suhu udara : makin besar perbedaan suhu udara dengan suhu tubuh
jenazah, maka penurunan suhu tubuh jenazah makin cepat
2) Pakaian : makin tebal pakaian makin lambat penurunan suhu jenazah
3) Aliran udara dan kelembapan : aliran udara mempercepat penurunan suhu
jenazah. Sedangkan udara yang lembab merupakan konduktor yang baik,
sehingga penurunan suhu lebih cepat
4) Keadaan tubuh korban : apabila tubuh korban gemuk, yang berarti
mengandung banyak jaringan lemak, maka penurunan suhu jenazah
lambat. Jika tubuh korban berotot sehingga permukaan tubuhnya relatif
lebih besar, maka penurunan suhu tubuh jenazah lebih lambat daripada
korba yang kurus
5) Aktifitas : apabila sesaat sebelum meninggal korban melakukan aktifitas
yang hebat, maka suhu tubuh waktu meninggal lebih tinggi
6) Sebab kematian : bila korban meninggal karena peradangan (sepsis), suhu
tubuh waktu meninggal malah meningkat
16. Seorang pria ditemukan meninggal akibat kebakaran di pusat grosir kota.
Pihak kepolisian membawa jenazah wanita tersebut ke rumah sakit dan
membawa surat agar dilakukan visum. Kemudian pemeriksaan luar dilakukan,
didapatkan suhu jenazah 40C. sebab kematian pada kasus diatas adalah.
A. Luka bakar
B. Asfiksia
C. Keracunan CO2
D. Dehidrasi
E. Trauma inhalasi
Jawaban :
Pada visum mati yang harus ditentukan oleh dokter adalah sebab dan
mekanisme kematian. Untuk cara kematian adalah tanggungjawab penyidik.
Sebab kematian adalah penyakit atau cedera/luka yang bertanggung jawab
atas terjadinya kematian. Mekanisme kematian adalah gangguan fisiologik
dan atau biokimiawi yang ditimbulkan oleh penyebab kematian sedemikian
rupa sehingga seseorang tidak dapat terus hidup.11
Luka bakar merupakan kerusakan kulit tubuh yang disebabkan oleh trauma
panas atau trauma dingin (frost bite). Penyebabnya adalah api, air panas,
listrik, kimia, radiasi dan trauma dingin (frost bite). Kerusakan ini dapat
menyertakan jaringan bawah kulit. Luka bakar akibat api sering
mengakibatkan trauma inhalasi.11
Keracunan gas Karbon Dioksida adalah keadaan darurat yang menyebabkan
asfiksia dan asidosis sehingga mengakibatkan gangguan metabolisme sel.
CO2 dianggap sebagai racun inhalasi yang potensial. Dalam keadaan berat
dapat terjadi kematian. Karbon dioksida akan menyebabkan asfiksia karena
berkurangnya jumlah oksigen di udara pernapasan dan proses ini pada tahap
awal akan dipercepat dengan adanya efek langsung CO2 pada pusat
pernapasan sehingga akan menyebabkan makin cepat dan dalamnya
pernapasan, sehingga tingkat keracunan perinhalasi tadi makin berat.12
17. Seorang bayi laki-laki ditemukan dalam keadaan terkubur, dari hasil
pemeriksaan disimpulkan bahwa bayi tersebut berusia 40 minggu dan sempat
hidup sebelum dikuburkan. Dari keterangan penyidik diketahui bahwa ibu
bayi mengubur bayi hidup-hidup karena malu akan anaknya. Pernyataan yang
benar terkait penyebab penurunan suhu tubuh pada kasus diatas adalah.
A. Terdapat perbedaan suhu tubuh dengan lingkungan
B. Tidak terdapat perbedaan suhu tubuh dengan lingkungan
C. Adanya metabolisme yang masih berjalan
D. Usia jenazah
E. Riwayat penyakit lain
Jawaban
Penurunan suhu terjadi akibat berbedaan suhu jenazah dan suhu sekitar. pada
awal kematian penurunan suhu belum terjadi metabolisme masih berlangsung
sehingga suhu masih ada dan tubuh jenazah masih bias mempertahankan suhu
tubuhnya. Namun saat cadangan glikogen menurun atau habis maka
penurunan suhu menjadi drastic hamper mendekati suhu lungkungan dan akan
datar hingga cadangan glikogen habis. Selain itu, pada saat kematian, terjadi
proses pemindahan panas dari badan ke benda-benda di sekitar yang lebih
dingin secara radiasi, konduksi, evaporasi dan konveksi.10
Penurunan suhu badan dipengaruhi oleh:10
1) Suhu udara : makin besar perbedaan suhu udara dengan suhu tubuh
jenazah, maka penurunan suhu tubuh jenazah makin cepat
2) Pakaian : makin tebal pakaian makin lambat penurunan suhu jenazah
3) Aliran udara dan kelembapan : aliran udara mempercepat penurunan suhu
jenazah. Sedangkan udara yang lembab merupakan konduktor yang baik,
sehingga penurunan suhu lebih cepat
4) Keadaan tubuh korban : apabila tubuh korban gemuk, yang berarti
mengandung banyak jaringan lemak, maka penurunan suhu jenazah
lambat. Jika tubuh korban berotot sehingga permukaan tubuhnya relatif
lebih besar, maka penurunan suhu tubuh jenazah lebih lambat daripada
korba yang kurus
5) Aktifitas : apabila sesaat sebelum meninggal korban melakukan aktifitas
yang hebat, maka suhu tubuh waktu meninggal lebih tinggi
6) Sebab kematian : bila korban meninggal karena peradangan (sepsis), suhu
tubuh waktu meninggal malah meningkat

C. Etika Klinis (Contextual Feature)


18. Tn. Fahmi datang berobat ke klinik dokter bedah urologi untuk berobat. Saat
dilakukan pemeriksaan dokter menyarankan untuk melakukan operasi
dikarenakan penyakit yang dideritanya mengarah ke keganasan. Namun ia
tidak memiliki uang yang cukup untuk melakukan operasi tersebut sehingga
menolak untuk dioperasi. Yang termaksud dibawah ini merupakan faktor-
faktor dalam etika klinis Contextual Feature adalah kecuali.
A. keluarga
B. agama
C. ekonomi
D. kelembagaan
E. kependudukan
Jawaban :
Contextual features  menyangkut aspek non medis yang mempengaruhi
pembuatan keputusan membahas tentang bagaimana faktor-faktor
professional, keluarga, agama, keuangan, hukum, dan kelembagaan
mempengaruhi keputusan klinis. Faktor-faktor ini adalah keadaan di mana
kasus klinis terjadi. Walaupun teika klinis berfokus pada medical
indications, patient  patient preference preference, dan quality of life pada
kasus perawatan pasien tertentu, keputusan medis bukan hanya pilihan
individu oleh dua agen otonom (dokter dan pasien), tapi pilihan yang
dipengaruhi dan dibatasi oleh keadaan di tempat terjadinya.13
19. Seorang pasien ingin berobat dan mengatakan mau suntik dokter memeriksa
dan menjelaskan pasien tidak perlu suntik, hanya perlu vitamin tapi pasien
menolak dikarenakan kalau belum suntik rasanya pasien belum kedokter,
kemudian dokter tidak memberikan injeksi kepada pasien dan hanya
memberikan vitamin. pasien merasa tidak puas. Asas yang termaksud dalam
kasus diatas adalah.
A. Medical Indication
B. Patient Preferrence
C. Quality of Life
D. Contextual Features
E. Autonomy
Jawaban
Menurut Jonsen, Siegler dan Winslade (2002) kaidah etik yang digunakan
yakni :13
1) Medical Indication, terkait prosedur diagnostik dan terapi yang sesuai 
dari sisi etik kaidah yang digunakan adalah beneficence dan
nonmaleficence.
2) Patient Preferrence, terkait nilai dan penilaian pasien tentang manfaat
dan beban yang akan diterimanya  cerminan kaidah otonomi.
3) Quality of Life, aktualisasi salah satu tujuan kedokteran :memperbaiki,
menjaga atau meningkatkan kualitas hidup insani  terkait dengan
beneficence, nonmaleficence & otonomi
4) Contextual Features,  menyangkut aspek non medis yang
mempengaruhi pembuatan keputusan, seperti faktor keluarga, ekonomi,
budaya kaidah terkait justice
20. Seorang wanita 62 tahun, diantar ke praktik dokter ingin minta surat rujukan
agar bisa berobat kerumah sakit tipe A. 30 menit kemudian datang pasien
peerempuan berusia 30 tahun ke dokter yang sama untuk meminta surat
rujukan, namun saat memberikan inform consent dokter hanya memberikan
penjelasan kepada pasien kedua. Tindakan dokter menurut aspek kaidah etik
kedokteran termasuk dalam.
A. Medical Indication
B. Patient Preferrence
C. Quality of Life
D. Contextual Features
E. Autonomy
Jawaban
Menurut Jonsen, Siegler dan Winslade (2002) kaidah etik yang digunakan
yakni :13
1) Medical Indication, terkait prosedur diagnostik dan terapi yang sesuai 
dari sisi etik kaidah yang digunakan adalah beneficence dan
nonmaleficence.
2) Patient Preferrence, terkait nilai dan penilaian pasien tentang manfaat
dan beban yang akan diterimanya  cerminan kaidah otonomi.
3) Quality of Life, aktualisasi salah satu tujuan kedokteran :memperbaiki,
menjaga atau meningkatkan kualitas hidup insani  terkait dengan
beneficence, nonmaleficence & otonomi
4) Contextual Features,  menyangkut aspek non medis yang mempengaruhi
pembuatan keputusan, seperti faktor keluarga, ekonomi, budaya kaidah
terkait justice
21. Pada sebuah otopsi jenazah yang digali dari kuburannya karena kematiannya
dianggap tidak wajar. Ditemukan tulang belulang lengkap, pada tulang
calvaria ditemukan lubang dan ditemukan peluru dalam rongga kepala. Anak
korban tersebut sebagai anak kandung ingin menanyakan penyebab kematian
ayahnya. Dokter menolak untuk menjelaskan diakibatkan sifat keraasian
VER. Tindakan dokter tersebut termaksud dalam kaidah etik
A. Medical Indication
B. Patient Preferrence
C. Quality of Life
D. Contextual Features
E. Autonomy
Jawaban
Menurut Jonsen, Siegler dan Winslade (2002) kaidah etik yang digunakan
yakni :13
1) Medical Indication, terkait prosedur diagnostik dan terapi yang sesuai 
dari sisi etik kaidah yang digunakan adalah beneficence dan
nonmaleficence.
2) Patient Preferrence, terkait nilai dan penilaian pasien tentang manfaat
dan beban yang akan diterimanya  cerminan kaidah otonomi.
3) Quality of Life, aktualisasi salah satu tujuan kedokteran memperbaiki,
menjaga atau meningkatkan kualitas hidup insani  terkait dengan
beneficence, nonmaleficence & otonomi
4) Contextual Features,  menyangkut aspek non medis yang mempengaruhi
pembuatan keputusan, seperti faktor keluarga, ekonomi, budaya kaidah
terkait justice
22. Seorang perempuan berusia 50 tahun datang kepada dokter bedah plastik
meminta agar dokter tersebut membuat hidungnya lebih mancung.
Ternyata hasil yang didapatkan sangat jauh dari harapan walaupun seluruh
anjuran dokter sudah dilakukan pasien. Berdasarkan kaidah etik
bagaimana tindakan dokter tersebut.
A. Medical Indication
B. Patient Preferrence
C. Quality of Life
D. Contextual Features
E. Autonomy
Jawaban
Menurut Jonsen, Siegler dan Winslade (2002) kaidah etik yang digunakan
yakni :13
1) Medical Indication, terkait prosedur diagnostik dan terapi yang sesuai 
dari sisi etik kaidah yang digunakan adalah beneficence dan
nonmaleficence.
2) Patient Preferrence, terkait nilai dan penilaian pasien tentang manfaat
dan beban yang akan diterimanya  cerminan kaidah otonomi.
3) Quality of Life, aktualisasi salah satu tujuan kedokteran memperbaiki,
menjaga atau meningkatkan kualitas hidup insani  terkait dengan
beneficence, nonmaleficence & otonomi
4) Contextual Features,  menyangkut aspek non medis yang mempengaruhi
pembuatan keputusan, seperti faktor keluarga, ekonomi, budaya kaidah
terkait justice
23. Dr. Ivon membuka praktek, setiap hari pasien diprakteknya sangat banyak
sehingga pasien harus mendaftar dan diberi nomor urut. Saat urutan no 2
masuk, tiba-tiba urutan pasien no 6 mengalami  penurunan kesadaran.
Sehingga dokter menduluankan pasien urutan 3. Apa kaidah dasar etik
dokter dalam kasus diatas.
A. Medical Indication
B. Patient Preferrence
C. Quality of Life
D. Contextual Features
E. Autonomy
Jawaban
Menurut Jonsen, Siegler dan Winslade (2002) kaidah etik yang digunakan
yakni :13
1) Medical Indication, terkait prosedur diagnostik dan terapi yang sesuai 
dari sisi etik kaidah yang digunakan adalah beneficence dan
nonmaleficence.
2) Patient Preferrence, terkait nilai dan penilaian pasien tentang manfaat
dan beban yang akan diterimanya  cerminan kaidah otonomi.
3) Quality of Life, aktualisasi salah satu tujuan kedokteran memperbaiki,
menjaga atau meningkatkan kualitas hidup insani  terkait dengan
beneficence, nonmaleficence & otonomi
4) Contextual Features,  menyangkut aspek non medis yang mempengaruhi
pembuatan keputusan, seperti faktor keluarga, ekonomi, budaya kaidah
terkait justice
24. Seorang perempuan 32 tahun datang konsultasi ke dokter yang merawatnya
setelah didiagnosa menderita tumor otak. Dokter yang merawatnya tidak
memberikan penjelasan  berkaitan dengan penyakit yang diderita tidak
secara keseluruhan kepada pasien dengan maksud untuk tidak menimbulkan
keresahan karena melihat kondisi pasien yang tidak stabil. Apakah asas etika
medis yang bertentangan dengan sikap dokter tersebut.
A. Medical Indication
B. Patient Preferrence
C. Quality of Life
D. Contextual Features
E. Autonomy
Jawaban
Menurut Jonsen, Siegler dan Winslade (2002) kaidah etik yang digunakan
yakni :13
1) Medical Indication, terkait prosedur diagnostik dan terapi yang sesuai 
dari sisi etik kaidah yang digunakan adalah beneficence dan
nonmaleficence.
2) Patient Preferrence, terkait nilai dan penilaian pasien tentang manfaat
dan beban yang akan diterimanya  cerminan kaidah otonomi.
3) Quality of Life, aktualisasi salah satu tujuan kedokteran memperbaiki,
menjaga atau meningkatkan kualitas hidup insani  terkait dengan
beneficence, nonmaleficence & otonomi
4) Contextual Features,  menyangkut aspek non medis yang mempengaruhi
pembuatan keputusan, seperti faktor keluarga, ekonomi, budaya kaidah
terkait justice
25. Pemerintah membagikan sumber daya alam pada beberapa daerah. Salah
satu daerah lebih membutuhkan dibandingkan daerah lain sehingga
pemerintah memberikan bagian yang lebih  pada daerah tersebut. isu kaidah
etik pada kasus tersebut adalah.
A. Medical Indication
B. Patient Preferrence
C. Quality of Life
D. Contextual Features
E. Autonomy
Jawaban
Menurut Jonsen, Siegler dan Winslade (2002) kaidah etik yang digunakan
yakni :13
1) Medical Indication, terkait prosedur diagnostik dan terapi yang sesuai 
dari sisi etik kaidah yang digunakan adalah beneficence dan
nonmaleficence.
2) Patient Preferrence, terkait nilai dan penilaian pasien tentang manfaat
dan beban yang akan diterimanya  cerminan kaidah otonomi.
3) Quality of Life, aktualisasi salah satu tujuan kedokteran memperbaiki,
menjaga atau meningkatkan kualitas hidup insani  terkait dengan
beneficence, nonmaleficence & otonomi
4) Contextual Features,  menyangkut aspek non medis yang mempengaruhi
pembuatan keputusan, seperti faktor keluarga, ekonomi, budaya kaidah
terkait justice
DAFTAR PUSTAKA

1. Sariningsih,R., A. Rukhyana, B. Susanti, H. 2018 Pengaruh Karoushi


Terhadap Perkembangan Sumber Daya Manusia di Jepang. Hal. 48
2. Chaer, M., T. 2015. Karoshi (Work To Death). Stit Islamiyah Karya
Pembangunan Paron, Ngawi. Hal. 158
3. Widiandari, A. 2015. Service Overtime Dan Karoshi : Konsekuensi Dari
Etos Kerja Jepang. Izumi Journal. Program Studi Bahasa Dan Sastra
Jepang, Universitas Diponegoro, Semarang. Volume 4, No 2. Hal 1-2
4. Yama, K., N. And Johnson, J., V. 1997. Karashi-Death From Overwork:
Occupational Health Consequences Of Japanese Production Management.
International Journal Of Health Services. Baywood Publishing Company,
Inc. Austin. Volume 27. Number 4.
5. Sukadiyant, 2017. Stress Dan Cara Menguranginya. Fik Universitas
Negeri Yogykarta. Hal. 58.
6. Abraham dkk, 2010. Asiksia dalam Buku Tanya jawab Ilmu Kedokteran
Forensik. Bagian Ilmu Kedokteran Forensic Dan Medikolegal. Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro. Semarang. Hal 16-19.
7. Nitiprodjo, A., H.Dan Maulana, A., M. 2018. Persepsi Tenaga Medis Dan
Paramedis Terhadap Pasien Meninggal Di Rs Pku Muhammadiyah
Gombong. Herb Medicine Journal. Fakultas Kedokteran, Universitas
Muhammadiyah Purwokerto. Volume 1, Nomor 2, Hal. 115-117.
8. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia. Nomor Hk.01.07/Menkes/555/2019
Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran. Tata Laksana Luka
Bakar.
9. Aziz, A., A. dan Sobaryati. 2020. Laporan Kasus: Tatalaksana pasien luka
bakar berat dengan trauma inhalasi di unit perawatan intensif. Jurnal
ilmiah widya kesehatan dan lingkungan. Fakultas kedokteran Universitas
Padjadjaran. Bandung. Vol 2. No.1.
10. Nugraha, D., T. 2013. Pengaruh Lama Waktu Kematian Terhadap
Kemampuan Pergerakan Silia Trakea Hewan Coba Post Mortem Yang
Diperiksa Pada Suhu Kamar Dan Suhu Dingin (Sebagai Metode
Penentuan Lamanya Waktu Kematian Dan Mempelajari Faktor Suhu
Yang Mempengaruhinya). Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran. Bandung. Hal 14
11. Iswara RAFW. 2019. Modul Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran
Forensik dan Medikolegal. Universitas Halu Oleo: Kendari.
12. Triantoro, N., A. Hendarto, W. 2015. Patofisiologi Dan Penatalaksanaan
Pada Keracunan Gas Karbon Dioksida. Fakultas Kedokteran Universitas
Islam Sultan Agung. Semarang. Hal 1-2.
13. Henky. 2018. Pelayanan Etika Klinis. JEKI Jurnal Etika Kedokteran
Indonesia. Departemen Kedokteran Forensik, Universitas Udayana. Vol 2
No. 2. Hal 17-19

Anda mungkin juga menyukai