Anda di halaman 1dari 31

Kelelahan Kerja dan Waktu

Istirahat

dr. Dwi Soelistyoningsih, M.


Biomed

Kelelahan
PENGERTIAN :
Secara fisiologis :
batas kemampuan otot dan sistem

persyarafan untuk bekerja


Merupakan mekanisme perlindungan tubuh

untuk menghindari kerusakan


Aneka keadaan yang disertai penurunan
efisiensi dan ketahanan dalam bekerja

PERUBAHAN PADA KELELAHAN


1. Tata kimia dalam otot (energi menurun dan
terjadi penimbunan sampah metabolisme)
2. Fungsi persyarafan :
rasa lelah
kelambatan waktu reaksi
daya persepsi menurun
kemauan kerja menurun

GEJALA KELAINAN OTOT


a) Tenaga untuk konsentrasi menurun
b) Waktu latent (waktu relaksasi dan
kontraksi) bertambah
c) Berkurangnya koordinasi gerakan otot
d) Tremor (gerakan dengan gemetar)

SISTEM PERSYARAFAN
Sistem

persyarafan
juga
mengalami
perubahan yaitu berkurangnya enzim-2
yang
menghambat
kerja
syaraf
(Acetylcholin dan cholinesterase) =>
kelelahan kronis : sakit kepala, sulit tidur,
tidak suka makan, badan lemah dan lesu.

Tipe-tipe kelelahan
Lelah otot.

Otot menerima beban yang berlebihan

Lelah visual.
Mata

yang berkonsentrasi terus-menerus


pada suatu obyek. Misal komputer, cahaya
yang terlalu kuat yang mengenai mata juga
akan bisa menimbulkan gejala yang sama.

Lelah mental
Bukan aktivitas fisik, melainkan kerja mental

(berpikir) lelah otak.

Lelah monotonis.
Disebabkan oleh aktivitas kerja yang bersifat

rutin, monoton atau lingkungan kerja yang


menjemukan.

Kelelahan dapat dikurangi


dengan
Kepemimpinan

=> motivasi, semangat


kerja, keahlian, ketrampilan dan efisiensi
atas dasar kemampuan.
Perhatian
terhadap
keluarga
=>
mengurangi permasalahan keluarga.
Pengorganisasian
kerja
=>
istirahat,
rekreasi, variasi kerja, volume kerja yg
sesuai, mengurangi kerja otot statis dll.
Peningkatan kesejahteraan dan kesehatan
naker.

PENYEBAB KELELAHAN
1) Lingkungan kerja
2) Intensitas & lamanya waktu kerja fisik &
mental
3) Permasalahan fisik tubuh, tanggungjawab, kekhawatiran atau konflik
4) Rasa nyeri dan penyakit
5) Nutrisi
6) Monoton

CARA MENGATASI
KELELAHAN
Sesuai kapasitas kerja fisik & mental
Desain ulang station kerja & lingkungan

kerja
Sikap kerja yang alami
Kerja lebih dinamis dan bervariasi
Reorganisasi kerja
Kebutuhan kalori seimbang
Penambahan jam istirahat pendek dan
pemberian snack

UJI KELELAHAN
1) Test waktu reaksi : start reaksi ,
pemanjangan waktu reaksi menandakan
kelelahan
2) Flicker Fusion Test (test kecepatan
persepsi cahaya) :
subyek yg diteliti melihat sumber cahaya dg

frek. 0,5-6 Hz,


kemudian frek. kedipnya ditingkatkan sampai
subyek merasakan cahaya berkedip seperti
garis lurus, maka dianggap lelah

3) Elektro Encephalograms :
mengukur gelombang getaran di dalam

otak.
Gejala : rasa lelah, letih, lesu, lemah (4L),
mengantuk, motivasi kerja menurun, rasa
pesimis

4) Tes koordinasi dan efisiensi gerakan fisik


tes gerakan jari-2 tangan, test koordinasi

mata dan tangan

Organisasi kerja menyangkut waktu kerja,

waktu istirahat, shift kerja, kerja lembur,


sistem kerjaharian/borongan, masuk kerja,
sistem
pengupahan,
insentif
dapat
berpengaruh terhadap produktivitas.
Jam kerja yg berlebihan, kerja lembur di
luar batas kemampuan akan mempercepat
kelelahan,
menurunkan
ketepatan,
kecepatan dan ketelitian kerja, tubuh perlu
keseimbangan yg ritmis antara asupan
energi & istirahat

JAM KERJA
Jam Kerja dalah waktu untuk melakukan

pekerjaan, dapat dilaksanakan siang hari


dan/atau malam hari.
Jam Kerja, waktu Istirahat kerja, waktu
lembur diatur dalam pasal 77 sampai pasal
85 Undang-Undang No.13 tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan.
Di beberapa perusahaan, jam kerja,waktu
istirahat dan lembur dicantumkan dalam
Perjanjian Kerja Bersama (PKB)

Peraturan Perusahaan ataupun Perjanjian

Kerja Bersama-lah yang mengatur


mengenai ketentuan panggilan kerja secara
tiba-tiba di hari libur. Syarat dari
pemanggilan kerja secara tiba-tiba ini
adalah :
Ada persetujuan pekerja/buruh yang

bersangkutan
Terdapat pekerjaan yang membahayakan
keselamatan perusahaan jika tidakcepat
diselesaikan.
Dalam penyelesaian pekerjaan yang sangat
penting bagi perusahaan dan

Pengaturan waktu kerja dan


istirahat
Mutlak disesuaikan dengan kapasitas kerja,

beban kerja, jenis pekerjaan, dan faktor


lingkungan
Jam kerja yang pendek tidak adekwat
Jam kerja yang panjang tidak efisien,
mempercepat
kelelahan,
menurunnya
ketelitian,
berkurangnya
kecepatan,
meningkatnya
angka
kesakitan
dan
kecelakaan
Ahli fisiologi merekomendasi bahwa kerja
optimal 8jam/hr atau 40 jam/mgg

Istirahat pendek dengan sedikit kudapan di

tengah-tengah 4 jam pertama dan kedua


menjamin output dipertahankan
Tujuan istirahat : mencegah terjadinya
kelelahan,
pemulihan/penyegaran
dan
memberi kesempatan waktu kontak sosial
& spiritual

JAM ISTIRAHAT
Jam

istirahat kerja adalah waktu untuk


pemulihan setelah melakukan pekerjaan
untuk waktu tertentu. Sudah merupakan
kewajiban
dari
perusahaan
untuk
memberikan
waktu
istirahat
kepada
pekerjanya.

Undang-Undang

mengenai Jam Istirahat

Kerja:
Setiap pekerja berhak atas istirahat antara

jam kerja dalam sehari, sekurang kurangnya


1/2 jam setelah bekerja 4 jam terus menerus
dan waktu istirahat tersebut tidak termasuk
jam
kerja
(Pasal
79
Undang-Undang
13/2003). Selain itu, pengusaha wajib
memberikan waktu secukupnya bagi pekerja
untuk melaksanakan ibadah (Pasal 80
Undang-Undang 13/2003).
Masa istirahat mingguan tidak boleh kurang
dari 1 (satu) hari setelah 6 (enam) hari kerja
atau tidak boleh kurang dari 2 (dua) hari

Macam-macam istirahat
1. Istirahat spontan :
istirahat pendek setelah pembebanan

2. Istirahat curian :
beban kerja tidak sesuai dengan

kemampuan kerja

3. Istirahat karena prosedur kerja


4.Istirahat yang ditetapkan atas
perundang-undangan yang berlaku

dasar

Jumlah hari kerja dalam


seminggu
Di Indonesia ada 2 sistem hari kerja (5 hr dan 6 hr

kerja
Untuk karyawan yang bekerja 6 hari dalam seminggu,
jam kerjanyaadalah 7 jam dalam 1 hari dan 40 jam
dalam 1 minggu. Sedangkan untuk karyawan dengan 5
hari kerja dalam 1 minggu, kewajiban bekerja mereka
8 jam dalam 1 hari dan 40 jam dalam 1 minggu.
Sistem 5 hari kerja :
Keuntungannya : mempunyai 2 hr libur untuk aktivitas

sosial /rekreasi. Di Amerika produktivitas meningkat 1,516,1 %


Kerugiannya : jam kerja /hr lebih panjang sehingga
menjadi tidak efisien

SHIFT KERJA
Tayari and Smith (1997) menjelaskantentang definisi

shift kerja sebagai periode waktu 24 jam yang satu


atau kelompok orang dijadwalkan atau diatur untuk
bekerja di tempat kerja.
Oxford
Advanced
Learners
Dictionary
(2005)
mendefinisikan shift kerja sebagai suatu periode
waktu yang dikerjakan oleh sekompok pekerja yang
mulai bekerja ketika kelompok yang lain selesai
Menurut
Bhattacharya
dan
McGlothlin
(1996)
definisishiftkerja yang mendasar adalahwaktudari
sehari seorang pekerja harus berada di tempat kerja.
Dengan definisi ini, semua pekerja yang dijadwalkan
berada di tempat kerja secara teratur, termasuk
pekerjasianghari, adalahpekerja shift

Monk dan Folkard dalam Silaban dalam

Wijayanti (2005) mengkategorikan 3 jenis


sistem shift kerja, yaitu :
shift permanen,
sistem rotasi cepat
sistem rotasi shift lambat.

Secara umum, kinerja kerja shift dipengaruhi oleh


kombinasi dari faktor-faktor berikut:
a.Tipe pekerjaan. Pekerjaaan yang menuntut secara
mental (seperti inspeksi dan kontrol kualitas)
memerlukan kesabaran dan kehati-hatian. Pekerja shift
mungkin akan kekurangan dua hal tersebut.
b.Tipe sistem shift. Gangguan irama tubuh (circadian
rhythms) dapat menimbulkan kerugian terhadap
kemampuan fisik dan mental pekerja shift, khususnya
ketika perubahan shift kerja dan shift malam.
c.Tipe pekerja. Untuk contoh, pekerja yang telah berusia
tua memiliki kemampuan yang minimal untuk untuk
menstabilkan irama tubuh ketika perubahan shift kerja.

Shift malam
Menurut ILO :
aktivitas

kerja yg dilakukan malam hari


melebihi waktu antara jam 23.00 dan jam
05.00

Kerja

malam hari menurut ahli fisiologi


tidak ergonomis
Demi efisiensi mesin dan SDM untuk
meningkatkan produksi dalam mencapai
profit yang tinggi

Pekerja yg tidak diperkenankan shift malam

1. Mengalami inversi fluktuasi temperatur


tubuh
2. Mempunyai kelainan/penyakit seperti :
insomnia, epilepsi, diabetus mellitus, gastritis

3. Tidak bisa beradaptasi (38%), 62 %


dapat beradaptasi : 1-3 hr (27%), 4-6
hr(12%), > 6 hr (23%)

Masalah yang timbul pada pekerja shift

malam:
1. Gangguan tidur
2. Gangguan sistem pencernaan makanan
3. Gangguan kehidupan sosial
4. Gangguan mental, berupa keluhan 64 %
pekerja malam dan 25 % pekerja siang
5. Pekerja lebih produktif pada shift siang
daripada shift malam
6. Pekerja membuat sedikit kesalahan
dan kecelakaan pada shift siang daripada
shift malam.

Kerja lembur
Waktu kerja lembur adalah waktu kerja yang

melebihi 7 jam sehari untuk 6 hari kerja dan 40


jam dalam seminggu atau 8 jam sehari untuk 8
hari kerja dan 40 jam dalam seminggu atau
waktu kerja pada hari istirahat mingguan dan
atau pada hari libur resmi yang ditetapkan
Pemerintah (Pasal 1 ayat 1 Peraturan Menteri
no.102/MEN/VI/2004).
Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan
paling banyak 3 jam/hari dan 14 jam dalam 1
minggu diluar istirahat mingguan atau hari
libur resmi.

1. Kurang produktif dan tidak efisien,


memberikan
hasil
yang
kurang
memuaskan
2. Untuk menghindari kerja lembur, hal-2
yang perlu diperhatikan :
a. Pengorganisasian kerja
b. Memperbaiki desain alat dan mesin
c. Pemberian insentif dan promosi
d. Pemberian motivasi & human relation

Syarat kerja lembur


a.Naker sehat menurut pemeriksaan dokter
b.Jumlah jam kerja tidak melebihi 50
jam/mgg termasuk jam lemburnya
c.Tidak terdapat bahan kimia/bahan lain yg
berbahaya
d. Bukan pada pekerja tua
e. Makanan tambahan cukup
f. Kendaraan antar jemput

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai