Anda di halaman 1dari 23

PROSEDUR FATIQUE MANAGEMENT

Definisi kelelahan :
1. Levy (1990) mengutarakan bahwa kelelahan kerja masih merupakan misteri dunia
kedokteran modern, penuh kekaburan dalam sebab musababnya serta pencegahannyapun
belum terungkap secara jelas.
2. Rizeddin (2000): kelelahan menurunkan kapasitas kerja dan ketahanan kerja yang ditandai
oleh sensasi lelah, motivasi menurun, aktivitas menurun.
3. Keadaan yang ditandai oleh adanya perasaan kelelahan kerja dan penurunan kesiagaan.
4. Keadaan pada saraf sentral sistimik akibat aktivitas yang berkepanjangan dan secara
fundamental dikontrol oleh sistim aktivasi dan sistim inhibisi batang otak.
5. Merupakan fanomena kompleks yang disebabkan oleh faktor biologi pada proses kerja dan
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
6. Merupakan kriteria lengkap tidak hanya menyangkut kelelahan fisik dan psikis tetapi lebih
banyak kaitannya dengan adanya penurunan kinerja fisik, adanya perasaan lelah, penurunan
motivasi, dan penurunan produktivitas kerja.
7. Adalah respon total terhadap stres psikososial yang dialami dalam satu periode waktu
tertentu dan cenderung menurunkan motivasi dan prestasi kerja.

Fakta-fakta tentang kelelahan kerja :


1. Setiap hari dijumpai dalam kehidupan kerja lebih dari 65% pasien yang datang ke Poliklinik
Perusahaan menderita fatigue
2. Kennedy (1987) : 24% orang dewasa yang datang ke poliklinik menderita kelelahan (USA)
3. Kelelahan kerja diderita oleh 25% tenaga kerja wanita, 20% tenaga kerja laki-laki. (England)
4. Kelelahan kerja memperlambat waktu reaksi, merasa lelah ada penurunan aktivitas dan
kesulitan mengambil keputusan disamping gejala lain
5. Kelelahan dapat meningkatkan error operator atau pelanggaran saat kerja. Hal ini merupakan
penyebab utama terjadinya kecelakaan.
6. Fokus terhadap sistem kontrol jam kerja yang berlebihan, terutama untuk staf yang berada
dalam kerja yang berbahaya harus ditingkatkan. Kelelahan harus diatur seperti halnya
bahaya lainnya.
7. Tugas legal atasan untuk mengatur resiko kelelahan, terlepas dari keinginan individual
pekerja untuk bekerja lembur.
8. Pihak manajemen dapat mengubah jam kerja yang membutuhkan pengawasan dan beresiko
tinggi.

Faktor penyebab kelelahan kerja berkaitan dengan banyak hal yaitu :


1. Penyebab medis: flu, anemia, gangguan tidur, hypothyroidism, hepatitis, TBC, dan penyakit
kronis lainnya.
2. Penyebab yang berkaitan dengan gaya hidup: kurang tidur, terlalu banyak tidur, alkohol dan
miras, diet yang buruk, kurangnya olahraga, gizi, daya tahan tubuh, circadian rhythm.
3. Penyebab yang berkaitan dengan tempat kerja: kerja shift, pelatihan tempat kerja yang
buruk, stress di tempat kerja, pengangguran, workaholics, suhu ruang kerja, penyinaran,
kebisingan, monotoni pekerjaan dan kebosanan, beban kerja.
4. Faktor psikologis: depresi, kecemasan dan stress, kesedihan.
5. Beberapa faktor yang mempengaruhi: intensitas dan durasi kerja fisik dan mental, monotoni,
iklim kerja, penerangan, kebisingan, tanggung jawab, kecemasan, konflik-konflik, penyakit
keluhan sakit dan nutrisi (ILO, 1983 dan Grandjean, 1985)

Jenis Kelelahan
1. Proses terjadinya pada otot : kelelahan umum dan otot
2. Waktu terjadinya: akut dan kronis
3. Penyebabnya : faktor-faktor nonfisik (psikososial) dan lingkungan fisik

Perubahan Fisiologis Akibat Kelelahan kerja


Mekanisme prinsip tubuh mencakup sistem sirkulasi, sistem pencemaan, sistem otot, sistem saraf
dan sistem pemafasan. Kerja fisik yang terus menerus mempengaruhi mekanisme tersebut baik
sebagian maupun secara keseluruhan (Setyawati, 1994)

Gejala Kelelahan Kerja


Gilmer(1966) dan Cameron (1973) :
1. Menurun kesiagaan dan perhatian,
2. Penurunan dan hambatan persepsi,
3. Cara berpikir atau perbuatan anti sosial,
4. Tidak cocok dengan lingkungan.
5. Depresi, kurang tenaga, dan kehilangan inisiatif,
6. Gejala umum (sakit kepala, vertigo, gangguan fungsi paru dan jantung, kehilangan nafsu
makan, gangguan pencemaan, kecemasan, pembahan tingkah laku, kegelisahan, dan
kesukaran tidur

Akibat Kelelahan Kerja


1. Prestasi kerja yang menurun,
2. Fungsi fisiologis motorik dan neural yang menurun,
3. Badan terasa tidak enak,
4. Semangat kerja yang menurun (Bartley dan Chute, 1982)

Penanggulangan Kelelahan Kerja


1. Lingkungan kerja bebas dari zat berbahaya, penerangan memadai, sesuai dengan jenis
pekerjaan yang dihadapi, maupun pengaturan udara yang adekuat, bebas dari kebisingan,
getaran, serta ketidaknyamanan.
2. Waktu kerja diselingi istirahat pendek dan istirahat untuk makan.
3. Kesehatan umum dijaga dan dimonitor.
4. Pemberian gizi kerja yang memadai sesuai dengan jenis pekerjaan dan beban kerja.
5. Beban kerja berat tidak berlangsung terlalu lama.
6. Tempat tinggal diusahakan sedekat mungkin dengan tempat kerja, kalau perlu bagi tenaga
kerja dengan tempat tinggal jauh diusahakan transportasi dari perusahaan.
7. Pembinaan mental secara teratur dan berkala dalam rangka stabilitas kerja dan
kehidupannya.
8. Disediakaan fasilitas rekreasi, waktu rekreasi dan istirahat diolaksankan secara baik.
9. Cuti dan liburan diselenggarakan sebaik-baiknya.
10. Diberikan perhatian khusus pada kelompok tertentu seperti tenaga kerja beda usia, wanita
hamil dan menyusui, tenaga kerja dengan kerja gilir di malam hari, tenaga baru pindahan.
11. Mengusahakan tenaga kerja bebas alkohol dan obat berbahaya.

Oleh karena itu berikut kami aturkan beberapa prosedur mengenai Fatique Management :
1. Pengaturan pola jam kerja
Setiap pekerjaan wajib diatur antara waktu kerja dan waktu istirahat, sehingga pekerja
mendapatkan istirahat yang cukup sesuai dengan beban kerjanya
a. Pekerja 1 shift
Untuk pekerja 1 shit (siang) wajib mendapatkan 1 hari libur dalam kurun waktu 12
hari kerja berturut - turut
b. Pekerja 2 shift
Untuk pekerja yang bekerja 2 shift (Siang dan malam) wajib mendapatkan istirahat
1 hari dalam 6 hari kerja berturut – turut.
2. Pengaturan pola jam lembur
a. Setiap pekerja diperbolehkan lembur 3 jam dalam 1 hari kerja,
b. atau 14 jam lembur dalam 1 minggu kerja,
c. atau jika melebihi 6 jam lembur dalam 1 hari kerja, maka keesok
harinya pekerja tersebut diliburkan.
3. Nasi lembur diberikan pada saat :
a. Lembur pada jam siang
b. Lembur pada jam malam, melewati 2 jam lembur
c. Lembur melebihi 6 jam lembur diberikan 2 kali nasi lembur beserta
nutrisi tambahan seperti teh manis, kopi, susu atau kacang hijau.
4. Air minum diberikan pada saat :
a. Setiap hari pekerja bekerja
b. Musim panas
c. Pekerja bekerja berat seperti bongkar material secara manual, pekerjaan
beton (pengecoran) biasanya ditambah dengan air manis seperti teh atau susu.
5. Nutrisi tambahan (ekstra vooding) diberikan pada saat :
a. Sekurang-kurangnya diberikan kepada seluruh pekerja 2 kali dalam sebulan.
b. Pekerja bekerja berat seperti bongkar material secara manual, pekerjaan beton
(pengecoran)
c. Pekerja lembur melebihi 6 jam kerja dalam 1 hari kerja

Tanggal Revisi Dibuat Oleh : Diketahui Oleh :


PETUGAS SAFETY PIMPINAN PROYEK

Nama : Nama :

Anda mungkin juga menyukai