LEMBAR PENGESAHAN
DISIAPKAN
DIPERIKSA
DISETUJUI
PT KERETA CEPAT INDONESIA CHINA
1. TUJUAN
Tujuan prosedur ini untuk menetapkan pedoman dan kriteria umum untuk Program Pengelolaan
Keletihan Kerja yang spesifik untuk kebutuhan operasional PT KCIC.
2. RUANG LINGKUP
2.1. Standar ini membahas persyaratan minimum untuk pengelolaan Keletihan kerja yang akan
memberikan dampak bagi kesehatan dan kesiapan karyawan untuk bekerja.
2.2. Standar ini berlaku untuk:
2.2.1. Pihak Ketiga yang bekerja di area operasional PT KCIC.
2.2.2. Karyawan dan personel lain (termasuk karyawan sementara dan karyawan kontraktor),
tamu-tamu perusahaan, atau siapa saja yang bekerja dan/atau berada di lokasi kerja.
3. REFERENSI
3.1. Peraturan Pemerintah RI No. 50 tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (Elemen 6, Sub-Elemen 6.1).
3.2. Peraturan Menteri Perhubungan No 69 tahun 2018 tentang Sistem Manajemen Keselamatan
Perkeretaapian
3.3. Manual Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Keselamatan Perkeretaapian.
3.4. Kepmen Menteri Petambangan dan Energi RI No. 555K/26/M.PE/1995 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pertambangan Umum.
4. DEFINISI
4.1. K3KP adalah adalah singkatan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Keselamatan
Perkeretaapian
4.2. SMK3KP adalah adalah singkatan dari Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta
Keselamatan Perkeretaapian
4.3. Keletihan Kerja adalah kehilangan tenaga sementara untuk memberikan tanggapan terhadap
isyarat yang datangnya dari sensor penerima atau ujung organ penggerak melalui stimulasi
berkelanjutan. Tanda-tanda Keletihan Kerja termasuk kecapean meskipun setelah tidur, gangguan
psikologis, kehilangan tenaga dan ketidakmampuan untuk berkonsentrasi.
PT KERETA CEPAT INDONESIA CHINA
4.4. Pengelolaan Keletihan Kerja adalah suatu pendekatan sistematis untuk mengendalikan secara
efektif risiko-risiko akibat keletihan kerja.
5. TANGGUNG JAWAB
5.1 Kepala Divisi Risk, Quallity, Safety Management
5.1.1 Memastikan prosedur ini diterapkan di masing-masing unit kerja.
5.4.3 Memberitahukan pengawas jika mereka tidak berada dalam kondisi untuk dapat bekerja
dengan selamat, termasuk tidur yang tidak cukup sebelum datang ke tempat kerja.
6. URAIAN PROSEDUR
6.1. Persyaratan Umum
6.1.1. Pelatihan dan program kesadaran yang berkaitan dengan keletihan kerja yang bertujuan
untuk mendidik karyawan (termasuk istri/pasangan/keluarga mereka) mengenai tekanan
fisik dan mental akibat jadwal kerja, bekerja di ketinggian, dll. harus diterapkan.
a. Langkah pertama dalam proses pengelolaan risiko keletihan kerja adalah
memperoleh pemahaman tentang besaran masalah yang dialami akibat gilir kerja
yang diperpanjang, terutama untuk pekerja gilir kerja. Program sadar keletihan kerja
harus ditujukan untuk memastikan semua karyawan, kontraktor, pengawas garis
depan dan jajaran manajemen memahami arti dari keletihan kerja dan memiliki
pengetahuan yang cukup dalam mengelola keletihan kerja di area mereka.
PT KERETA CEPAT INDONESIA CHINA
b. Program pelatihan sadar keletihan kerja wajib diikuti oleh semua karyawan PT KCIC,
Perusahaan Mitra dan Kontraktor.
a) Untuk karyawan baru, pelatihan sadar keletihan kerja harus dilaksanakan pada
saat pelatihan orientasi.
b) Pelatihan sadar keletihan kerja harus dimasukkan dalam Program Pelatihan
Penyegaran Tahunan atau disegarkan sebagai topik tertentu setiap tahunnya.
c. Program sadar keletihan kerja tidak untuk menggantikan kebutuhan tambahan
program sadar /pelatihan tambahan sebagai hasil dari penilaian risiko yang berkaitan
dengan keletihan kerja yang harus juga dilaksanakan sebagai penerapan program
oleh masing-masing Unit kerja. Sebagai contoh, Unit kerja yang mensyaratkan
Pelatihan Defensive Driving, dll. harus menerapkan pelatihan ini sebagaimana
mestinya.
d. Sementara perilaku individual di luar kerja dapat memberikan pengaruh
terhadap keletihan kerja, ini tidak akan mengurangi kewajiban Unit kerja PT
KCIC/Perusahaan Mitra/Kontraktor untuk menanggulangi masalah secara konsisten
menggunakan prinsip pengelolaan risiko, termasuk hirarki kontrol.
6.1.2. Suatu pendekatan sistematis untuk mengidentifikasi dan menilai faktor-faktor risiko yang
berkaitan dengan keletihan kerja dan dan langkah-langkah untuk mengurangi risiko
terkait harus tersedia.
6.1.3. Suatu Program Pengelolaan Risiko Keletihan Kerja secara tertulis yang mencakup
informasi berikut harus dikembangkan:
a. Daftar tugas-tugas dan kegiatan, termasuk aktivitas di luar kerja, dimana risiko-risiko
yang berkaitan dengan keletihan kerja dapat muncul. Pertimbangkan gaya hidup dan
kebiasaan rutin baik di dalam dan di luar tempat kerja.
b. Identifikasi semua bahaya yang berkaitan dengan keletihan kerja:
a) Gunakan pendekatan sistematis untuk mengidentifikasi semua faktor risiko yang
berpotensi memberikan kontribusi kepada karyawan atau kelompok karyawan
yang mengalami keletihan kerja.
b) Konsultasikan dan libatkan karyawan serta personil K3KP dalam melakukan
proses ini.
c) Faktor-faktor risiko dapat diidentifikasi melalui:
PT KERETA CEPAT INDONESIA CHINA
b. Menuliskan daftar semua deviasi jam kerja dari standar yang ditetapkan (tunjukkan
yang disetujui oleh Manajemen dan/atau Pemerintah Indonesia).
c. Menuliskan daftar semua insiden dimana keletihan kerja telah ditentukan sebagai
faktor penyebab.
d. Masalah pelatihan atau komunikasi lain yang berhubungan dengan keletihan kerja
yang mungkin menarik bagi Manajemen.
6.2. Jam Kerja Karyawan
6.2.1. Tidak seorang karyawan pun diizinkan untuk bekerja lebih dari 350 (tiga ratus lima puluh)
jam per bulan.
6.2.2. Suatu mekanisme untuk merekam jadwal jam kerja dan jam kerja aktual (dari awal gilir
kerja sampai akhir gilir kerja) untuk setiap individual karyawan, dalam format yang dapat
diaudit harus dikembangkan.
6.3. Pertimbangan Terhadap Faktor Keletihan Kerja Yang Berpotensi Menyebabkan
Kecelakaan K3KP
6.3.1. Semua investigasi insiden harus mempertimbangkan potensi faktor-faktor keletihan
kerja dalam proses untuk menentukan faktor-faktor penyebab saat investigasi insiden
dilakukan.
6.3.2. Bila keletihan dianggap sebagai faktor penyebab suatu insiden, wawancara komprehensif
dengan karyawan yang terlibat mengenai keterkaitan keletihan kerja dengan gaya hidup
rutin, aktivitas, dll. harus dilaksanakan. (lihat Lampiran 1 – Contoh Pertanyaan
Wawancara)
7. DOKUMEN TERKAIT
HIRADC
8. LAMPIRAN
8.1. Lampiran 1 - Contoh Pertanyaan Wawancara