Anda di halaman 1dari 9

PT KERETA CEPAT INDONESIA CHINA

PROSEDUR FATIGUE MANAGEMENT

NO. DOKUMEN : PRC-SMK3-RQSM-KCIC-019


REVISI : 0
TANGGAL :

LEMBAR PENGESAHAN

URAIAN NAMA JABATAN TANGGAL TANDA TANGAN

DISIAPKAN

DIPERIKSA

DISETUJUI
PT KERETA CEPAT INDONESIA CHINA

PROSEDUR FATIGUE MANAGEMENT


:
Tanggal Revisi : 0
No. Dokumen : PRC-SMK3-RQSM-KCIC-019 Halaman : 1 dari 10

DAFTAR PENGESAHAN REVISI

Halaman Tanggal Revisi Reviewer


PT KERETA CEPAT INDONESIA CHINA

PROSEDUR FATIGUE MANAGEMENT


:
Tanggal Revisi : 0
No. Dokumen : PRC-SMK3-RQSM-KCIC-019 Halaman : 2 dari 10

1. TUJUAN
Tujuan prosedur ini untuk menetapkan pedoman dan kriteria umum untuk Program Pengelolaan
Keletihan Kerja yang spesifik untuk kebutuhan operasional PT KCIC.

2. RUANG LINGKUP
2.1. Standar ini membahas persyaratan minimum untuk pengelolaan Keletihan kerja yang akan
memberikan dampak bagi kesehatan dan kesiapan karyawan untuk bekerja.
2.2. Standar ini berlaku untuk:
2.2.1. Pihak Ketiga yang bekerja di area operasional PT KCIC.
2.2.2. Karyawan dan personel lain (termasuk karyawan sementara dan karyawan kontraktor),
tamu-tamu perusahaan, atau siapa saja yang bekerja dan/atau berada di lokasi kerja.

3. REFERENSI
3.1. Peraturan Pemerintah RI No. 50 tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (Elemen 6, Sub-Elemen 6.1).
3.2. Peraturan Menteri Perhubungan No 69 tahun 2018 tentang Sistem Manajemen Keselamatan
Perkeretaapian
3.3. Manual Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Keselamatan Perkeretaapian.
3.4. Kepmen Menteri Petambangan dan Energi RI No. 555K/26/M.PE/1995 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pertambangan Umum.

4. DEFINISI
4.1. K3KP adalah adalah singkatan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Keselamatan
Perkeretaapian
4.2. SMK3KP adalah adalah singkatan dari Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta
Keselamatan Perkeretaapian
4.3. Keletihan Kerja adalah kehilangan tenaga sementara untuk memberikan tanggapan terhadap
isyarat yang datangnya dari sensor penerima atau ujung organ penggerak melalui stimulasi
berkelanjutan. Tanda-tanda Keletihan Kerja termasuk kecapean meskipun setelah tidur, gangguan
psikologis, kehilangan tenaga dan ketidakmampuan untuk berkonsentrasi.
PT KERETA CEPAT INDONESIA CHINA

PROSEDUR FATIGUE MANAGEMENT


:
Tanggal Revisi : 0
No. Dokumen : PRC-SMK3-RQSM-KCIC-019 Halaman : 3 dari 10

4.4. Pengelolaan Keletihan Kerja adalah suatu pendekatan sistematis untuk mengendalikan secara
efektif risiko-risiko akibat keletihan kerja.

5. TANGGUNG JAWAB
5.1 Kepala Divisi Risk, Quallity, Safety Management
5.1.1 Memastikan prosedur ini diterapkan di masing-masing unit kerja.

5.2 Kepala Departmen SHES


5.2.1 Memastikan PT KCIC memiliki Standar Pengelolaan Keletihan Kerja untuk memastikan
program siap/sehat untuk bekerja diterapkan di area operasi PT KCIC, dan meninjau
standar ini paling kurang setiap 3 (tiga) tahun.
5.2.2 Menyediakan sumber daya untuk pemenuhan terhadap ketentuan yang dibuat untuk
program pengelolaan keletihan kerja di area operasi PT KCIC.

5.3 Kepala Departmen yang membidangi


5.3.1 Mengalokasikan sumber daya untuk penerapan yang efektif Program Pengelolaan
Keletihan Kerja di area tanggung jawab.
5.3.2 Mengidentifikasi risiko-risiko berkaitan dengan keletihan kerja, dan, apabila diperlukan,
menerapkan Program Pengelolaan Keletihan Kerja menggunakan pedoman yang
ditetapkan dalam standar ini. Hal ini termasuk:
a. Memastikan bahwa semua manajemen, staf pengawas dan karyawan dilatih secara
memadai dalam Program Pengelolaan Keletihan Kerja.
b. Memelihara dokumen dan rekam yang berkaitan dengan penerapan program
pengelolaan keletihan kerja di area tanggung jawab.

5.4 Karyawan dan Kontraktor


5.4.1 Memahami Program Pengelolaan Keletihan Kerja yang berkaitan dengan dirinya secara
individu dan bertanggung jawab untuk mengurangi keletihan yang tidak berkaitan
dengan kerja.
5.4.2 Datang ke tempat kerja dalam kondisi yang memungkinkan bagi karyawan tersebut
bekerja dengan selamat dan efisien.
PT KERETA CEPAT INDONESIA CHINA

PROSEDUR FATIGUE MANAGEMENT


:
Tanggal Revisi : 0
No. Dokumen : PRC-SMK3-RQSM-KCIC-019 Halaman : 4 dari 10

5.4.3 Memberitahukan pengawas jika mereka tidak berada dalam kondisi untuk dapat bekerja
dengan selamat, termasuk tidur yang tidak cukup sebelum datang ke tempat kerja.

5.5 Pengawas Pekerjaan


5.5.1 Memberikan saran K3KP kepada semua Unit kerja PT KCIC, Perusahaan Mitra dan
Kontraktor untuk memastikan mereka memenuhi tanggung jawab dan akuntabilitas
untuk penerapan standar ini.
5.5.2 Memberikan aktivitas oversight untuk memastikan bahwa semua pihak yang
berkepentingan memenuhi standar ini.

5.6 Kepala Departemen Human Capital


5.6.1 Melaksanakan Program Pelatihan Pengelolaan Keletihan Kerja yang komprehensif yang
mencakup persyaratan minimum seperti tertuang dalam standar ini.
5.6.2 Melaksanakan pelatihan yang berkaitan dengan Program Pengelolaan Keletihan Kerja. Ini
termasuk meninjau semua materi pelatihan dan kesadaran yang digunakan oleh Unit
kerja untuk memastikan konsistensi.
5.6.3 Memelihara dokumen dan rekam yang berkaitan dengan pelatihan pengelolaan
keletihan kerja.

6. URAIAN PROSEDUR
6.1. Persyaratan Umum
6.1.1. Pelatihan dan program kesadaran yang berkaitan dengan keletihan kerja yang bertujuan
untuk mendidik karyawan (termasuk istri/pasangan/keluarga mereka) mengenai tekanan
fisik dan mental akibat jadwal kerja, bekerja di ketinggian, dll. harus diterapkan.
a. Langkah pertama dalam proses pengelolaan risiko keletihan kerja adalah
memperoleh pemahaman tentang besaran masalah yang dialami akibat gilir kerja
yang diperpanjang, terutama untuk pekerja gilir kerja. Program sadar keletihan kerja
harus ditujukan untuk memastikan semua karyawan, kontraktor, pengawas garis
depan dan jajaran manajemen memahami arti dari keletihan kerja dan memiliki
pengetahuan yang cukup dalam mengelola keletihan kerja di area mereka.
PT KERETA CEPAT INDONESIA CHINA

PROSEDUR FATIGUE MANAGEMENT


:
Tanggal Revisi : 0
No. Dokumen : PRC-SMK3-RQSM-KCIC-019 Halaman : 5 dari 10

b. Program pelatihan sadar keletihan kerja wajib diikuti oleh semua karyawan PT KCIC,
Perusahaan Mitra dan Kontraktor.
a) Untuk karyawan baru, pelatihan sadar keletihan kerja harus dilaksanakan pada
saat pelatihan orientasi.
b) Pelatihan sadar keletihan kerja harus dimasukkan dalam Program Pelatihan
Penyegaran Tahunan atau disegarkan sebagai topik tertentu setiap tahunnya.
c. Program sadar keletihan kerja tidak untuk menggantikan kebutuhan tambahan
program sadar /pelatihan tambahan sebagai hasil dari penilaian risiko yang berkaitan
dengan keletihan kerja yang harus juga dilaksanakan sebagai penerapan program
oleh masing-masing Unit kerja. Sebagai contoh, Unit kerja yang mensyaratkan
Pelatihan Defensive Driving, dll. harus menerapkan pelatihan ini sebagaimana
mestinya.
d. Sementara perilaku individual di luar kerja dapat memberikan pengaruh
terhadap keletihan kerja, ini tidak akan mengurangi kewajiban Unit kerja PT
KCIC/Perusahaan Mitra/Kontraktor untuk menanggulangi masalah secara konsisten
menggunakan prinsip pengelolaan risiko, termasuk hirarki kontrol.
6.1.2. Suatu pendekatan sistematis untuk mengidentifikasi dan menilai faktor-faktor risiko yang
berkaitan dengan keletihan kerja dan dan langkah-langkah untuk mengurangi risiko
terkait harus tersedia.
6.1.3. Suatu Program Pengelolaan Risiko Keletihan Kerja secara tertulis yang mencakup
informasi berikut harus dikembangkan:
a. Daftar tugas-tugas dan kegiatan, termasuk aktivitas di luar kerja, dimana risiko-risiko
yang berkaitan dengan keletihan kerja dapat muncul. Pertimbangkan gaya hidup dan
kebiasaan rutin baik di dalam dan di luar tempat kerja.
b. Identifikasi semua bahaya yang berkaitan dengan keletihan kerja:
a) Gunakan pendekatan sistematis untuk mengidentifikasi semua faktor risiko yang
berpotensi memberikan kontribusi kepada karyawan atau kelompok karyawan
yang mengalami keletihan kerja.
b) Konsultasikan dan libatkan karyawan serta personil K3KP dalam melakukan
proses ini.
c) Faktor-faktor risiko dapat diidentifikasi melalui:
PT KERETA CEPAT INDONESIA CHINA

PROSEDUR FATIGUE MANAGEMENT


:
Tanggal Revisi : 0
No. Dokumen : PRC-SMK3-RQSM-KCIC-019 Halaman : 6 dari 10

1) Temuan-temuan dari kecelakaan atau investigasi insiden


2) Diskusi dengan karyawan
3) Survei karyawan atau pertanyaan-pertanyaan (questionnaires)
4) Inspeksi tempat kerja
5) Hasil temuan audit
d) Tabel berikut memberikan daftar garis besar kemungkinan faktor-faktor risiko
yang bisa berkaitan dengan terjadinya keletihan kerja.
Keadaan Lingkungan Terpapar kebisingan berkepanjangan

Getaran dari peralatan secara berkepanjangan


Kadar oksigen yang rendah (Ketinggian)
Perubahan temperatur yang ekstrim
Stimulasi eksternal yang tidak memadai
Bekerja terisolir
Tidak adanya identifikasi awal
Ventilasi yang buruk
Pergerakan kendaraan ringan
Tugas Memerlukan kerja fisik atau mental yang berlebihan
atau kurangtermasuk gilir kerja yang diperpanjang
Gilir kerja,
Pemanggilan personnel yang bertugas jaga (on call)
Tugas-tugas kritis K3KP
Memerlukan konsentrasi tinggi untuk waktu lama
Mencakup pengoperasian mesin-mesin atau pabrik/instalasi
Pengulangan
Bosan, monoton atau tugas yang tidak menantang
Durasi kerja atau jam kerja yang lama
Orang Tetap terjaga (tidak tidur) untuk waktu yang lama
Lainnya – masalah keluarga, sosial atau finansial
Baru saja menderita sakit atau cedera
Pekerjaan lain atau pekerjaan di luar

c. Menilai risiko-risiko yang berkaitan dengan bahaya-bahaya yang teridentifikasi;


a) Penilaian risiko harus mempertimbangkan kemungkinan cedera atau kerugian
kesehatan seseorang yang dapat terjadi, termasuk kerusakan pada
peralatan/fasilitas/layanan perusahaan.
b) Penilaian Risiko ini harus dilaksanakan menggunakan Matriks Penilaian Risiko PT
KCIC untuk setiap faktor risiko yang teridentifikasi.
d. Mengidentifikasi kontrol-kontrol risiko yang sesuai termasuk kerangka waktu
dan akuntabilitas dalam penerapannya.
PT KERETA CEPAT INDONESIA CHINA

PROSEDUR FATIGUE MANAGEMENT


:
Tanggal Revisi : 0
No. Dokumen : PRC-SMK3-RQSM-KCIC-019 Halaman : 7 dari 10

a) Setelah selesai dengan proses penilaian risiko, sekarang memungkinkan untuk


mengidentifikasi prioritas untuk mengembangkan cara penanganan risiko.
Penanganan risiko harus dikembangkan untuk setiap risiko yang diidentifikasi
dan dimasukkan dalam Program Pengelolaan Risiko Keletihan Kerja.
b) Strateginya akan berupa:
1) Penerapan Kebijakan suatu Roster
2) Penilaian semua roster untuk menentukan potensi-potensi yang
berkaitan dengan keletihan kerja.
3) Pelatihan wajib (bukan program sadar seperti disebutkan pada item 4.1 di
atas) tentang strategi Pengelolaan Keletihan Kerja
4) Penerapan kebijakan “Tidur Sejenak” dimana persyaratan operasional
mengizinkan hal ini sebagai pilihan yang praktis
5) Menilai kesigapan karyawan melalui cara yang obyektif sebelum mulai
dengan gilir kerja
6) Melaporkan metode penanganan tingkat kebisingan yang tidak sesuai di
tempat akomodasi/barak.
e. Mengevaluasi efektivitas penanggulangan risiko, setelah kontrol diterapkan.
Proses evaluasi meliputi:
a) Rencana audit kepatuhan
b) Inspeksi secara berkala oleh Pengawas Area dan/atau Representatif K3KP.
c) Kunjungan atau inspeksi K3KP oleh manajemen area
d) Umpan balik langsung dari karyawan, pengawas, dan/atau personel K3KP
e) Meninjau data statistik kecelakaan jika terdapat rekam/catatan yang memadai
yang memungkinkan dilakukannya analisis yang berarti.
6.1.4. Kampanye terjadwal yang ditargetkan kepada keluarga karyawan untuk meningkatkan
kesadaran anggota keluarga mengenai efek gilir kerja dan keletihan kerja harus
dipertimbangkan untuk diterapkan apabila memungkinkan.
6.1.5. Program Pengelolaan Risiko Keletihan Kerja harus ditinjau dan diperbarui secara
tahunan. Peninjauan ini harus termasuk, namun tidak terbatas pada, faktor-faktor
berikut:
a. Persentasi (%) karyawan yang dilatih dalam pengelolaan keletihan kerja
PT KERETA CEPAT INDONESIA CHINA

PROSEDUR FATIGUE MANAGEMENT


:
Tanggal Revisi : 0
No. Dokumen : PRC-SMK3-RQSM-KCIC-019 Halaman : 8 dari 10

b. Menuliskan daftar semua deviasi jam kerja dari standar yang ditetapkan (tunjukkan
yang disetujui oleh Manajemen dan/atau Pemerintah Indonesia).
c. Menuliskan daftar semua insiden dimana keletihan kerja telah ditentukan sebagai
faktor penyebab.
d. Masalah pelatihan atau komunikasi lain yang berhubungan dengan keletihan kerja
yang mungkin menarik bagi Manajemen.
6.2. Jam Kerja Karyawan
6.2.1. Tidak seorang karyawan pun diizinkan untuk bekerja lebih dari 350 (tiga ratus lima puluh)
jam per bulan.
6.2.2. Suatu mekanisme untuk merekam jadwal jam kerja dan jam kerja aktual (dari awal gilir
kerja sampai akhir gilir kerja) untuk setiap individual karyawan, dalam format yang dapat
diaudit harus dikembangkan.
6.3. Pertimbangan Terhadap Faktor Keletihan Kerja Yang Berpotensi Menyebabkan
Kecelakaan K3KP
6.3.1. Semua investigasi insiden harus mempertimbangkan potensi faktor-faktor keletihan
kerja dalam proses untuk menentukan faktor-faktor penyebab saat investigasi insiden
dilakukan.
6.3.2. Bila keletihan dianggap sebagai faktor penyebab suatu insiden, wawancara komprehensif
dengan karyawan yang terlibat mengenai keterkaitan keletihan kerja dengan gaya hidup
rutin, aktivitas, dll. harus dilaksanakan. (lihat Lampiran 1 – Contoh Pertanyaan
Wawancara)

7. DOKUMEN TERKAIT
HIRADC

8. LAMPIRAN
8.1. Lampiran 1 - Contoh Pertanyaan Wawancara

Anda mungkin juga menyukai