Peraturan K3
Pertambangan
Pasal 96
Pasal 140
Menteri melakukan pengawasan pengelolaan
usaha pertambangan oleh pemerintah provinsi,
kabupaten/kota sesuai kewenangan.
Pasal 141
Pengawasan dimaksud pasal 140 meliputi:
K3 Pertambangan
Pasal 3 Syarat-Syarat K2
Mencegah dan mengurangi kecelakaan,
bahaya peledakan, dan memadamkan
kebakaran
Kesempatan penyelamatan pada waktu
kebakaran atau kejadian berbahaya yang
lainnya.
Memberi pertolongan pada kecelakaan
Mencegah dan mengendalikan penyakit akibat
kerja. Dll
bet t er ener gy, bright er fut ur e Berau Coal
Berau Coal Brand
Brand Pr
Presentation
esentation
better energy, brighter future
UU NO.1 TH 1970, Lanjutan
Pasal 9 – (1)
Pengurus Wajib Menunjukan & Menjelaskan:
• Kondisi dan bahaya dalam tempat kerja
• Pengaman & alat pelindung dlm tpt kerja
• APD bagi pekerja itu sendiri
• Cara-cara & sikap aman dalam bewerja
Sesuai Petunjuk
Pengawas/Ahli Keselamatan Kerja
bet t er ener gy, bright er fut ur e Berau Coal
Berau Coal Brand
Brand Pr
Presentation
esentation
better energy, brighter future
PP NO. 19 TH 1973
Pertambangan penting bagi ekonomi nasional &
pertahanan negara. Pengaturan lebih lanjut pengawasan
K2 bidang pertambangan sebagaimana dlm Psl 16 UU
No.: 44 Prp. Th 1960 & Psl 29 UU No.: 11 Th 1967 perlu;
UU No.: 1 Th 1970 mengatur K2 secara umum termasuk
bidang pertambangan yg menjadi tugas dan tanggung
jawab Menakertransko
Usaha pertambangan terus menerus, butuh peralatan
khusus, bahaya & kecelakaan begitu besar dan khas
serta perlu pengawasan K2 yg lebih effisien dan effektif
Dep. Peretambangan punya Personil & Peralatan Khusus
untuk Pengawasan K3 Pertambangan
bet t er ener gy, bright er fut ur e
better energy, brighter future
Berau Coal
Berau Coal Brand
Brand Pr
Presentation
esentation 16
PP NO. 19 TH 1973 lanjutan
Pasal 1:
Pengaturan K2 Pertambangan dalam UU No. 44 Prp. Th
1960, UU No. 11 Th 1967, dan PP No.32 Th 1969 dgn
ditetapkan UU No. 1 Th 1970 dilakukan Oleh Menteri
Pertambangan
Pasal 2 :
Pengawasan K2 bidang Pertambangan oleh Menteri
Pertambangan berpedoman pada UU.No.1 & Peraturan
Pelaksanaannya
Pasal 3:
Menteri Pertambangan mengangkat Pejabat Pengawas K2
kerjasama dengan Pejabat K2 Depnakertransko
bet t er ener gy, bright er fut ur e Berau Coal
Berau Coal Brand
Brand Pr
Presentation
esentation
better energy, brighter future
PP NO. 19 TH 1973 lanjutan
Pasal 4:
Menteri Pertambangan secara berkala
melaporkan pelaksanaan Pengawasan dimaksud
Pasal 1, 2, & 3 kepada Menakertransko
Pasal 5 :
PP 19 Th 1973 tidak berlaku utk Ketel Uap
sebagaimana dimaksud Stoom Ordonantie 1930
( Sblt. 1930 Nomor 225).
Pasal 3;
PIT Menegakkan Peraturan Perundang-undangan
K3 & Lingkungan Pertambangan Umum
Pasal 6; Wewenang
• Memasuki Tempat Kegiatan Pertambangan setiap Saat
• Meminta bantuan Pemda atau Instansi Pemerintah yg
berkaitan
Pasal 7; Wewenang
• PIT Menghentikan/menutup sementara sebagian atau
seluruh kegiatan Usaha Pertambangan Umum
Pasal 2 ayat 2 :
“Sebagai Kepala Teknik hanya dapat ditunjuk orang-
orang yang telah menunjukkan bukti-bukti kepada
Kepala Inspeksi Tambang (KIT) bahwa mereka mampu
untuk memangku jabatan tersebut. KIT memberikan
surat keterangan untuk kepentingan ini.”
Pasal 2 ayat 3 :
“Apabila Kepala Teknik berhalangan atau tidak ada di
tempat harus menunjuk pejabat yang akan bertindak
sebagai wakil sementara.”
a. Teknis pertambangan;
b. konservasi Mineral dan Batubara;
c. keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan;
d. keselamatan operasi pertambangan;
e. Pengelolaan lingkungan hidup pertambangan,
Reklamasi, dan Pascatambang, serta Pascaoperasi;
dan
f. Pemanfaatan teknologi, kemampuan rekayasa,
rancang bangun, pengembangan, dan penerapan
teknologi pertambangan.
c. mengesahkan PJO;
a) ketentuan umum
i. pemegang IUP atau IUPK Eksplorasi mineral bukan logam dan
batuan melaksanakan kegiatan eksplorasi;
ii. eksplorasi pendahuluan untuk mineral bukan logam dan batuan
dapat melakukan prospeksi;
a) kajian air asam tambang paling kurang terdiri atas studi geokimia
batuan sebagai material berpotensi asam/Potentially Acid Forming
(PAF) dan material yang tidak berpotensi asam/Non Acid Forming
(NAF);
b) kajian air asam tambang meliputi permodelan sebaran material
PAF dan NAF serta volume tiap material dan metode penanganan
material PAF dan NAF;
c) studi geokimia batuan dimulai sejak kegiatan eksplorasi;
d) pengambilan sampel untuk studi geokimia batuan dilakukan
melalui pengeboran eksplorasi dan/atau geoteknik;