PENGAWAS OPERASIONAL
PERTAMA
PUSDIKLAT
MINERAL DAN BATUBARA
2013
Hak Cipta :
Bandung 40211
POP [Dasar-Dasar K3 dan KO]
SAMBUTAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
SAMBUTAN ...................................................................... 1
KATA PENGANTAR ......................................................... 3
DAFTAR ISI ...................................................................... 5
BAB I PENDAHULUAN ................................................... 7
A. LATAR BELAKANG .................................................. 7
B. DESKRIPSI MATERI ................................................ 8
C. TUJUAN PEMBELAJARAN ...................................... 8
D. MATERI POKOK ....................................................... 8
BAB II KESELAMATAN PERTAMBANGAN ................... 10
A. Filosofi dan Konsep Dasar Keselamatan
Pertambangan ......................................................... 10
B. Prinsip-prinsip K-3 dan KO Pertambangan ............. 10
C. Statistik Tambang ................................................... 11
D. Kecelakaan Tambang ............................................. 12
E. Kejadian Berbahaya : .............................................. 13
F. Penyebab Kecelakaan ............................................ 14
G. Latihan..................................................................... 19
H. Rangkuman ............................................................. 19
BAB III ALAT PELINDUNG DIRI (APD) ........................ 21
A. Penggunaan APD ................................................... 21
B. Jenis dan Fungsi APD ............................................. 22
C. Syarat-syarat APD .................................................. 22
D. Latihan..................................................................... 22
E. Rangkuman ............................................................. 22
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap kegiatan pertambangan merupakan suatu kegiatan
yang memiliki risiko tinggi terhadap kecelakaan, yang tidak
saja dapat mengakibatkan cederanya manusia tetapi juga
sering mengakibatkan kematian.
Perlu dipahami bahwa terjadinya kasus kecelakaan selalu
ada penyebabnya, adapun penyebab kecelakaan dapat
kita temukan melalui penyelidikan yang teliti dan akurat
untuk dilakukan tindakan pencegahannya. Karena setiap
terjadi kecelakaan akan mengakibatkan kerugian bagi
perusahaan yaitu kerugian tenaga kerja, kerugian
peralatan, kerugian material, kerugian biaya, dan
terhambatnya produksi.
Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu
mencapai sasaran produksi yang efektif dan efisien dengan
aman dan selamat, maka setiap kecelakaan harus dicegah
dengan cara melaksanakan atau menerapkan keselamatan
dan kesehatan kerja sebaik-baiknya sesuai dengan
prosedur dan peraturan/ketentuan yang berlaku, untuk itu
penerapan terhadap keselamatan pertambangan menjadi
kunci utama. Dengan demikian pengawas operasional
perlu memahami mengenai dasar-dasar terhadap
B. DESKRIPSI MATERI
Dalam mata pelajaran ini akan dibahas mengenaidasar-
dasar keselamatan dan kesehatan kerja, serta dasar-dasar
keselamatan operasi.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai mengikuti pembelajaran ini, peserta
diharapkan mampu memahami mengenai dasar-dasar
keselamatan dan kesehatan kerja, serta dasar-dasar
keselamatan operasi.
D. MATERI POKOK
1. Keselamatan Pertambangan
a. Filosofi dan konsep dasar keselamatan
pertambangan
b. Prinsip-prinsip K-3 dan KO pertambangan
c. Statistik kecelakaan
d. Kecelakaan tambang
e. Kejadian Berbahaya
f. Penyebab kecelakaan
2. Alat Pelindung Diri (APD)
a. Penggunaan APD
b. Jenis dan Fungsi APD
c. Syarat-syarat APD
3. Teori Kebakaran
a. Maksud dan tujuan penggolongan api
b. Teori segi tiga api (fire triangle)
c. Alat deteksi api
d. Tata cara pelaporan kebakaran
4. Program Pembinaan/ Penyuluhan K3 dan KO
BAB II
KESELAMATAN PERTAMBANGAN
Indikator Keberhasilan:
Dapat menjelaskan lingkup-lingkup terkait keselamatan
pertambangan, yang meliputi:
Prinsip K3 dan KO
Kecelakaan tambang berikut penyebabnya
Kejadian berbahaya
C. Statistik Tambang
Tujuan dan Manfaat Statistik Kecelakaaan :
Adalah sebagai tolak ukur pengukuran kinerja K3 dan KO
kegiatan pertambangan. Dimana bila tidak terjadi
kecelakaan, maka statistik kecelakaan dinilai berhasil,
begitu juga sebaliknya/
Indeks kecelakaan = I = FR x SR
D. Kecelakaan Tambang
Kecelakaan terdiri atas 2 (dua) jenis, yaitu sebagai berikut:
1. Kejadian (Incident) adalah suatu kejadian yang dapat
membahayakan manusia atau terhambatnya produksi,
hampir terjadi kecelakaan. Incident dapat menurunkan
efisiensi dari kegiatan produksi, seperti :
Bench yang longsor
Mesin pengangkat roboh atau terbalik
Gedung atau bangunan roboh
2. Kecelakaan (Accident) adalah suatu peristiwa yang
tidak diinginkan, terjadi dengan tiba-tiba, tidak
direncanakan, tidak terkendali yang disebabkan oleh
tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman yang
mengakibatkan luka fisik seseorang atau kerusakan
peralatan serta terganggunya kegiatan.
a. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi
pada pekerja/karyawan suatu perusahaan karena
adanya hubungan kerja.
b. Kecelakaan tambang adalah kecelakaan kerja
yang sesuai dengan Kepmen PE. Nomor
E. Kejadian Berbahaya :
Pengertian kejadian berbahaya mengacu pada Keputusan
Menteri Pertambangan dan Energi No. 555 K/26/MPE/1995
tentang K3 Pertambangan Umum adalah sebagai berikut:
F. Penyebab Kecelakaan
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecelakaan
tambang
Pada setiap kegiatan kerja di pertambangan terdapat
lima faktor yang saling berinteraksi yang bisa
merupakan sumber bahaya kecelakaan yang sering
disebut 4 M + 1 E yaitu:
a. Manusia (Man : pekerja, pengawas, pimpinan)
Apabila kurang kontrol, kurang peduli terhadap K3,
bisa melakukan tindakan tidak aman (unsafe act).
b. Peralatan (Machine)
G. Latihan
1. Jelakan prinsip K3 dan KO dalam pertambangan!
2. Jelakan perhitungan statistik kecelakaan tambang
berdasarkan tingkat kecelakaan!
3. Jelakan faktor yang menjadi sumber terjadinya
kecelakaan tambang!
4. Jelaskan mengenai biaya kecelakaan tambang!
H. Rangkuman
1. Statistik kecelakaan tambang berdasarkan tingkat
kecelakaan terdiri atas Tingkat kekerapan kecelakaan
(Frequency Rate = FR), Tingkat keparahan (Severity
Rate = SR), dan Indeks kecelakaan.
BAB III
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
Indikator Keberhasilan:
Dapat menjelaskan mengenai penggunaan, jenis-jenis
serta syarat-syarat dari APD.
A. Penggunaan APD
APD dipilih sebagai suatu langkah terakhir dalam
pengendalian bahaya.Pengandalian ini tidak efektif karena
ditujukan kepada pekerja dan bukan kepada hazard-nya.
Oleh karena itu, kesadaran pekerja menjadi salah satu hal
yang perlu diperhatikan mengingat mengatur pekerja lebih
sulit dibandingkan mengatur peralatan atau permesinan.
Pengendalian ini juga hanya berlaku perorangan, sehingga
semua pekerja harus menggunakan APD secara tepat.
APD yang digunakan pun harus sesuai standard.APD juga
dimanfaatkan untuk pengendalian bahaya tingkat pendek
(short-term exposure). Sebagai contoh pada suatu daerah
yang tingkat kebisingannya tinggi, dimana pekerja/
operator harus memasuki daerah tersebut untuk waktu
sesaat, alat pelindung telinga yang sesuai harus dipakai.
C. Syarat-syarat APD
Untuk dapat dipergunakan APD harus memenuhi berbagai
persyaratan sebagai berikut:
1. Enak dipakai
2. Melindungi sesuai fungsinya
3. Sesuai dengan standar
4. Jumlah kebutuhan APD
D. Latihan
1. Sebutkan jenis APD berikut fungsinya!
2. Sebutkan syarat-syarat yang harus ada dalam APD!
E. Rangkuman
1. APD dipilih sebagai suatu langkah terakhir dalam
pengendalian bahaya, pengendalian ini dianggap tidak
BAB IV
TEORI KEBAKARAN
Indikator Keberhasilan:
Dapat menjelaskan hal-hal terkait dengan kebakaran, yang
meliputi:
maksud dan tujuan penggolongan
definisi api, teori segitiga api, bagian-bagian api
jenis-jenis alat deteksi api
klasifikasi pemadam api
tindakan pengendalian
E. Latihan
1. Jelaskan teori segi tiga api!
2. Jelaskan mengenai jenis-jenis alat deteksi api!
3. Jelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pelaporan kebakaran!
F. Rangkuman
1. Kebakaran akan terjadi adanya 3 komponen yang
saling terkait yaitu panas, material, dan oksigen;
2. jenis-jenis alat deteksi api meliputi Alat deteksi panas
(Heat Detector), Alat deteksi uap (Smoke Detector), dan
Alat Deteksi Nyala (Flame Detector);
3. hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaporan
kebakaran meliputi emergency call, lokasi kebakaran,
apa yang terbakar, potensi kerugian, jalur evakuasi, dan
titik tempat berkumpul.
BAB V
PROGRAM PEMBINAAN/ PENYULUHAN K3 DAN KO
Indikator Keberhasilan
Dapat menjelaskan jenis-jenis program pembinaan/
penyuluhan keselamatan dan kesehatan kerja dan
keselamatan operasi.
A. Pembinaan K3 dan KO
Dalam rangka mencapai kondisi kerja, suasana kerja dan
lingkungan kerja yang aman yang diharapkan mampu
mencegah terjdinya kecelakaan pada kegiatan
pertambangan, maka perusahaan perlu membuat suatu
program pembinaan/ penyuluhan berkaitan dengan K3 dan
KO. Adapun jenis-jenis program pembinaan/ penyuluhan
tersebut, antara lain :
1. Pemberian pedoman
Pemberian pedoman kerja yang aman bagi bawahan,
misalnya:
a. Job Safety Analysis (JSA);
b. Prosedur Operasi Standar (SOP).
c. Penyediaan peralatan/ perlengkapan K-3.
2. Pemberian bimbingan
Pemberian bimbingan, supervisi dan konsultasi,
misalnya:
a. Memberikan safety induction;
b. Melaksanakan inspeksi;
c. Kampanye k-3
d. Mengikuti pertemuan K-3;
e. Melaksanakan safety talk.
3. Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan dan pelatihan yang perlu dilakukan
diantaranya adalah:
1) Penanganan bahaya-bahaya di tempat kerja;
2) Cara kerja yang aman.
B. Latihan
1. Sebutkan contoh program pembinaan dalam
bentuk pemberian pedoman!
2. Sebutkan contoh program pembinaan dalam
bentuk pemberian bimbingan!
3. Sebutkan contoh program pembinaan dalam
bentuk pendidikan dan pelatihan!
C. Rangkuman
1. Perusahaan perlu membuat suatu program
pembinaan/ penyuluhan K3 dan KO untuk
mencapai kondisi kerja, suasana kerja dan
lingkungan kerja yang aman.
2. Pemberian pedoman kerja dilakukan diantaranya
dengan JSA, SOP, penyediaan peralatan/
perlengkapan K-3;
BAB VI
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA