Anda di halaman 1dari 7

STANDAR KOMPETENSI KPO SAFETY

Item pemenuhan kompetensi KPO Safety mengacu pada Permen ESDM no 43 tahun 2016 Tentang Penetapan
Penetapan dan Pemberlakuan Standar Kompetensi Kerja Khusus Pengawas Operasional di Bidang
Pertambangan Mineral dan Batubara. Skema kompetensi ini digunakan sebagai acuan pada pelaksanaan
assesmen KPO Safety dan memastikan kompetensi pada jabatan pengawas di area kerja PT Berau Coal.

Judul Elemen
No Unit/Fungsi Kompetensi/Fungsi KUK
Utama Dasar
1.1.1 Ketentuan terkait keselamatan pertambangan di area
yang menjadi tanggung jawabnya dijelaskan sesuai
1.1 Menerapkan peraturan
dengan peraturan perundang-undangan.
perundang-undangan
1.1.2 Kewajiban Pengawas Operasional dijelaskan sesuai
tentang keselamatan
dengan peraturan perundang-undangan.
pertambangan
1.1.3 Upaya-upaya yang diperlukan dalam penerapan
khususnya yang
kewajiban Pengawas Operasional dijelaskan sesuai
berkaitan dengan tugas
dengan peraturan perundang-undangan.
dan tanggung
1.1.4 Ketentuan terkait keselamatan pertambangan di area
jawabnya
yang menjadi tanggung jawabnya dilaksanakan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan
1.2.1 Filosofi dasar keselamatan pertambangan dijelaskan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
1.2.2 Kriteria kecelakaan tambang dijelaskan sesuai dengan
peraturan perundangundangan. Penggolongan cidera
dijelaskan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Melaksanakan 1.2.3 Statistik kecelakaan tambang dijelaskan sesuai dengan
Peraturan peraturan perundangundangan.
Perundang- 1.2.4 Penyebab langsung kecelakaan dijelaskan sesuai
1 undangan dengan teori analisis penyebab kecelakaan.
terkait 1.2.5 Biaya kecelakaan dijelaskan sesuai dengan kriteria.
Keselamatan 1.2.6 Tata gerha (housekeeping) yang ada di lingkungan
Pertambangan kerjanya dijelaskan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
1.2 Menerapkan dasar-
1.2.7 Alat pelindung diri yang wajib digunakan di lingkungan
dasar keselamatan
kerjanya dijelaskan sesuai dengan potensi bahaya.
pertambangan
1.2.8 Penggolongan api dijelaskan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
1.2.9 Terjadinya api dijelaskan sesuai dengan teori.
1.2.10 Jenis-jenis alat deteksi api dijelaskan sesuai dengan
perkembangan teknologi.
1.2.11 Klasifikasi pemadam api dijelaskan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
1.2.12 Tindakan yang harus dilakukan jika terjadi kebakaran
dijelaskan sesuai dengan prosedur penanganan keadaan
darurat.
1.2.13 Laporan mengenai terjadinya kebakaran dijelaskan
sesuai dengan prosedur pelaporan keadaan darurat.
1.2.14 Prinsip pembinaan keselamatan dijelaskan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.

better energy, PT. Berau Coal Head Office: www.beraucoalenergy.co.id


brighter future Sinarmas MSIG Tower Lantai 8 Jl. Pemuda No. 40, Tanjung Redeb
Jln. Jend. Sudirman Kav. 21 RT 012 RW 001 Berau 77311, Kalimantan Timur, PO BOX 114
Kel. Karet, Kec. Setiabudi T +62554 23400
Jakarta 12920 Indonesia F +62554 23465
T +6221-80613737
F +6221-80613738
1.2.15 Prinsip-prinsip pertolongan pertama pada kecelakaan
(first aid) dijelaskan sesuai dengan teori penanganan
kecelakaan.
1.2.16 Izin kerja khusus (work permit) dijelaskan sesuai
dengan peraturan perundangundangan.
1.2.17 Tata gerha (housekeeping) yang ada di lingkungan
kerjanya dilaksanakan sesuai dengan Standard
Operating Procedure (SOP).
1.2.18 Bentuk pembinaan keselamatan pertambangan yang
ada di lingkungan kerjanya dijelaskan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
2.1.1 Tugas dan tanggung jawab terhadap keselamatan
2.1 Melaksanakan tugas
Melaksanakan pertambangan yang ada di area kerjanya dijelaskan
dan tanggung
Tugas dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
jawabnya mengenai
Tanggung 2.1.2 Fungsi dan peran sebagai pengawas operasional
keselamatan
Jawab dijelaskan sesuai dengan peraturan perundang-
pertambangan
Keselamatan undangan.
2
Pertambangan 2.2 Mengukur
pada Area pelaksanaan tugas dan 2.2.1 Parameter pengukuran dijelaskan sesuai dengan standar
yang Menjadi tanggung jawabnya perusahaan.
Tanggung pada area yang 2.2.2 Realisasi pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
Jawabnya menjadi tanggung dibandingkan dengan parameter pengukuran.
jawabnya
3.1.1 Rencana pertemuan keselamatan pertambangan (safety
meeting) dibuat sesuai dengan kondisi aktual.
3.1.2 Topik pertemuan keselamatan pertambangan ditentukan
sesuai dengan kebutuhan.
3.1 Menyiapkan
3.1.3 Peserta pertemuan keselamatan pertambangan
pertemuan
ditentukan sesuai dengan topik.
keselamatan
3.1.4 Materi pertemuan keselamatan pertambangan
pertambangan
ditentukan sesuai dengan topik.
terencana
3.1.5 Alat penunjang pertemuan keselamatan pertambangan
disiapkan sesuai dengan topik.
3.1.6 Metode presentasi ditentukan sesuai dengan topik.
Melaksanakan 3.1.7 Urutan pelaksanaan disiapkan sesuai dengan topik.
Pertemuan 3.2.1 Prinsip pertemuan keselamatan pertambangan
3 Keselamatan diterapkan sesuai dengan rencana yang telah disusun.
Pertambangan 3.2.2 Tahapan pelaksanaan pertemuan keselamatan
3.2 Melaksanakan
Terencana pertambangan dilakukan sesuai dengan rencana.
pertemuan
3.2.3 Topik pertemuan keselamatan pertambangan dijelaskan
keselamatan
sesuai dengan rencana.
pertambangan
3.2.4 Materi pertemuan keselamatan pertambangan
terencana
digunakan sesuai dengan topik.
3.2.5 Kesimpulan dibuat sesuai dengan hasil pertemuan
keselamatan pertambangan.
3.3 Mengevaluasi proses 3.3.1 Pembahasan dievaluasi sesuai dengan topik yang sudah
pelaksanaan pertemuan ditentukan.
keselamatan 3.3.2 Penggunaan alat bantu dan fasilitas ruangan dievaluasi
pertambangan sesuai dengan rencana. 3.3.3 Penggunaan waktu tiap
terencana urutan keg

better energy, PT. Berau Coal Head Office: www.beraucoalenergy.co.id


brighter future Sinarmas MSIG Tower Lantai 8 Jl. Pemuda No. 40, Tanjung Redeb
Jln. Jend. Sudirman Kav. 21 RT 012 RW 001 Berau 77311, Kalimantan Timur, PO BOX 114
Kel. Karet, Kec. Setiabudi T +62554 23400
Jakarta 12920 Indonesia F +62554 23465
T +6221-80613737
F +6221-80613738
3.4.1 Tenggat waktu tindak lanjut ditentukan sesuai dengan
rencana.
3.4.2 Penanggung jawab tindak lanjut ditentukan sesuai
dengan tugas masingmasing departemen.
3.4.3 Kesimpulan pertemuan didistribusikan kepada semua
3.4 Menindaklanjuti hasil peserta rapat sesuai dengan daftar hadir.
pelaksanaan pertemuan 3.4.4 Laporan pertemuan keselamatan pertambangan dibuat
keselamatan sesuai dengan hasil pelaksanaan.
pertambangan 3.4.5 Hasil pelaksanaan tindak lanjut dievaluasi sesuai
terencana dengan kesimpulan.
3.4.6 Hasil pertemuan keselamatan pertambangan
didokumentasikan sesuai dengan prosedur perusahaan.
3.4.7 Hasil tindak lanjut pertemuan keselamatan
pertambangan didokumentasikan sesuai dengan
prosedur perusahaan.
4.1.1 Peralatan investigasi disiapkan sesuai dengan Standard
Operating Procedure (SOP).
4.1.2 Kriteria kecelakaan tambang dijelaskan sesuai dengan
peraturan perundangundangan.
4.1.3 Prinsip penentuan faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya kecelakaan dijelaskan sesuai dengan
identifikasi bahaya dan penilaian risiko.
4.1.4 Prinsip-prinsip teori penyebab langsung kecelakaan
diterapkan sesuai dengan Standard Operating Procedure
(SOP). 4.1.5 Kriteria penentuan/penunjukan korban dan
4.1 Mempersiapkan
saksi dibuat sesuai dengan keterangan singkat
investigasi kecelakaan
kecelakaan.
4.1.6 Korban dan saksi ditentukan sesuai dengan keterangan
singkat kecelakaan.
4.1.7 Data cidera korban ditentukan sesuai dengan
keterangan dokter. 1.8 Prinsip pengendalian kecelakaan
dijelaskan (prakontak, kontak, pascakontak) sesuai
Melaksanakan
dengan rencana.
4 Investigasi
4.1.9 Prinsip pengendalian kecelakaan diterapkan (prakontak,
Kecelakaan
kontak, pascakontak) sesuai dengan Standard Operating
Procedure (SOP).
4.2.1 Prosedur pengamanan lokasi kecelakaan dibuat sesuai
dengan Standard Operating Procedure (SOP).
4.2.2 Metode pengumpulan data/bukti kecelakaan diterapkan
sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP).
4.2.3 Fakta-fakta di lokasi kecelakaan dicatat sesuai dengan
4.2 Melakukan
Standard Operating Procedure (SOP).
pemeriksaan lokasi
4.2.4 Gambar denah lokasi kecelakaan (alat, korban, dan
kecelakaan
saksi) dibuat sesuai dengan Standard Operating
Procedure (SOP).
4.2.5 Hasil pengumpulan data di lokasi kecelakaan
didokumentasikan sesuai dengan Standard Operating
Procedure (SOP).
4.3. Melakukan 4.3.1 Maksud dan tujuan wawancara disampaikan sesuai
wawancara terhadap dengan Standard Operating Procedure (SOP).
saksi 4.3.2 Teknik wawancara terhadap saksi kecelakaan

better energy, PT. Berau Coal Head Office: www.beraucoalenergy.co.id


brighter future Sinarmas MSIG Tower Lantai 8 Jl. Pemuda No. 40, Tanjung Redeb
Jln. Jend. Sudirman Kav. 21 RT 012 RW 001 Berau 77311, Kalimantan Timur, PO BOX 114
Kel. Karet, Kec. Setiabudi T +62554 23400
Jakarta 12920 Indonesia F +62554 23465
T +6221-80613737
F +6221-80613738
diterapkan sesuai dengan Standard Operating Procedure
(SOP).
4.3.3 Hasil wawancara didokumentasikan sesuai dengan
Standard Operating Procedure (SOP).
4.4.1 Data peralatan (hasil pengujian peralatan) dikumpulkan
4.4. Mengumpulkan data
sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP).
peralatan dan/atau
4.4.2 Data pendukung dikumpulkan sesuai dengan Standard
pendukung lainnya
Operating Procedure (SOP).
4.5.1 Data pendukung yang terkumpul dipisahkan
berdasarkan keterkaitannya dengan kecelakaan sesuai
4.5. Menganalisa data
dengan Standard Operating Procedure (SOP).
kecelakaan
4.5.2 Data kecelakaan dianalisis sesuai dengan teori analisis
penyebab terjadinya kecelakaan.
4.6.1 Jenis cedera ditentukan sesuai dengan peraturan
4.6. Menyimpulkan status perundang-undangan.
kecelakaan tambang 4.6.2 Status kecelakaan ditentukan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
4.7.1 Penyebab langsung kecelakaan ditentukan sesuai
dengan teori analisis penyebab terjadinya kecelakaan.
4.7. Menyimpulkan
4.7.2 Penyebab dasar kecelakaan yang mencakup kurang
penyebab kecelakaan
kendali manajemen ditentukan sesuai dengan teori
analisis penyebab terjadinya kecelakaan.
4.8.1 Perbaikan terhadap penyebab langsung ditentukan
sesuai dengan kesimpulan penyebab kecelakaan dan
4.8. Membuat peraturan perundang-undangan.
rekomendasi tindakan 4.8.2 Perbaikan terhadap penyebab dasar termasuk kurang
perbaikan kendali manajemen ditentukan sesuai dengan
kesimpulan penyebab kecelakaan dan peraturan
perundang-undangan.
4.9.1 Format laporan investigasi kecelakaan tambang
4.9. Membuat laporan dijelaskan sesuai dengan Standard Operating Procedure
investigasi (SOP).
kecelakaan tambang 4.9.2 Laporan hasil investigasi kecelakaan tambang dibuat
sesuai dengan format laporan investigasi.
5.1.1 Pengertian bahaya dijelaskan sesuai dengan teori
identifikasi bahaya.
5.1.2 Pengertian risiko dijelaskan sesuai dengan teori
identifikasi bahaya.
5.1. Mengidentifikasi
5.1.3 Bahaya-bahaya keselamatan diidentifikasi sesuai
potensipotensi bahaya
dengan teori identifikasi bahaya dan pengendalian
pada kegiatan
Melaksanakan risiko.
pertambangan
Identifikasi 5.1.4 Bahaya-bahaya kesehatan diidentifikasi sesuai dengan
mineral dan batubara
5 Bahaya dan teori identifikasi bahaya dan pengendalian risiko.
Pengendalian 5.1.5 Potensi-potensi bahaya di lingkungan kerjanya
Risiko diidentifikasi sesuai dengan Standard Operating
Procedure (SOP).
5.2.1 Pengertian kekerapan/keseringan dijelaskan sesuai
5.2. Melakukan penilaian
dengan teori penilaian risiko.
risiko pada kegiatan
5.2.2 Pengertian tingkat keparahan dijelaskan sesuai dengan
pertambangan
teori penilaian risiko.
mineral dan batubara
5.2.3 Pengertian tingkat kemungkinan dijelaskan sesuai

better energy, PT. Berau Coal Head Office: www.beraucoalenergy.co.id


brighter future Sinarmas MSIG Tower Lantai 8 Jl. Pemuda No. 40, Tanjung Redeb
Jln. Jend. Sudirman Kav. 21 RT 012 RW 001 Berau 77311, Kalimantan Timur, PO BOX 114
Kel. Karet, Kec. Setiabudi T +62554 23400
Jakarta 12920 Indonesia F +62554 23465
T +6221-80613737
F +6221-80613738
dengan teori penilaian risiko.
5.2.4 Nilai risiko dihitung sesuai dengan teori penilaian
risiko.
5.2.5 Risiko sisa dan risiko yang bisa diterima dijelaskan
sesuai dengan teori penilaian risiko.
5.3.1 Jenis bahaya dan tingkatan risiko ditentukan sesuai
5.3. Melakukan klasifikasi
dengan hasil penilaian risiko.
bahaya dan risiko
5.3.2 Bahaya dan risiko yang akan diprioritaskan
berdasarkan nilai
pengendaliannya ditentukan sesuai dengan hasil
risiko
penilaian risiko
5.4. Melakukan
5.4.1 Hierarki pengendalian risiko dijelaskan sesuai dengan
pengendalian risiko
teori pengendalian risiko.
pada kegiatan
5.4.2 Pengendalian risiko ditentukan sesuai dengan hierarki
pertambangan
pengendalian risiko.
mineral dan batubara
6.1. Melaksanakan 6.1.1 Peraturan perundang-undangan tentang perlindungan
peraturan lingkungan pertambangan dijelaskan sesuai dengan
perlindungan hierarki peraturan perundang-undangan.
lingkungan 6.1.2 Ketentuan-ketentuan terkait perlindungan lingkungan
pertambangan di area pertambangan di area kerjanya diterapkan sesuai
lingkungan kerjanya dengan peraturan perundang-undangan.
6.2.1 Identifikasi potensi dampak terhadap lingkungan hidup
akibat kegiatan pertambangan dilakukan sesuai dengan
Standard Operating Procedure (SOP).
6.2. Mengidentifikasi
6.2.2 Identifikasi kegiatan-kegiatan dalam pertambangan
potensi dampak
yang dapat menghasilkan limbah dilakukan sesuai
terhadap lingkungan
dengan Standard Operating Procedure (SOP).
hidup di area kerjanya
6.2.3 Jenis limbah yang dihasilkan dari kegiatan
Melaksanakan pertambangan diidentifikasi sesuai dengan peraturan
Peraturan perundangundangan.
Perundang- 6.3.1 Pengelolaan limbah yang dihasilkan dari kegiatan
6 undangan pertambangan dijelaskan sesuai dengan Standard
terkait Operating Procedure (SOP).
Perlindungan 6.3.2 Pengelolaan limbah yang dihasilkan dari kegiatan
Lingkungan pertambangan di area kerjanya direncanakan sesuai
dengan Standard Operating Procedure (SOP).
6.3.3 Pengelolaan limbah yang dihasilkan dari kegiatan
pertambangan di area kerjanya dilaksanakan sesuai
6.3. Melakukan
dengan Standard Operating Procedure (SOP).
pengelolaan limbah di
6.3.4 Pengelolaan limbah yang dihasilkan dari kegiatan
area kerjanya
pertambangan di area kerjanya dipantau sesuai dengan
Standard Operating Procedure (SOP).
6.3.5 Pengelolaan limbah yang dihasilkan dari kegiatan
pertambangan di area kerjanya dievaluasi sesuai
dengan Standard Operating Procedure (SOP).
6.3.6 Pengelolaan limbah yang dihasilkan dari kegiatan
pertambangan di area kerjanya dilaporkan sesuai
dengan Standard Operating Procedure (SOP).
7.1.1 Tujuan inspeksi dijelaskan sesuai dengan peraturan
Melaksanakan 7.1. Mempersiapkan
7 perundang-undangan.
Inspeksi inspeksi
7.1.2 Kemungkinan Tindakan Tidak Aman di area kerjanya

better energy, PT. Berau Coal Head Office: www.beraucoalenergy.co.id


brighter future Sinarmas MSIG Tower Lantai 8 Jl. Pemuda No. 40, Tanjung Redeb
Jln. Jend. Sudirman Kav. 21 RT 012 RW 001 Berau 77311, Kalimantan Timur, PO BOX 114
Kel. Karet, Kec. Setiabudi T +62554 23400
Jakarta 12920 Indonesia F +62554 23465
T +6221-80613737
F +6221-80613738
dijelaskan sesuai dengan Standard Operating
Procedure (SOP).
7.1.3 Kemungkinan Kondisi Tidak Aman di area kerjanya
dijelaskan sesuai dengan Standard Operating
Procedure (SOP).
7.1.4 Peralatan inspeksi disiapkan sesuai dengan Standard
Operating Procedure (SOP).
7.1.5 Jadwal inspeksi ditentukan sesuai dengan Standard
Operating Procedure (SOP).
7.1.6 Tempat/objek inspeksi ditentukan sesuai dengan profil
risiko perusahaan.
7.1.7 Daftar periksa/checklist disiapkan sesuai dengan objek
inspeksi.
7.1.8 Metode inspeksi Pengamatan Total dijelaskan sesuai
dengan teori inspeksi.
7.1.9 Metode inspeksi Siklus Pengamatan dijelaskan sesuai
dengan teori inspeksi.
7.1.10 Objek inspeksi dijelaskan sesuai dengan teori inspeksi.
7.2.1 Metode inspeksi diterapkan sesuai dengan Standard
Operating Procedure (SOP).
7.2.2 Tindakan Tidak Aman diidentifikasi sesuai dengan
Standard Operating Procedure (SOP).
7.2.3 Kondisi Tidak Aman diidentifikasi sesuai dengan daftar
periksa/checklist.
7.2.4 Tindakan Tidak Aman dan Kondisi Tidak Aman
7.2. Melakukan inspeksi diklasifikasi sesuai dengan profil risiko.
7.2.5 Tindakan Tidak Aman dan Kondisi Tidak Aman yang
membutuhkan penanganan segera ditentukan sesuai
dengan profil risiko.
7.2.6 Prioritas pengendalian ditentukan sesuai dengan profil
risiko.
7.2.7 Tindakan perbaikan dilakukan sesuai dengan klasifikasi
bahaya.
7.3.1 Laporan inspeksi dibuat sesuai dengan format yang
sudah ditentukan oleh perusahaan.
7.3.2 Urutan temuan disesuaikan dengan klasifikasi bahaya.
7.3.3 Temuan yang membutuhkan penanganan segera diberi
tanda khusus sesuai dengan format yang sudah
7.3. Membuat laporan ditentukan oleh perusahaan.
inspeksi 7.3.4 Temuan yang selalu berulang diberi tanda khusus
sesuai dengan format yang sudah ditentukan oleh
perusahaan.
7.3.5 Penanggung jawab untuk menindaklanjuti temuan
inspeksi ditentukan sesuai dengan Standard Operating
Procedure (SOP).
7.4.1 Progres tindaklanjut secara berkala ditinjau dilapangan
sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP).
7.4. Pemantauan tindak
7.4.2 Pertemuan secara berkala dalam rangka evaluasi tindak
lanjut hasil inspeksi
lanjut dilakukan sesuai dengan Standard Operating
Procedure (SOP).
7.4.3 Hambatan-hambatan yang dihadapi pada saat proses

better energy, PT. Berau Coal Head Office: www.beraucoalenergy.co.id


brighter future Sinarmas MSIG Tower Lantai 8 Jl. Pemuda No. 40, Tanjung Redeb
Jln. Jend. Sudirman Kav. 21 RT 012 RW 001 Berau 77311, Kalimantan Timur, PO BOX 114
Kel. Karet, Kec. Setiabudi T +62554 23400
Jakarta 12920 Indonesia F +62554 23465
T +6221-80613737
F +6221-80613738
tindak lanjut segera diselesaikan sesuai dengan
Standard Operating Procedure (SOP).

8.1 Menginventarisasi 8.1.1 Tugas baru didaftarkan sesuai dengan Standard


tugastugas yang Operating Procedure (SOP)
belum mempunyai 8.1.2 Tugas-tugas yang belum memiliki analisis keselamatan
analisis keselamatan didaftarkan sesuai dengan
pekerjaan
8.2.1 Analisis keselamatan pekerjaan dengan metode
observasi dan diskusi dijelaskan sesuai dengan teori
8.2. Menentukan metode
analisis keselamatan pekerjaan.
analisis keselamatan
8.2.2 Analisis keselamatan pekerjaan dengan metode diskusi
pekerjaan
dijelaskan sesuai dengan teori analisis keselamatan
pekerjaan.
8.3.1 Faktor kekerapan (frequency) dijelaskan sesuai dengan
teori penilaian risiko.
8.3.2 Faktor keparahan (severity) dijelaskan sesuai dengan
teori penilaian risiko.
8.3.3 Faktor kemungkinan (probability) dijelaskan sesuai
Melaksanakan 8.3. Menentukan
dengan teori penilaian risiko.
Analisis pekerjaan yang akan
8 8.3.4 Faktor tugas baru dipertimbangkan dalam rangka
Keselamatan dianalisis
menentukan prioritas sesuai dengan teori penilaian
Pekerjaan
risiko.
8.3.5 Prioritas pekerjaan yang akan dianalisis
keselamatannya ditentukan berdasarkan faktor
kekerapan, keparahan, kemungkinan, dan tugas baru.
8.4.1 Langkah-langkah yang signifikan diidentifikasi sesuai
8. 4. Menguraikan dengan Standard Operating Procedure (SOP).
langkah pekerjaan 8.4.2 Langkah-langkah yang signifikan diurutkan sesuai
dengan urutan pelaksanaan pekerjaan.
8.5.1 Potensi bahaya untuk setiap uraian langkah
8.5. Mengidentifikasi diidentifikasi sesuai dengan Standard Operating
potensi bahaya Procedure (SOP).
8.5.2 Potensi bahaya untuk setiap uraian langkah
8.6.1 Tindakan pencegahan untuk setiap potensi bahaya
8.6. Menentukan tindakan
ditentukan.
pencegahan/pengend
8.6.2 Tindakan pencegahan untuk setiap potensi bahaya
alian
diurutkan sesuai dengan hierarki pengendalian risiko.

better energy, PT. Berau Coal Head Office: www.beraucoalenergy.co.id


brighter future Sinarmas MSIG Tower Lantai 8 Jl. Pemuda No. 40, Tanjung Redeb
Jln. Jend. Sudirman Kav. 21 RT 012 RW 001 Berau 77311, Kalimantan Timur, PO BOX 114
Kel. Karet, Kec. Setiabudi T +62554 23400
Jakarta 12920 Indonesia F +62554 23465
T +6221-80613737
F +6221-80613738

Anda mungkin juga menyukai