Anda di halaman 1dari 25

www.ptmumpuni.co.

id
info@ptmumpuni.co.id

Head Office : Jl. Boulevard Selatan, Emerald Commercial, Blok UB No. 08, Summarecon
Bekasi, Jawa Barat, 17141. 021 8945 4469

RANGKUMAN MATERI
PELATIHAN CALON PENGAWAS OPERASIONAL PERTAMA

PT MUMPUNI INTI MANDIRI 9/9/16 TRAINING KIT


PERATURAN K3 PERTAMBANGAN MINERBA

KESELAMATAN PERTAMBANGAN Adalah Segala kegiatan yang meliputi pengelolaan keselamatan


dan kesehatan kerja (K3) pertambangan dan keselamatan operasional (KO) pertambangan

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PERTAMBANGAN adalah segala kegiatan yang
menjamin dan melindungi pekerja tambang agar selamat dan sehat melalui upaya pengelolaan
keselamatan kerja, kesehatan kerja, lingkungan kerja dan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja.

KESELAMATAN OPERASI (KO) PERTAMBANGAN adalah segala kegiatan yang menjamin dan
melindungi operasional tambang yang aman efisien dan produktif melalui upaya, antara lain
pengelolaan sistem dan pelaksanaan pemeliharaan/perawatan sarana, prasarana, instalasi dan
peralatan pertambangan, pengaman instalasi dan peralatan pertambangan

TANGGUNG JAWAB PENGAWAS OPERASIONAL TERKAIT ASPEK KESELAMATAN PERTAMBANGAN :

Melakukan kegiatan inspeksi area pertambangan

Memberikan Pendidikan dan pelatihan K3 bagi anak buahnya

Melakukan investigasi jika terjadi kecelakaan

Melakukan simulasi keadaan darurat di area kerja untuk memastikan kesiap siagaan
karyawan

Membuat Analisa resiko dan melakukan tindakan pengendalian dari kegiatan operasional
pertambangan

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB (KEWAJIBAN) PENGAWAS OPERASIONAL MENURUT KEPMEN


1827.K/30/MEM/2018 :

1. Bertanggung jawab kepada KTT/PTL untuk keselamatan dan kesehatan semua menjadi
pekerja yang tanggung jawabnya
2. Melaksanakan inspeksi, pemeriksaan dan pengujian
3. Bertanggung jawab kepada KTT/PTL atas keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan dari
semua orang yang ditugaskan kepadanya
4. Membuat dan menandatangani laporan pemeriksaan, inspeksi dan pengujian
KRITERIA KECELAKAAN TAMBANG

1. Benar-benar terjadi, yaitu tidak diinginkan, tidak direncanakan, dan tanpa unsur
kesengajaan
2. Mengakibatkan cidera pekerja tambang atau orang yang diberi izin oleh KTT/PTL
3. Akibat kegiatan usaha pertambangan atau pengolahan dan/atau pemurnian atau akibat
kegiatan penunjang lainnya.
4. Terjadi pada jam kerja korban
5. Dalam wilayah kegiatan usaha pertambangan atau wilayah proyek

PENGGOLONGAN CIDERA AKIBAT KECELAKAAN

• Cidera Ringan

Pekerja cidera lebih dari 1 hari sampai ≤ 3 minggu

• Cidera Berat

Pekerja cidera ≥ 3 minggu, atau Cacat Tetap, atau Cidera retak tulang (lengan, kaki, kepala,
punggung, pinggul), pendarahan dalam/pingsan kurang oksigen, persendian lepas

• Mati

Mengakibatkan pekerja tambang mati akibat kecelakaan tersebut

LOTO adalah suatu cara atau sistem untuk mematikan dan menandai sumber-sumber energi
yang berbahaya yang berpotensi menyebabkan kecelakaan akibat dari tidak dimatikannya
sumber energi tersebut pada saat sedang tidak boleh beroperasi.

Contoh:

Perbaikan/Maintenance Alat Berat

Perbaikan/Maintenance Generator Set

PROSES TERJADINYA API karena adanya pertemuan 3 unsur dalam perbandingan yang baik
yaitu :

• Bahan bakar.
• Oksigen/zat pembakar.
• Panas/sumber nyala yang cukup
JENIS-JENIS API DAN CONTOHNYA
Kelas A :
Api yang melibatkan atau berasal dari zat padat yang mudah terbakar seperti kayu,
kertas, plastik dan karet.
Pemadaman dilakukan dengan air bertekanan, foam, dry chemical,halon.

Kelas B :
Api yang melibatkan atau berasal dari bahan bakar cairan gas seperti minyak, oil, cat
dan gas
Pemadaman dilakukan dengan pembatasan kontak supply udara/bahan kimia
khusus seperti foam, CO2, serbuk kimia kering dan halon.

Kelas C :
Api yang melibatkan atau berasal dari peralatan listrik yang bertegangan
pemadaman dilakukan dengan menggunakan bahan konduksi seperti CO2 dan
bubuk kimia kering, halon.

Kelas D :
Api yang melibatkan atau berasal dari logam yang dapat terbakar (biasanya dalam
bentuk tepung) seperti alumunium, magnesium, titanium, potassium, lithium dll.
pemadaman dilakukan dengan bubuk kering yang mengandung garam dapur, grafit
atau grafit fosfor.

ALAT DETEKSI KEBAKARAN:

• Heat detector : Sensor panas

• Smoke detector : sensor asap

• Flame detector : sensor nyala api

PEKERJAAN KHUSUS YANG MEMERLUKAN IJIN (WORK PERMIT) DI KEGIATAN PERTAMBANGAN

• Izin kerja panas (hot work permit) yaitu pekerjaan yang menimbulkan api pada daerah yang
terdapat bahan yang mudah menyala / terbakar, sehingga berpotensi kebakaran.

Contoh : Melakukan pengelasan pada area mudah terbakar

• Izin bekerja diruang terbatas (confined space permit) yaitu izin bekerja dalam rangan yang
sempit karena akses untuk ruangan ini terbatas dan didalamnya dapat terjadi
pengumpulan gas berbahaya dan oksigen kurang, sehingga sangat membahayakan
pekerja.
Contoh : Melakukan pembersihan tangki penimbunan bahan bakar cair
• Izin penggalian (excavation permit) : yaitu izin untuk penggalian pada daerah dimana
terdapat saluran pipa atau saluran kabel listrik bawah tanah, sehingga sangat berpotensi
akan menyentuh kabel udara tersebut yang biasanya tidak berisolasi.
Contoh : Melakukan penggalian pada saat pembongkaran area pergudangan/workshop

HAK PEKERJA TAMBANG

• Mendapatkan pemeriksaan kesehatan yang menjadi kewajiban perusahaan


• Mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang memadai
• Menyatakan keberatan kerja kepada atasannya apabila persyaratan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja tidak dipenuhi

KEWAJIBAN PEKERJA TAMBANG

• Mematuhi peraturan K3
• Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan instruksi dan tata cara kerja yang aman
• Memperhatikan atau menjaga keselamatan dirinya serta orang lain yang mungkin terkena
dampak perbuatannya dan segera mengambil tindakan dan atau melaporkan kepada
pengawas tentang keadaan yang menurut pertimbangannya akan dapat menimbulkan
bahaya
• Menggunakan dan merawat alat-alat keselamatan dan pelindung diri dengan benar dalam
melaksanakan tugasnya.
• Memberikan keterangan yang benar apabila diminta keterangan oleh Inspektur Tambang
atau KTT
• Melaporkan setiap kecelakaan atau cidera yang ditimbulkan oleh pekerjaan atau yang ada
hubungannya dengan pekerjaan.

PERSYARATAN MINIMAL DARI RUANG MAKAN :


• Dilengkapi dengan air dan tempat cuci tangan
• Dilengkapi dengan tempat sampah
• Tersedia kursi dan meja makan
• Tertutup sehingga bebas dari debu
• Mempunyai pencahayaan atau penerangan yang baik
• Mempunyai ventilasi yang baik

KTT HARUS MEMBERIKAN PELATIHAN K3 UNTUK KARYAWAN :


a. Karyawan Baru,
b. Karyawan dengan Tugas Baru,
c. Karyawan untuk menghadapi bahaya
d. Karyawan untuk melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan
e. Karyawan mendapat pengetahuan tentang pengelolaan dan pencegahan kelelahan
(khususnya bagi pekerja dengan waktu kerja bergilir/shift)
f. Karyawan yang memerlukan Penyegaran
g. Karyawan yang memerlukan Diklat lain yg ditetapkan KAIT
TEKNIK INSPEKSI

TAHAPAN DARI INSPEKSI

Persiapan Inspeksi
Inspeksi
o Siklus Pengamatan
o Objek Inspeksi
o Pengamatan Total
o Klasifikasi bahayaa
Laporan Inspeksi

TINDAKAN KETIKA MENEMUKAN KARYAWAN BEKERJA TIDAK MENGGUNAKAN APD

1. Menyuruhnya menghentikan pekerjaannya


2. Menanyakan mengapa tidak menggunakan APD.
3. Menjelaskan pentingnya menggunakan APD / bahaya apa yang bisa timbul apabila tidak
menggunakan APD.
4. Menyuruhnya mengunakan APD yang sesuai.
5. Menyuruh untuk kembali bekerja

ASPEK DARI PERKAKAS TANGAN YANG HARUS DIPERIKSA


1. Apakah peralatan itu sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan (tepat guna)
2. Apakah cara menggunakannya benar.
3. Apakah kondisi dalam keadaan baik dan aman untuk digunakan.

OBYEK INSPEKSI/PENGAMATAN

1. APD

2. Posisi Seseorang

3. Reaksi Seseorang

4. Perkakas/Peralatan

5. Tatacara/Prosedur Kerja aman


TUJUAN PENGAWAS OPERASIONAL MELAKUKAN LNSPEKSI

1. Identifikasi Kondisi Tidak Aman


2. Identifikasi Tindakan Tidak Aman
3. Menentukan Penyebab Dasar
4. Melakukan perbaikan
5. Bukan mencari kesalahan

PENGAMATAN TOTAL, adalah teknik pengamatan menyeluruh dengan :


1. MELIHAT Atas, Bawah, Belakang, dan Depan untuk mengamati KTA &TTA
2. MENDENGARKAN suara asing/aneh
3. MENCIUM bau yang asing/aneh
4. MERABA/MERASAKAN suhu dan getaran yang asing/aneh

JENIS INSPEKSI TERENCANA

1. Observasi/Pengamatan
Tata Papan (House Keeping)

2. Inspeksi Periodik

Inspeksi bagian/tempat/objek kritis

Daerah tidak aktif/ditinggalkan

GOOD HOUSEKEEPING
adalah manajemen tata letak yang dilakukan ditempat kerja yang mencakup peralatan,
dokumen, bangunan dan ruangan untuk membuat tempat kerja menjadi bersih, rapih, aman dan
nyaman sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja dan mengurangi bahaya yang ada di
tempat kerja.

APLIKASI 5S/5 R

Ringkas : Bekerja dengan efisien : melakukan penghematan BBM/Listrik,

Rapi : Housekeeping disemua area kerja: Meletakkan barang tidak menghalangi Gang/jalan,
merapikan peralatan setelah selesai melakukan pekerjaan.

Resik : Selalu bekerja dengan bersih : Kegiatan bersih-bersih diarea kerja, membersihkan peralatan
kerja setelah selesai dipakai
Rajin : Bertindak mematuhi aturan perusahaan : Masuk kerja tepat waktu, Tidak melakukan
pelanggaran aturan.

Rawat : Perawatan terhadap peralatan, material dan area kerja : Melakukan P2H, Service Rutin unit

SIKLUS PENGAMATAN

Memutuskan

Berhenti

Mengamati

Bertindak

Melaporkan
HAZARD IDENTIFICATION RISK ASESMENT/
IDENTIFIKASI BAHAYA & PENILAIAN RESIKO

BAHAYA adalah kondisi yang berpotensi mengakibatkan kecelakaan/kerugian seperti cidera/luka


pada manusia, atau kerusakan peralatan, atau kerusakan bahan/material, kerusakan lingkungan
atau terganggunya proses.

RESIKO adalah kemungkinan terjadinya cidera/kerusakan dari suatu bahaya

BAHAYA DIKLASIFIKASIKAN untuk dilakukannya pengendalian terhadap bahaya tersebut


ataupun agar menghindarkan dari kecelakaan.

HIRARKI PENGENDALIAN BAHAYA

Primary Control Methods/Engineering Control


Meliputi modifikasi/perubahan peralatan dan pabrik (plant), prosedur lockout, mengurangi
penggunaan zat berbahaya, alat peringatan, mengubah desain, mengganti peralatan,
memasang peredam suara di sekeliling peralatan yang bising, memasang pagar
pengaman pada bagian-bagian mesin yang berputar, meniadakan atau menghilangkan
sumber bahaya atau resiko, mengamankan (sebagian atau seluruh) alat atau material
berbahaya agar tidak berinteraksi dengan pekerja secara langsung.

Secondary Control Methods/Administrative Control


Variasi proses manajemen dapat untuk mengendalikan pengaruh bahaya seperti:
pemilihan staff, pembatasan jam kerja, merotasi dan mengatur skedul kerja karyawan
agar tidak terlalu terpapar bahaya tempat kerja, program pemeliharaan, prosedur
pembelian, memantau pelaksanaan prosedur kerja, pembuatan SOP, mengatur jadwal
kerja dari operator, training

Tertiary Control Methods/Works Practice


Pengendalian tersebut meliputi praktek-praktek kerja yang sesuai dengan bentuk
prosedur yang tepat dan pelatihan (training) untuk memastikan pekerja mengetahui,
bagaimana mengenal dan menghindari bahaya apabila mungkin.

Alat Proteksi Diri (APD)


CONTOH-CONTOH BAHAYA DI TEMPAT KERJA

1. Bahaya Lingkungan (kemiringan, berlumpur),


2. Bahaya Psikologi (Pola shift, pola cuti),
3. Bahaya Fisik (kebisingan, getaran alat),
4. Bahaya Kimia (asap, gas)
5. Bahaya Ergonomi (ruang sempit, lifting)
6. Bahaya Biologi (Bakteri, Virus)
7. Bahaya Tingkah Laku (Kurang Keahlian, Ketidak patuhan)
8. Bahaya Mekanis (Permesinan, Peralatan)

CARA MEMARKIR KENDARAAN YANG AMAN DI JALAN TAMBANG/JALAN ANGKUTAN

• Parkir dipinggir sehingga tidak menghalangi lalu lintas


• Pasang rem tangan dan ganjal roda
• Bila turunan arahkan ban ke arah tebing atau safety berm dan masukkan gigi
• Nyalakan lampu agar mudah terlihan oleh kendaraan lain
• Matikan mesin dan kunci pintu apabila meninggakan kendaraan

POTENSI BAHAYA YANG TERDAPAT DALAM PENGGUNAAN PERANCAH (SCAFFOLDING) DAN


TINDAKAN PENCEGAHAN ATAU PENGAMANNYA :

• Potensi Bahaya : Pekerja yang sedang bekerja jatuh dari atas perancah
Tindakan Pencegahan: memasang pagar pengaman yang memadai pada lantai kerka
• Potensi Bahaya : Material atau peralatan jatuh dari lantai kerja perancah
Tindakan Pencegahan: mengikat peralatan dan merapatkan celah-celah papan lantai
kerja
• Potensi Bahaya : Perancah rubuh atau ambruk
Tindakan Pencegahan: menginspeksi seluruh perlengkapan perancah sebelum dan
sesudah terpasang untuk memastikan kondisinya aman, sesuaikan beban perancah
dengan kapasitas perancah dan ikatkan perancah ke stuktur bangunan
• Potensi Bahaya : Pekerja jatuh pada saat naik perancah
Tindakan Pencegahan: sediakan tangga untuk naik dan gunakan prinsip 3 point kontak
(2 dua tangan satu kaki/satu tangan dua kaki)
• Potensi Bahaya : Orang terkena peralatan atau material yang jatuh
Tindakan Pencegahan: pasang brikade atau tali pembatas untuk mencegah orang
berada dibawah atau disekitar perancah
POTENSI BAHAYA YANG DAPAT TERJADI DALAM PEKERJAAN MENGANGKAT DENGAN MOBILE
CRANE DAN SEBUTKAN BAGAIMANA CARA PENCEGAHANNYA

• Potensi Bahaya : Orang terkena barang yang diangkat karena muatan yang mengayun
(swing)
Tindakan Pencegahan: upayakan titik berat beban tegak lurus dengan hoist crane atau
gunakan tag line (tali pengaman) utuk beban yg panjang

• Potensi Bahaya : Barang yang sedang diangkat terjatuh


Tindakan Pencegahan: ikat barang yang diangkat dengan baik (khusunya pipa atau
barang kecil lainnya)

• Potensi Bahaya : Orang terkena oleh barang yang sedang diangkat


Tindakan Pencegahan: dilarang berada dibawah beban yang sedang diangkat

• Potensi Bahaya : Crane terjungkal ambruk pada saat mengangkat


Tindakan Pencegahan: pastikan beban yang diangkat sesuai dengan SWL dari crane dan
selalu memasang kaki penopang (out rigger) pada posisi maksimum

POTENSI BAHAYA BEKERJA DI KETINGGIAN, PENCEGAHAN KECELAKAANNYA :

Potensi Bahaya Bekerja di Ketinggian :

Pekerja Terjatuh

Material Terjatuh

Pekerja Terpeleset pada lantai kerja

Pencegahan Kecelakaan :

Semua Peralatan yang dipergunakan berfungsi normal & sesuai peruntukannya.

Tidak ada manusia dibawah area pekerjaan diatas ketinggian

Pekerja sudah memakai full body harness dan sudah dikaitkan dengan tali

Material yang dibawa bekerja dimasukkan dalam tempat yang sudah


terikat/tertutup rapat.

Membersihkan lantai kerja

Memasang safety line/rambu peringatan bahaya dibawah area pekerjaan


KEKERAPAN KECELAKAAN (FREKUENSI RATE) : Seberapa sering bahaya ditemui/muncul dilokasi
kerja atau seberapa banyak orang terkena dampak kondisi bahaya tsb.

FR = jumlah korban kecelakaan / jam kerja x 1.000.000

KEPARAHAN KECELAKAAN (SEVERITY RATE) : tingkat keparahan yang terjadi jika bahaya tersebut
menimbulkan kecelakaan

SR = Jumlah hari hilang / jam kerja x 1.000.000

KEMUNGKINAN (PROBABILITY) : Besarnya kesempatan terjadinya suatu cedera, kerusakan/


kerugian akibat bahaya tersebut
TEKNIK INVESTIGASI

PENYEBAB LANGSUNG KECELAKAAN

1. Tindakan Tidak Aman

Contoh : Bekerja Tanpa APD, Mengoperasikan Alat Tanpa Ijin, Mengoperasikan Alat Diluar
Batas Kecepatan Max, Menggunakan Alat Yang Rusak, Merokok Di Tempat Terlarang, Bekerja
Dengan Posisi Tidak Benar, Bekerja Di Bawah Pengaruh Alkohol

2. Kondisi Tidak Aman

Contoh : Perkakas atau Peralatan Rusak, Pengaman/Pelindung Mesin Tidak Lengkap,


Peringatan/Rambu-rambu Tidak Lengkap, Penerangan Kurang, Kebisingan Tinggi.

TUJUAN INVESTIGASI KECELAKAAN : Mencari fakta-fakta dan penyebab kecelakaan sehingga dapat
diambil tindakan pencegahan, agar kecelakaan yang sama tidak terulang kembali.

KECELAKAAN HARUS DIPERIKSA KARENA UNTUK :

• Mengetahui Kronologis Terjadinya Kecelakaan,


• Menentukan Penyebab-Penyebab Kecelakaan,
• Menetapkan Potensi Bahaya,
• Mengembangkan Cara-cara Pencegahan,
• Mendefinisikan Gejala-gejala/ Tanda Terjadinya Kecelakaan

KECELAKAAN TAMBANG YANG HARUS DILAPORKAN SESEGERA MUNGKIN OLEH KTT KEPADA KAIT

- Kecelakaan Berat
- Kecelakaan mengakibatkan kematian (fatality)
- Kejadian berbahaya yang berpotensi mengakibatkan kematian

KTT TIDAK BOLEH MENGUBAH KEADAAN TEMPAT DAN KONDISI PERALATAN AKIBAT KECELAKAAN,
KECUALI

Untuk menolong Korban


Melanjutkan Proses Produksi (hanya diperbolehkan dengan seijin KAIT)
SAKSI LANGSUNG adalah (termasuk korban) yang terlibat dengan kecelakaan atau orang yang
pada saat kejadian kecelakaan ada pada lokasi tersebut dan melihat kecelakaan tersebut

SAKSI TIDAK LANGSUNG adalah orang yang tidak melihat/tidak berada dilokasi kecelakaan namun
mempunyai hubungan dengan pekerjaan tersebut misalnya (atasan korban) atau mempunyai
keahlian tentang peralatan atau operasi yang berhubungan dengan kecelakaan tersebut.

APABILA TERJADI KECELAKAAN PENGAWAS HARUS CEPAT-CEPAT DATANG KE LOKASI


KECELAKAAN UNTUK :

Menolong yang bisa diselamatkan,

Mengamankan data dan bukti kecelakaan agar tidak berubah atau hilang,

Mencegah agar tidak terjadi kecelakaan beruntun/tambahan

Melaporkan kejadian kecelakaan kepada atasan (KTT)

CARA/FORMAT MEMBUAT LAPORAN INVESTIGASI KECELAKAAN TAMBANG :

• Laporan harus dibuat dengan jelas, sistematis, dan mudah dimengerti.


• Laporan harus mencakup:
o Fakta-fakta yang ditemukan di lapangan, (termasuk data korban ataupun kerusakan
alat)
o Kronologis kejadian, didapat dari hasil wawancara dan fakta yang didapat di
lapangan
o Analisis kejadian kecelakaan
o Pembuktian kecelakaan tambang dan penentuan kategori kecelakaan tambang
o Penentuan penyebab kecelakaan, baik kecelakaan langsung maupun tidak langsung
o Rekomendasi tindakan perbaikan
o Lampiran yang dibutuhkan (foto, sketsa, peta, keterangan dokter, ataupun catatan-
catatan lainnya).

TANGGAP DARURAT JIKA TERJADI KEBAKARAN PADA AREA KERJA :

• Mematikan api tersebut apabila mampu

• Membunyikan alarm kebakaran


• Menghubungi atau melaporkan ke bagian pemadam kebakaran atau emergency respond

• Mengevakuasi seluruh karyawan yang ada diarea atau ruang tersebut ke daerah yang
aman

• Mengabsen anak buah

PENGENDALIAN KECELAKAAN YANG DAPAT DITERAPKAN (PRA KONTAK, KONTAK, PASCA


KONTAK)

Pada Saat Pra Kontak

• Melakukan kontrol secara manajerial dan administratif untuk program keselamatan


• Melakukan Inspeksi
• Menjalankan Safety Meeting
• Melakukan Training Untuk Pekerja
• Membuat prosedur kerja

Pada Saat Kontak :

• Melakukan evakuasi korban,


• pertolongan pertama dan melapor ke tim emergency dan pengawas/atasan,
• melakukan pengendalian terhadap potensi kecelakaan lanjutan yang mungkin timbul,
• mengidentifikasi dan melindungi DATA DAN fakta-fakta kejadian

Pada Saat Pasca Kontak :

• melakukan investigasi,
• menilai kerugian
• melakukan perbaikan untuk mencegah kecelakaan serupa berulang

BIAYA YANG HARUS DIKELUARKAN AKIBAT DARI KECELAKAAN :

1. Biaya Langsung
• Biaya kompensasi
• Biaya perawatan/ pengobatan
• Biaya reparasi peralatan
• Biaya penyelidikan
2. Biaya Tidak Langsung
Kehilangan waktu dari teman teman sekerja karena pekerjaan terhenti
Kehilangan waktu karena karyawan lain menolong korban
Kehilangan waktu untuk persoalkan apa yang baru terjadi
Biaya pelatihan ulang dan hilang waktu kerja

TEORI GUNUNG ES

Bagian yang nampak di permukaan justru lebih kecil dibanding dengan bagian yang tidak
terlihat.
Bagian yang nampak di permukaan merupakan kerugian/biaya langsung, sedangkan bagian
yang tidak terlihat adalah kerugian/biaya tidak langsung.

METODE 4 P DAN 4 W+ 1H DALAM MELAKUKAN INVESTIGASI KECELAKAAN


• Metode 4P yaitu mengumpulkan data dengan memperhatikan Position (posisi di lokasi
kecelakaan), People (orang-orang yang terlibat dalam kecelakaan,bai korban maupun
saksi), Part (bagian dari peralatan/material yang terlibat), dan Paper (dokumen-dokumen
terkait kecelakaan).
• Metode 4W+H yaitu mengumpulkan data dengan metode bertanya meliputi What
(peralatan atau material yang terlibat dalam kecelakaan), Who (siapa saja yang terlibat
dalam kecelakaan), When (kapan terjadinya kecelakaan), Where (di mana terjadinya
kecelakaan), dan How (bagaimana kecelakan itu terjadi).
JOB SAFETY ANALYSIS

METODE MEMBUAT JSA

• Observasi & Diskusi, dilakukan secara nyata sehingga langsung dapat melihat Orang,
Peralatan, bahan, dan Lingkungan yang akan dibuat JSA.
• Diskusi, dilakukan bila pekerjaan tersebut tidak dapat diobservasi langsung, karena tugas
baru, belum pernah dilakukan atau pekerjaan lokasinya terpencil atau tugas yg jarang
dilakukan tetapi kritis.

YANG BERTANGGUNG JAWAB MEMBUAT JSA, adalah Pengawas karena

Menguasai dan mempunyai kepentingan langsung dengan tiap jenis pekerjaan yang
menjadi tugas anak buahnya,

Mempunyai kepentingan langsung untuk menyelamatkan anak buahnya,

Mempunyai catatan kecelakaan paling lengkap

FAKTOR YANG MENENTUKAN TUGAS KRITIS DALAM PENYUSUNAN JSA

Faktor Keparahan

Faktor Kekerapan/Keberulangan

Faktor Peluang

Faktor Tugas baru

PEKERJAAN YANG HARUS DIBUATKAN JSA :

• Pekerjaan tersebut memiliki Frekuensi dan tingkat keparahan kecelakaan


• Pekerjaan tersebut memiliki potensi cedera parah atau penyakit
• Pekerjaan baru
• Pekerjaan tersebut jarang dilakukan
• Pekerjaan yang dimodifikasi
• Pekerjaan yang tidak mempunyai sejarah kecelakaan namun mungkin berpotensi untuk
menimbulkan bahaya.
• Pekerjaan yang mendekati bahaya
LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN JSA :

Memilih pekerjaan

Identifikasi tugas-tugas kritis

Menguraikan tugas menjadi langkah pekerjaan

Identifikasi Bahaya

Mengendalikan Bahaya

JSA DIGUNAKAN/DIMANFAATKAN UNTUK

Bahan untuk orientasi karyawan baru / petugas baru

Bahan untuk membuat instruksi kerja yang benar

Bahan untuk observasi tugas yang terencana

Bahan safety talk

Bahan acuan dalam melakukan penyelidikan kecelakaan


TEKNIS PERLINDUNGAN LINGKUNGAN

PERATURAN PERUNDANGAN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN


PERTAMBANGAN

1. UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara


2. UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
3. PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
4. Permen LH No. 5 Tahun 2012 tentang Jenis usaha atau Kegiatan yang wajib dilengkapi
dengan AMDAL.
5. Permen ESDM No 26 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Kaidah pertambangan yang baik
dan pengawasan pertambangan mineral dan batubara
6. Kepmen ESDM No 1827 Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah
pertambangan yang baik dan pengawasan pertambangan mineral dan batubara

SETTLING POND adalah lokasi/kawasan yang berfungsi untuk mengendapkan lumpur dari suatu
aliran permukaan tambang

TAILING POND adalah kolam untuk mengendapkan/ menetralkan suatu limbah cair, sebuah
proses pengolahan bertujuan untuk mengendapkan muatan partikel maupun racun dalam
limbah agar tidak mencemari lingkungan, yang dapat dialirkan ke perairan umum setelah
memenuhi Baku Mutu Limbah

OIL TRAP adalah lokasi/kawasan yang berfungsi untuk memisahkan sisa-sisa oli/minyak/limbah
hidrokarbon dari hasil kegiatan pekerjaan/sarana yang potensial terjadi ceceran minyak.

AMDAL adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha/kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha/kegiatan

UKL dan UPL adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha/kegiatan yang tidak
berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha/kegiatan

PROSES TERJADINYA AIR ASAM TAMBANG (AAT), Air asam yang terjadi akibat oksidasi mineral
sulfide oleh air dan oksigen pada kegiatan tambang)
CARA PENGENDALIAN AAT, dengan meniadakan salah satu unsur pembentuknya (mineral sulfida, air,
oksigen) :

▪ Cara kering (ex. Pelapisan dengan liat, aspal, ter, semen, geotekstil, dll)

▪ Cara basah (ex. Penambahan sodium lauril sulfat / SLS pada coal refuse)

REKLAMASI adalah kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata kegunaan lahan
sepanjang usaha pertambangan yang terganggu sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan
agar dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai peruntukannya

PASCA TAMBANG adalah kegiatan terencana, sistematis, dan berlanjut setelah berakhir sebagian
atau seluruh kegiatan usaha pertambangan untuk memulihkan fungsi lingkungan alam dan
fungsi sosial menurut kondisi lokal di seluruh wilayah penambangan

PRINSIP PENGELOLAAN LINGKUNGAN MENGUTAMAKAN PENCEGAHAN DIBANDING


PENGENDALIAN,

Secara aspek teknis akan lebih mudah melakukan pekerjaan pencegahan dibandingkan dengan
melakukan pengendalian ketika sudah ada kejadian.

Secara aspek ekonomis biaya yang akan timbul pada saat pencegahan akan lebih sedikit/kecil
dibandingkan pada saat pengendalian ketika sudah ada kejadian.

PENGELOLAAN SAMPAH/LIMBAH DI TEMPAT KERJA

• Memisahkan sampah/limbah sesuai dengan tempatnya


• Menyediakan tempat sampah pada area kerja dengan memberikan tanda setiap masing-
masing jenis limbah
• Membuatkan kolam/tampungan untuk limbah cair sesuai dengan jenisnya
• Memastikan buangan limbah cair dikelola dengan baik
GROUP MEETING

METODE PERTEMUAN K3

1. Metoda Ceramah dan Diskusi


Kekurangan : karena cenderung lebih banyak ceramahnya dan hanya sedikit diskusinya.
akan membuat peserta gelisah, bosan, ngantuk dan bahkan tertidur
Kelebihan : pemimpin rapat (Supervisor) dapat lebih mengendalikan pertemuan, dapat
menentukan presentasi untuk mencocokkan dengan jadwal diskusi, dan dia dapat
menunda pertanyaan sampai siap jawaban.

2. Metoda Diskusi dan Tanya Jawab


Kekurangan : diskusi bisa menjadi molor tanpa hasil yang memadai apabila pemimpin
rapat tidak dapat mengendalikan dan mengarahkan diskusi dengan benar
Kelebihan : akan diperoleh hasil yang lebih akurat dan terpakai karena hasil diskusi orang-
orang yang memang mempunyai pengetahuan tentang topik tersebut.
3. Metoda Pro dan Kontra
Kekurangan : sulit untuk mendapatkan titik temu karena masing-masing mempertahankan
pendapatnya.
Kelebihan : akan mendapatkan hasil diskusi detail terkait kekurangan dan kelebihan dari
topik yang dibahas
4. Metoda Diskusi Kelompok Kecil
Kekurangan : hasil yang didapatkan kurang maksimal karena dalam diskusi hanya
beberapa orang yang ikut membahas topik yang diberikan
Kelebihan : peserta lebih terkonsentrasi di masing-masing kelompok dan bisa membahas
beberapa topik dalam waktu bersamaan.

SAFETY TALK (TOOLBOX MEETING/P5M) ADALAH pertemuan K3 oleh seorang pengawas dengan
anak buahnya, untuk memberikan pengarahan tentang K3 yang berkaitan dengan pekerjaan yang
akan dilakukan.

SEBAIKNYA DILAKUKAN pada Awal gilir kerja (shift) KARENA

• kondisi peserta/karyawan yang masih segar (fresh)


• lebih mudah mencerna apa yang disampaikan
• sebagai panduan/acuan K3 pada saat melakukan pekerjaannya.
TOPIK DARI PERTEMUAN K3

• Topik yang dikuasai


• Masalah yang aktual
• Kecelakaan/Insiden yang baru terjadi
• Kebijakan/Peraturan baru
• Rekomendasi pertemuan sebelumnya yang belum selesai dikerjakan
• Kecelakaan yang mungkin terjadi pada suatu area kerja
SAFETY ACCOUNTABILITY

FUNGSI PENGAWAS

• sebagai penghubung/mediator antara manajemen dengan karyawan di lapangan,


• mampu menggerakkan para karyawan yang menjadi bawahannya menuju tujuan
perusahaan
• memotivasi mereka agar tetap selalu produktif dan bekerja dengan aman.

PERANAN PENGAWAS:

• Production Oriented
• Employee Oriented
• Safety Oriented

YANG HARUS DILAKUKAN UNTUK KESELAMATAN PEKERJA BAWAHAN ANDA

1. Penentuan Tata Pelaksanaan Kerja (Standar Operasi)

2. Perbaikan Metode Kerja

3. Penempatan Pekerja yang Tepat

4. Pembinaan dan Pengawasan dalam Menjalankan Tugas

5. Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja melalui peningkatan

6. Pemeliharaan syarat lingkungan kerja

7. Pemeriksaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

8. Penyelesaian pada waktu ditemukan kelainan dan waktu terjadi kecelakaan

9. Peningkatan Kesadaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja

10. Kreativitas untuk Mencegah Kecelakaan Kerja


YANG HARUS DITERAPKAN AGAR PENGAWASAN DAPAT TERUKUR (ACCOUNTABLE),
menyusun program pengawasan yang jelas antara lain :

• Rinci tahapan pekerjaan pengawasan K3

• Buat jadwal pengawasan dengan baik

• Waktu/ lamanya pengawasan

• Buat petunjuk / guidelines pengawasan

• Aspek atau bagian yang wajib diperikas (Checklist)

• Tentukan daerah yang akan diawasi

• Evaluasi kuantitas pengawasan, daftar hadir dan prosentase ketaatan terhadap K3

• Tentukan siapa yang bertanggung jawab melakukan pengawasan

• Tentukan Standar evaluasi

• Pelaporan dan arsip

Anda mungkin juga menyukai