04 – 11 September 2017
PEMATERI MATERI
Supriyanto Identifikasi Bahaya & Pengendalian Resiko (IBPR)
Gunawan Dasar Perlindungan Lingkungan
Teknik Investigasi Kecelakaan
Job Safety Analysis
Andi Haristiawan Teknik Inspeksi
Safety Talk & Safety Meeting
Accountability K3
Eko Gunarto Peraturan K3 Pertambangan Umum
Accountability (terukur)
Keadaan untuk dipertanggung jawabkan ; keadaan dapat dimintai pertanggung jawab
Orang yang accountable orang yang responsible (bertanggung jawab) terhadap apa yang mereka
kerjakan dan kinerjanya dapat dihitung dengan cara merinci pekerjaan yang tadinya bersifat
kualitas/tidak dapat dihitung menjadi dapat dihitung secara kualitas, sehingga kinerja dari suatu kegiatan
dapat dinilai dengan angka.
Responsibility Pengawas
Keadaan dimana seorang pengawas menjalankan kewajiban-kewajiban yang ditugaskan
kepadanya dan bertanggung jawab terhadap atasannya
Accountability Pengawas
Keadaan dimana seorang pengawas menjalankan kewajiban yang terinci (terukur) dan dapat
dipertanggung jawaban atas terlaksananya serta ditaatinya kewajiban yang ditugaskan
kepadanya dan dapat dikenakan sanksi hukum.
Fungsi Pengawas :
1. Sebagai penghubung / mediator antara manajemen dengan bawahan di lapangan
2. Mampu menggerakkan para karyawan menuju tujuan perusahaan
3. Memotivasi agar selalu produktif dan bekerja dengan aman
Safety Talk pertemuan antara pengawas dan anak buahnya yang membahas tentang K3
Kapan Safety Talk dilakukan.
Safety Talk dilakukan di awal shift, karena kondisi karyawan masih fresh, sehingga lebih mudah untuk
menyerap
Cth ; P5M
Tujuan investigasi :
1. Mencari fakta-fakta
2. Mencari penyebab kecelakaan
3. Menentukan tindakan pencegahan
Note :
Benar-benar terjadi maksudnya adalah kecelakaan terjadi bukan karena unsur sengaja /
rekayasa
Kriteria kecelakaan tambang hanya ada 5 karena 5 kriteria tersebut yang bisa dikendalikan
oleh KTT
Dampak jika terjadi kecelakaan tambang
1. Tercatat di buku Kecelakaan Tambang
Penggolongan Cidera
Pasal 40. Penggolongan Cidera Akibat Kecelakaan Tambang
Cidera akibat kecelakaan tambang harus dicatat dan digolongkan dalam kategori sebagai berikut :
1. Cidera ringan (tidak dapat bekerja lebih dari satu hari s/d 3 minggu)
2. Cidera berat (tidak dapat bekerja lebih dari 3 minggu atau cacat)
3. Mati (meninggal dalam 24 jam setelah kejadian kecelakaan)
Agar kecelakaan tidak terjadi minimal Penyebab Langsung (tindakan tidak aman dan kondisi tidak
aman) bisa dikendalikan
Note : diakhir wawancara mintalah masukan saksi dan pelaku “usaha apa yang perlu dilakukan agar
insiden tersebut tidak terulang kembali”. Pada saat ini akan ada keterbukaan
Pengendalian pada tahap Kontak sebagian sama dengan Hirarki Pengendalian Resiko
Eliminasi
Subsitusi bahan berbahaya
Isolasi
Reduksi pelepasan energi
Modifikasi permungkaan
Alat Pelindung Diri
Berikade / Barrier
Memperkuat struktur - tubuh
Teori Gunung Es
Kerugian yang terlihat / langsung lebih kecil dari kerugian yang yang tidak terlihat
Cth kerugian tidak terlihat ; kerugian tidak diasuransikan, berhentinya operasional, perbaikan unit,
pelatihan ulang, perawatan korban dsb.
Note :
Jumlah Hari Hilang yaitu total hari orang tidak bekerja (korban maupun pelaku)dengan acuan surat
keterangan dokter
Total Jam Kerja = Jumlah karyawan x Jam efektif perorang perhari x Jumlah hari kerja perorang x ATR
Bahaya (Hazard)
Adalah segala sesuatu yang berpotensi untuk menyebabkan kecelakaan (cidera/kerusakan)
Note : dikatakan bahaya jika belum ada aktivitas
Tipe-tipe Bahaya :
BAHAYA CONTOH
Biologi Micro Biologi ; Bakteri, Virus, Jamur
Macro Biologi ; serangga, tumbuhan & binatang
Fisik Suara bising, getaran, pencahayaan, radiasi, temperatur, tekanan
Kimia Bahan kimia ; Alkohol, H2S, CH4, asap rokok, dll
Ergonomi Adalah kesesuaian antara pekerja, lingkungan kerja dan alat kerja
Bahaya Ergonomi terdiri dari :
Stres Fisik (Physical Stresses) ; ruang sempit dan terbatas, menarik,
mendorong, canggung/aneh, pekerjaan terlalu keras (overexertion), fatigue
Stres Kejiwaan/Mental (Psychological Stresses) ; bosan (monotony), beban
yang terlalu berat (over load)
Mekanis Permesinan, peralatan (titik operasi, titik jepit, titik geser)
Psikososial Intimidasi, trauma, pola gilir pekerja, pola promosi, pengorganisasian kerja
Tingkah Laku Ketidakpatuhan, kurang keahlian, tugas baru / tidak rutin, percaya diri berlebihan
(overconfident)
Bahaya lingkungan Kemiringan, permungkaan tidak rata atau licin, cuaca tidak ramah,
sekitar berlumpur/berair, kegelapan
Bahaya kelistrikan Pemasangan kawat/kabel, penyambungan tahanan bumi (grounding system) dan
pembatasan, distribusi panel listrik, saluran atau tombol, peralatan listrik
Identifikasi bahaya dapat dilakukan dengan inspection, obervation, diskusi dengan para pekerja,
ivestigasi kecelakaan, literatur-literatur, dan brainstorming.
Resiko (Risk)
Adalah kemungkinan cidera/kerusakan yang dapat terjadi dari suatu bahaya.
Note : dikatakan resiko jika sudah ada bahaya dan ada aktivitas
Cth resiko ; dongkrak menggunakan kayu dan melakukan perbaikan dibawahnya, forklift yang
ditingkakan untuk memindahkan barang ke tempat yang lebih tinggi
Formula Resiko
Risk Potential = Probality x Severity x Frequency
(Potensi Resiko = Kemungkinan x Keparahan x Frekuensi)
Formula Bahaya
Hazard Potential = Probality + Severity + Frequency
(Nilai Bahaya = Kemungkinan + Keparahan + Frekuensi)
Nilai Bahaya
61 – 100 Bahaya serius (Serious Hazard), langkah perbaikan harus segera dilakukan tanpa
penundaan
31 – 60 Bahaya sedang (Moderate Hazard), membutuhkan langkah perbaikan secepatnya.
Peringatan, Alat Pelindung Diri dan pemberitahuan dapat dijalankan sebagai upaya yang
pengendalian sementara
1 – 30 Bahaya minor (Minor Hazard), masuk dalam kategori tingkat resiko yang bisa diterima dan
membutuhkan sedikit justifikasi untuk upaya pengendalian
Hirarki Pengendalian
Hirarki Pengendalian (Hierarchi Controls)
Hirarki TOSM SHEQM QUT-FBEE QUT-PFD ESAO
SEESE **
Elimination - - - Y Y
Subsitution - - - Y Y
Engineering / Redesigning Y Y Y Y Y
Isolation - - - Y -
Monitoring Y - - - -
Administratif Y Y Y Y Y
Education & Training Y - - - -
Work Practice Y Y - - -
Maintanance Y - - - -
PPE (APD) Y Y Y Y Y
Note :
*** & ** : hirarki pengendalian yang sering dipilih/diterapkan di lapangan
SHEQM : Safety Health, Enviromental, and Quality Management
Note :
IUP Izin Usaha Pertambangan
IUPK Izin Usaha Pertambangan Khusus
Note :
Reklamasi
Adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha pertambangan untuk menata, memulihkan,
dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai
peruntukannya.
Note :
Standar Getaran : max 4 m/s2
Standar Kebisingan : max 85 db
Limbah adalah sebagai sisa buangan dari suatu usaha atau kegiatan manusia
Inspeksi salah satu cara untuk memperkirakan suatu resiko untuk mencari solusi permasalahan
Tujuan Inspeksi
1. Identifikasi kondisi tidak aman
2. Identifikasi tindakan tidak aman
3. Menentukan penyebab langsung
Keuntungan Inspeksi
1. Pembetulan segera
2. Mendorong pekerja tanggap terhadap KTA dan TTA
3. Kontak langsung dengan pekerja
4. Menetapkan alat-alat keselamatan yang sesuai
5. Meningkatkan kesadaran K3
6. Merialisasikan program K3
Tahapan Inspeksi
1. Persiapan Inspeksi
2. Inspeksi
a. Siklus pengamatan
b. Objek inspeksi
c. Pengamatan total
d. Kalsifikasi bahaya
3. Laporan Inspeksi
1. Persiapan Inspeksi
a. Waktu khusus
b. Pengamatan total
c. Penggunaan lembar pemeriksaan (check list)
d. Cermat, menyeluruh dan uji coba
e. Pelaporan dan rekomendasi / perintah kerja
Note :
Tidak semua pekerjaan dibuat JSA, JSA dibikin terhadap pekerjaan yang kritis.
Metode Analysis
1. Observasi dan Diskusi
2. Diskusi saja
Cth ; unit belum datang, tetapi perlu buat JSA maka dikumpulkan Operator/GL yang pernah
bawa unit tersebut
Prinsip 5 R
Ringkas memisahkan segala sesuatu sesuai dengan kelayakan dan kebutuhannya
Cth ; berikan label atau tanda rusak ketika alat tidak digunakan
Rapi menyimpan segala sesuatu sesuai pada tempatnya
Cth ; menempatkan sepatu pada rak sepatu
Resik membersihkan lingkungan atua tempat kerja serta barang yang berhubungan dengan
pekerjaan
Cth ; pembersihan kabin dari debu atau sampah berserakan
Rawat pertahankan hasil yang dicapai dengan tingkat memuaskan
Cth ; inspeksi rutin kabin atau menjaga haousekeeping kabin dengan baik
Rajin menciptakan kebiasaan karyawan agar menjaga dan meningkatkan apa yang pernah dicapai.
Cth ; hasil terbaik mendapatkan reward dan aktif dibidang penyampaian informasi
Biaya Kecelakaan
1. Biaya langsung
a. Gaji
b. Kompensasi
c. Pengobatan
d. Perawatan
e. Kerugian karena kerusakan peralatan dll
2. Biaya tidak langsung
a. Kehilangan waktu
b. Melatih pekerja
c. Psikis dll
Penggologan Api
Pasal 102. Penggolongan Api
Api dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Api kelas A ialah api yang timbul disebabkan terbakarnya bahan padat kecuali logam
2. Api kelas B ialah api yang timbul disebabkan terbakarnya zat cair dan gas yang mudah terbakar
3. Api kelas C ialah api yang timbul pada peralatan listrik yang disebabkan arus listrik
4. Api kelas D ialah api yang timbul disebabkan terbakarnya logam
Terjadinya api
Api terbentuk dari tiga unsur yang dinamakan “segi tiga api” yang terdiri dari Oxygen, Bahan Bakar,
dan Panas yang menimbulkan reaksi kimia.
Laporan mengenai terjadinya kebakaran sesuai dengan prosedur pelaporan keadaan darurat
Menyebutkan identitas pelapor, ukuran/besarnya kebakaran, lokasi kejadian, adanya/jumlah orang
terluka, jika ada tindakan yang telah dilakukan.
Fungsi dan peran sebagai pengawas operasional
Fungsi pengawas (supervisor) adalah sebagai penghubung, mediator antara manajemen dengan
karyawan di lapangan, maka pengawas harus mampu menggerakkan para karyawan yang menjadi
bawahannya menuju tujuan perusahaan, memotivasi mereka agar tetap selalu produktif dan bekerja
dengan aman.
Peran pengawas
1. Production Oriented, Pengawas harus berorientasi produksi dengan cara menggerakkan
bawahannya untuk kerja produktif dan menjadi contoh bahwa dia sendiri bekerja secara
produktif.
2. Employee Oriented, bawahan adalah segalanya, karena dengan bawahan yang bekerja produktif
dan aman maka atasan pengawas tersebut akan menilai bahwa pekerjaannya baik, untuk dapat
melakukan tersebut perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Subordinate
Mengetahui kebutuhan bawahan dan atasan, saling mempercayai dan tidak apriori
Mengetahui dimana bawahan berada, apa yang sedang dilakukan, kondisi tempat
kerja dan alat yang dipakai
Resume Materi Uji POP by Oktri Adi / 6108339 Page 23
Mengembangkan dan melaksanakan komunikasi kontrol terhadap bawahan
Advisor dan Instructor
Memberikan bimbingan, nasehat, pelatihan, pengarahan, koreksi
Superior
Loyal, komunikasi, sensitivenes
Peers
Kerjasama, terbuka, saling mendukung, komunikatif
3. Safety Oriented, bekerja dengan keselamatan yang tinggi
Prinsip-prinsip pertolongan pertama pada kecelakaan (first aid)
Prinsip-prinsip dasar dalam menangani suatu keadaan darurat yaitu :
1. Pastikan anda bukan menjadi korban berikutnya, periksa dulu apakah tempat tersebut sudah
aman atau masih dalam bahaya
2. Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efisien. Pergunakanlah sumber
daya yang ada baik alat, manusia maupun sarana pendukung lainnya. Bila anda bekerja tim,
buatlah perencanaan yang matang dan dipahami oleh seluruh anggota.
3. Biasakan membuat catatan tentang usaha-usaha pertolongan yang sudah dilakukan, identitas
korban, tempat dan waktu kejadian dsb. Catatan ini berguna bila penderita mendapat rujukan
atau pertolongan tambahan oleh pihak lain.
Sistematika Pertolongan Pertama
1. Jangan panik
2. Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya
Bertujuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan ulang yang akan memperberat kondisi korban.
Keuntungan lainnya yaitu penolong dapat memberikan pertolongan dengan tenang dan
konsentrasi.
3. Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban
4. Perhatikan Pendarahan
Pendarahan yang keluar dari pembuluh darah besar dapat membawa kematian dalam waktu 3-5
menint.
5. Perhatikan tanda-tanda Shock
Korban-korban ditelentangkan dengan bagian kepala lebih rendah dari letak anggota tubuh yang
lain. Apabila korban muntah-muntah dalam keadaan sadar, baringkan telungkup dengan letak
kepala lebih rendah dari bagian tubuh lainnya.
6. Jangan memindahkan korban secara terburu-buru
Korban tidak boleh dipindahkan dari tempatnya sebelum dipastikan jenis dan keparahan cidera
yang dialaminya kecuali bila tempat kecelakaan tidak memungkinkan bagi korban dibiarkan
ditempat tersebut. Apabila korban hendak diusung terlebih dahulu pendarahan harus dihentikan
serta tulang-tulang yang patah dibidai. Dalam mengusung korban usahakan supaya kepala
korban tetap terlindung dan perhatikan jangan sampai saluran pernafasannya tersumbat oleh
kotoran atau muntah.
7. Segera transportasikan korban ke sentral pengobatan
10 Kunci yang menjadi kewajiban bagi pengawas dalam melaksanakan tugas sehari-hari yaitu :
1. Menentukan tata pelaksanaan kerja (Standar Operasi)
2. Perbaikan metode kerja
3. Penempatan pekerja yang tepat
4. Pembinaan dan pengawasan dalam menjalankan tugas
5. Peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja
6. Pemeliharaan syarat lingkungan kerja
7. Pemeriksaan keselamatan dan kesehatan kerja
8. Penyelesaian pada waktu ditemukan kelainan dan waktu terjadinya kecelakaan
9. Peningkatan kesadaran keselamatan dan kesehatan kerja
10. Kreativitas untuk mencegah kecelakaan kerja
Faktor Kecelakaan
Kecelakaan terjadi karena ada beberapa faktor yaitu Manusia, Mesin/peralatan, Material, Metode,
Lingkungan (4M+1E)