Anda di halaman 1dari 82

PERMEN ESDM NO.

26 TAHUN 2018
TENTANG
PELAKSANAAN KAIDAH PERTAMBANGAN YANG BAIK DAN PENGAWASAN
PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
&
PEDOMAN PELAKSANAAN LINGKUNGAN PERTAMBANGAN
(KEPMEN ESDM 1827/ K/MEM/30/2018 LAMPIRAN V DAN VI)

DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA


KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DAFTAR ISI

1. PENDAHULUAN
2. PENGATURAN ASPEK LINGKUNGAN
3. SANKSI
4. KETENTUAN LAIN-LAIN
5. PEDOMAN PELAKSANAAN
Pendahuluan
Peraturan Menteri dibuat dalam rangka memberikan pedoman :

KAIDAH TEKNIK PERTAMBANGAN

pelaksanaan kaidah teknik pertambangan yang baik


sebagaimana dimaksud dalam pasal 95 huruf a dan pasal
96 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara serta

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

untuk melaksanakan ketentuan pasal 35 Peraturan


Pemerintah Nomor 55 tahun 2010 tentang Pembinaan
dan Pengawasan Penyelenggaran Pengelolaan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara
Pendahuluan
Peraturan Menteri dibuat dalam rangka memberikan pedoman :

PELAKSANAAN KAIDAH PERTAMBANGAN YANG BAIK

Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP


Operasi Produksi, dan IUPK Operasi Produksi dalam
setiap tahapan kegiatan Usaha Pertambangan wajib
melaksanakan kaidah pertambangan yang baik.

KAIDAH PERTAMBANGAN YANG BAIK

Kaidah pertambangan yang baik meliputi:


a. kaidah teknik pertambangan yang baik; dan
b. tata kelola pengusahaan pertambangan.
Pendahuluan
Peraturan Menteri dibuat dalam rangka memberikan pedoman :

PELAKSANAAN KAIDAH PERTAMBANGAN YANG BAIK

Pemegang IUP Operasi Produksi khusus untuk


pengolahan dan/atau pemurnian dalam kegiatan
Pengolahan dan/atau Pemurnian wajib melaksanakan
kaidah pertambangan yang baik.

KAIDAH PERTAMBANGAN YANG BAIK

Kaidah pertambangan yang baik meliputi:


a. kaidah teknik Pengolahan dan/atau Pemurnian; dan
b. tata kelola pengusahaan Pengolahan dan/atau
Pemurnian.
Pendahuluan
Peraturan Menteri dibuat dalam rangka memberikan pedoman :

PELAKSANAAN KAIDAH PERTAMBANGAN YANG BAIK

Pemegang IUP Operasi Produksi khusus untuk


pengolahan dan/atau pemurnian dalam kegiatan
Pengolahan dan/atau Pemurnian wajib melaksanakan
kaidah pertambangan yang baik.

KAIDAH PERTAMBANGAN YANG BAIK

Kaidah pertambangan yang baik meliputi:


a. kaidah teknik Pengolahan dan/atau Pemurnian; dan
b. tata kelola pengusahaan Pengolahan dan/atau
Pemurnian.
RESUME ASPEK PELAKSANAAN
PENERAPAN KAIDAH TEKNIK PERTAMBANGAN YANG BAIK

IUP Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, IUPK Pemegang IUP Operasi Produksi IUJP
Ekplorasi dan IUPK Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau
pemurnian

1. teknis pertambangan; 1. teknis kegiatan Pengolahan 1. upaya pengelolaan lingkungan


2. konservasi sumber daya Mineral dan dan/atau Pemurnian; hidup, keselamatan
Batubara; 2. keselamatan Pengolahan pertambangan, konservasi Mineral
3. keselamatan dan kesehatan kerja dan/atau Pemurnian; dan Batubara, dan teknis
Pertambangan; 3. pengelolaan lingkungan hidup pertambangan sesuai dengan
4. keselamatan operasi Pertambangan; dan pascaoperasi; dan bidang usahanya; dan
5. pengelolaan lingkungan hidup 4. konservasi Mineral dan Batubara 2. kewajiban untuk mengangkat
pertambangan, reklamasi, dan penanggung jawab operasional
pascatambang serta pascaoperasi; dan sebagai pemimpin tertinggi di
6. pemanfaatan teknologi, kemampuan lapangan.
rekayasa, rancang bangun,
pengembangan dan penerapan teknologi
pertambangan
ASPEK PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PERTAMBANGAN

Sesuai dengan Pasal 20 Ayat 1 :


 Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi,
dan IUPK Operasi Produksi wajib melakukan pengelolaan lingkungan
hidup pertambangan

Sesuai dengan Pasal 20 Ayat 2 :


 Pengelolaan lingkungan hidup pertambangan meliputi:
a. pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
pertambangan sesuai dengan Dokumen Lingkungan Hidup; dan
b. penanggulangan dan pemulihan lingkungan hidup apabila
terjadi pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.
ASPEK PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN

Sesuai dengan Pasal 21 Ayat 1 :


 Pemegang IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau
pemurnian wajib melakukan pengelolaan lingkungan hidup dan
pascaoperasi.
Sesuai dengan Pasal 21 Ayat 2 :
 Pengelolaan lingkungan hidup dan pascaoperasi meliputi:
a. pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
pertambangan sesuai dengan Dokumen Lingkungan Hidup; dan
b. penanggulangan dan pemulihan lingkungan hidup apabila
terjadi pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.
ASPEK REKLAMASI DAN PASCATAMBANG
Sesuai dengan Pasal 22 Ayat 1 :
Pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK Eksplorasi wajib:
a. menyampaikan rencana Reklamasi tahap Eksplorasi sesuai Dokumen Lingkungan Hidup;
b. menempatkan jaminan Reklamasi tahap Eksplorasi sesuai dengan penetapan Menteri
atau gubernur sesuai dengan kewenangannya;
c. melaksanakan Reklamasi tahap Eksplorasi;
d. melaporkan pelaksanaan Reklamasi tahap Eksplorasi;
e. menyampaikan rencana Reklamasi tahap operasi roduksi pada saat mengajukan
permohonan peningkatan IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi; dan
f. menyampaikan rencana Pascatambang pada saat mengajukan permohonan
peningkatan IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi.
ASPEK REKLAMASI DAN PASCATAMBANG

Sesuai dengan Pasal 22 Ayat 2 :

Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi wajib:


a. menempatkan jaminan Reklamasi tahap operasi produksi dan jaminan
Pascatambang sesuai dengan penetapan Menteri atau gubernur sesuai
dengan kewenangannya;
b. menyampaikan rencana Reklamasi tahap operasi produksi secara periodik;
c. melaksanakan Reklamasi tahap operasi produksi dan Pascatambang; dan
d. melaporkan pelaksanaan Reklamasi tahap operasi produksi dan
Pascatambang.
ASPEK PASCAOPERASI

Sesuai dengan Pasal 22 Ayat 3 :


Pemegang IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian
wajib:
a. menyampaikan rencana pascaoperasi sesuai dengan Dokumen
Lingkungan Hidup;
b. melaksanakan kegiatan pascaoperasi untuk perbaikan,
pemulihan, dan penataan kualitas lingkungan dan ekosistem
agar berfungsi kembali sesuai peruntukannya; dan
c. melaporkan pelaksanaan kegiatan pascaoperasi.
SANKSI
IUP dan IUP EKSPLORASI IUP dan IUPK OP IUP OP khusus Olah Murni
Sesuai dengan Pasal 50 Ayat 4 : Sesuai dengan Pasal 50 Ayat 3 : Sesuai dengan Pasal 50 Ayat 5 :
Pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK
Eksplorasi yang tidak : Pemegang IUP Operasi Produksi Pemegang IUP Operasi Produksi
a. menyampaikan rencana Reklamasi dan IUPK Operasi Produksi yang khusus untuk pengolahan
tahap Eksplorasi sesuai Dokumen tidak : dan/atau pemurnian yang tidak
Lingkungan Hidup; a. menempatkan jaminan :
b. menempatkan jaminan Reklamasi Reklamasi tahap operasi a. menyampaikan rencana
tahap Eksplorasi sesuai dengan
penetapan Menteri atau produksi dan jaminan pascaoperasi sesuai dengan
gubernur sesuai dengan Pascatambang sesuai dengan Dokumen Lingkungan
kewenangannya; penetapan Menteri atau Hidup;
c. melaksanakan Reklamasi tahap gubernur sesuai dengan
Eksplorasi; b. melaksanakan kegiatan
kewenangannya; pascaoperasi untuk
d. melaporkan pelaksanaan Reklamasi
tahap Eksplorasi; b. menyampaikan rencana perbaikan, pemulihan,
e. menyampaikan rencana Reklamasi Reklamasi tahap operasi dan penataan kualitas
tahap operasi roduksi pada saat produksi secara periodik; lingkungan dan ekosistem
mengajukan permohonan agar berfungsi kembali
peningkatan IUP Operasi Produksi c. melaksanakan Reklamasi
atau IUPK Operasi Produksi; dan tahap operasi produksi dan sesuai peruntukannya; dan
f. menyampaikan rencana Pascatambang; c. melaporkan pelaksanaan
Pascatambang pada saat d. melaporkan pelaksanaan kegiatan pascaoperasi,
mengajukan permohonan
peningkatan IUP Operasi Produksi Reklamasi tahap operasi
atau IUPK Operasi Produksi, produksi dan Pascatambang,

akan dikenakan sanksi administratif.


SANKSI
Sesuai dengan Pasal 50 Ayat 7 :
Pemegang IPR yang tidak menerapkan
kaidah teknik pertambangan yang baik dan
tata kelola pengusahaan pertambangan
sesuai dengan kegiatannya, akan dikenakan
sanksi administratif.
Sanksi Administratif
• Bab VI Pasal 50

Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Ekplorasi, IUP Operasi Produksi, dan IUPK Operasi
Produksi, Pemegang IUJP, Pemegang IPR yang tidak mematuhi atau melanggar
ketentuan sebagaimana dimaksud dikenakan sanksi administratif

Sanksi Administratif dapat berupa:


• Peringatan tertulis
• Penghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan usaha
• Pencabutan izin

Sanksi Administratif diberikan oleh Menteri atau gubernur sesuai dengan


kewenangannya.
KETENTUAN LAIN-LAIN
• Rencana Reklamasi dan/atau rencana Pascatambang yang
telah disetujui oleh Menteri atau gubernur sesuai dengan
kewenangannya sebelum diundangkannya Peraturan
Menteri ini, dinyatakan tetap berlaku sampai dengan jangka
waktunya berakhir.

• Pemegang IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan


dan/atau pemurnian wajib menyampaikan rencana
pascaoperasi kepada Menteri atau gubernur sesuai dengan
kewenangannya paling lambat 2 (dua) tahun terhitung
sejak Peraturan Menteri ini diundangkan.
Peraturan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik

Kepmen ESDM No 1827K/30/MEM/2018


LAMPIRAN V : PEDOMAN PELAKSANAAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

Kepmen ESDM No 1827K/30/MEM/2018


LAMPIRAN VI : PEDOMAN PELAKSANAAN
REKLAMASI DAN PASCATAMBANG SERTA
PASCAOPERASI PADA KEGIATAN USAHA
PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

17
KERANGKA KAIDAH Teknik Pertambangan yang Baik PERLINDUNGAN
LINGKUNGAN HIDUP PERTAMBANGAN (LHP)

LAMPIRAN V KEPMEN ESDM NO 1827/2018

SISTEM PENGELOLAAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN HIDUP PERTAMBANGAN

PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PENANGGULANGAN,


eksplorasi, konstruksi, penambangan,
pengangkutan,pengolahan/pemurnian PEMULIHAN TERHADAP
PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP PENCEMARAN/PERUSAKAN

PENGHARGAAN PENGELOLAAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN HIDUP PERTAMBANGAN

LAMPIRAN VI KEPMEN ESDM NO 1827/2018


REKLAMASI RENCANA REKLAMASI JAMINAN REKLAMASI
&
PASCATAMBANG RENCANA PASCATAMBANG JAMINAN PASCATAMBANG

PASCAOPERASI RENCANA PASCAOPERASI


18
LAMPIRAN V :
PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP PERTAMBANGAN MINERAL
DAN BATUBARA
19
PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA

Mengatur pengelolaan dan


pemantauan lingkungan
setiap tahap

KEPMEN ESDM Mengatur penanggulangan


No. 1827/2018
LAMPIRAN V pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan hidup
Petunjuk sistem pengelolaan perlindungan
lingkungan hidup pertambangan dan
penghargaan pengelolaan lingkungan hidup
pertambangan
PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

PENGELOLAAN LINGKUNGAN

PEMANTAUAN LINGKUNGAN
PENJAMINAN
PENGELOLAAN PENANGANAN MASALAH
LINGKUNGAN YANG LINGKUNGAN
BAIK

SISTEM PERLINDUNGAN LINGKUNGAN

PENGHARGAAN LINGKUNGAN
PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

 Pengelolaaan lingkungan di setiap tahapan pertambangan


 Pengelolaaan lingkungan pada berbagai macam metode dan sistem penambangan
 Pemantauan lingkungan lebih didetailkan dan dilakukan oleh tenaga teknis yang
kompeten serta peralatan yang standar
 Tata cara baku penanggulangan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup
dan upaya penanggulangan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup
 Sistem pengelolaan perlindungan lingkungan hidup pertambangan
POKOK-POKOK PENGATURAN
Pengelolaan Lingkungan Hidup Pertambangan (1)

No Kegiatan Substansi
Pengelolaan Lingkungan Hidup
1 Eksplorasi  Efisiensi pembukaan lahan
 Penyiapan sarana/fasilitas pengelolaan lingkungan sebelum
pengeboran, pembuatan sumur/paritan uji
 Kajian geokimia dalam rangka studi kelayakan
2 Konstruksi  Penyiapan sarana/fasilitas pengelolaan lingkungan
 Pengamanan, pengelolaan tanah zona pengakaran
 Sarana dan prasarana pertambangan dilengkapi fasilitas
pengelolaan lingkungan (drainase, kolam pengendap, oil trap)
3 Penambangan  Penyiapan sarana/fasilitas pengelolaan lingkungan
 Pengamanan, pengelolaan tanah zona pengakaran
 Jarak aman penambangan/penimbunan terhadap fasilitas
umum
 Pengutamaan backfilling
 Pengelolaan air larian permukaan, air tambang
 Integrasi pencegahan dan penanggulangan AAT dalam
penambangan
23
POKOK-POKOK PENGATURAN
Pengelolaan Lingkungan Hidup Pertambangan (2)

No Kegiatan Substansi
3 Penambangan  T. Bawah Tanah: kajian, identifikasi, dan pemantauan subsidence
 T. Semprot, Kapal Keruk Darat: air kerja sirkulasi tertutup
 T. Kapal Keruk Laut: pencegahan dan penanggulangan tumpahan
hidrokarbon dan bahan kimia
 T. Ekstraksi Cair: daur ulang air kerja, pemantauan subsidence
4 Pengangkutan Pengendalian debu, pencegahan kebocoran, pencegahan dan
penanggulangan tumpahan hidrokarbon dan bahan kimia
5 Pengolahan/  Air kerja sirkulasi tertutup atau air keluaran yang memenuhi baku
pemurnian mutu
 Larangan penggunaan merkuri
 Sirkulasi air kerja tertutup dan fasilitas minimum untuk pelindian
timbunan bijih

Pemantauan Lingkungan Hidup

1 Peralatan Pealatan pantau yang standar


2 Tenaga kerja Tenaga kerja pertambangan yang berkompeten
24
PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
HIDUP PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

PENGELOLAAN Dalam melaksanakan kegiatan penambangan,


LINGKUNGAN
Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK
HIDUP PADA
KEGIATAN
Operasi Produksi wajib melakukan pengelolaan
PENAMBANGAN lingkungan hidup pertambangan sesuai dengan
dokumen lingkungan hidup
PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
HIDUP PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

Dalam melakukan pembukaan lahan untuk


kegiatan penambangan, Pemegang IUP Operasi
PENGELOLAAN
Produksi dan IUPK Operasi Produksi melakukan
LINGKUNGAN
HIDUP PADA tahapan kegiatan yang meliputi:
KEGIATAN 1) identifikasi jenis–jenis tanaman;
PENAMBANGAN 2) pembersihan vegetasi; dan
3) pengupasan dan pengelolaan lapisan tanah
zona pengakaran.
PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA

Dalam melakukan
pembukaan lahan untuk
kegiatan penambangan,
Pemegan IUP Operasi
Produksi dan IUPK Operasi
PENGELOLAAN Produksi menyiapkan
LINGKUNGAN
HIDUP PADA
fasilitas pengelolaan
KEGIATAN lingkungan terdiri atas:
PENAMBANGAN
1) saluran drainase;
2) kolam pengendap;
dan/atau
3) sarana kendali erosi
lainnya.
PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

1) Kolam pengendap dibangun di lokasi yang stabil dan dibuat dengan


memenuhi:
a) desain teknis yang sesuai karakteristik kegiatannya;
b) jarak aman dengan badan sungai, lokasi bangunan perumahan
penduduk, fasilitas umum, lahan pertanian dan lahan perkebunan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

2) Pembuatan kolam pengendap dilakukan dengan:


a) penebasan vegetasi/tanaman;
KOLAM b) pengupasan dan pengelolaan tanah zona pengakaran; dan
PENGENDAP c) pemadatan dasar kolam sampai memenuhi kriteria desain sesuai kaidah
teknis.

3) Kolam pengendap dilengkapi:


a) akses pemeliharaan dan pemantauan yang terpelihara dengan baik;
b) alat yang berfungsi menghentikan aliran air di titik keluar menuju
badan perairan umum jika terjadi pelampauan baku mutu lingkungan
hidup pada titik keluar (outlet) kolam pengendap;
c) sarana pengukur debit air pada titik keluar kolam pengendap; dan
d) papan informasi hasil pemantauan kualitas air limbah pertambangan.

4) Kolam pengendap dipelihara secara berkala supaya berfungsi dengan baik.


Bentuk Kendali Erosi

Sistem Drainase Kolam Sedimen Drop Structure Cover Croping

Guludan Terasiring Rip Rap Gabion

Check Dam
29
PEMBUATAN DROP STRUCTURE
PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
HIDUP PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

 Pemegang IUP Operasi Produksi


atau IUPK Operasi Produksi
mempertimbangkan kecukupan
volume tanah zona pengakaran untuk
perencanaan kegiatan reklamasi
hingga akhir umur tambang.

 Tanah zona pengakaran sedapat


mungkin langsung digunakan untuk
PENGELOLAAN revegetasi.
LINGKUNGAN HIDUP
PADA KEGIATAN  Dalam hal tanah zona pengakaran
PENAMBANGAN tidak dapat langsung digunakan,
maka dilakukan penyimpanan pada
lokasi yang dilengkapi dengan
fasilitas pengelolaan lingkungan
untuk menghindari terjadinya
kontaminasi, erosi dan genangan,
serta dilakukan upaya untuk menjaga
kualitas tanah zona pengakaran yang
disimpan.
PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

• Pemegang IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi dalam


melakukan kegiatan penambangan mempertimbangkan jarak aman
terhadap bangunan perumahan penduduk, fasilitas umum, situs sejarah,
cagar budaya, badan perairan umum, lahan pertanian dan perkebunan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PENGELOLAAN • Kegiatan penambangan mempertimbangkan kajian hidrologi dan


LINGKUNGAN hidrogeologi sehingga air permukaan dan air tanah terhindar dari
HIDUP PADA pencemaran dan/atau perusakan.
KEGIATAN
PENAMBANGAN • Penambangan yang menggunakan kegiatan peledakan tidak boleh
menimbulkan gangguan dan/atau kerusakan terhadap rumah,
bangunan penting lainnya, dan lingkungan di sekitarnya.
PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PERTAMBANGAN MINERAL DAN
BATUBARA

• Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi


Produksi dalam melakukan penimbunan batuan
penutup mengutamakan pengisian kembali lubang
PENGELOLAAN bekas tambang dengan mempertimbangkan aspek
LINGKUNGAN konservasi mineral dan batubara.
HIDUP PADA
KEGIATAN
PENAMBANGAN • Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi
Produksi melakukan penimbunan batuan penutup
berdasarkan kajian:
a) geoteknik;
b) geokimia batuan penutup; dan
c) hidrologi yang termasuk di dalamnya pengendalian
erosi dan sedimentasi.
Kajian Pengelolaan OB

1. Kajian Kestabilan lereng Timbunan

2. Kajian Batuan Berpotensi Asam


PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

• Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi


Produksi dalam hal melakukan penimbunan batuan
penutup di luar bekas tambang harus berdasarkan kajian
jarak aman terhadap bangunan perumahan penduduk,
PENGELOLAAN
fasilitas umum, badan perairan umum, lahan pertanian
LINGKUNGAN dan perkebunan sesuai dengan ketentuan peraturan
HIDUP PADA perundang-undangan.
KEGIATAN
PENAMBANGAN
• Sebelum dilakukan penimbunan batuan penutup di area
penimbunan, dilaksanakan tahapan yang meliputi:
a) pembersihan vegetasi; dan
b) pengupasan dan pengelolaan lapisan tanah zona
pengakaran.
PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

Pengelolaan Air Larian Permukaan, Air Tambang, dan Air


Asam Tambang :
• Air larian permukaan, air tambang, dan air asam tambang dikelola
dengan baik sebagai upaya pencegahan atas potensi
pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.

Pengelolaan Air Larian Permukaan dan Air Tambang :


PENGELOLAAN • Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi
LINGKUNGAN dalam melakukan kegiatan penambangan melakukan
HIDUP PADA pengelolaan yang meliputi:
KEGIATAN 1) mengalirkan air tambang melalui saluran drainase
PENAMBANGAN yang berfungsi dengan baik menuju kolam pengendap
sebelum dilepaskan ke badan perairan umum;
2) air tambang sebelum dilepas ke badan perairan umum
wajib memenuhi baku mutu lingkungan hidup sesuai
ketentuan peraturan perundang- undangan; dan
3) mengalirkan air larian permukaan yang mengarah ke lokasi
tambang dari lahan sekitar tambang yang tidak terganggu
melalui saluran pengalih/pengelak.
PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
HIDUP PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

Pengelolaan Air Asam Tambang

• Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi melakukan kajian geokimia batuan untuk
mengetahui adanya potensi terbentuknya air asam tambang.
• Dalam hal terdapat potensi terbentuknya air asam tambang, pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK
Operasi Produksi melakukan pencegahan terhadap pembentukan air asam tambang.
• Pencegahan terhadap pembentukan air asam tambang terdiri atas:
a) manajemen penempatan batuan penutup;
b) pengkapsulan (dry cover);
c) metode perendaman (wet cover);
d) pencampuran material pembentuk asam dengan material yang tidak
berpotensi membentuk asam atau bersifat basa; dan/atau
e) penggunaan metode lainnya sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
• Dalam hal telah dilakukan pencegahan terhadap pembentukan air asam tambang tetapi masih terbentuk air
asam tambang, maka pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi melakukan
penanggulangan terhadap terbentuknya air asam tambang sampai memenuhi baku mutu lingkungan hidup
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sebelum dilepas ke badan perairan umum.
PENGENDALIAN AAT PADA TIMBUNAN
PENGENDALIAN AAT PADA TIMBUNAN
PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

 Penanggulangan terhadap terbentuknya air asam tambang terdiri atas:


a) cara aktif; dan/atau
b) cara pasif.

 Penanggulangan terhadap terbentuknya air asam tambang dengan cara


PENGELOLAAN aktif terdiri atas:
LINGKUNGAN a) penggunaan bahan kimia penetral asam seperti kapur, soda kaustik;
HIDUP PADA dan/atau
b) penggunaan metode lainnya sesuai dengan perkembangan ilmu
KEGIATAN pengetahuan dan teknologi.
PENAMBANGAN
 Penanggulangan terhadap terbentuknya air asam tambang dengan cara
pasif terdiri atas:
a) lahan basah;
b) open limestone channel; dan/atau
c) penggunaan metode lainnya sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
PENANGGULANGAN AAT CARA AKTIF
PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN
a. Pemegang IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi Produksi, dan
HIDUP PADA IUP Operasi Produksi Khusus Pengolahan dan/atau Pemurnian
KEGIATAN dalam melaksanakan kegiatan pengangkutan wajib melakukan
pengelolaan lingkungan hidup pertambangan sesuai dengan
PENGANGKUTAN dokumen lingkungan hidup.
b. Pengelolaan lingkungan hidup dalam kegiatan pengangkutan
untuk meminimalkan konsentrasi debu hingga memenuhi baku
mutu udara ambien yang dilakukan dengan:
1) penyiraman jalan secara rutin;
2) penghijauan;
3) pembatasan kecepatan kendaraan;
4) penyemprotan debu di ban berjalan; dan/atau
5) ban berjalan dilengkapi dengan atap penutup dan sistem
pembersihan return belts.

c. Kegiatan pengangkutan hasil pengolahan komoditas dengan


menggunakan pipa dilakukan pemeriksaan berkala pada instalasi
pemipaan untuk mencegah potensi kebocoran dan/atau kerusakan.

d. Kegiatan pembongkaran barang dan peralatan serta pemuatan


komoditas di pelabuhan dilakukan dengan mengupayakan
pencegahan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.

e. Dalam hal terjadinya tumpahan pada kegiatan pengangkutan


bahan berbahaya dan beracun serta limbah bahan berbahaya dan
beracun pada media lingkungan hidup, maka dilakukan
pengelolaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pemantauan lingkungan lebih didetailkan dan dilakukan oleh tenaga teknis yang
kompeten serta peralatan yang standar

TENAGA TEKNIS
YANG KOMPETEN
&
Pemantauan Lingkungan Hidup PERALATAN
PANTAU
• Pemegang IUP Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi Produksi, dan STANDAR
IUP Operasi Produksi Khusus Pengolahan dan/atau Pemurnian wajib
melakukan pemantauan lingkungan hidup dan menyusun tata cara baku
pemantauan lingkungan hidup pertambangan sesuai dengan dokumen
lingkungan hidup dengan tujuan untuk pencegahan dan penanggulangan
pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.

• Pemantauan lingkungan hidup antara lain: pemantauan kualitas air permukaan,


kualitas dan kuantitas air tanah, kualitas air laut, kualitas air limbah, kualitas
tanah, kualitas udara, keanekaragaman hayati, penurunan permukaan tanah,
atau erosi dan sedimentasi.
Pemantauan
Keberhasilan
Revegetasi
Data pH Air
10
PerMen LH 9/2006
9

7
pH

6
PerMen LH 9/2006 Sediment Pond Geomin

Basecamp SP
5
Emea SP

Huko Huko SP
4
Sediment Pond Emea

PerMen LH 9/2006
3
Jan

Nov

Nov

Nov
Feb
Mar
Apr
Mei
Juni
Juli
Agst
Sept
Okt

Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei

July
June

Agst
Sept
Okt

Des
Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
Oct

Dec
Jan
Feb

May
Jun
Mar
Apr

Jul
Aug
Sep

3D

2007-2010

Kestabilan

Kualitas Lereng
•Air timbunan
•Udara
Pemantauan •Fungsi Sarana

•Tanah pengendalian
erosi

•Mempunyai alat pantau yang akurat


•Metode yang dilakukan secara pengukuran langsung
•Pemantauan dilakukan secara berkala (hari/minggu/bulan/tahun)
POKOK-POKOK PENGATURAN
Penanggulangan Pencemaran dan atau Perusakan Lingkungan Hidup

Penanggulangan Pencemaran dan/atau Perusakan Lingkungan


Hidup
a. Tata cara baku penanggulangan pencemaran dan/atau
PENANGGULANGAN perusakan lingkungan hidup yang disusun oleh KTT meliputi:
PENCEMARAN 1) penyiapan ketentuan dan prosedur;
DAN/ATAU 2) penyiapan personil dan tim yang berkompeten;
PERUSAKAN 3) penyiapan sarana, peralatan dan bahan; dan
LINGKUNGAN HIDUP 4) kesiapsiagaan dan tanggap darurat lingkungan.

b. Upaya penanggulangan pencemaran dan/atau perusakan


lingkungan hidup yang dilakukan oleh KTT meliputi:
1) identifikasi sumber pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan hidup beserta dampak yang ditimbulkan;
2) tindakan perbaikan terhadap sumber pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup beserta dampak yang ditimbulkan;
dan
3) pemantauan dan evaluasi terhadap tindakan perbaikan yang
telah dilakukan.

sumber: https://twitter.com/greenpeaceid/status/878136035380649984
46
POKOK-POKOK PENGATURAN
Sistem Pengelolaan Perlindungan Lingkungan Hidup Pertambangan pada
kegiatan pertambangan yang wajib AMDAL

1. Kebijakan
Lingkungan;
2. Perencanaan;
3. Struktur Organisasi;
4. Pelaksanaan;
5. Evaluasi;
6. Dokumentasi; dan
7. Tinjauan Manajemen.

Danau Cinta Balocci, Pangkep (bekas tambang tanah liat/batu kapur)


sumber:
https://twitter.com/makassar_guide/status/958507542404935680

47
LAMPIRAN VI : PEDOMAN PELAKSANAAN REKLAMASI DAN PASCATAMBANG
SERTA PASCAOPERASI PADA KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL
DAN BATUBARA

Taman Tebing Breksi Prambanan (bekas tambang batubreksi)


sumber:
https://www.hobiwisata.com/2018/02/lokasi-dan-harga-tiket-masuk-wisata.html

48
POKOK-POKOK PERUBAHAN PENGATURAN
Reklamasi, Pascatambang, dan Pascaoperasi (1)

Perubahan pengaturan:
1. Penyederhanaan;
2. Pengaturan baru; dan
3. Penjelasan/perincian.

Tebing Koja Tangerang (bekas tambang pasir)


sumber:
https://medium.com/pergi-com/tebing-koja-destinasi-murah-meriah-nan-instagramable-di-tangerang-8516f36b29a4

49
POKOK-POKOK PERUBAHAN PENGATURAN
Reklamasi, Pascatambang, dan Pascaoperasi (2)

KETERANGAN PERMEN 7 TAHUN 2014 KEPMEN 1827 TAHUN 2018


Penyederhanaan
Rencana Reklamasi Tahap OP seluruh komoditas menyusun mineral bukan logam dan batuan ≤5 tahun:
dimasukkan/digabungkan ke dalam rencana
Pascatambang termasuk Jaminan Reklamasi

Laporan Pelaksanaan Reklamasi  permohonan pencairan Jaminan Reklamasi  tidak perlu ada permohonan pencairan
Tahap Eksplorasi dan OP tersendiri  paling lambat 31 Januari tahun berjalan
 penyampaian laporan pelaksanaan tidak
diatur

Konsultasi Pemangku Kepentingan harus berkonsultasi dengan pemangku dapat berkonsultasi dengan pemangku
kepentingan kepentingan untuk yang tidak wajib AMDAL
pada saat peningkatan OP-nya

Penebaran Tanah Zona Penebaran tanah zona pengakaran


Pengakaran dilakukan setelah ada hasil analisis kualitas
tanah

50
POKOK-POKOK PERUBAHAN PENGATURAN
Reklamasi, Pascatambang, dan Pascaoperasi (3)

KETERANGAN PERMEN 7 TAHUN 2014 KEPMEN 1827 TAHUN 2018


Pengaturan Baru
Rencana Pascaoperasi -  IUP OPK Pengolahan dan Pemurnian
menyusun rencana Pascaoperasi
 disampaikan paling lambat 1 tahun
setelah mendapatkan IUP OPK
Pengolahan dan Pemurnian
Reklamasi di Sungai - pengelolaan kualitas air, pencegahan dan
penanggulangan erosi dan pendangkalan
sungai, serta kestabilan sempadan sungai
Sistem data dan informasi menyampaikan data spasial
dalam bentuk shape file (.shp)

Biaya Reklamasi Tahap Eksplorasi - penyesuaian inflasi


dan OP
Fasilitas Pembibitan - IUP OP wajib AMDAL perlu membangun
POKOK-POKOK PERUBAHAN PENGATURAN
Reklamasi, Pascatambang, dan Pascaoperasi (4)
KETERANGAN PERMEN 7 TAHUN 2014 KEPMEN 1827 TAHUN 2018

Penjelasan/Perincian
Perubahan Rencana Pascatambang jika terjadi perubahan rencana Reklamasi  jika ada perubahan atas tata
guna lahan, dokumen studi
kelayakan, dan/atau dokumen
Lingkungan Hidup
 Jika mengajukan perpanjangan
IUP/K
Pencairan Jaminan Reklamasi Tahap OP persetujuan pencairan paling lambat 30 persetujuan pencairan setelah
hari setelah diterimanya laporan dilakukan penilaian pencairan

Penetapan Pihak Ketiga  jika 2 tahun berturut-turut  jika 2 tahun berturut-turut


pelaksanaan ≤60% pelaksanaan ≤60% atau
 diusulkan IUP/K, dievaluasi oleh dinyatakan lalai
Menteri/gubernur  jika tidak diusulkan IUP/K,
ditetapkan oleh
Menteri/gubernur
POKOK-POKOK PERUBAHAN PENGATURAN
Reklamasi, Pascatambang, dan Pascaoperasi (5)
Keterangan Permen 7 Tahun 2014 Kepmen 1827 Tahun 2018
Kompetensi tenaga belum dijelaskan perencanaan dan
pelaksanaan Reklamasi dan Pascatambang
dilakukan oleh tenaga teknis pertambangan
yang berkompeten
Pembukaan kembali area menyampaikan rencana kegiatan Penambangan menyampaikan rencana kegiatan
reklamasi dengan pertimbangan nilai keekonomian Penambangan dengan pertimbangan nilai
reklamasi keekonomian reklamasi, perencanaan dan
pelaksanaan reklamasi kembali, penjaminan
reklamasi kembali

Kriteria keberhasilan Reklamasi belum dijelaskan diajukan IUP/K berdasarkan kajian


selain revegetasi tahap OP
Keanekaragaman hayati belum ditegaskan reklamasi revegetasi ditujukan untuk
perlindungan keanekaragaman hayati
Rencana Reklamasi 5 tahun belum ditegaskan luasan reklamasi sesuai ketersediaan lahan,
pertama biaya reklamasi sesuai bukaan lahan
PEDOMAN PELAKSANAAN REKLAMASI DAN PASCATAMBANG SERTA
PASCAOPERASI PADA KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL
DAN BATUBARA

PERMEN ESDM NO 7 TAHUN 2014 KEPMEN ESDM NO 1827/2018

1. PENYUSUNAN RENCANA REKLAMASI 1. PENYUSUNAN RENCANA REKLAMASI


2. PENYUSUNAN RENCANA PASCATAMBANG 2. PENYUSUNAN RENCANA PASCATAMBANG
3. PENILAIAN DAN PERSETUJUAN 3. PENYUSUNAN RENCANA PASCAOPERASI
4. PELAKSANAAN DAN PELAPORAN 4. PENILAIAN DAN PERSETUJUAN
5. JAMINAN REKLAMASI 5. PELAKSANAAN DAN PELAPORAN
6. JAMINAN PASCATAMBANG 6. JAMINAN REKLAMASI
7. PENYERAHAN LAHAN REKLAMASI 7. JAMINAN PASCATAMBANG
8. PENYERAHAN LAHAN PASCATAMBANG 8. PENYERAHAN LAHAN REKLAMASI
9. PENYERAHAN LAHAN PASCATAMBANG
10. PENYERAHAN LAHAN PASCAOPERASI
LAMPIRAN VI : PEDOMAN PELAKSANAAN REKLAMASI DAN PASCATAMBANG SERTA
PASCAOPERASI KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

 PASCA OPERASI
 PEMBIBITAN
 REKLAMASI DI SUNGAI
 REKLAMASI DAN PASCA TAMBANG IUP BATUAN
 KEWAJIBAN KONSULTASI DENGAN PEMANGKU KEPENTINGAN
 BIAYA REKLAMASI
PEDOMAN PELAKSANAAN REKLAMASI DAN PASCATAMBANG SERTA PASCAOPERASI PADA
KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA

PASCAOPERASI

Pemegang IUP Operasi Produksi


Pascaoperasi adalah kegiatan khusus untuk pengolahan dan/atau
terencana, sistematis, dan pemurnian wajib menyampaikan
berlanjut untuk memulihkan fungsi rencana pascaoperasi kepada Menteri
lingkungan dan sosial setelah atau gubernur sesuai dengan
berakhirnya seluruh kegiatan kewenangannya paling lambat 2 (dua)
usaha pengolahan dan/atau tahun terhitung sejak Peraturan
pemurnian. Menteri ini diundangkan.
PASCATAMBANG

Karang Benda

Land condition before Mining


mining

Back filling and Ex mined area


Regrading
REKLAMASI BENTUK LAIN

58
PASCATAMBANG

Land cultivation Water treatment

Planting
Mulc 5 t/ha
PASCATAMBANG

Rice field

Long bean field

Page 60 Rice field


PENGELOLAAN LUBANG BEKAS TAMBANG

JUMLAH, LUAS, LOKASI VOID SESUAI DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP

HARUS BERMANFAAT DAN DIKONSULTASIKAN


PENGELOLAAN
LUBANG BEKAS PENGAMANAN SESUAI KETENTUAN
TAMBANG
MONITORING DAN PEMELIHARAAN

MEKANISME SERAH TERIMA SESUAI KETENTUAN


DASAR HUKUM
KEPMEN ESDM 1827/ K/MEM/30/2018 LAMPIRAN VI : PEDOMAN PELAKSANAAN REKLAMASI DAN
PASCATAMBANG SERTA PASCAOPERASI PADA KEGIATAN
USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
PEMBIBITAN
PEMBIBITAN
Dalam rangka mendukung kegiatan
revegetasi, pemegang IUP Operasi Produksi
dan IUPK Operasi Produksi yang memiliki
Dokumen Lingkungan Hidup berupa
analisis mengenai dampak lingkungan hidup
membuat sarana pembibitan dengan fasilitas
yang meliputi: TENAGA TEKNIS
a) pengatur cahaya atau naungan; YANG KOMPETEN
b) fasilitas pengecambahan benih;
c) saluran drainase;
d) fasilitas penanganan media tumbuh;
e) gudang sarana dan prasarana;
f) fasilitas penyiraman; dan
g) sistem administrasi.
PEMBIBITAN
REKLAMASI DI SUNGAI
Dalam hal kegiatan Reklamasi tahap Operasi Produksi
berada di sungai maka rencana Reklamasi tahap
Operasi Produksi disesuaikan dengan ketentuan
peraturan
perundang-undangan dan sedikitnya meliputi:
a) pengelolaan kualitas air sungai;
b) pencegahan dan penanggulangan terhadap erosi
dan/atau pendangkalan sungai; dan
c) Kestabilan sempadan sungai.
REKLAMASI IUP/IUPK KOMODITAS MINERAL
NON LOGAM DAN BATUAN DENGAN
UMUR TAMBANG < 5 TAHUN

Dalam hal umur tambang IUP Operasi Produksi dan


IUPK Operasi Produksi komoditas mineral bukan logam
dan batuan kurang dari atau sama dengan 5 tahun,
maka pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK Eksplorasi
dalam menyusun rencana Reklamasi tahap Operasi
Produksi dimasukkan ke dalam rencana Pascatambang.
KONSULTASI PASCATAMBANG
Pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK Eksplorasi yang dalam
peningkatan tahap Operasi Produksinya memiliki Dokumen
Lingkungan Hidup selain Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup atau UKL-UPL dalam menyusun rencana
Pascatambang dapat berkonsultasi dengan pemangku
kepentingan.
Biaya Reklamasi
DASAR HUKUM PENGELOLAAN LUBANG BEKAS TAMBANG
KEPMEN ESDM 1827/ K/MEM/30/2018 LAMPIRAN VI : PEDOMAN PELAKSANAAN
REKLAMASI DAN PASCATAMBANG SERTA PASCAOPERASI PADA KEGIATAN
USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
PENGELOLAAN LUBANG BEKAS TAMBANG
• Luasan/jumlah void mengacu pada dokumen Lingkungan Hidup
1 dan dokumen Rencana Pascatambang

• Pemanfaatan void harus sesuai kesepakatan para pemangku


kepentingan (stakeholder) yang dituangkan dalam surat
2 permintaan dari masyarakat/ warga atau Berita Acara Konsultasi
Rencana Pascatambang

• Perusahaan pertambangan wajib berupaya melakukan


3 pengamanan terhadap void yang ditinggalkan

• Penyerahan lahan bekas tambang baik berupa area revegetasi/


lubang tambang/ bentuk lainnya harus melalui mekanisme
4 pelaksanaan pascatambang yang disetujui oleh pemberi izin.
CONTOH PELAKSANAAN pengelolaan lubang bekas tambang
PENGELOLAAN LUBANG BEKAS TAMBANG

JUMLAH, LUAS, LOKASI VOID SESUAI DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP

HARUS BERMANFAAT DAN DIKONSULTASIKAN

PENGELOLAAN
LUBANG BEKAS PENGAMANAN SESUAI KETENTUAN
TAMBANG
MONITORING DAN PEMELIHARAAN

MEKANISME SERAH TERIMA SESUAI KETENTUAN


PENGELOLAAN LUBANG BEKAS TAMBANG

74
PENGELOLAAN LUBANG BEKAS TAMBANG

75
PENGELOLAAN LUBANG BEKAS TAMBANG

76
PENGELOLAAN LUBANG BEKAS TAMBANG

77
PENGELOLAAN LUBANG BEKAS TAMBANG
Upaya – Upaya yang harus dilakukan Seluruh Perusahaan
Pertambangan di Provinsi Kaltim untuk meningkatkan pengawasan
terhadap lubang bekas tambang, yaitu:

a. Membuat tanda peringatan yang tidak mudah dirusak

b. Melakukan jadwal patroli rutin

c. Pemagaran dengan bahan yang tidak mudah rusak

d. Memperkuat tanggul yang tidak mudah dijangkau

e. Membuat sistem pemipaan apabila air void


dimanfaatkan oleh warga sekitar
Membuat tanda peringatan yang tidak mudah
dirusak
Pemagaran dengan bahan yang tidak mudah rusak dan
penanggulan
Melakukan Patroli Rutin
www.minerba.esdm.go.id

Brown Canyon Semarang (Bekas tambang bahan galian C)


sumber:
https://id.pinterest.com/pin/714172453380403049/
82

Anda mungkin juga menyukai