Anda di halaman 1dari 67

TUGAS DAN TANGGUNG

JAWAB PENGAWAS
OPERASIONAL MADYA

oleh
Nendi Rohaendi

DIKLAT E-LEARNING PEMBEKALAN UJI KOMPETENSI PENGAWAS


OPERASIONAL MADYA (POM) BAGI PERTAMBANGAN
1
Biodata
Good Mining
• Nama : Nendi Rohaendi M.Sc
• Jabatan :
• 2005 - KESDM
• 2006 – 2013 Widyaiswara Pertama
• 2013 – 2017 Widyaiswara Muda
• 2017 - Skr Widyaiswara Madya
• AHLI K3 MUDA – ASSESOR – NLP
• TTL : Sumedang, 6 Juni 1977
• Pendidikan : S1 - Teknik Geologi
: S2 - Double Degree UPM
• Kursus : Production Management UG, Japan, 2009 dan Regional
Development and Mining, Perth, Australia, 2013, dan Research
Student di Gifu University, 2015
• Pengalaman Kerja: Widyaiswara: BDTBT – 2005 – 2016, WI PPSDM
Geominerba 2017 - skrg, Dosen Tamu : UNP Padang 2005-2009,
Pasca Sarjana FKM Unair; 2014-2015
• Hp: 0817201536 email: nendis@gmail.com dan
nendi.rohaendi@esdm.go.id
• Alamat : Komp MDL No. 6, Jln. Permata Permai Raya, Cisaranteun
Kulon, Bandung.
2
OUTPUT PEMBEKALAN POM
Peserta:
1. Memahami peran POM untuk posisinya
sebagai manajemen menengah untuk area
yang dipimpinnya di perusahaan.
2. Mendapatkan knowledge dan skill
menerapkan akuntabilitas POM untuk
posisinya di perusahaan Peserta memahami:
3. Bisa mengisi formulir APL 01 dan APL 02 1. Peraturan Perundang-Undangan
dengan benar untuk proses uji kompetensi 2. Konsep Good Mining Practice
POM 3. Tugas dan Tanggung Jawab
4. Bisa menyiapkan Bukti Kerja sesuai peran 4. Kompetensi
POM pada posisinya di perusahaan 5. Ruang Lingkup Semua
5. Bisa lulus kompetensi POM Kompetensi
6. Bisa membuat action plan untuk penerapan
POM selepas lulus, baik meneruskan yang
sudah berjalan maupun menambahkan
aktivitas yang baru diperolehnya dari
pembekalan POM

3

“EVERYBODY IS RESPONSIBLE FOR SAFETY”
BUT 
IS EVERYBODY  ACCOUNTABLE FOR SAFETY?

4
1.
Pendahuluan
Let’s start with the first set of slides
PRESENT
SITUATION OF
MINING
INDUSTRIES

• Identify opportunities
• Optimize logistics and supply chains
• Autonomous equipment and vehicles
• Robots
• Additive manufacturing (3D printing)
• Internet of Things and the cloud

6
Peranan Teknis Pengawas Untuk Keselamatan Pertambangan
(K3 dan KO Pertambangan)

• Pengawas Selalu Berada Di


Tempat Kerja/Mengetahui
Lapangan
• Memiliki Kesempatan
Untuk Memperbaiki
Kondisi Yang Tidak Aman
Dan Tindakan Aman Di
Tempat Kerja
• Mengetahui Kasus
Kecelakaan Dan Kejadian
Berbahaya
Dwi Pujiarso, 2018
• Mengetahui Prosedur
Kerja Untuk Menjaga K3
Multi Fungsi Pengawas
• TANGGUNG JAWAB (RESPONSIBILITY) PENGAWAS:
Keadaan/kewajiban yang harus dilaksanakan dan dipertanggung jawabkan terhadap atasan
dan kewajiban tersebut belum terinci
• TANGGUNG GUGAT (ACCOUNTABILITY) PENGAWAS:
Keadaan/kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pengawas dan kewajiban tersebut telah
dirinci/didetilkan yang tadinya tidak dapat dihitung (intangible) menjadi dapat dihitung
(tangible) sehingga kinerja pengawas tersebut dapat dihitung atau dinilai/diaudit pada
waktu tertentu

• Mediator
(Pengawas adalah Penghubung Antara Pihak Manajemen Dengan
Pekerja/Bawahan)
• Advisor/Trainer
Kebijakan Perusahaan; Bekerja Seefektif dan Seefisien Mungkin Untuk
Menghasilkan Produksi Yang Tinggi Namun Tetap Aman
• Motivator
Middle Supervisor Yang Bertanggung Jawab untuk memotivasi Ditaatinya
Peraturan dan perundang-undangan K3 Di Wilayah Tanggung Jawabnya
2.
Konsep Pengawas Operasional
Madya Dan SKKK Pengawas
Operasional
Let’s start with the first set of slides
Konsep POP, POM, POU

Teknis Konsep

Pengawas Manajemen Manajemen


Menengah Puncak
PERAN POSISI POU POM POP
Manajemen Puncak Manajemen Menengah Pengawas Garis Depan
MANAJEMEN Menetapkan kebijakan, Mengintepretasikan kebijakan top Memimpin dan mengawasi pekerja
standar, prosedur, program manajemen dan menyampaikan ke mencapai produksi dengan aman.
kerja pengawas
Membuat rencana strategis Mengelola penerapan Program di Melakukan tugas teknis (inspeksi, safety
perusahaan bagian tanggung jawabnya meeting, JSA, Investigasi, observasi, dsb)
Menetapkan tujuan Memastikan tersedianya Mengajari keterampilan teknis kepada
perusahaan sumberdaya bagi pengawas dan pekerja (LOTO, P2H, memakai APD,
pekerja melakukan tugasnya memakai JSA, melakukan confined space,
dsb)
Menyediakan sumberdaya Mencapai target produksi bagian Memotivasi pekerja, melakukan apresiasi,
yang dibutuhkan untuk yang dipimpinnya menghentikan unsafe acts dan unsafe
mencapai tujuan perusahaan condition

Berkomunikasi dengan pihak Bekerjasama dengan bagian lain Menjadi penghubung pekerja dan
luar seperti pemerintah, dari perusahaan manajemen
client, media, dsb

Bertanggung jawab kepada Bertanggung jawab kepada Bertanggung jawab kepada Manajemen
BOD Manajemen Puncak Menengah 12
SKK Khusus Pengawas Operasional

Permen
Permen ESDM UK
EK Bukti
ESDM 42- 43-2016 KUK Kerja
2016
POP-M-U
SKK Khusus Pengawas Operasional

POP POM Vs
KUK - Membuat
KUK - Melaksanakan Program, Monitoring
Program Pelaksanaan Program,
dan Mengevaluasi
Program

Permen ESDM 43-2016


Unit Kompetensi POM PDCA Cycle
ISO 45001:2018
POP
SKK KHUSUS PENGAWAS
OPERASIONAL
(PERMEN ESDM NO. 43 TAHUN 2016)

POM

POU

15
UNIT KOMPETENSI
1. Melaksanakan tanggung jawab sebagai POM
2. Melaksanakan tugas sebagai administrator
sesuai kewajibannya yang telah diatur
3. Melaksanakan prinsip-prinsip Manajemen
Keselamatan Pertambangan dan Pengelolaan
Lingkungan pada kegiatan pertambangan
mineral dan batubara

16
Penyusunan SKKK Pengawas Operasional bertujuan
untuk:
1. Menyiapkan dan/atau meningkatkan
kompetensi pengawas operasional di
bidang pertambangan mineral dan
batubara
2. Memberikan acuan dalam penerapan
sertifikasi kompetensi kerja khusus
pengawas operasional di bidang
pertambangan mineral dan batubara

Syarat Jabatan: Profil Alumni Pembekalan POM:


Pengawas Yang Berintegritas yang
Sekurang-kurangnya adalah memiliki logika, etika, dan estetika.
pemimpin tim.
3.
Konstruksi Hukum
Perundangan Pertambangan
Let’s start with the first set of slides
TAP MPR RI NOMOR III/MPR/2000
tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Perundang-undangan

UUD 1945

TAP MPR RI

Undang-Undang

PERPU Surat Menteri


Kehakiman & HAM
Peraturan Pemerintah (PP) NO. M.U.M.01.06-27
tanggal 23 –02-02
KEPPRES
KEPMEN
PERDA

19
Kaitan UU Pertambangan Minerba dengan UU Lainnya
UU No 5 tahun 1990
UU No 4 tahun 2009 tentang Konservasi UU No. 7 tahun 2004
UU No. 41 tahun 1999
tentang Pertambangan Sumber Daya Alam tentang Sumber Daya
tentang Kehutanan
Minerba Hayati dan Air
Ekosistemnya

UU No. 32 tahun 2009


UU No. 26 Tahun 2007 UU No. 27 tahun 2007
UU No. 30 tahun 2007 tentang Perlindungan
tentang Penataan tentang Wilayah Pesisir
tentang Energi dan Pengelolaan
Ruang dan Pulau-Pulau Kecil
Lingkungan Hidup

UU No. 23 tahun 2014 UU No. 1 tahun 1970 UU No. 13 tahun 2003


UU No. 5 tahun 1960
tentang Pemerintah tentang Keselamatan tentang
tentang Agraria
Daerah Kerja Ketenagakerjaan
PERTAMBANGAN DALAM SISTEM PEMERINTAHAN NKRI
(UUD 1945, UU NO 4/2009, DAN UU NO. 32/2004 (NO.23/2014))
Kepemilikan
(Mineral Right) BANGSA INDONESIA

Penguasaan NEGARA

PEMERINTAH
• Penetapan Kebijakan dan Pengaturan
• Penetapan Standar dan Pedoman
• Penetapan Kriteria pembagian Urusan Pusat dan Daerah
+ “Dekonsentrasi”

• Tanggungjawab pengelolaan minerba berdampak


nasional dan lintas provinsi
+ “Desentralisasi”

Undang-Undang
Penyelenggaraan
Penguasaan PEMERINTAH PROVINSI
Pertambangan Tanggungjawab pengelolaan lintas
(Mining Right) Kabupaten dan/atau berdampak regional
Perda

PEMERINTAH KABUPATEN / KOTA


Tanggungjawab pengelolaan di
Wilayah Kabupaten/Kota
Perda

PELAKU USAHA
Hak Pengusahaan  BUMN / BUMD
 Badan Usaha Lain
(Economic Right)  Koperasi
Perorangan
DASAR HUKUM KESELAMATAN PERTAMBANGAN MINERBA
UUD 1945 Pasal 27 UUD 1945 Pasal 33
(2) (2&3)

UU No.1/1970 UU No. 13/2003 UU No.4/2009


Keselamatan Kerja Ketenagakerjaan Minerba
Pasal 86 & 87
Pasal 96 & 141

PP No. 50/2012 PP No.55/2010


PP No. 19/1973 Penerapan SMK3 Binwas Minerba
Keselamatan Kerja Pasal 4 (2) & 19 Pasal 16, 26, 27
Tambang

Permen No. 26 tahun 2018:


Permen ESDM No. 38 tentang Pelaksanaan Kaidah Kepmen PE No.
Pertambangan Yang Baik dan 555.K/26/MPE/1995
Thn. 2014: SMKP Pengawasan Pertambangan
Minerba
KONSTRUKSI
HIERARKI
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI BIDANG MINERAL DAN BATUBARA

UUD 1945 PASAL 33 • K3 (Tugas dan Tanggung Jawab POM, Mengelola KP, SMKP Minerba)
• Level 1 : PP 55-2010 pasal 26,27
• Level 2: Permen ESDM 26-2018 pasal 7 – 19
UU UU NO 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara
• Level 3: Kepmen ESDM 1827-2018 Lampiran I, III, IV
• Teknis Pertambangan
1. PP NO 22 TAHUN 2010 Tentang Wilayah Pertambangan • Level 1: PP 55-2010 pasal 21
2. PP NO 23 TAHUN 2010 Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Minerba • Level 2: Permen ESDM 26-2018 pasal 12 – 13
3. PP NO 55 TAHUN 2010 Tentang Pembinaan Dan Pengawasan • Level 3: Kepmen ESDM 1827-2018 Lampiran II
PP Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral Dan Batubara • Lingkungan (Mengelola Lingkungan Pertambangan)
4. PP NO 78 TAHUN 2010 Tentang Reklamasi Dan Pascatambang • Level 1: PP 55-2010 pasal 28 dan PP 78-2010 mengenai Reklamasi
dan Pasca Tambang
• Level 2: Permen ESDM 26-2018 pasal 20-23
Permen & Kepmen • Level 3: Kepmen ESDM 1827-2018 Lampiran V, VI
• Konservasi Minerba
Permen ESDM No. 26 Tahun 2018: Pelaksanaan Kaidah Pertambangan yang Baik dan Pengawasan
Pertambangan Mineral dan Batubara • Level 1: PP 55-2010 pasal 25
• Level 2: Permen ESDM 26-2018 pasal 24-26
• Level 3: Kepmen ESDM 1827-2018 Lampiran VII
Kepmen ESDM No. 1827 Tahun 2018: Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik.
• Usaha Jasa
• Level 1: Permen ESDM 11-2018
Permen ESDM No. 11 Tahun 2018 Jo Permen ESDM No. 22 Tahun 2018: Tata cara pemberian wilayah, • Level 2: Permen ESDM 26-2018 pasal 45-38
perizinan, dan pelaporan pada kegiatan usaha pertambangan minerba
• Level 3: Kepmen ESDM 1827-2018 Lampiran VIII, KEPMEN ESDM
1796 K/30/MEM/2018
Kepmen ESDM No. 1806 tahun 2018: Pedoman pelaksanaan penyusunan, evaluasi, persetujuan rencana
kerja dan anggaran biaya, serta laporan pada kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara • Standarisasi
• Permen ESDM No. 42-2016 dan Permen ESDM No. 43-2016
Kewajiban Pengelolaan Pertambangan Yang Baik
UU NO. 4 TAHUN 2009 Pasal 95, 96, 140

Pasal 95: Pemegang IUP dan IUPK wajib: Pasal 96: Dalam penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik,
a. menerapkan kaidah teknik pertambangan yang baik; pemegang IUP dan IUPK wajib melaksanakan:
b. mengelola keuangan sesuai dengan sistem akuntansi a. ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan ;
Indonesia; b. keselamatan operasi pertambangan
c. meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral dan/ atau c. pengelolaan dan pemantauan lingkungan pertambangan, termasuk
batubara; kegiatan reklamasi dan pascatambang;
d. melaksanakan pengembangan dan peinberdayaan d. upaya konservasi sumber daya mineral dan batubara;
masyarakat setempat; dan e. pengelolaan sisa tambang dari suatu kegiatan usaha
e. mematuhi batas toleransi daya dukung lingkungan pertambangan

Pasal 140
1) Menteri melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pengelolaan usaha pertambangan yang
dilaksanakan oleh pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.
2) Menteri dapat melimpahkan kepada gubernur untuk melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan
kewenangan pengelolaan di bidang usaha pertambangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten/ kota.
3) Menteri, gubernur, dan bupati/ walikota sesuai dengan kewenangannya melakukan pengawasan atas
pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan yang dilakukan oleh pemegang IUP, IPR, atau IUPK.
Aspek Pengawasan Pelaksanaan Usaha Pertambangan
UU NO. 4 TAHUN 2009 Pasal 141 PP No. 55 Tahun 2010 Pasal 16
Pasal 141 ( 1) Pengawasan sebagairnana dimaksud dalam Pasal 140, antara lain, Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) dilakukan terhadap:
berupa: a. teknis pertambangan;
a. teknis pertambangan; b. pemasaran;
b. pemasaran;
c. keuangan;
c. keuangan;
d. pengelolaan data mineral dan batubara;
d. pengolahan data mineral dan batubara;
e. konservasi sumber daya mineral dan batubara;
e. konservasi sumber daya mineral dan batubara;
f. keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan;
f. keselamatan dan kesehatan kerja pertambanga.n;
g. keselamatan operasi pertambangan;
g. keselamatan operasi pertambangan;
h. pengelolaan lingkungan hidup, reklamasi, dan pascatambang;
h. pengelolaan lingkungan hidup, reklarnasi, dan pascatambang;
i. pemanfaatan barang, jasa, teknologi, dan kemampuan rekayasa dan rancang i. pemanfaatan barang, jasa, teknologi, dan kemampuan rekayasa serta rancang
bangun dalam negeri;
bangun dalam negeri;
j. pengembangan tenaga kerja teknis pertambangan;
j. pengembangan tenaga kerja teknis pertambangan;
k. pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat;
k. pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat;
l. penguasaan, pengembangan, dan penerapan teknologi pertambangan; l. penguasaan, pengembangan, dan penerapan teknologi pertambangan;
m. kegiatan-kegiatan lain di bidang kegiatan usaha pertambangan yang menyangkut m.kegiatan lain di bidang kegiatan usaha pertambangan, yang menyangkut kepentingan
umum;
kepentinga~l umum;
n. pengelolaan IUP atau IUPK; dan n. pelaksanaan kegiatan sesuai dengan IUP, IPR, atau IUPK; dan

o. jumlah, jenis, dan mutu hasil usaha pertambangan. o. jumlah, jenis, dan mutu hasil usaha pertambangan.

Inspektur Tambang dan Pejabat Yang Ditunjuk 25


Peraturan (Terbaru) Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik
Keputusan Dirjen
Mineral dan Batubara

• Kepdirjen Nomor 308/30/DJB/2018


tentang Juknis KTT/PTL, Pengawas
Operasional, Pengawas Teknis, dll
• Kepdirjen Nomor 309/30/DJB/2018
tentang Bahan Peledak dan
Peledakan dan Tangki Bahan Bakar
Cair
• Kepdirjen Nomor 182/30/DJB/2020
tentang Petunjuk Teknis
Permen ESDM Kepmen ESDM No Pelaksanaan Konservasi Minerba
Dalam Rangka Pelaksanaan Kaidah
No 26 Tahun 2018 1827K/30/MEM/2018 Pertambangan Yang Baik
Pelaksanaan Kaidah Pedoman Pelaksanaan • Kepdirjen Nomor 185/30/DJB/2018
tentang Petunjuk Teknis
Pertambangan Yang Baik Kaidah Teknik Pelaksanaan Keselamatan
dan Pengawasan Pertambangan yang Baik Pertambangan dan Pelaksanaan,
Penilaian, dan Pelaporan SMKP
Pertambangan Mineral dan Minerba
Batubara • Kepdirjen No. 141K/30/DJB/2019
tentang Juknis Pemasangan dan
Penetapan Tanda Batas
WIUP/WIUPK OP
4.
PERMEN ESDM NO 26
TAHUN 2018
Let’s start with the first set of slides
9 BAB Ketentuan Pelaksanaan

BAB I

BAB II

BAB III

BAB IV
Pelaksanaan Pengawasaan
Umum Kaidah Teknik Tata Kelola Penyelenggaraan
Pertambangan Pengusahaan Pengelolaan
Yang Baik Pertambangan Usaha
Mineral dan Pertambangan
Batubara

Pengawasan Sanksi Ketentuan Ketentuan Ketentuan

Bab VIII
Bab V

Bab VI

Bab IX
Bab VII
Terhadap Administratif lain-lain Peralihan Penutup
Kegiatan
Usaha
Pertambangan

PERMEN ESDM NO. 26 TAHUN 2018


Pelaksanaan Kaidah Pertambangan Yang Baik dan
Pengawasan Pertambangan Minerba
Permen No. 26 tahun 2018 mencabut:
1. Permen ESDM Nomor 02 Tahun 2013 tentang Pengawasan terhadap
Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan yang Dilaksanakan oleh
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota;
2. Permen ESDM Nomor 7 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Reklamasi dan
Pascatambang pada Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara;
3. Permen ESDM Nomor 38 Tahun 2014 tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan Pertambangan Mineral dan;
4. Kepmen MPE Nomor 555.K/26/M.PE/1995 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pertambangan Umum;
5. Kepmen Pertambangan dan Energi Nomor 1211.K/008/M.PE/1995 tentang
Pencegahan dan Penganggulangan Perusakan dan Pencemaran Lingkungan
pada Usaha Pertambangan Umum; dan
6. Kepmen ESDM Nomor 1457 K/28/MEM/2000 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Lingkungan di Bidang Pertambangan dan Energi.

29
STRUKTUR PERMEN NO. 26 TAHUN 2018

30
STRUKTUR PERMEN NO. 26 TAHUN 2018

31
STRUKTUR PERMEN NO. 26 TAHUN 2018

32
KEPALA INSPEKTUR TAMBANG (KAIT) DAN INSPEKTUR TAMBANG (IT)

• Kepala Inspektur Tambang yang selanjutnya disebut KaIT adalah pejabat yang secara ex
officio menduduki jabatan Direktur yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di bidang
keteknikan dan lingkungan pertambangan mineral dan batubara pada kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertambangan mineral dan batubara.

• Inspektur Tambang adalah aparatur sipil negara yang diberi tugas, tanggung jawab dan
wewenang untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kaidah teknik
pertambangan yang baik serta kaidah teknik pengolahan dan/atau pemurnian.

• Pejabat yang Ditunjuk adalah aparatur sipil negara yang diberi tugas, tanggung jawab, dan
wewenang untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tata kelola pengusahaan
pertambangan serta tata kelola pengusahaan Pengolahan dan/atau Pemurnian.

Permen ESDM No. 26 Tahun 2018 Pasal 1 Angka 15, 16, 17


33
KEPALA TEKNIK TAMBANG (KTT), KEPALA TAMBANG BAWAH TANAH DAN
PENANGGUNG JAWAB TEKNIK & LINGKUNGAN (PTL)
• Kepala Teknik Tambang adalah orang yang menduduki jabatan tertinggi di dalam struktur
organisasi Perusahaan Pertambangan di wilayah kegiatan usaha pertambangan yang
bertanggung jawab kepada KAIT atas dilaksanakan dan ditaatinya ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang Keselamatan Pertambangan di wilayah yang menjadi
tanggung jawabnya.
• Kepala Tambang Bawah Tanah yang selanjutnya disingkat KTBT adalah seseorang yang
memiliki posisi tertinggi dalam struktur tambang bawah tanah yang bertugas memimpin
dan bertanggung jawab atas terlaksananya operasional tambang bawah tanah sesuai
dengan kaidah teknik pertambangan yang baik.
• Penanggungjawab Teknik dan Lingkungan adalah seseorang yang memiliki posisi tertinggi
dalam struktur organisasi lapangan yang bertugas memimpin dan bertanggung jawab atas
terlaksananya kegiatan operasional Pengolahan dan/atau Pemurnian sesuai dengan
kaidah teknik pengolahan dan/atau pemurnian.”

Permen ESDM No. 26 Tahun 2018 Pasal 1 Angka 18, 19, 20


34
GOOD MINING PRACTICE
Permen ESDM No. 26 tahun 2018 Pasal 3 ayat 3 Permen ESDM No. 26 tahun 2018 Pasal 3 ayat 4

Kaidah teknik pertambangan yang baik; Tata kelola pengusahaan pertambangan

a. teknis pertambangan; a. pemasaran;

b. konservasi Mineral dan Batubara;


b. keuangan;
c. pengelolaan data;
c. keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan;
d. pemanfaatan barang, jasa, dan teknologi;
d. keselamatan operasi pertambangan;
e. pengembangan tenaga kerja teknis pertambangan;
e. pengelolaan lingkungan hidup pertambangan,
f. pengembangan dan pemberdayaan masyarakat
Reklamasi, dan Pascatambang, serta Pascaoperasi; setempat;
dan g. kegiatan lain di bidang Usaha Pertambangan yang
f. pemanfaatan teknologi, kemampuan rekayasa, menyangkut kepentingan umum;
rancang bangun, pengembangan, dan penerapan h. pelaksanaan kegiatan sesuai dengan IUP atau IUPK;
dan
teknologi pertambangan.
i. jumlah, jenis, dan mutu hasil usaha pertambangan.
35
Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan
Keselamatan Kerja Lingkungan kerja:
Peraturan perusahaan, pengukuran, penilaian, dan
Keselamatan kerja pertambangan meliputi;
pengendalian terhadap kondisi lingkungan kerja.
• manajemen risiko; Meliputi:
• program keselamatan kerja yang meliputi pencegahan 1. Pengelolaan debu
terjadinya kecelakaan, kebakaran, dan kejadian lain yang 2. Pengelolaan Kebisingan
berbahaya; 3. Pengelolaan getaran
• pendidikan dan pelatihan keselamatan kerja; 4. Pengelolaan pencahayaan
5. Pengelolaan kuantitas dan kualitas udara kerja
• administrasi keselamatan kerja; 6. Pengelolaan iklim kerja
• manajemen keadaan darurat; 7. Pengelolaan radiasi
• inspeksi keselamatan kerja; dan 8. Pengelolaan faktor kimia
9. Pengeloaan faktor biologi
• pencegahan dan penyelidikan kecelakaan; 10. Pengelolaan kebersihan lingkungan kerja
Kesehatana Kerja
Kesehatan kerja pertambangan meliputi Program kesehatan
pekerja/buruh, higienis dan sanitasi, ergonomis, Permen ESDM No. 26 tahun 2018 Pasal 14
pengelolaan makanan, minuman, dan gizi pekerja/buruh,
dan/atau diagnosis dan pemeriksaan penyakit akibat kerja;
36
RESUME ASPEK PELAKSANAAN PENERAPAN KAIDAH TEKNIK
PERTAMBANGAN YANG BAIK
IUP Eksplorasi, IUP Operasi Pemegang IUP Operasi Produksi
Produksi, IUPK Eksplorasi dan IUPK khusus untuk Pengolahan dan/atau IUJP
Operasi Produksi Pemurnian
a.teknis pertambangan; a.teknis kegiatan Pengolahan a.upaya pengelolaan lingkungan
b.konservasi Mineral dan Batubara; dan/atau Pemurnian; hidup, keselamatan
c.keselamatan dan kesehatan kerja b.keselamatan Pengolahan pertambangan, konservasi
pertambangan; dan/atau Pemurnian; Mineral dan Batubara, dan teknis
c.pengelolaan lingkungan hidup pertambangan sesuai dengan
d.keselamatan operasi
dan pascaoperasi; dan bidang usahanya; dan
pertambangan;
d.konservasi Mineral dan Batubara. b.kewajiban untuk mengangkat
e.pengelolaan lingkungan hidup
penanggung jawab operasional
pertambangan, Reklamasi, dan
sebagai pemimpin tertinggi di
Pascatambang, serta
lapangan.
Pascaoperasi; dan
f. pemanfaatan teknologi,
kemampuan rekayasa, rancang
bangun, pengembangan, dan
penerapan teknologi
pertambangan.
37
SANKSI ADMINISTRATIF
Permen ESDM No. 26 tahun 2018 Pasal 50

• Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, dan


IUPK Operasi Produksi, Pemegang IUJP, Pemegang IPR yang tidak
mematuhi atau melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud
dikenakan sanksi administratif.
• Sanksi administratif sebagaimana dimaksud berupa:
a. peringatan tertulis;
b. penghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan usaha; dan/atau
c. pencabutan izin.
• Sanksi administratif sebagaimana dimaksud diberikan oleh Menteri
atau gubernur sesuai dengan kewenangannya.

38
5.
KEPMEN 1827 K/30/MEM/ 2018
Let’s start with the first set of slides
KEPMEN ESDM NO 1827.K/30/MEM/2018
Lampiran I Lampiran II Lampiran III Lampiran IV
Pedoman Permohonan, Pedoman Pedoman Pelaksanaan
Evaluasi dan/atau Keselamatan
Pedoman Penerapan
Pengelolaan Teknis Pertambangan dan SMKP Minerba
Pengesahan Kepala Teknik
Tambang, Penanggung Jawab
Pertambangan Keselamatan Pengolahan
Teknik dan Lingkungan, dan/atau Pemurnian
Minerba
Kepala Tambang Bawah
Tanah, Pengawas Operasional,
Pengawas Teknis, dan/atau
Penanggung Jawab
Operasional

Lampiran V Lampiran VI Lampiran VII Lampiran VIII


Pedoman Pelaksanaan
Pedoman Pelaksanaan Pedoman Pelaksanaan Pedoman Kaidah
Reklamasi dan
Pengelolaan Lingkungan Konservasi Mineral Teknik Usaha Jasa
Pascatambang serta
Hidup Pertambangan Pascaoperasi pada dan Batubara Pertambangan dan
Minerba Kegiatan Usaha Evaluasi Kaidah Teknik
Pertambangan Mineral Usaha Jasa
dan Batubara Pertambangan
Lampiran I: pedoman permohonan, evaluasi, dan/atau pengesahan kepala teknik tambang, penanggung jawab
teknik dan lingkungan, kepala tambang bawah tanah, pengawas operasional, pengawas teknis, dan/atau
penanggung jawab operasional

• KRITERIA KTT
• KTT Kelas IV
• KTT Kelas III
• KTT Kelas II
• KTT Kelas I

• KRITERIA PTL
• PTL Kelas III
• PTL Kelas II
• PTL Kelas I

41
KRITERIA KTT IV DAN III
• KRITERIA KTT IV
a. untuk pemegang Izin Pertambangan Rakyat (IPR); dan
b. mempunyai sertifikat kualifikasi yang diakui oleh KaIT atau telah mengikuti pendidikan atau bimbingan
teknis terkait penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik.
• KRITERIA KTT III
a. tahapan kegiatan pertambangan: tahap eksplorasi; dan tahap operasi produksi dengan metode
tambang semprot (Hidrolis), tambang bor, tambang terbuka berjenjang tunggal, kuari, dan
kapal keruk, dan/atau kapal isap;
b. jumlah produksi rata-rata: 1) tambang terbuka berjenjang tunggal, untuk batubara kurang dari
atau sama dengan 150 (seratus lima puluh) metrik ton per hari; 2) mineral logam meliputi:
tambang semprot kurang dari atau sama dengan 1 (satu) ton bijih per hari; dan kapal keruk
dan/atau kapal isap dengan menggunakan ponton kurang dari atau sama dengan 1 (satu) ton
bijih per hari; 3) mineral batuan atau mineral bukan logam meliputi: kuari kurang dari atau
sama dengan 250 (dua ratus lima puluh) ton batuan; dan mineral bukan logam dengan
produksi kurang dari atau sama dengan 250 (dua ratus lima puluh) ton perhari;
c. tanpa menggunakan bahan peledak;
d. jumlah pekerja kurang dari atau sama dengan 50 (lima puluh) orang; dan
e. memiliki sertifikat kompetensi Pengawas Operasional Pertama (POP) atau sertifikat kualifikasi
yang diakui oleh KaIT.
42
Kriteria KTT II
KTT Kelas II memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. tahapan kegiatan pertambangan operasi produksi dengan metode tambang semprot
(Hidrolis), tambang terbuka, kuari, kapal keruk/kapal isap;
b. jumlah produksi rata-rata: 1) tambang terbuka untuk batubara kurang dari atau sama
dengan 500 (lima ratus) metrik ton per hari; 2) mineral logam meliputi: a) tambang
terbuka untuk mineral logam kurang dari atau sama dengan 1.500 (seribu lima ratus)
ton bijih per hari; b) tambang semprot kurang dari atau sama dengan 5 (lima) ton bijih
per hari; dan c) kapal keruk dan/atau kapal isap kurang dari atau sama dengan 5 (lima)
ton bijih per hari; 3) mineral batuan atau mineral bukan logam meliputi: i. kuari
dengan produksi kurang dari atau sama dengan 500 (lima ratus) ton per hari; dan ii.
mineral bukan logam kurang dari atau sama dengan produksi 500 (lima ratus) ton per
hari.
c. jumlah pekerja kurang dari atau sama dengan 200 (dua ratus) orang; dan
d. memiliki sertifikat kompetensi Pengawas Operasional Madya (POM) atau sertifikat
kualifikasi yang diakui oleh KaIT.

43
Kriteria KTT I
KTT Kelas I memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. tahapan kegiatan pertambangan yang meliputi: tahap operasi produksi dengan metode
tambang semprot (Hidrolis), tambang terbuka, tambang bawah tanah, kuari, kapal keruk,
dan/atau kapal isap.
b. jumlah produksi rata-rata: 1) tambang terbuka untuk batubara lebih dari 500 (lima ratus)
metrik ton per hari; 2) tambang bawah tanah untuk batubara pada semua kapasitas produksi;
3) mineral logam meliputi: i. tambang semprot lebih dari 5 (lima) ton bijih per hari; ii. tambang
terbuka untuk mineral logam lebih dari 1.500 (seribu lima ratus) ton bijih per hari; iii. tambang
bawah tanah untuk mineral logam pada semua kapasitas produksi; dan iv. kapal keruk
dan/atau kapal isap lebih dari 5 (lima) ton bijih per hari; 4) mineral batuan atau mineral bukan
logam meliputi: i. mineral batuan atau mineral bukan logam dengan produksi lebih dari atau
sama dengan 500 (lima ratus) ton per hari; dan ii. tambang bawah tanah untuk mineral bukan
logam pada semua kapasitas produksi;
c. jumlah pekerja lebih dari 200 (dua ratus) orang; dan
d. memiliki Sertifikat Kompetensi Pengawas Operasional Utama (POU) atau sertifikat kualifikasi
yang diakui oleh KaIT.

44
KRITERIA PTL

45
Kriteria, Tugas, dan Fungsi KTBT

1) KTBT memenuhi kriteria sebagai berikut:


a. memiliki Sertifikat Kompetensi Pengawas Operasional Utama (POU) atau sertifikat
kualifikasi yang diakui oleh KaIT; dan
b. bekerja dalam divisi tambang bawah tanah dan menduduki jabatan tertinggi dalam
divisi tersebut.
2) tugas dan fungsi KTBT:
a. mengatur semua kegiatan dalam operasi penambangan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan petunjuk dari KTT;
b. memastikan bahwa dilakukan pencatatan yang teliti terhadap jumlah orang yang
masuk setiap gilir kerja pada tambang bawah tanah;
c. menjamin persediaan dan penyaluran barang kebutuhan pendukung kegiatan tambang
bawah tanah; dan
d. melakukan pemeriksaan terhadap semua administrasi dan bagian-bagian tambang
bawah tanah yang paling kurang sekali dalam 3 (tiga) bulan.

46
KRITERIA KTT UNTUK WARGA NEGARA ASING
a. memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan kelas KTT yang
diajukan atau memiliki Mine Manager Certificate atau sertifikat
sejenis yang diterbitkan oleh negara asal dan diakui oleh KaIT; dan
b. telah mengikuti pendidikan dan pelatihan terkait peraturan
perundang-undangan dan kebijakan mengenai penerapan kaidah
teknik pertambangan yang baik.

Bagi warga negara asing yang sudah disahkan sebagai KTT maka dilanjutkan dengan lulus Uji
Kemahiran Berbahasa Indonesia dengan predikat paling kurang madya dalam jangka waktu 6 (enam)
bulan.

KaIT dapat membatalkan kembali pengesahan KTT tersebut apabila KTT tersebut belum lulus Uji
Kemahiran Berbahasa Indonesia dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.

47
PENGAWAS OPERASIONAL DAN PENGAWAS TEKNIS
• Kepmen ESDM No. 1827 Tahun 2018 Lampiran I:
“Pengawas Operasional adalah orang yang ditunjuk oleh KTT/PTL dan
bertanggung jawab kepada KTT/PTL dalam melaksanakan inspeksi,
pemeriksaan, dan pengujian kegiatan operasional pertambangan di
wilayah yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai kaidah teknik pertambangan
yang baik.”
“Pengawas Teknis adalah orang yang ditunjuk oleh KTT/PTL dan
bertanggung jawab kepada KTT/PTL atas keselamatan pemasangan,
pemeliharaan, pemeriksaan, dan pengujian terhadap sarana,
prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan yang menjadi
tanggung jawabnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai kaidah teknik pertambangan yang baik.”
48
Tugas dan Tanggung Jawab Pengawas Operasional

Tugas dan tanggung jawab Pengawas Operasional meliputi:


1. bertanggung jawab kepada KTT/PTL untuk keselamatan dan
kesehatan semua pekerja tambang yang menjadi bawahannya;
2. melaksanakan inspeksi, pemeriksaan, dan pengujian;
3. bertanggung jawab kepada KTT/PTL atas keselamatan,
kesehatan, dan kesejahteraan dari semua orang yang ditugaskan
kepadanya; dan
4. membuat dan menandatangani laporan pemeriksaan, inspeksi,
dan pengujian;

49
Tugas dan Fungsi Pengawas Teknis
Tugas dan fungsi Pengawas Teknis, meliputi:
1. bertanggung jawab kepada KTT/PTL untuk keselamatan pemasangan dan pekerjaan serta
pemeliharan yang benar semua sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan
yang menjadi tugasnya;
2. merencanakan dan menekankan dilaksanakannya jadwal pemeliharaan yang telah
direncanakan serta semua perbaikan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan
yang dipergunakan.
3. mengawasi dan memeriksa semua sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan
dalam ruang lingkup yang menjadi tanggung jawabnya;
4. menjamin bahwa selalu dilaksanakan penyelidikan, pemeriksaan, dan pengujian sarana,
prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan;
5. melaksanakan penyelidikan, pemeriksaan, dan pengujian sarana, prasarana, instalasi, dan
peralatan pertambangan sebelum digunakan, setelah dipasang kembali, dan/atau diperbaiki;
dan
6. membuat dan menandatangani laporan dari penyelidikan, pemeriksaan, dan pengujian
sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan;
50
PENANGGUNG JAWAB OPERASIONAL (PJO)
• “Penanggung Jawab Operasional adalah orang yang menduduki
jabatan tertinggi dalam struktur organisasi Perusahaan Jasa
Pertambangan dalam struktur organisasi perusahaan jasa
pertambangan di wilayah kegiatan usaha pertambangan dan
bertanggung jawab kepada KTT/PTL atas dilaksanakan dan ditaatinya
peraturan perundang-undangan mengenai kaidah teknik
pertambangan yang baik.”

51
PENANGGUNG JAWAB OPERASIONAL (PJO)
Persyaratan Administrasi
a. pekerja perusahaan jasa pertambangan;
b. riwayat hidup calon PJO;
c. memiliki jabatan tertinggi dibuktikan dalam struktur organisasi perusahaan jasa
pertambangan (di site) yang ditandatangani oleh Direksi dengan cap basah;
d. surat pernyataan dukungan dari Direksi Perusahaan jasa pertambangan;
e. surat pernyataan komitmen calon PJO;
f. Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (madya) bagi TKA
Persyaratan Teknis
a. memahami aspek pengelolaan usaha jasa pertambangan;
b. memahami aspek teknis pertambangan, konservasi, keselamatan pertambangan, dan
perlindungan lingkungan;
c. memahami kewajiban dan sanksi usaha jasa pertambangan; dan
d. jenjang sertifikat kompetensi pengawas operasional atau sertifikat kualifikasi yang diakui oleh
KaIT yang ditentukan berdasarkan pertimbangan teknis oleh KTT
52
6.
KONSEP DAN RUANG
LINGKUP KOMPETENSI
POM
Permen ESDM No. 42 tahun 2016 dan No. 43 tahun
2016
Konsep dan Ruang Lingkup Unit Kompetensi POM
1. Melaksanakan Tugas dan Tanggung Jawab sebagai Pengawas Operasional
Madya (POM)
2. Mengelola Keselamatan Pertambangan
3. Mengelola Lingkungan Pertambangan
4. Mengelola Keadaan Darurat Pertambangan
5. Melaksanakan Upaya Penerapan Konservasi Mineral dan Batubara
6. Mengelola Penerapan Kaidah Teknis Pertambangan Mineral dan Batubara
7. Mengawasi Kegiatan Usaha Jasa Pertambangan Mineral dan Batubara
8. Mengawasi Standardisasi Pertambangan Mineral dan Batubara
#1 - Tugas Tanggung Jawab Pengawas POM
Konsepnya:
Pengawas POM memiliki tugas dan tanggung jawab posisi middle manajemen
yang membawahi pengawas untuk mengelola (membuat program, merencanakan,
mengorganisir penerapan, memonitor, mengevaluasi, melaporkan atau PDCA)
semua 8 unit kompetensi POM (akuntabilitas POM, keselamatan pertambangan,
lingkungan, teknis penambangan, keadaan darurat, konservasi minerba, serta
pengawasan usaha jasa dan standarisasi keselamatan pertambangan) secara
tersistem.

Sehingga Pengawas POM:


Sekembali ke lapangan mampu menjalankan akuntabilitas POM, menjalankan
kompetensi POP porsinya sendiri sebagai pengawas POM, dan mengelola
penerapan kompetensi POP Program Safety Accountability Pengawas (inspeksi,
obsevasi, safety meeting, investigasi, JSA, dsb) untuk pengawas yang dipimpinnya.
55
#2 - Mengelola
Keselamatan Pertambangan
Konsepnya:
Pengelolaan K3 Pertambangan harus meliputi K3 dan KO, dimana K3 meliputi Keselamatan
Kerja, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Kerja sedang KO meliputi Pemeliharaan SPIP yang
mengcover pemeliharaannya, pengamanan instalasinya, pengujian kelayakannya, kajian
teknisnya yang dilakukan oleh tenaga teknis yang berkompeten, dengan memberikan
penekanan pada keselamatan bahan peledak dan peledakan, fasilitas pertambangan,
explorasi, tambang permukaan, tambang bawah tanah, kapal keruk, pemurnian, yang dikelola
dengan konsep PDCA secara tersistem, terintegrasi dengan operasi perusahaan, serta
ditetapkannya peran dan tanggung jawab keselamatan untuk semua level karyawan sesuai
dengan posisinya.
Sehingga Pengawas POM:
Mampu memahami siklus pengembangan program keselamatan, mampu mengelola
implementasi program keselamatan perusahaan (PDCA), membuat program keselamatan
spesifik departemen di mana ia dan timnya bekerja.
56
#3 – Mengelola Lingkungan Pertambangan
Konsepnya:
Kewajiban melakukan pengelolaan dan pemantauan semua jenis dampak lingkungan pada
semua tahapan pertambangan perusahaan serta penanggulangan dan pemulihan
lingkungan hidup apabila terjadi pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup;
tersistem dengan dibuatkan program, direncanakan, dijalankan, dimonitor, dilaporkan,
didokumentasikan (PDCA) sesuai rencana pengelolaan dampak lingkungan penambangan yang
telah mendapatkan persetujuan dari pemerintah.

Sehingga Pengawas POM:


Bisa memahami dampak lingkungan tahapan penambangan dari aktivitas departemen di
mana ia dan timnya bekerja, mengelola program penanggulangan lingkungan hidup wajib dari
perusahaan serta program penanggulangan lingkungan hidup khusus untuk departemen di
mana ia dan timnya bekerja.
57
#4 – Mengelola Keadaan Darurat
Konsepnya:
Pengelolaan program keadaan darurat yang mengikuti siklus 5 tahapan yang meliputi semua
area operasi perusahaan, yang mengcover semua jenis darurat yang mengancam jiwa
manusia, melalui sistem pelaporan 24 jam sehari lewat nomor emergency yang
bercommand center atau selalu ada yang mengangkat dan tidak pernah ada nomor sibuk,
tersistem, ada eskalasi dari respon darurat oleh karyawan, fire rescue dan manajemen, yang
mendapatkan pelatihan, mengikuti drill, dan yang dievaluasi secara berkala.

Sehingga Pengawas POM:


Mampu mengelola program keadaan darurat area tanggung jawabnya, baik dalam
kapasitas menjadi bagian dari program keadaan darurat perusahaan maupun dalam
lingkup program keadaan darurat gedung atau tempat kerja teamnya sendiri.

58
#5 - Penerapan Konservasi Mineral dan Batubara
Konsepnya:
upaya dalam rangka optimalisasi pengelolaan, pemanfaatan dan
pendataan sumberdaya mineral dan batubara secara terukur, efisien,
bertanggung jawab dan berkelanjutan secara tersistem.

Sehingga Peserta POM:


Mampu melakukan identifikasi jenis konservasi minerba apa (8 objek
konservasi) yang harus dilakukan sesuai aktivitas departemen dimana ia
dan timnya bekerja, dan mengelolanya (PDCA) di area kerja yang
dipimpinnya.

59
#6 – Penerapan Pengelolaan Teknis Pertambangan

Konsepnya:
Kewajiban mengelola operasi penambangan yang baik di setiap tahapan
aktivitas pertambangan perusahaan dengan mengikuti kaidah Teknis
Pertambangan yang baik.

Sehingga Peserta POM:


Mampu mengidentifikasi di bagian tahapan operasi pertambangan yang
mana departemen di mana ia dan timnya bekerja, untuk bisa menerapkan
pengelolaan teknis penambangan yang baik, sesuai dengan posisinya di
departemen, dalam kerangka PDCA.

60
#7 – Mengawasi Kegiatan Usaha Jasa Pertambangan
Konsepnya:
Pengelolaan perusahaan usaha jasa pertambangan harus mengikuti kaidah
teknik pertambangan tentang Usaha Jasa yang baik, yaitu pemakaian
perusahaan jasa inti non intinya, persyaratan legal dan teknisnya, lokal, nasional
dan internasionalnya, kewajiban pelaksanaan aspek teknis, konservasi, K3KO
dan lingkungannya, personel dan posisi fungsionalnya, pelaporan kepada
pemerintah serta evaluasi penerapannya.

Sehingga Peserta POM:


Bisa memahami kriteria perusahaan jasa, perijinan dan jenis pekerjaan inti
non inti, pemakaian lokal, nasional dan internasionalnya, kewajiban
pemenuhan terhadap kaidah teknis penambangan yang baik, aspek teknis,
konservasi, K3KO, Lingkungan di departemen di mana ia dan teamnya bekerja.
61
#8 – Mengawasi Standardisasi Pertambangan

• Konsepnya:

Sehingga Peserta POM:


Dalam membuat prosedur atau
aturan di departemen di mana ia dan
timnya bekerja, bisa memakai
standar apa secara prioritas yang
dijadikan acuan. 62
Part 2 – Identifikasi Peran POM Peserta

No TANGGUNG JAWAB POM


Peserta dari:
Eksplorasi Konstruksi Mining Hauling Processing Maintenance Smelter Port HSE
1 Melaksanakan Tugas dan Tanggung
Jawab sebagai Pengawas POM
2 Mengelola Keselamatan Pertambangan
3 Mengelola Lingkungan Pertambangan
4 Mengelola Keadaan Darurat
Pertambangan
5 Melaksanakan Upaya Penerapan
Konservasi Minerba
6 Mengelola Penerapan Kaidah Teknis
Pertambangan Minerba
7 Mengawasi Kegiatan Usaha Jasa
Pertambangan Minerba
8 Mengawasi Standarisasi
Pertambangan Mineba 63
Part 3 - Peran POM vs Bukti Kerja vs Unit Kompetensi

Bukti Kerja
Peserta

Peran POM
Unit Peserta per
Kompetensi Unit
POM Kompetensi

APL 01 dan 02

64
Part 4 – Pengisian APL 01 dan APL 02
Penutup
Setelah mengikuti pembelajaran ini, Anda harus mampu menjawab pertanyaan berikut!
1. Jelaskan hubungan UU. No 4 tahun 2009 dengan UU No. 1 tahun 1970?
2. Jelaskan aspek kaidah teknis pertambangan yang wajib diterapkan oleh pemegang IUP
dan IUPK menurut UU No. 4 tahun 2009?
3. Sebutkan aspek pengawasan pelaksanaan usaha pertambangan yang dilakukan oleh
inspektur tambang dan aspek yang diawasi oleh pejabat yang ditunjuk menurut UU No. 4
tahun 2009 dan PP No. 55 tahun 2010?
4. Apakah yang dimaksud dengan Good Mining Practice menurut permen No.26 tahun
2018?
5. Jelaskan sanksi administratif jika tidak menerapkan kaidah pertambangan yang baik?
6. Jelaskan tentang pengertian KTT, PTL, KTBT, dan PJO?
7. Apakah kriteria KTT untuk warga negara asing?
8. Apakah yang dimaksud dengan pengawas teknis dan pengawas operasional?
9. Jelaskan perbedaan kompetensi POP dan POM?
10. Jelaskan cara membuat sebuah salah satu program dalam kaidah teknis pertambangan
yang baik?
Thanks!
Any questions?
You can find me at:
▫ nendi.rohaendi@esdm.go.id
▫ 0817201536

▫ “Stay safe, stay healthy, and stay at home."


67

Anda mungkin juga menyukai