Anda di halaman 1dari 10

 

2017 
     
   
 
 
 
 
 
 
 
 

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI


PENGAWAS OPERASIONAL MADYA PERTAMBANGAN

Skema sertfikasi Kompetensi PENGAWAS OPERASIONAL MADYA pertambangan merupakan skema


sertifikasi Okupasi yang dikembangkan oleh komite skema sertifikasi LSP PERHAPI. Kemasan kompetensi yang
digunakan mengacu pada SKKK yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2016 tentang Penetapan dan Pemberlakuan Standar Kompetensi
Kerja Khusus Pengawas Operasional di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara.
Skema sertifikasi ini digunakan untuk memastikan dan memelihara kompetensi Pengawas Operasi Pertambangan
dan sebagai acuan dalam asesmen oleh LSP PERHAPI dan asesor kompetensi .

Ditetapkan tanggal: Disyahkan tanggal


Oleh: oleh

Ketua Komite Skema Ketua LSP PERHAPI

Ir. Rajulisman Ir. Nur Hardono, MM


MET.000.000658 2010 MET.000.000445 2008

Nomor Dokumen : SKM-025-054/SKK/I/2017


Nomor Salinan : 1.0
Status Distribusi :

Terkendali
Tak terkendali
 
 
SKEMA SERTIFIKASI PENGAWAS OPERASIONAL MADYA
SKM-025-054-2017
PERTAMBANGAN
 
1. LATAR BELAKANG
Kegiatan pertambangan mineral dan batubara memiliki karakteristik, antara lain padat modal,
teknologi tinggi, serta risiko dan bahaya yang tinggi. Oleh karena itu, untuk mendukung kegiatan
pertambangan yang sesuai dengan karakteristik tersebut dan dalam rangka menerapkan kaidah
teknik pertambangan yang baik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
diperlukan sumber daya manusia yang berkompeten.

Untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkompeten sesuai dengan tuntutan kebutuhan
tenaga profesional di bidang pertambangan mineral dan batubara, diperlukan adanya kerja sama
antara instansi Pemerintah, Lembaga Sertifikasi Kompetensi, dan dunia usaha/industri. Kerja sama
tersebut diwujudkan dalam penerapan Standar Kompetensi Kerja Khusus yang selanjutnya
disingkat SKKK, salah satunya SKKK Pengawas Operasional di bidang pertambangan mineral dan
batubara.

SKKK Pengawas Operasional di bidang pertambangan mineral dan batubara yang selanjutnya
disebut SKKK Pengawas Operasional merupakan refleksi atas kompetensi yang diharapkan dimiliki
oleh seseorang yang akan bekerja sebagai pengawas operasional di bidang pertambangan mineral
dan batubara. Tanggung jawab seorang pengawas operasional di bidang kegiatan pertambangan
mineral dan batubara berkaitan erat dengan aspek keselamatan pertambangan, perlindungan
lingkungan, konservasi mineral dan batubara, teknis pertambangan, serta standardisasi dan usaha
jasa pertambangan.

SKKK Pengawas Operasional diharapkan dapat menjadi acuan bagi pelaksanaan sertifikasi
kompetensi kerja serta pembinaan dan pengawasan terhadap penerapan SKKK Pengawas
Operasional. Dengan demikian, acuan ini dapat digunakan oleh para pemangku kepentingan
dibidang pertambangan mineral dan batubara dalam pengembangan kompetensi pengawas
operasional di bidang pertambangan mineral dan batubara, khususnya oleh Lembaga Sertifikasi
Kompetensi.

Bagi Industri
• Membantu industri meyakinkan kepada kliennya bahwa jasanya telah dibuat oleh tenaga-tenaga
yang kompeten.
• Membantu industri dalam rekruitmen dan mengembangkan tenaga berbasis kompetensi guna
meningkatkan efisensi pengembangan SDM khususnya dan efisiensi nasional pada umumnya.
• Membantu industri dalam sistem pengembangan karir dan remunerasi tenaga berbasis
kompetensi dan meningkatkan produktivitas.

Bagi Tenaga Kerja


• Membantu tenaga profesi meyakinkan kepada organisasi/industri/kliennya bahwa dirinya
kompeten dalam bekerja atau menghasilkan jasa dan meningkatkan percaya diri tenaga profesi.
• Membantu tenaga profesi dalam merencanakan karirnya dan mengukur tingkat pencapaian
kompetensi dalam proses belajar di lembaga formal maupun secara mandiri.
• Membantu tenaga profesi dalam memenuhi persyaratan regulasi.
  2 
 
SKEMA SERTIFIKASI PENGAWAS OPERASIONAL MADYA
SKM-025-054-2017
PERTAMBANGAN
 
• Membantu pengakuan kompetensi lintas sektor dan lintas negara.
• Membantu tenaga profesi dalam promosi profesinya dipasar tenaga kerja

Bagi Pemerintah.
• Membantu memastikan profesionalisme dalam pelaksanaan kegiatan pertambangan mineral dan
batubara.
• Membantu meningkatkan kinerja dunia usaha di sektor pertambangan mineral dan batubara.
• Membantu memberikan pembinaan SDM professional di sektor pertambangan.
• Membantu meningkatkan perlindungan keselamatan pertambangan, perlindungan lingkungan,
konservasi mineral dan batubara, teknis pertambangan, serta standardisasi dan usaha jasa
pertambangan.
 
2. RUANG LINGKUP SKEMA SERTIFIKASI
2.1 Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara.
2.2 Okupasi PENGAWAS OPERASIONAL MADYA
2.3 Lingkup penggunaan:
2.3.1 Persyaratan kompetensi yang harus dimiliki oleh PENGAWAS OPERASIONAL
PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

3. TUJUAN SERTIFIKASI
3.1 Memastikan dan memelihara kompetensi kerja pada kompetensi sebagai PENGAWAS
OPERASIONAL MADYA
3.2 Sebagai acuan dalam melaksanakan asesmen oleh LSP PERHAPI dan asesor
kompetensi

4. ACUAN NORMATIF
4.1.1 Tuntutan persyaratan kompetensi Pengawas Operasi Penambangan .
4.1.2 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4279)
4.1.3 Undang – undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4959)
4.1.4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem
Pelatihan Kerja Nasional
4.1.5 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5111) sebagaimana
telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2014
tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 263, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5597)

  3 
 
SKEMA SERTIFIKASI PENGAWAS OPERASIONAL MADYA
SKM-025-054-2017
PERTAMBANGAN
 
4.1.6 Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2010 tentang Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertamangan Mineral dan Batubara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia 5142)
4.1.7 Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2015 tentang Kementrian Energi dan Sumber
Daya Mineral (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 132)
4.1.8 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 2 Tahun 2016 tentang Sistem Standardisasi
Kompetensi Kerja Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 257)
4.1.9 Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 13 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Keja Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 782)
4.1.10 Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 42 Tahun 2016 tentang
Standardisasi Kompetensi Kerja di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1885)
4.1.11 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor: KEP. 140
/ MEN / VI / 2008 Tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
Sektor Jasa Kemasyarakatan, Sosial, Budaya dan Perorangan Sub Sektor Jasa Kegiatan
Lainnya Bidang Jasa Lainnya Sub Bidang Metodologi Pelatihan Kerja
4.1.12 Pedoman BNSP 210/2014 tentang Pengembangan Skema Sertifikasi

5. KEMASAN / PAKET KOMPETENSI


5.1. DESKRIPSI  
Jenis kemasan ini adalah kemasan SKKK yang merupakan kualifikasi kompetensi teknis
dari PENGAWAS OPERASIONAL MADYA. Kualifikasi ini merefleksikan peran individu
dalam pengawasan operasi pertambangan mineral dan batubara termasuk keselamatan
individu, operasi, dan lingkungan. Dalam melaksanakan tugas dituntut untuk mampu
Melaksanakan Tugas dan Tanggung Jawab sebagai Pengawas Operasional Madya
(POM), Mengelola Keselamatan Pertambangan, Mengelola Lingkungan Pertambangan,
Mengelola Keadaan Darurat Pertambangan, Melaksanakan Upaya Penerapan Konservasi
Mineral dan Batubara, Mengelola Penerapan Kaidah Teknis Pertambangan Minerba,
Mengawasi Kegiatan Usaha Jasa Pertambangan Mineral dan Batubara, Mengawasi
Standardisasi Pertambangan Mineral dan Batubara di bidang kerjanya.

5.2. SIKAP KERJA


Secara umum sikap kerja yang diharapkan :
5.2.1 Mampu Melaksanakan tanggung jawab sebagai POM
5.2.2 Mampu Melaksanakan tugas sebagai administrator sesuai kewajibannya yang
telah diatur
5.2.3 Mampu Melaksanakan prinsip-prinsip Manajemen Keselamatan
Pertambangan dan Pengelolaan Lingkungan pada kegiatan pertambangan
mineral dan batubara
5.2.4 Mampu Membuat program keselamatan pertambangan

  4 
 
SKEMA SERTIFIKASI PENGAWAS OPERASIONAL MADYA
SKM-025-054-2017
PERTAMBANGAN
 
5.2.5 Mampu Mengomunikasikan program keselamatan pertambangan kepada
seluruh tingkatan pekerja dan manajemen
5.2.6 Mampu Melaksanakan program keselamatan pertambangan
5.2.7 Mampu Membuat program pengelolaan lingkungan pertambangan
5.2.8 Mampu Mengomunikasikan program pengelolaan lingkungan pertambangan
kepada pekerja dan manajemen terkait
5.2.9 Mampu Melaksanakan program pengelolaan lingkungan pertambangan
5.2.10 Mampu Membuat program pencegahan keadaan darurat
5.2.11 Mampu Melaksanakan program pencegahan keadaan darurat
5.2.12 Mampu Melaksanakan Pengelolaaan kesiapsiagaan keadaan darurat
5.2.13 Mampu Membuat program konservasi mineral dan batubara
5.2.14 Mampu Mengomunikasikan program konservasi mineral dan batubara kepada
pekerja dan manajemen terkait
5.2.15 Mampu Melaksanakan program konservasi mineral dan batubara
5.2.16 Mampu Membuat program penerapan kaidah teknis pertambangan
5.2.17 Mampu Mengomunikasikan program penerapan kaidah teknis pertambangan
kepada pekerja dan manajemen terkait
5.2.18 Mampu Melaksanakan program penerapan kaidah teknis pertambangan
5.2.19 Mampu Melakukan perencanaan pengawasan kegiatan usaha jasa
pertambangan
5.2.20 Mampu Mengimplementasikan program pengawasan kegiatan usaha jasa
pertambangan
5.2.21 Mampu Melakukan evaluasi hasil pengawasan kegiatan usaha jasa
pertambangan
5.2.22 Mampu Memahami standar pada kegiatan pertambangan mineral dan
batubara
5.2.23 Mampu Membuat standar pada kegiatan pertambangan mineral dan batubara
5.2.24 Mampu Menerapkan standar pada kegiatan pertambangan mineral dan
batubara

5.3. PERAN KERJA


Kualifikasi ini merupakan jalur untuk bekerja sebagai PENGAWAS OPERASIONAL
MADYA. Dalam melaksanakan pekerjaan bertanggungjawab pada pekerjaan sendiri dan
dapat diberi tanggung jawab atas hasil kerja orang lain.
 
5.4. ATURAN PENGEMASAN  
Didalam pemaketan yang ditetapkan untuk Kompetensi bidang PENGAWAS
OPERASIONAL MADYA adalah sebagai berikut :
5.4.1. Jenis Kemasan : SKKK
5.4.2. Jenis Skema : Sertifikat Okupasi PENGAWAS OPERASIONAL MADYA
5.4.3. Aturan Pengemasan

  5 
 
SKEMA SERTIFIKASI PENGAWAS OPERASIONAL MADYA
SKM-025-054-2017
PERTAMBANGAN
 
Untuk mendapatkan Kualifikasi pada Kompetensi bidang PENGAWAS
OPERASIONAL MADYA, kompetensi yang harus dicapai dengan total 8
(delapan) Unit Kompetensi
  
5.5. RINCIAN UNIT KOMPETENSI

No. Kode Unit Unit Kompetensi


Melaksanakan Tugas dan Tanggung Jawab sebagai
1. PMB.PO02.009.01
Pengawas Operasional Madya (POM)
2. PMB.PO02.010.01 Mengelola Keselamatan Pertambangan

3. PMB.PO02.011.01 Mengelola Lingkungan Pertambangan

4. PMB.PO02.012.01 Mengelola Keadaan Darurat Pertambangan


Melaksanakan Upaya Penerapan Konservasi Mineral dan
5. PMB.PO02.013.01
Batubara
Mengelola Penerapan Kaidah Teknis Pertambangan
6. PMB.PO02.014.01
Minerba
Mengawasi Kegiatan Usaha Jasa Pertambangan
7. PMB.PO02.015.01
Mineral dan Batubara
Mengawasi Standardisasi Pertambangan Mineral dan
8. PMB.PO02.016.01
Batubara

6. PERSYARATAN DASAR PEMOHON SERTIFIKASI


6.1 Minimal pendidikan SLTA/D3/S1/S2/S3 semua jurusan
6.2 Pengalaman dibidang pertambangan mineral dan/atau batubara untuk SLTA Minimal 10
tahun, D3 Minimal 3 tahun/S1/S2/S3 Minimal 1 tahun
6.3 Bagi Tenaga Kerja Asing (TKA). Memiliki Surat Ijin Bekerja yang berlaku dari Kementerian
Ketenagakerjaan dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia.
6.4 Memiliki Sertifikat PENGAWAS OPERASIONAL PERTAMA (POP) Minimal selama 1
Tahun
6.5 Sekurang – kurangnya adalah pengawas tim atau memiliki sekurang – kurangnya 2 (dua)
anak buah

7. HAK PEMOHON SERTIFIKASI DAN KEWAJIBAN PEMEGANG SERTIFIKAT


7.1 Hak Pemohon
7.1.1. Memperoleh penjelasan tentang gambaran proses sertifikasi sesuai dengan
skema sertifikasi
7.1.2. Kerahasiaan kelulusan dari peserta dijaga dan tidak dipublikasikan
7.1.3. Mendapatkan hak bertanya berkaitan dengan kompetensi

  6 
 
SKEMA SERTIFIKASI PENGAWAS OPERASIONAL MADYA
SKM-025-054-2017
PERTAMBANGAN
 
7.1.4. Memperoleh pemberitahuan tentang kesempatan untuk menyatakan, dengan
alasan, permintaan untuk disediakan kebutuhan khusus sepanjang integritas
asesmen tidak dilanggar, serta mempertimbangkan aturan yang bersifat Nasional
7.1.5. Memperoleh hak banding terhadap keputusan Sertifikasi
7.1.6. Dengan memiliki sertifikat profesi LSP PERHAPI, peserta dianggap profesional
dan kompeten dibidang sertifikasinya
7.1.7. Memperoleh sertifikat kompetensi dan kartu tanda kompeten jika dinyatakan
kompeten

7.2 Kewajiban Pemegang Sertifikat


7.2.1. Melaksanakan keprofesian sebagai PENGAWAS OPERASIONAL MADYA
7.2.2. Menjaga dan mentaati kode etik profesi secara sungguh-sungguh dan konsekuen
7.2.3. Menjamin bahwa sertifikat kompetensi tidak disalahgunakan
7.2.4. Menjamin terpelihara kompetensi yang sesuai pada sertifikat kompetensi
7.2.5. Menjamin bahwa seluruh pernyataan dan informasi yang diberikan adalah
terbaru, benar dan dapat dipertanggung jawabkan
7.2.6. Mengikuiti program penyegaran yang dilaksanakan sebelum berakhirnya masa
berlaku sertifikat
7.2.7. Mengikuiti program Perpanjangan Sertifikat yang ditetapkan LSP - PERHAPI
pada tahun berakhirnya sertifikat
7.2.8. Membayar biaya sertifikasi

8. BIAYA SERTIFIKASI
Biaya sertifikasi okupasi PENGAWAS OPERASIONAL MADYA PERTAMBANGAN akan
ditentukan berdasarkan perhitungan tersendiri melalui penetapan ketua LSP PERHAPI.

9. PROSES SERTIFIKASI
9.1 Persyaratan Pendaftaran
9.1.1 Pemohon memahami proses Asesmen Sertifikasi pada Kompetensi PENGAWAS
OPERASIONAL MADYA ini yang mencakup persyaratan dan ruang lingkup
sertifikasi, penjelasan proses penilaian, hak pemohon, biaya sertifikasi dan
kewajiban pemegang sertifikat
9.1.2 Pemohon mengisi formulir Permohonan Sertifikasi (APL 01) yang dilengkapi
dengan bukti :
9.1.2.1 Copy KTP
9.1.2.2 Copy SK Pengangkatan Pegawai
9.1.2.3 Copy Sertifikat pelatihan PENGAWAS OPERASIONAL MADYA
9.1.2.4 CV terkini dan Ijasah terakhir
9.1.2.5 Uraian Pekerjaan terkini
9.1.2.6 Pas foto 3x4 sebanyak 3 lembar berlatar belakang merah dan
berpakaian rapih (tidak diperbolehkan menggunakan kaos)
9.1.3 Pemohon mengisi formulir Asesmen Mandiri (APL 02) dan dilengkapi dengan
dokumen pendukung.

  7 
 
SKEMA SERTIFIKASI PENGAWAS OPERASIONAL MADYA
SKM-025-054-2017
PERTAMBANGAN
 
9.1.4 Pemohon telah memenuhi persyaratan dasar sertifikasi yang telah ditetapkan
9.1.5 Pemohon menyatakan setuju untuk memenuhi persyaratan sertifikasi dan
memberikan setiap informasi yang diperlukan untuk penilaian
9.1.6 LSP PERHAPI menelaah berkas pendaftaran untuk konfirmasi bahwa pemohon
sertifikasi memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam skema sertifikasi.

9.2 Proses Asesmen


9.2.1 Asesmen Kompetensi PENGAWAS OPERASIONAL MADYA direncanakan dan
disusun dengan cara yang menjamin bahwa verifikasi persyaratan skema
sertifikasi telah dilakukan secara obyektif dan sistematis dengan bukti
terdokumentasi untuk memastikan kompetensi
9.2.2 Perencanaan uji kompetensi direncanakan secara pasti dengan mengacu kepada
standar operating prosedur yang dimiliki LSP PERHAPI mulai dari pendaftaran,
persiapan asesmen, pelaksanaan asesmen, keputusan sertifikasi, banding,
survailen sampai dengan sertifikasi ulang.
9.2.3 Pelaksanan Asesmen Kompetensi PENGAWAS OPERASIONAL MADYA
dilakukan dengan secara paket sejumlah unit kompetensi.
9.2.4 LSP - PERHAPI dalam menugaskan tim asesor dari TUK dimana uji kompetensi
diselenggarakan untuk mengases kompetensi dari asesi berdasarkan persyaratan
skema melalui metode seperti Pengamatan Demonstrasi, Pemeriksaan bukti-bukti
kerja dan sertifikat pelatihan, pelaksanaan uji tertulis, lisan dan wawancara.
9.2.5 Asesmen direncanakan dan disusun sedemikian rupa sehingga dapat menjamin
bahwa semua persyaratan skema diverifikasi secara objektif dan sistematis
dengan bukti terdokumentasi dan tertelusur sehingga memadai untuk
menegaskan kompetensi calon.
9.2.6 Asesor menjelaskan, membahas dan mensepakati rincian rencana asesmen dan
proses asesmen dengan Peserta Sertifikasi
9.2.7 Asesor melakukan pengkajian dan evaluasi kecukupan bukti dari dokumen
pendukung yang disampaikan pada lampiran dokumen Asesmen Mandiri APL -
02, untuk memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan
9.2.8 Hasil proses asesmen yang telah memenuhi aturan bukti direkomendasikan
Kompeten dan yang belum memenuhi aturan bukti direkomendasikan untuk
mengikuti proses lanjut ke proses uji kompetensi

9.3 PROSES UJI KOMPETENSI


9.3.1 Uji kompetensi okupasi PENGAWAS OPERASIONAL MADYA dirancang untuk
menilai kompetensi yang dapat dilakukan dengan menggunakan metoda
observasi demonstrasi, tertulis, lisan, verifikasi portofolio dan wawancara.
Rancangan persyaratan uji kompetensi menjamin setiap hasil uji dapat
dibandingkan satu sama lain, baik dalam hal muatan dan tingkat kesulitan,
termasuk rekomendasi yang sah untuk kompeten atau belum kompeten.
9.3.2 Uji kompetensi dilaksanakan di Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang ditetapkan;
9.3.3 Proses Uji kompetensi dapat dilakukan secara paket sejumlah unit kompetensi

  8 
 
SKEMA SERTIFIKASI PENGAWAS OPERASIONAL MADYA
SKM-025-054-2017
PERTAMBANGAN
 
9.3.4 Bukti yang dikumpulkan melalui observasi demonstrasi, tertulis, lisan, verifikasi
portofolio dan wawancara diperiksa dan diverifikasi untuk memastikan bahwa
bukti tersebut mencerminkan kriteria – kriteria kompetensi yang diperlukan untuk
memperlihatkan kompetensi telah memenuhi aturan bukti VATM
9.3.5 Hasil proses uji kompetensi yang telah memenuhi aturan bukti VATM
direkomendasikan “Kompeten” dan yang belum memenuhi aturan bukti VATM
direkomendasikan “Belum Kompeten”.

9.4 Keputusan Sertifikasi


9.4.1 LSP menjamin bahwa informasi yang dikumpulkan selama proses sertifikasi
mencukupi untuk:
9.4.1.1 Mengambil keputusan sertifikasi;
9.4.1.2 Melakukan penelusuran apabila terjadi banding
9.4.2 Keputusan sertifikasi terhadap peserta dilakukan oleh LSP berdasarkan
rekomendasi dan informasi yang dikumpulkan oleh asesor kompetensi melalui
proses sertifikasi. Komite Teknis yang membuat keputusan sertifikasi tidak ikut
serta dalam pelaksanaan asesmen dan uji kompetensi
9.4.3 Komite Teknis yang membuat keputusan sertifikasi memiliki kualifikasi yang
memadai dan pengalaman proses sertifikasi untuk menentukan apakah
persyaratan sertifikasi telah dipenuhi.
9.4.4 Sertifikat tidak diserahkan sebelum seluruh persyaratan sertifikasi dipenuhi.
9.4.5 Sertifikat kompetensi yang diterbitkan ter-registrasi di Direktorat Jenderal Mineral
dan Batubara dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi
9.4.6 LSP menerbitkan sertifikat kompetensi kepada semua yang telah berhak
menerima sertifikat dalam bentuk surat dan kartu, yang ditandatangani dan
disahkan Ketua LSP dengan masa berlaku sertifikat 3 tahun.

9.5 Pembekuan dan Pencabutan Sertifikat


Pembekuan dan pencabutan sertifikat dilakukan jika seorang pemegang sertifikat
kompetensi terbukti menyalahgunakan sertifikat yang dimiliki dan dapat merugikan LSP
PERHAPI

9.6 Pemeliharaan sertifikasi


Untuk memelihara kompetensi, dilakukan program penyegaran yang diselenggarakan
oleh Kepala Teknik Tambang (KTT).

9.7 Proses Sertifikasi Ulang


9.7.1 LSP PERHAPI menetapkan persyaratan sertifikasi ulang sama dengan
persyaratan awal untuk menjamin bahwa profesi yang disertifikasi selalu
memenuhi sertifikasi yang mutakhir.
9.7.2 Fokus metode sertifikasi ulang.
9.7.2.1 Verifikasi bukti portofolio (Logbook dan Copy Sertifikat Penyegaran
yang dikeluarkan oleh Kepala Teknik Tambang (KTT))

  9 
 
SKEMA SERTIFIKASI PENGAWAS OPERASIONAL MADYA
SKM-025-054-2017
PERTAMBANGAN
 
9.7.2.2 Wawancara pembuktian bahwa asesi mempunyai kompetensi sesuai
dengan levelnya yang dinyatakan dalam Berita Acara.

9.8 Penggunaan Sertifikat


Pemegang sertifikat Kompetensi PENGAWAS OPERASIONAL MADYA harus
menandatangani persetujuan untuk :
9.8.1 Memenuhi ketentuan skema sertifikasi
9.8.2 Menyatakan bahwa sertifikatnya hanya berlaku untuk ruang lingkup sertifikasi
yang diberikan
9.8.3 Tidak menyalahgunakan sertifikat yang dapat merugikan LSP PERHAPI dan
tidak memberikan persyaratan yang berkaitan dengan sertifikasi yang menurut
LSP PERHAPI dianggap dapat menyesatkan atau tidak sah
9.8.4 Menghentikan penggunaan semua pernyataan yang berhubungan dengan
sertifikasi yang memuat acuan LSP PERHAPI setelah dibekukan atau dicabut
sertifikatnya serta mengembalikan sertifikat kepada LSP PERHAPI yang
menerbitkannya

9.9 Banding
Peserta Sertifikasi dapat melakukan banding jika tidak puas atas keputusan yang diambil
oleh asesor kompetensi, dengan mengisi form Banding.

10. KODE ETIK PROFESI


10.1 Mengutamakan keluhuran budi.
10.2 Bekerja secara Jujur dan sungguh-sungguh sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya.
10.3 Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian profesionalnya.
10.4 Menerima tanggung jawab dalam pengambilan keputusan engineering yang taat asas
keamanan, kesehatan dan kesejahteraan publik dan segera menyatakan secara terbuka
faktor-faktor yang dapat membahayakan publik atau lingkungan

  10 
 

Anda mungkin juga menyukai