Anda di halaman 1dari 9

SOAL LINGKUNGAN POM TAHUN 2012

1. Apakah Pengertian dari pertambangan ?


Jawab :
UU no 4 Tahun 2009 pasal 1
sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian,
pengelolaan, dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi
penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan,
pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan
pascatambang.

2. Dalam UU No 4 Tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara


dinyatakan pemegang IUP dan IUPK (perusahaan pertambangan) wajib
menerapkan kaidah teknis penambangan yang baik. Sebutkan hal hal apa
saja yang wajib dilaksanakan dalam kaidah teknis pertambangan yang baik
sesuai dengan UU No. 4 tahun 2009?
Jawab :
ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan
Keselamatan operasi pertambangan
Pengelolaan dan pemantauan lingkungan pertambangan, termasuk
kegiatan reklamasi dan pascatambang
Upaya konservasi sumber daya mineral dan batubara
Pengelolaan sisa tambang dari suatu kegiatan usaha pertambangan dalam
bentuk padat, cair, atau gas sampai memenuhi standar baku mutu
lingkungan sebelum dilepas ke media lingkungan

3. Dalam UU No. 4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara


dinyatakan pemegang IUP dan IUPK (perusahaan pertambangan) wajib
menyerahkan documen pasca tambang kepada menteri, gubernur atau
bupati atau walikota sesuai dengan kewenangannya. Apa tujuan penyusunan
rencana pasca tambang? Kapan documen rencana pasca tambang harus
diserahkan?
Jawab :
Tujuan Penyusunan rencana Pasca tambang :

Meningkatkan ketaatan dari pemegang izin usaha pertambangan tahap


eksploitasi/operasi produksi dalam melaksanakan reklamasi lahan bekas
tambang sesuai dengan rencana yang telah disetujui oleh pejabat yang
berwenang

Sesuai dengan UU No. 4 tahun 2009 : Setiap pemegang IUP dan IUPK
wajib menyerahkan rencana reklamasi dan rencana pascatambang pada
saat mengajukan permohonan IUP Operasi Produksi

4. Pemegang IUP dan IUPK (Perusahaan Pertambangan) wajib menyediakan dan


menempatkan jaminan pasca tambang, jelaskan tujuan pemerintah
mewajibkan pemegang IUP dan IUPK (Perusahaan Pertambangan)
menempatkan jaminan pasca tambang? Pada tahap apa jaminan tersebut
sudah harus ditempatkan? Bagaimana mekanisme penempatannya?
Jawab :
Tujuan pemerintah :
Agar pemegang IUP dan IUPK memiliki tanggung jawab serta memberikan
jaminan kepada pemerintah terhadap keberlangsungannya kegiatan
reklamasi dan pasca tambang.

Tahap :

- jaminan pasca tambang di tempatkan pada saat mengajukan permohonan IUP


Operasi Produksi atau IUPK

- mekanisme penempatan jaminan pasca tambang, dengan membuat rekening


bank bersama antara Bupati (diwakili Kepala Dinas ESDM) dengan pihak
perusahaan di bank pemerintah ditempatkan setiap tahun berupa DEPOSITO
BERJANGKA. Dan wajib terkumpul seluruhnya 2 tahun sebelum tutup tambang.

5. Apa pengertian/definisi reklamasi dibidang pertambangan? Jelaskan


perbedaan reklamasi dan pasca tambang?

Jawab :

- Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha


pertambangan untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas
lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai
peruntukannya. (UU No 4 Tahun 1999 pasal 1 (26))

- Pascatambang adalah kegiatan terencana, sistematis, dan berlanjut


setelah akhir sebagian atau seluruh kegiatan usaha pertambangan untuk
memulihkan fungsi lingkungan alam dan fungsi sosial menurut kondisi
lokal di seluruh wilayah penambangan.

- Perbedaan Reklamasi dan Pasca tambang adalah Reklamasi dilaksanakan


secara bertahap pada saat penambangan masih berlangsung sampai
dengan selesai. Sedangkan Pascatambang dilaksanakan setelah akhir
sebagian atau seluruh kegiatan penambangan sudah tidak dilakukan lagi.

6. Sebutkan prinsip-prinsip lingkungan hidup yang wajib dipenuhi dalam


melaksanakan reklamasi pascatambang?
Jawab :

A. PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP


PERTAMBANGAN

- Perlindungan kualitas air permukaan; air tanah; air laut, dan


tanah serta udara berdasarkan standar baku mutu atau kriteria
baku kerusakan lingkungan hidup
- Perlindungan dan pemulihan keanekaragaman hayati
- Menjamin stabilitas dan keamanan timbunan batuan penutup,
kolam tailing, lahan bekas tambang dan struktur batuan lainnya
- Pemanfaatan lahan bekas tambang sesuai dengan
peruntukannya
- Memperhatikan nilai-nilai sosial dan budaya setempat
- Perlindungan terhadap kuantitas air tanah sesuai ketentuan
yang berlaku

B. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


C. KONSERVASI MINERAL DAN BATUBARA

7. Sebutkan prinsip-umum pengelolaan erosi dan sedimentasi pada kegiatan


pertambangan batubara yang harus dilakukan pada tahap operasi produksi
sampai dengan pasca tambang?
Jawab :
1. Penyesuaian kegiatan dengan kondisi topografi dan tanah didaerah
kegiatan
2. Pembuatan rencana kendali erosi dan sedimentasi sebelum aktivitas
dilaksanakan
3. Sedapat mungkin mempertahankan tumbuhan alami setempat
4. Meminimalkan luas dan lamanya tanah
5. Berupaya untuk menahan sedimen dilokasi atau sumbernya
6. Mengalirkan air limpasan jauh dari daerah yang terganggu
7. Meminimalkan panjang dan kemiringan lereng
8. Menstabilkan daerah terganggu sesegera mungkin
9. Berupaya memperlambat kecepatan air limpasan yang keluar dari
lokasi kegiatan
10.Melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan terhadap sarana kendali
erosi secara berkala
8. Pemindahan dan penimbunan tanah/batuan penutup (overburden) dalam
kegiatan pertambangan menimbulkan dampak yang besar terhadap
lingkungan apabila tidak dikelalola dengan baik. Jelaskan dampak lingkungan
yang terjadi? Bagaimana pengelolaan yang baik untuk mengatasinya?
Jawab :
Damapk yang terjadi : dapat menyebabkan timbulnya
pencemaran lingkungan karena batuan penutup tersebut belum
tentu steril bisa saja masih memiliki kandungan kandungan
mineral/mineral ikutan yang berbahaya (tidak sesuai standart baku
mutu) untuk dilepas ke media lingkungan. Dapat menyebabkan
terjadinya erosi.

Lokasi harus datar, bukan daerah patahan, tidak berada didekat sungai,
tidak memiliki kandungan cadangan batubara yang potensial (atau tidak
ada batubara direncana lokasi penempatan OB tsb), jika memungkinkan
dekat dengan lokasi reklamasi, pembuatan sarana pencegahan-
pengendalian erosi mudah.

9. Air Asam Tambang (AAT) atau disebut juga Acid Mine Drainage merupakan
fenomena yang terjadi akibat kegiatan pertambangan yang dapat
mengakibatkan pencemaran bagi lingkungan, apa yang dimaksud dengan
AAT? Bagaimana cara yang efektif untuk menanggulanginya?
Jawab :

Air asam tambang adalah dan bagaimana pengendaliannya:


AAT adalah Lindian (leachate), rembesan (seepage), atau aliran
( drainage) yang telah dipengaruhi oleh oksidasi alamiah mineral
sulfida yang terkandung dalam batuan yang terpapar (exposed)
selama penambangan

Pengendaliannya dengan beberapa cara :

- Pendekatan Hidrologi : menjaga agar air tidak mengaliri


material pirit. Penempatan timbunan diatas permukaan
air tanah, padatkan dengan lapisan liat. Parit pengelak
untuk mengurangi filtrasi.
- Pelapisan : pelapisan dengan liat. Pelapisan dengan
bahan sintetik
- Minimisasi Oksigen : pelapisan dengan lapisan
pengkonsumsi Oksigen (tanah pucuk yang mengandung
mikroorganisme aktif). Pemadatan saat konstruksi.
Pemadatan pada permukaan dan lereng bagian luar
untuk mengurangi difusi O2 dan konveksi udara ke dalam
timbunan.
- Bakterisida : Surfaktan anion, Asam organic pengawet
makanan
10.Kegiatan pertambangan berpotensi mempengaruhi kualitas air permukaan.
Sebutkan cara pengelolaan dalam rangka mencegah terjadinya penurunan
kualitas air permukaan dalam pertambangan?
Jawab :
a. menetapkan daya tampung beban pencemaran;
b. melakukan inventarisasi dan identifikasi sumber pencemar;
c. menetapkan persyaratan air limbah untuk aplikasi pada tanah;
d. menetapkan persyaratan pembuangan air limbah ke air atau
sumber air;
e. memantau kualitas air pada sumber air; dan
f. memantau faktor lain yang menyebabkan perubahan mutu air.

11.Dalam PP No. 78 Tahun 2010 tentang reklamasi dan pasca tambang


dinyatakan bahwa kegiatan explorasi dan IUPK Eksplorasi wajib
melaksanakan reklamasi. Jelaskan upaya reklamasi yang wajib dilakukan
pada tahap kegiatan eksplorasi?
Jawab :
Reklamasi Tahap Eksplorasi
Pasal 19 :
(1) Pelaksanaan reklamasi pada lahan terganggu akibat kegiatan
eksplorasi dilakukan pada lahan yang tidak digunakan pada tahap operasi
produksi.
(2) Lahan terganggu akibat kegiatan eksplorasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi lubang pengeboran, sumur uji, parit uji, dan/ atau
sarana penunjang.
(3) Pelaksanaan reklamasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan sampai memenuhi kriteria keberhasilan.
12.Kegiatan-kegiatan di pertambangan berpotensi menimbulkan percemaran
lingkungan, sebutkan beberapa pengolahan yang harus dilakukan pada
sarana perbengkelan terutama berkaitan dengan limbah bahan berbahaya
dan beracun (B3) untuk mencagah pencemaran tersebut?
Jawab :

Pengelolaan limbah B3 adalah kegiatan yang meliputi pengurangan,


penyimpanan, pengumpulan,pengangkutan, pemanfaatan,
pengolahan, dan/atau penimbunan.

Monitoring pemakaian dan stock hydrocarbon (oli/solar/bensin-


BBM); pembuatan oil trap; pengumpulan & pendataan limbah padat
workshop pada tempat yang telah ditentukan

13.Dalam UU No. 32 Tahun 2009 tentang perlindungan lingkungan hidup,


ditegaskan bahwa lingkungan merupakan persyaratan utama untuk
memperoleh izin kegiatan. Apa persyaratan untuk mendapatkan izin
lingkungan? Jelaskan kaitan antara izin lingkungan dan usaha kegiatan?
Jawab :

Izin lingkungan adalah izin yang diberikan kepada setiap orang yang
melakukan usaha dan/atau kegiatan yang wajib amdal atau UKL-UPL dalam
rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyarat
untuk memperoleh izin usaha dan/atau kegiatan.

Kaitan antara izin lingkungan dan izin usaha kegiatan yaitu Izin usaha
dan/atau kegiatan adalah izin yang diterbitkan oleh instansi teknis untuk
melakukan usaha dan/atau kegiatan.untuk mendapatkan izin usaha kegiatan
terlebih dahulu harus membuat dokumen amdal,ukl-upl dalam rangka
perlidungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 27 TAHUN 2012
Pasal 2 :
(1) Setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki Amdal atau
UKL-UPL wajib memiliki Izin Lingkungan.
(2) Izin Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh
melalui tahapan kegiatan yang meliputi:
a. penyusunan Amdal dan UKL-UPL;
b. penilaian Amdal dan pemeriksaan UKL-UPL; dan
c. permohonan dan penerbitan Izin Lingkungan.
14.Sesuai dengan UU No. 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup No. 27 tahun 2012 tentang izin lingkungan, ditegaskan
bahwa setiap rencana kegiatan berdampak penting wajib membuat AMDAL
atau UKL_UPL dan wajib memiliki izin lingkungan, Jelaskan pengertian
AMDAL?
Jelakan Pengertian Perizinan/izin Lingkungan?
Jawab :
- AMDAL : adalah kajian mengenai dampak besar dan penting
suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau
kegiatan.
- Pengertian Perizinan Lingkungan adalah diajukan secara
tertulis oleh penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan
selaku Pemrakarsa kepada Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya dan
Permohonan izin lingkungan harus dilengkapi dengan:
a. dokumen Amdal atau formulir UKL-UPL;
b. dokumen pendirian Usaha dan/atau Kegiatan; dan
c. profil Usaha dan/atau Kegiatan.
Setelah menerima permohonan Izin Lingkungan
sebagaimana Menteri, gubernur, atau bupati/walikota wajib
mengumumkan permohonan Izin Lingkungan.
Pengumuman dilakukan melalui multimedia dan papan
pengumuman di lokasi Usaha dan/atau Kegiatan paling
lama 5 (lima) hari kerja terhitung sejak dokumen Andal
dan RKL-RPL yang diajukan dinyatakan lengkap secara
administrasi.
Masyarakat dapat memberikan saran, pendapat, dan tanggapan
terhadap pengumuman sebagaimana dalam jangka waktu paling
lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak diumumkan.

Saran, pendapat, dan tanggapan sebagaimana dimaksud pada ayat


(3) dapat disampaikan melalui wakil masyarakat yang terkena
dampak dan/atau organisasi masyarakat yang menjadi anggota
Komisi Penilai Amdal.

Izin Lingkungan diterbitkan oleh:


a. Menteri, untuk Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup atau
Rekomendasi UKL-UPL yang diterbitkan oleh Menteri;
b. gubernur, untuk Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup atau
Rekomendasi UKL-UPL yang diterbitkan oleh gubernur; dan
c. bupati/walikota, untuk Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup
atau Rekomendasi UKL-UPL yang diterbitkan oleh bupati/walikota.

15.Kegiatan pelaksanaan konservasi mineral dan batubara dalam upaya


pelaksanaan harus berazaskan optimalisasi pemanfaatan dan nilai tambang
dilakukan dengan berpegang kepada prinsip kegiatan konservasi. Jelaskan
prinsip-prinsip tersebut?

Jawab :

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN


2010 TENTANG
REKLAMASI DAN PASCATAMBANG
Pasal 4, ayat 3 :
Prinsip konservasi mineral dan batubara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c, meliputi:
a. penambangan yang optimum;
b. penggunaan metode dan teknologi pengolahan dan
pemurnian yang efektif dan efisien;
c. pengelolaan dan/atau pemanfaatan cadangan marjinal, mineral
kadar rendah, dan mineral ikutan serta batubara kualitas rendah;
dan
d. pendataan sumber daya serta cadangan mineral dan
batubara yang tidak tertambang serta sisa pengelolaan dan
pemurniaan.
16.Objek pengawasan terhadap kegiatan konservasi meliputi proses
penambangan, pengembangan pada dikelolanya tailing. Jelaskan object
pengawasan untuk aspek konservasi?
Jawab :
Ruang lingkup objek pengawasan aspek konservasi :
a. Penetapan sumberdaya dan cadangan
b. Penetapan dan penerapan striping ratio dan atau cut off grade.
c. Penetapan dan peningkatan recovery penambangan,
pengangkutan dan pengolahan/pemurnian.
d. Peningkatan nilai tambah bahan galian.
e. Penanganan bahan galian kadar/nilai marjinal dan kadar/nilai
rendah.
f. Penanganan mineral ikutan dan bahan galian lain.
g. Penanganan sisa cadangan dan sumberdaya pasca tambang,
h. Pengecekan tailing dan penanganan tailing
i. Penggunaan produksi bahan galian.

Bahanberbahaya dan beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah


zat, energi,dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau
jumlahnya,baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,serta kelangsungan hidup
manusia dan makhluk hidup lain

Rencana perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang


selanjutnya disingkat RPPLH adalah perencanaan tertulis yang memuat
potensi, masalah lingkungan hidup, serta upaya perlindungan dan
pengelolaannya dalam kurun waktu tertentu

Analisis mengenai dampak lingkungan hidup, yang selanjutnya


disebut Amdal, adalah kajian
mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

Upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan


lingkungan hidup, yang selanjutnya disebut UKL-UPL, adalah
pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang tidak
berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya


makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan
hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan
hidup yang telah ditetapkan.

Konservasi sumber daya alam adalah pengelolaan sumber daya alam


untuk menjamin pemanfaatannya secara bijaksana serta kesinambungan
ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai
serta keanekaragamannya
Kepala Teknik Tambang adalah seseorang yang memimpin dan
bertanggung jawab atas terlaksananya serta ditaatinya peraturan
perundang-undangan keselamatan dan kesehatan kerja dan perlindungan
dan pengelolaan lingkungan pada suatu kegiatan usaha pertambangan di
wilayah yang menjadi tanggung jawabnya.

Anda mungkin juga menyukai