Anda di halaman 1dari 191

Pembekalan

UJI KOMPETENSI
(SERTIFIKASI BNSP)

Pengawas Operasional Madya (POM)


Pertambangan
PENGANTAR :
• Apa itu BNSP, LSP, & TUK ?
• Aspek KOMPETENSI yg diujikan oleh
Asesor?
• METODE asesmen / sertifikasi
KOMPETENSI?
• Kriteria DOKUMEN PORTOFOLIO yg
baik?
Unit Kompetensi
(PerMen ESDM No. 43 Tahun 2016)
1. PMB.P002.009.01 : Melaksanakan Tugas dan Tanggung Jawab sebagai
POM (3 Elemen; 7 Kriteria Unjuk Kerja)
2. PMB.P002.010.01 : Mengelola Keselamatan Pertambangan
(3 Elemen; 11 Kriteria Unjuk Kerja)
3. PMB.P002.011.01 : Mengelola Lingkungan Pertambangan
(3 Elemen; 11 Kriteria Unjuk Kerja)
4. PMB.P002.012.01 : Mengelola Keadaan Darurat Pertambangan (3 Elemen; 14
Kriteria Unjuk Kerja)
5. PMB.P002.013.01 : Melaksanakan Upaya Penerapan Konservasi Minerba
(3 Elemen; 11 Kriteria Unjuk Kerja)
6. PMB.P002.014.01 : Mengelola Penerapan Kaidah Teknis Pertambangan
Mineral dan Batubara (3 Elemen; 11 Kriteria Unjuk Kerja)
7. PMB.P002.015.01 : Mengawasi Kegiatan Usaha Jasa
Pertambangan Minerba (3 Elemen; 16 Kriteria Unjuk Kerja)
8. PMB.P002.016.01 : Mengawasi Standarisasi Pertambangan Minerba (3 Elemen; 6
Kriteria Unjuk Kerja)
Penjelasan Pengisian :
• Formulir APL – 01
• Formulir APL – 02
Bagaimana
Assessment /
Sertifikasi Dilakukan?
Daftar Modul Pembekalan :

1. Tugas dan Tanggung Jawab sebagai POM


2. Mengelola Keselamatan Pertambangan
3. Mengelola Lingkungan Pertambangan
4. Keadaan Darurat Pertambangan
5. Penerapan Konservasi Minerba
6. Kaidah Teknis Pertambangan
7. Kegiatan Usaha Jasa Pertambangan
8. Standarisasi Pertambangan Minerba
Modul – 1 :
MELAKSANAKAN
TUGAS DAN
TANGGUNG JAWAB
SEBAGAI POM
ELEMEN KOMPETENSI :

1.Melaksanakan tanggung jawab sebagai POM

2.Melaksanakan tugas sebagai administrator sesuai kewajibannya


yang telah diatur

3. Melaksanakan prinsip-prinsip Manajemen Keselamatan


Pertambangan dan pengelolaan lingkungan pada kegiatan
pertaambangan Minerba
DOKUMEN PORTOPOLIO:

1.Laporan Over Inspeksi

2.Laporan melakukan review JSA

3. Laporan melakukan review IBPR


Tugas dan Tanggung Jawab
Pengawas Operasional
Madya

3
1 2
Melaksanakan Prinsip
Melaksanakan Aspek Kaidah Melaksanakan Tugas sebagai Manajemen KP dan
Teknis Pertambangan administrator terkait KP dan Pengelolaan Lingkungan
Kaidah Teknis pada kegiatan pertambangan
Minerba
Melaksanakan Aspek Kaidah Teknis
Pertambangan

UU No. 3 Tahun 2020 Pasal 96 Dalam penerapan kaidah


teknis pertambangan yang baik pemegang IUP atau IUPK
wajib melaksanakan :
a. Ketentuan keselamatan pertambangan
b. Pengelolaan dan pemantauan lingkungan pertambangan, termasuk
kegiatan Reklamasi dan/atau pacsatambang
c. Upaya konservasi mineral dan batubara
d. Pengelolaan sisa tambang dari suatu kegiatan usaha pertambangan
dalam bentuk padat, cair, atau gas sampai memenuhi standar baku mutu
lingkungan sebelum dilepas ke media lingkungan.
Permen ESDM No. 26/2018
Pasal 3
1. Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi Produksi dalam setiap
tahapan kegiatan Usaha Pertambangan wajib melaksanakan kaidah pertambangan wajib melaksanakan
kaidah pertambangan yang baik
2. Kaidah pertambangan yang baik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. kaidah teknik pertambangan yang baik
b. tata kelola pengusahaan pertambangan
3. Kaidah teknik pertambangan yang baik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a meliputi pelaksanaan
aspek :
a. teknis pertambangan
b. konservasi mineral dan batubara
c. keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan
d. keselamatan operasi pertambangan
e. pengelolaan lingkungan hidup pertambangan, reklamasi, dan pascatambang serta pascaoperasi, dan
f. pemanfaatan teknologi, kemampuan rekayasa, rancang bangun, pengembangan, dan penerapan
teknologi pertambangan.
Permen ESDM No. 26/2018
Pasal 5
1. Pemegang IUJP wajib melaksanakan kaidah pertambangan wajib melaksanakan kaidah pertambangan
yang baik sesuai dengan bidang usahanya.
2. Kaidah pertambangan yang baik untuk kegiatan pengelohan dan/atau pemurnian sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi :
a. kaidah teknik pengolahan dan/atau pemurnian; dan
b. tata kelola pengusahaan pengolahan dan/atau pemurnian
3. Kaidah teknik pengolahan dan/atau sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a meliputi pelaksanaan
aspek :
a. teknis kegiatan pengolahan dan/atau pemurnian
b. keselamatan pengolahan dan/atau pemurnian
c. pengelolaan lingkungan hidup dan pascaoperasi, dan
d. konservasi mineral dan batubara
Melaksanakan tugas sebagai administrator
terkait KP dan Kaidah Teknis
Pengelolaan Administrasi Keselamatan Pertambangan
a. Memiliki buku tambang yang memuat :
- larangan, perintah, dan petunjuk Inspektur Tambang yang ditindaklanjuti oleh KTT atau PTL;
dan
- Informasi, tindak lanjut, dan pemberitahuan dari KTT atau PTL terhadap kegiatan usaha
pertambangan
b. Buku tambang tersedia di Kantor KTT atau PTL
c. Buku daftar kecelakaan tambang sesuai aturan
d. Mendaftarkan setiap kecelakaan tambang
e. Untuk PAK, KAPTK, KB didokumentasikan secara khusus oleh KTT atau PTL sesuai format
khusus yang ditentukan oleh KAIT;
f. Menyampaikan laporan tertulis aspek Keselamatan Pertambangan kepada KaIT
g. Mendokumentasikan, memantau, dan/atau melaporkan dokumen dan laporan pemenuhan
kompetensi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan serta persyaratan lainnya paling
sedikit mencakup :
- Dokumen kelayakan SPIP
- Sertifikat dan laporan kompetensi tenaga kerja
- Lisensi KIM, KPP, KPO atau izin lain dari KTT
- Pengesahan KTT, PTL, wakil KTT, wakil PTL, KTBT
- Izin kerja khusus
Laporan Audit Eksternal SMKP Minerba

Permen ESDM Nomor 26 Tahun 2018


Pasal 18 Ayat 4
“Dalam hal terjadi kecelakaan, kejadian berbahaya,
kejadian akibat penyakit tenaga kerja, penyakit akibat
kerja, bencana, dan/atau untuk kepentingan penilaian
kinerja keselamatan pertambangan, KaIT dapat meminta
kepada Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP
Operasi Produksi, IUPK Operasi Produksi, dan IUP Operasi
Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian
untuk melakukan audit eksternal penerapan sistem
manajemen keselamatan pertambangan.”
• 2. Laporan Akhir
MELAKSANAKAN PRINSIP MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN DAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN PADA KEGIATAN PERTAMBANGAN MINERBA

MANAJEMEN

Proses mendayagunakan sumber daya yang dimiliki organisasi untuk


mencapai tujuan melalui kegiatan:
 Perencanaan ( Planning )
 Pengorganisasian ( Organizing )
 Pengarahan/ kepemimpinan ( Leading )
 Pengendalian ( Controlling )

Kegiatan spesifik dalam menggerakkan sejumlah orang agar berlangsung


efektif dalam mencapai tujuan dan organisasi menjadi produktif
FUNGSI MANAJEMEN

PLANNING

Aktifitas manajerial untuk masa depan:


- Menetapkan strategi
- Kebijakan
- Sasaran dan
- Aktifitas yang akan dilakukan

ORGANIZING
Aktivitas manajerial yang mengatur kegiatan yang
harus dilaksanakan agar dapat berjalan dengan
efektif
FUNGSI MANAJEMEN

LEADING
Aktivitas manajerial untuk memimpin, mengarahkan, dan
mendorong agar memperoleh kinerja yang optimal

CONTROLLING
Aktifitas manajerial untuk memastikan hasil kerja sesuai dengan
rencana
MANAJEMEN RISIKO PENETAPAN KONTEKS RISIKO

Penetapan Konteks dilakukan dengan menentukan batasan-batasan risiko


yang akan dikelola.
Faktor Jenis kegiatan, proses rutin/non rutin, adanya perubahan (organisasi, lingkungan
Internal kerja, kegiatan, bahan/material), fasilitas baru (peralatan/instalasi), kondisi normal
dan abnormal, peraturan internal perusahaan, faktor personal pekerja, desain area
kerja, sistem pemeliharaan, perawatan, dan pengamanan, kompetensi tenaga
teknik, dan laporan hasil kajian teknik.

Faktor Budaya, politik, hukum, keuangan, teknologi, ekonomi, alam, dan


Eksternal
lingkungan, perkembangan isu yang berdampak signifikan, kepentingan
pihak eksternal, fasilitas baru (peralatan/instalasi) di luar area kerja,
bahaya dari luar area kerja, infrastruktur/peralatan/bahan/material yang
disediakan pihak luar, kewajiban hukum
MANAJEMEN RISIKO
PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO

Penilaian Risiko
Penilaian risiko dilakukan melalui proses evaluasi risiko untuk
menentukan risiko tersebut, apakah dapat diterima/tidak.
Pengendalian Risiko
Pengendalian risiko dilakukan dengan mempertimbangkan
hierarki pengendalian risiko.
• Rekayasa (Eliminasi/Substitusi)
• Administrasi
• Praktik Kerja
• APD
MANAJEMEN RISIKO PEMANTAUAN DAN PENINJAUAN
• Menetapkan cara pemantauan dan peninjauan manajemen risiko
• Mengomunikasikan hasil pemantauan dan peninjauan ke pihak terkait
• Memastikan pengendalian risiko yang dilakukan memadai
• Melaksanakan pemantauan dan peninjauan secara berkala, jika terjadi:
• kecelakaan;
• kejadian berbahaya;
• kejadian akibat penyakit tenaga kerja
• penyakit akibat kerja;
• perubahan peralatan, instalasi, dan/atau proses, serta kegiatan baru
Modul – 2 :
MENGELOLA
KESELAMATAN
PERTAMBANGAN

Lampiran III. Hal 145


ELEMEN KOMPETENSI :

1.Membuat Program Keselamatan Pertambangan

2.Mengkomunikasikan Program Keselamatan Pertambangan


kepada seluruh
tingkatan pekerja dan manajemen

3. Melaksanakan Program Keselamatan Pertambangan


DOKUMEN PORTOPOLIO:

1.Laporan membuat program kerja keselamatan


pertambangan

2.Laporan mengkomunikasikan program keselamatan


pertambangan kepada seluruh tingkatan pekerja dan
manajemen

3. Laporan melaksanakan program keselamatan


pertambangan
Definisi

Program kerja adalah susunan rencana kegiatan


kerja yang sudah dirancang dan telah disepakati
bersama untuk dilaksanakan dalam jangka waktu
tertentu. Program kerja harus dibuat secara
terarah, sebab akan menjadi pegangan
perusahaan maupun divisi dalam mencapai
sebuah tujuan.
Tujuan Program K3 :
1. Mencapai visi dan misi perusahaan
Program kerja yang jelas dan efektif sangat membantu perusahaan dalam
mencapai visi dan misi perusahaan walaupun nanti dalam pelaksanaannya
berbeda orang atau tim yang mengerjakannya.

2. Menjawab kebutuhan dari perusahaan maupun divisi


Program kerja yang efektif dan jelas akan membantu organisasi untuk
menjawab permasalahan yang ditimbulkan dalam aktivitas pencapaian
target.

3. Memberikan arah kerja yang sistematis dan terukur


Program kerja akan membantu karyawan bekerja secara sistematis dan
terukur sehingga diharapkan kinerja karyawan akan meningkat.
31
Menyusun Program K3
(Metode SMART Goal)

1. Spesifik
Bisa dibantu dengan menggunakan 5W 1H (Who, What, When, Where, Why,
How).
Misal target tahun ini adalah bebas dari cidera berat atau fatality. Tahun
kedua targetnya adalah Zero Accident serta terbentuknya budaya K3
2. Measureable
Filosofinya adalah “Jika target tidak dapat diukur, mustahil untuk mengetahui
apakah kita telah membuat kemajuan dalam mencapai tujuan akhirnya”.
3. Achievable
Tetapkan tujuan yang realistis dan dapat dicapai, buat target yang jangan
terlalu mudah dicapai tetapi tidak sulit untuk dicapai dalam artian harus dapat
dicapai melalui usaha-usaha yang menantang dan harus berdasarkan
kemampuan yang dimiliki.
32
Menyusun Program K3
(Metode SMART Goal) lanjutan…..

4. Relevan
Buat tujuan yang relevan untuk dicapai yang akan mendorong tim untuk
lebih maju. Buat target yang selaras dengan target – target lain.

5. Timely
Komitmen kepada deadline akan membantu tim untuk tetap focus
menjalankan pekerjaan untuk memenuhi target tepat waktu atau bahkan
lebih cepat. Tanpa adanya batas waktu, tim akan bekerja lambat dan tidak
ada perasaan urgensi (mendesak) sehingga sangat sulit untuk mencpaai
target yang diinginkan.

33
Evaluasi Program K3 dilakukan melalui :
1. Pemeriksaan
2. Pengujian
3. Pengukuran
4. Audit Internal

Orang yang berkompetenlah yang melakukan


evaluasi Program K3 diperusahaan.

34
Strategi rencana komunikasi Program
Keselamatan Pertambangan
1. Source : merupakan sumber pengirim pesan atau komunikator.
Dalam hal ini pesan yang disampaikan ialah Pimpinan/leader.
2. Message : merupakan pesan yang disampaikan. Dalam hal ini pesan
yang disampaikan ialah Program keselamatan pertambangan.
3. Channel : merupakan saluran komunikasi yang digunakan untuk
menyampaikan pesan. Dalam hal ini media yang digunakan ialah
melalui, media internal (poster, spanduk dan rambu-rambu), serta
training atau pelatihan K3
4. Receiver : merupakan orang yang menerima pesan dari komunikator
dalam hal ini komunikannya adalah para pekerja
5. Effect : merupakan umpan balik atau efek yang diterima. Dalam hal
ini efeknya dapat dilihat dari data jam kerja dan nihil kecelakaan.
35
MENGUMPULKAN INFORMASI, FAKTA, &
BUKTI (4P) :

▪ People (Saksi Langsung & Tidak Langsung)


▪ Part (Equipment, Tools, Material)
▪ Position (Location, & Movement)
▪ Paper (Records, Logs, Schedules, Procedures)

36
CONTOH : TEKNIK MENGIDENTIFIKASI INFORMASI
& BUKTI KECELAKAAN
PEOPLE PART POSITION PAPER
Mike, telah bekerja sebagai driver light Staff HRD (Saksi Personal data
vehilcle di PT. X (perusahan tambang tidak langsung) milik Mike
batubara) selama 5 tahun.
Dia belum mengikuti pelatihan defensive Staff TC / 1. Catatan
driving, karena manajemen belum Instruktur (Saksi pealtihan
memiliki budget untuk pelatihan tidak langsung) milik Mike.
2. Budget
tersebut.
Pelatihan.
3. Dokumen
TNA.
Dan dia adalah satu-satunya driver yang Staff HRD (Saksi Dokumen exit
tersisa setelah 3 rekannya tidak langsung) interview.
mengundurkan diri pada pertengahan
tahun lalu.
MENGUMPULKAN INFORMASI, FAKTA, & BUKTI

WAWANCARA SAKSI :
• Wawancarai setiap saksi secara terpisah dengan cara
santun dan bersahabat,
• Semua pernyataan harus dikonfirmasikan dengan fakta
lainnya untuk memastikan bahwa yang disampaikan
saksi adalah fakta / informasi yang benar,
• Saksi Langsung : orang yang melihat langsung
insiden,
• Saksi Tidak Langsung : orang yang tidak melihat
langsung insiden tetapi ada hubungan dengan korban.
Pelaksanaan Komunikasi
Prosedur Komunikasi Keselamatan
Pertambangan

1. Jenis Komunikasi KP (Umum/khusus)


2. Jenis Informasi KP (Internal/Eksternal)
3. Media Komunikasi KP
4. Pelaksanaan Komunikasi KP
5. Umpan Balik dan Tanggapan

40
Jenis Komunikasi KP
1. Komunikasi Umum
- Dapat berupa informasi umum (pengumuman/pemberitahuan)

- Dapat berupa informasi bahaya ( menggunakan rambu,


label/tanda, lampu/cahaya, suara maupun bel/alarm)
- Informasi K3 lainnya secara umum

2. Komunikasi khusus

- Dapat berupa informasi khusus ditujukan kepada suatu


personel, unit/bagian berupa surat penyampaian hasil laporan
dari media/jenis lain yang relevan dan efektif.

41
Jenis Informasi KP
2. Informasi Internal
- Komitmen perusahaan terhadap penerapan KP ditempat kerja (kebijakan KP)
- Program-program yang berkaitan dengan penerapan KP ditempat kerja
- Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko KP ditempat kerja.
- Prosedur kerja, instruksi kerja, diagram alur proses kerja serta
material/bahan/alat/mesin yang digunakan dalam proses kerja
- Tujuan KP dan aktivitas peningkatan berkelanjutan lainnya
- Hasil-hasil investigasi kecelakaan kerja
- Perkembangan aktivitas pengendalian bahaya di tempat kerja
- Perubahan-perubahan manajemen perusahaan yang mempengaruhi
penerapan KP di tempat kerja dsb.

42
Informasi Eksternal

• Untuk kontraktor yang bekerja di wilayah


perusahaan
a. Sistem Manajemen KP kontraktor individual
b. Peraturan dan persyaratan komunikasi kontraktor
c. Kinerja KP kontraktor
d. Daftar kontraktor lain ditempat kerja
e. Hasil pemeriksaan dan pemantauan
f. Tanggap Darurat
g. Hasil investigasi kecelakaan, ketidak sesuaian dan tindakan perbaikan
dan tindakan pencegahan
h. Persyaratan komunikasi harian dsb

43
• Untuk Tamu, pengunjung, pemasok, dan masyarakat
di wilayah perusahaan
a. Persyaratan-persyaratan KP untuk tamu
b. Prosedur evakuasi darurat
c. Aturan lalu lintas di tempat kerja
d. Aturan akses tempat kerja dan pengawalan
e. APD (Alat Pelindung Diri) yang digunakan ditempat kerja

44
3. Media Komunikasi KP

a. Papan informasi/pengumuman KP
b. Surat menyurat, memo, dst
c. Email dan internet
d. Pengeras suara
e. Rambu-rambu dan tanda bahaya KP
f. Label-label KP
g. Bel/Alarm/Lampu Bahaya
h. Media lain yang relevan dan efektif
45
4. Pelaksanaan Komunikasi KP
a. Sekretaris KKP menilai jenis komunikasi dan informasi KP
yang perlu dan wajib disampaikan.
b. Sekretaris KKP menilai media komunikasi yang tepat dan
efektif untuk menyampaikan informasi KP
c. Sekretaris KKP mendokumentasikan hasil komunikasi
sebagian arsip jika media komunikasi berupa media
komunikasi visual dan korespondensi
d. Apabila terdapat perubahan ataupun pembaharuan
informasi KP, maka sekretaris KKP berkewajiban untuk
mengkomunikasikan informasi K3 versi terbaru/paling
benar dan relevan
46
5. Umpan Balik dan Tanggapan

a. Semua personil dapat memberikan tanggapan


ataupun umpan balik yang relevan
b. Penyampaian umpan balik dapat dilakukan
melalu email resmi KKP dan Formulir
partisipasi dann konsultasi K3
c. Sekretaris KP wajib menindak lanjuti dan
mencapat tanggapan dan umpan balik.
Tanggapan dan umpan balik relevan yang
diterima.
47
Dokumentasi

Kumpulan data untuk mengetahui jalannya


sistem/program KP, memberikan penjelasan
proses dan syarat-syarat pada organisasi, dan
melihat keefektifan dari sistem/program KP
tersebut. Organisasi harus menentukan,
menyimpan menjaga dan membenahi
pelaksanaan dan evaluasi komunikasi program KP

48
Tujuan penerapan program KP
• Melindungi setiap tenaga kerja dari segala bahaya
• Melindungi setiap orang baik pekerja maupun
orang lain yang berada ditempat kerja atas
keselamatannya
• Meningkatkan produktivitas kerja
• Setiap sumber produksi perlu perlu dipakai dan
digunakan secara aman dan efisien
• Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan
tenaga kerja yang setinggi-tingginya
49
Penerapan Program KP

• Penerapan Program KP harus dilaksanakan


dalam kurun waktu satu tahun sebelum
dilaksanakannya audit internal SMKP. Waktu
satu tahun diperlukan untuk mengumpulkan
bukti-bukti (dalam bentuk rekaman tercatat)
secara memadai dan untuk melaksanakan
penyempurnaan pelaksanaan program.

50
Contoh laporan penerapan Program KP

51
Contoh laporan penerapan Program KP

52
Contoh dokumentasi penerapan dan evaluasi Program KP

53
Modul – 3 :
MENGELOLA
LINGKUNGAN
PERTAMBANGAN

Lampiran V. Hal 194


ELEMEN KOMPETENSI :

1.Membuat program pengelolaan lingkungan

2. Mengkomunikasikan program pengelolaan


lingkungan kepada pekerja dan manajemen terkait

3. Melaksanakan program pengelolaan lingkungan


pertambangan
DOKUMEN PORTOPOLIO:
1.Laporan membuat program pengelolaan lingkungan
pertambangan

2.Laporan mengkomunikasikan program lingkungan


pertambangan kepada pekerja
dan manajemen terkait.

3. Laporan melaksanakan program pengelolaan lingkungan


pertambangan
Definisi

Program kerja adalah susunan rencana kegiatan


kerja yang sudah dirancang dan telah disepakati
bersama untuk dilaksanakan dalam jangka waktu
tertentu. Program kerja harus dibuat secara
terarah, sebab akan menjadi pegangan
perusahaan maupun divisi dalam mencapai
sebuah tujuan.
Tujuan Program Lingkungan Pertambangan :
1. Mencapai visi dan misi perusahaan
Program kerja yang jelas dan efektif sangat membantu perusahaan dalam
mencapai visi dan misi perusahaan walaupun nanti dalam pelaksanaannya
berbeda orang atau tim yang mengerjakannya.

2. Menjawab kebutuhan dari perusahaan maupun divisi


Program kerja yang efektif dan jelas akan membantu organisasi untuk
menjawab permasalahan yang ditimbulkan dalam aktivitas pencapaian
target.

3. Memberikan arah kerja yang sistematis dan terukur


Program kerja akan membantu karyawan bekerja secara sistematis dan
terukur sehingga diharapkan kinerja karyawan akan meningkat.
58
Perencanaan Program
Pengelolaan & Perlindungan
Lingkungan Pertambangan

01 Pengelolaan Terhadap Air Asam


Tambang (AAT)

02 Pengelolaan erosi &


Sedimentasi

03 Pengelolaan Kestabilan
Lereng

04 Pengelolaan Sarana
Penunjang

05 Perencanaan & Pelaksanaan


Reklamasi

06 Perencanaan & Pelaksanaan


Pascatambang

07
Pengelolaan Limbah Tambang
4.1 Komitmen & Kebijakan 4.4 Cek, Tindakan Perbaikan

Management Puncak Harus Berkomitmen Untuk : 1) Monitor dan mengukur secara teratur
1) Perbaikan yang berkesinambungan; 2) Mencegah dan memperbaiki ketidak
sesuaian
2) Pencegahan Pencemaran Lingkungan;
3) Seluruh program didata (record)
3) Penentuan dan Review tujuan & Target Lingkungan;
4) Audit lingkungan secara teratur
4) Komunikasi dengan karyawan dan Stackholder &
5) Mempulikasikan kebijakan Lingkungan 4.3 Review & Tindak Lanjut
4.2 Perencanaan
1) Ukur Kinerja Berdasarkan tujuan
1) Melakukan Identifikasi Dampak Lingkungan
dan sasaran
2) Identifikasi Peraturan & Stander;
2) Penentuan dan Koreksi Penyebab
3) Menentukan Tujuan & Target; Dasar;
4) Menyiapakan Program Pengelolaan Lingkungan 3) Identifikasi Peluang Perbaikan
4.3 Pelaksaan & Operasi
1) Menentukan Peran & Tanggung Jawab;
2) Menyediakan Sumber daya yang diperlukan;
3) identifikasi prosedur untuk mengontrol efektifitas &
proses (melatih karyawan, komunikasi dan
pendokumentasian)
Strategi rencana komunikasi Program
Lingkungan Pertambangan
1. Source : merupakan sumber pengirim pesan atau komunikator.
Dalam hal ini pesan yang disampaikan ialah Pimpinan/leader.
2. Message : merupakan pesan yang disampaikan. Dalam hal ini pesan
yang disampaikan ialah Program Lingkungan Pertambangan.
3. Channel : merupakan saluran komunikasi yang digunakan untuk
menyampaikan pesan. Dalam hal ini media yang digunakan ialah
melalui, media internal (poster, spanduk dan rambu-rambu), serta
training atau pelatihan Lingkungan
4. Receiver : merupakan orang yang menerima pesan dari komunikator
dalam hal ini komunikannya adalah para pekerja
5. Effect : merupakan umpan balik atau efek yang diterima. Dalam hal
ini efeknya dapat dilihat dari data jam kerja dan nihil pencemaran.
61
3. Media Komunikasi LP

a. Papan informasi/pengumuman LP
b. Surat menyurat, memo, dst
c. Email dan internet
d. Pengeras suara
e. Rambu-rambu
f. Label-label
g. Bel/Alarm/Lampu Bahaya
h. Media lain yang relevan dan efektif
62
4. Pelaksanaan Komunikasi lP
a. Sekretaris KLP menilai jenis komunikasi dan informasi LP
yang perlu dan wajib disampaikan.
b. Sekretaris KLP menilai media komunikasi yang tepat dan
efektif untuk menyampaikan informasi LP
c. Sekretaris KLP mendokumentasikan hasil komunikasi
sebagian arsip jika media komunikasi berupa media
komunikasi visual dan korespondensi
d. Apabila terdapat perubahan ataupun pembaharuan
informasi LP, maka sekretaris KLP berkewajiban untuk
mengkomunikasikan informasi LP versi terbaru/paling
benar dan relevan
63
5. Umpan Balik dan Tanggapan

a. Semua personil dapat memberikan tanggapan


ataupun umpan balik yang relevan
b. Penyampaian umpan balik dapat dilakukan
melalu email resmi KLP dan Formulir
partisipasi dan konsultasi LP
c. Sekretaris KP wajib menindak lanjuti dan
mencapat tanggapan dan umpan balik.
Tanggapan dan umpan balik relevan yang
diterima.
64
Contoh laporan penerapan Program LP
Matrik 6. Realisasi Biaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Triwulan I/II/III/IV Tahun N

Rencana dan Realisasi Tahun N (IDR)/(USD)

TW.1 TW.2 TW.3 TW.4 Total


Uraian Biaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan

Realisasi

Realisasi

Realisasi

Realisasi

Realisasi
Rencana

Rencana

Rencana

Rencana

Rencana
1 Biaya Pengelolaan Lingkungan

a Pembongkaran fasilitas penunjang eksplorasi (jika ada)


b Penataan lahan
c Penghijauan, meliputi:
Penanaman
Pemeliharaan (pemupukan, penyiangan, penyulaman, dll)
Pembelian tanaman
d Pengelolaan Kualitas Kualitas Air
e Pekerjaan sipil seperti pembuatan dam/kolam pengendap
& Maintenance kolam pengendap
f Pengelolaan Limbah B3
2 Biaya Pemantauan Lingkungan
TOTAL BIAYA PENGELOLAAN DAN PEM ANTAUAN
LINGKUNGAN

65
Contoh Dokumentasi Pelaksanaan Program LP

66
Penerapan Program LP
• Penerapan Program LP harus dilaksanakan
dalam kurun waktu satu tahun sebelum
dilaksanakannya audit internal SML. Waktu satu
tahun diperlukan untuk mengumpulkan bukti-
bukti (dalam bentuk rekaman tercatat) secara
memadai dan untuk melaksanakan
penyempurnaan pelaksanaan program.

67
Penyusunan Program
Pengelolaan Lingkungan Pertambangan
UU no 3 th 2020 Pasal 96
Dalam penerapan kaidah teknik
pertambangan yang baik, pemegang
IUP dan IUPK wajib melaksanakan: 1) Menerapkan eksplorasi dengan presisi tinggi;
a) Ketentuan keselamatan 2) Menerapkan pemilihan teknologi yang tepat;
pertambangan 3) Efisiensi Penggunaan Lahan;
b) Pengelolaan dan pemantauan 4) Pengelolaan Tanah Pucuk;
lingkungan pertambangan, 5) Pengendalian Erosi & Sedimentasi;
termasuk kegiatan reklamasi
6) Pengendalian & Pencegahaan Air Asam
dan/atau pascatambang
Tambang;
c) Upaya konservasi sumberdaya
7) Pengunaan Air Kerja yang Efisien;
mineral dan batubara
8) Perlindungan Terhadap sumber-sumber air;
d) Pengelolaan sisa tambang dari
suatu kegiatan usaha 9) Penambangan tuntas;
pertambangan dalam bentuk padat, 10)Reklamasi segera
cair, atau gas sampai memenuhi 11)Pelaksanaan Pascatambang
standar baku mutu lingkungan
sebelum dilepas ke media 12)Pemantauan Lingkungan
lingkungan
Evaluasi Program Pengelolaan Lingkungan Pertambangan

Hal yang perlu diperhatikan dalam evaluasi


 Dalam merencanakan dan menyusun program-
pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan
program pengelolaan dan pemantauan lingkungan pertambangan
lingkungan pertambangan pada setiap tahapan
kegiatan perlu terlebih dahulu mengetahui 1)Mengetahui kegiatan yang menjadi
dampak lingkungan yang diakibatkan oleh sumber dampak;
kegiatan yang dilakukan. 2)Mengetahui lokasi kegiatan dan
kemungkinan lokasi penyebaran
 Efektifitas didalam pengelolaan dan pemantauan dampak;
lingkungan pertambangan hanya dapat dicapai 3)Mengetahui upaya-upaya pengelolaan
apabila telah dilakukan identifikasi secara rinci lingkungan dalam setiap tahap
terhadap potensi dampak yang terjadi. kegiatan tambangn yang dilakukan.
4)Mengetahui upaya-upaya
 Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk penanggulangan terhadap terjadinya
mengendalikan dan mencegah timbulnya dampak.
kerusakan atau pencemaran lingkungan
5)Mengetahui upaya-upaya pencegahan
bila terjadinya dampak
6)Mengetahui upaya-upaya
pemeliharaan fasilitas pengelolaan
lingkungan
Laporan penerapan dan evaluasi Pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan Hidup :
Pencegahan terhadap pembentukan air asam tambang

Aerasi

Menghilangkan CO2 Sehingga


konversi zat besi dapat menjadi
Feri Hidroksida yang dapat
membuat pengendapan Fe & Mn
menjadi lebih cepat
Active Treatment

Netralisasi Pengendapan

Penambahan Alkanitas untuk Penambahan bahan kimia dengan


menetralkan asam yang injeksi kapur agar terjadi proses
mengandung Fe & Mn yang koagulasi –flokulasi penghilangan
sebelumnya larut dalam air padatan tersuspensi yang diserta
membentuk logam hidroksida dengan control pH
yang tidak larut dan
mengendap Penambahan Bahan Kimia Alkali :
Batu Kapur (CaCO3), Caustic Soda
(NaOH), Soda Abu (Na2CO3),
Hydrated Lime (Ca(0H)2), Magna
Lime (MgO) 45
Pengelolaan Lingkungan Hidup :
Pencegahan terhadap pembentukan air asam tambang Passive Treatment

Rawa Buatan Saluran Batu Kapur


Ditanami Typha & (Tanah, dengan sumur pembagi
Lempung & Mine Soil) Air dimasukkan ke sumur
sehingga terjadi aerasi pada yang mengandung batu
air & dapat disertai dengan kapur dengan arah aliran
penambahan unggun (Batu ke atas sehingga terjadi
Rawa Ilmiah Kapur) proses hidrolisi &
Tanah Pasca Tambang netralisasi
ditanami Sphagum Bogs
(Lumut Gambut) dan Typha

Sistem Aliran
Saluran Batu Kapur Anoksik Vertikal

Sistem Produksi
Parit yang di isi dengan batu
Alkalinitas
kapur sehingga cepat
dikombinasi dengan
menghasilkan altanitas
metode rawa buatan
bikarbonat sehingga dapat
menetralkan dan
mengendapkan oksidasi
logam pada air

46
Lanjutan…
Contoh dokumentasi penerapan dan evaluasi Pengelolaan Lingkungan

Kualitas Air, Udara & Keberhasilan Revegetasi


Tanah

1) Mempunyaialat pantauyang
akurat
2) Metode yangdilakukansecara
pengukuran langsung
3) Pemantauan dilakukansecara
Pemantauan berkala
(hari/minggu/bulan/tahun
Kestabilan Lerang Timbunan &
X Fungsi Pengendalian Erosi

72
Modul – 4 :
MENGELOLA
KEADAAN DARURAT
PERTAMBANGAN

Lampiran III. Hal 148


ELEMEN KOMPETENSI :

1. Membuat Program Pencegahan Keadaan Darurat


Pertambangan

2. Melaksanakan Program Pencegahan Keadaan Darurat


Pertambangan

3. Melaksanakan Program Pengelolaan Kesiapsiagaan


Keadaan Darurat
DOKUMEN PORTOPOLIO:
1.Laporan membuat program pengelolaan lingkungan
pertambangan

2.Laporan mengkomunikasikan program lingkungan


pertambangan kepada pekerja
dan manajemen terkait.

3. Laporan melaksanakan program pengelolaan lingkungan


pertambangan
DOKUMEN PORTOPOLIO:

1. SOP Keadaan Darurat

2. Laporan melaksanakan program pencegahan


keadaan darurat

3. Laporan melaksanakan pengelolaan


kesiapsiagaan keadaan darurat
Program Pencegahan
Keadaan Darurat
Rencana Program
Pencegahan Keadaan Darurat

• Menangani keadaan darurat


• Lokasi
• Instruksi untuk fasilitas darurat
• Prosedur evakuasi
• Alarm
• Dan fasilitas darurat

79
PROGRAM
EVALUASI PROGRAM KEADAAN DARURAT
Fasilitas Keadaan Darurat
1. Rute / Jalur Evakuasi
Fasilitas Keadaan Darurat
2. Tempat Berkumpul (Muster Point)
Fasilitas Keadaan Darurat
3. Panggilan Darurat (Emergency Call)
Harus memiliki No telepon darurat yang mudah diingat
Nomor telepon darurat harus :

Khusus dipakai untuk pelaporan keadaan darurat

Dijaga 24 jam oleh petugas yang terlatih


Nomor darurat harus disosialisasikan kepada semua karyawan
Fasilitas Keadaan Darurat
4. Alarm
Fasilitas Keadaan Darurat
5. Lampu Darurat
Fasilitas Keadaan Darurat
6. Listrik Cadangan (battery) dan Generator
Fasilitas Keadaan Darurat
7. Alat Komunikasi
Fasilitas Keadaan Darurat
8. Alat PemadamApi
Fasilitas Keadaan Darurat
9. Breathing Apparatus
(Untuk Tambang Bawah Tanah)
Fasilitas Keadaan Darurat
10. Refuge Chamber dan Chamber (Untuk Tambang Bawah Tanah)
Konstruksi:

Besi baja ( portable), Tembok beton kedap udara (permanent)

Kelengkapan:

Minimal 2 sistim pengaturudara

CO2 & Gas Toxid ScrubbingSystem

Tabung berisi O2 medis (6.700 liter) untuk 20 orang(36jam)

LilinOxigen

Gasdetector

Portabletoilet

System peneranganAC dan Batere untuk 36 jam

Jaringanfilter
Tim Tanggap Darurat

Sehat Jasmani dan Rohani

Jumlah minimum
Ketua Tim ditunjuk
personil disesuaikan dgn
oleh KTT atau PTL
potensi keadaan darurat

Anggota tim memiliki


kompetensi yang sesuai Mendapat pemeriksaan
kesehatan khusus
Komunikasi Keadaan Darurat

Dapat melalui telepon genggam, radio


komunikasi, dan alat komunikasi lainnya.

Tim tanggap darurat bertanggung jawab


melakukan pemberitahuan kepada seluruh
pekerja lapangan ketika terjadi keadaan darurat.

93
SIMULASI KEADAAN DARURAT

Skenario Simulasi Penanganan Keadaan Darurat


1. Jenis keadaan darurat
2. Penyebab
3. Langkah-langkah penanganan
4. Pemulihan

94
Evaluasi Simulasi Keadaan Darurat

95
Sosialisasi Evaluasi Keadaan Darurat

96
Dokumentasi Evaluasi Simulasi
Keadaan Darurat

97
Pelaksanaan Kesiapsiagaan Keadaan Darurat

Sumberdaya, Sarana, Prasarana, Prosedur,


Tenaga Teknis Pertambangan yang kompeten

Emergency Drills Emergency Plan

Pelatihan Sistem Deteksi dini &


Komunikasi
Skenario Tanggap Darurat

Adanya alur komunikasi dan scenario dari awal sampai akhir


simulasi bahaya yang terdokumentasikan seperti contoh :

Tindakan lanjutan seperti Rumah Sakit atau Klinik terdekat


jika terjadi korban

99
Jalur Evakuasi ke Titik Berkumpul

100
Emergency Drill

Emergency drill atau simulasi tanggap adalah HSE Plan yang berfungsi melatih,
membiasakan dan menyamakan pendapat didalam situasi darurat dalam
lingkungan kerja.

Struktur penanggung jawab dalam situasi bahaya :

a. Ketua tanggap darurat adalah komando seluruh koordinasi


b. Petugas floorwarden yang berfungsi untuk mengarahkan jalur emergency
setiap gedung dan memastikan tidak ada karyawan yang tertinggal dalam gedung.
c. Petugas P3K
d. Petugas fire fighting
e. Security untuk menjaga situasi darurat dan melakukan pengecekan personel
karyawan.
101
Evaluasi Pengelolaan Kesiapsiagaan
Keadaan Darurat

102
Modul – 5 :
MELAKSANAKAN
UPAYA PENERAPAN
KONSERVASI
MINERBA

Lampiran VII. Hal 343


ELEMEN KOMPETENSI :

1.Membuat Program Konservasi Minerba

2.Mengkomunikasikan Program Konservasi Minerba


kepada pekerja dan manajemen terkait

3. Melaksanakan Program Konservasi Minerba


DOKUMEN PORTOPOLIO:

1. SOP Konservasi

2. Laporan mengkomunikasikan program konservasi


mineral dan batubara kepada pekerja dan manajemen
terkait

3. Laporan melaksanakan program konservasi mineral


dan batubara
KONSERVASI MINERAL DAN BATUBARA

upaya dalam rangka optimalisasi pengelolaan,


pemanfaatan dan pendataan sumberdaya mineral dan
batubara secara terukur, efisien, bertanggung jawab dan
berkelanjutan.
IUP DAN IUPK TAHAP

Eksplorasi
IUP dan IUPK Operasi Produksi STUDI KELAYAKAN
Perencanaan dan Pelaksanaan
Recovery Penambangan
Perencanaan dan Pelaksanaan
Recovery Pengolahan
Pengelolaan Batubara Kualitas Rendah,
Mineral Kadar Rendah, Mineral Ikutan, ACUAN PERENCANAAN
Sisa Hasil Pengolahan dan Pemurnian dan PELAKSANAAN
serta Cadangan Marginal
RKAB
Pemanfaatan Batubara Kualitas
Rendah, Mineral Kadar Rendah, Mineral
Ikutan, serta Cadangan Marginal
Pendataan Cadangan Tidak
Tertambang dan Sisa Hasil
Pengolahan/Pemurnian
Izin Usaha Pertambangan Operasi
Produksi Khusus
Pengolahan Pemurnian
IUP OPK Pengolahan/
Pemurnian

Perencanaan Pengelolaan Pendataan Sisa


dan Sisa Hasil Hasil
Pelaksanaan Pengolahan dan Pengolahan dan
Recovery Pemurnian Pemurnian
Pengolahan

ACUAN PERENCANAAN
dan PELAKSANAAN
RKAB
OBJEK KONSERVASI MINERAL DAN BATUBARA

Recovery Recovery Batubara Kualitas Mineral Kadar


Penambangan** Pengolahan** Rendah* Rendah**
• Perencanaan dan • Pengelolaan dan • Pengelolaan dan
• Perencanaan dan
Pelaksanaan Pelaksanaan Pemanfaatan Pemanfaatan

Mineral Cadangan Sisa Hasil


Ikutan** Cadangan Tidak
Marginal** Tertambang** Pengolahan**
• Pengelolaan dan • Pengelolaan dan • Pendataan dan
Pemanfaatan • Pendataan
Pemanfaatan Pengelolaan

* Kepdirjen Minerba Nomor 226.K/30/DJB/2019 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Konservasi Batubara
dalam Rangka
Pengendalian Kehilangan dan Dilusi Pada Kegiatan Penambangan Serta Pengelolaan Batubara Kualitas Rendah
** Kepdirjen Minerba Nomor 182.K/30/DJB/2020 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Konservasi Minerba
Dalam Rangka Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik
Evaluasi Pelaksanaan Konservasi Minerba
1. Cadangan marginal dan cadangan tidak tertambang merupakan objek-objek khusus
yang harus didata dan dikelola dalam rangka penerapan aspek konservasi minerba
2. Perlu peningkatan pemahaman terhadap objek-objek konservasi yang sering tidak
sesuai kebutuhan dalam pelaporan antara lain recovery penambangan, cadangan
marginal, dan cadangan tidak tertambang termasuk kepatuhan atau tertib pelaporan
setiap triwulan.
3. Sisa hasil pengolahan batubara merupakan objek konservasi yang harus dikelola dan
didata, tidak bisa diperlakukan sebagai waste, harus ada persetujuan dari sisi izin
lingkungan dan FS apabila akan dimanfaatkan sebagai material inpit.
4. Komitmen dari pada KTT dan pelaku usaha pertambangan untuk melaksanakan
konservasi batubara dilapangan dan tertib dalam pelaporan berkala konservasi setiap
triwulannya diharapkan bias direalisasikan.
5. Pemahaman terkait penerapan konservasi batubara pada peserta rapat meningkat

Sumber : RF/NM-HumasMinerba
111
RECOVERY PENGOLAHAN
angka yang menunjukkan perbandingan antara jumlah batubara atau kandungan
unsur utama yang dihasilkan dari proses pengolahan dengan jumlah
batubara atau kandungan unsur utama dalam bijih yang dimasukkan ke dalam
proses pengolahan, dinyatakan dalam persen.
Perencanaan recovery pengolahan yang
optimal pada penyusunan Studi
Kelayakan paling sedikit untuk:
◘ Batubara 90% (peremukan)
◘ Batubara 70% (pencucian)
◘ Emas 85%
◘ Nikel 90%
◘ Tembaga 85%
◘ Bauksit 70%
◘ Timah 90%

LAMPIRAN VII KEPMEN ESDM No. 1827.K/30/MEM/2018 tentang


Pedoman Pelaksanaan Konservasi Minerba
RECOVERY PENAMBANGAN
angka yang menunjukkan perbandingan antara produksi penambangan mineral atau batubara dari
pit (run of mine) dengan jumlah cadangan mineral atau batubara yang diestimasi pada periode dan
lokasi tertentu, dinyatakan dalam persen

Perencanaan Recovery Penambangan optimal pada


penyusunan Studi Kelayakan paling sedikit untuk:
◙ Tambang terbuka 90%
◙ Tambang batubara bawah tanah 70%
◙ Tambang bijih bawah tanah 60%
◙ Kapal keruk dan kapal Isap 90%
◙ Tambang Semprot 80%

LAMPIRAN VII KEPMEN ESDM No. 1827.K/30/MEM/2018 tentang


Pedoman Pelaksanaan Konservasi Minerba
Komunikasi Program Konservasi Minerba

114
Evaluasi pelaksanaan konservasi minerba

115
PELAPORAN KONSERVASI MINERAL DAN BATUBARA
LAPORAN BERKALA KONSERVASIMINERBA

• RECOVERY
• RECOVERY
• BATUBARA KUALITAS RENDAH
• MINERAL KADAR RENDAH
• MINERAL IKUTAN
• SISA HASIL PENGOLAHAN
• CADANGAN TIDAK TERTAMBANG
• CADANGAN MARGINAL
LAMPIRAN VIII M Kepmen ESDM No.1806.K/30/MEM/2018

LAPORAN KHUSUS (KAJIAN TEKNIS


KONSERVASI MINERBA)
LAMPIRAN XVIF Kepmen ESDM No.1806.K/30/MEM/2018
DOKUMENTASI SISA HASIL PENGOLAHAN/PEMURNIAN

Sisa Hasil Pengolahan Mineral (timah, nikel dan emas) adalah


material bukan produk yang dihasilkan dari suatu proses pengolahan**

Sisa Hasil Pengolahan Terak Nikel Terak Timah Fine Coal/Reject coal
Bijih Emas

* Kepdirjen Minerba Nomor 182.K/30/DJB/2020 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Konservasi Minerba
Dalam Rangka Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik (Lampiran V)
Penerapan Pengelolaan
Cadangan Mineral dan Batubara Tidak Tertambang
Evaluasi Penerapan Pengelolaan
Cadangan Mineral dan Batubara Tidak Tertambang
Pelaporan Pengelolaan
Cadangan Mineral dan Batubara Tidak Tertambang
Dokumentasi Pengelolaan
Cadangan Mineral dan Batubara Tidak Tertambang
Modul – 6 :
MENGELOLA
PENERAPAN
KAIDAH TEKNIS
PERTAMBANGAN

Lampiran II. Hal 27


ELEMEN KOMPETENSI :

1.Membuat program penerapan kaidah teknis


pertambangan

2.Mengkomunikasikan program penerapan kaidah teknis


pertambangan kepada
pekerja dan manajemen terkait

3. Melaksanakan program penerapan kaidah teknis


pertambangan
DOKUMEN PORTOPOLIO:

1. Program perencanaan kaidah teknis kegiatan penambangan

2. Laporan mengkomunikasikan program penerapan kaidah


teknis pertambangan kepada pekerja dan manajemen terkait

3. Laporan melaksanakan kaidah teknis pertambangan


PENGELOLAAN TEKNIS PERTAMBANGAN
Bagaimana Teknis Pertambangan yang Baik Bagaimana Jika Teknis Pertambangan
dilaksanakan ? Tidak Dilaksanakan Dengan Baik ?

 Teknis eksplorasi dilaksanakan dengan benar dan  Kesulitan dalam pelaksanaan (operasional)
memadai
 Tambang tidak efisien, tidak ekonomis
 Cadangan tambang (reserve) ditetapkan secara  Produksi tidak lancar
benar
 Terjadi kecelakaan/masalah K-3
 Studi Geoteknik, Hidrogeologi dan Metalurgi  Terjadi permasalahan lingkungan
dilaksanakan secara benar
 Pemborosan bahan galian
 Studi kelayakan disusun secara komprehensif dan
 Pascatambang tidak tertangani dengan baik
didukung data yang memadai
 Pemerintah, rakyat dan perusahaan rugi
 Teknik penambangan direncanakan dan
dilaksanakan secara baik
 Pengolahan pemurnian direncanakan &
dilaksanakan secara baik
 Pemilihan peralatan tepat, Pengangkutan yang
memadai & Produksi sesuai kapasitas
 Program paska tambang direncanakan dan
dilaksanakan secara komprehensif
126
Sasaran Pengelolaan Teknis

Termanfaatkannya lahan bekas tambang Terhindarnya manipulasi data


secara tepat dan baik sehingga pertambangan yang dapat merugikan
mendorong peningkatan perekonomian pemerintah
rakyat sekitar tambang

6 1

Terbinanya perusahaan 2 Terciptanya perencanaan


tambang yang terbatas 5 tambang yang benar
pengetahuan teknis
tambangnya

4 Terciptanya pelaksanaan
Tidak terbuangnya 3 penambangaan yang mengacu kepada
bahan galian kaidah pertambangan yg baik

127
PASAL 14 Ayat 3
Pemegang IUP/IUPK Eksplorasi, IUP/IUPK
Operasi Produksi

wajib melaksanakan ketentuan


teknis pertambangan dalam setiap tahapan
kegiatan Usaha Pertambangan

Eksplorasi Pemasangan Konstruksi Pengolahan dan/ Pasca tambang


Tanda Batas Pemurnian

Studi Pengujian Alat Penambangan Pengangkutan


Kelayakan pertambangan

128
Mengkomunikasikan Program Penerapan Kaidah teknis Pertambangan

129
GAMBARAN UMUM LAMPIRAN II KEPMEN ESDM NO 1827 K/30/MEM/2018

 Tidak ada perizinan dalam Kepmen pengelolaan Teknis Pertambangan


 Ruang lingkup pengelolaan Teknis Pertambangan meliputi : Eksplorasi, Studi Kelayakan, Konstruksi dan
Pengujian Alat pertambangan (commisioning), Pemanfaatan Teknologi Kemmpuan Rekayasa Rancang
Bangun Pengembangan dan Penerapan Pertambangan, Pemasangan Tanda Batas, Penambangan,
Pengolahan/Pemurnian, Pengangkutan, dan Pengelolaan Teknis Pascatambang.
 Kegiatan pertambangan dilaksanakan melalui perencanaan teknis yang baik dalam Dokumen Studi
Kelayakan dan RKAB
 Perencanaan pengelolaan teknis pertambangan tahunan dijabarkan dalam RKAB yang disetujui
Pemerintah
 Perencanaan pengelolaan teknis pertambangan triwulanan dan bulanan dijabarkan dalam Dokumen
Rencana Teknis yang sewaktu-waktu dapat diperiksa oleh Inspektur Tambang dalam kegiatan
pengawasan
 Pelaksanaan pengelolaan teknis pertambangan dilakukan melalui penerapan kaidah teknik pertambangan
yang baik dan diimplementasikan dengan tata cara baku pada setiap jenis kegiatan usaha pertambangan.

130
Disampaikan Kepada Mend apat k an Per set ujuan
K A I T St ud i K elayak an

∑ 82

Kajian
12 41 2 26 1
Teknis

Diper iksa Mendapat k an


Sewaktu-Waktu Per set ujuan
Oleh I n s p. T a m b a n g RK AB
LAPORAN RENCANA KERJA ANGGARAN BIAYA TAHUNAN

132
Menerapkan kaidah teknis pertambangan

133
Mengevaluasi penerapan kaidah teknis pertambangan

134
Laporan penerapan kaidah teknis pertambangan

135
Mendokumentasikan penerapan kaidah teknis pertambangan

136
Modul – 7 :

MENGAWASI KEGIATAN
USAHA JASA
PERTAMBANGAN
MINERBA

Lampiran VIiI. Hal 363


ELEMEN KOMPETENSI :

1. Melakukan perencanaan pengawasan kegiatan usaha jasa


pertambangan

2. Mengimplementasikan program pengawasan kegiatan usaha


jasa pertambangan

3. Melakukan evaluasi hasil pengawasan kegiatan usaha jasa


pertambangan
DOKUMEN PORTOPOLIO:

1. Program pengawasan kegiatan usaha jasa pertambangan

2. Laporan mengimplementasikan program pengawasan kegiatan


usaha jasa pertambangan

3. Laporan melakukan evaluasi hasil pengawasan kegiatan


usaha jasa pertambangan
JENIS USAHA
PERTAMBANGAN
YANG MASUK DALAM
IUJP Eksplorasi

Kontruksi

Reklamasi
Penyelidikan dan/Pasca
Umum Tambang
Operasi
Produksi,
Pengelolaan, &
Pemurnian,
Penjualan
Studi Lingkungan
Kelayakan pertambangan

Keselamatan
dan Kesehatan
Kerja
KLASIFIKASI IUJP
No Klasifikasi Kualifikasi Nilai Kelayakan

1 Konsultasi, perencanaan, Kecil 50 – 300 juta


pelaksanaan dan Besar 300 – 1 M
pengujian peralatan di bidang : Menegah >1M
1. penyelidikan umum;
2. eksplorasi;
3. studi kelayakan;
4. konstruksi pertambangan;
5. pengangkutan;
6. lingkungan pertambangan;
7. pascatambang dan reklamasi;
dan/atau
8. keselamatan dan kesehatan
kerja.
2 Konsultasi, perencanaan, dan Kecil 50 – 300 juta
pengujian Besar 300 – 1 M
peralatan di bidang : Menegah >1M
1. penambangan; atau
2. pengolahan dan pemurnian
OBJEK PENGAWASAN USAHA JASA PERTAMBANGAN

Daftar Kontraktor dan Sub-kontraktor

Daftar PJP inti dan lampiran IUJP


PENGAWASAN
ADMINISTRASI
Daftar PJP non inti dan perizinan dari instansi
DAN terkait sesuai bidang
TEKNIS DI LAPANGAN
Tanda bukti penyampaian laporan
Usaha jasa pertambangan dari KTT kepada
KAIT/ Kadis a.n KAIT

Dokumen laporan triwulan terakhir dari KTT


kepada KAIT/ Kadis a.n. KAIT
OBJEK PENGAWASAN USAHA JASA PERTAMBANGAN

Dokumen kontrak dari pemberi kerja

SOP mekanisme pengangkatan PJO oleh PJP,


dan pengesahan PJO oleh KTT
PENGAWASAN
ADMINISTRASI
DAN Daftar Nama PJO
TEKNIS DI LAPANGAN

Surat pengesahan PJO dari KTT

SOP evaluasi kinerja PJO


OBJEK PENGAWASAN USAHA JASA PERTAMBANGAN

Wawancara terhadap KTT terkait


pengawasan
PENGAWASAN jasa pertambangan di lapangan
ADMINISTRASI
DAN
TEKNIS DI LAPANGAN
Wawancara terhadap PJO terkait pengawasan
jasa pertambangan di lapangan
Format laporan triwulan dan tahunan

145
PENGAWASAN PELAKSANAAN KAIDAH TEKNIK
PERTAMBANGAN YANG BAIK
Pasal
45 (1)
Menteri dan gubernur melakukan pengawasan kaidah teknik
pertambangan, pengolahan & pemurnian dan pelaksanaan
kaidah teknik usaha jasa pertambangan yang baik

Pengawasan pada ayat (1) dilakukan oleh IT melalui:


(2) a. Evaluasi laporan berkala dan khusus
b. Pemeriksanaan berkala atau sewaktu-waktu apabila diperlukan
c. Penilaian atas keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan

Dalam melakukan pengawasan IT melakukan inspeksi,


(3) penyelidikan dan pengujian

IT menyusun dan menyampaikan hasil inspeksi,


(4) penyelidikan dan pengujian
PENGAWASAN PELAKSANAAN KAIDAH TEKNIK
PERTAMBANGAN YANG BAIK
Pasal
45 (5) Laporan oleh IT memuat: perintah , larangan dan petunjuk
untuk ditindaklanjuti oleh IUP, IUPK, IUP OPK olah/murni dan IUJP

IT melakukan evaluasi terhadap laporan tindak lanjut hasil inspeksi,


(6) penyelidikan dan pengujian yang disampaikan oleh
IUP, IUPK, IUP OPK olah/murni dan IUJP
Kep Men 1827 tahun 2018 LAMPIRAN I

Evaluasi, pengesahan dan evaluasi kinerja PJO


1). Persyaratan Administrasi PJO
2). Persyaratan Teknis
3). Tata cara permohonan dan evaluasi PJO oleh KTT
Proses Pengesahan PJO

149
Persyaratan Administrasi Calon PJO
1. Pekerja perusahaan jasa pertambangan (PJP)

2. Surat pernyataan dukungan dari Direksi PJP

3. Riwayat hidup calon PJO

4. Pernyataan komitmen dari calon PJO

5. Jabatan tertinggi dibuktikan dengan Struktur Organisasi di site

6. PJO untuk TKA dilanjutkan dengan uji kemahiran bahasa Indonesia  Madya

7. Syarat lain yang ditentukan KTT/PTL

150
Persyaratan Teknis Calon PJO
• Memahami aspek pengelolaan
usaha jasa pertambangan
• Memahami aspek teknis
pertambangan, konservasi,
keselamatan pertambangan, dan
perlindungan lingkungan sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
• Memahami kewajiban dan sanksi
usaha jasa pertambangan
• Jenjang sertifikat kompetensi
pengawas operasional atau
sertifikat kualifikasi yang diakui
oleh KaIT yang ditentukan
151
berdasarkan pertimbangan teknis
KTT/PTL
Format Laporan Triwulan dan Tahunan
Kegiatan Usaha Jasa Pertambangan
Format Laporan Triwulan IUJP
Format Laporan Tahunan IUJP
Pengawasan
a. Pengawasan administratif
b. Pengawasan operasional / lapangan
c. Pengujian sarana, peralatan dan instalasi
d. Pengujian / penilaian kompetensi

155
A. Penentuan kegiatan yang akan diserahkan kepada Perusahaan Jasa
Pertambangan

1) Kegiatan yang dapat diserahkan kepada perusahaan jasa pertambangan


meliputi kegiatan jasa inti dan non inti.
2) Kegiatan jasa inti yang dapat diserahkan kepada perusahaan jasa
pertambangan tidak termasuk jenis pelaksanaan bidang penambangan
subbidang penggalian batubara dan penggalian mineral serta pengolahan
dan/atau pemurnian.
3) Pelaksanaan penambangan subbidang penggalian endapan mineral aluvial
dapat diserahkan kepada perusahaan jasa pertambangan melalui program
kemitraan.
B. Penentuan Kualifikasi Perusahaan Jasa Pertambangan

1) Kegiatan inti dapat dilakukan oleh perusahaan jasa pertambangan


pemegang IUJP.
2) Kegiatan noninti dapat dilakukan oleh perusahaan jasa pertambangan
yang telah memiliki izin yang diterbitkan oleh instansi terkait.
3) Perusahaan jasa pertambangan dapat melakukan kegiatan sesuai dengan
bidang usaha yang terdapat dalam IUJP/izin yang diterbitkan oleh
instansi terkait.
4) Pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan
dan/atau pemurnian, dan IUJP terlebih dahulu menentukan persyaratan
teknis perusahaan jasa pertambangan yang akan dipekerjakan.

157
PJP status PMA harus
C. Pemilihan Perusahaan Jasa Pertambangan memberikan sebagian pekerjaan
pada PJP local sesuai bidang
Menggunakan PJP status kompetensinya
PMA bila tidak terdapat PJP
nasional

Mengutamakan Dapat menggunakan PJP


PJP lokal status PMA, setelah IUP, IUPK, IUP
berkoordinasi DJMB, OPK Olah-
mendapatkan daftar PJP murni dan IUJP
Nasional dapat
Dapat menggunakan PJP menggunakan
nasional, setelah berkoordinasi PJP afiliasi
dengan Dinas terkait (bidang Setelah
ESDM & Perdagangan), utk mendapat
mendapatkan daftar PJP lokal persetujuan
Pengguaan PJP DJMB
berdasarkan kontrak kerja
berasas: kepatutan,
transparansi, dan kewajaran
Pengawasan Administratif
• Bahan peledak (Format IVi / rekomendasi)
• Laporan kecelakaan (Format IIIi; Vi; VIIi; VIIIi; IXi)
• Peralatan (dokumen untuk perijinan)
• Persetujuan (hasil kajian tinggi jenjang, ventilasi,
penyanggan, dan lain-lain)
• Laporan pelaksanaan program K3 (triwulan)
• Rencana Kerja Anggaran Biaya (RKAB)
• Pengawasan Operasional / lapangan

159
Pengangkutan Bahan Peledak
• Tersedianya rotary lamp berwarna merah
• Tersedia bendera merah dengan ukuran 30x40 cm dan diletakkan di belakang kabin
• Memiliki tulisan “awas bahan peledak” yang dipasang pada sisi kiri, kanan dan belakang unit
pengangkut yang mudah terlihat.
• Bak pengangkut bukan merupakan konduktor listrik apabila merupakan konduktor listrik
harus dilapisi bahan isolator dan dapat ditutup
• Detonator harus ditempatkan dalam wadah khusus yang bukan merupakan konduktor listrik
harus dan terpisah satu sama lain
• Unit pengangkut donator dan dinamit/booster mempunyai tempat tertutup untuk
menempatkan bahan peledak tersebut secara terpisah yang dilengkapai pintu yang dapat
dikunci
• Tersedia alat pemadam api ringan (APAR) yang siap digunakan dan tanda :dilarang merokok”
dan
• Unit pengangkut dinyatakan layak oleh KTT/PTL berdasarkan hasil pengujian kelayakan.

160
Pengawasan Peledakan

161
Dokumen tindak lanjut evaluasi Peledakan Tidur

• Salinan persetujuan RKAB


• Standar prosedur pekerjaan peledakan tidur dan prosedur
pengamanan;
• Identifikasi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko
tentang peledakan tidur
• Kajian teknis, meliputi maksud dan tujuan pelaksanaan, hasil
uji ketahanan bahan pekedak, dan reactive groun area; dan
• Area rencana peledakan tidur dan rencana waktu tidur

162
Modul – 8 :

MENGAWASI
STANDARISASI
PERTAMBANGAN
MINERBA
ELEMEN KOMPETENSI :

1. Memahami standar pada kegiatan pertambangan mineral


dan batubara

2. Membuat standari pada kegiatan pertambangan mineral dan


batubara

3. Menerapkan standar pada kegiatan pertambangan mineral


dan batubara
DOKUMEN PORTOPOLIO:

1. SNI (K3) di Pertambangan

2. Laporan membuat standar pada kegiata pertambangan mineral


dan batubara

3. Laporan menerapkan standar pada kegiatan pertambangan


mineral dan batubara
Definisi
Standardisasi
Proses merencanakan, merumuskan, menetapkan,
menerapkan, memberlakukan, memelihara, dan mengawasi
Standar yang dilaksanakan secara tertib dan bekerja sama
dengan semua Pemangku Kepentingan.

Standar
Spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan, termasuk tata
cara dan metode yang disusun berdasarkan konsensus semua
pihak yang terkait dengan memperhatikan syarat keselamatan,
keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, pengalaman, serta perkembangan
masa kini dan masa depan untuk memperoleh manfaat yang
sebesar-besarnya
Jenis Standar
Jenis Standar

1. Standar Nasional Indonesia (SNI)


Standar yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) dan
berlaku di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Tujuan:

Meningkatkan perlindungan kepada pelaku usaha, tenaga kerja dan


masyarakat baik untuk keselamatan, keamanan, kesehatan, maupun
lingkungan.

Saat ini Indonesia telah memiliki 158 (seratus lima puluh delapan) SNI
terkait kegiatan pertambangan mineral dan batubara
Jenis Standar

2. Standar Kompetensi Kerja


a. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
(SKKNI)
Rumusan kemampuan kerja yang mencakup
aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau
keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan
pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang
ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
b. Standar Kompetensi Kerja Khusus
Rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan,
ketrampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan
dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang
dikembangkan dan digunakan khusus di bidang pertambangan
mineral dan batubara (Permen ESDM Nomor 43 Tahun 2016)
1. Pengawas Operasional Pertama
2. Pengawas Operasional Madya
3. Pengawas Operasional Utama
BAB II
STANDAR KOMPETENSI KERJA KHUSUS PENGAWAS OPERASIONAL
DI BIDANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
(Permen ESDM Nomor 43 Tahun 2016)
Jenis Standar

c. Standar Kompetensi Kerja Internasional


Standar Kompetensi Kerja yang berlaku
Internasional dan ditetapkan oleh Badan
Multinasional

3. Prosedur Operasi Standar atau Standard Operating Procedure (SOP)


serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai
proses
penyelenggaraan aktifitas organisasi, bagaimana dan kapan harus
dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan
Tahapan Pengembangan SNI

Tahap 1 : Pemograman SNI


Tahap 2 : Perumusan Rancangan SNI ( RSNI )
Tahap 3 : Jajak Pendapat RSNI
Tahap 4 : Persetujuan RSNI
Tahap 5 : Penetapan SNI
Tahap 6 : Pemeliharaan
STANDAR PERTAMBANGAN & STANDAR NASIONAL
Tujuan Pemeliharaan SNI :
Menjaga kesesuaian SNI thd kepentingan pasar
(nasional/internasional)
Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, inovasi dan teknologi
Menilai kelayakan dan kekinian
Menjamin ketersediaan SNI

CARA PEMELIHARAAN :
Kaji Ulang (5 Thn sekali)
Hasilnya :
a. Tetap b. Revisi; dan c. Abolisi
Tahapan proses tambang terbuka batubara(open pit)

175
Contoh Standar Operasional Pertambangan

176
Contoh Standar Kode Warna

177
SKKNI MINERBA
1. Perencanaan Tambang Terbuka Jangka Panjang level 6 Gen. Spv. dan level 7 Gen. Supt. (Tahun 2008)
2. Pemetaan Tambang Terbuka level 3 Survey Technician (Tahun 2009);
3. K3 level 6 Gen. Spv. Health and Safety (Tahun 2010)
4. Ventilasi Tambang Bawah Tanah level 3 Operator Ventilasi (Tahun 2012);
5. Penyanggaan level 3 Teknisi Penyanggaan (Tahun 2012);
6. Survei Tambang Bawah Tanah level 3 Operator Survei (Tahun 2012);
7. Lingkungan Pertambangan level 5 Spv. Enviroment (Tahun 2012); dan
8. Pengeboran untuk Peledakan pada Tambang Bawah Tanah level 3 Operator Pengeboran Peledakan (2014).
9. Pengawasan Kegiatan Pengeboran & Peledakan pada Tambang Terbuka (2014).
10. Pelaksanaan Peledakan Pada Tambang Terbuka untuk Pertambangan Minerba (2015).
11. Pengoperasian Mesin Bor untuk Lubang Ledak pada Tambang Terbuka Minerba (2016).
12. Pengoperasian Penyaliran Tambang Terbuka pada Kegiatan Pertambangan Minerba (2016)
13. Mengelola Gudang Bahan Peledak pada Pertambangan Minerba (2017)
14. Pelaksanaan Perancangan dan Evaluasi Pengeboran dan Peledakan Tambang Terbuka Minerba (2017)
15. Pemandu Kegiatan Pengeboran Tambang Terbuka Minerba (2017)
16. Kegiatan Eksplorasi Terperinci Subbidang Pelaporan Kegiatan Eksplorasi Terperinci Minerba (2019)
17. Melaksanakan kegiatan Eksplorasi Terperinci Subbidang Pemodelan dan Estimasi Sumberdaya Minerba (2019)
18. Kegiatan Studi Kelayakan Subbidang Melakukan Estimasi Cadangan Minerba (2019)
No SNI JUDUL SNI

Perlindungan Lingkungan Minerba

1 SNI 13-4121-1996 Penanganan, penyimpanan dan pengangkutan senyawa sianida padat

2 SNI 19-4181-1996 Pengolahan limbah cair dari proses sianida biji emas secara kimiawi

3 SNI 13-6177-1999 Penentuan kadar lengas (moisture content), abu, bahan organik dari gambut
dan tanah organik
4 SNI 13-6178-1999 Penentuan volume gambut terproses
5 SNI 13-6339.7.2-2000 Istilah uji logam, mineral, dan batubara - Bagian G: Pengujian baku lingkungan
- Sub bagian 2: Uji udara

6 SNI 13-6339.7.4-2000 Istilah uji logam, mineral, dan batubara - Bagian G: Pengujian baku lingkungan
- Sub bagian 4: Uji hayati

7 SNI 13-6537-2001 Istilah lingkungan hidup pertambangan

8 SNI 13-6622-2001 Penentuan kadar serat gambut atau tanah organik non-gambut keringan

9 SNI 01-6965-2003 Material gambut - Penentuan pH

10 SNI 13-7169-2006 Istilah dan definisi lingkungan hidup pertambangan

11 SNI 13-7170-2006 Penentuan kapasitas penetralan asam (KPA) untuk material tambang

12 SNI 6597:2011 Uji static pengidentifikasian sumber air asam tambang


Pelaksanaan standar di area kerja

189
Form Daftar Periksa Pengawasan Standardisasi
Pemegang IUP/IUPK/IUP OP Khusus Pengolahan dan Pemurnian
Thank You
Terima Kasih

PT Prosyd Traicon Utama

Berau Office
Balikpapan Office
Ruko Perum Pelangi B-Point Blok C2 Ruko Perumahan Berau Indah No. 9

Jln. Syarifuddin Yoes Jln. Durian 3, Kec. Tanjung Redeb

Kec. Balikpapan Selatan Kab. Berau

Kota Balikpapan Kalimantan Timur


Kalimantan Timur
T : (0554) 2021244
T : (0542) 8510529
E : berau.office@prosyd.co.id 191
E : balikpapan.office@prosyd.co.id

Anda mungkin juga menyukai