UJI KOMPETENSI
(SERTIFIKASI BNSP)
3
1 2
Melaksanakan Prinsip
Melaksanakan Aspek Kaidah Melaksanakan Tugas sebagai Manajemen KP dan
Teknis Pertambangan administrator terkait KP dan Pengelolaan Lingkungan
Kaidah Teknis pada kegiatan pertambangan
Minerba
Melaksanakan Aspek Kaidah Teknis
Pertambangan
MANAJEMEN
PLANNING
ORGANIZING
Aktivitas manajerial yang mengatur kegiatan yang
harus dilaksanakan agar dapat berjalan dengan
efektif
FUNGSI MANAJEMEN
LEADING
Aktivitas manajerial untuk memimpin, mengarahkan, dan
mendorong agar memperoleh kinerja yang optimal
CONTROLLING
Aktifitas manajerial untuk memastikan hasil kerja sesuai dengan
rencana
MANAJEMEN RISIKO PENETAPAN KONTEKS RISIKO
Penilaian Risiko
Penilaian risiko dilakukan melalui proses evaluasi risiko untuk
menentukan risiko tersebut, apakah dapat diterima/tidak.
Pengendalian Risiko
Pengendalian risiko dilakukan dengan mempertimbangkan
hierarki pengendalian risiko.
• Rekayasa (Eliminasi/Substitusi)
• Administrasi
• Praktik Kerja
• APD
MANAJEMEN RISIKO PEMANTAUAN DAN PENINJAUAN
• Menetapkan cara pemantauan dan peninjauan manajemen risiko
• Mengomunikasikan hasil pemantauan dan peninjauan ke pihak terkait
• Memastikan pengendalian risiko yang dilakukan memadai
• Melaksanakan pemantauan dan peninjauan secara berkala, jika terjadi:
• kecelakaan;
• kejadian berbahaya;
• kejadian akibat penyakit tenaga kerja
• penyakit akibat kerja;
• perubahan peralatan, instalasi, dan/atau proses, serta kegiatan baru
Modul – 2 :
MENGELOLA
KESELAMATAN
PERTAMBANGAN
1. Spesifik
Bisa dibantu dengan menggunakan 5W 1H (Who, What, When, Where, Why,
How).
Misal target tahun ini adalah bebas dari cidera berat atau fatality. Tahun
kedua targetnya adalah Zero Accident serta terbentuknya budaya K3
2. Measureable
Filosofinya adalah “Jika target tidak dapat diukur, mustahil untuk mengetahui
apakah kita telah membuat kemajuan dalam mencapai tujuan akhirnya”.
3. Achievable
Tetapkan tujuan yang realistis dan dapat dicapai, buat target yang jangan
terlalu mudah dicapai tetapi tidak sulit untuk dicapai dalam artian harus dapat
dicapai melalui usaha-usaha yang menantang dan harus berdasarkan
kemampuan yang dimiliki.
32
Menyusun Program K3
(Metode SMART Goal) lanjutan…..
4. Relevan
Buat tujuan yang relevan untuk dicapai yang akan mendorong tim untuk
lebih maju. Buat target yang selaras dengan target – target lain.
5. Timely
Komitmen kepada deadline akan membantu tim untuk tetap focus
menjalankan pekerjaan untuk memenuhi target tepat waktu atau bahkan
lebih cepat. Tanpa adanya batas waktu, tim akan bekerja lambat dan tidak
ada perasaan urgensi (mendesak) sehingga sangat sulit untuk mencpaai
target yang diinginkan.
33
Evaluasi Program K3 dilakukan melalui :
1. Pemeriksaan
2. Pengujian
3. Pengukuran
4. Audit Internal
34
Strategi rencana komunikasi Program
Keselamatan Pertambangan
1. Source : merupakan sumber pengirim pesan atau komunikator.
Dalam hal ini pesan yang disampaikan ialah Pimpinan/leader.
2. Message : merupakan pesan yang disampaikan. Dalam hal ini pesan
yang disampaikan ialah Program keselamatan pertambangan.
3. Channel : merupakan saluran komunikasi yang digunakan untuk
menyampaikan pesan. Dalam hal ini media yang digunakan ialah
melalui, media internal (poster, spanduk dan rambu-rambu), serta
training atau pelatihan K3
4. Receiver : merupakan orang yang menerima pesan dari komunikator
dalam hal ini komunikannya adalah para pekerja
5. Effect : merupakan umpan balik atau efek yang diterima. Dalam hal
ini efeknya dapat dilihat dari data jam kerja dan nihil kecelakaan.
35
MENGUMPULKAN INFORMASI, FAKTA, &
BUKTI (4P) :
36
CONTOH : TEKNIK MENGIDENTIFIKASI INFORMASI
& BUKTI KECELAKAAN
PEOPLE PART POSITION PAPER
Mike, telah bekerja sebagai driver light Staff HRD (Saksi Personal data
vehilcle di PT. X (perusahan tambang tidak langsung) milik Mike
batubara) selama 5 tahun.
Dia belum mengikuti pelatihan defensive Staff TC / 1. Catatan
driving, karena manajemen belum Instruktur (Saksi pealtihan
memiliki budget untuk pelatihan tidak langsung) milik Mike.
2. Budget
tersebut.
Pelatihan.
3. Dokumen
TNA.
Dan dia adalah satu-satunya driver yang Staff HRD (Saksi Dokumen exit
tersisa setelah 3 rekannya tidak langsung) interview.
mengundurkan diri pada pertengahan
tahun lalu.
MENGUMPULKAN INFORMASI, FAKTA, & BUKTI
WAWANCARA SAKSI :
• Wawancarai setiap saksi secara terpisah dengan cara
santun dan bersahabat,
• Semua pernyataan harus dikonfirmasikan dengan fakta
lainnya untuk memastikan bahwa yang disampaikan
saksi adalah fakta / informasi yang benar,
• Saksi Langsung : orang yang melihat langsung
insiden,
• Saksi Tidak Langsung : orang yang tidak melihat
langsung insiden tetapi ada hubungan dengan korban.
Pelaksanaan Komunikasi
Prosedur Komunikasi Keselamatan
Pertambangan
40
Jenis Komunikasi KP
1. Komunikasi Umum
- Dapat berupa informasi umum (pengumuman/pemberitahuan)
2. Komunikasi khusus
41
Jenis Informasi KP
2. Informasi Internal
- Komitmen perusahaan terhadap penerapan KP ditempat kerja (kebijakan KP)
- Program-program yang berkaitan dengan penerapan KP ditempat kerja
- Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko KP ditempat kerja.
- Prosedur kerja, instruksi kerja, diagram alur proses kerja serta
material/bahan/alat/mesin yang digunakan dalam proses kerja
- Tujuan KP dan aktivitas peningkatan berkelanjutan lainnya
- Hasil-hasil investigasi kecelakaan kerja
- Perkembangan aktivitas pengendalian bahaya di tempat kerja
- Perubahan-perubahan manajemen perusahaan yang mempengaruhi
penerapan KP di tempat kerja dsb.
42
Informasi Eksternal
43
• Untuk Tamu, pengunjung, pemasok, dan masyarakat
di wilayah perusahaan
a. Persyaratan-persyaratan KP untuk tamu
b. Prosedur evakuasi darurat
c. Aturan lalu lintas di tempat kerja
d. Aturan akses tempat kerja dan pengawalan
e. APD (Alat Pelindung Diri) yang digunakan ditempat kerja
44
3. Media Komunikasi KP
a. Papan informasi/pengumuman KP
b. Surat menyurat, memo, dst
c. Email dan internet
d. Pengeras suara
e. Rambu-rambu dan tanda bahaya KP
f. Label-label KP
g. Bel/Alarm/Lampu Bahaya
h. Media lain yang relevan dan efektif
45
4. Pelaksanaan Komunikasi KP
a. Sekretaris KKP menilai jenis komunikasi dan informasi KP
yang perlu dan wajib disampaikan.
b. Sekretaris KKP menilai media komunikasi yang tepat dan
efektif untuk menyampaikan informasi KP
c. Sekretaris KKP mendokumentasikan hasil komunikasi
sebagian arsip jika media komunikasi berupa media
komunikasi visual dan korespondensi
d. Apabila terdapat perubahan ataupun pembaharuan
informasi KP, maka sekretaris KKP berkewajiban untuk
mengkomunikasikan informasi K3 versi terbaru/paling
benar dan relevan
46
5. Umpan Balik dan Tanggapan
48
Tujuan penerapan program KP
• Melindungi setiap tenaga kerja dari segala bahaya
• Melindungi setiap orang baik pekerja maupun
orang lain yang berada ditempat kerja atas
keselamatannya
• Meningkatkan produktivitas kerja
• Setiap sumber produksi perlu perlu dipakai dan
digunakan secara aman dan efisien
• Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan
tenaga kerja yang setinggi-tingginya
49
Penerapan Program KP
50
Contoh laporan penerapan Program KP
51
Contoh laporan penerapan Program KP
52
Contoh dokumentasi penerapan dan evaluasi Program KP
53
Modul – 3 :
MENGELOLA
LINGKUNGAN
PERTAMBANGAN
03 Pengelolaan Kestabilan
Lereng
04 Pengelolaan Sarana
Penunjang
07
Pengelolaan Limbah Tambang
4.1 Komitmen & Kebijakan 4.4 Cek, Tindakan Perbaikan
Management Puncak Harus Berkomitmen Untuk : 1) Monitor dan mengukur secara teratur
1) Perbaikan yang berkesinambungan; 2) Mencegah dan memperbaiki ketidak
sesuaian
2) Pencegahan Pencemaran Lingkungan;
3) Seluruh program didata (record)
3) Penentuan dan Review tujuan & Target Lingkungan;
4) Audit lingkungan secara teratur
4) Komunikasi dengan karyawan dan Stackholder &
5) Mempulikasikan kebijakan Lingkungan 4.3 Review & Tindak Lanjut
4.2 Perencanaan
1) Ukur Kinerja Berdasarkan tujuan
1) Melakukan Identifikasi Dampak Lingkungan
dan sasaran
2) Identifikasi Peraturan & Stander;
2) Penentuan dan Koreksi Penyebab
3) Menentukan Tujuan & Target; Dasar;
4) Menyiapakan Program Pengelolaan Lingkungan 3) Identifikasi Peluang Perbaikan
4.3 Pelaksaan & Operasi
1) Menentukan Peran & Tanggung Jawab;
2) Menyediakan Sumber daya yang diperlukan;
3) identifikasi prosedur untuk mengontrol efektifitas &
proses (melatih karyawan, komunikasi dan
pendokumentasian)
Strategi rencana komunikasi Program
Lingkungan Pertambangan
1. Source : merupakan sumber pengirim pesan atau komunikator.
Dalam hal ini pesan yang disampaikan ialah Pimpinan/leader.
2. Message : merupakan pesan yang disampaikan. Dalam hal ini pesan
yang disampaikan ialah Program Lingkungan Pertambangan.
3. Channel : merupakan saluran komunikasi yang digunakan untuk
menyampaikan pesan. Dalam hal ini media yang digunakan ialah
melalui, media internal (poster, spanduk dan rambu-rambu), serta
training atau pelatihan Lingkungan
4. Receiver : merupakan orang yang menerima pesan dari komunikator
dalam hal ini komunikannya adalah para pekerja
5. Effect : merupakan umpan balik atau efek yang diterima. Dalam hal
ini efeknya dapat dilihat dari data jam kerja dan nihil pencemaran.
61
3. Media Komunikasi LP
a. Papan informasi/pengumuman LP
b. Surat menyurat, memo, dst
c. Email dan internet
d. Pengeras suara
e. Rambu-rambu
f. Label-label
g. Bel/Alarm/Lampu Bahaya
h. Media lain yang relevan dan efektif
62
4. Pelaksanaan Komunikasi lP
a. Sekretaris KLP menilai jenis komunikasi dan informasi LP
yang perlu dan wajib disampaikan.
b. Sekretaris KLP menilai media komunikasi yang tepat dan
efektif untuk menyampaikan informasi LP
c. Sekretaris KLP mendokumentasikan hasil komunikasi
sebagian arsip jika media komunikasi berupa media
komunikasi visual dan korespondensi
d. Apabila terdapat perubahan ataupun pembaharuan
informasi LP, maka sekretaris KLP berkewajiban untuk
mengkomunikasikan informasi LP versi terbaru/paling
benar dan relevan
63
5. Umpan Balik dan Tanggapan
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
1 Biaya Pengelolaan Lingkungan
65
Contoh Dokumentasi Pelaksanaan Program LP
66
Penerapan Program LP
• Penerapan Program LP harus dilaksanakan
dalam kurun waktu satu tahun sebelum
dilaksanakannya audit internal SML. Waktu satu
tahun diperlukan untuk mengumpulkan bukti-
bukti (dalam bentuk rekaman tercatat) secara
memadai dan untuk melaksanakan
penyempurnaan pelaksanaan program.
67
Penyusunan Program
Pengelolaan Lingkungan Pertambangan
UU no 3 th 2020 Pasal 96
Dalam penerapan kaidah teknik
pertambangan yang baik, pemegang
IUP dan IUPK wajib melaksanakan: 1) Menerapkan eksplorasi dengan presisi tinggi;
a) Ketentuan keselamatan 2) Menerapkan pemilihan teknologi yang tepat;
pertambangan 3) Efisiensi Penggunaan Lahan;
b) Pengelolaan dan pemantauan 4) Pengelolaan Tanah Pucuk;
lingkungan pertambangan, 5) Pengendalian Erosi & Sedimentasi;
termasuk kegiatan reklamasi
6) Pengendalian & Pencegahaan Air Asam
dan/atau pascatambang
Tambang;
c) Upaya konservasi sumberdaya
7) Pengunaan Air Kerja yang Efisien;
mineral dan batubara
8) Perlindungan Terhadap sumber-sumber air;
d) Pengelolaan sisa tambang dari
suatu kegiatan usaha 9) Penambangan tuntas;
pertambangan dalam bentuk padat, 10)Reklamasi segera
cair, atau gas sampai memenuhi 11)Pelaksanaan Pascatambang
standar baku mutu lingkungan
sebelum dilepas ke media 12)Pemantauan Lingkungan
lingkungan
Evaluasi Program Pengelolaan Lingkungan Pertambangan
Aerasi
Netralisasi Pengendapan
Sistem Aliran
Saluran Batu Kapur Anoksik Vertikal
Sistem Produksi
Parit yang di isi dengan batu
Alkalinitas
kapur sehingga cepat
dikombinasi dengan
menghasilkan altanitas
metode rawa buatan
bikarbonat sehingga dapat
menetralkan dan
mengendapkan oksidasi
logam pada air
46
Lanjutan…
Contoh dokumentasi penerapan dan evaluasi Pengelolaan Lingkungan
1) Mempunyaialat pantauyang
akurat
2) Metode yangdilakukansecara
pengukuran langsung
3) Pemantauan dilakukansecara
Pemantauan berkala
(hari/minggu/bulan/tahun
Kestabilan Lerang Timbunan &
X Fungsi Pengendalian Erosi
72
Modul – 4 :
MENGELOLA
KEADAAN DARURAT
PERTAMBANGAN
79
PROGRAM
EVALUASI PROGRAM KEADAAN DARURAT
Fasilitas Keadaan Darurat
1. Rute / Jalur Evakuasi
Fasilitas Keadaan Darurat
2. Tempat Berkumpul (Muster Point)
Fasilitas Keadaan Darurat
3. Panggilan Darurat (Emergency Call)
Harus memiliki No telepon darurat yang mudah diingat
Nomor telepon darurat harus :
Kelengkapan:
LilinOxigen
Gasdetector
Portabletoilet
Jaringanfilter
Tim Tanggap Darurat
Jumlah minimum
Ketua Tim ditunjuk
personil disesuaikan dgn
oleh KTT atau PTL
potensi keadaan darurat
93
SIMULASI KEADAAN DARURAT
94
Evaluasi Simulasi Keadaan Darurat
95
Sosialisasi Evaluasi Keadaan Darurat
96
Dokumentasi Evaluasi Simulasi
Keadaan Darurat
97
Pelaksanaan Kesiapsiagaan Keadaan Darurat
99
Jalur Evakuasi ke Titik Berkumpul
100
Emergency Drill
Emergency drill atau simulasi tanggap adalah HSE Plan yang berfungsi melatih,
membiasakan dan menyamakan pendapat didalam situasi darurat dalam
lingkungan kerja.
102
Modul – 5 :
MELAKSANAKAN
UPAYA PENERAPAN
KONSERVASI
MINERBA
1. SOP Konservasi
Eksplorasi
IUP dan IUPK Operasi Produksi STUDI KELAYAKAN
Perencanaan dan Pelaksanaan
Recovery Penambangan
Perencanaan dan Pelaksanaan
Recovery Pengolahan
Pengelolaan Batubara Kualitas Rendah,
Mineral Kadar Rendah, Mineral Ikutan, ACUAN PERENCANAAN
Sisa Hasil Pengolahan dan Pemurnian dan PELAKSANAAN
serta Cadangan Marginal
RKAB
Pemanfaatan Batubara Kualitas
Rendah, Mineral Kadar Rendah, Mineral
Ikutan, serta Cadangan Marginal
Pendataan Cadangan Tidak
Tertambang dan Sisa Hasil
Pengolahan/Pemurnian
Izin Usaha Pertambangan Operasi
Produksi Khusus
Pengolahan Pemurnian
IUP OPK Pengolahan/
Pemurnian
ACUAN PERENCANAAN
dan PELAKSANAAN
RKAB
OBJEK KONSERVASI MINERAL DAN BATUBARA
* Kepdirjen Minerba Nomor 226.K/30/DJB/2019 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Konservasi Batubara
dalam Rangka
Pengendalian Kehilangan dan Dilusi Pada Kegiatan Penambangan Serta Pengelolaan Batubara Kualitas Rendah
** Kepdirjen Minerba Nomor 182.K/30/DJB/2020 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Konservasi Minerba
Dalam Rangka Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik
Evaluasi Pelaksanaan Konservasi Minerba
1. Cadangan marginal dan cadangan tidak tertambang merupakan objek-objek khusus
yang harus didata dan dikelola dalam rangka penerapan aspek konservasi minerba
2. Perlu peningkatan pemahaman terhadap objek-objek konservasi yang sering tidak
sesuai kebutuhan dalam pelaporan antara lain recovery penambangan, cadangan
marginal, dan cadangan tidak tertambang termasuk kepatuhan atau tertib pelaporan
setiap triwulan.
3. Sisa hasil pengolahan batubara merupakan objek konservasi yang harus dikelola dan
didata, tidak bisa diperlakukan sebagai waste, harus ada persetujuan dari sisi izin
lingkungan dan FS apabila akan dimanfaatkan sebagai material inpit.
4. Komitmen dari pada KTT dan pelaku usaha pertambangan untuk melaksanakan
konservasi batubara dilapangan dan tertib dalam pelaporan berkala konservasi setiap
triwulannya diharapkan bias direalisasikan.
5. Pemahaman terkait penerapan konservasi batubara pada peserta rapat meningkat
Sumber : RF/NM-HumasMinerba
111
RECOVERY PENGOLAHAN
angka yang menunjukkan perbandingan antara jumlah batubara atau kandungan
unsur utama yang dihasilkan dari proses pengolahan dengan jumlah
batubara atau kandungan unsur utama dalam bijih yang dimasukkan ke dalam
proses pengolahan, dinyatakan dalam persen.
Perencanaan recovery pengolahan yang
optimal pada penyusunan Studi
Kelayakan paling sedikit untuk:
◘ Batubara 90% (peremukan)
◘ Batubara 70% (pencucian)
◘ Emas 85%
◘ Nikel 90%
◘ Tembaga 85%
◘ Bauksit 70%
◘ Timah 90%
114
Evaluasi pelaksanaan konservasi minerba
115
PELAPORAN KONSERVASI MINERAL DAN BATUBARA
LAPORAN BERKALA KONSERVASIMINERBA
• RECOVERY
• RECOVERY
• BATUBARA KUALITAS RENDAH
• MINERAL KADAR RENDAH
• MINERAL IKUTAN
• SISA HASIL PENGOLAHAN
• CADANGAN TIDAK TERTAMBANG
• CADANGAN MARGINAL
LAMPIRAN VIII M Kepmen ESDM No.1806.K/30/MEM/2018
Sisa Hasil Pengolahan Terak Nikel Terak Timah Fine Coal/Reject coal
Bijih Emas
* Kepdirjen Minerba Nomor 182.K/30/DJB/2020 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Konservasi Minerba
Dalam Rangka Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik (Lampiran V)
Penerapan Pengelolaan
Cadangan Mineral dan Batubara Tidak Tertambang
Evaluasi Penerapan Pengelolaan
Cadangan Mineral dan Batubara Tidak Tertambang
Pelaporan Pengelolaan
Cadangan Mineral dan Batubara Tidak Tertambang
Dokumentasi Pengelolaan
Cadangan Mineral dan Batubara Tidak Tertambang
Modul – 6 :
MENGELOLA
PENERAPAN
KAIDAH TEKNIS
PERTAMBANGAN
Teknis eksplorasi dilaksanakan dengan benar dan Kesulitan dalam pelaksanaan (operasional)
memadai
Tambang tidak efisien, tidak ekonomis
Cadangan tambang (reserve) ditetapkan secara Produksi tidak lancar
benar
Terjadi kecelakaan/masalah K-3
Studi Geoteknik, Hidrogeologi dan Metalurgi Terjadi permasalahan lingkungan
dilaksanakan secara benar
Pemborosan bahan galian
Studi kelayakan disusun secara komprehensif dan
Pascatambang tidak tertangani dengan baik
didukung data yang memadai
Pemerintah, rakyat dan perusahaan rugi
Teknik penambangan direncanakan dan
dilaksanakan secara baik
Pengolahan pemurnian direncanakan &
dilaksanakan secara baik
Pemilihan peralatan tepat, Pengangkutan yang
memadai & Produksi sesuai kapasitas
Program paska tambang direncanakan dan
dilaksanakan secara komprehensif
126
Sasaran Pengelolaan Teknis
6 1
4 Terciptanya pelaksanaan
Tidak terbuangnya 3 penambangaan yang mengacu kepada
bahan galian kaidah pertambangan yg baik
127
PASAL 14 Ayat 3
Pemegang IUP/IUPK Eksplorasi, IUP/IUPK
Operasi Produksi
128
Mengkomunikasikan Program Penerapan Kaidah teknis Pertambangan
129
GAMBARAN UMUM LAMPIRAN II KEPMEN ESDM NO 1827 K/30/MEM/2018
130
Disampaikan Kepada Mend apat k an Per set ujuan
K A I T St ud i K elayak an
∑ 82
Kajian
12 41 2 26 1
Teknis
132
Menerapkan kaidah teknis pertambangan
133
Mengevaluasi penerapan kaidah teknis pertambangan
134
Laporan penerapan kaidah teknis pertambangan
135
Mendokumentasikan penerapan kaidah teknis pertambangan
136
Modul – 7 :
MENGAWASI KEGIATAN
USAHA JASA
PERTAMBANGAN
MINERBA
Kontruksi
Reklamasi
Penyelidikan dan/Pasca
Umum Tambang
Operasi
Produksi,
Pengelolaan, &
Pemurnian,
Penjualan
Studi Lingkungan
Kelayakan pertambangan
Keselamatan
dan Kesehatan
Kerja
KLASIFIKASI IUJP
No Klasifikasi Kualifikasi Nilai Kelayakan
145
PENGAWASAN PELAKSANAAN KAIDAH TEKNIK
PERTAMBANGAN YANG BAIK
Pasal
45 (1)
Menteri dan gubernur melakukan pengawasan kaidah teknik
pertambangan, pengolahan & pemurnian dan pelaksanaan
kaidah teknik usaha jasa pertambangan yang baik
149
Persyaratan Administrasi Calon PJO
1. Pekerja perusahaan jasa pertambangan (PJP)
6. PJO untuk TKA dilanjutkan dengan uji kemahiran bahasa Indonesia Madya
150
Persyaratan Teknis Calon PJO
• Memahami aspek pengelolaan
usaha jasa pertambangan
• Memahami aspek teknis
pertambangan, konservasi,
keselamatan pertambangan, dan
perlindungan lingkungan sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
• Memahami kewajiban dan sanksi
usaha jasa pertambangan
• Jenjang sertifikat kompetensi
pengawas operasional atau
sertifikat kualifikasi yang diakui
oleh KaIT yang ditentukan
151
berdasarkan pertimbangan teknis
KTT/PTL
Format Laporan Triwulan dan Tahunan
Kegiatan Usaha Jasa Pertambangan
Format Laporan Triwulan IUJP
Format Laporan Tahunan IUJP
Pengawasan
a. Pengawasan administratif
b. Pengawasan operasional / lapangan
c. Pengujian sarana, peralatan dan instalasi
d. Pengujian / penilaian kompetensi
155
A. Penentuan kegiatan yang akan diserahkan kepada Perusahaan Jasa
Pertambangan
157
PJP status PMA harus
C. Pemilihan Perusahaan Jasa Pertambangan memberikan sebagian pekerjaan
pada PJP local sesuai bidang
Menggunakan PJP status kompetensinya
PMA bila tidak terdapat PJP
nasional
159
Pengangkutan Bahan Peledak
• Tersedianya rotary lamp berwarna merah
• Tersedia bendera merah dengan ukuran 30x40 cm dan diletakkan di belakang kabin
• Memiliki tulisan “awas bahan peledak” yang dipasang pada sisi kiri, kanan dan belakang unit
pengangkut yang mudah terlihat.
• Bak pengangkut bukan merupakan konduktor listrik apabila merupakan konduktor listrik
harus dilapisi bahan isolator dan dapat ditutup
• Detonator harus ditempatkan dalam wadah khusus yang bukan merupakan konduktor listrik
harus dan terpisah satu sama lain
• Unit pengangkut donator dan dinamit/booster mempunyai tempat tertutup untuk
menempatkan bahan peledak tersebut secara terpisah yang dilengkapai pintu yang dapat
dikunci
• Tersedia alat pemadam api ringan (APAR) yang siap digunakan dan tanda :dilarang merokok”
dan
• Unit pengangkut dinyatakan layak oleh KTT/PTL berdasarkan hasil pengujian kelayakan.
160
Pengawasan Peledakan
161
Dokumen tindak lanjut evaluasi Peledakan Tidur
162
Modul – 8 :
MENGAWASI
STANDARISASI
PERTAMBANGAN
MINERBA
ELEMEN KOMPETENSI :
Standar
Spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan, termasuk tata
cara dan metode yang disusun berdasarkan konsensus semua
pihak yang terkait dengan memperhatikan syarat keselamatan,
keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, pengalaman, serta perkembangan
masa kini dan masa depan untuk memperoleh manfaat yang
sebesar-besarnya
Jenis Standar
Jenis Standar
Tujuan:
Saat ini Indonesia telah memiliki 158 (seratus lima puluh delapan) SNI
terkait kegiatan pertambangan mineral dan batubara
Jenis Standar
CARA PEMELIHARAAN :
Kaji Ulang (5 Thn sekali)
Hasilnya :
a. Tetap b. Revisi; dan c. Abolisi
Tahapan proses tambang terbuka batubara(open pit)
175
Contoh Standar Operasional Pertambangan
176
Contoh Standar Kode Warna
177
SKKNI MINERBA
1. Perencanaan Tambang Terbuka Jangka Panjang level 6 Gen. Spv. dan level 7 Gen. Supt. (Tahun 2008)
2. Pemetaan Tambang Terbuka level 3 Survey Technician (Tahun 2009);
3. K3 level 6 Gen. Spv. Health and Safety (Tahun 2010)
4. Ventilasi Tambang Bawah Tanah level 3 Operator Ventilasi (Tahun 2012);
5. Penyanggaan level 3 Teknisi Penyanggaan (Tahun 2012);
6. Survei Tambang Bawah Tanah level 3 Operator Survei (Tahun 2012);
7. Lingkungan Pertambangan level 5 Spv. Enviroment (Tahun 2012); dan
8. Pengeboran untuk Peledakan pada Tambang Bawah Tanah level 3 Operator Pengeboran Peledakan (2014).
9. Pengawasan Kegiatan Pengeboran & Peledakan pada Tambang Terbuka (2014).
10. Pelaksanaan Peledakan Pada Tambang Terbuka untuk Pertambangan Minerba (2015).
11. Pengoperasian Mesin Bor untuk Lubang Ledak pada Tambang Terbuka Minerba (2016).
12. Pengoperasian Penyaliran Tambang Terbuka pada Kegiatan Pertambangan Minerba (2016)
13. Mengelola Gudang Bahan Peledak pada Pertambangan Minerba (2017)
14. Pelaksanaan Perancangan dan Evaluasi Pengeboran dan Peledakan Tambang Terbuka Minerba (2017)
15. Pemandu Kegiatan Pengeboran Tambang Terbuka Minerba (2017)
16. Kegiatan Eksplorasi Terperinci Subbidang Pelaporan Kegiatan Eksplorasi Terperinci Minerba (2019)
17. Melaksanakan kegiatan Eksplorasi Terperinci Subbidang Pemodelan dan Estimasi Sumberdaya Minerba (2019)
18. Kegiatan Studi Kelayakan Subbidang Melakukan Estimasi Cadangan Minerba (2019)
No SNI JUDUL SNI
2 SNI 19-4181-1996 Pengolahan limbah cair dari proses sianida biji emas secara kimiawi
3 SNI 13-6177-1999 Penentuan kadar lengas (moisture content), abu, bahan organik dari gambut
dan tanah organik
4 SNI 13-6178-1999 Penentuan volume gambut terproses
5 SNI 13-6339.7.2-2000 Istilah uji logam, mineral, dan batubara - Bagian G: Pengujian baku lingkungan
- Sub bagian 2: Uji udara
6 SNI 13-6339.7.4-2000 Istilah uji logam, mineral, dan batubara - Bagian G: Pengujian baku lingkungan
- Sub bagian 4: Uji hayati
8 SNI 13-6622-2001 Penentuan kadar serat gambut atau tanah organik non-gambut keringan
11 SNI 13-7170-2006 Penentuan kapasitas penetralan asam (KPA) untuk material tambang
189
Form Daftar Periksa Pengawasan Standardisasi
Pemegang IUP/IUPK/IUP OP Khusus Pengolahan dan Pemurnian
Thank You
Terima Kasih
Berau Office
Balikpapan Office
Ruko Perum Pelangi B-Point Blok C2 Ruko Perumahan Berau Indah No. 9