Anda di halaman 1dari 14

PENGELOLAAN SUMUR GARAM DARAT DI KRAYAN KABUPATEN NUNUKAN

MANAGEMENT OF SALT WELLS IN KRAYAN-REGENCY OF NUNUKAN

Syachrumsyah Asri
Peneliti Utama Balitbangda Provinsi Kalimantan Timur
Jl. MT. Haryono Samarinda 75124; Telp. (0541) 201446; FAX. (0541) 732286
e-mail : syachrumsyahasri@yahoo.com

Diterima : 09-08-2017 Direvisi : 04-10-2017 Disetujui : 20-10-2017

ABSTRAK

Garam rakyat yang berasal dari sumur garam diatas gunung pada ketinggian 800-900 m diatas
permukaan laut merupakan satu-satunya sumur garam di Krayan Kabupaten Nunukan wilayah
perbatasan dan telah dikonsumsi oleh masyarakat disekitarnya dan dijual ke wilayah Malaysia dan
Brunei Darusallam. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aspek geologi sehingga terjadi sumur
garam dilokasi itu, aspek mutu g aram apakah memenuhi SNI garam konsumsi, kendala dalam
pengolahan dan pemasaran hasil produksi garamnya. Metode dalam penelitian ini adala h
pengambilan data primer meliputi survey lapang an, wawancara langsung dengan pengelola usaha
garam rakyat dan masyarakat pengguna yang me ngkonsumsi garam tersebut, sampling bahan baku
garam, produk garam dan analisis laboratorium untuk mengetahui kualitas bahan baku garam (air
sum ur garam) dan produk garam curai dan garam p adat. Hasil penelitian menunjukkan secara
geologi sumur garam terletak pada satuan morfologi dat aran tinggi dan formasi batuan berumur pra
tersier (formasi Long Bawan) serta struktur geologi lipatan dan geser, sehingga terjadi pemunculan
sumur garam pada kaki perbukitan dengan kedalaman ± 3 m yang menyebar pada 9 desa dengan 15
titik su mur. Produk air garam dapat digunakan sebagai bahan baku garam konsumsi sesuai syarat
pada SNI 3556:2016, kecuali produk yang dihasilkan baik curai maupun padat kadar Iodium berada
dibawah standar yang dipersyaratkan (minimal 30 mg/kg ). Namun ada kendala dalam pemasaran
karena masih diolah secara sederhana sehingga kurang higienis.

Kata kunci : sumur garam, aspek geologi, garam konsumsi, SNI

ABSTRACT

Salt which comes from salt wells on the mountain at an altitude of 800-900 meters above sea level is
the only salt wells in East Kalimantan and has been consumed by the surrounding com munity and
also sold to Malaysia and Brunei Darussalam. Therefore, it is necessary to examine the geological
aspect resulting in salts well in the location, whether it meets Indonesian National Standard (SNI) for
consumption salts, socio-economy impacts for surrounding communities, constraints in the processing
and marketing of salt products.The method of this research was the primary data collection through
field survey, interviews with the owners of salt business and surrounding communities as a consumer
of the salt, sampling the raw material of the salt and laboratory analysis to determin e the quality of
raw material of the salt (water of salt well) and loose and solid products of salts.The result of this
research showed that in geological aspect, salt well was located in morphological unit of highlands
and pre-tertiary rock formations (Long Bawan Formations) as well as fold and shear geological
structure, resulting in the appearance of the salt wells in the foothills with 3 meters depth which were
spread in 9 villages with 15 well spots.Brine products could be used as raw materials of consumption
salt according to SNI 3556: 2016. Products which were produced in either loose or solid, were below
the standard required (at least 30 mg/kg). However, there are some difficulties in the marketing
because the salt was still processed in the tr aditional way making it less hygienic.

Keywords : salt wells, geological aspect, consumption salt, SNI

JRTI 109
Vol.11 No.2. Desember 2017
K
PENDAHULUAN berkurang. Garam konsumsi beriodium
ementerian Perindustrian (2016) adalah produk makanan yang komponen
memproyeksikan kebutuhan garam utamanya adalah Natrium Chlorida (NaCl)
untuk industri akan terus dengan penambahan Kalium Iodat (Palupi ,
meningkat sekitar 50.000 ton 2003). Mengingat garam rakyat dari
setiap tahun, tingginya kebutuhan garam Kabupaten tersebut adalah satu- satunya
ini dipicu oleh industri pangan nasional produk garam yang dihasilkan dari
yang terus tumbuh. Kalimantan Utara dan merupakan bahan
Daerah Provinsi Kalimantan Timur tambahan makanan yang mutlak
dan Kalimantan Utara berbatasan langsung diperlukan untuk kebutuhan khususnya
dengan Negara tetangga Malaysia ada tiga Kabupaten Nunukan dan sekitarnya dan
kabupaten yaitu Kabupaten Nunukan, bahkan telah dikonsumsi oleh Negara
Kabupaten Malinau dan Kabupaten tetangga Malaysia dan Brunai Darussalam ,
Mahakam Ulu yang membentang dari timur untuk itu perlu ditingkatkan kualitasnya
kebarat sepanjang 1038 km terdiri dari 15 sesuai yang dipersyaratkan pada SNI 3556
(lima belas) kecamatan dengan luas total - 2016 untuk garam konsumsi beriodium.
areal 57.731,64 Km2 (Balitbangda Kaltim, Perlu diketahui bahwa garam konsumsi
2015). Khususnya kabupaten Nunukan beriodium wajib menerapkan SNI, sebelum
yang berada di kawasan perbatasan produk tersebut dijual dipasaran.
Kalimantan Utara langsung dengan kota Berdasarkan latar belakang dan
Tawao Malaysia yang berjarak hanya ± 40 kondisi tersebut diatas dan mengingat
Km dengan arus barang keluar masuk yang garam rakyat dari Kabupaten Nunukan
cukup besar. adalah satu-satunya di Kalimantan Utara,
Selain memiliki sumber daya alam maka dilakukan kegiatan penelitian yang
perkebuna, pertanian dan potensi sumber dapat memberikan data tentang kondisi
daya alam meliputi Kakao , lada, hasil garam rakyat dari Nunukan baik kualitas
pertanian lainnya, kabupaten Nunukan maupun kuantitasnya terhadap masyarakat
juga memilki sumber bahan baku garam setempat serta diharapkan dapat dijadikan
rakyat yang berupa sumur garam di atas produk unggulan daerah. Seiring dengan
gunung dengan ketinggian antara 800 – peningkatan jumlah penduduk dan
900 dpl adalah satu- satunya di daerah perkembangan industri, kebutuhan garam
Kalimantan Utara bahkan di Indonesia . nasional dari tahun ke tahun semakin
Garam rakyat yang berasal dari sumur meningkat (Assadad dan Utomo, 2011).
tersebut merupakan bahan baku yang Tujuan dari penelitian ini antara lain :
digunakan oleh masyarakat Kecamatan a. Untuk mengetahui pengaruh aspek
Krayan Kabupaten Nunukan untuk geologi atas terjadinya sumur garam.
membuat garam konsumsi yang digunakan b. Untuk mengetahui aspek mutu garam
sebagai kebutuhan lokal dan bahkan sudah berdasarkan standard SNI 3556:2016
dijual ke negara tetangga yaitu Malaysia garam konsumsi.
dan Brunai Darusallam dan konon
berdasarkan informasi dari masyarakat METODE PENELITIAN
Negara tetangga yang mengkosumsi a. Bahan
garam rakyat tersebut menyatakan bahan Garam berasal dari 2 (dua) lokasi
garam ini mempunyai kelebihan karena bila sumur yakni di Desa Long Midang dan
digunakan untuk sayur hijau daun (klorofil) dilakukan pengujian terhadap bahan baku
tetap warna hijau dan segar. Kelebihan garam(air sumur 1 dan air sumur 2) dan
bahan baku air garam yang berasal dari produknya berupa garam curai dan padat
sumber sumur tersebut mengandung di Laboratorium Baristand Industri
iodium , namun setelah produk garam Samarinda.
selesai diproses kandungan iodiumnya

110 Syachrumsyah Asri


Pengelolaan Sumur Garam Darat di Krayan Kabupaten Nunukan
b. Pengumpulan Data (Heryanto et al., 1995) di bagian Barat
Pengumpulan data primer meliputi, Laut. Secara stratigrafi urutan formasi
survey lapangan, wawancara lansung batuan dari Tua ke Muda adalah Batuan
dengan pengelola usaha garam rakyat dan Ultramafik, Formasi Paking, Formasi Long
masyarakat pengguna atau yang Bawan, Formasi Lurah, Formasi Mentarang,
mengkonsumsi garam tersebut, sampling Formasi Malinau, Formasi Sebakung,
bahan baku garam, produk garamdan hasil Batuan Gunungapi Jelai, Formasi Langap
analisa laboratorium untuk mengetahui dan Endapan Alluvial. Kisaran umur batuan
kualitas bahan baku garam (air sumur mulai dari Jura Atas (Formasi Ultramafik)
garam) dan produk garam yang berupa sampai Jaman Kuarter atau Endapan
garam curai dan garam padat Alluvial.
Pengumpulan data sekunder melalui data Garam secara komersil diperoleh
laporan hasil penelitian mengenai kondisi dari lima sumber: (1) perlapisan batuan
daerah setempat, laporan dari sedimen, (2) air asin, (3) air laut, (4)
Dinas/Instansi terkait. permukaan endapan playa, dan (5) kubah
Garam yang mengandung NaCl garam. Garam yang biasanya dikenal
tinggi biasanya berwarna putih bening dan sebagai batu garam atau air asin. Sumber
keras seperti kaca. Produk garam curai garam yang di peroleh di alam berasal dari
dari Kec. Krayan diproduksi dari proses air laut, air danau asin, deposit dalam
pemasakan air sumur garam selama 24 tanah, tambang garam, sumber air dalam
jam dengan menggunakan bahan bakar tanah (Burhanuddin, 2001).
kayu hingga terbentuk kristal garam yang Pertama meliputi Perlapisan batuan
masih mengandung air kemudian sedimen, perlapisan terjadi perselingan
dilanjutkan dengan pengeringan dengan dengan perlapisan lain, yaitu dengan gips,
sinar matahari selama 6 jam dengan anhidrit, atau mineral-mineral potas
menghamparkan kristal garam yang (kalium karbonat). Perlapisan mempunyai
mengandung air tersebut di atas tikar. ketebalan dari beberapa inci hingga
(Kurniawan et al, 2012). Kondisi cuaca beberapa ratus kaki. Air asin meliputi air
yang terkadang tidak menentu dan sulit samudra, perairan danau garam, dan air
diprediksi menyebabkan petambak harus asin di bawah permukaan tanah,
meresponnya melalui strategi adaptasi kesemuanya alami. Air asin mempunyai
tertentu. Sedangkan garam padat diperoleh derajat tingkat kejenuhan dan meliputi
dari garam curai yang dimasukkan dalam klorida-klorida yang lain, bromida, iodid,
bumbung bambu kemudian dibakar hingga dan sulfat.
memadat. Menurut Amalia (2007), ada tiga
sumber utama garam, yaitu : Garam solar
HASIL DAN PEMBAHASAN ialah garam yang diperoleh dengan cara
A. Asal dan Kejadian Garam penguapan dari air garam baik yang dari
Dari segi proses produksi, garam laut maupun yang dari danau garam
sebenarnya komoditas yang sederhana. daratan, tambang garam atau garam
Garam dapat dibuat dengan hanya sumber ialah garam yang biasanya
menguapkan air laut memanfaatkan sinar dinyatakan sebagai batu garam, diperoleh
matahari, melalui penambangan batuan dari pertambangan yang beroperasi
garam (rock salt), ataupun diperoleh dari sedalam seribu kaki atau lebih dibawah
sumur air garam (brine) (Rositawari, et al permukaan bumi dan garam yang diperoleh
.,2013). dari penguapan dengan sinar matahari
Pembahasan mengenai geologi mengandung kotoran kimia dan mikrobia
umum yang melingkupi wilayah Kecamatan halofisilis yang toleran terhadap garam.
Krayan mengacu pada hasil penyelidikan Garam tambang atau garam sumber pada
geologi yang telah dilakukan oleh

JRTI 111
Vol.11 No.2. Desember 2017
umumnya bebas dari kontaminasi NaCl juga mengandung garam-garam
organisme ini. terlarut lainnya. Komposisi garam terlarut
Air asin di bawah permukaan tanah ini bervariasi menurut tempat, lingkungan
terdapat dalam batupasir dan batuan porus dan kedalaman lautnya. Kandungan zat
yang menyimpan air formasi (air yang dalam air laut kurang lebih sebagai berikut:
terjebak ketika tubuh batuan terbentuk)
atau air laut, beberapa air asin berasal dari Tabel 1. Kandungan Zat Dalam Air Laut
pelarutan perlapisan batu-garam. Air asin No Komposisi Garam Laut Massa, %
juga dihasilkan oleh hadirnya air tawar ke 1 Air (H2O) 97,03 %
dalam perlapisan garam yang 2 Natrium Chlorida( NaCl) 2,67 %
menghasilkan air asin. Playas. Garam, 3 Kalsium Sulfat 0,176 %
bersama dengan boraks, garam abu 4 Garam magnesium, 0,078 %
Oksida besi dan
(kalium karbonat), dan bahan-kimia
Aluminium
lainnya, terbentuk sebagai endapan
5 Zat takterlarut 0,034 %
permukaan dari pengeringan danau garam. 6 Lain-lain 0,01 %
Hal seperti itu juga terjadi pada pantai Keterangan : fraksi massa adalah
pasir dan tanah liat playa rawa. Kubah bobot/bobot
Garam berisi garam yang sangat tebal yang adbk adalah atas dasar
berasosiasi dengan gips dan anhidrit. Asal bahan kering
dari Endapan Garam. Lapisan Garam
berasal dari penguapan air yang bersifat Garam konsumsi beriodium adalah
asin. Prosesnya adalah sederhana; produk makanan yang komponen
pengurangan volume air mengakibatkan utamanya Natrium Khlorida (NaCl)
meningkatnya kejenuhan, pada awalnya dengan penambahan Kalium Iodat (KIO3 )
terbentuk gips atau anhidrit terlebih sebagai senyawa Iodium. Garam konsumsi
dahulu, untuk berikutnya garam, dan beriodium adalah salah satu produk yang
kemudiannya garam abu (kalium karbonat) merupakan wajib SNI dan wajib
dan mineral-mineral lain. menerapkan SNI sebelum produk tersebut
dijual kepasaran. Secara teoritis, garam
B. Iodium yang berasal dari penguapan air laut
Iodium adalah unsur nonmetallic mempunyai kadar NaCl 97% lebih, akan
paling berat, dan uap air nya adalah salah tetapi dalam praktek umumnya lebih
satu gas yang dikenal paling berat. Pada rendah. Hal tersebut disebabkan antara
umumnya terdapat dalam jumlah yang lain: kualitas air laut,cara pembuatan,dan
kecil berupa mineral, sayuran, dan hewan hal lain yang mempengaruhi kristalisasi
dan diperoleh sebagai hasil samping dari garam.
air asin alami, dan tumbuhan laut. Iodium
digunakan untuk tujuan industri dan D. Aspek Geologi
biologi. Kekurangan atas iodium di dalam Daerah penelitian disusun oleh dua
makanan menyebabkan gondok, dan satuan morfologi yaitu satuan morfologi
pencegahannya adalah dengan dataran tinggi dan satuan morfologi
penambahan Kalium Iodida ke dalam perbukitan. Satuan batuan yang terdapat di
garam halus untuk makanan dan minuman. dalam daerah penyelidikan terdiri dari
batuan dari yang berumur pra-Tersier
C. Garam Konsumsi yang terdiri dari dua satuan formasi yaitu
Garam adalah senyawa mineral Formasi Long Bawan dan Formasi Lurah
berbentuk kristal berwarna putih yang serta batuan berumur Kuarter berupa
diperoleh dari cara penguapan air laut. Air endapan aluvial. (peta geologi long bawan
laut sebagai sumber bahan baku terlihat pada Gambar 1). Struktur yang
pembuatan garam selain mengandung berkembang di daerah ini adalah perlipatan

112 Syachrumsyah Asri


Pengelolaan Sumur Garam Darat di Krayan Kabupaten Nunukan
antiklin dan kelurusan berarah umum Barat dibagi menjadi 2 (dua) satuan morfologi,
Laut - Tenggara. Adapun untuk lebih sebagai berikut:
jelasnya diuraikan tentang 1. Satuan Morfologi Dataran Tinggi
Marfologi,Stratigrafi dan struktur geologi. Satuan morfologi ini menempati
Morfologi Daerah Penyelidikan yang sebagian kecil dari wilayah penelitian, pada
merupakan perpaduan antara litologi, umumnya terdapat pada daerah-daerah
struktur dan proses tahapan yang lembah, ketinggian antara 800 meter – 900
berlangsung di daerah penyelidikan dapat meter di atas permukaan laut.

Tabel 2. Persyaratan Mutu Garam Konsumsi Beriodium (SNI-3556:2016)

No Parameter Uji Satuan Persyaratan


1 Kadar air fraksi massa,% maks. 7
2 Kadar natrium clorida fraksi massa,% min. 94
(NaCl),adbk
3 Bagian yang tidak larut fraksi massa,% maks. 0.5
dalam air,adbk
4 Kadar Iodium sebagai Mg/Kg min. 30
KIO3
5. Cemaran Logam
5.1 Kadmium (Cd) Mg/Kg maks. 0.5
5.2 Timbal (Pb) Mg/Kg maks. 10.0
5.3 Raksa (Hg) Mg/Kg maks. 0.1
5.4 Arsen (As) Mg/Kg maks. 0.1
Keterangan : fraksi massa adalah bobot/bobot
adbk adalah atas dasar bahan kering

Litologi penyusun adalah endapan lembah. Tataguna lahan berupa hutan,


alluvial berupa pasir, lempung dan sedikit belukar dan sedikit perkebunan.
lumpur. kemiringan 0 %. Pola pengeringan Stratigrafi yang terdapat didaerah
sub-dendritik, kerapatan 0,75 – 1 %, penelitian berdasarkan litostratigrafi dan
dengan bentuk lembah huruf “U”, proses keterdapatannya di lapangan, serta
geomorfologi berupa sedimentasi. kesebandingan dengan Peta Geologi
Tata guna lahan pada satuan Lembar Malinau daerah penelitian
morfologi ini sebagian berupa daerah terdapat dua formasi batuan berumur Pra-
pemukiman dan sebagian lagi berupa Tersier, yaitu Formasi Lurah dan Formasi
perkebunan ataupun pertanian padi sawah Long Bawan dan satu satuan batuan
dan sebagian lagi padang penggembalaan. berumur Kwarter, yaitu endapan Alluvial.
Formasi Lurah dan Formasi Long
2. Satuan Morfologi Perbukitan. Bawan merupakan satu kelompok batuan
Satuan morfologi ini menempati yang dikenal sebagai Kelompok Embaluh
hampir 95 % dari luas daerah penelitian. dan mempunyai kisaran umur antara
Ketinggian antara 900 meter–2000 meter di Kapur Akhir-Paleosen, sedangkan batas ke
atas muka air laut dan kemiringan agak dua formasi tersebut tidak begitu jelas.
curam-curam (15-30 %) dengan bentuk Untuk lebih jelasnya mengenai formasi
lembah cembung, kerapatan 1,1. Pola batuan yang ada di daerah penelitian
pengeringan sub-dendritik sampai sub- dapat disusun sebagai berikut:
paralel, proses geomorfologi berupa erosi

JRTI 113
Vol.11 No.2. Desember 2017
 Formasi Lurah : abu yang mengandung evaporit air garam
Formasi Lurah (KTlu) ini menempati dan sisipan lapisan batubara. Umur formasi
sekitar 35 % daerah penelitian, yakni di ini diduga Kapur Atas sampai Paleosen,
bagian Tengah-Tenggara. Litologi terdiri lingkungan pengendapan fluviatil-lagoon.
dari batupasir abu-abu kehijauan,
felsparan dan mikaan, berbutir halus-  Alluvium :
sedang. Pada bagian atasnya ditempati Alluvium terdiri dari Lumpur, lanau,
batugamping, lanau dan argilit. Umur pasir, kerikil dan kerakal.
formasi ini diduga Kapur Atas sampai Struktur geologi yang terdapat di
Paleosen, lingkungan pengendapan tepi daerah penelitian adalah struktur lipatan
benua. yang terdiri dari sinklin dan antiklin berarah
umum hampir Utara-Selatan. Selain
 Formasi Long Bawan : struktur lipatan tersebut, terdapat struktur
Formasi Long Bawan (KTlb) ini sesar berupa sesar mendatar berarah
menempati sekitar 65 % daerah penelitian, hamper Barat, Barat Laut-Timur Tenggara,
yakni di bagian Tengah-Barat Laut. Litologi sesar ini memotong beberapa sesar normal
terdiri dari argilit abu-abu, hijau dan jingga, dan sesar naik berarah Utara – Selatan di
bersisipan dengan batupasir arkosa abu- beberapa tempat, (Heryanto et al., 1995).

Gambar 1. Peta Geologi Long Bawan

E. Keterdapatan Air Garam berupa tanah pelapukan (lempung-


Di daerah penelitian pemunculan air lempung pasiran) dengan ketebalan
garam terdapat pada sumur-sumur air antara (100–300) cm, dan bagian
garam, dimana pemunculan sumur-sumur bawahnya adalah batu pasir yang masuk
tersebut berada di kaki-kaki perbukitan dalam satuan batuan dari Formasi Long
dengan diameter sumur antara (30 – 80) Bawan, dimana satuan ini terdiri dari
cm, kedalaman sumur antara (270 – 304) argilit abu-abu, hijau dan jingga,
cm di bawah permukaan tanah setempat, bersisipan dengan batu pasir arkosa abu-
kedudukan permukaan air garam antara abu mengandung evaporit air garam.
(90 – 214) cm di bawah permukaan tanah Berdasarkan hasil survey bahwa
setempat. penyebaran lokasi sumur-sumur air garam
Litologi/batuan yang berada pada di Kecamatan Krayan hampir merata pada
lokasi sumur garam adalah bagian atas

114 Syachrumsyah Asri


Pengelolaan Sumur Garam Darat di Krayan Kabupaten Nunukan
desa-desa di Kecamatan Krayan, dapat 3556:2016 tidak mempersyaratkan untuk
dilihat pada tabel 3. bahan baku garam .
Berdasarkan hasil analisa bahwa
F. Aspek Kelayakan Garam Konsumsi kadar Iodium (KIO3) sebesar 94,89 mg/Kg
Contoh/sampel bahan baku garam dan untuk bahan baku garam pada
berasal dari sumur 1 dan sumur 2 diambil umumnya adalah air laut tidak ditetapkan
dari sumur garam di daerah yang paling karena yang ditetapkan kadar iodium
banyak diproduksi oleh masyarakat adalah produk garamnya yang telah
setempat (Desa Long Midang). ditambahkan KIO3 sintetis melalui proses
Contoh/sampel bahan baku garam penyemprotan (fortifikasi) dan kadar KIO3
berasal dari sumur 1 dan sumur 2 diambil hasil analisa dari sumur garam 1 (satu)
dari sumur garam di daerah yang paling adalah alami dari sumur 1 tersebut. Syarat
banyak diproduksi oleh masyarakat mutu kadar KIO3 pada garam konsumsi
setempat (Desa Long Midang). minimal 30 mg/Kg.
Berdasarkan hasil pengamatan
Tabel 3. Nama dan Jumlah Desa Kecamatan secara kualitatif bahwa air sumur garam 1
Krayan tersebut setelah lebih dari 1 (satu) bulan
Jumlah dilakukan test kualitatif masih memberikan
No Nama Desa Desa perubahan warna yang lebih signifikan.
1 Desa Long Midang 2 buah Diduga kandungan iodium yang
2 Desa Long Api 1 buah terdapat dalam air sumur garam tersebut
3 Desa Tanjung Karya 1 buah berasal dari proses pelapukan batuan
4 Desa Terang Baru 5 buah mineral yang terdapat dalam air asin alami
yang tersimpan di dalam pelapisan batuan
5 Desa Long Umung 1 buah
garam dalam tanah. Iodium adalah unsur
6 Desa Pa’kebuan 1 buah non metalik paling berat (mempunyai
7 Desa Long Puak 1 buah massa paling berat diantara unsur halida
8 Desa Pa’Betung 2 buah lainnya).
9 Kp. Baru 1 buah Hasil analisis logam (Pb,Cu,Hg)
Jumlah 15 buah masing-masing sebesar 2,87 mg/Kg, 3,31
Sumber: Hasil Survey Penelitian mg/Kg dan ˂ 0,0001mg/Kg. Kandungan
Pb (2,87 mg/Kg) dan Cu (3,31 mg/Kg)
Berdasarkan hasil analisa kualitas yang terdapat pada sumur 1 memenuhi
bahan baku garam (air sumur garam 1 syarat mutu garam konsumsi yakni ˂
dan Air sumur 2) dan produk garam 10.00 mg/Kg. Hal serupa berlaku pada
adalah sebagai berikut : kandungan Hg (0,0001 mg/Kg), nilai
1. Air Garam Sumur 1 tersebut masih memenuhi syarat mutu
Berdasarkan hasil analisa bahwa garam konsumsi yakni ˂ 0,1 mg/Kg,
kadar NaCl sebesar 2, 42 % dan sedangkan untuk kandungan As tidak
berdasarkan hasil penelitian (Wilarso dan terdeteksi. Jadi untuk parameter logam
Wahyuningsih,1995), bahwa kandungan pada sumur 1 memenuhi syarat mutu
NaCl dalam air laut sebesar 2,674 %. garam sesuai standar yang ditetapkan
Kadar NaCl dalam air sumur tersebut (Herman dan Ruli, 2012 : 287-292).
bukan berasal dari air laut dan
menunjukkan hasil mendekati bahan baku 2. Air garam sumur 2
garam pada umumnya,maka bahan baku Berdasarkan hasil analisis bahwa
garam (Air sumur 1) dapat digunakan kandungan NaCl sebesar 2,175 % dan
sebagai bahan baku garam konsumsi. hasil penelitian Wilarso dan Wahyuningsih
Untuk persyaratan mutu garam sesuai SNI (1995), kandungan NaCl dalam air laut
sebesar 2,674 % bahan baku garam

JRTI 115
Vol.11 No.2. Desember 2017
tersebut yang berasal dari Air Sumur 2 memenuhi standar mutu garam konsumsi
bukan berasal dari air laut dan hasilnya yakni ˂ 30 mg/Kg. Kadar Iodium yang
mendekati bahan baku garam pada terdapat pada bahan baku garam tersebut
umumnya yakni air laut . adalah alami, diduga berasal dari proses
Hasil analis kadar iodium KIO3 pelapukan batuan mineral.
sebesar 1,77 mg/Kg, nilai tersebut tidak

Tabel 4. Hasil Analisa Bahan Baku Garam (Air Sumur 1 Dan Sumur 2)
No Parameter Satuan Air Air Syarat Mutu Air
Sumur Sumur garam Konsumsi
garam 1 garam 2 Beriodium
(Bahan Baku)
1 Kadar Air Fraksi - - -
massa,%
2 Natrum Khlorida Fraksi 2,42 2,175 -
(NaCl), adbk massa,%
3 Kadar iodium mg/Kg 94,89 1,77 -
sbg KIO3
4 Cemaran Logam
Timbal (Pb) mg/Kg 2,87 2,21 -
Tembaga (Cu) mg/Kg 3,31 3,73 -
Kadmium (Cd) mg/Kg - - -
Raksa (Hg) mg/Kg ˂ 0,0001 ˂ 0,0001 -
Arsen (As) mg/Kg TTD TTD -

Sumber : Hasil Analisa Laboratorium Baristand Industri Samarinda

Keterangan : fraksi massa adalah bobot/bobot (b/b)


adbk adalah atas dasar bahan kering
TTD adalah Tidak terdeteksi
* (uji sampel merujuk pada SNI 01:35562000), tidak terdapat pada SNI
3556:2016
** (tidak dilakukan uji parameter)

Air garam sumur 2 adalah sumber konsumsiyakni ˂ 0,1 mg/Kg, sedangkan


bahan baku garam yang frekwensi untuk kandungan As tidak terdeteksi. Jadi
pengambilan bahan bakunya tidak sebesar untuk parameter logam pada sumur 2
frekwensi pengambilan air garam sumur 1, memenuhi syarat mutu garam sesuai
sehingga kandungan iodium yang berada standar yang ditetapkan.
dalam air sumur 2 (dua) tersebut ada
kecenderungan mengendap dibagian 3. Produk Garam Curai Dari sumur 1
bawah (dasar sumur). Hasil analisis parameter Kadar air
Hasil analisis logam (Pb,Cu,Hg) pada sebesar 5,31 % dan berdasarkan syarat
sumur 2 masing-masing sebesar mutu SNI 3556:2016 produk garam
2,21mg/Kg ; 3,73 mg/Kg dan ˂ 0,0001 adalah maksimum sebesar 7 %, sehingga
mg/Kg. Kandungan Pb (2,21 mg/Kg) dan memenuhi persyaratan mutu yang
Cu (3,73 mg/Kg) yang terdapat pada ditetapkan.
sumur 2 memenuhi syarat mutu garam Hasil analisis kadar NaCl untuk
konsumsi yakni ˂ 10.00 mg/Kg. Hal produk garam curai 1 sebesar 95,00 %
serupa berlaku pada kandungan Hg (˂ sedangkan berdasarkan syarat mutu SNI
0,0001 mg/Kg), nilai tersebut masih 3556-2016 produk garam sebesar min
memenuhi syarat mutu garam 94,7 %. Sehingga produk garam curai dari

116 Syachrumsyah Asri


Pengelolaan Sumur Garam Darat di Krayan Kabupaten Nunukan
Kec. Krayan tersebut memenuhi syarat kandungan Iodium dalam garam konsumsi
mutu garam konsumsi sesuai yang sesuai standar yang ditetapkan. Untuk
dipersyaratkan SNI 3556:2016 sebagai produk garam curai tersebut dalam proses
garam konsumsi. produksinya tanpa ditambah iodium dalam
Hasil analisis kadar KIO3 yakni bentuk larutan KIO3, sedangkan bahan
sebesar 8,72 mg/kg, sedangkan baku garam curai tersebut berasal dari air
berdasarkan syarat mutu SNI 3556:2016 sumur garam 1 yang dalam sampelnya
adalah min 30 mg/Kg maka produk garam mengandung Iodium sebesar 1,77 mg/Kg
tersebut tidak memenuhi syarat garam dalam larutan.

Tabel 5. Hasil Analisa Produk Garam


No Parameter Satuan Garam Curai Garam Padat Syarat
Mutu Garam
S1 S2 S1 S2
1 Kadar Air fraksi 5,31 2,80 4,58 2,37 Mak.
massa,% 7
2 Natrium fraksi 95,00 94,42 96,12 94,69 Min.
Khlorida (NaCl) massa,% 94
3 Kadar iodium Mg/Kg 8,72 5,81 TTD 0,27 Min.
sbg KIO3 30
4 Cemaran

Timbal (Pb) Mg/Kg 8,74 TTD 10,00 TTD Maks. 10.0


Tembaga (Cu) Mg/Kg 5,54 TTD 6,21 TTD Maks. 10.0
Kadmium (Cd) Mg/Kg - - - - Maks. 0.5
Raksa (Hg) Mg/Kg ˂ TTD ˂ 0,0001 TTD Maks. 0.1
0,0001
Arsen (As) Mg/Kg TTD TTD TTD TTD Maks. 0.1
Sumber Hasil Analisa Laboratorium Baristand Industri Samarinda
Keterangan : TTD adalah Tidak terdeteksi
S 1 adalah Sumur Garam 1
S 2 adalah Sumur Garam 2
* (uji sampel merujuk pada SNI 01:3556 2000), tidak terdapat pada SNI 3556:2016)
** (tidak dilakukan uji parameter)

Pengurangan kandungan iodium 0,0001 mg/Kg dan tidak terdeteksi


tersebut diduga berasal dari proses sedangkan berdasarkan syarat mutu garam
produksi garam curai pada saat pemasakan sesuai SNI masing-masing adalah maks
selama 24 jam, tanpa dilakukan 10.0 mg/Kg; maks 10.00mg/Kg; maks 0,1
pengadukan yang mengakibatkan unsur mg/Kg dan maks 0,1 mg/Kg maka produk
iodium mengendap dibagian bawah (kerak) garam tersebut memenuhi standar yang
pada saat kristal garam diangkat. Untuk telah ditetapkan SNI 3556:2016 garam
proses penjemuran lapisan kerak yang konsumsi.
mengandung iodium hanya sebagian pada
saat proses penjemuran. Dalam proses 4. Produk Garam Curai Dari Sumur 2
penjemuran(pemisahan kandungan air dan Berdasarkan hasil analisis kadar air
kristal garam atau penirisan unsur iodium produk garam curai 2 adalah 2,80 %,
terikut mengendap dibagian bawah sampai sedangkan persyaratan mutu SNI
ke tanah). 3556:2016 sebesar 7,0 %, sehingga masih
Hasil analisis bahwa logam (Pb, Cu, memenuhi persyaratan mutu SNI
Hg dan As) adalah masing-masing sebesar 3556:2016
8,74 mg/Kg, 5,54 mg/Kg, kurang dari

JRTI 117
Vol.11 No.2. Desember 2017
Hasil analisis kadar NaCl adalah yang telah ditetapkan SNI 3556:2016
94,42 % sedangkan berdasarkan syarat garam konsumsi.
mutu SNI adalah 94,7 %. Sehingga produk
garam curai dari Kec. Krayan tersebut 6. Produk Garam Padat dari Sumur 2
memenuhi syarat mutu garam konsumsi Hasil analisis kadar air produk
sesuai yang dipersyaratkan SNI 3556:2016 garam padat sebesar 2,37 % dan
sebagai garam konsumsi. berdasarkan syarat mutu SNI 3556:2016
Hasil analisis parameter KIO3 adalah Garam konsumsi sebesar 7 % b/b sehingga
5,81 mg/kg, sedangkan berdasarkan syarat memenuhi standar mutu garam yang
mutu SNI 3556:2016 adalah min 30,0 dipersyaratkan. Kadar NaCl produk garam
mg/Kg maka produk garam tersebut tidak padat adalah 96,49 % dan berdasarkan
memenuhi syarat kandungan Iodium dalam standar mutu garam konsumsi sesuai SNI
garam konsumsi sesuai standar yang 3556:2016 adalah sebesar 94,7 mg/Kg,
ditetapkan. sehingga memenuhi standar mutu garam
Hasil analisis logam ( Pb.Cu, Hg dan sesuai yang dipersyaratkan.
As) adalah tidak terdeteksi syarat mutu Kadar iodium sebagai KIO3 adalah
garam sesuai SNI 3556:2016 masing- 0,72% sedangkan berdasarkan SNI
masing adalah maks 10 mg/Kg; maks 10 3556:2016 min 30 mg/Kg, maka produk
mg/Kg; maks 0,1 mg/Kg dan maks 0,1 garam tersebut tidak memenuhi syarat
mg/Kg maka produk garam tersebut kandungan Iodium dalam garam konsumsi
memenuhi standar yang telah ditetapkan sesuai standar yang ditetapkan.
SNI 3556:2016 garam konsumsi. Berdasarkan hasil analisa bahwa parameter
logam (Pb,Cu, Hg dan As) adalah masing-
5. Produk Garam Padat dari Sumur 1 masing tidak terdeteksi maka produk
Berdasarkan hasil analisis,bahwa garam tersebut memenuhi standar yang
Kadar air produk garam padat sebesar telah ditetapkan SNI 3556:2016 garam
4,58% dan berdasarkan syarat mutu SNI konsumsi.
3556:2016 garam konsumsi sebesar 7%
b/b sehingga memenuhi standar mutu G. Aspek Sosial Ekonomi
garam yang dipersyaratkan. Dua masalah umum yang dihadapi
Hasil analisis kadar NaCl produk komoditi garam nasional yaitu produksi dan
garam padat adalah 96, 12 % dan distribusi. Dari sisi produksi, permasalahan
berdasarkan standar mutu garam konsumsi komoditi garam disebabkan karena
sesuai SNI 3556:2016 adalah sebesar 94,7 beberapa faktor diantaranya
mg/Kg, sehingga memenuhi standar mutu ketergantungan produksi garam pada iklim,
garam sesuai yang dipersyaratkan. teknologi yang digunakan, sifat produksi
Kadar iodium sebagai KIO3 adalah garam yang padat karya, lokasi areal
tidak terdeteksi atau tidak mengandung pegaraman yang mempunyai skala yang
iodium, sedangkan produk garam tersebut bervariasi, petani garam yang secara sosial
berasal dari air sumur garam 1 kadar ekonomi lemah, keterbatasan modal, serta
iodiumnya adalah 1,77 % garam dalam struktur kepemilikan lahan. Faktor-faktor
larutan, maka produk garam tersebut tidak tersebut merupakan potret masalah di
memenuhi syarat kandungan Iodium dalam industri garam Indonesia (Syarifudin,
garam konsumsi sesuai standar yang 2013). Berdasarkan analisis
ditetapkan Rochwulaningsih (2013) walaupun ada
Hasil analisis bahwa parameter banyak importir produsen dan importir
logam (Pb,Cu, Hg dan As) adalah masing- terdaftar, dalam kenyataanya distribusi
masing sebesar 10,31;6,21; kurang dari bahan baku garam di Indonesia hanya
0.0001 mg/Kg dan tidak terdeteksi maka dikuasai oleh beberapa importir produsen.
produk garam tersebut memenuhi standar Dengan adanya sumur garam di Kecamatan

118 Syachrumsyah Asri


Pengelolaan Sumur Garam Darat di Krayan Kabupaten Nunukan
Krayan ini dapat menimbulkan dampak 3) Pariwisata
sosial ekonomi terhadap masyarakat Sumur garam juga dapat
setempat sebagai berikut : menambah perekonomian masyarakat
setempat dari segi pariwisata. Dengan
1) Penyerapan Tenaga Kerja banyaknya kunjungan wisatawan dapat
Hingga saat ini, sebagian besar menambah pendapatan penduduk (Jacob,
produksi garam dilakukan secara individual 2004). Sumur garam ini menjadi objek
oleh petani garam sehingga produksi menarik para wisatawan domestik dan
garam mempunyai produktivitas yang asing dan menjadi ikon Kecamatan Krayan
rendah dan kualitas garam yang relatif dan Kabupaten Nunukan.
rendah pula sehingga tidak memenuhi
spesifikasi yang disyaratkan oleh industri di H. Kendala Dalam Pengolahan dan
dalam negeri (Efendy, et al., 2016). Pemasaran Hasil Produk.
Dengan 2 buah sumur yang dikelola 1) Pengolahan
sekarang ini dapat menyerap tenaga kerja Untuk mengolah garam, semula air
± 116 orang dalam 1 tahun dengan sistem dari sumur garam dimasukan dalam tempat
pengelolaan melalui 1 sumur dikelola 3 (drum dibagi dua), kemudian
kelompok setiap bulan dan setiap kelompok dipanaskan/dimasak dengan menggunakan
terdiri dari 3 orang atau 1 keluarga, kayu bakar ± 1 m3 selama ± 24 jam,
kemudian bulan berikutnya ganti kelompok setelah kering dan mengkristal lalu dijemur
lainnya. selama ± 6 jam. Dan terakhir dimasukan
dalam kantong plastik gula pasir dan dalam
2) Kesehatan bambu kemudian dipanaskan lagi dalam
Garam merupakan salah satu bahan api, setelah mengkristal bambu dibelah dan
pokok kebutuhan masyarakat yang garamnya dikemas dengan daun (garam
mengandung unsur sodium dan chlor padat). Dari uraian diatas terlihat bahwa,
(NaCl), dimana unsur sodium sangat pengolahan garam tersebut masih diolah
penting untuk mengatur proses secara sederhana/tradisional dan ada
keseimbangan cairan di dalam tubuh, kemungkinan kurang hygienis dan
disamping fungsinya dalam mengatur menimbulkan gangguan lingkungan hidup
kelancaran proses transmisi saraf dan kerja sekitar karena menggunakan kayu bakar
otot (klikdokter, 2016). yang berasal dari hutan sekitar lokasi (Asri,
Kekurangan yodium dapat berakibat 2008). Hal serupa juga dituturkan oleh
pada keguguran pada ibu hamil, lahir mati Tansil et al., 2016 bahwa kualitas garam
dan cacat bawaan pada janin, yang dikelola secara tradisional umumnya
gondok,kretin/cebol, sertaketerbelakangan harus diolah kembali untuk dijadikan garam
mental pada anak dan remaja (Pratama, konsumsi, garam industri maupun untuk
2012). Sejak ditemukan + 100 tahun yang garam farmasi. Pembuatan garam dapat
lalu dan sampai saat ini masyarakat di Kec. dilakukan dengan beberapa kategori
Krayan dan sekitarnya serta Negara berdasarkan perbedaan kandungan NaCl
Tetangga Malaysia dan Brunai Darussalam yang merupakan unsur utama dari garam.
mengkonsumsi garam Krayan ini belum Jika dibandingkan dengan hasil
pernah ditemukan yang mengkonsumsi penelitian yang telah dilakukan oleh
garam tersebut tertular penyakit gondok (Fauziati et al., 2010), telah di buat sarana
akibat garam kurang beryodium, bahkan produksi pengolahan garam baru dengan
dipercaya bahwa mengkonsumsi air sumur bahan stainless steel dengan kapasitas
garam Krayan ini dapat menghindari dari produksi 240 liter bahan baku, dihasilkan
penyakit gondok serta penyakit-penyakit produk garam curai lebih banyak
lainnya. dibandingkan dengan proses produksi lama
dengan kapasitas produksi yang sama. Dari

JRTI 119
Vol.11 No.2. Desember 2017
sisi waktu produksi pengolahan garam yang dipersyaratkan pada SNI 3556-2016,
baru waktu proses lebih hemat 50% kecuali produk yang dihasilkan baik curai
dibandingkan dengan waktu proses maupun padat, untuk unsur iodiumnya
produksi garam lama. Untuk mendapatkan masihdibawah standar yang dipersyaratkan
hasil produksi garam yang banyak perlu (min 30 mg/Kg). Dari aspek sosial ekonomi
beralih menggunakan peralatan modern Keberadaan sumur garam di Kecamatan
atau mesin (Budi, 1997). Dengan kata lain Krayan dapat meningkatkan pendapatan
perlu permodelan model dan strategi masyarakat, menyerap tenaga kerja cukup
pengembangan kawasan perbatasan besar, berguna untuk kesehatan serta
nunukan (Hamid, 2013). menjadi objek wisata. Kendala dalam
pengelolaan dan pemasarannya yaitu
I. Pemasaran produk garam masih diolah secara
Hasil produk yang dikemas dengan sederhana/tradisional sehingga ada
sederhana (plastik dan bambu) diambil kecenderungan kurang hygenis, dengan
oleh pedagang/para tengkulak setempat kemasan yang kurang menarik. Produk
dengan hanya Rp 20.000,-/kg, kemudian hanya dipasarkan ke para tengkulak di
oleh pedagang dipasarkan ke sekitar Kec. Kecamatan Krayan dan sekitarnya dan ke
Krayan dan Negara Tetangga Malaysia dan Negara Tetangga Malaysia dan Brunai
Brunai Darussalam. Kendala-kendala dalam Darussalam. Pada tahun 2008, faktor
pemasaran produk garam ini adalah belum transportasi merupakan kendala utama
ada produk yang berbentuk cair/kemasan bagi pengusaha garam Kecamatan Krayan
air mineral, kemasan produk kurang dalam memasarkan produknya dikarenakan
menarik konsumen, belum terbentuk jarak tempuh yang jauh serta memerlukan
koperasi persatuan petani garam, belum kebutuhan biaya yang cukup tinggi jika
diaspalnya jalan masuk ke lokasi, bangunan ingin dipasarkan ke luar wilayah Kabupaten
tempat memasak garam sudah mulai Nunukan.
rusak, belum ada investor yang menanam
modalnya dibidang ini. Berdasarkan Saran
Peraturan Menteri Perindustrian Republik Mengingat sumur garam ini
Indonesia Nomor : 42/M-IND/PER/11/2005 merupakan aset daerah dan termasuk
semua produk garam beryodium harus langka di dunia, maka dengan ini di
berdasarkan pedoman Pengolahan, sarankan agar memperhatikan bahan baku
Pengemasan dan Pelabelan. Garam produk garam (air sumur garam)
beryodium yang diperdagangkan wajib mempunyai kandungan iodium yang cukup
dikemas dan diberi label (Wahyuni, 2007). tinggi (94,89 mg/kg) semestinya dapat
Kendala tersebut sejalan dengan menghasilkan produk yang mempunyai
penelitian, Heriansah dan Fathuddin (2014) kandungan iodium sesuai dengan standar
menemukan jika di sisi rantai yang paling yang ditetapkan jika teknologi proses
hulu yakni petani garam memiliki posisi pembuatannya dilakukan dengan benar.
tawar yang sangat lemah dikarenakan jalur Kemasan produknya dibuat memenuhi
distribusi garam yang inefisien dan persyaratan dan menarik para konsumen,
ketergantungan pada tengkulak. agar dapat menjadi garam meja dan
dipasarkan ke manca negara, hotel,
KESIMPULAN DAN SARAN restoran dan rumah makan. Untuk
Kesimpulan mengolah dari bahan baku menjadi barang
Dari aspek kelayakan garam jadi sebaiknya menggunakan teknologi
konsumsi Kandungan kimia yang terdapat yang ramah lingkungan dan hemat energi,
dalam air sumur garam seperti NaCl, KIO3, tidak menggunakan kayu bakar,
Pb, Cu, Hg dan As dapat digunakan sebagai menggunakan bahan anti karat (stainless
bahan baku garam konsumsi sesuai dengan

120 Syachrumsyah Asri


Pengelolaan Sumur Garam Darat di Krayan Kabupaten Nunukan
steel), diolah secara mekanis/pabrikan, dan Kalimantan Timur. Jurnal Tropical
diproduksi dalam bentuk cair. Pharm. Chem. 1(4) : 287-292.
Heryanto R,., Supriatna S., dan Abidin HZ.,
DAFTAR PUSTAKA 1995. Geologi Lembar Malinau. P3G.
Amalia. 2007. Teknologi Pengawetan Bandung. Hal : 21.
Pangan. Terjemahan UI Press. Jacob Rais. 2004. Percepatan
Jakarta. Pembangunan Wilayah Perbatasan
Assadad, L., Utomo, B. S. . 2011. Guna Meningkatkan Kesejahteraan
Pemanfaatan Garam Dalam Industri Masyarakat Dalam Rangka
Pengolahan. Buletin Pascapanen dan Memperkokh NKRI. Lemhanas.
Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, Jakarta.
Vol. 6 (1) : 26 – 37. Fathuddin dan Heriansah. 2014. Analisis
Asri, S. 2008. Penelitian Sumur Garam Tata Niaga Garam Untuk
Diatas Gunung di Kecamatan Pengembangan Usaha Garam Rakyat
Krayan Kabupaten. Nunukan. di Kabupaten Pangkep.
Balitbangda Provinsi Kalimantan Fauziati, Adiningsih,Y., dan Sulharman.
Timur. Samarinda. 2010. Perbaikan Proses Garam
Badan Penelitian dan Pengembangan Komsumsi Beryodium Dari Sumur Air
Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Garam Untuk Masyarakat Perbatasan
2015. Kebijakan Strategis Utara Kalimantan Timur.Jurnal Riset
Pembangunan Daerah Ilmu Industri IV (3) : 25-30.
Pengetahuan dan Teknologi Kementerian Perindustrian. 2016. Garam
(JAKSTRADA IPTEK) Provinsi Industri Masih Bergantung Impor.
Kalimantan Timur Tahun (2015- http://kemenperin.go.id/artikel/11298
2019). Balitbangda Provinsi . 11 Desember 2017. (14:35).
Kalimantan Timur. Samarinda. Klikdokter. 2016. Garam.
Budi Nur Prasetyo. 1997. Prototipe Alat http://www.klikdokter. 27 April 2016.
Washing garam Untuk Skala Industri (15:10).
Garam Rakyat. Balai Penelitian dan Kurniawan, B. A., Suryono, A. dan Saleh, C.
Pengembangan Industri. Semarang. (2014). Implementasi Program Dana
Burhanuddin. 2001. Stategi Pengembangan Bantuan Pemberdayaan Usaha Garam
Industri Garam Di Indonesia. Rakyat (PUGAR) Dalam Rangka
Kanisius. Yogjakarta. Pengembangan Wirausaha Garam
Bateman, Alan M.1981. Economic Mineral Rakyat (Studi Pada Dinas Kelautan
Deposit. Jhon Welly and Sans, Inc. dan Perikanan Kabupaten Sumenep).
New York. Wacana, Vol 17 (3): 136-148.
Efendy, M., Heryanto, A., Sidik, R. F., & Palupi, L.2003. Stabilkah Kalium, Iodat
Muhsoni, F. F. 2016. Perencanaan dalam Garam. Warta Gaky Vol. 4 : 6-
Usaha Korporatisasi Usaha Garam 8. Jakarta.
Rakyat. Sekretariat Direktorat Peraturan Menteri Perindustrian Republik
Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Indonesia Nomor : 42/M-
Kementerian Kelautan dan Perikanan. IND/PER/11/2005 tentang
Jakarta. Pengolahan, Pengemasan dan
Hamid. 2003. Model dan Strategi Pelabelan Garam Beriodium.
Pengembangan Kawasan Perbatasan http://jdih.pom.go.id/showpdf. 11
Nunukan. BPTP. Jakarta. Desember 2017. Hal : 439. (15:00).
Herman dan Rolan R. 2012. Analisis Pratama, R. 2012. Gangguan Akibat
Kandungan Garam Gunung Asal Kekurangan Yodium (GAKY) di
Krayan Kabupaten Nunukan Masyarakat. Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Binawan. Jakarta.

JRTI 121
Vol.11 No.2. Desember 2017
Rochwulaningsih, Y. 2013. Tata Niaga https://shalifijarresearchcenter.wordp
Garam Rakyat dalam Kajian ress.com. 12 Desember 2017.
Struktural. Jurnal Sejarah CITRA (10:00).
LEKHA Vol XVII : 59-66. Wahyuni, R. T. 2007. Analisis Faktor-faktor
Rositawari, A. L., Taslim, C. M. dan yang Mempengaruhi Output Industri
Soetrisnanto, D. 2013. Rekristalisasi Garam Beryodium di Indonesia.
Garam Rakyat dari Daerah Demak Institut Pertanian Bogor.
untuk Mencapai SNI Garam Widodo, Joko. 2006. Analisis Kebijakan
Industri. Jurnal Teknologi Kimia dan Publik. Bayu Media Publishing.
Industri, Vol. 2 (4), pp. 217-225. Malang.
Standar Nasional Indonesia (SNI) 3556 : Wilarso, D dan Wahyuningsih. 1995.
2016. (2016) Garam Konsumsi Peningkatan Teknologi Proses
Beriodium. Badan Standarisasi Pengolahan Garam Rakyat Menjadi
Nasional. Jakarta. Garam Industri Dengan Tenaga
Syarifudin, A. (2013). Kebijakan Garam Surya. Balai Penelitian dan
Nasional Dilema Potensi dan Pengembangan Industri. Semarang.
Permasalahan Produksi.

122 Syachrumsyah Asri


Pengelolaan Sumur Garam Darat di Krayan Kabupaten Nunukan

Anda mungkin juga menyukai