Syachrumsyah Asri
Peneliti Utama Balitbangda Provinsi Kalimantan Timur
Jl. MT. Haryono Samarinda 75124; Telp. (0541) 201446; FAX. (0541) 732286
e-mail : syachrumsyahasri@yahoo.com
ABSTRAK
Garam rakyat yang berasal dari sumur garam diatas gunung pada ketinggian 800-900 m diatas
permukaan laut merupakan satu-satunya sumur garam di Krayan Kabupaten Nunukan wilayah
perbatasan dan telah dikonsumsi oleh masyarakat disekitarnya dan dijual ke wilayah Malaysia dan
Brunei Darusallam. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aspek geologi sehingga terjadi sumur
garam dilokasi itu, aspek mutu g aram apakah memenuhi SNI garam konsumsi, kendala dalam
pengolahan dan pemasaran hasil produksi garamnya. Metode dalam penelitian ini adala h
pengambilan data primer meliputi survey lapang an, wawancara langsung dengan pengelola usaha
garam rakyat dan masyarakat pengguna yang me ngkonsumsi garam tersebut, sampling bahan baku
garam, produk garam dan analisis laboratorium untuk mengetahui kualitas bahan baku garam (air
sum ur garam) dan produk garam curai dan garam p adat. Hasil penelitian menunjukkan secara
geologi sumur garam terletak pada satuan morfologi dat aran tinggi dan formasi batuan berumur pra
tersier (formasi Long Bawan) serta struktur geologi lipatan dan geser, sehingga terjadi pemunculan
sumur garam pada kaki perbukitan dengan kedalaman ± 3 m yang menyebar pada 9 desa dengan 15
titik su mur. Produk air garam dapat digunakan sebagai bahan baku garam konsumsi sesuai syarat
pada SNI 3556:2016, kecuali produk yang dihasilkan baik curai maupun padat kadar Iodium berada
dibawah standar yang dipersyaratkan (minimal 30 mg/kg ). Namun ada kendala dalam pemasaran
karena masih diolah secara sederhana sehingga kurang higienis.
ABSTRACT
Salt which comes from salt wells on the mountain at an altitude of 800-900 meters above sea level is
the only salt wells in East Kalimantan and has been consumed by the surrounding com munity and
also sold to Malaysia and Brunei Darussalam. Therefore, it is necessary to examine the geological
aspect resulting in salts well in the location, whether it meets Indonesian National Standard (SNI) for
consumption salts, socio-economy impacts for surrounding communities, constraints in the processing
and marketing of salt products.The method of this research was the primary data collection through
field survey, interviews with the owners of salt business and surrounding communities as a consumer
of the salt, sampling the raw material of the salt and laboratory analysis to determin e the quality of
raw material of the salt (water of salt well) and loose and solid products of salts.The result of this
research showed that in geological aspect, salt well was located in morphological unit of highlands
and pre-tertiary rock formations (Long Bawan Formations) as well as fold and shear geological
structure, resulting in the appearance of the salt wells in the foothills with 3 meters depth which were
spread in 9 villages with 15 well spots.Brine products could be used as raw materials of consumption
salt according to SNI 3556: 2016. Products which were produced in either loose or solid, were below
the standard required (at least 30 mg/kg). However, there are some difficulties in the marketing
because the salt was still processed in the tr aditional way making it less hygienic.
JRTI 109
Vol.11 No.2. Desember 2017
K
PENDAHULUAN berkurang. Garam konsumsi beriodium
ementerian Perindustrian (2016) adalah produk makanan yang komponen
memproyeksikan kebutuhan garam utamanya adalah Natrium Chlorida (NaCl)
untuk industri akan terus dengan penambahan Kalium Iodat (Palupi ,
meningkat sekitar 50.000 ton 2003). Mengingat garam rakyat dari
setiap tahun, tingginya kebutuhan garam Kabupaten tersebut adalah satu- satunya
ini dipicu oleh industri pangan nasional produk garam yang dihasilkan dari
yang terus tumbuh. Kalimantan Utara dan merupakan bahan
Daerah Provinsi Kalimantan Timur tambahan makanan yang mutlak
dan Kalimantan Utara berbatasan langsung diperlukan untuk kebutuhan khususnya
dengan Negara tetangga Malaysia ada tiga Kabupaten Nunukan dan sekitarnya dan
kabupaten yaitu Kabupaten Nunukan, bahkan telah dikonsumsi oleh Negara
Kabupaten Malinau dan Kabupaten tetangga Malaysia dan Brunai Darussalam ,
Mahakam Ulu yang membentang dari timur untuk itu perlu ditingkatkan kualitasnya
kebarat sepanjang 1038 km terdiri dari 15 sesuai yang dipersyaratkan pada SNI 3556
(lima belas) kecamatan dengan luas total - 2016 untuk garam konsumsi beriodium.
areal 57.731,64 Km2 (Balitbangda Kaltim, Perlu diketahui bahwa garam konsumsi
2015). Khususnya kabupaten Nunukan beriodium wajib menerapkan SNI, sebelum
yang berada di kawasan perbatasan produk tersebut dijual dipasaran.
Kalimantan Utara langsung dengan kota Berdasarkan latar belakang dan
Tawao Malaysia yang berjarak hanya ± 40 kondisi tersebut diatas dan mengingat
Km dengan arus barang keluar masuk yang garam rakyat dari Kabupaten Nunukan
cukup besar. adalah satu-satunya di Kalimantan Utara,
Selain memiliki sumber daya alam maka dilakukan kegiatan penelitian yang
perkebuna, pertanian dan potensi sumber dapat memberikan data tentang kondisi
daya alam meliputi Kakao , lada, hasil garam rakyat dari Nunukan baik kualitas
pertanian lainnya, kabupaten Nunukan maupun kuantitasnya terhadap masyarakat
juga memilki sumber bahan baku garam setempat serta diharapkan dapat dijadikan
rakyat yang berupa sumur garam di atas produk unggulan daerah. Seiring dengan
gunung dengan ketinggian antara 800 – peningkatan jumlah penduduk dan
900 dpl adalah satu- satunya di daerah perkembangan industri, kebutuhan garam
Kalimantan Utara bahkan di Indonesia . nasional dari tahun ke tahun semakin
Garam rakyat yang berasal dari sumur meningkat (Assadad dan Utomo, 2011).
tersebut merupakan bahan baku yang Tujuan dari penelitian ini antara lain :
digunakan oleh masyarakat Kecamatan a. Untuk mengetahui pengaruh aspek
Krayan Kabupaten Nunukan untuk geologi atas terjadinya sumur garam.
membuat garam konsumsi yang digunakan b. Untuk mengetahui aspek mutu garam
sebagai kebutuhan lokal dan bahkan sudah berdasarkan standard SNI 3556:2016
dijual ke negara tetangga yaitu Malaysia garam konsumsi.
dan Brunai Darusallam dan konon
berdasarkan informasi dari masyarakat METODE PENELITIAN
Negara tetangga yang mengkosumsi a. Bahan
garam rakyat tersebut menyatakan bahan Garam berasal dari 2 (dua) lokasi
garam ini mempunyai kelebihan karena bila sumur yakni di Desa Long Midang dan
digunakan untuk sayur hijau daun (klorofil) dilakukan pengujian terhadap bahan baku
tetap warna hijau dan segar. Kelebihan garam(air sumur 1 dan air sumur 2) dan
bahan baku air garam yang berasal dari produknya berupa garam curai dan padat
sumber sumur tersebut mengandung di Laboratorium Baristand Industri
iodium , namun setelah produk garam Samarinda.
selesai diproses kandungan iodiumnya
JRTI 111
Vol.11 No.2. Desember 2017
umumnya bebas dari kontaminasi NaCl juga mengandung garam-garam
organisme ini. terlarut lainnya. Komposisi garam terlarut
Air asin di bawah permukaan tanah ini bervariasi menurut tempat, lingkungan
terdapat dalam batupasir dan batuan porus dan kedalaman lautnya. Kandungan zat
yang menyimpan air formasi (air yang dalam air laut kurang lebih sebagai berikut:
terjebak ketika tubuh batuan terbentuk)
atau air laut, beberapa air asin berasal dari Tabel 1. Kandungan Zat Dalam Air Laut
pelarutan perlapisan batu-garam. Air asin No Komposisi Garam Laut Massa, %
juga dihasilkan oleh hadirnya air tawar ke 1 Air (H2O) 97,03 %
dalam perlapisan garam yang 2 Natrium Chlorida( NaCl) 2,67 %
menghasilkan air asin. Playas. Garam, 3 Kalsium Sulfat 0,176 %
bersama dengan boraks, garam abu 4 Garam magnesium, 0,078 %
Oksida besi dan
(kalium karbonat), dan bahan-kimia
Aluminium
lainnya, terbentuk sebagai endapan
5 Zat takterlarut 0,034 %
permukaan dari pengeringan danau garam. 6 Lain-lain 0,01 %
Hal seperti itu juga terjadi pada pantai Keterangan : fraksi massa adalah
pasir dan tanah liat playa rawa. Kubah bobot/bobot
Garam berisi garam yang sangat tebal yang adbk adalah atas dasar
berasosiasi dengan gips dan anhidrit. Asal bahan kering
dari Endapan Garam. Lapisan Garam
berasal dari penguapan air yang bersifat Garam konsumsi beriodium adalah
asin. Prosesnya adalah sederhana; produk makanan yang komponen
pengurangan volume air mengakibatkan utamanya Natrium Khlorida (NaCl)
meningkatnya kejenuhan, pada awalnya dengan penambahan Kalium Iodat (KIO3 )
terbentuk gips atau anhidrit terlebih sebagai senyawa Iodium. Garam konsumsi
dahulu, untuk berikutnya garam, dan beriodium adalah salah satu produk yang
kemudiannya garam abu (kalium karbonat) merupakan wajib SNI dan wajib
dan mineral-mineral lain. menerapkan SNI sebelum produk tersebut
dijual kepasaran. Secara teoritis, garam
B. Iodium yang berasal dari penguapan air laut
Iodium adalah unsur nonmetallic mempunyai kadar NaCl 97% lebih, akan
paling berat, dan uap air nya adalah salah tetapi dalam praktek umumnya lebih
satu gas yang dikenal paling berat. Pada rendah. Hal tersebut disebabkan antara
umumnya terdapat dalam jumlah yang lain: kualitas air laut,cara pembuatan,dan
kecil berupa mineral, sayuran, dan hewan hal lain yang mempengaruhi kristalisasi
dan diperoleh sebagai hasil samping dari garam.
air asin alami, dan tumbuhan laut. Iodium
digunakan untuk tujuan industri dan D. Aspek Geologi
biologi. Kekurangan atas iodium di dalam Daerah penelitian disusun oleh dua
makanan menyebabkan gondok, dan satuan morfologi yaitu satuan morfologi
pencegahannya adalah dengan dataran tinggi dan satuan morfologi
penambahan Kalium Iodida ke dalam perbukitan. Satuan batuan yang terdapat di
garam halus untuk makanan dan minuman. dalam daerah penyelidikan terdiri dari
batuan dari yang berumur pra-Tersier
C. Garam Konsumsi yang terdiri dari dua satuan formasi yaitu
Garam adalah senyawa mineral Formasi Long Bawan dan Formasi Lurah
berbentuk kristal berwarna putih yang serta batuan berumur Kuarter berupa
diperoleh dari cara penguapan air laut. Air endapan aluvial. (peta geologi long bawan
laut sebagai sumber bahan baku terlihat pada Gambar 1). Struktur yang
pembuatan garam selain mengandung berkembang di daerah ini adalah perlipatan
JRTI 113
Vol.11 No.2. Desember 2017
Formasi Lurah : abu yang mengandung evaporit air garam
Formasi Lurah (KTlu) ini menempati dan sisipan lapisan batubara. Umur formasi
sekitar 35 % daerah penelitian, yakni di ini diduga Kapur Atas sampai Paleosen,
bagian Tengah-Tenggara. Litologi terdiri lingkungan pengendapan fluviatil-lagoon.
dari batupasir abu-abu kehijauan,
felsparan dan mikaan, berbutir halus- Alluvium :
sedang. Pada bagian atasnya ditempati Alluvium terdiri dari Lumpur, lanau,
batugamping, lanau dan argilit. Umur pasir, kerikil dan kerakal.
formasi ini diduga Kapur Atas sampai Struktur geologi yang terdapat di
Paleosen, lingkungan pengendapan tepi daerah penelitian adalah struktur lipatan
benua. yang terdiri dari sinklin dan antiklin berarah
umum hampir Utara-Selatan. Selain
Formasi Long Bawan : struktur lipatan tersebut, terdapat struktur
Formasi Long Bawan (KTlb) ini sesar berupa sesar mendatar berarah
menempati sekitar 65 % daerah penelitian, hamper Barat, Barat Laut-Timur Tenggara,
yakni di bagian Tengah-Barat Laut. Litologi sesar ini memotong beberapa sesar normal
terdiri dari argilit abu-abu, hijau dan jingga, dan sesar naik berarah Utara – Selatan di
bersisipan dengan batupasir arkosa abu- beberapa tempat, (Heryanto et al., 1995).
JRTI 115
Vol.11 No.2. Desember 2017
tersebut yang berasal dari Air Sumur 2 memenuhi standar mutu garam konsumsi
bukan berasal dari air laut dan hasilnya yakni ˂ 30 mg/Kg. Kadar Iodium yang
mendekati bahan baku garam pada terdapat pada bahan baku garam tersebut
umumnya yakni air laut . adalah alami, diduga berasal dari proses
Hasil analis kadar iodium KIO3 pelapukan batuan mineral.
sebesar 1,77 mg/Kg, nilai tersebut tidak
Tabel 4. Hasil Analisa Bahan Baku Garam (Air Sumur 1 Dan Sumur 2)
No Parameter Satuan Air Air Syarat Mutu Air
Sumur Sumur garam Konsumsi
garam 1 garam 2 Beriodium
(Bahan Baku)
1 Kadar Air Fraksi - - -
massa,%
2 Natrum Khlorida Fraksi 2,42 2,175 -
(NaCl), adbk massa,%
3 Kadar iodium mg/Kg 94,89 1,77 -
sbg KIO3
4 Cemaran Logam
Timbal (Pb) mg/Kg 2,87 2,21 -
Tembaga (Cu) mg/Kg 3,31 3,73 -
Kadmium (Cd) mg/Kg - - -
Raksa (Hg) mg/Kg ˂ 0,0001 ˂ 0,0001 -
Arsen (As) mg/Kg TTD TTD -
JRTI 117
Vol.11 No.2. Desember 2017
Hasil analisis kadar NaCl adalah yang telah ditetapkan SNI 3556:2016
94,42 % sedangkan berdasarkan syarat garam konsumsi.
mutu SNI adalah 94,7 %. Sehingga produk
garam curai dari Kec. Krayan tersebut 6. Produk Garam Padat dari Sumur 2
memenuhi syarat mutu garam konsumsi Hasil analisis kadar air produk
sesuai yang dipersyaratkan SNI 3556:2016 garam padat sebesar 2,37 % dan
sebagai garam konsumsi. berdasarkan syarat mutu SNI 3556:2016
Hasil analisis parameter KIO3 adalah Garam konsumsi sebesar 7 % b/b sehingga
5,81 mg/kg, sedangkan berdasarkan syarat memenuhi standar mutu garam yang
mutu SNI 3556:2016 adalah min 30,0 dipersyaratkan. Kadar NaCl produk garam
mg/Kg maka produk garam tersebut tidak padat adalah 96,49 % dan berdasarkan
memenuhi syarat kandungan Iodium dalam standar mutu garam konsumsi sesuai SNI
garam konsumsi sesuai standar yang 3556:2016 adalah sebesar 94,7 mg/Kg,
ditetapkan. sehingga memenuhi standar mutu garam
Hasil analisis logam ( Pb.Cu, Hg dan sesuai yang dipersyaratkan.
As) adalah tidak terdeteksi syarat mutu Kadar iodium sebagai KIO3 adalah
garam sesuai SNI 3556:2016 masing- 0,72% sedangkan berdasarkan SNI
masing adalah maks 10 mg/Kg; maks 10 3556:2016 min 30 mg/Kg, maka produk
mg/Kg; maks 0,1 mg/Kg dan maks 0,1 garam tersebut tidak memenuhi syarat
mg/Kg maka produk garam tersebut kandungan Iodium dalam garam konsumsi
memenuhi standar yang telah ditetapkan sesuai standar yang ditetapkan.
SNI 3556:2016 garam konsumsi. Berdasarkan hasil analisa bahwa parameter
logam (Pb,Cu, Hg dan As) adalah masing-
5. Produk Garam Padat dari Sumur 1 masing tidak terdeteksi maka produk
Berdasarkan hasil analisis,bahwa garam tersebut memenuhi standar yang
Kadar air produk garam padat sebesar telah ditetapkan SNI 3556:2016 garam
4,58% dan berdasarkan syarat mutu SNI konsumsi.
3556:2016 garam konsumsi sebesar 7%
b/b sehingga memenuhi standar mutu G. Aspek Sosial Ekonomi
garam yang dipersyaratkan. Dua masalah umum yang dihadapi
Hasil analisis kadar NaCl produk komoditi garam nasional yaitu produksi dan
garam padat adalah 96, 12 % dan distribusi. Dari sisi produksi, permasalahan
berdasarkan standar mutu garam konsumsi komoditi garam disebabkan karena
sesuai SNI 3556:2016 adalah sebesar 94,7 beberapa faktor diantaranya
mg/Kg, sehingga memenuhi standar mutu ketergantungan produksi garam pada iklim,
garam sesuai yang dipersyaratkan. teknologi yang digunakan, sifat produksi
Kadar iodium sebagai KIO3 adalah garam yang padat karya, lokasi areal
tidak terdeteksi atau tidak mengandung pegaraman yang mempunyai skala yang
iodium, sedangkan produk garam tersebut bervariasi, petani garam yang secara sosial
berasal dari air sumur garam 1 kadar ekonomi lemah, keterbatasan modal, serta
iodiumnya adalah 1,77 % garam dalam struktur kepemilikan lahan. Faktor-faktor
larutan, maka produk garam tersebut tidak tersebut merupakan potret masalah di
memenuhi syarat kandungan Iodium dalam industri garam Indonesia (Syarifudin,
garam konsumsi sesuai standar yang 2013). Berdasarkan analisis
ditetapkan Rochwulaningsih (2013) walaupun ada
Hasil analisis bahwa parameter banyak importir produsen dan importir
logam (Pb,Cu, Hg dan As) adalah masing- terdaftar, dalam kenyataanya distribusi
masing sebesar 10,31;6,21; kurang dari bahan baku garam di Indonesia hanya
0.0001 mg/Kg dan tidak terdeteksi maka dikuasai oleh beberapa importir produsen.
produk garam tersebut memenuhi standar Dengan adanya sumur garam di Kecamatan
JRTI 119
Vol.11 No.2. Desember 2017
sisi waktu produksi pengolahan garam yang dipersyaratkan pada SNI 3556-2016,
baru waktu proses lebih hemat 50% kecuali produk yang dihasilkan baik curai
dibandingkan dengan waktu proses maupun padat, untuk unsur iodiumnya
produksi garam lama. Untuk mendapatkan masihdibawah standar yang dipersyaratkan
hasil produksi garam yang banyak perlu (min 30 mg/Kg). Dari aspek sosial ekonomi
beralih menggunakan peralatan modern Keberadaan sumur garam di Kecamatan
atau mesin (Budi, 1997). Dengan kata lain Krayan dapat meningkatkan pendapatan
perlu permodelan model dan strategi masyarakat, menyerap tenaga kerja cukup
pengembangan kawasan perbatasan besar, berguna untuk kesehatan serta
nunukan (Hamid, 2013). menjadi objek wisata. Kendala dalam
pengelolaan dan pemasarannya yaitu
I. Pemasaran produk garam masih diolah secara
Hasil produk yang dikemas dengan sederhana/tradisional sehingga ada
sederhana (plastik dan bambu) diambil kecenderungan kurang hygenis, dengan
oleh pedagang/para tengkulak setempat kemasan yang kurang menarik. Produk
dengan hanya Rp 20.000,-/kg, kemudian hanya dipasarkan ke para tengkulak di
oleh pedagang dipasarkan ke sekitar Kec. Kecamatan Krayan dan sekitarnya dan ke
Krayan dan Negara Tetangga Malaysia dan Negara Tetangga Malaysia dan Brunai
Brunai Darussalam. Kendala-kendala dalam Darussalam. Pada tahun 2008, faktor
pemasaran produk garam ini adalah belum transportasi merupakan kendala utama
ada produk yang berbentuk cair/kemasan bagi pengusaha garam Kecamatan Krayan
air mineral, kemasan produk kurang dalam memasarkan produknya dikarenakan
menarik konsumen, belum terbentuk jarak tempuh yang jauh serta memerlukan
koperasi persatuan petani garam, belum kebutuhan biaya yang cukup tinggi jika
diaspalnya jalan masuk ke lokasi, bangunan ingin dipasarkan ke luar wilayah Kabupaten
tempat memasak garam sudah mulai Nunukan.
rusak, belum ada investor yang menanam
modalnya dibidang ini. Berdasarkan Saran
Peraturan Menteri Perindustrian Republik Mengingat sumur garam ini
Indonesia Nomor : 42/M-IND/PER/11/2005 merupakan aset daerah dan termasuk
semua produk garam beryodium harus langka di dunia, maka dengan ini di
berdasarkan pedoman Pengolahan, sarankan agar memperhatikan bahan baku
Pengemasan dan Pelabelan. Garam produk garam (air sumur garam)
beryodium yang diperdagangkan wajib mempunyai kandungan iodium yang cukup
dikemas dan diberi label (Wahyuni, 2007). tinggi (94,89 mg/kg) semestinya dapat
Kendala tersebut sejalan dengan menghasilkan produk yang mempunyai
penelitian, Heriansah dan Fathuddin (2014) kandungan iodium sesuai dengan standar
menemukan jika di sisi rantai yang paling yang ditetapkan jika teknologi proses
hulu yakni petani garam memiliki posisi pembuatannya dilakukan dengan benar.
tawar yang sangat lemah dikarenakan jalur Kemasan produknya dibuat memenuhi
distribusi garam yang inefisien dan persyaratan dan menarik para konsumen,
ketergantungan pada tengkulak. agar dapat menjadi garam meja dan
dipasarkan ke manca negara, hotel,
KESIMPULAN DAN SARAN restoran dan rumah makan. Untuk
Kesimpulan mengolah dari bahan baku menjadi barang
Dari aspek kelayakan garam jadi sebaiknya menggunakan teknologi
konsumsi Kandungan kimia yang terdapat yang ramah lingkungan dan hemat energi,
dalam air sumur garam seperti NaCl, KIO3, tidak menggunakan kayu bakar,
Pb, Cu, Hg dan As dapat digunakan sebagai menggunakan bahan anti karat (stainless
bahan baku garam konsumsi sesuai dengan
JRTI 121
Vol.11 No.2. Desember 2017
Rochwulaningsih, Y. 2013. Tata Niaga https://shalifijarresearchcenter.wordp
Garam Rakyat dalam Kajian ress.com. 12 Desember 2017.
Struktural. Jurnal Sejarah CITRA (10:00).
LEKHA Vol XVII : 59-66. Wahyuni, R. T. 2007. Analisis Faktor-faktor
Rositawari, A. L., Taslim, C. M. dan yang Mempengaruhi Output Industri
Soetrisnanto, D. 2013. Rekristalisasi Garam Beryodium di Indonesia.
Garam Rakyat dari Daerah Demak Institut Pertanian Bogor.
untuk Mencapai SNI Garam Widodo, Joko. 2006. Analisis Kebijakan
Industri. Jurnal Teknologi Kimia dan Publik. Bayu Media Publishing.
Industri, Vol. 2 (4), pp. 217-225. Malang.
Standar Nasional Indonesia (SNI) 3556 : Wilarso, D dan Wahyuningsih. 1995.
2016. (2016) Garam Konsumsi Peningkatan Teknologi Proses
Beriodium. Badan Standarisasi Pengolahan Garam Rakyat Menjadi
Nasional. Jakarta. Garam Industri Dengan Tenaga
Syarifudin, A. (2013). Kebijakan Garam Surya. Balai Penelitian dan
Nasional Dilema Potensi dan Pengembangan Industri. Semarang.
Permasalahan Produksi.