Cara sitasi (APA Style 7th): Syah, A. F., Dwiyitno, Shodiq, S. J., Rini, R. L. T., & Simatupang, S. T. I. (2022).
Evaluasi unit pengolahan garam washing plant dalam meningkatkan mutu dan daya saing garam rakyat.
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia, 25(3), 464-474. http://dx.doi.org/10.17844/jphpi.v25i3.43022
Abstrak
Dalam rangka mengurangi ketergantungan pada garam impor, maka diperlukan peningkatan
kualitas garam dalam negeri. Salah satu upaya peningkatan kualitas garam yang dilakukan Kementerian
Kelautan dan Perikanan (KKP) adalah menggunakan teknologi washing plant. Penelitian ini bertujuan
untuk mengevaluasi unit pengolahan garam washing plant yang digunakan untuk meningkatkan kualitas
garam rakyat di Jawa timur yaitu di Kabupaten Sampang dan Pasuruan. Penelitian dilakukan dengan
pendekatan riset evaluasi. Sampel garam sebelum dan setelah melewati washing plant dianalisis mutunya
yang meliputi kadar NaCl, kadar air, komponen tak larut, kandungan mineral pengotor (Ca dan Mg), dan
logam berat (Fe). Hasil penelitian menunjukkan kualitas garam rakyat sebelum mengalami proses pencucian
belum memenuhi syarat sebagai garam konsumsi (SNI 4435-2017), namun setelah melewati washing plant
kandungan NaCl mengalami peningkatan dari 93% menjadi 95–96%. Di sisi yang lain, mineral pengotor
(Ca dan Mg), dan logam berat (Fe) mengalami penurunan yaitu untuk Ca dari 877-1799 ppm menjadi
399-1101 ppm; Mg dari 2462-8064 ppm menjadi 793-992 ppm; dan Fe dari 23-43 ppm menjadi 8-11 ppm.
Secara umum hasil uji paired t-test menunjukkan adanya perbedaan mutu garam yang cukup signifikan
antara sebelum dan sesudah proses pencucian. Hasil ini menunjukkan bahwa washing plant yang digunakan
dapat meningkatkan kualitas garam rakyat.
Kata kunci: garam rakyat, kualitas garam, unit pencucian garam
pengolahan garam tersebut. Penelitian ini Sampang, dan Desa Raci, Pasuruan, masing-
bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas dan masing sebanyak 3 kg. Garam yang diteliti
kemampuan unit pengolahan garam tersebut meliputi garam rakyat yang tidak maupun
dalam meningkatkan kualitas garam rakyat. sudah melalui proses pencucian dengan
Hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi washing plant. Selain garam, bahan-bahan
pemangku kepentingan terkait, khususnya yang digunakan dalam penelitian ini antara
terkait evaluasi program aplikasi mesin lain perak nitrat (AgNO3), larutan asam
washing plant untuk perbaikan mutu garam nitrat (HNO3) pekat, larutan asam sulfat
rakyat. (H2SO4) pekat, larutan standar Ca, Mg, dan Fe
serta air aquademineralisata.
BAHAN DAN METODE Alat pencucian garam yang digunakan
Bahan dan Alat merupakan unit washing plant pada setiap
Bahan utama pada penelitian ini adalah lokasi dengan karakteristik alat dan alur
garam rakyat yang diperoleh dari unit proses terdapat pada Gambar 1 dan Tabel 1.
pengolahan garam di Desa Pangarengan, Adapun peralatan analisis yang digunakan
c d
Gambar 1 Unit washing plant dengan beberapa komponennya (a) belt conveyor ; (b) disk milling
dan mesin pencucian; (c) penirisan dan mesin pengering; (d) mesin pengering; (e)
mesin iodasi; (f) mesin pengayakan dan silo/penampungan; (g) mesin packing
meliputi timbangan analitik, titrator, oven, sampai menjadi butiran yang halus. Butiran-
microwave digestor, dan Inductively Coupled butiran halus garam tersebut kemudian
Plasma-Optical Emission Spectrometry (ICP- masuk ke dalam bak penampungan mesin
OES). pencucian (screw conveyor), di mana pada bak
penampungan ini terdapat water injector yang
Metode berfungsi untuk mencuci kotoran-kotoran di
Pengambilan sampel garam hasil proses permukaan luar garam. Bersamaan dengan itu
pencucian sebanyak 3 kg dilakukan untuk pula fungsi screw conveyor mendistribusikan
mengetahui kualitas/mutu garam yang garam bersih menuju mesin centrifugal dryer.
dihasilkan dari teknologi washing plant. Mutu Proses finishing atau proses pengeringan
garam yang dihasilkan dari teknologi washing garam pada mesin rotary dryer ini berlangsung
plant dibandingkan dengan garam yang tidak secara kontinu menggunakan panas yang
dilakukan pengolahan dari hasil produksi berasal dari pengapian dengan bahan bakar
yang sama. Untuk membandingkan dengan gas LPG. Setelah proses pengapian, garam
garam tanpa proses pencucian, pengambilan diberi yodium dengan mesin iodasi dengan
sampel juga dilakukan pada garam sebelum cara penyemprotan larutan KIO3 sebanyak
dilakukan proses pencucian yang kemudian 50 mg/kg garam. Kegiatan terus dilanjutkan
dianalisis kualitas garamnya di laboratorium. dengan pengayakan menggunakan saringan
Pengambilan sampel garam sebanyak tiga kali ukuran 40 mesh. Hasil pengayakan kemudian
ulangan masing-masing 1 kg dilakukan baik ditampung dan dikemas dengan mesin
dari garam hasil pengolahan washing plant pengemas pada karung kapasitas 50 kg.
maupun garam yang belum diolah dengan Penggerak utama pada mesin pengolah garam
washing plant. krosok ini menggunakan satu unit mesin
Tahapan pengolahan garam dengan mesin diesel dan dua unit motor listrik. Motor
washing plant, dimulai dengan pendistribusian listrik ini dapat disesuaikan kecepatannya
garam krosok melalui belt conveyor, dan masuk (maksimum 3.800 rpm) dengan mengatur
melalui wadah penampung (hopper) pada regulator voltase yang ada pada kotak kontrol
mesin milling. Proses yang terjadi pada mesin mesin tersebut. Secara umum alur pengolahan
milling ini adalah garam krosok dihancurkan garam menggunakan washing plant dapat
oleh roller blade secara kontinu (2,5 ton/jam) dilihat pada Gambar 2.
kualitas garam sebelum dan sesudah proses satu pusat tempat produksi garam rakyat. Luas
pencucian pada tingkat kepercayaan 95% lahan tambak untuk produksi garam di Desa
(α =0,05%). Pangarengan kurang lebih 625 ha, dengan
hasil produksi kurang lebih 60 ribu ton garam
HASIL DAN PEMBAHASAN pertahun.
Desa Pangarengan, Sampang
Kabupaten Sampang merupakan salah Desa Raci, Pasuruan
satu daerah dengan penghasil garam terbesar Desa Raci merupakan desa yang ada
di Indonesia (Gambar 3a). Produksi garam di Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan
di Kabupaten Sampang setiap tahunnya (Gambar 4). Kabupaten Pasuruan merupakan
mampu menghasilkan garam sebanyak daerah penghasil garam di Jawa Timur
399 ribu ton. Produksi garam di Madura dengan memanfaatkan sisi utara yang
60% dihasilkan oleh petambak garam yang merupakan daerah pesisir laut dengan
berada di Kabupaten Sampang. Produksi mayoritas masyarakat sebagai petani garam.
garam Sampang tersebar di lima kecamatan Proses produksi garam di Pasuruan masih
yakni Kecamatan Pangarengan, Sreseh, Jrengik, menggunakan sistem tradisional yang hanya
Camplong dan Sampang (Widiyastutik et al., menghasilkan garam dengan kualitas rendah.
2016). Sebagai bagian dari Kabupaten Rendahnya kualitas garam dikarenakan
Sampang, Desa Pangarengan merupakan salah cara tradisional dinilai masih kurang efektif
karena banyak kotoran yang terperangkap Pengotor dalam garam disebabkan proses
dalam kristal garam sehingga memengaruhi produksi yang masih tradisional dan bahan
kadar NaCl. Kualitas garam yang dihasilkan baku air laut yang tercemar oleh limbah pabrik.
di Kabupaten Pasuruan rata rata memiliki Menurut Arwiyah et al. (2016) pengotor
grade k2 dengan kadar NaCl kurang dari 94% dalam garam dihasilkan dari air bahan baku
(Sukesi, 2011). Desa Raci memiliki luasan garam yang berupa air laut yang didapatkan
wilayah sebesar 887 ha. Wilayah tersebut langsung dari laut memungkinkan air tersebut
digunakan untuk berbagai kebutuhan memiliki pencemar akibat banyaknya pabrik
penduduk seperti pemukiman dengan seluas yang membuang limbahnya ke aliran sungai
49,99 ha, tambak ikan dengan seluas 438,05 terbawa hingga ke lautan. Selain itu, tekstur
ha, tambak udang dengan luas 9,41 ha serta tanah meja penggaraman diduga juga dapat
tambak garam dengan luas 145,29 ha menyumbang pengotor dalam garam. Pada
penelitian ini, proses pencucian garam yang
Pengaruh Washing Plant Terhadap dilakukan dengan menggunakan washing
Kualitas Garam Rakyat plant menunjukkan dapat meningkatkan
Hasil analisis mutu garam dari dua kandungan NaCl garam. Hal ini terjadi karena
lokasi yang diteliti (Sampang dan Pasuruan) adanya pengurangan kandungan mineral
menunjukkan terjadi perbaikan mutu garam pengotor maupun pengotor fisik akibat proses
terhadap peningkatan kadar NaCl. Secara pencucian dengan larutan garam jenuh/brine
umum, sebelum melewati washing plant, water (Putri et al., 2020; Fitrayawati et al.,
mutu garam yang dihasilkan oleh petambak 2021). Garam hasil proses pencucian pada
garam rakyat dari kedua lokasi belum kedua lokasi memiliki kandungan NaCl 95-
memenuhi syarat untuk garam rumah tangga 96% (Gambar 5). Kadar NaCl tersebut telah
dengan kadar NaCl minimal 94% (SNI 4435- memenuhi syarat untuk garam rumah tangga
2017). Sebelum melewati mesin washing plant, (>94%) serta garam industri selain industri
kandungan NaCl garam rakyat dari Sampang farmasi (minimal 95%).
dan Pasuruhan sebesar 93%. Rendahnya Berdasarkan analisis uji statistik paired t
kualitas NaCl pada garam sebelum pencucian -test terhadap kadar NaCl didapat nilai sebesar
dipengaruhi oleh pengotor yang berada dalam 0,00<0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ada
garam (Putri et al., Fitrayawati et al., 2021). perbedaan signifikan antara kadar NaCl
Menurut Kharismanto et al. (2021) pengotor sebelum dan sesudah melewati washing plant.
dalam garam berupa Ca, Mg, Fe dan tanah. Kualitas garam rakyat sesudah melalui proses
Gambar 5 Kadar NaCl garam sebelum dan setelah melalui proses pencucian; * menunjukkan
terdapat perbedaan nyata pada tingkat kepercayaan 95%
washing plant meningkat, sehingga memenuhi tidak larut dalam air merupakan partikel
persyaratan SNI No 4435:2017 tentang bahan yang tidak larut dalam air misalnya debu,
baku garam kosumsi beryodium. Proses pasir dan mikroplastik (Kharismanto et al.,
pencucian garam dapat menaikan kualitas 2021). Tingginya komponen tak larut dapat
NaCl dalam garam sebesar 3%. Peningkatan menjadi indikator kemurnian garam yang
kualitas NaCl dalam proses pencucian rendah, baik oleh pengotor kimia maupun
dikarenakan beberapa pengotor dalam garam fisik (Putri et al., 2020; Fitriyawati et al., 2021).
ikut larut dalam air selama proses pencucian Kandungan komponen tak larut pada garam
(Putri et al., 2020; Fitrayawati et al., 2021). dari kedua lokasi umumnya relatif sama (0,41-
Proses pencucian dengan washing plant 0,45%) dan telah memenuhi syarat SNI garam
juga dapat mengurangi kadar air garam dan konsumsi (SNI 4435:2017), yaitu tidak lebih
komponen tak larut. Kadar air sampel garam dari 0,50% (Gambar 6). Pencucian garam
yang diteliti umumnya telah memenuhi syarat juga efektif menurunkan kandungan zat tidak
SNI 4435:2017 (kurang dari 7%). Namun larut menjadi 0,31%. Berdasarkan analisis
kadar air sebelum melewati washing plant uji statistik paired t-test didapat nilai sebesar
pada garam yang berasal dari Pasuruan lebih 0,00<0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ada
tinggi dibandingkan dengan garam yang perbedaan signifikan antara komponen tak
berasal dari Sampang. Pencucian garam larut sebelum dan sesudah melewati washing
dengan washing plant di kedua lokasi telah plant.
mampu menurunkan kadar air garam hingga Ca, Mg dan Fe merupakan zat pengotor
kurang dari 2% (Gambar 6). Berdasarkan yang sering menjadi parameter mutu garam.
analisis uji statistik paired t-test didapat nilai Kandungan zat pengotor yang tinggi dapat
sebesar 0,04<0,05. Hal ini menunjukkan menurunkan kualitas garam rakyat. Pada
bahwa ada perbedaan signifikan antara penelitian ini, kandungan mineral pengotor
kadar air sebelum dan sesudah melewati (Ca dan Mg) pada garam rakyat dari Sampang
washing plant. Perbedaan ini diduga karena relatif lebih rendah dibandingkan garam
penggunaan pengering mekanis dengan suhu rakyat dari Pasuruan (Gambar 7). Perbedaan
80-90oC pada washing plant lebih efektif dalam ini kemungkinan dipengaruhi oleh perbedaan
mengurangi kadar air garam dibandingkan kandungan mineral pada air laut pada kedua
dengan pengeringan dengan sinar matahari lokasi sebagai bahan baku garam. Kandungan
pada garam rakyat. mineral Ca dan Mg pada garam asal Sampang
Kandungan zat-zat pengotor dapat pada penelitian ini (800 ppm dan 2.400 pmm)
meningkatkan senyawa tidak larut. Bagian mendekati garam sejenis pada penelitian
Gambar 6 Kandungan kadar air ( ) dan komponen tidak larut ( ) pada garam sebelum dan
setelah melalui proses pencucian; * menunjukkan terdapat perbedaan nyata pada
tingkat kepercayaan 95%.
Fitrayawati et al. (2021) sebesar 700 ppm dan menstimulasi protaglandin dan meningkatkan
1.500 ppm. Pencucian garam dengan washing penangkapan glukosa. Peran Mg lainnya
plant dapat menurunkan kandungan mineral yaitu berperan pada kontraksi otot jantung.
pengotor Ca dan Mg pada kedua lokasi cukup Jika konsentrasi Mg pada darah menurun
signifikan. Lebih lanjut, analisis uji statistik maka otot jantung tidak dapat bekerja secara
paired t-test didapat nilai sebesar 0,00 (Ca) maksimal sehingga berpengaruh terhadap
dan 0,02 (Mg). Kedua mineral pengotor tekanan darah. Lebih lanjut, Hardinsyah
tersebut mempunyai nilai paired t-test < 0,05. (2017) juga menjelaskan bahwa kebutuhan
Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan magnesium menurut angka kecukupan gizi
signifikan antara mineral pengotor (Ca dan sebesar 310-420 mg/hari untuk orang dewasa.
Mg) sebelum dan sesudah proses pencucian. Kekurangan magnesium menyebabkan
Menurut Syaifullah et al. (2018) Ca tremor, kelemahan, kejang, hipokalemia,
termasuk dalam logam esensial yang hipokalsemia, aritmia jantung, perubahan
bermanfaat untuk tubuh, tetapi berbahaya pada syaraf otot, pertumbuhan terhambat dan
apabila kandungannya melebihi kebutuhan klasifikasi ginjal. Selain itu, kekurangan Mg
tubuh. Menurut Herawati dan Romadhon dapat menimbulkan asma serta menaikkan
(2020), Ca dibutuhkan oleh tubuh untuk tekanan darah. Konsumsi makanan yang
pembentukan tulang, gigi, meningkatkan mengandung kadar Mg secara berlebihan
aktivitas syaraf dan kontraksi otot jantung. mengakibatkan terjadinya hipermagnesima
Kebutuhan harian manusia terhadap Ca pada darah, menimbulkan tanda penyakit
lebih dari 100 mg. Apabila tubuh kekurangan misalnya mual, pusing,muntah, diare, tekanan
Ca akan berpengaruh terhadap masa darah rendah, gangguan irama jantung,
pertumbuhan. Di sisi yang lain, Hardinsyah kesulitan bernapas hingga kehilangan
(2017) menjelaskan bahwa Mg mempunyai kesadaran.
bayak manfaat bagi manusia di antaranya Kandungan Fe pada garam merupakan
membantu memperbaiki penampilan fungsi hal penting yang juga harus diperhatikan.
saraf, menguatkan tulang, menjaga kesehatan Fe merupakan indikator cemaran perairan
jantung, membantu penyerapan vitamin dan maupun tanah pada lahan garam (SNI 3556:
mineral dalam tubuh. Selain itu, mineral ini 2016). Pencucian garam menggunakan
memiliki peran sebagai pengontrol tekanan washing plant efektif menurunkan kandungan
darah dengan memperkuat jaringan endotel, Fe sampel garam dari 23,08-42,81 ppm menjadi
Kharismanto, B., Triandini, R., Triana, N. W., Wicaksena, B. (2021). Analisis nilai dan
& Suprihatin, S. (2021). Pemurnian kristal volume transaksi timah pada bursa timah
garam rakyat menjadi garam industri Indonesia sebelum dan setelah kebijakan
dengan alat hidroekstraktor. ChemPro, multi bursa. Cendekia Niaga, 5(2), 144-
2(2), 24-30. 156.
Kementerian Kelautan dan Perikanan. (2020). Widiyastutik, M. A., Hapsari, T. D., &
Keputusan Dirjen Pengelolaan Ruang Kuntadi, E.B. (2016). Pemasaran garam
Laut Nomor 1 Tahun 2020 Tentang rakyat di Desa Pangarengan Kecamatan
Pedoman Teknis Pengembangan Usaha Pangarengan Kabupaten Sampang. Ilmu-
Garam Rakyat. Ilmu Pertanian, 14(2), 222–230.
Kurniawan, T., & Azizi, A. (2013). Dampak
kebijakan impor dan kelembagaan FIGURE AND TABLE TITLES
terhadap kinerja industri garam nasional.
J. Kebijakan Sosek KP, 3(1), 1-13.
Novianti, I. (2007). Analisis faktor-faktor Figure 1 Washing plant unit and related
yang berhubungan dengan penggunaan components; (a) Belt conveyor
garam beryodium di rumah tangga di and (b) disk milling and washing
Desa Sumurgede Kecamatan Godong machine (c) draining and drying
Kabupaten Grobogan. [skripsi]. machine (d) rotary dryer (e)
Universitas Negeri Semarang. iodation machine, (f) screening
Paranthaman, R., Vidyalakshmi, R., & machine and shelter,(g) packing
Kumaravel, S. (2014). Optimization machine
of digestion methods for mineral in Figure 2 Salt processing flow using a
spirullina by inductively coupled plasma- washing plant
optical emission spectrometry (ICP-
OES). J. Adv. Pharm. Edu. & Res., 4(4), Figure 3 Land Cover Map of
417-421. Pangarengan Village, Sampang
Putri, S.N., Satria, Y.I., & Hendrianie, N. Figure 4 Land Cover Map of Raci Village,
(2020). Pra desain pabrik garam industri Pasuruan
dari garam rakyat. Jurnal Teknik ITS,
9(2), 151-156. Figure 5 NaCl levels of salt before and
Sumada, K., Dewati, R., & Suprihatin, S. after going through the washing
(2016). Garam industri berbahan baku process; * indicates a significant
garam krosok dengan metode pencucian difference at the 95% confidence
dan evaporasi. Jurnal Teknik Kimia, 11(1), level
30-36. Figure 6 Brine and insoluble components
Sukesi, S. (2011). Analisis perilaku masyarakat content in salt before and after
petambak garam terhadap hasil usaha di going through the washing
kota pasuruan. Jurnal Mitra Ekonomi dan process; * indicates a significant
Manajemen Bisnis, 2(2), 225-244. difference at the 95% confidence
Syaifullah, M., Candra, Y. A., Soegianto, A., level
& Irawan, B. (2018). Kandungan logam Figure 7 Ca, Mg and Fe content in salt
non esensial (Pb, Cd dan Hg) dan logam before and after going through
esensial (Cu, Cr dan Zn) pada sedimen the washing process; * indicates
di perairan Tuban Gresik dan Sampang a significant diference at the 95%
Jawa Timur. Jurnal Kelautan: Indonesian confidence level.
Journal of Marine Science and Technology,
11(1), 69-74. Table 1 List of salt washing plant
Tansil, Y., Belina, Y., & Widjaja, T. (2016). machines
Produksi garam farmasi dari garam
rakyat. Jurnal Teknik ITS, 5(2), 80-84