Anda di halaman 1dari 10

Dukungan Klinik Iptek Mina Bisnis (Kimbis) ada Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat......

(Sapto Adi Pranowo dan Muhajir)

DUKUNGAN KLINIK IPTEK MINA BISNIS (KIMBis)


PADA PROGRAM PEMBERDAYAAN USAHA
GARAM RAKYAT (PUGAR) DI KABUPATEN PATI
Acceptance of Iptek Mina Business (KIMBis) Clinic in The Folk Salt
Business Development Program (Pugar) In Pati Regency

*Sapto Adi Pranowo dan Muhajir


Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan
Gedung Balitbang KP I Lt. 4
Jalan Pasir Putih Nomor 1 Ancol Timur, Jakarta Utara
Telp: (021) 64711583 Fax: 64700924r 2015
*e-mail: saptoadipran@gmail.com
Diterima 5 September 2014 - Disetujui 25 Mei 2015

ABSTRAK
Penilitian ini bertujuan untuk mendukung Program PUGAR di Pati dalam meningkatkan
produktifitas, kualitas dan harga garam krosok di tingkat petambak garam. Penelitian dilakukan di
Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati, dari pertengahan tahun 2013 sampai dengan bulan Agustus
2015. Responden ditentukan secara sengaja (purposive), yaitu petambak garam yang mendapat
pengawalan dan bimbingan langsung dari Klinik Iptek MIna Bisnis (KIMBis) dalam menerapkan
teknologi tepat guna pembuatan garam. Data primer diperoleh dari hasil pelaksanaankaji terap
teknologi pembuatan garam, sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi pustaka. Pengolahan
data dilakukan dengan analisis biaya manfaat dan diuraikan secara diskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) Sistem Teknologi Ulir Filter (TUF) dengan
Media Isolator dapat meningkatkan produktifitas garam 169%, kualitas garam KW 1 dan harga garam
Rp 500 per kg di tingkat petambak. Implikasi kebijakan dari hasil penelitian ini adalah pemerintah
pusat yang terkait dengan komoditas garam Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP), Perindustrian,
Perdagangan dan Koperasi) diharapkan dapat menjaga stabilitas harga garam yang telah ditentukan
dengan cara membuat kebijakan tentang pemasaran garam mulai dari daerah produsen hingga pabrik
pengolahan /industri yang membutuhkan garam dan memperdayakan koperasi garam dalam penerapan
teknologi dan pemasaran garam, sedangkan pemerintah daerah memberikan dukungan sepenuhnya
dengan mengeluarkan regulasi pegaraman.

Kata Kunci: dukungan; Kimbis; pugar; Pati

ABSTRACT

This study aims to support the Program PUGAR in Pati in improving the productivity, quality and
price level of salt at the salt farmers. The study was conducted in the Batang District, Pati Regency, from
mid-2013 until August 2015. Respondents were determined intentionally (purposive), the salt farmers
are under guard and direct guidance of KIMBis in applying appropriate technologies salt production.
Primary data obtained from the review of the implementation of the therapy, salt-making technology,
while secondary data obtained through library. Data processing is done by a cost benefit analysis and
described descriptively. The results showed that the application of TTG Systems TUF Media with Isolator
can increase the productivity of 169% salt, 1 KW salt quality and price of Rp 500 per kg of salt at the
farmer level. The policy implication of this study is that the central government related to commodities
salt (CTF, Industry, Trade and Cooperatives) is expected to maintain the stability of the price of salt that
has been determined by making policy on the marketing of salt ranging from the producer to processing
factories / industries requiring salt and salt cooperative overreach in the application of technology and
marketing of salt. While the local government provides full support by issuing regulations saltworks.

Keywords: acceptancet; Kimbis; PUGAR; Pati

19
Buletin Ilmiah “MARINA” Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol. 1 No. 1 Tahun 2015: 19-28

PENDAHULUAN Salah satu penyebab rendahnya kualitas


garam adalah tidak adanya sentuhan teknologi
Permasalahan utama pada pegaraman dalam pembuatannya, sehingga pemerintah
adalah rendahnya produktifitas,kualitas dan (KKP) melalui Program PUGAR Tahun 2013
harga garam krosok. Untuk meningkatkan dan Tahun 2014 telah menargetkan bahwa
pendapatan petambak garam, pada tahun 2011, peningkatan produktivitas dan kualitas garam
pemerintah melalui Kementerian Perdagangan harus dilakukan dengan sentuhan Teknologi
telah mengeluarkan peraturan tentang Tepat Guna (TTG) dalam pembuatan garam
penetapan harga garam di tingkat petambak dengan menerapkan Sistem Teknologi Ulir
berdasarkan kualitas garam dengan ketentuan Filter (TUF) dengan menggunakan media
Garam Kualitas 1 (KW 1) dengan kandungan isolator (Ditjen KP3K, 2014). Namun demikian
NaCl ≥ 94,7% ditetapkan Rp 750/kg, sedangkan pelaksanaan program PUGAR di Pati Tahun
Garam KW 2 dengan kandungan NaCl : 85,0 – 2013 tidak dapat berjalan dengan baik, karena
94,6% ditetapkan Rp 550/kg (Ditjen Perdagangan adanya penolakan penggunaan isolator dalam
LN, 2011). Kondisi di lapang sampai dengan pembuatan garamoleh petambak garam. Hal
tahun 2012 menunjukkan bahwa harga garam ini dikarenakan tidak adanya sosialisasi dan
per kg di tingkat petambak masih di bawah Rp bintek tentang penggunaan isolator kepada
550, karena kadar NaCl garam krosok yang pegaram, adanya perbedaan ukuran isolator
dihasilkan petambak Pati, berkisar 75% - 85% dengan mejaan garam yang telah dibuat,selain
(Hariyanto, 2013). Penyebab dari permasalahan itu kedatangan bantuan media isolator terlambat
garam di Pati dapat dikelompokkan menjadi yaitu pada akhir musim garam (bulan September
tiga aspek yaitu dari aspek teknis, ekonomi dan 2014) dan tidak adanya jaminan harga terhadap
aspek soaial.Secara teknis dalam pembuatan garam hasil produksi TTG.
garam masih menggunakan cara tradisional
(belum ada sentuhan teknologi pembuatan Terkait dengan permasalahan tersebut,
garam). Secara ekonomi, keterbatasan modal maka diperlukan adanya kelembagaan
usaha dari pembuat garam dan secara sosial yang berfungsi untuk pemberdayaan
adalah latar belakang pendidikan dan status masyarakat secara aktif dan bersifat
sosial pembuat garam. yang pada umumnya multi fungsi yang berperan sebagai lembaga
hanya lulusan sekolah dasar sehingga sulit konsultasi dan mediasi dalam memecahkan
untuk menerima perubahan terutama yang permasalahan. Klinik Iptek Mina Bisnis (KIMBis)
terkait dengan teknologi dan permodalan. merupakan lembaga masyarakat kelautan dan
perikanan, yang dibentuk secara partisipatif oleh
Hasil penelitian (Erlina, et al., 2013), berbagai pemangku kepentingan untuk merebut
memberikan informasi bahwa. Permasalahan berbagai peluang dalam rangka mewujudkan
utama yang dihadapi dalam pembuatan kesejahteraan masyarakat (BALITBANGKP,
garam adalah ketersediaan modal awal dalam 2012). Salah satu fungsi dan peran KIMBis
pembuatan garam, karena semua kebutuhan adalah menyebarkan teknologi tepat guna
modal dalam pembuatan garam ditanggung kepada masyarakat (Zulham, 2012). Oleh sebab
oleh pembuat garam atau “pemadak”. Latar itu KIMBis ikut bertanggung jawab terhadap
belakang pemadak pada umumnya adalah penyebaran teknologi tepat guna pembuatan
golongan masyarakat kelas bawah yang kondisi garam dengan sistem Teknologi Ulir Filter
perekonomiannya terbatas, sehingga untuk degan menggunakan media isolator. Tulsan
memenuhi permodalan tersebut dilakukan ini menjelaskan bagaimanapenerapan fungsi
dengan cara meminjam kepada pemilik modal dan peran KIMBis dalam memasyarakatkan
(pemilik lahan, pedagang pengumpul atau teknologi tepat guna pada pembuatan garam
tengkulak) dengan jaminan penjualan garam untuk meningkatkan harga garam.
hasil panen kepada pemberi pinjaman.Sehingga
pemadak tidak mempunyai nilai tawar dalam METODOLOGI
menjual garam yang dihasilkan. Selain itu, latar
belakang pendidikan pemadak paling tinggi Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan
hanya lulusan SD dan dalam pembuatan garam Batangan, Kabupaten Pati salah satu sentra
mereka mencontoh para leluhurnya dengan pembuatan garam. Responden ditentukan secara
cara tradisional, sehingga mereka sulit untuk sengaja (purposive) yaitu petambak garam
menerima inovasi baru dalam pembuatan garam. yang mendapat pengawalan dan bimbingan

20
Dukungan Klinik Iptek Mina Bisnis (Kimbis) ada Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat...... (Sapto Adi Pranowo dan Muhajir)

langsung dari KIMBis dalam menerapkan tidak ada masalah. Pemadak bertanggung
teknologi tepat guna pembuatan garam metode jawab penuh terhadap usaha pegaraman yang
ini di lakukan survei dengan lingkungan. Waktu dilakukan mulai dari awal proses persiapan
penelitian dilakukan mulai dari pertengahan penataan lahan, proses pembuatan garam,
tahun 2013. Data primer diperoleh dari hasil panen dan pemasarannya. Semua biaya
pelaksanaan kaji terap teknologi pembuatan operasional yang terkait dengan pembuatan
garam, sedangkan data sekunder diperoleh garam hingga panen dan penjualannya
melalui studi pustaka. Pengolahan data ditanggung oleh pemadak, sehingga kondisi
dilakukan dengan analisis biaya manfaat (R/C perekonomian pemadak memberikan pengaruh
Ratio) dan diuraikan secara diskriptif (Sutoyo, besar terhadap kualitas dan harga garam.Kondisi
2001 & Agung, 2011) perekonomian pembuat garam/pemadak pada
umumnya golongan ekonomi lemah yang selalu
HASIL DAN PEMBAHASAN dituntut untuk pemenuhan hajat hidup, maka
dalam membuat garam hanya brorientasi cepat
Keragaan Pegaraman di Kabupaten Pati panen dan cepat mendapatkan uang sehingga
mereka dapat membuat garam lagi, tanpa
Kabupaten Pati mempunyai lahan tambak memikirkan dan memperhatikan kondisi garam
potensi untuk pembuatan garam seluas 3.307 Ha yang dipanen. Kondisi inilah yang membuat
dan lahan tambak garam yang sudah berproduksi harga garam rendah (40% dari harga standart)
seluas 2.563 Ha. Daerahlokasilahantambak dan merusak citra garam Pati.
tersebar di empat kecamatan yaitu Kecamatan
Batangan (tujuh desa), Kecamatan Juwana Mekanisme rantai pemasaran garam di
(empat desa), Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati pada umumnya dilakukan secara
(tiga desa), dan kecamatan Trangkil (empat langsung, yaitu produsen garam menjual ke
desa) (Dinas KP Pati, 2011).Kondisi lahan pedagang pengumpul melalui tengkulak/broker
pertambakan garam untuk wilayah Kacamatan yang berkeliaran di lingkungan tambak. Dari
Batangan sampai Kecamatan Yuwana sangat pedagang pengumpul dijual ke pedagang besar
potensial untuk pembuatan garam, sehingga kemudian dijual ke pengolah garam beryodium.
garam merupakan andalan utama dari usaha Setelah garam diolah menjadi garam konsumsi
tambak dari pada kegiatan perikanan. Mata beryodium dijual ke luar daerah melalui agen di
pencaharian masyarakat Kecamatan Batangan masing-masing lokasi pemasaran. Tengkulak/
sebagian besar berusaha di pegaraman sebagai broker, Pedagang pengumpul biasanya
pembuat garam, pengolah garam dan pedagang berdomisili di satu kecamatan dengan produsen
garam. Kondisi tersebut ditunjukkan dengan (lokasi tambak), sedangkan pedagang besar
jumlah pengolah garam di Kecamatan Batangan berada diluar kecamatan lokasi tambak atau satu
sebanyak 59 unit dari total pengolah garam lokasi dengan produsen pengolahan garam. Untuk
di wilayah Kabupaten Pati sebanyak 60 unit mendapatkan harga garam yang lebih murah dari
(Dinas KP, 2012). Sementara untuk lahan tambak pasaran, biasanya para tengkulak/ pedagang
garam yang terletak di wilayah Kecamatan garam memberikan pinjaman dana sebagai
Wedarijaksa dan Kecamatan Trangkil merupakan ikatan kepada para pemadak untuk kebutuhan
lahan tambak multi fungsi artinya pada saat hidup atau operasional dalam pembuatan garam.
musim kemarau lahan tambak dimanfaatkan Dengan adanya ikatan tersebut pemadak tidak
untuk pembuatan garam sedangkan pada dapat memilih pasar dan tidak mempunyai posisi
musim penghujan dimanfaatkan untuk budidaya tawar, sehingga harus patuh kepada pedagang
perikanan (bandeng, nila, udang). Pemilik tambak yang memberikan pinjaman. Kondisi tersebut
lebih mengutamakan budidaya perikanan dari merupakan salah satu faktor penghambat
pada pembuatan garam, sehingga pada saat dalam memajukan usahapegaraman di wilayah
musim kemarau/garam pemilik tambak tidak Kabupaten Pati.
mau mengelola tambaknya untuk pembuatan
garam. Pembuatan garam dilakukan oleh buruh Peran KIMBis dalam Pelaksanaan Program
pembuat garam (pemadak) yang sudah menjadi PUGAR
patner usaha dari leluhurnya, artinya hubungan
pemadak dengan pemilik merupakan warisan Keseriusan KKP dalam mengelola garam,
turun temurun selama hubungan tersebut diwujudkan dengan pencanangan Gerakan

21
Buletin Ilmiah “MARINA” Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol. 1 No. 1 Tahun 2015: 19-28

Swasembada Garam Nasional pada tahun dengan warna putih bersih cenderung bening,
2010 dengan sasaran; Pemenuhan garam butiran garam berupa kristal dengan ukuran ≤
konsumsi pada tahun 2012, Pemenuhan 0,4 mm dan ada indikasi peningkatan produksi
kebutuhan garam industri pada tahun 2015, sekitar 20% dari produksi garam tradisional.
dan Peningkatan daya saing produksi garam Pelaksanaan kegiatan PUGAR di Pati tahun
rakyat untuk melepas ketergantungan terhadap 2013 masih belum dapat mencapai tujuan/
garam impor serta terwujudnya kelembagaan sasaran yang ditargetkan yaitu peningkatan
yang mampu memperjuangkan kepentingan produktivitas dan kualitas garam rakyat, sehingga
masyarakat petambak garam. Untuk tujuan dan sasaran tersebut masih tetap akan
mewujudkan tujuan tersebut, pada tahun 2011 dilanjutkan pada Program PUGAR Tahun 2014
telah dibuat Program Pemberdayaan Usaha dengan mengimplementasikan Teknologi Ulir
Garam Rakyat (PUGAR). Pemberdayaan Filter (TUF), dan/atau teknologi geomembran/
masyarakat dalam hal ini diartikan sebagai isolator (Dirjen KP3K, 2014).
upaya menumbuhkan kapasitas dan kemampuan
masyarakat untuk meningkatkan posisi tawar Target kualitas garam yang ingin dicapai
(bargaining position) sehingga memiliki akses pada tahun 2014 adalah garam rakyat masuk
dan kemampuan untuk mengambil keuntungan dalam KW 1 yang memenuhi syarat untuk bahan
timbal balik dalam bidang sosial dan ekonomi industri maupun untuk konsumsi. Secara visual
(Ditjen KP3K, 2012). garam KW 1 ditunjukkan dengan warna putih
bersih cenderung bening, butiran garam berupa
Pelaksanaan Program PUGAR pada tahun kristal dengan ukuran minimal 0,5 mm. Dan
2011 lebih dititik beratkan pada perbaikan infra secara kimiawi mempunyai komposisi sebagai
struktur yang terkait dengan kegiatan pembuatan berikut : NaCl : 97.46 %; CaCl2 : 0.723 %;
garam (saluran air) dalam rangka meningkatkan CaSO4 : 0.409 %; MgSO4: 0.04 %; H2O : 0.63 %;
produksi guna pemenuhan kebutuhan garam Impurities: 0.65 %. Untuk mendapatkan garam
konsumsi. Hasil pelaksanaan Program PUGAR KW 1 seperti yang ditargetkan tersebut, KKP
di Pati Tahun 2011adalah peningkatan produksi akan memberikan sarana/media pembuatan
garam dan Pati telah berhasil memberikan garam berupa isolator kepada masyarakat yang
kontribusi produksi garam sebesar 15,5% menjadi anggota KUB Garam. Pelaksanaan
(251.880 ton) dari total produksi garam nasional PUGAR di Patipadatahun 2014, hampir
1.623.786 ton dan menempati urutan ke-dua samadengan pelaksanaan PUGAR tahun
setelah Kabupaten Sumenep (Direktur PMPPU. 2013 yaitu adanya keterlambatan memberikan
2012). Namun keberhasilan peningkatan media HDPL/Geomembranatau media LDPL/
produksi garam krosok masih belum dapat isolator. Harapan pegaram, media tersebut
dinikmati oleh pembuat garam karena kualitas dapat diterima pada bulan Mei/Juni tahun 2014,
garamnya paling tinggi masuk dalam KW 3 yang namun faktanya isolator dibagikan pada bulan
dihargai Rp 250 – Rp 350 per kg di tambak. September 2014, sehingga pegaram enggan
Terkait dengan permasalahan tersebut, Program untuk mengambilnya. Karena masyarakat
PUGAR pada tahun 2013 lebih ditekankan pada pegaram belum dapatmenerapkan TTG TUF
peningkatan produktivitas dan kualitas garam dengan media isolator. Hal ini disebabkan
rakyat melalui pemberdayaan masyarakat. belum adanya bintek pemasangan isolator,
Dalam rangka mendukung pelaksanaan program keterbatasan faktor ekonomi pemadak dan belum
tersebut, KIMBis “BUMI SARMINA PATI” yang adanya kepastian harga jual garam produk TUF.
baru dibentuk dan mempunyai peran sebagai Kondisi tersebut merupakan permasalahan yang
fasilitator pengembangan bisnis, telah berusaha ada di lapang dan harus dicari solusinya.Pada
mencarikan teknologi tepat guna dalam saat masyarakat pegaram Pati kebingungan
pembuatan garam. KIMBis Pati telah berhasil dalam pembuatan garam dengan sistem TUF
memfasilitasi sebagian masyarakat petambak pada media isolator, KIMBis melakukan uji
garam Pati untuk melakukan studi banding ke coba pembuatan garam sistem TUF dengan
penemu Teknologi Ulir Filter (TUF) di Losari- menggunakan media yang berbeda yaitu media
Cirebon, dan melakukan uji coba pembuatan plastik terpal, Geomembran dan Isolator. Hasil
garam dengan sistem TUF yang dibimbing dan uji coba menunjukkan bahwa media yang sesuai
dikawal langsung oleh penemunya (P Sanusi). untuk pembuatan garam dengan sistem TUF
Garam yang dihasilkan secara visual ditunjukkan adalah media isolator, dan garam yang dihasilkan

22
Dukungan Klinik Iptek Mina Bisnis (Kimbis) ada Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat...... (Sapto Adi Pranowo dan Muhajir)

secara visual berwarna putih bersih, butiran media isolator, kemudian KIMBis membuka
garam berupa kristal dengan ukuran diameter usaha penyediaan jasa penyambungan media
≥ 4 mm dan hasil uji laboratorium menunjukkan isolator dengan tarif Rp 3.500 per meter lari.
kadar NaCl 94,2% dengan kandungan air 8,1% Selain itu KIMBis juga mengadakan pelatihan,
(BBIA, 2014). Garam hasil TUF pada media bimbingan dan pengawalan secara langsung
isolator dihargai oleh pedagang lokal Rp 600/kg kepada masyarakat pegaram tentang teknis
di tambak. Untuk meyakinkan pegaram agar mau pemasangan isolator di mejaan. Dengan
menggunakan media isolator dalam pembuatan tersosialisasinya pembuatan garam dengan
garam, KIMBis melakukan sosialisasi langsung sistem TUF pada mejaan yang dilapisi isolator,
kepada para pembuat garam/pemadak tentang maka garam yang dihasilkan minimal berkualitas
penggunaan media isolator dalam pembuatan KW 2. Bahkan seorang pengurus KIMBis yang
garam dan memberikan jaminan harga garam menerapkan SOP pembuatan garam dengan
lebih mahal Rp 100 per kg-nya dari pada garam media isolator secara benar, tertib dan disiplin,
tradisional. Setelah terbukti bahwa pembuatan pada lahan seluas 1 Ha dengan jumlah petak
garam sistem TUF dengan menggunakan media mejaan sebanyak sembilan petak, masing-
isolator memiliki beberapa kelebihan yaitu masing berukuran 8 x 20 m, masa kristalisasi
hemat waktu pengolahan lahan, efektif dalam garam sembilan hari per panen, maka dalam 1
pemanenan garam, memperpendek siklus mejaan selama satu bulan telah menghasilkan
pembuatan garam dan meningkatkan produksi garam super sebanyak 5.250 kg. Sehingga
garam. Setelah mengetahui nilai positip dari dapat diprediksi bila musim kemarau dapat
penggunaan media isolator dalam pembuatan berjalan sampai bulan Oktober/November 2015
garam, para pemadak telah bertekat bahwa (tiga bulan untuk pembuatan garam pada tahun
pada musim garam tahun 2015 akan membuat 2015), maka total produksi garam super yang
garam dengan menerapkan TTG sistem TUF dihasilkan dengan sistem TUF pada media
dengan media isolator, sehingga produksi dan isolator akan mencapai 141.750 kg. Bila hal ini
kualitas garam dapat meningkat sesuai target dapat terwujud, maka tujuan/sasaran Program
yaitu garam KW 1 dengan produktifitas lahan per PUGAR baru tercapai sebagian yaitu dapat
Ha mencapai 120 ton/musim (selama 4 bulan) meningkatkan produktifitas dan kualitas garam
sedangkan untuk menjaga kestabilan harga
Pelaksanaan PUGAR di Kabupaten garam belum dapat diwujudkan.
Pati pada tahun 2015 hampir sama dengan
kejadian pelaksanaan PUGAR tahun 2014, Dengan keberhasilan meningkatkan
yaitu Keterlambatan kedatangan bantuan media produksi dan kualitas garam, permasalahan lain
isolator hingga bulan Juli tahun 2015 belum mulai muncul yaitu harga garam produk isolator
tiba di Pati. Pada sisi lain, musim garam tahun yang murah, karenapedagang garam lokal
2015 lebih awal dari biasanya karena pengaruh memberikan harga Rp 100 lebih mahal dari pada
elnino yang memberikan dampak jatuhnya garam tradisional. Sebagai gambaran, pada saat
musim kemarau lebih awal dari biasanya yaitu ini (bulan Agustus Tahun 2015) harga garam
bulan Mei tahun 2015, sehingga masyarakat tradisional super senillai Rp 325/kg, sedangkan
petambak garam wilayah Pati sebagian besar harga garam isolator KW 2 senilai Rp 425/kg
telah mulai mempersiapkan tambak untuk usaha dan garam isolator KW1 dihargai Rp 525/kg.
pegaraman dengan menerapakan teknologi Kondisi ini telahmempengaruhi semangat para
tradisional, dan ukuran petak mejaan garam pegaram dalam menerapkan TUF dengan
yang dibuat berkisar 10 x 30 m. media isolator, yang pada awalnya bersemangat
tinggi namun saat ini semangatnya jadi turun.
Permasalahan kedua adalah perbedaan Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah pusat
ukuran mejaan garam dangan ukuran lebar yang terkait dengan komoditas garam (KKP,
isolator, sehingga masyarakat kebingungan Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi) turun
bagaimana cara mengatasinya. Untuk ke lapang secara bersamaan untuk membuat
menyambung isolator dan teknis pemasangannya kesepakatan bersama bagaimana cara mengatasi
di petak mejaan. Melihat situasi dan kondisi permasalahan harga garam setelah petambak
tersebut, KIMBis melakukan perannya sebagi garam sudah berhasil meningkatkan kualitas
inkubator bisnis, dalam hal ini KIMBis secara dan produksi garam sesuai dengan ketentuan
swadaya membeli peralatan penyambung pemerintah yaitu harga garam KW 1 sebesar

23
Buletin Ilmiah “MARINA” Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol. 1 No. 1 Tahun 2015: 19-28

Rp 750/kg dan garam KW 2 senilai Rp550/kg tahap 1 sampai permukaan tanah halus,
(Dirjen Perdagangan Luar Negeri, 2011). pengeringan/penjemuran tahap II, pengisian
air laut tahap 2 dan didiamkan sampai kadar
Pola Pembuatan Garam Tradisional air mencapai 10-16 Be, penjemuran tahap
3 selama 3-4 hari hingga kadar air mencapai
Pola usaha pembuatan garam di Pati 16 – 20 Be, kemudian air dibuang,
dilakukan pada musim kemarau yangpada Penjemuran tambak tahap 4 selama 1- 2
umumnya terjadi pada bulan Juni hingga bulan hari, pemadatan ke-3 (terakhir) sampai
November dan proses pembuatannnya dilakukan permukaan mejaan garam keras dan
di tambak yang sebelumnya digunakan untuk pembuatan garam siap dilaksanakan.
pemeliharaan ikan bandeng atau udang. Tahapan
proses pembuatan garam meliputi persiapan Proses pembuatan garam, Mula-mula
lahan, proses produksi dan panen. Persiapan mengalirkan air laut ke petak tandon/
lahan untuk wilayah timur (Kecamatan Batangan penampungan kemudian
Setelah panen garam, permukaan mejaan garam dirapikan lagi supaya rata dan padat
disalurkan ke petak
dan Yuwana) biasanya dilakukan lebih awal pinihan/jarangan secara bertahap hingga
dengan membutuhkan waktu selama 3 hari, kadar kemudianair air tua4dimasukkan
dari Be lagi 16
menjadi ke mejaan
Be, kemudian
(bulan Mei) dari pada wilayah barat (Kecamatan
Wedarijaksa yang
dan sudah
Trangkil)
siap. yang dimulai
Penentuan panenpada air disalurkan
garam untuk tahap ke-duake dandalam mejaan garam
tahap seterusnya lebih hingga
bulan Juni. Pekerjaan persiapan lahan meliputi; ketinggian air mencapai 5 cm di atas permukaan
banyak dipengaruhi oleh situasi dan kondisi perekonomian pembuat garam dan pasar
mejaan garam dan didiamkan untuk proses
1. Pembuatan/pembagian petakan masyarakat
garam. Kondisi perekonomian dalam pembuat garam di Pati pada
kristalisasi.Proses umumnya termasuk
kristalisasi garam, yaitu
tambak yang terdiri dari petak tandon penguapan air di mejaan garam merupakan
dalam golongan ekonomi lemah, sehingga jarak panen garam antara tahap satu dengan waktu
(≤ 40%),petak pinihan/jarangan (30%), petak yang dibutuhkan dalam pembuatan garam dan
panen tahap berikutnya
mejaan garam/koen (30%), dan hanya berselang 3 - 4 hari garam di mejaan. Hal yang sama juga
penataan sangat berpengaruh terhadap kualitas garam.
pematang/galengan
akan dilakukandan saluran
oleh pegaram sekunder. Pada hari
lainnya yang termasuk ketiga
ekonomi di mejaan
kuat, garam garam
bila permintaan mulai tumbuh
2. Pengolahan
cukuptanah
tinggidan pemadatan
sehingga pegarammejaan bunga-bunga
ingin cepat panen dan mendapatgaram uangdan pengkristalan,
walaupun garam pada
garam, yang pekerjaannya meliputi hari ketujuh permukaan mejaan garam telah
yang dijual nilainya rendah. Garam krosok yang penuhdihasilkan
dengan dikategorikan
garam dalam
dan siapkualitas
untuk 3dipanen.
(Pencangkulan membalik lapisan top soil
(paling tinggi), yang
tanah, membersihkan secara visual
kotoran dariditunjukkan
sisa Panen/penggarukan
dengan garam berwarnagaram pada butiran
putih kusam, tahap pertama
budidaya garam
dan berupa
meratakan tanah petakan, dilakukan setelah garam di mejaan minimal
kristal yang berukuran kurang dari 3 mm. Kondisi demikian ini sering terjadi di
penjemuran tambak kurang lebih selama berumur tujuh hari sejak air tua dimasukkan ke
Pati sehingga memberikan kesan bahwa garam dalamPati mejaan
kualitasnya lebih rendah
garam. Setelah daripanen
pada garam,
20 hari, pengisian laut setinggi 5 cm
dan dibiarkan sampai airnya habis dan
garam Madura. permukaan mejaan garam dirapikan lagi supaya
permukaan lahan kering, pemadatan rata dan padat dengan membutuhkan waktu

Gambar I. Tahapan Proses pembuatan garam tradisionalal di Kabupaten Pati.

PINIHAN 1 PINIHAN 2 PINIHAN 3


PETAK/KOLAM TANDON 4-9 Be 10-15 Be 16-20 Be

3 Be 30%
L.Tambak
L. ≤ 40 % dr.L.tambak

Meja Garam 3 Meja Garam 2 Meja Garam 1

20-25 Be 20-25 Be 20-25 Be

30 m
30%
L.Tambak

20 m

Gambar 1. Tahapan Proses Pembuatan Garam Tradisionalal di Kabupaten Pati.

24

10
Dukungan Klinik Iptek Mina Bisnis (Kimbis) ada Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat...... (Sapto Adi Pranowo dan Muhajir)

selama tiga hari, kemudian air tua dimasukkan meningkatkan kadar air dari 3 Be menjadi 8
lagi ke mejaan yang sudah siap. Penentuan Be – 10 Be melalui proses penguapan dengan
panen garam untuk tahap ke-dua dan tahap cara memutar-mutar air melalui saluran yang
seterusnya lebih banyak dipengaruhi oleh situasi dibuat seperti ulir. Filtertersebut terdiri dari
dan kondisi perekonomian pembuat garam dan abu gosok/silika, ijuk, arang batok, dan batu
pasar garam. Kondisi perekonomian masyarakat kerikil yang dimasukkan dalam kantong kain
pembuat garam di Pati pada umumnya termasuk kasa. Penggunaan filter ini bertujuan untuk
dalam golongan ekonomi lemah, sehingga jarak menyaring air yang masuk dan keluar dari setiap
panen garam antara tahap satu dengan panen petakan menjadi bersih sehingga garam yang
tahap berikutnya hanya berselang 3 - 4 hari dihasilkan derwarna putih bersih. Perbedaan
garam di mejaan. Hal yang sama juga akan kedua adalah pemasangan media isolator pada
dilakukan oleh pegaram lainnya yang termasuk mejaan garam dengan maksud untuk melapisi
ekonomi kuat, bila permintaan garam cukup permukaan mejaan supaya dalam proses
tinggi sehingga pegaram ingin cepat panen kristalisasi di mejaan tidak bersentuhan langsung
dan mendapat uang walaupun garam yang dengan tanah, sehingga mempercepat proses
dijual nilainya rendah. Garam krosok yang kristalisasi dan mempercepat proses pembuatan
dihasilkan dikategorikan dalam KW 3 (paling garam untuk tahap kedua dan berikutnya serta
tinggi), yang secara visual ditunjukkan dengan mempersingkat dan mempermudah pekerjaan
garam berwarna putih kusam, butiran garam panen garam.
berupa kristal yang berukuran kurang dari
3 mm. Kondisi demikian ini sering terjadi di Pati Setelah kadar kekentalan air di dalam petak
sehingga memberikan kesan bahwa garam ulir mencapai 8 Be, air dimasukkan ke dalam
Pati kualitasnya lebih rendah dari pada garam petak pinihan/jarangan untuk diproses lebih
Madura. lanjut (peningkatan kekentalan) hingga mencapai
16 Be – 20 Be, kemudian air dimasukkan ke
Pembuatan Garam Sistim TUF dengan Media dalam petak mejaan garam setinggi 5 cm di
Isolator atas permukaan mejaan garam untuk proses
kristalisasi. Setelah terjadi kristalisasi di mejaan
Teknologi pembuatan garam dengan garam, dilakukan penambahan air laut (20 Be)
sistem TUF pada media isolator merupakan dari petak pinihan di atas garam yang sudah
teknologi baru bagi masyarakat pegaram diPati. mengkristal setinggi 3 – 5 cm, begitu seterusnya
Teknologi ini baru diperkenalkan oleh PUGAR dilakukan penambahan air pinihan setiap 2 hari
kepada masyarakat pegaram (khususnya sekali sampai ketinggian air mencapai 5 cm
di Pati) pada tahun 2013 menjelang musim lagi dan penambahan air ini dilakukan sampai
kemarau berakhir, sehingga teknologi tersebut garam berumur minimal 7 hari. Penambahan air
belum dapat diterapkan oleh pegaram. Namun pinihan ke atas kristal garam dimaksudkan untuk
demikian, KIMBis Pati telah berhasil mencoba meningkatkan kristal garam dan meningkatkan
menerapkan TTG pembuatan garam dengan kepadatan volume garam. Setelah kristal di
sistem TUF dengan media terpal. Seiring mejaan garam minimal berumur 7 hari dilakukan
dengan tujuan dan sasaran Program PUGAR, pemanenan pertama dengan cara digaruk seperti
maka masyarakat pegaram Pati sudah mulai panen garam tradisional. Panen berikutnya di
memahami dan mencoba menerapkannya petak mejaanyang sama dilakukan minimal
hingga tahun 2015. Pembuatan garam Sistem 7 hari atau sesuai dengan jumlah petak mejaan
TUF dengan media isolator pada prinsipnya garam yang ada, sehingga panen garam dapat
sama dengan pembuatan garam tradisional, dilakukan setiap hari. Kelebihan penggunaan
namun ada beberapa perbedan pokok yang isolator lainnya adalah tidak adanya perbaikan
dapat berpengaruh tehadap produksi dan kualitas permukaan mejaan garam setelah panen,
garam yang dihasilkan. Perbedaantersebut sehingga pembuatan garam berikutnya dapat
meliputi :Pertama,adanya petak ulir yang dilakukan secara langsung tanpa meratakan
diletakkan diantara petak tandon dan petak permukaan mejaan garam. Kondisi inilah
pinihan/jarangan.Petak ulir berfungsi untuk yang menyebabkan hasil panen garam TUF
menyaring kotoran dan mengendapkan unsur dengan media isolator lebih banyak dari cara
unsusr-unsur kimia yang ada dlam air laut tradisional.
seperti kalsium, magnesium dan sulfat. serta

25
Buletin Ilmiah “MARINA” Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol. 1 No. 1 Tahun 2015: 19-28

Tabel 1. Perbandingan Pembuatan Garam Tradisional dengan Garam Sistem TUF dengan
Media Isolator.

KETERANGAN CARA TRADISIONAL SISTEM TUF DENGAN MEDIA ISOLATOR


Pembagaian petakan tambak 3 petakan (tandon, 4 petakan (tandon, ulir pinihan, mejaan)
pinihan, mejaan)
Perbandingan luas petakan terhadap Ptk Tandon (40%), Ptk Ptk Tandon (50%), Ptk Ulir (20%), Ptk
luas total Pinihan (30%), Ptk Meja Pinihan (15%), Ptk Meja Garam (15%)
Garam (30%)
Ukuran meja garam 10 x 30 m 8 x 21 m
Alur dan kadar air laut dalam proses Tandon (3 Be) – Pinihan Tandon (3 Be) – Ulir (4 – 8 Be) – Pinihan (9
pembuatan garam (4 – 20 Be) – Meja garam – 20 Be) – Meja garam. (21 – 25 Be)
(21 – 25Be)
Kadar kekentalan Air masuk 20 Be 20 Be
kristalisasi
Ketinggian air kristalisasi 2,5 – 3 cm 5 cm, tambah air per 2 hari
Waktu kristalisasi /panen 3 hari 7 - 9 hari
Produksi / petak meja garam 700 kg 1.750 kg
Frekwensi panen/bulan 5 kali Maksimu 4 kali
Kwalitas garam KW 3 KW 1 (Super)
Harga/ kg Rp 300 Rp 500
Produksi/petak meja garam per 3.500 kg 5.250 kg
bulan
Sumber : Data primer, Bulan Agustus 2015

Analisa Usaha sehingga dapat dilakukan panen garam


setiap hari.
Hasil perhitungan analisa usaha
e. Usaha pembuatan garam cara tradisonal
(terlampiran) pada dua cara pembuatan
memberikan keuntungan, tetapi secara
garan (tradisional dan sistem TUF dengan ekonomi tidak layak untuk dilanjutkan.
media isolator) pada luasan yang sama Karena keuntungan yang diperoleh
(1 Ha) menunjukkan bahwa; sanagat kecil (imbangan penerimaan
biaya = 1,43%), sehingga tidak cukup untuk
a. Produksi garam dengan cara sistem TUF mengangsur ke Bank. Seandainya modal
pada media isolator dapat meningkatkan usaha dapat pinjaman dari Bank dengan
produksi 69% dari produksi garam tradisional bunga 12% per tahun.
84.000 ton/Ha menjadi 141.750 ton/Ha per
musim KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
b. Kualitas garam meningkat dari KW 3 Kesimpulan
(tradisional) menjadi garam KW 1, sehingga
harga garam lebih mahal, 1. Keberhasilan pelaksanaan Program PUGAR
c. Keuntungan yang diperoleh lebih besar perlu dilakukan sosialisasi, Bimtek dan,
dan secara ekonomi usaha pembuatan pembuatan demplot serta pendampingan
garam dengan sistem TUF pada media dan pengawalan secara langsung kepada
isolator layak dilanjutkan, karena R/C masyarakat yang menerapkannya.
Rationya 1,206 dan Imbangan penerimaan 2. Program PUGAR dapat meningkatkan
biaya = 20,56%.Kondisi ini mengindikasikan
produktifitas dan kualitas garam menjadi
bahwa usaha pegaraman sistem TUF
dengan media isolator masih layak untuk KW1, apabila diterapkan sesuai dengan
dibiayai dari pinjaman Bank dengan bunga SOP.
25 % per tahun. 3. Ketepatan waktu dalam menyerahkan
d. Pekerjaan dalam proses pembuatan garam bantuan kepada masyarakat akan
lebih ringan dan tidak ada jeda waktu memberikan manfaat maksimal,
untuk perbaikan meratakan mejaan garam,

26
Dukungan Klinik Iptek Mina Bisnis (Kimbis) ada Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat...... (Sapto Adi Pranowo dan Muhajir)

Implikasi Kebijakan (Nomor Paten Id P0033348), Kementerian


Perindustrian, Semarang 16 Mei 2013.
1. Pemerintah pusat yang terkait dengan
komoditas garam (KKP, Perindustrian, Dinas Kelautan dan Perikana Kabupaten Pati.
Perdagangan dan Koperasi) diharapkan 2012. Laporan Tahunan Dinas Kelautan
dapat menjaga stabilitas harga garam yang dan Perikanan Kabupaten Pati. Kabupaten
telah ditentukan dengan cara membuat Pati.
kebijakan tentang pemasaran garam
mulai dari daerah produsen hingga pabrik Dinas Kelautan dan Perikana Kabupaten Pati.
pengolahan /industri yang membutuhkan 2013. Laporan Tahunan Dinas Kelautan
garam. dan Perikanan KabupatenPati. Kabupaten
Pati.
2. Koperasi garam yang telah dibentuk, perlu
diperdayakan dalam pelaksanaan Program Direktur PMPPU. 2012. Menuju Swasembada
PUGAR, dengan cara melakukan kerja sama Garam Nasional. Direktur Pemberdayaan
dengan KIMBis Bumi Sarmina Pati. mulai Masyarakat Pesisir dan Pengembangan
dari pelaksanan penerapan teknologi proses usaha.
pembuatan garam hingga pemasarannya.
Ditjen Perdagangan Luar Negeri, 2011. SK
3. Pemerintah Daerah (Pemda) memberikan Peraturan Direktur Jenderal Perdagangan
dukungan penuh terhadap pelaksanaan Luar Negeri No. 02/DAGLU/PER/5/2011,
Program PUGAR, melalui penyediaan tentang harga dasar garam yang harus
gudang garam dan mengeluarkan regulasi dibeli oleh Importir Produsen (IP).
pegaraman tingkat daerah.
Ditjen KP3K, 2013.Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Program PUGAR Tahun 2013 (unpublish)
DAFTAR PUSTAKA Ditjen KP3K. 2011.
Agung, I. G. N. 2011. Manajemen Penulisan Ditjen KP3K. 2012. Data Pemberdayaan
Skripsi, Tesis dan Disertasi. Rajawali. Usaha Garam Rakyat (PUGAR).
Jakarta Kementerian Kelautan dan Perikanan.
(Unpublished).
BBIA. 2014. Hasil uji garam produksi TUF dengan
media isolator, Laboratorium Analisis dan Ditjen KP3K, 2012. Pelaksanaan Pugar 2012.
Kalibrasi, Balai Besar Industri Agro Bogor Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan
Pulau-pulau Kecil.
BMKG. 2012. Peran Unsur Iklim dan Cuaca
Dalam Pemberdayaan Usaha Garam Erlina, M. D, 2013. LAPORAN TEKNIS Kajian
Rakyat (PUGAR). Badan Metorologi, Aspek Sosial Ekonomi Pengembangan
Klimatologi dan Geofisika (Unpublished). Garam Industri dan Produk Garam
Derivatif (unpublis).
BALITBANGKP. 2012. SK Ka. Badan Litbang KP
no.12.1/BALITBANGKP/RS.210/I/2012, Kurniawan, T., Azizi, A. dan Yanti, B. V. I. 2011.
tentang Pembentukan Klinik Iptek Mina Analisis Pendapatan Usaha Pegaraman
Bisnis (KIMBis). di Kabupaten Pati. Prosiding Seminar
Nasional Nasional Riset dan Kebijakan
BBPSEKP. 2012. Laporan Akhir Tahun Kajian
Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan
Pengembangan Kawasan Minapolitan
Tahun 2011.
Produk Kelautan Dalam Mendukung
Industrialisasi. (Unpublished). Pedoman Pelaksanaan PNPM Mandiri KP dan
Pedoman Teknis Pemberdayaan Usaha
Hariyanto. 2013. Paparan Bupati Pati
Garam Rakyat (PUGAR) Tahun 2011.
“Permasalahan Dan Solusi
Pengembangan Bahan Baku Dan Sanusi. 2012. Proses Pembuatan Garam dengan
Garam Beryodium Di Kabupaten Pati” Teknologi Ulir Filter (TUP). Petambak
disampaikan pada acara Sosialisasi Paten Garam Flowen Aras, Ambulu Losari,
Proses Pembuatan Garam NaCI Dengan Cirebon. (Unpublished).
Media Isolator Pada Meja Kristalisasi

27
Buletin Ilmiah “MARINA” Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol. 1 No. 1 Tahun 2015: 19-28

Sutoyo, S. 2002. Studi Kelayakan Proyek.


Konsep, Teknik & Kasus. Cetakan 2, PT
Damar Mulia Pustaka. Jakarta.

Zulham, A. 2012. Pedoman Pelaksanaan


Kegiatan Pengembangan Klinik IPTEK
Minabisnis. BBPSEKP, Balitbang KP,
Jakarta. (Unpublished).

28

Anda mungkin juga menyukai