Anda di halaman 1dari 15

REVIEW

COMPANY VISIT
PT. KALTIM PRIMA COAL

DISUSUN OLEH :
NAMA

: IMANUEL HAGANTA TARIGAN

NIM

: 1109045022

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2014

BAB I
DESKRIPSI PT.KALTIM PRIMA COAL SECARA UMUM

1.1 DESKRIPSI PT.KALTIM PRIMA COAL SECARA UMUM


PT. Kaltim Prima Coal (PT. KPC) adalah perusahaan penghasil batubara yang
merupakan salah satu perusahaan tambang terbesar di dunia. PT. KPC berlokasi
di Sangatta, Kutai Timur. PT. KPC merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar
bagi Kabupaten Kutai Timur maupun Indonesia. Memiliki karyawan sebanyak 5.206
karyawan yang terdiri dari 5.196 karyawan Indonesia dan 10 karyawan asing.
Berdasarkan Perjanjian Kontrak Karya Pengusahaan PertambanganBatubara (PKP2B)
yang ditandatangai pada tanggal 08 April 1982, pemerintahmemberikan izin kepada
KPC untuk melaksanakan eksplorasi, produksi danmemasarkan batubara dari wilayah
perjanjian sampai dengan tahun 2021.Wilayah perjanjian PKP2B ini mencakup daerah
seluas 90.938 Ha di KabupatenKutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur.
Di dalam melaksanakan kegiatan pertambangannya tersebut PT.Kaltim Prima Coal
didukung oleh banyak perusahaan, baik perusahaan dalam negeri maupun luar negeri.
Terutama yang berhubungan dengan pertambangan seperti, pembelian alat berat untuk
kegiatan operasional tambang, alat-alat untuk melakukan perbaikan dan perawatan alatalat tambang dan selain itu PT. Kaltim Prima Coal juga banyak mendatangkan
consultant dari luar. PT. Kaltim Prima Coal mengekspor sebagian besar produksinya ke
berbagai negara di Asia, Amerika, Eropa dan Mediterania. Hanya sekitar 3 % dari total
produksi dijual di pasar domestik. Termasuk dalam daftar pembeli produk batu bara
KPC adalah perusahaan-perusahaan pembangkit tenaga listrik multi nasional dan
berskala besar.
PT. KPC merupakan perusahaan tambang batubara yang merupakan salah satu terbesar
di dunia. Penghargaan tertinggi yang telah dicapai oleh PT. KPC Sertifikat ISO
14001:2004 dari SGS tahun 2006, 2010, dan 2011. Penghargaan yang telah diraih
diantaranya pada tahun 2005 di bidang lingkungan yaitu Serifikat PROPER-Gold dari
Gubernur Kaltim dan Sertifikat PROPER-Blue dari Menteri Lingkungan. Kemudian

pada tahun 2006, 2007, dan 2008, Sertifikat PROPER-Gold (Sangatta's Operation) dari
Gubernur Kaltim. Pada Tahun 2007 Sertifikat Best Environment Management dari
Gubernur dan DPRD Kaltim. Pada tahun 2008 meraih Mining Award bidang
Lingkungan Program dari majalah tambang. Pada tahun 2009 meraih Sertifikat
PROPER Emas Provinsi untuk Site Sangatta. Kemudian di tahun 2010 meraih Sertifikat
PROPER-Hijau (Sangatta's Operation) dari Gubernur Kaltim, 1 stRunner Up Best
Mining Company in Environmental Compliance dari majalah tambang, dan
penghargaan Aditama untuk Management Lingkungan dari Direktorat Jenderal Mineral,
Batubara, dan Panas Bumi. Di tahun 2011 meraih Sertifikat PROPER-Emas dari
Gubernur Kaltim, Sertifikat PROPER-Hijau dari Menteri Lingkungan Hidup, dan
Aditama untuk Management Lingkungan dari Direktorat Jenderal Mineral, Batubara,
dan Panas Bumi. Dalam bidang reklamasi lahan yaitu Sertifikat Utama for Reclamation
tahun 2007 dari Direktorat Jenderal Mineral, Batubara, dan Panas Bumi. Kemudian
penghargaan lain yaitu Aditama Pengelolaan Reklamasi Lahan Bekas Tambang dari
Departemen ofEnergi dan Sumber Daya Mineral, Direktorat Jenderal Mineral Batubara,
dan Panas Bumi.

BAB II

TAHAPAN KEGIATAN SURVEY LAPANGAN

2.1 Stop Site Pertama


Pada stop site pertama bertempat di Wisma Rayah PT. KPC, Sangatta Kutai Timur.
Rombongan dari Teknik Lingkungan Universitas Mulawarman berangkat dari Fakultas
Teknik Mulawarman Jam 05.00 WITA dan tiba di tujuan pada jam 11.00 WITA. Kami
disambut oleh karyawan PT. KPC.Pada Stop Site pertama dilakukan Opening & Kuliah
Singkat mengenai Overview Environment dan Miningdengan dipresentasikan oleh PT.
KPC (Act. Manager Environment dan General Supt Production ) tentang kegiatan
pertambangan yang ada di PT. KPC serta pengelolaan lingkungannya kurang lebih 2
jam lamanya.Dan di lanjutkan ke sesi pertanyaan oleh teman-teman Mahasiswa Teknik
Lingkungan Mulawarman.Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan penyerahan Pelakat
dari Mahasiswa Teknik Lingkungan Mulawarman ke PT.KPC. Setelah itu makan siang
pada jam 12.00 WITA dan dilanjutkan dengan kunjungan ke stop site kedua (Pit J).

2.2 Stop Site Kedua (Pit J)


Pada stop site kedua yatu Pit J (Jupiter), pit ini tidak lama lagi akan ditutup karena
batubara di pit J sudah habis dan dapat dilihat sebagian area pit J sudah dilakukan
reklamasi yang telah ditumbuhi vegetasi. Di pit J mahasiswa diberi penjelasan oleh
pendamping dari PT.KPC yaitu dari Guest Relations mengenai kegiatan yang dilakukan
di Pit J. Di stop site kedua ini kegiatan pengerukan tanah dan pengambilan batubara. Di
samping lokasi terdapat kolam pengendapan untuk penampung terjadinya run off dan
dari kegiatan pertambangan, yang merupakan air asam tambang. Kemudian di kolam
tersebut dilakukan suatu pengolahan air asam tambang.Dan juga terlihat kendaraan yang
melakukan penyiraman jalan, untuk meminimalkan debu jalan tambang.

2.3 Stop Site Ketiga (Nursery)


Pada stop site ketiga yaitu bertempat di nursery yang merupakan tempat pembibitan
tanaman.

Di

sini

mahasiswa

diberi

penjelasan

oleh

Ruddie

Sulu(Supv.Environment)pihak dari perusahaan PT.KPC mengenai jenis-jenis tanaman


yang ada di nursery.Tanaman dari nursery siniakan dipindahkan ke lahan reklamasi agar
mendapatkan nilai produksi dari hasil tanaman. Jenis tanaman yang disemai, yaitu
antara lain :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.

Shorea asamica
Shorea pauciflora
Shorea ovalis
Shorea acutaminasi
Shorea paquetiana
Shorea solanica
Shorea seminis
Shorea smithiana
Shorea leprosula
Shorea balarengan
Shorea johorenis
Shorea parvifolia
Shorea engkabang
Shorea macronymis
Hopea rudiformis

2.4 Stop Site Keempat (Pesat)


Pada stop site keempat yaitu bertempat di Pesat yang mana tempat ini bekas
tambang dan di reklamasi mennjadi tempat peternakan.Di sini terdapat
peternakan sapi yang dibuat oleh perusahaan PT. KPC. Di sini mahasiswa
dijelaskan bagaimana sistem pengelolaan peternakan dan hasil dari peternakan
tersebut seperti susu dari sapi perah dibuat menjadi berbagai macam olahan.
Salah satunya adalah es krim.Kemudian para pekerja di peternakan tersebut
diambil dari warga setempat dan diberikan pelatihan selama 3 bulan oleh pihak
perusahaan yang mendatangkan pelatih dari pusat. Dengan harapan, adanya
peternakan tersebut akan mengurangi tingkat pengangguran di daerah setempat
(untuk warga yang tidak tamat sekolah).

BAB III
KETERKAITAN TEORI PLT DI LOKASI TAMBANG
DENGAN HASIL SURVEY/KUNJUNGAN

3.1 Teori Pengelolaan Lingkungan Tambang

Kegiatan pertambangan batubara memberikan dampak yang nyata pada kerusakan


lingkungan, sehingga ekosistem yang ada di lingkungan itu menjadi rusak dan juga
dapat membahayakan pada ekosistem di lingkungan sekitarnya. Untuk itu diperlukan
cara untuk dapat mengembalikan fungsi lahan bekas tambang agar tidak terjadi
kerusakan yang berkelanjutan.

Kegiatan reklamasi harus melibatkan masyarakat.Reklamasi harus dapat menyentuh


masyarakat dari sisi sosial, ekonomi, budaya dan politik yang berkembang di
masyarakat. Kegiatan reklamasi yang tidak memperhatikan aspek sosial masyarakat,
melibatkan seluruh komponen masyarakat, dan kepedulian dari masyarakat tentunya
akan mendatangkan kegagalan kurang efektif.

Untuk itu segera ditetapkan mekanisme kontrol pada pelaksanaan reklamasi yang
bersifat terpadu.Disamping itu, Pemerintah harus lebih tegas dalam menerapkan sanksi
terhadap perusahaan pertambangan yang melanggar kewajiban melakukan reklamasi.
Sehingga semua perusahaan pertambangan harus menggunakan penambangan teknologi
zero mining yakni penambangan sampai habis dan juga perlu didorong kegiatan
ekonomi ramah lingkungan. Kebijakan tata lingkungan pertambangan memang
dibutuhkan bagi usaha pertambangan dalam kelanjutan usaha pertambangan yang
berkesinambungan.

AMDAL merupakan suatu studi yang dilaksanakan secara sadar dan berencana dalam
pembangunan yang berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup dan menjaga
keserasian hubungan antar berbagai kegiatan. AMDAL itu sendiri terdiri dari:
a.

Kerangka acuan dampak lingkungan

b.
c.
d.

ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan)


Rencana pengelolaan lingkungan (RKL)
Rencana pemantauan lingkungan (RPL)

3.2 Teori Pengelolaan Lingkungan Tambang Di Lokasi Tambang PT. KPC

Operasional pertambangan di KPC mengunakanmetode surface mining (pertambangan


di permukaan).Metode ini memerlukan area lahan terganggu yang cukup luas sehingga
menimbulkan sejumlah dampak lingkungan seperti erosi tanah, debu, kebisingan dan
polusi air, dan dampak terhadap keanekaragamanhayati lokal. Oleh karena itu, berbagai
upaya mitigasi pihak KPC laksanakan untuk mengendalikan dan meminimalisasi
dampak lingkungan dari aktivitas pertambangan batu bara.PT. Kaltim Prima Coal
menerapkan sistem Good Mining Practice. Good mining practice adalah pengelolaan
pertambangan yang baik dan benar. Tujuannya, yaitu agar dapat dihindari terjadinya
pemborosan sumberdaya mineral dan batubara, sehingga tercapai optimalisai
sumberdaya, terlindunginya fungsi-fungsi lingkungan, K3, dan optimalisasi manfaat
bagi masyarakat.
PT. KPC menerapkan SML ISO 14000.Implementasi SML ISO 14000 merupakan
perwujudan dari komitmen manajemen dan segenap karyawan KPC terhadap
pelestarian lingkungan.Pada tahun 2012, mereka berhasil mempertahankan sertifikasi
ISO 14000.Berdasarkan laporan surveillance audit badan sertifikasi SGS, tidak terdapat
temuan baik minorfindings maupun major findings terkait implementasi pengelolaan
lingkungan di KPC.Selain mengacu pada standar ISO 14000, mereka senantiasa
memastikan setiap aktivitas di KPC mematuhi peraturan dan perundangan pengelolaan
lingkungan hidup yang berlaku.
Untuk pemantauan lingkungan PT.KPCmelakukan pengujian sample kualitas air,
kualitas udara, pencapaian target reklamasi, dan pengelolaan hidrokarbon dan limbah
serta parameter lingkungan lainnya di laboratorium yang telah terakreditasi ISO 17025
oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN)dan terdaftar di Kementerian Lingkungan

Hidup.Parameter lingkungan yang dipantau dan frekuensi pemantauannya disesuaikan


dengan RKL, RPL dan peraturan pemerintah yang berlaku.
Proses penambangan di KPC dimulai dari pemindahan tanah pucuk/top soil removal ke
tempat stockpile (penyimpanan top soil) yang mana dapat digunakan dalam reklamasi
lahan tambang. Dn dilanjutkan dengan pengupasan tanah penutup batubara (over
Burden).Batubara hasil tambang selanjutnya akan diproses diarea Coal Processing
Plant (CPP). Di CPP batubara akan melalui proses sizing dan coal preparation.
Conveyor sepanjang 13 km digunakan untuk mengangkut batubara yang telah siap dari
CPP ke portstockpile. Setibanya di port stockpile, loadingbatubara akan dilakukan
dengan menggunakan reclaimer, stacker, dan ship loader yang terhubung dengan area
jetty dan langsung ke palka kapal. Tidak ada pengemasan khusus untuk produk yang
dikirimkan ke pelanggan.
3.3PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN YANG DILAKUKAN
PT.KPC.
a. PENGELOLAAN AIR TAMBANG
Salah satu upayanya adalah dengan menambahkan kapur pada kolam-kolam
pengendap di area tambang Sangatta dan Bengalon.Pengapuran secara manual dan
semi-otomatis

dilakukan

di

kolam-kolam

pengendap

di

seluruh

area

operasional.Upaya preventif dalam pengelolaan air tambang jugadilakukan melalui


klasifikasi dan pemisahan batuan
penutup. Melalui studi dan analisa Net Acid Generation (NAG), batuan yang tidak
bersifat asam(NAF) dipisahkan dari batuan yang bersifat asam(PAF).Overburden
NAF dan PAF akan ditempatkansecara terpisah di lokasi penimbunan batuan
penutup. NAF yang dikumpulan di area overburden stockpile,dapat dimanfaatkan
kembali

untuk

tujuan

reklamasilahan

ataupun

untuk

kebutuhan

pembangunaninfrastruktur.
b. PENGELOLAAN LIMBAH CAIR
Untuk mengelola kualitas air buangan yang berasaldari kolam pengendap di
tambang agar memenuhibaku mutu air limbah, kami melakukan berbagai
upayapengelolaan

seperti

pengerukan

sedimenmenggunakan

kapal

keruk,

pembangunan kolampengendap baru, dan pengelolaan air asam batuandengan cara


pengapuran.
Beberapa aplikasi good miningpractice :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Eksplorasi dengan presisi tinggi dilakukan oleh tim Geologi dan Survei
Pemilihan teknologi yang tepat
Efisiensi Penggunaan Lahan
Pengelolaan tanah pucuk/penutup, erosi, sedimentasi, ATT
Penggunaan air kerja, perlindungan sumber-sumber air
Penambangan tuntas, reklamasi segera
Pemantauan lingkungan

Teknis Perlindungan Lingkungan


a.
Pengelolaan air asam tambang
b.
Pengelolaan air larian (run off)
c.
Pengendalian erosi dan sedimentasi
d.
Kestabilan lereng (pit/ex Pit), timbunan batuan penutup
e.
Reklamasi (Pemulihan fungsi permukaan tanah, mencegah banjir/longsor)
f.
Lahan Basah/Rawa Buatan
g.
Penutupan Tambang (Keamanan terhadap lingkungan, keberlangsungan
pembangunan)
Kewajiban Perusahaan
a.

Menyampaikan Rencana Tahunan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan


kepada KAPIT (RTKPL)

b.

Menyampaikan rencana penutupan tambang selambat-lambatnya 1 (satu) tahun


sebelum berakhirnya operasi penambangan

c.

Menempatkan dana jaminan pelaksanaan reklamasi

d.

Menyampaikan laporan pelaksanaan RKL/RPL Triwulan dan Tahuna

e.

Melaporkan Jumlah pengadaan,penggunaan, penyimpanan dan persediaan


Limbah B3

f.

Melaporkan gejala dan atau pencemaran lingkungan

g.

Melaporkan terjadinya perusakan dan atau pencemaran lingkungan berikut


upaya penanggulangannya dalam waktu 1X 24 jam

h.

Menetapkan tata cara baku untuk penanggulangan perusakan dan pencemaran


lingkungan pada tempat-tempat yang berpotensi menimbulkan perusakan dan
pencemaran lingkungan

i.

Melakukan upaya pencegahan atas kemungkinan perusakan dan pencemaran


lingkungan

j.

Melakukan revegetasi sesuai dengan AMDAL atau UKL/UPL

k.

Memeriksa tailing yang mengandung B3 secara berkala dan melaporkannya


kepada KAPIT

Ada 8 elemen utama yangterintegrasi di dalam sistem manajemen lingkungan KPC,


yaitu: Kebijakan lingkungan
1. Pengintegrasian
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

sumber-sumber

manajemen

lingkungankedalam

struktur

manajemen
Rencana manajemen lingkungan yang komprehensif
Audit lingkungan tahunan
Pelaporan isu-isu lingkungan kepada senior managementsecara periodik
Pelaporan insiden-insiden yang signifikan
Pelatihan dan penelitian
Induksi karyawan tentang isu-isu lingkungan
Anggaran tahunan untuk program pengelolaan danpemantauan lingkungan secara
komprehensif

3.4 Hasil Survey/Kunjungan


Beberapa tempat yang kami kunjungi, yaitu:
a. Stop site pertama (Wisma Rayah)
Di sini merupakan tempat tinggal karyawan dari PT. KPC, kami diterima dengan
cukup baik.Lingkungannya tertata cukup rapi dan bersih, terdapat cukup ruang
terbuka hijau. Di sekitar kantor terdapat perumahan karyawan PT. KPC.
Sesampainya di Wisma Rayah, kami diberi presentasi dari pihak perusahaan
mengenai kegiatan pertambangan dan pengelolaan lingkungannya.Selanjutnya,
dilanjutkan dengan makan siang dan melanjutkan agenda berikutnya mengunjungi
stop site kedua (Pit J).Di lokasi area Perkantoran PT.KPC Swarga Bara sangat bagus
lingkungannya dan K3 sangat ketat sekali.
b. Stop site kedua (Pit J)
Di sini merupakan lokasi kegiatan pengerukan batu bara. Di samping itu, terdapat
kolam settling pond untuk air asam tambang.Kegiatan pertambangannya menurut
saya cukup sesuai dengan penyampaian oleh pihak perusahaan tersebut. Namun,
kita tidak terlalu tahu begitu jelas pengolahannya seperti apa. Karena, kita hanya
memandang dari jauh.Dan terlihat truck penyemprot jalan tambang untuk

mengurangi debu di lokasi tambang. Dan untuk reklamasi baru tahap setengah di pit
J. Pit J merupakan tambang yang paling dekat dengan daerah masyarakat. Menurut
saya PT.KPC sudah berusaha mengikuti prosedur yang mereka telah buat tapi tak
semaksimal mungkin khususnya dalam debu jalan.
c. Stop site ketiga (Nursery)
Di sini merupakan tempat pembibitan tanaman yang disiapkan untuk reklamasi
lahan bekas tambang.Sejauh mata memandang, hamparan hijau dari berbagai jenis
tanaman menghiasi tempat tersebut.Sebagian besar tanaman yang berada di nursery
ini tergolong tanaman industri dengan harapan dapat bermanfaat bagi wilayah
setempat (Kutai Timur).Sehingga kegiatan pertambangan tidak hanya di nilai
negative oleh berbagai pihak, namun juga member dampak positif lainnya.
d. Stop site keempat (Pesat)
Di sini merupakan tempat terakhir yang kami kunjungi, sebenarnya masih ada
beberapa tempat yang akan kami kunjungi hanya saja karena keterbatasan waktu
maka kami tidak datang ke tempat tersebut. Stop site keempat atau pesat merupakan
daerah peternakan sapi perah yang merupakan salah satu program pemberdayaan
oleh pihak perusahaan untuk masyarakat sekitar. Daerah ini terlihat asri dan
bersih.Dengan adanya program ini diharapkan dapat membantu masyarakat sekitar,
mengurangi tingkat penganggguran daerah setempat, dan masih banyak tujun
lainnya. Daerah ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh pihak perusahaan pada
saat presentasi dan merupakan salah satu program unggulan bagi suatu perusahaan.
Hasil olahan dari susu sapi perah tersebut yaitu es krim.Pesat ini dulunya bekas
tambang yang sekarang di reklamasi menjadi tempat peternakan sapi.

BAB IV
KESIMPULAN

a) PT. KPC merupakanperusahaan tambang batubara yang merupakan salah satu


terbesar di dunia. Penghargaan tertinggi yang telah dicapai oleh PT. KPC Sertifikat
ISO 14001:2004 dari SGS tahun 2006, 2010, dan 2011. Penghargaan yang telah
diraih diantaranya pada tahun 2005 di bidang lingkungan yaitu Serifikat PROPERGold dari Gubernur Kaltim dan Sertifikat PROPER-Blue dari Menteri Lingkungan.

Kemudian pada tahun 2006, 2007, dan 2008, Sertifikat PROPER-Gold (Sangatta's
Operation)

dari

Gubernur

Kaltim.Sebagian

besarkaryawanKPCtinggal

di

daerahperumahanperusahaanyang
dibangundiSwargaBargadanPrimaGriyaLestariyangbersandarantarapusatoperasi
penambanganadministrasidankotaSangatta.
KaryawanlainnyaberadadikomunitasTanjungBarasekitar17kilometerdaritambang.
b) Operasional pertambangan di KPC mengunakanmetode surface mining
(pertambangan di permukaan). Metode ini memerlukan area lahan terganggu yang
cukup luas sehingga menimbulkan sejumlah dampak lingkungan seperti erosi
tanah, debu, kebisingan dan polusi air, dan dampak terhadap keanekaragamanhayati
lokal. Oleh karena itu, berbagai upaya mitigasi pihak KPC laksanakan untuk
mengendalikan

dan

meminimalisasi

dampak

lingkungan

dari

aktivitas

pertambangan batu bara.PT. Kaltim Prima Coal menerapkan sistem Good Mining
Practice. Good mining practice adalah pengelolaan pertambangan yang baik dan
benar. Tujuannya, yaitu agar dapat dihindari terjadinya pemborosan sumberdaya
mineral dan batubara, sehingga tercapai optimalisai sumberdaya, terlindunginya
fungsi-fungsi lingkungan, K3, dan optimalisasi manfaat bagi masyarakat.
c) PT.KPC mempunyai komitmen dalam mewujudkan lingkungan hidup yang baik
dan sejahtera baik dalam ekosistem (flora dan fauna maupun manusia). Dan juga
penanganannya dalam hal mengelola limbah baik padat, cair dan udara. Yang mana
terus dipantau kualitas lingkungan daerah tambang tersebut.
d) Bukan hanya itu saja PT.KPC juga memberikan kesempatan peluang pekerjaan, dan
ini juga mengurangi angka pengangguran.

BAB V
DAFTAR PUSTAKA

1. Soemarwoto, 0 .2005. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Gadjah Mada


University Press: Yogyakarta.
2. Wardana, W.

2001.

Dampak

Pencemaran

Lingkungan.

Penerbit

Yogyakarta.
3. SUSTAINABILITY REPORT LAPORAN KEBERLANJUTAN PT.KPC

Andi:

LAMPIRAN

Gambar 1. Presentasi dari pihak


PT.KPC

Gambar2.Sesi pertanyaan

Gambar3.Penyerahan Plakat

Gambar5.Penjelasan Oleh Pak


Rudi di Venue Nursery

Gambar7.Penjelasan di daerah
PESAT

Gambar4.Penyiraman jalan tambang di


Pit J

Gambar6. Di Nursery

Gambar8.Di daerah PESAT

Anda mungkin juga menyukai