Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS KINERJA LINGKUNGAN AREA PERTAMBANGAN

PT VALE INDONESIA TBK


Rahma Sekar Arum
Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
email : rahmasekara20@gmail.com

ABSTRAK
PT Vale menjalankan kegiatan pertambangan terbuka meliputi pembukaan lahan dan
pengupasan lapisan permukaan tanah; penggalian material tanah dan material tambang; serta
pengangkutan material tanah dan material tambang. PT Vale Indonesia menambang nikel
laterit untuk menghasilkan produk akhir berupa nikel dalam matte. Keberadaan perusahaan
tambang di tengah-tengah masyarakat dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan.
Dapat dilihat dari sisi negatifnya, kegiatan pertambangan merupakan aktivitas yang
menimbulkan banyak permasalahan daripada manfaatnnya, contohnya seperti konflik
perebutan lahan, menggangu kesehatan masyarakat, terjadinya kerusakan lingkungan. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk memperbaiki ekosistem lahan pascatambang dan sebagai
kepatuhan hukum. PT Vale berkomitmen membatasi luas lahan terbuka untuk kegiatan
operasi pertambangan, dan melaksanakan pengelolaan keanekaragaman hayati di wilayah
operasi pertambangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa PT Vale juga melakukan kegiatan
rehabilitasi lahan dan penghutanan lintas batas, di luar area operasi pertambangan, serta
meningkatkan komposisi pohon perintis lokal hingga 40% pada kegiatan revegetasi.
Kata Kunci : Dampak, Lingkungan, Pertambangan, Material tambang

A. Pendahuluan

PT Vale Indonesia didirikan berdasarkan Akta No. 49 tanggal 25 Juli 1968 yang dibuat di
Notaris Eliza Pondaag, notaris publik di Jakarta. Anggaran Dasar Perseroan disetujui
Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. J.A.5/59/18 tanggal
26 Juli 1968 dan diumumkan dalam Tambahan No. 93 Berita Negara Republik Indonesia
No. 62 tanggal 2 Agustus 1968. Anggaran Dasar Perseroan telah beberapa kali mengalami
perubahan dan terakhir diubah dengan Akta No.121 tanggal 29 Juni 2015, yang dibuat di
hadapan Notaris Leolin Jayayanti S.H., notaris publik di Jakarta, tentang Perubahan
Anggaran Dasar Perseroan yang telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa (“RUPS Luar Biasa”) pada tanggal 29 Juni 2015. Perubahan ini telah memperoleh
persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat
Keputusan No. AHU-0938647.AH.01.02 Tahun 2015 tanggal 3 Juli 2015 dan telah
memperoleh penerimaan pemberitahuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-AH.01.03-0948078 Tahun 2015
tanggal 3 Juli 2015.

Beroperasi dalam naungan Kontrak Karya yang telah diamandemen pada 17 Oktober 2014
dan berlaku hingga 28 Desember 2025 dengan luas konsesi seluas 118.017 hektar meliputi
Sulawesi Selatan (70.566 hektar), Sulawesi Tengah (22.699 hektar) dan Sulawesi Tenggara
(24.752 hektar). PT Vale Indonesia menambang nikel laterit untuk menghasilkan produk
akhir berupa nikel dalam matte. Rata-rata volume produksi nikel per tahun mencapai
75.000 metrik ton. Dalam memproduksi nikel di Blok Sorowako, kami menggunakan
teknologi pyrometalurgi (meleburkan bijih nikel laterit). Nikel yang kami hasilkan
diekspor seluruhnya kepada Sumitomo Metal Mining Co, Ltd (Jepang) dalam kontrak
khusus jangka panjang yang dijalin kedua perusahaan tersebut.

Keberadaan perusahaan tambang di tengah-tengah masyarakat dapat menimbulkan


dampak terhadap lingkungan. Dapat dilihat dari sisi negatifnya, kegiatan pertambangan
merupakan aktivitas yang menimbulkan banyak permasalahan daripada manfaatnnya,
contohnya seperti konflik perebutan lahan, menggangu kesehatan masyarakat, terjadinya
kerusakan lingkungan, hingga areal bekas penambangan yang dibiarkan begitu saja.
Kegiatan pertambangan seharusnya juga memperhatikan aspek ingkungan sehingga
memiliki dampak positif bagi masyarakat di lingkungan sekitar pertambangan. Cara
pandang yang proporsional dapat menghantarkan pada pengelolaan bahan tambang yang
menguntungkan saat ini berupa nilai tambah ekonomi dan kesejahteraan serta jangka
panjang juga tidak merugikan generasi selanjutnya. Tulisan ini akan memaparkan tenang
reklamasi dan rencana pascatambang.

B. Reklamasi dan Rencana Pascatambang

PT Vale menjalankan kegiatan pertambangan terbuka meliputi pembukaan lahan dan


pengupasan lapisan permukaan tanah; penggalian material tanah dan material tambang;
serta pengangkutan material tanah dan material tambang. Kegiatan yang berlangsung
berpotensi menimbulkan dampak terhadap keanekaragamaan hayati, perubahaan rona
alam, dan ekosistemnya. Dampak tersebut dikelola dengan melakukan identifikasi dan
memindahkan spesies terdampak, dari lokasi kegiatan pertambangan ke lokasi lain
termasuk area reklamasi pascatambang. Secara berkala, perseroan melakukan penyiraman
jalan tambang untuk mengurangi debu dari kendaraan operasional yang melintas. PT Vale
juga menerapkan kebijakan membatasi luasan area dibuka untuk kegaiatan pertambangan.
Sesuai dokumen laporan jaminan reklamasi periode 2018-2022 yang disetujui Kementrian
ESDM, untuk tahun 2020 lasan sisa lahan terbuka dibatasi maksimal 2.198,75 hektar.
Realisasi luas lahan yang dibuka untuk operasi pertambangan selama periode peaporan
mencapai 281,44 hektar, sehingga luasan kumulatif lahan untuk operasi pertambangan
hingga akhir tahun 2020 menjadi 2.076,42 hektar.

Luas lahan tambang yang direklamasi pada tahun 2020 mencapai 176,24 hektar, atau
101,46% dari target 173,71 hektar, sehingga secara kumulatif luas lahan reklamasi
pascatambang hingga 31 Desember 2020 menjadi 3.012,44 hektar. Dengan demikian total
luasan sisa lahan terbuka untuk kegiatan pertambangan pada tahun 2020 adalah 281,44
hektar, sehingga telah memenuhi batasan yang ditetapkan. Pada akhir periode pelaporan,
kondisi lahan yang sudah direhabilitasi dikembalikan seperti awal peruntukannya.

Wilayah operasi pertambangan PT Vale merupakan milik sendiri, berdasarkan Kontrak


Karya dengan Pemerintah Indonesia yang telah diamandemen tahun 2014. Sebagian dari
luas wilayah operasi di Sorowako, yakni 41.822,95 ha atau 59% dari total 70.894 ha,
berdekatan dengan kawasan dilindungi berupa hutan lindung. PT Vale telah mendapatkan
Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) dari KLHK sesuai SK No.
645/MenLHK/SetJen/PA.0/12/2018
PT Vale juga terlah mendapatkan IPPKH untuk kegiatan operasi dan produksi di Bahodopi
Blok 1 di Kabupaten Morowai, Sulawesi Tengah, seluas 2.143,14 Ha sesuai SK Mentri
LHK No. SK.341/Menlhk/Setjen/PLA.0/5/2019. Perseroan mendapatkan perpanjangan
ke-2 IPPKH untuk kegiatan eksporasi di Bahodopi seluas 12.820,60 Ha, sesuai SK Menteri
LHK No. SK.522/ Menlhk/Setjen/PLA.0/11/2018. Untuk di Blok Pomalaa, Kabupaten
Kolaka, Sulawesi Tenggara, PT Vale telah mendapatkan IPPKH untuk kegiatan eksplorasi
seluas 12.563,10 Ha sesuai Keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal No.
6/1/IPPKH/PMA/2018
C. Metode Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah kuantitatif dengan deskriptif. Kuantitatis adalah angka penelitian
ilmiah yang menyadarkan kebenaran pada sisi kriteria ilmu empiris yang berusaha untuk
mengeksplorasi, mendeskripsikan, dan menjelaskan kejadian.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer meliputi lingkungan
masyarakat sekitar atau yang berkerja di tambang, karyawan perusahaan pertambangan
nikel, dan data-data sekunder berupa catatan dan kearsipan yang dapat menunjang karya
ilmiah ini seperti data dari website resmi PT Vale Indonesia Tbk. Tenknik pengumpulan
data yang diperlukan ialah observasi dan dokumen yang dibutuhkan berupa dokumen atau
catatan data dari website resmi perseroan. Sementara itu, analisis data yang digunakan
adalah analisi data model interakti melalui tahapan-tahapan yaitu pengumpulan data,
pemilihan data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi dengan mencari
makna setiap gejala yang diperoleh dari data website resmie PT Vale Indonesia Tbk.

D. Hasil dan Pembahasan

Reklamasi lahan pascatambang bertujuan memperbaiki ekosistem lahan pascatambang dan


sebagai kepatuhan hukum. PT Vale berkomitmen membatasi luas lahan terbuka untuk
kegiatan operasi pertambangan, dan melaksanakan pengelolaan keanekaragaman hayati di
wilayah operasi pertambangan sesuai Persetujuan 188.4/66/II/BAPEDALDA. Selain itu,
PT Vale juga melakukan kegiatan rehabilitasi lahan dan penghutanan lintas batas, di luar
area operasi pertambangan. Dengan dukungan sumber daya dana reklamasi pascatambang
tahun 2020 sebesar AS$4.169.683 dan pusat pembibitan, pada periode pelaporan Perseroan
merealisasikan lahan reklamasi pascatambang seluas 176,24 ha, dengan luas kumulatif
3.021,44 ha. Kami berhasil meningkatkan komposisi pohon perintis lokal hingga 40% pada
kegiatan revegetasi. Pelaksanaan kegiatan reklamasi pascatambang menjadi tanggung
jawab Fungsi Environment and Energy dan dievaluasi Direksi melalui mekanisme
penilaian pelaporan berkala kepada pihak-pihak berwenang. Hasil evaluasi menunjukkan
kegiatan reklamasi berjalan sesuai perencanaan.

E. Penutup

Kegiatan pertambangan sangat rentan terhadap isu-isu lingkungan. Seperti kegiatan yang
dilakukan oleh PT Vale Indonesia Tbk, oleh karena itu dalam kegiatan pertambangan PT
Vale Indonesia Tbk berkomitmen terus berkontribusi pada pengelolaan lingkungan yang
berkelanjutan, pada seluruh kegiatan yang dijalankan. Dukungan pengelolaan lingkungan
itulah yang mengamankan kegiatan pertambangan. PT Vale secara terus menerus
melakukan analisis dan respons terhadap tantangan yang dihadapi dalam bidang
lingkungan, sosial, dan ekonomi untuk mendukung pengembangan strategi yang
berkelanjutan dalam bentuk pembuatan program yang memang dibutuhkan.
Saran yang dapat diberikan oleh penulis kepada PT Vale Indonesia Tbk yaitu harus lebih
menekankan disiplin yang tegas dan bertanggung jawab bagi perseroan agar selalu tetap
memperhatikan kelestarian lingkungan hidup sekitar area pertambangan. Selain itu, bagi
perusahaan tambang untuk menutup lubang-lubang bekas tambang agar tidak
membahayakan masyarakat sekitar serta selalu menaati prosedur-prosedur peraturan
pertambangan guna menghindari terjadinya dampak negatif yang tidak diinginkan seperti
kerusakan lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

PT Vale Indonesia Tbk. (2020). Sustainbility Report PT Vale Inonesia Tahun 2020.
Jakarta: Vale Indonesia

Anda mungkin juga menyukai