Anda di halaman 1dari 14

RENCANA REKLAMASI TAMBANG

STUDI KASUS : DANAU BEKAS TAMBANG PASIR PT GENETA WAHANA


PERKASA, KEC. RUMPIN, KAB. BOGOR, PROV. JAWA BARAT

Dosen Pengampu: Mulyanto Ph.D

Disusun Oleh:

1. Ahmad Ma'ruf Taufiqul Hakim (11200980000029)


2. Suci Ramata Gani (11200980000035)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2022 M / 1444 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun Karya Tulis ini dengan baik.
Reklamasi Pasca Tambang adalah salah satu mata kuliah yang ada di program studi Teknik
Pertambangan di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Oleh karena itu,
Karya Tulis ini menjadi salah satu hal yang terpenting bagi mahasiswa program studi Teknik
Pertambangan untuk dapat lulus mata kuliah Reklamasi Pasca Tambang. Adapun, manfaat dari
penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah agar para mahasiswa mampu belajar secara langsung
di lapangan dengan bekal ilmu teori yang telah didapatkan dalam kegiatan perkuliahan.

Jakarta, 10 Desember 2022

Penulis
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bogor adalah salah satu kota di Indonesia yang memiliki sumber daya alam yang
melimpah. Wilayah Kota Bogor sendiri memiliki luas wilayah sebesar 11,850 hektar (Ha),
dimana terbagi menjadi 6 kecamatan dan memiliki 68 kelurahan. Kota Bogor diselimuti
oleh batuan vulkanik yang berasal dari endapan (batuan sedimen) dua gunung berapi, yaitu
Gunung Pangrango (sebagai satuan breksi tupaan/kpbb) dan Gunung Salak (sebagai
aluvial/kal dan kipas aluvial/kpal). Lapisan batuan ini letaknya cukup dalam dari
permukaan bumi dan jauh dari daerah aliran sungai. Sedimen permukaan umumnya aluvial
yang terdiri dari tanah, pasir dan kerikil akibat pelapukan sedimen yang baik untuk
vegetasi. Dari struktur geologinya, Kota Bogor memiliki daya dukung tanah sebesar 1,5
kg/cm2.
Pada Kecamatan Bogor Timur terdapat Kelurahan Sukasari yang memiliki luas wilayah
sebesar 48 hektar (Ha). Pada wilayah tersebut berpotensi sebagai wilayah dengan daerah
pemukiman. Tetapi, menurut data yang didapat bahwa pada daerah Kelurahan Sukasari
terdapat banyak tambang yang beroperasi (baik legal maupun illegal) dan banyak tambang
yang telaah tutup dan meninggalkan lubang bekas operasi tambang.
Danau bekas tambang pasir PT Geneta Wahana Perkasa yang terletak di Kel. Sukasari,
Kec. Rumpin, Bogor merupakan salah satu dari ribuan lubang bekas tambang yang ada di
daerah Rumpin. Dari data yang didapat danau bekas tambang pasir PT Geneta Wahana
Perkasa dengan no. SK 540/Kep.23/10.1.06.0/DPMPTSP/2018, danau 1 memiliki luas
sebesar 4.2 Ha dan kedalaman + 25 m. Danau tersebut dibiarkan begitu saja tanpa adanya
upaya reklamasi dari perusahaan tambang yang terlibat. Pada Kawasan danau 1 hanya
terdapat 1 (satu) papan peringatan yang berisi larangan untuk memancing, berenang, dan
mendekati bibir danau dikarenakan untuk menghindari adanya peristiwa fatal karena
tenggelam.
Reklamasi adalah suatu kegiatan pengelolaan tanah yang mencakup perbaikan kondisi
fisik tanah (overburden) agar tidak terjadi longsor, pembuatan waduk untuk perbaikan
kualitas air asam tambang yang beracun, yang kemudian harus dilajutkan dengan
melakukan revegetasi. Pada dasarnya reklamasi dan revegetasi merupakan salah satu usaha
yang dilakukan untuk memperbaiki kondisi lahan pasca penambangan (Pujawati, 2009).
Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu rencana reklamasi untuk membuat lubang yang
terbengkalai akibat bekas operasi tambang menjadi sesuatu yang berguna sesuai dengan
peruntukannya. Tujuan karya tulis ilmiah ini adalah untuk memberikan inovasi dalam
pengelolaan lubang bekas operasi penambangan agar nantinya diharapkan dapat
memunculkan ide-ide lain yang dapat mengurangi terbengkalainya lahan ataupun lubang
bekas tambang yang ada di Indonesia.

1.2 Metode Penelitian


Penulis dalam karya tulis ilmiah ini menggunakan metode penelitian kuantitatif,
Penelitian ini merupakan penelitian secara objektif dan dalam data tersebut
mengambil bentuk numerik (poin, catatan). Pendekatan penelitian dapat dilakukan dengan
cara grounded research yaitu penelitian dilakukan secara langsung ke lapangan. Serta
digunakan juga metode penelitian dengan studi pustaka yaitu mengumpulkan informasi
yang berkaitan dengan topik dari objek penelitian.
Beberapa tahap penelitian yaitu meliputi tahap persiapan, survey lapangan
dan pengambilan sampel, tahap pengolahan data serta pengujian laboratorium. Dibutuhkan
beberapa alat yaitu antara lain: wadah untuk sampel (botol 1,5 liter), pH meter, TDS meter,
buku lapangan, kamera atau handphone.

II. HASIL PENELITIAN

2.1 Lahan Yang Direklamasi


Dalam perencanaan reklamasi yang akan dibuat berlokasi di Kel. Sukasari, Kec.
Rumpin, Bogor. Daerah yang akan direklamasi memiliki lebar 4.2 Ha dan kedalaman + 25
m. Saat tambang pasir masih beroperasi, perusahaan menggunakan metode quarry mining
yang mana menyebabkan lubang bukaan yang jika ditutup akan mengeluarkan cost yang
sangat besar, oleh karena itu lubang bukaan dibiarkan dan menjadi danau.

Gambar 1. Pengambilan Titik Wilayah Danau

Gambar 2. Peta Wilayah Danau


2.2 Teknik dan Peralatan
Untuk operasi upaya reklamasi di danau bekas tambang tersebut menggunakan teknik
penataan lahan yang akan dilakukan untuk menyiapkan akses jalan sehingga operasi usaha
reklamasi di danau bekas tambang dapat berjalan dengan maksimal, hal ini berkaitan
dengan tujuan dari reklamasi danau bekas tambang yang akan direklamasi menjadi Smart
Floating Farms sehingga penataan lahan di sekitar danau bekas sangat di perlukan. Adapun
peralatan Untuk menunjang keberhasilan reklamasi digunakan peralatan dan sarana
prasarana antara lain: dump truck, Bulldozer, excavator, traktor, back hoe, sekop, cangkul,
bangunan pengendali erosi (susunan karung pasir, tanggul, susunan jerami, bronjong, pagar
keliling), beton, plat baja untuk menghindari kecelakaan, dan lain-lain (Bargawa,2017).

2.3 Penataan Lahan dan Biaya Penataan Lahan


Danau yang akan dilakukan reklamasi berlokasi dikawasan yang dekat dengan
pemukiman penduduk dengan akses jalan yang lumayan kecil. Tanah yang berada
dipinggiran danau yaitu bermaterial batu clay atau batu lempung, hal tersebut dicirikan
dengan sifat dan tekstur tanah yang plastis atau liat bila basah dan sangat keras bila dibakar
pada suhu tinggi, tersusun dari hidrous aluminium silikat (mineral lempung) yang ukuran
butirannya halus. Ukuran butiran batu lempung sangatlah halus, yakni tidak lebih dari 0,002
mm (Gonggo,2013). Pada penataan lahan, tahap pertama yaitu dengan dilakukannya
pembersihan lahan menggunakan alat berat Excavator didaerah sekitaran danau dan
kemudian dilakukan perataaan tanah menggunakan alat berat Bulldozer didaerah sekitaran
danau secara menyeluruh (Gumilar, 2022).
Dengan adanya kegiatan penataan lahan, perkiraan biaya yang dikeluarkan yaitu
dimulai dari peminjaman alat Excavator Hitachi ZX200 dengan biaya sewa
Rp.180.000/jam (Rp.1.440.000/8jam) dan biaya untuk peminjaman alat Bulldozer dengan
biaya sewa Rp.220.000/jam (Rp.1.760.000/8jam) dan untuk biaya operator
Rp.250.000/hari.

2.4 Revegetasi
Revegetasi menurut keputusan menteri kehutanan dan perkebunan No. 146 tahun 1999
adalah usaha atau kegiatan penanaman kembali pada lahan bekas tambang. Revegetasi
dilakukan melalui tahapan kegiatan penyusunan rancangan teknis tanaman, persediaan
lapangan, pengadaan bibit/ persemaian, pelaksanaan penanaman dan pemeliharaan
tanaman.
1) Penyusunan Rancangan Teknis Tanaman
Rancangan teknis tanaman adalah rencana detail kegiatan revegetasi yang
menggambarkan kondisi lokal, jenis tanaman yang akan ditanam, uraian jenis
pekerjaan, kebutuhan bahan dan alat, kebutuhan tenaga kerja, kebutuhan biaya dan tata
waktu pelaksanaan kegiatan. Rancangan tersebut disusun berdasarkan hasil analisis
kondisi biofisik dan sosialekonomi setempat. Kondisi biofisik meliputi topografi atau
bentuk lahan, iklim, hidrologi,kondisi vegetasi awal dan vegetasi asli. Sedangkan data
sosial ekonomi yang perlumendapat perhatian antara lain demografi, sarana, prasarana
dan aksesibilitas yang ada. Dari hal yang sudah dijelaskan diatas jenis tanaman yang
kami pilih yaitu tanaman sayur-sayuran seperti bayam,cabai,dan jagung karena bibit
yang mudah ditemukan dan ditanam serta mudah untuk dirawat dan dibudidayakan.
2) Persiapan Lapangan
Pada umunya persiapan lapangan meliputi pekerjaan pembersihan lahan,
pengolahantanah dan kegiatan perbaikan tanah. Kegiatan tersebut sangat penting
agarkeberhasilan tanaman dapat tercapai.
a. Pembersihan lahan
Kegiatan pembersihan lahan adalah salah satu penentuan dalam persiapan lapangan.
Kegiatan ini diantaranya yaitu dengan pembersihan lahan dari tanaman penganggu
(alang-alang, dll) bertujuan agar nantinya tanaman dapat tumbuh dengan baik tanpa
ada persaingan dengan tanaman penganggu dalam hal mendapatkan unsur hara,
sinar matahari, dll.
b. Pengolahan tanah
Tanah diolah agar gembur yang guna perakaran tanaman dapat dengan mudah
menembus tanah dan mendapat unsur hara yang diperlukan dengan baik,
diharapkan pertumbuhan tanaman sesuai dengan yang diinginkan.
c. Perbaikan tanah
Kualitas tanah yang kurang baik bagi pertumbuhan tanaman perlu mendapatkan
perhatian khusus melalui perbaikan tanah seperti penggunaan pupuk (organik
maupun anorganik). Dengan perlakuan tersebut diharapkan dapat memperbaiki
persyaratan tumbuh tanaman dengan cara pemberian pupuk yang sesuai dengan
kebutuhan tanaman.
3) Pelaksanaan penanaman
Penanaman akan dilaksanakan di pinggir danau bekas tambang pasir, Rumpin
Bogor, penanaman ini dilakukan dipinggir danau agar mempermudah para masyarakat
setempat untuk membantu menanam dan merawat tumbuhan yang telah ditanam.
4) Pemeliharaan
Tingkat keberhasilan dari semua metode penanaman akan berkurang bila tidak
dilakukan pemeliharaan yang baik. Pemeliharaan tanaman dimaksudkan untuk memacu
pertumbuhan tanaman sedemikian rupa sehingga dapat diwujudkan keadaan optimum
bagi pertumbuhan tanaman. Pemeliharaan ini akan dilakukan oleh masyarakat setempat
dengan tujuan dapat memakmurkan dan membantu masyarakat sekitar agar dapat
mempekerjakan kepada mereka.

2.5 Program Reklamasi dan Biaya Program Reklamasi


Program reklamasi, sejatinya merupakan program pengembalian lahan seperti sedia
kala atau peruntukannya. Dalam kasus reklamasi yang ditangani kelompok kami, kami
melihat bahwa terdapat potensi keuntungan yang dapat diambil dari perencanaan
reklamasi. Kami menangani 3 buah proyek lubang bekas tambang yang telah menjadi
danau. Untuk danau pertama, memiliki luas 4,2 Ha (gambar 3), dengan jenis vegetasi
dominan yakni semak belukar tinggi, disertai dengan hutan bambu. Ciri komunitas
makhluk hidup animalia disana berupa reptilia, tentunya hal ini tidak lepas dari semak
belukar tinggi sebagai sarang habitat mereka. Kemudian untuk danau kedua memiliki luas
4.438 sqm (gambar 4), dikarenakan lokasinya berdekatan dan juga terkena limpasan
langsung dari danau pertama, sehingga ciri vegetasi dan ekosistem justru sangat sama persis
dengan keadaan danau pertama. Namun terdapat perbedaan mencolok diantara keduanya.
Seperti yang telah dijelaskan di bab sebelumnya terjadi perbedaan pH antara kedua danau.
Danau satu memiliki pH sebesar 8.7, sedangkan danau kedua memiliki pH sebesar 8.2.
Perbedaan cukup mencolok ini terjadi akibat danau 1, merupakan danau yang menampung
limbah penambangan serta pencucian andesit berupa debu. Dan bila dianalisis maka debu
pencucian tersebut kaya akan zat alkali, sehingga cocok untuk dimanfaatkan sebagai agen
pemineralan air tanah. Kemudian danau ketiga, memiliki luas sebesar 2,01 Ha (gambar 5)
dengan vegetasi dominan semak belukar tinggi, disertai keberadaan satwa reptil seperti
biawak dan ular.

Gambar 3. Luas Wilayah Danau 1

Gambar 4. Luas Wilayah Danau 2


Gambar 5. Luas Wilayah Danau 3
Dari hasil pengamatan yang kami peroleh, dalam menetapkan proyek reklamasi,
sejatinya tidak perlu lagi adanya reklamasi khusus dalam penanganan limbah. Namun kami
berusaha untuk mendayagunakan reklamasi yang ekonomis bagi masyarakat sekitar. Ada
beberapa aspek yang kami pertimbangkan dari danau tambang ini, diantaranya:
1. Kondisi Air tambang
2. Vegetasi sekitar
3. Satwa liar reptilia
4. Presipitasi hujan
5. Luas danau tambang
6. Intensitas Matahari

Keenam parameter tersebut menjadi landasan pertimbangan bagi kami dalam


perencanaan reklamasi. Yang pertama ialah kondisi air tambang dimana dari nilai pH
tersebut tercermin keamanan dan kesehatan bagi industri perikanan. Kemudian ialah
vegetasi sekitar, secara konseptual bagi warga sekitar, keberadaan semak belukar
memperbesar potensi ancaman warga dari keberadaan saran ular dan biawak, tentunya
hewan ini sangat membahayakan bagi warga sekitar. Kemudia eksistensi satwa liar yang
dekat dari perumahan penduduk, tentunya merupakan ancaman nyata bagi keselamatan
penduduk. Selanjutnya presipitasi hujan, hal ini penting dalam menakar cadangan air yang
cukup bagi warga sekitar. Luas danau tambang menjadi penting dalam perkiraan dana yang
dibutuhkan dalam operasi reklamasi pasca tambang. Dan terakhir intensitas matahari,
parameter ini kami masukkan dalam rencana reklamasi dikarenakan intensitas Matahari di
daerah ini setelah melihat sumber BMKG tahun 2021 memiliki nilai 4911WattH/sqm.
Dari hasil observasi lapangan, dan mempertimbangkan dari keenam aspek diatas, maka
kami mempertimbangkan proyek perencanaan reklamasi pada danau satu dan danau dua,
serta danau ketiga dengan pendirian lahan pertanian terapung modern dan terintegrasi.
Latar belakang dari pendirian proyek reklamasi ini karena kondisi air yang berkualitas,
banyaknya pemukiman warga sehingga membutuhkan supply pangan tersedia. Dan juga
akses listrik yang masih jarang, sehingga kami berupaya mendukung perencanaan proyek
ini.
Proyek Reklamasi Smart Floating Farms
Meningkatnya populasi dunia dan berkurangnya pasokan pangan dari lahan pertanian
yang terus tergusur merupakan masalah utama yang dihadapi berbagai negara saat ini.
Sehingga biro arsitektur Barcelona mencetuskan penemuan mutakhir yakni lahan pertanian
pintar terapung. Desain ini dilakukan untuk melengkapi pertanian tradisional, lahan
pertanian terapung ini bertenaga panel Surya yang terdiri dari modul-modul yang bisa
digunakan pada muka air kurang terpakai. Alat ini dapat menjadi ketahanan pangan dalam
rentan waktu jangka panjang.

Gambar 6. Ilistrasi Smart Floating Farms


Smart Floating Farms didesain sangat pintar dan beroperasi secara otomatis dengan
kombinasi tenaga surya, pertanian hidroponik dan perikanan. Proyek ini dirancang untuk
kebutuhan komersil dengan bahan-bahan serta teknologi canggih lagi teruji. Pertanian ini
digunakan pada permukaan air, sehingga mengurangi ketergantungan import dan jejak
karbon pada pangan. Desain ini terinspirasi dari model tambak di Asia, sehingga pada
desain ini setiap modul berukuran 200×350 meter. Dan dari setiap modul tersebut dapat
dikaitkan satu dengan yang lain. Modul ini terdiri dari tiga tingkat. Yang pertama level
dasar untuk kebutuhan perikanan. Kemudian level menengah yakni pendirian pertanian
permukaan air. Yang ketiga tempat berdirinya solar Cell. Menurut estimasi harga, setiap
modul dapat memproduksi sayuran sebesar 8152 ton sayuran per tahun dengan produksi
air bersih sebesar 1703 air ton / tahun.

Gambar 7. Skema Tingkatan Modul Smart Floating Farms


Untuk membuat rencana program reklamasi maka harus dibuat juga perkiraan biaya
pengeluaran atau membuat perhitungan anggaran yang akan dikeluarkan untuk program
reklamasi. Dalam kasus ini pertimbangan pendirian proyek reklamasi ini diterapkan hanya
untuk danau satu dan danau tiga. Untuk pendirian pembangkit listrik tenaga Surya setiap
areal 66 sqm menghasilkan 5 kWp. Kemudian harga setiap solar Cell untuk setiap 5 kWp
sudah include dengan pemasangan sebesar Rp. 78.000.000;00. Kemudian dalam literatur
termodinamika termal, Yunus dan Boles mengatakan bahwa efektivitas dari kinerja tenaga
Surya bila didirikan dipermukaan air semaksimal mungkin hanya mencapai 25%, dari total
luasan danau.

2.6 Pemanfaatan Lubang Bekas Tambang


Dengan adanya rencana inti dari program reklamasi danau bekas tambang menjadi
Smart Floating Farms, telah dilakukan survey awal untuk mengetahui bagaimana kondisi
danau dan lingkungan sekitarnya guna untuk mengumpulkan data yang relevan dengan
rencana reklamasi yang akan dibuat. Langkah awal untuk pemanfaatan danau bekas
tambang pada lokasi yang telah ditentukan yaitu mencari informasi tentang keadaan
geologi yang ada, keadaan lingkungan sekitar seperti keberadaan masyarakat yang ada
disekitar danau, keadaan jalan menuju danau, hidrologi pada daerah danau, serta
mengambil beberapa sampel air danau untuk mengetahui apakah air danau tersebut
berbahaya bagi lingkungan sekitar atau tidak.
Siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang terus menerus dari atmosfer ke tanah dan
kembali melalui kondensasi, presipitasi, dan evaporasi. Pergerakan dan sirkulasi air
disebabkan oleh adanya uap air (evaporasi), hujan, pergerakan air di dalam tanah (aliran),
dan limpasan (Aditya et al., 2019).
Dari pengambilan sampel air pada danau, diperoleh beberapa hasil data dari pengujian
laboratorium.
Tabel 1. Hasil Uji Laboratorium Sampel Air Danau
No Parameter Standar Baku Danau 1 Danau 2 Danau 3
Mutu
1 TDS (mg/h) 500-100 mg/h 120 60 90
2 EC 𝜇S/cm 200 𝜇S/cm 260 130 190
3 Ph 6.5-8.5 8.7 8.2 7.8
4 Suhu ° 𝐶 30 ° 𝐶 25.3 25.1 26.0
5 Salinitas (%) 3.4% 0 0 0
6 Turbidity (FTU) 5 FTU 7.6 6.5 18.3

2.7 Pemeliharaan
Tingkat keberhasilan dalam suatu reklamasi akan berkurang bila tidak adanya kegiatan
pemeliharaan yang baik. Pemeliharaan terhadap suatu objek dan lahan yang telah reklamasi
dengan program reklamasi yang telah ditentukan tentunya hal yang sangat penting agar
lahan yang telah direklamasi akan terus berkembang maju dan tetap terpelihara.
Pemeliharaan dilakukan terhadap keadaan lingkungan serta bangunan yang akan dibangun
dengan harapan nantinya dapat berjalan sesuai dengan rencana yang ada.
III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Rencana reklamasi dari danau lubang bekas tambang yang tidak digunakan ini adalah
Smart Floating Farms. Dimana hal tersebut dilihat dari keberadaan danau yang dekat
dengan pemukiman penduduk. Dengan memadukan antara pertanian, perikanan,
peternakan, dan juga pembangkit listrik tenaga surya dalam satu proyek, dimana
diharapkan nantinya dapat membuat lokasi danau lubang bekas tambang yang dibiarkan
begitu saja menjadi berguna untuk masyarakat banyak dan tentunya menghasilkan
keuntungan yang besar bagi yang menjalankan program reklamasi ini.
Sejatinya, dalam masa globalisasi dan era yang dikatakan ‘5.0 Era’ menuntut kita untuk
menciptakan inovasi baru dalam berbagai hal, dimana contohnya adalah proyek reklamasi
yang bernama Smart Floating Farms ini. Proyek yang dibuat ini juga bersangkutan dengan
terbukanya lowongan pekerjaan baru yang dapat membantu warga sekitar untuk
memajukan perekonomian keluarganya. Manusia adalah makhluk sosial yang akan
membutuhkan satu sama lain. Dengan itu, proyek yang dirancang didekat pemukiman
warga seperti ini pastinya akan merimbas baik pada masyarakat sekitar. Seperti tertulis
dalam Al-Qur’an dimana pada ayat tersebut memiliki makna bahwa sebaik-baiknya
manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain. Ayat yang dimaksud adalah
Surat Al-Isra ayat 7, yang berbunyi:
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu
berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman
bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan
muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu
memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang
mereka kuasai.” (QS.Al-Isra 17:7).
Daftar Pustaka

Aditya et al. 2019. Pemanfaatan Pit Lake sebagai Program Pasca tambang. Seminar Nasional
Sains dan teknologi Terapan. Insitut Teknologi Adhi Tama Surabaya.
Braga, W.S. 2017. Reklamasi dan Pascatambang Edisi Ketiga. UPN “Veteran” Yogyakarta.
Gumilar, A. 2022. Rencana Teknis Penataan Lahan Pada Bekas Penambangan Batu Andesit
Di Quarry 1 PT Holcim Beton Pasuruan Jawa Timur. Prodi Teknik Pertambangan UPN
“Veteran” Yogyakarta, 1-8
Pujawati, E. D., 2009. Jenis-jenis Fungi Tanah pada Areal Revegetasi Acacia mangium Willd
di Kecamatan Cempaka Banjarbaru.Jurnal Hutan Tropis Borneo Volume 10 (28), Edisi
Desember 2009.
Siang Tandi Gonggo, F.E. 2013. Karakterisasi Fisikokimia Mineral Lempung Sebagai Bahan
Dasar Industri Keramik di Desa Lembah Bomban, Kecamatan Bolano Lambunu,
Kabupaten Parigi Moutong. Jurnal Akademia Kimia, 105-113.
LAMPIRAN

1. Perhitungan Luas Reklamasi


a) Tinjauan perhitungan biaya danau satu :
• Luasan Reklamasi Danau Pertama :
o L = Luas danau satu × 25%
o L = 42.269 sqm × 25% = 10.567,25 sqm
• Jumlah Unit Solar Cell dibutuhkan :
o Jumlah Unit = Luas Reklamasi / Luas perunitnya
o Jumlah Unit = 10.567,25 sqm / 66 sqm = 160,01 ~ 160 unit
• Total daya dihasilkan dari solar Cell :
o P = Total Unit × 5 kWp = 160 × 5 = 800 kWp
• Harga Pengeluaran Solar Cell Danau 1 :
o Cost Solar Cell = Harga per unit × Total Unit = 160 × Rp 78.000.000,00
o Cost Solar Cell = Rp. 12.480.000.000,00
b) Tinjauan perhitungan biaya danau tiga menjadi :
• Luasan Reklamasi Danau Ketiga :
o L = Luas danau satu × 25%
o L = 20.267 sqm × 25% = 5.066,75 sqm
• Jumlah Unit Solar Cell dibutuhkan :
o Jumlah Unit = Luas Reklamasi / Luas perunitnya
o Jumlah Unit = 5.066,75 sqm / 66 sqm = 76,7683 ~ 77 unit
• Total daya dihasilkan dari solar Cell :
o P = Total Unit × 5 kWp =77 × 5 = 385kWp
• Harga Pengeluaran Solar Cell Danau 3 :
o Cost Solar Cell = Harga per unit × Total Unit = 77 × Rp 78.000.000,00
o Cost Solar Cell = Rp. 6.060.000.000,00
2. Perhitungan Total Biaya Pengeluaran
a) Pengeluaran Danau 1 :
• Biaya Solar Cell = Rp. 12.480.000.000;00
• Biaya Platform. = Rp. 12.945.000.000;00
• Biaya Pertanian = Rp. 216.795.000
• Total biaya. = Rp. 25.641.795.000;00
b) Pengeluaran Danau 3 :
• Biaya Solar Cell = Rp. 6.060.000.000;00
• Biaya Platform. = Rp. 6.041.000.000;00
• Biaya Pertanian = Rp. 101.171.000;00
• Total biaya. = Rp. 12.202.171.000;00

Total Pengeluaran = Rp. 37.843.966.000;00


3. Perhitungan Pemasukan Hasil Produksi Setahun
a) Daya danau 1 = 800 kWh
b) Daya danau 3 = 385 kWh
c) Daya total menjadi = 1185 kWh
Karena digunakan untuk pertanian 20%, dan untuk warga 30%. Maka listrik yang
dapat dijualnya hanya setengahnya, yakni :
a) Daya dijual ke PLN = 1185 × 50% = 592,5 kWh
b) Nilai jual = daya × tarif = 592.5 × 1100 = Rp. 651.200,00
c) Pemasukan tahunan = 8 jam × 365 × Rp. 651.200;00 = Rp. 1.901.504.000,00

Anda mungkin juga menyukai