Jurnal 1
Judul : Strategi Reklamasi Lahan Bekas Tambang
Penulis : Hirfan
Latar Belakang:
Tujuan :
Metodologi Penelitian:
Pembuatan bench kelompok blok dan dimensi dari pada endapan akan
turut
mempengaruhi. Bagian lereng bukit yang akan dipotong pada waktu
pembuatan bench tersebut jika mempunyai kadar yang cukup untuk di
tambang maka akan diambil dan dianggap sebagai bijih produksi, akan
tetapi jika kadarnya rendah maka bagian tersebut didorong kesamping.
Hasil :
Secara umum, garis besar tahapan reklamasi yaitu:
(c) menempatkan galian tanah pucuk pada areal yang aman dari erosi
dan penimbunan bahan galian lainnya,
(d) menanam legum yang cepat tumbuh pada tumpukan tanah pucuk
untuk mencegah erosi dan menjaga kesuburan tanah.
Jurnal 2 :
Judul :Kajian Reklamasi Lahan Pasca Tambang di Jambi,Bangka dan
Kalimantan Selatan
Penulis : Misbakhul Munir, RR Diah Nugraheni Setyowati
Latar Belakang:
Kegiatan pertambangan merupakan kegiatan usaha yang kompleks dan
sangat rumit, sarat risiko, merupakan kegiatan usaha jangka panjang, melibatkan
teknologi tinggi, padat modal,dan aturan regulasi yang dikeluarkan dari beberapa
sektor. Tahapan kegiatan perencanaan tambang meliputi penaksiran sumberdaya
dan cadangan, perancangan batas penambangan (final/ultimate pitlimit),
pentahapan tambang, penjadwalan produksi tambang, perancangan tempat
penimbunan (wastedump design), perhitungan kebutuhan alat dan tenaga kerja,
perhitungan biaya modal dan biaya operasi, evaluasi finansial, analisis dampak
lingkungan, tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility)
termasuk pengembangan masyarakat (community development) serta Penutupan
tambang. Perencanaan tambang, sejak awal sudah melakukan upaya yang
sistematis untuk mengantisipasi perlindungan lingkungan dan pengembangan
pegawai dan masyarakat sekitar tambang (Arif, 2007). Kegiatan pertambangan
pada umumnya memiliki tahap-tahap kegiatan sebagai berikut (Sabtanto, 2011)
(a) Eksplorasi, (b) Ekstraksi dan pembuangan limbah batuan, (c) Pengolahan bijih
dan operasional pabrik pengolahan, (d) Penampungan tailing, pengolahan dan
pembuangannya, (e) Pembangunan infrastuktur, jalan akses dansumber energi,
dan (f) Pembangunan kamp kerja dan kawasan pemukiman. Pengaruh
pertambangan pada aspek lingkungan terutama berasal dari tahapan ekstraksi dan
pembuangan limbah batuan, dan pengolahan bijih serta operasional pabrik
pengolahan. Selain itu, kegiatan pertambangan mempunyai daya ubah lingkungan
yang besar, sehingga memerlukan perencanaan total yang matang sejak tahap
awal sampai pasca tambang.
Pada saat membuka tambang, sudahharus difahami bagaimana menutup
tambang. Rehabilitasi/reklamasi tambang bersifat progresif, sesuai rencana tata
guna lahan pasca tambang. Program reklamasi lahan bekas tambang merupakan
program wajib yang harus dilakukan oleh setiap perusahaan baik swasta maupun
non swasta, dimana peraturan kewajiban reklamasi tambang sudah di atur oleh
UU No. 4 Tahun 2009 pasal 96 dan diikat oleh Perpu No. 78 Tahun 2010 pasal 2
ayat 1 tentang Reklamasi Pasca Tambang. Kewajiban melakukan reklamasi untuk
lahan bekas tambang telah berjalan di beberapa daerah di Indonesia, beberapa
diantaranya adalah di Provinsi Jambi, Kabupaten Bangka dan Kalimantan Selatan.
Daerah-daerah tersebut merupakan daerah yang telah melaksanakan program
reklamasi.
Metodologi Penelitian:
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif analisis, yaitu dengan cara memilah data yang paling penting dari
beberapa jurnal yang. Pengumpulan data melalui studi literatur yang diperoleh
dari beberapa jurnal maupun buku, sekaligus menyesuaikan data terbaru pada
kondisi lokasi yang sesungguhnya. Teknik pengambilan data menggunakan
metode analisis komparatif dengan membandingkan berbagai jurnal maupun
literatur lain.
Hasil Penelitian:
Hasil penelitian yang diperoleh adalah kriteria kesuburan tanah pada lahan
reklamasi tambang batubara muda di Kabupaten Muaro Jambi dan Batanghari
tergolong rendah hingga sangat rendah. Kandungan unsur hara makro yaitu N, P,
dan K semuanya bekisar sangat rendah di lapisan atas dan lapisan bawah kecuali
K tersedia. Reaksi tanah masam serta kapasitas tukar kationnya rendah hingga
sangatrendah. Umumnya topografi pada areal bekas penambangan yang telah
direklamasi berupa berbukit dengan lereng > 8% kecuali pada areal galian yang
ditutup rata-rata datar,berombak dan landai.
Jurnal 3
Hasil Penelitian:
Hasil pengamatan pertumbuhan ta-naman uji coba yang dilakukan dalam
reklamasi lahan tambang semen ter-degradasi di lokasi Gunung Putri de-ngan
pohon yang diberikan perlakuan mikroba dan kontrol (tanpa perlakuan) pada
umur satu tahun persentase (%) yang hidup berturut-turut adalah Gme-lina
arborea Roxb. (95 % dan 33 %), Hisbiscus macrophylla Roxb. (88 % dan 79 %),
Adenanthera pavonina L. (95 % dan 100 %), Khaya anthoteca C. (76 % dan 87 %
), Acacia mangium Willd (91 % dan 91 %), Dalbergia latifolia Roxb. (79 % dan
84 %), dan Acacia crassicarpa A. Cunn Et Benth (55 % dan 87 %). Hasil-hasil
persen-tase hidup tanaman tersebut dalam kondisi gangguan ternak, manusia, dan
kekeringan/genangan yang cukup be-rat di lokasi uji coba, mempengaruhi hasil
kesimpulan.
Jenis pohon yang diujicoba di lokasi Cibadak karena kondisi lahan yang
le-bih berat antara lain reaksi tanah ma-sam (pH 4,6-4,9) demikian pula reaksi air
masam (pH 3,2-5,5) dan tanah ber-pasir kwarsa. Dari waktu pengamatan yang
relatif pendek (dua bulan) terli-hat bahwa jenis pohon yang mampu beradaptasi
hidup lebih baik adalah je-nis Pinus merkusii Jungh et de Vriese dan Acacia
mangium Willd yang mempunyai pertumbuhan relatif lebih baik dari jenis
lainnya. Hal ini masih memerlukan penelitian dan pengamat-an lanjutan.